OI
OI
NRP : 120118032
KP : D
Jika mau melihat dalam kenyataan bahwa tujuan dari dibentuknya PBB tidak
tercerminkan,contoh nyata nya lembaga ekonomi dunia yang difasilitasi Negara-negara maju
dibawah PBB yakni IMF lebih banyak merugikan Negara-negara berkembang seperti
Indonesia,dan digunakan untuk memaksakan model pembangunan yang menguntukan
Negara maju,dengan menentukan persyaratan-persyaratan untuk menfasilitasi pembentukan
ekonomi pasar bebas di Negara manapun,sedangkan bagi Negara berkembang hal tersebut
membawa bencana karena dianggap produk barang dan jasa di Negara berkembang akan
kalah bersaing dengan produk Negara maju. Adapun prinsip yang menjadi landasan IMF dan
Bank Dunia dalam “membantu” pembangunan di Negara-negara berkembang dengan
menerapkan teori kompetisi yang melarang pemerintah dan pengusaha local menghalangi
perusahaan asing dimana hal ini jelas-jelas merugikan Negara berkembang. Dari sini dapat
terlihat,bahwa tujuan awal yang tertera dalam piagam PBB tidak terjalankan dengan
semestinya,melainkan berperan sebagai instrument Negara high power karena organ
permanen yang diduduki oleh Negara “kuat” atau Negara yang mendominasi dengan adanya
The Big Five yaitu Negara-negara yang mempunyai hak veto sehingga dengan seenaknya
membuat kebijakan yang dapat memenuhi kepentingan Negara „kuat‟ tersebut bukan atas
dasar kepentingan internasional. Disitu pula mencerminkan bahwa adanya keegoisan yang
merugikan dari kebijakan yang dibuat oleh Negara-negara tersebut atas dasar
kewenanangannya seperti dalam hal pengangkatan sekretaris jendral, penyelesaian sengketa,
dan perubahan piagam PBB.
Oleh karena itu menurut saya sangat diperlukan untuk dilakukan restrukturisasi
PBB,karena PBB tidak akan dapat mewujudkan tujuan untuk menciptakan perdamaian dunia
jika tidak ada perubahan maupun langkah tegas dalam menangani permasalahan yang
dilakukan oleh Negara yang mempunyai kedudukan dalam organ utama PBB dalam
membentuk suatu kebijakan yang hanya dianggap baik oleh mereka saja,namun tidak
demikian oleh Negara yang tidak memiliki posisi atau kedudukan apa-apa. Serta banyaknya
terjadi suatu perbuatan yang dilakukan oleh Negara yang menduduki posisi dalam PBB
melakukan pelanggaran atau perbuatan diluar ketentuan Piagam PBB yang membuat
terjadinya konflik-konflik dunia dan membuat pelanggaran HAM meningkat,namun tidak ada
sanksi tegas dalam menanganinya sehingga dinilai kurang efektif dan diperlukan suatu
revitalisasi serta rekonstruksi PBB terlebih dalam hal penegakan hukum secara tegas serta
lebih menerapkan keadilan kepada semua Negara anggota dan juga harus adanya pengawasan
yang tegas terhadap Negara-negara superpower yang memiliki kekuatan atau kewenangan
agar tidak merugikan Negara anggota yang dianggapnya lemah.