Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas

ADAPTASI SISTEM RENAL PADA


BAYI BARU LAHIR

Oleh :

Kelompok 4 – Kelas IIB


 Juang Wahyu Rinaldi Abas
 Rika Ismail

POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO


JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2020/2021

Page | 1
KATA PENGANTAR
            Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga
disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya,
seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah  Keperawatan Maternitas pada program
studi DIII-Keperawatan, dengan ini penulis mengangkat judul Adaptasi Sistem Renal pada Bayi
Baru Lahir. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 17 Februrasi 2021

Kelompok 4

Page | 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................................3

BAB I
PENDAHULUAN                                                                                                 
A.  Latar Belakang.............................................................................................................4
B.  Rumusan Masalah........................................................................................................4
C.  Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN                                                                                                    
A. Definisi Ginjal.............................................................................................................5
B. Fungsi Ginjal...............................................................................................................5
C. Adaptasi Ginjal pada BBL...........................................................................................5
D. Asuhan Keperawatan BBL pada Sistem Ginjal ..........................................................6

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................................12
B.    Saran..........................................................................................................................12

Daftar Pustaka....................................................................................................................13

Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai seorang perawat harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau
perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan
keperawatan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat
tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan
oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk
mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap
penyakit /infeksi.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam
rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi
yang paling cepat terjadi adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi darah, termoregulasi, dan
kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa.
Pada saat lahir, bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling dinamis dari seluruh
siklus kehidupan. Bayi mengalami suatu proses perubahan dikenal sebagai periode transisi yaitu
periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu harus beradaptasi dari keadaan yang
sangat bergantung menjadi mandiri secara fisiologis, selama beberapa minggu untuk sistem
organ tertentu.
Jadi adaptasi merupakan suatu penyesuaian bayi baru lahir dari dalam uterus keluar
uterus, prosesnya disebut periode transisi atau masa transisi. Secara keseluruhan, adaptasi
diluar uterus harus merupakan sebagai proses berkesinambungan yang terjadi selama
keseluruhan. Maka pada setiap kelahiran, perawat harus memikirkan tentang faktor-faktor
kehamilan atau persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-jam pertama kehidupan
diluar rahim seperti partus lama, trauma lahir, infeksi, keluar mekunium, penggunaan obat-
obatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi ginjal?
2. Apa fungsi ginjal?
3. Bagaimana adaptasi ginjal pada BBL?
4. Asuhan keperawatan BBL pada system ginjal ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi ASI dan ginjal
2. Mengetahui fungsi ginjal
3. Mengetahui adaptasi ginjal pada BBL
4. Mengetahui asuhan keperawatan BBL opada system ginjal
Page | 4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Ginjal
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal
bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekung menghadap ke medial.
Sepasang ginjal ini, terletak di belakang perut atau abdomen dan berada di bawah hati dan
limfa.

B. Fungsi Ginjal
Ginjal mempunyai fungsi bermacam-macam termasuk menyaring (filtrasi) sisa hasil
metabolisme dan toksin dari darah, serta mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit
tubuh, (reabsorbsi) yang kemudian dibuang melalui urine (sekresi).
Fungsi ginjal yang lain diantaranya membuat serta mengatur hormon eritropoetin (yang
berfungsi dalam pembentukan sel darah merah di sumsum tulang), enzim renin (pengatur
tekanan darah), dan kalsitriol (pengatur keseimbangan kadar kalsium ), serta mengatur kadar
mineral, air, dan zat kimia yang beredar di dalam darah.

C. Adaptasi Ginjal pada BBL


Resiko bayi baru lahir disebabkan oleh kondisi di dalam uterus janin berada dalam
lingkungan yang sangat kecil, gelap, hangat, penuh cairan tanpa gravitasi dan kedap suara.
Setelah lahir, lingkungan ini berubah secara dramatis menjadi lingkungan dengan ruang yang
terang, dingin, bergravitasi, berisik, dan ruang terbuka. Perbedaan kondisi ini membuat bayi
baru lahir berupaya menyesuaikan dengan lingkungan yang sangat berbeda.
Ginjal bayi baru lahir memperlihatkan penurunan aliran darah dan ginjal dan
penurunan laju filtrasi glomerolus. Hal ini dapat menimbulkan mudah retensi  cairan dan
intoksikasi air. Fungsi tubulus masih belum matang, yang dapat menyebabkan  kehilangan
natrium dalam jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak
mampu melakukan pemekatan (konsentrasi) urin, yang mencerminkan pada berat jenis urin
yang rendah.
Bayi baru lahir mengekresi sejumlah kecil urin pada 48 jam pertama kehidupan,
sering kali hanya sebanyak 30 – 60 ml. Protein atau darah tidak boleh terdapat di dalam urin
bayi baru lahir. Perawat harus senantiasa ingat bahwa masa abdomen yang ditemukan pada
pemeriksaan fisik sering kali sebenarnya ginjal dan bisa jadi sebuah tumor, pembesaran atau
penyimpangan pertumbuhan ginjal.

Page | 5
D. Asuhan Keperawatan BBL pada Sistem Ginjal
1. Pengkajian
a. BIODATA
- Identitas bayi
Nama : By. U.K
Umur : Neonatus 60 menit setelah lahir
Berat badan : 3,6 gram
Panjang badan : 50 cm
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 17 februari 2021 jam 03:40 wita

- Identitas ibu
Namaibu : Ny. J.l
Umur : 25 thun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kec.Tapa Desa Huntu Barat

- Identitas ayah
Nama ayah : Tn. S.K
Umur : 34 thun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kec.Tapa Desa Huntu Barat

b. Riwayat penyakit sekarang


Tanggal 17 februari 2021 jam 03:40 wita lahir bayi laki laki dengan tindakan bedah
sesar dengan berat badan 3,6 gram dan panjang badan 50 cm dengan APGAR sekor 9-
10

c. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Lingkaran kepala36 cm, tidak ad benjolan,persebaran rambut merata
2. Mata
Simetris kiri dan kanan ,sclera tidak icterus
3. Telinga
Simetris kiri dan kanan, ada lubang telinga dan ada kartilago
4. Hidung
Ada lubang hidung, terdapat mucus yang berlebihan
5. Mulut
Palatum utuh, lidah ada, reflex menghisap (+)
6. Leher
Tidak ada pembengkakan
7. Dada
Simetris kiri dan kanan, lingkar dada 34 cm, terlihat prosesus xipoideus
Page | 6
8. Abdomen
Tali pusat masih basah, tidak ada benjolan, tidak kembung
9. Genetalia
Jenis kelamin laki-laki
10. Anus
Ada lubang anus, pengeluaran mekonium (+)
11. Punggung
Refleks melengkung batang tubuh aktif
12. Kulit
Warna merah muda, halus
13. Ekstremitas atas
Simetris kiri dan kanan, jari-jari lengkap
14. Ekstremitas bawah
Simetris kiri dan kanan, jari-jari lengkap, pergerakan aktif
15. Tubuh
Tubuh menggigil

APGAR SKOR

TANDA 0 1 2 Setelah Setelah

1 menit 5 menit

Warna kulit Pucat Badan merah, Seluruh tubuh 2 2


/biru ekstremitas biru kemerahan

Frekuensi jantung Tidak < 100 >100 2 2


ada

Reaksi terhadap Tidak Ada gerakan Menangis 2 2


rangsangan ada

Tonus otot lumpuh Terdapat Gerakan aktif 2 2


Ekstremitas dalam
fleksi

Usaha bernafas Tidak Lambat/menangis Menangis kuat 1 2


ada

Jumlah 9 10

d. Pemeriksaan fisik pada bayi


- Pengukuran umum
Lingkaran kepala : 36 cm
Lingkaran dada : 34 cm
Lingkaran lengan : 11 cm
Berat badan : 3,6 gram
Panjang badan : 50 cm
Page | 7
- Tanda- tanda vital
Nadi : 160 x/ menit
Respirasi : 36 x/menit
Suhu badan : 36,2o C

e. Klasifikasi data

Data subjektif Data objektif

-Tidak ada keluhan - terdapat air ketuban pada saluran napas

- tubuh menggigil

- suhu badan 36,2o C

- bayi menangis

- tali pusat masih basah,panjang tali pusat 5


cm

- akral dingin

- pernafasan irreguler 36 x/menit

f. Analisa data

Data ( DS & DO) penyebab Masalah

DS: Bayi baru lahir Bersihan jalan


- tidak ada keluhan nafas tidak efektif
Dinding alveoli terbungkus oleh
DO: cairan
- terdapat sisa air ketuban
pada saluran pernafasan
Merangsang sekresi sulfaktan
- penafasan irreguler 36x/mnt

Adanya tekanan negative

Alveoli mengembang

Mukus dieksresikan ke jalan nafas

Tertumpuknya mucus pada saluran


pernafasan

Page | 8
DS : Terpajan dengan lingkungan Risiko Hipotermia
- Tidak ada keluhan ekstrauteri
DO :
Tubuh beradaptasi dengan lingkungan
- tubuh mengigil
- suhu badan 36,2o C
- bayigemetar
Proses pelepasan panas yang berlebihan

Suhu tubuh menurun

DS : Terpotong tali pusat Resiko infeksi


- Tidak ada keluhan
DO :
Luka
- tali pusat masih basah
- panjang tali pusat 5 cm

Jalan masuk ( port entrée


mikroorganisme)

Resiko infeksi

g. Diagnosis keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan tertumpuknya mucus pada
saluran nafas di tandai dengan :
DS : - tidak ad keluhan
DO :
- terdapat sisa air ketuban pada saluran pernafasan
- penafasan ireguler 36x/mnt

2. Resiko Hipotermia berhubungan dengan proses perlepasan panas yang berlebihan


yg di tandai dengan :
DS : - tidak ada keluhan
DO :
- tubuh menggigil
- suhu badan 36,2o C
- bayi gemetar

3. Resiko infeksi b/d terpotongnya tali pusat yang di tandai dengan :


DS : - tidak ada keluhan
DO :
Page | 9
- tali pusat masih basah
- panjang tali pusat 5 cm

PERENCANAAN KEPERAWATAN

DIGNOSA
KEPERAWATAN
N TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O

1. Bersihan jalan nafas Bersihan jalan 1.hisap mucus pada 1. untuk membantu
tidak efektif berhubungan nafas kembali saluran pernafasan mengeluarkan
dengan tertumpuknya efektif dengan mucus dengan cepat
mucus pada saluran nafas criteria hasil : 2. atur posisi tidur dan membersikan
di tandai dengan : bayi jalan nafas
- mukus pada
DS : saluran 3. observasi vital 2. posisi yang tepat
pernafasan sign dapat membantu
- tidak ad keluhan berkurang mengeluarkan
DO : mukus yang ada
pada saluran
- terdapat sisa air ketuban pernafasan
pada saluran pernafasan

- penafasanireguler
36x/mnt 3.untuk
mengetahuipernafas
anbayidanuntukmen
etukanintervensiberi
kutnya

2. Resiko Hipotermia Terjadi 1. bersikan bayi 1.bersihkan bayi dari


berhubungan dengan penurunan suhu dengan tidak terlalu kotoran yang ada di
proses perlepasan panas tubuh dengan tubuhnya
yang berlebihan yg di criteria hasil : 2. keringkan tubuh
tandai dengan bayi 2.mencegah
- pertahankan kehilangan panas
DS : suhu tubuh 36-37o 3. pantau suhu tubuh akibat perpindahan
-tidak ada keluhan C bayi lingkungan

DO : 3.stabilisasi suhu
mungkin tidak
- tubuhmengigil terjadi 8-12 jam
- suhu badan36,2o C setelah lahir

- bayi gemetar 4. mencegah


kehilangan panas
melalui konduksi

Page | 10
3 Resiko infeksi b/d Infeksi tidak 1. cuci tangan 1. mencuci tangana
terpotongnya tali pusat terjadi dengan sebelum merawat dalah factor yang
yang di tandai dengan : criteria hasil : tali pusat penting untuk
melindungi bayi
DS : -tidak ada tanda- 2. kaji keadaan tali baru lahir dari
- tidak ada keluhan tanda infeksi pusat dari tanda- infeksi
tanda infeksi
DO : - tali pusat keing, 2. mengetahui tanda-
tidak berbau, 3. rawat tali pusat tanda infeksi
- tali pusat masih basah tidak ada nanah dengan tehnik
- panjang tali pusat 5 cm dan tidak ada aseptic dan 3. mencegah
pendarahan antiseptic terjadinya infeksi

4. latih dan 4. meningkatkan


demonstrasikan pada pemahaman dengan
ibu dan keluarga cara merawat tali
cara merawat tali pusat dengan baik
pusat

Page | 11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada saat lahir, bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling dinamis dari seluruh
siklus kehidupan. Bayi mengalami suatu proses perubahan dikenal sebagai periode transisi yaitu
periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu harus beradaptasi dari keadaan yang
sangat bergantung menjadi mandiri secara fisiologis, selama beberapa minggu untuk sistem
organ tertentu.
Jadi adaptasi merupakan suatu penyesuaian bayi baru lahir dari dalam uterus keluar
uterus, prosesnya disebut periode transisi atau masa transisi. Secara keseluruhan, adaptasi diluar
uterus harus merupakan sebagai proses berkesinambungan yang terjadi selama keseluruhan.
Maka pada setiap kelahiran, perawat harus memikirkan tentang faktor-faktor kehamilan atau
persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-jam pertama kehidupan diluar rahim
seperti partus lama, trauma lahir, infeksi, keluar mekonium, penggunaan obat-obatan.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.Apabila
terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi, karena kami hanyalah manusia yang tak
luput dari salah dan khilaf.

Page | 12
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Keperawatan. Jakarta;
Salemba Medika

Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Keperawatan. Jakarta; Trans Info Media
Rukiyah,

Ai Yeyeh & Lia Yulianti. Asuhan neonatus, bayi dan anak balita. 2010. Jakarta; Trans Info Media

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta; Salemba Medika

Page | 13

Anda mungkin juga menyukai