Adoc - Pub - Pengolahan Hasil Hutan Kayu Dan Bambu
Adoc - Pub - Pengolahan Hasil Hutan Kayu Dan Bambu
KEGIATAN
TARGET & REALISASI OUTPUT 1:
DIVERSIFIKASI PRODUK KOMPOSIT
Kegiatan Target REALISASI SINTESIS
Pemanfaatan
1. Teknologi pembuatan 1. Teknologi pembuatan 1. Kayu sengon asal tanaman rakyat
papan lamina dari bilah (JAS) dapat digunakan untuk glulam jenis-jenis
produk lamina
broti dan balok girder struktural dengan mencampurnya kayu dari
produk kayu pertukangan dengan jenis kayu lainnya (jabon atau hutan tanaman
(2010) manii), dengan sengon lebih dari 1/3
tebal, menggunakan perekat TRF.
(a.l. sengon,
Limbahnya yang berdiameter kecil jabon, karet,
dapat dimanfaatkan untuk produk g m e l i n a ,
komposit seperti papan semen
2. T e k n o l o g i sebagai bahan bangunan.
ketapang,
penyempurnaan sifat 2. Kayu Jabon, karet, dan gmelina dapat m a h o n i ,
glulam, girder, dan broti digunakan untuk glulam dengan mangium,
untuk kayu pertukangan perekat isosianat, dengan kualitas
(2011) memenuhi standar untuk kayu
trembesi, dan
3. Pemanfaatan produk struktural. jati cepat
laminasi untuk kayu 3. Kayu mangium, jati cepat tumbuh, tumbuh) dapat
perrtukangan (2012) dan trembesi dapat digunakan untuk
glulam dengan perekat isosianat
di tingkatkan
dengan kualitas memenuhi standard m e l a l u i
4. Teknologi transformasi mutu glulam struktural. teknologi
log menjadi balok untuk 4. Glulam yang dibuat dari jenis
kayu pertukangan (2013) campuran kayu mahoni-jabon dengan pembuat-an
perekat isosianat kualitasnya produk kayu
5. Pemanfaatan teknologi memenuhi persyaratan peraturan lamina dengan
trans-formasi log menjadi konstruksi kayu Indonesia.
balok struktural (2014). 5. Glulam berperekat isosianat yang
perekat sintetis
dibuat dengan campuran jenis kayu atau-pun alami
dengan posisi mahoni pada lapisan berupa produk
TARGET & REALISASI OUTPUT 1:
DIVERSIFIKASI PRODUK KOMPOSIT
Kegiatan Target 2014 REALISASI SINTESIS
2. Teknologi pembuatan 1. Uji coba pembuatan kertas 1. Kertas bungkus dapat dibuat dari
bungkus skala usaha kecil bahan serat dengan komposisi
papan serat dari berbagai bahan serat campuran pulp kayu terentang (20%) +
(PUSTEKOLAH) Bahan serat
(2010) pulp kayu jabon (20%) + pulp kayu
sengon (40%) + dan tanpa sludge alternatif baik
(atau dengan sludge 0%), dan pulp berupa kayu
serat daun nenas (20%) memenuhi ataupun non-
persyaratan kertas bungkus komersial kayu (pelepah
Dalam hal memanfaatkan sludge, nipah, sabut
maka porsi sebesar 20% pada
kelapa, serat
2. Pembuatan papan serat komposisi campuran: pulp terentang
d a r i n i p a h d a n (20%) + pulp jabon (20%) + pulp daun nenas,
campurannya dengan sengon (20%) + pulp serat daun nenas sludge industri
sabut kelapa (2011) (20%). pulp/kertas,
2. Kualitas papan serat (MDF) dari rumput gelagah,
3. P e n y e m p u r n a a n s i f a t pelepah nipah dan campurannya serat bambu,
papan serat dari nipah dan dengan sabut kelapa pada proporsi
dan tandan
campurannya dengan tertentu menggunakan perekat UF,
sabut kelapa (2012) memenuhi per-syaratan standar tipe kosong kelapa
interior sawit) ber-
3. Teknologi penyempurnaan sifat papan i n d i k a s i
4. Pembuatan papan serat serat (MDF) dari pelepah nipah (75%) prospektif
dari rumput gelagah dan dan campurannya dengan sabut kelapa dimanfaatkan
campurannya dengan (25%) pada proporsi tertentu untuk pulp dan
tandan kosong kelapa menggunakan perekat TF dan PF,
sawit dan sisal (2013). mutunya memenuhi persyaratan p r o d u k
5. P e n y e m p u r n a a n s i f a t standar tipe eksterior (JIS dan ISO). turunannya
papan serat dari rumput 4. Papan serat (Hardboardyang dibuat (kertas bungkus,
TARGET & REALISASI OUTPUT 1:
DIVERSIFIKASI PRODUK KOMPOSIT
Kegiatan Target HASIL s/d 2014 SINTESIS
2. Teknologi 1. Teknik pembuatan 1. Teknologi papan serat kerapatan
pembuatan papan papan serat dari 2 sedang dari jenis kayu campuran
serat jenis kayu alternatif jabon dan geronggang, dengan Produk papan serat
(BPTSTH-Kuok) (2012). menggunakan perekat tanin (TF) 3%. (MDF/Hardboard)
kualitasnya masuk dalam standar JIS dapat dibuat dari
A 5905-2003 type 5. b a h a n b a k u
2. Teknik pembuatan alternatif (Jabon,
papan serat dari 2 2. Produk serupa yang dibuat dari kayu gerong-gang,
jenis kayu alternatif terentang dan binuang dengan terentang, mahang,
(2013). activator asam sitrat (20%). Proses s e s e n d o k ,
pembuatan pulp dengan cara s e k u b u n g ) ,
mekanis, papan serat dengan proses menggunakan
kering suhu kempa 180oC dan waktu perekat tanin atau
10 menit. Mutunya masuk dalam aktivator asam
standar SNI 01 4449-2006 tipe 5. sitrat, atau asam
3. Teknik pembuatan
malat, dengan
papan serat dari 3
kualitas produk
jenis kayu alternatif 3. Papan serat kerapatan sedang dari
tergolong tipe 5
(2013). kayu Mahang, sesendok dan skubung
menurut standar
dengan perekat asam malat. Proses
SNI 01 4449-2006
pulping cara termomekanis, papan
tipe 5.
serat dibuat dengan proses kering
dengan suhu kempa 180oC dan waktu
10 menit. Perlakuan activator asam
TARGET & REALISASI OUTPUT 1:
DIVERSIFIKASI PRODUK KOMPOSIT
Kegiatan Target HASIL s/d 2014 SINTESIS
3. Teknologi 1. Pembuatan papan serat 1. Lembaran pulp jabon dan
pemanfaaatan bahan komposit hybrid geronggang bisa dmanfaatkan
hybrid bermatrik bermatrik poli-propilena Jenis-jenis kayu
sebagai bahan matriks WPC
poli-propilena (2012). alternatif (jabon,
(Wood plastic composite)
(BPTSTH-Kuok). geronggang), dapat
dimanfaatkan
4. Teknologi 1. Pembuatan portray sebagai papan
1. Portray bibit tanaman dapat s e r a t d e n g a n
pembuatan portray berbahan dasar serat
diproduksi dari limbah k o m b i n a s i
serta kayu kayu jenis alternatif dan
p e m b a l a k a n H T I ( J a b o n , polipropilena sebagi
(BPTSTH-Kuok) limbah pembalakan HTI
Eucalyptus, dan Acacia) m a t r i k s n y a ,
(2012)
tergolong berkerapatan rendah sementara limbah
dengan kemampuan absorbsi air p e m b a l a k a n H T I
2. Pembuatan portray dari
relatif besar. (eucaliptus,dan
jenis alternative dan
serat non wood (2014). acacia) bisa
digunakan sbg
2. Portray bibit tanaman dapat bahan baku portray
diproduksi dari jenins kayu bibit tanaman.
mahang dan serat daun nanas.
tergolong berkerapatan rendah
dengan kemampuan absorbsi air
relatif besar.
TARGET & REALISASI OUTPUT 2:
PENYEMPURNAAN KUALITAS KAYU
Kegiatan Target HASIL s/d 2014 SINTESIS
1. Teknologi stabilisasi 1. Stabilisasi dimensi kayu tisuk umur 16
1.Teknologi
dimensi kayu secara tahun dapat diperoleh dengan teknologi
stabilisasi dimensi fisik melalui perlakuan pengeringan konvensional (T: 50 – 80oC,
kayu pengeringan (2011) RH: 80 – 22%).
2. Teknologi stabilisasi 2. Stabilisasi dimensi kayu umur muda (tisuk
dimensi kayu melalui umur 8 dan 12 tahun; jabon, jati cepat
p e r l a k u a n tumbuh umur 5 tahun) dapat dicapai melalui T e k n o l o g i
pengeringan (2012) proses pemadatan (P: 25 kg/cm2) dengan pengeringan,
kempa panas (T: 180oC) selama 40 menit. pemadatan atau
Kualitasnya memenuhi persyaratan kayu impregnasi bahan
untuk mebel dan furnitur menurut standar
3. Teknologi stabilisasi SNI 1989.
kimia sintetis
dimensi kayu dengan ataupun alami
3. Teknologi stabilisasi dimensi kayu Jati cepat
impregnasi bahan dapat diaplikasikan
tumbuh menggunakan impregnan dari
kimia dengan bantuan campuran ekstrak serbuk jati dengan resin guna men-stabilkan
panas dan tekanan sirlak atau damar mampu meningkatkan dimensi dan
(2013) kelas awet IV ke kelas awet II, formula ini meningkatkan kelas
juga cocok untuk bahan finishing kayu kuat serta kelas
4. U j i c o b a d a n tanpa harus didempul.
penyempurnaan awet kayu muda
teknologi stabilisasi 4. Teknologi impregnasi jati cepat tumbuh dan (tisuk, jabon, jati
dimensi kayu yang jabon umur 5 tahun menggunakan cepat tumbuh).
terpilih sesuai dengan campuran ekstrak serbuk jati (dalam NaOH
sifat-sifat kayu (2014) 0,5%) dengan resorsinol teknis 0,5% (dari
kadar padatan) dan formalin (0,5%) mampu
menstabilkan dimensi dan membuat
permukaan kayu menjadi keras, juga dapat
menaikkan ketahanan kayu jati terhadap
TARGET & REALISASI OUTPUT 2:
PENYEMPURNAAN KUALITAS KAYU
Kegiatan Target HASIL s/d 2014 SINTESIS
2 . Te k n o l o g i 1. Teknologi stabilisasi 1. Teknologi stabilisasi warna kayu pinus
stabilisasi warna warna kayu pinus dan pulai dilakukan dengan
kayu dan pulai (2011) pemberian bahan kimia mampu
Te k n o l o g i
meningkatkan kecerahan warna kayu stabilisasi
baik di bagian dalam (core) maupun warna kayu
permukaan luar, jika dibandingkan dengan cara
dengan perlakuan fisik pemanasan
2. Teknologi stabilisasi 60oC dan 120oC maupun shed. kimia dan
warna kayu jamuju kombinasi
d a n k i s a m p a n g 2. Warna alami pada kayu jamuju dan d e n g a n
(2012) kisampang mengalami perubahan
sebelum dan sesudah perlakuan
pengeringan
akibat pengaruh suhu, kelembaban, m a m p u
3. Teknologi stabilisasi dan panas. mempertahank
warna kayu damar an warna alami
dan kemiri (2013) 3. Teknik pencegahan perubahan warna
yang diakibatkan blue stain dengan kayu selama
larutan staneous chloride (ST) dan b e b e r a p a
metilen-bis tiosianat (MBT) dan bulan.
pengeringan dilakukan di tempat
terbuka, mampu mempertahankan
warna kayu selama beberapa bulan.
Sementara teknik penanggulangan
perubahan warna pada kayu yang
TARGET & REALISASI OUTPUT 3:
TEKNIK DIVERSIVIKASI PRODUK OLAHAN BAMBU
Kegiatan Target HASIL s/d 2014 SINTESIS
1. Teknologi 1. P e n y e m p u r n a a n 1. Sifat perekatan bambu andong dan bambu mayan Bambu komposit yang
pembuatan teknik pembuatan (diawetkan/tidak) terhadap perekat UF, tanin diproduksi berupa
bambu lamina untuk maupun isosianat tergolong baik dan cocok untuk papan bambu lamina
produk bambu
bahan mebel (2011) produk lamina. dan balok bambu
komposit. 2. Kualitas bambu komposit dari bambu andong dan lamina dengan
2. P e n y e m p u r n a a n
teknik pembuatan mayan dengan berbagai komposisi lapisan dan lapisannya dari bambu
bambu lamina untuk kombinasi jenis kayu (jabon, sengon, damar, m a u p u n
bahan konstruksi manii) setara dengan kayu kelas kuat III. dikombinasikan
ringan (2012) Penambahan lapisan bambu pada balok kayu dengan kayu, sangat
meningkatkan kelas kuat produk tersebut dari cocok digunakan
kelas kuat IV menjadi kelas kuat III dan permukaan sebagai substitusi
bambu kompositnyz memiliki corak penampilan kayu untuk bahan
serat unik dengan adanya buku pada bilah mebel dan konstruksi
penyusun bambu komposit tersebut sehingga
ringan. Produk yang
3. Pembuatan produk penampilan indah/fancy, penggunaan kayu
perlu dikembangkan
bambu komposit sebagai lapisan tengah bambu komposit dapat
adalah papan dengan
dengan sistem menekan biaya pembuatan bambu komposit.
lapisan silang pada
laminasi silang 3. Bambu komposit yang lapisannya disusun sejajar
lapisan inti atau
(2013) serat, yang lapisannya dari bambu maupun
lapisan ketiga dan
kombinasi dengan kayu, setara dengan kayu kelas
papan dengan lapisan
kuat II, sedangkan bambu komposit dengan
silang pada lapisan
lapisan tengah/dalam tegak lurus serat setara
kedua dan keempat..
dengan kayu kelas kuat III dan kelas kuat IV,
Te k n o l o g i y a n g
secara keseluruhan bambu komposit ini setara
4. P e n y e m p u r n a a n direkomendasikan
dengan kayu kelas kuat II kecuali bambu komposit
teknik pembuatan dalam pem-buatan
yang dibuat dari bambu mayan dengan lapisan
produk bambu balok bambu lamina
tengah tegak lurus serat setara dengan kayu kelas
komposit dengan yang lapisannya
kuat III.
sistem laminasi bambu adalah proses
4. Balok bambu komposit yang lapisan penyusunnya
perekatan bilah bambu
TARGET & REALISASI OUTPUT 3:
TEKNIK DIVERSIVIKASI PRODUK OLAHAN BAMBU