Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia


Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai telah ada sejak zaman
penjajahan Belanda, Inggris, Jepang, dan sampai pada masa kemerdekaan.
2.1.1 Sejarah Perkembangan Keperawatan Sebelum kemerdekaan
A. Masa Penjajahan Belanda
Keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial dan ekonomi,
yang terjadi pada masa penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada masa
ini perawat berasal dari penduduk pribumi yang dinamai Velpeger. Spesialis medis
yang dibawa ke Indonesia adalah ahli bedah yang dapat mengobati
penyakit.Dokterdokter Belanda di Hindia Belanda bekerja di kapal maupun di darat.
Pada tahun 1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta yang tujuannya
untuk memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda. Pemerintahan kolonial
Belanda pada masa ini membentuk Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan
Rakyat.
B. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)
Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat
memperhatikan kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan
adalah milik manusia, ia melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat
kesehatan penduduk pribumi antara lain, pencacaran umum, cara perawatan pasien
dengan gangguan jiwa, kesehatan para tahanan. Kemudian pemerintahan kolonial
kembali ke Belanda dan kesehatan penduduk lebih maju. Pada 1819 didirikan RS.
Stadverband di Glodok Jakarta dan pada 1919 dipindahkan ke Salemba yaitu RS.
Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pada 1816 – 1942 berdiri beberapa rumah sakit,
yaitu RS. PGI Cikini Jakarta, RS. ST Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus di
Bandung, RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-
sekolah perawat.
C. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)
Pada zaman penjajahan Jepang perkembangan keperawatan mengalami
kemunduran dan dunia keperawatan di Indonesia mengalami zaman kegelapan.
Tugas perawat dilakukan oleh orangorang tidak terdidik, pimpinan rumah sakit
dikuasai oleh Jepang, akhirnya terjadi kekurangan obat sehingga timbul wabah.
2.1.2 Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah kemerdekaan
A. Periode 1945 -1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di
tempat. Ini dapat dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih
menggunakan system pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan
Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah
B untuk perawat jiwa dan pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun
pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru rawat.
Kemudian ditahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat yang bertujuan
menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas dengan latar belakang sekolah
menengah pertama dan lama pendidikan 3 tahun yang dibuka di 3 wilayah yaitu
Jakarta, Bandung dan Surabaya. Pada tahun 1955 dibuka Sekolah Djuru Kesehatan
(SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu tahun dan sebagai
pengembangan SDK di lanjutkan sekolah pengamat kesehatan ditambah pendidikan
selama satu tahun.
Pada tahun 1962 dibuka Akademi Keperawatan dengan lulusan SMA yang
bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo (yang dulu dikenal dengan nama
Centraol Burgerlijke Ziekenkhuis, CBZ) dengan latar belakang pendidikan sekolah
menengah atas di tambah dengan pendidikan keperawatan 3 tahun. Sekarang
dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat. Walupun
sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan keperawatan
belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit. Kemudian
juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan tindakan dan
belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan.
B. Periode 1963-1983
Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April berdirilah organisasi profesi
keperawatan dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta.
Ini merupakan suatau langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun
baru mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan
keperawatan melalui kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya. Di
tahun 1983 juga PPNI melalui Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta
bertekad dan sepekat menyatakan bahwa keperawatan adalah suatu bidang
keprofesian dan pendidikan keperawatan berada pada pendidikan tinggi.
C. Periode 1984 Sampai Dengan Sekarang
Perkembangan profesionalisme keperawatan di lndonesia berjalan seiring
dengan perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan
perawatan profesional pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang
pendidikan Diploma lll Keperawatan. Program ini menghasilkan perawat generalis
sebagai perawat profesional pemula, dikembangkan dengan landasan keilmuan
yang cukup dan landasan profesional yang kokoh.
Perkembangan pendidikan keperawatan tidak cukup sampai di tingkat
diploma saja, keinginan dari profesi keperawatan untuk terus mengembangkan
pendidikan maka pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan
dengan nama Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesi di Jakarta. Sejak saat itu PSIKUI menghasilkan tenaga
keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkan UU No. 23
tentang kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.
Pada tahun 1996 PSIK di Universitas Padjajaran Bandung dibuka. Pada
tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada
tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disahkan dan digunakan. Selanjutnya
ditahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan digunakan mulai
pada tahun 2000 sampai sekarang.
Selanjutnya pada tahun 1999 juga, didirikan program pascasarjana
Fakultas llmu Keperawatan Ul. Keperawatan saat ini juga terbagi menjadi beberapa
fokus bidang yaitu, keperawatan jiwa, keperawatan medikal bedah, keperawatan
maternitas, keperawatan komunitas, dan keperawatan anak, setidaknya itulah yang
berkembang di keperawatan lndonesia.

2.2 Sejarah Perkembangan Keperawatan di Dunia


Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture)
sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal
dari Inggris. Perkembangan keperawatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur
dan kemajuan peradaban manusia.
Perkembangan keperawatan diawali pada :
A. Zaman Purbakala (Primitive Culture)
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin
pada seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat
harus memiliki naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian
bergeser ke zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya
kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini
dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang
disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon
besar dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa
itu mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa,
sehingga kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta
kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah
dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda
yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah
ilmu keperawatan.
B. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang
yang sakit dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan
adalah tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut
sebagai tabib yang mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang
hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
C. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada
saat itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan
untuk mengunjungi orang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan
perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal. Pada zaman pemerintahan Lord-
Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan
orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah
Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
D. Pertengahan abad VI Masehi
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur
Tengah, seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap
perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW
menyebarkan agama Islam.
Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti
Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-
prinsip dasar keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan
makanan dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab adalah
Rufaidah.
E. Permulaan abad XVI
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi
kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan
tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama
untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya
bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya
perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat.
Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban
perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-
orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang
bertugas rangkap sebagai perawat.

Pengaruh perang salib terhadap keperawatan :


a) Mulai dikenal konsep P3K
b) Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi
perawat dibidang sosial.
Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkembangan
keperawatan :

1. Hotel Dieu di Lion


Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat.
Selanjutnya pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui
pendidikan keperawatan di RS ini.
2. Hotel Dieu di Paris
Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis, orde
agama dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang bebas.
Pelopor perawat di RS ini adalah Genevieve Bouquet.
3. ST. Thomas Hospital (1123 M)
Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini
perawat mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence
ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di
Turki. Hal tersebut memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan
sekaligus meningkatkan status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama
“ The Lady of the Lamp”.
F. Perkembangan keperawatan di Inggris
Perkembangan keperawatan di benua Eropa, beberapa tokoh keperawatan
memiliki peran yang besar terhadap perubahan sejarah perkembangan keperawatan.
Salah satu tokoh yang berperan yaitu, Florence Nightingale. Berkat kerja keras,
perjuangan dan dedikasinya yang luar biasa dan keinginannya untuk memajukan
keperawatan, beliau dianugrahi sebuah gelar “Lady with the lamp” oleh para tentara
korban perang.
Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris
mengalami perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan
Florence membuka sekolah perawat modern. Selain itu, terjadi kemajuan yang sangat
pesat di bidang keperawatan di Inggris, contohnya yaitu pembentukan sekolah –
sekolah perawat (British Nurse Association) oleh Erenwick ( 1887), kemudian pada 1
juli 1899, Erenwick mendirikan sebuah lembaga yang disebut International Council
of Nurses (ICN). Setelah era ini, perkembangan keperawatan semakin pesat dan
muncullah tokoh – tokoh penting dalam keperawatan.

Kontribusi Florence bagi perkembangan keperawatan adalah :

a. Nutrisi merupakan bagian terpenting dari asuhan keperawatan.


b. Okupasi dan rekreasi merupakan terapi bagi orang sakit
c. Manajemen RS
d. Mengembangkan pendidikan keperawatan
e. Perawatan berdiri sendiri berbeda dengan profesi kedokteran
f. Pendidikan berlanjut bagi perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah, S. (2017). Keterampilan Dasar dalam Keperawatan (KDDK). Yogyakarta: Nuha


Medika

Kozier dkk. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik Volume
7. Jakarta: EGC.

Kurniarini,D.D., Darini,R., Dewi, I.M. (2015). Pelayanan dan Sarana Kesehatan di Jawa Abad
XX. journal.uny.ac.id.7.1-4.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika

Sumi jatun, S.M. ( 2010). Konsep dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: Tim

Suara, Mahyar, dll. 2010. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Yulianingsih. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Media

Anda mungkin juga menyukai