Anda di halaman 1dari 28

KUMPULAN ARTIKEL

1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ


2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH
TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN,
SERTA CONTOH KASUS).
3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM
KITAB-
KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll)
4. AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI
5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA: GENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN

Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah
Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Preti Sinta


NIM : D1A021059
Prodi/Kelas : Ilmu Hukum/A1

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2021
DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ

1 . Pengertian Istidraj...........................................................................................................1

2. Dalil-dalil tentang Istidraj................................................................................................1

a. peringatan untuk orang kafir

b. Siksaan setelah kesenangan

c. Harta dan Kesenangan Tidak Selalu Berarti Kebaikan

B.DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG


DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP
HAMBANYA.........................................................................................................................3

1. Dalil, Terjemahan dan Penjelasannya.............................................................................4

2. Contoh Kasus.....................................................................................................................6

C.BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DALAM


KITAB KITAB SUCI AGAMA LAIN....................................................................................8

a. Kitab Agama Kristenl.......................................................................................................8

b. Kitab Taurat .....................................................................................................................8

c. Kitab Agama Hindu ........................................................................................................9

d. Kitab Agama Yahudi .....................................................................................................11

D. AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI............................12

1. Kemajuan Sains Dan Teknologi Di Dunia Islam .................................................15

2. Sains Dan Teknologi Dalam Perspektif al-Qur’an ..............................................16

3. Implikasi Pandangan al-Qur’an tentang sain dalam proses pembelajaran


17

E. GENERASI SALAF (SALAFUS SHALIH)................................................................19

A. Pengertian Salafusahalih.........................................................................................19

B. Dalil-Dalil Dan Hadis Tentang Salafus shalih.......................................................20


C. Pengertian Tabi’ut Tabi’in......................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................24

A.PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ

1.Pengertian konsep serta dalil-dalil tentang istdraj

Dalam islam, hal ini disebut juga dengan Istidraj. Istilah ini mengarah pada jebakan bagi
kita sebagai manusia berupa kenikmatan, yang dengan kenikmatan itu kita menjadi lalai
dan binasa.

Istidraj sendiri secara bahasa bermakna naik dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya.
Sedangkan secara pengertian, istidraj ini dapat bermakna sebagai ‘hukuman’ dari Allah
kepada hambanya yang diberikan sedikit demi sedikit, tidak secara langsung. Allah
tidak menyegerakan hukumannya. Sebagaimana firman Allah:

ُ ‫َسنَ ْستَ ْد ِر ُجهُ ْم ِم ْن َحي‬


َ‫ْث الَ يَ ْعلَ ُمون‬

Artinya: “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsurangsur (ke arah
kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (Qs Al-Qalam: 44)

2.Dalil-Dalil Dan Hadits Mengenai Istidraj

Untuk semakin memahami makna istidraj, coba kita simak hadist Rasul yang
diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir 

 Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra, Rasulullah saw bersabda: “Bila kamu melihat Allah
memberi pada hamba (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada
dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj
(jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” Kemudian Rasulullah saw
membaca ayat yang berbunyi, “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah
diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk
mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada
mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka
terdiam berputus asa (Qs Al-An’am: 44).” (HR. Ahmad)

Dari pengertian dan dalil di atas kita dapat menyimpulkan bahwasannya Istidraj itu
adalah jebakan berupa pemberian nikmat karena kita bermaksiat, dimana nikmat
tersebut dapat makin melalaikan kita, sehingga kita yang seharusnya dengan apa yang
kita dapatkan itu bersyukur dan semakin dekat dengan Allah, maka bisa makin
terjerumus ke dalam kemaksiatan bila tidak segera sadar dan bertaubat.
1

Kelima, Fa idza hum mublisun (ketika itu mereka terdiam putus asa).
Maksudnya, mereka akan putus harapan dari semua kebaikan. Hamba tersebut
telah terperdaya dengan kesenangan duniawi dimana Hasan al-Basri mengatakan,
siapa yang diberi keluasan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari hal itu merupakan
ujian baginya, maka dia terperdaya. Sama halnya seorang yang disempitkan oleh
Allah, lalu ia tidak menyadari dirinya sedang diperhatikan oleh Allah, maka dia
juga terperdaya.

Ketika Allah membiarkan seorang hamba sengaja meninggalkan shalat, meninggalkan


puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat seperti saat membuka aurat, berat
untuk bersedekah, merasa bangga dengan apa yang dimiliki dan mengabaikan semua
atau mungkin sebagian perintah Allah, benci terhadap aturan Allah, merasa umurnya
panjang dan menunda-nunda taubat, enggan menuntut dan menambah pengetahuan
(khususnya agama) serta lupa akan kematian, tapi Allah tetap memberikan hamba
tersebut rezeki melimpah, kesenangan terus menerus, dikagumi dan dipuja puji banyak
orang, tidak pernah diberikan sakit, tidak pernah diberikan musibah, prestasi
akademiknya tambah sukses, hidupnya aman-aman saja, maka hamba tersebut harus
berhati-hati karena semuanya itu adalah istidraj. Keadaan tersebut adalah bentuk
kesengajaan dan pembiaran oleh Allah pada hamba yang sengaja berpaling dari
perintah-Nya dan Allah menunda segala bentuk azab-Nya. Allah membiarkan hamba
tersebut semakin lalai dan diperbudak dunia. Semoga kita dihindarkan dari jenis
hamba seperti ini dan digolongkan oleh Allah sebagai hamba yang bisa menggunakan
kenikmatan duniawi dalam ketaatan.

1. Peringatan untuk Orang Kafir

ٌ َ‫يزدَاد ُْٓوا اِ ْث ًما ۚ َولَهُ ْم َعَذا‬


ُّ ‫ب‬ ُِ ‫ي لَ ُه ْم َخ ْي ٌر اِل ّ ْنَف‬
ََْ ِ‫س ِه ْم ۗ ا َّ ِنِ َما ن ُْملِ ْي لَ ُه ْم ل‬ ْ ‫سب َّ نَ َّ ال ِذيْنَ َكفَ ُر ْٓوا ا َّ نَ َما ن ُْم ِل‬ َْ َ‫َوال‬
َ ‫يح‬
ٌ‫م ِهيْن‬

“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa


pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka.
Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya
bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.”
(QS.Ali ‘Imran: 178)

2. Siksaan Setelah Kesenangan

‫اخ ْذ ٰن ُه ْم بَ ْغتةًَ ِفَاِذاَ ُه ْم‬


َ ‫ى اِذاَ ف َر ُِح ْوا بِ َم آا اوتُْ ُْٓوا‬ َ ‫ب ٖه فت ََْحنا َ َ َعلَ ْي ِه ْم ابَْ َو‬
ّٰ ‫اب ُ ُك ِّل َش َْي ۗ ٍء َح‬
ٓ ‫ت‬ ُ َ‫ف َل َّ ما ن‬
ِ ‫س ْوا َما ذ ُِّك ُر ْوا‬
َ‫س ْون‬
ُ ِ‫ُّ م ْبل‬
2

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan


kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk
mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan
kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika
itu mereka terdiam berputus asa.” (QS.Al An’am: 44).

3. Harta dan Kesenangan Tidak Selalu Berarti Kebaikan

َ‫ۙايحسبون ا َّ نما نمدهم ب ه من َّ م ال َّ وبنَيِْن‬

َ‫ش ع ُُر ْون‬ ِ ۗ ‫فى ا ْل َخ ْي ٰر‬


ْ ‫ت بلَْ َّ ال ْ َي‬ ِ ‫ار ُع ل َُه ْم‬
ِ ‫س‬َُ ‫ن‬

“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan
kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikankebaikan
kepada mereka tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun: 55-56)

B.DALILI-DALIL HADITS QUDIS TENTANG HUKUM YANG


DISEGERAHKSAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH
TERHADAP HAMBANYAH

Cinta Allah itu adalah cinta yang tidak terbatas. Hakikat dan besarnya tidak bisa
dipersamakan dengan kasih sayang siapa pun. Allah SWT berfirman, ''Rahmat (kasih
sayang)-Ku meliputi segala sesuatu.'' (QS Al-A'raf [7]: 156).

Untuk memberikan gambaran kepada umat tentang kasih sayang Allah, Rasulullah
mengibaratkan kalau kasih sayang Allah itu berjumlah seratus, maka yang sembilan
puluh sembilan disimpan dan satu bagian lagi dibagi-bagi. Yang satu bagian bisa
mencukupi seluruh kebutuhan makhluk. Hal ini menunjukkan betapa luasnya cinta
Allah. Ada beberapa bukti nyata-dari banyak bukti-tentang besarnya cinta Allah kepada
manusia.

Bukti cinta yang pertama adalah diturunkannya Alquran. Allah SWT, Al Khaliq tidak
membiarkan kita kebingungan dalam menjalani hidup. Dia menurunkan Alquran
sebagai penuntun hidup, agar kita dapat meraih bahagia di dunia dan akhirat. Firman-
3

Nya, ''Kitab ini tidak ada keraguan padanya; (merupakan) petunjuk bagi mereka yang
bertakwa.'' (QS Al Baqarah [2] : 2).

Dalam ayat lain difirmankan pula, ''Sebenarnya Alquran itu adalah kebenaran (yang
datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum
datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; agar mereka
mendapat petunjuk.'' (QS As-Sajdah [32]: 3).

Prof Dr Quraish Shihab mencatat ada tiga petunjuk penting yang diberikan Alquran.
Pertama, petunjuk akidah yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan
kepercayaan akan kepastian hari pembalasan. Kedua, petunjuk mengenai akhlak yang
murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan moral, baik yang
menyangkut kehidupan pribadi maupun sosial. Ketiga, petunjuk mengenai syariat dan
hukum, yaitu dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum dalam hubungannya
dengan Allah dan sesama manusia.

Mengutus para rasul

Secara fitrah, setiap manusia membutuhkan teladan yang bisa dijadikan rujukan. Untuk
memenuhi kebutuhan itulah, Allah mengutus para Rasul. Dalam QS Al An'am [6] ayat
48, Allah SWT berfirman, ''Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan
untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman
dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.''

Inilah bukti kecintaan Allah yang kedua. Dia tidak membiarkan manusia berjalan
"sendirian". Dia mengaruniakan "teman terbaik" yang akan menemani manusia menuju
jalan kebahagiaan, mengenalkan manusia kepada Tuhannya, sekaligus menjadi model
manusia yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Firman-Nya, "Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
4

mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah" (QS Al Ahzab [33]: 21).

Kita yang hidup tidak sezaman dengan Rasulullah SAW, dapat membuka warisannya
berupa hadis dan sunah. Di dalamnya terdapat penjelasan yang rinci tentang semua
ajaran Allah. Ajaran yang berisi tentang petunjuk menjalin hubungan dengan Allah
(hablum minallah) dan dengan manusia (hablum minannas). Di dalamnya kita juga
mendapati gambaran karakter mulia Rasulullah SAW sebagai teladan paling baik.

Diciptakannya alam semesta

Allah SWT tidaklah menciptakan alam semesta tanpa maksud. Dia menjadikan semua
yang ada di bumi dan di langit untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Difirmankan, "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu,
kemudian Dia menuju langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS Al Baqarah [2]: 29).

Seluruh potensi yang ada di dalam dan permukaan bumi dihamparkan untuk diambil
manfaatnya oleh manusia. Tidak ada satu pun makhluk di alam ini yang tidak
bermanfaat. Nyamuk misalnya. Walaupun menganggu, nyamuk dapat membangkitkan
kreativitas manusia, obat nyamuk contohnya. Dengan adanya nyamuk, banyak orang
yang tercukupi ekonominya.

Allah telah menciptakan alam dengan sangat sempurna, sehingga manusia dapat hidup
di dalamnya dengan nyaman. Semuanya telah ditata dengan akurat. Perjalanan siang
dan malam, rantai makanan antara makhluk hidup sampai pada lingkungan tempat ia
hidup, semuanya telah diatur dengan hukum-Nya.

Luasnya ampunan Allah

Bukti keempat adalah luasnya ampunan Allah SWT. Sebanyak apa pun dosa manusia,
Allah pasti akan mengampuni, asalkan ia betul-betul bertobat. Allah SWT telah berjanji
5

dalam Alquran, ''Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat
kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi
kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah
ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan
(balasan) keutamaannya.'' (QS Hud [11]: 3)

Tangan Allah terbuka setiap saat bagi orang yang mau bertobat. Rasulullah SAW
bersabda, "Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang berbuat
keburukan di siang hari bertobat, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar
orang yang berbuat keburukan di malam hari bertobat. (Ini akan terus berlaku) hingga
matahari terbit dari arah Barat" (HR Muslim).

Dia akan mengampuni semua dosa, sekalipun dosanya sepenuh isi bumi, "Wahai
manusia, sekiranya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa seisi bumi
kemudian kamu bertemu Aku dengan dalam kedaan tidak menyekutukan Aku dengan
sesuatu apa pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan membawa ampunan seisi bumi
pula," demikian bunyi sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.

Memberikan rezeki
Allah adalah Al Razzaq, Dzat Maha Pemberi Rezeki. Setiap makhluk diberi-Nya rezeki
agar mereka dapat hidup dan beribadah kepada Allah SWT. Tidak ada satu pun
makhluk yang tidak diberi rezeki, termasuk manusia. Firman-Nya,
Katakanlah, 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-
Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-
Nya)'. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan
Dia-lah sebaik-baik pemberi rezeki.'' (QS Saba [34]: 39).

Demikian pula makhluk yang lain. ''Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam
binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauhul Mahfudz).'' (QS Hud [11]: 6)
6

Inilah tanda bukti cinta Allah yang kelima. Setiap kita telah diberi bagian rezeki. Yang
perlu dilakukan adalah ikhtiar menjemput rezeki itu. Allah memberi kasih sayang-Nya
yang tak terbatas agar kita bersyukur. Dan syukur yang paling utama adalah mengabdi
dengan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Wallahu a'lam.

b. Contoh Kasus

Bersandar kepada Hadits shahih riwayat At-Tirmizi, Rasulullah SAW


bersabda, “Dua kejahatan yang disegerakan balasannya di dunia adalah zina dan
durhaka kepada dua ibu bapak”.

Pertama, Zina, bisa zina mata, zina hati apalagi sampai melakukan
hubungan suami istri, maka azab Allah biasanya kontan. Akan dicabut barokah
hidup kita. Bahkan dalam kesempatan yang lain dikisahkan, Allah akan
memberikan balasan orang zina dengan enam perkara, tiga di dunia dan tiga lagi
di akhirat. Yang di dunia adalah hilang keceriaan wajah, pendek umur dan
senantiasa dalam keadaan susah. Sedangkan tiga ditangguhkan di akherat adalah
kemurkaan Allah, balasan yang buruk dan azab di neraka. Islam tidak mengenal
konsep abu-abu dalam beriman. Artinya, ketika seseorang sedang berzina, di
manapun dan dengan siapapun, maka saat itu ia sedang tidak beriman. Laksana
kepala tanpa penutup. Islam dia, namun pada saat kejadian itu, imannya sedang
runtuh. Itulah sebabnya kadang antara Islam dan iman seseorang tidak sejalan.

Zina hanya akan menghasilkan penyesalan yang panjang. Kenikmatan


yang diperoleh sesaat, tidak sebanding dengan derita yang dialami. Baik dirinya
maupun pasangan korban. Maraknya kasus pelecehan seksual di kalangan anak-
anak yang dilakukan oleh orang-orang terdekat (keluarga, teman) menjadi
pertanda bagaimana pelampiasan nafsu syahwat yang bertabrakan dengan
koridor agama apapun. Ditambah dengan lemahnya pengawasan orang tua dan
lingkungan membuat praktekpraktek semacam itu marak.

Untuk mengatasi masalah tersebut, tidak ada jalan lain kecuali


membentengi diri dan keluarga dengan agama. Dalam Al-quran bahkan sangat
jelas, larangan jangan dekati zina. Mendekati saja dilarang apalagi
melakukannya. Maka, usaha usaha ekonomi yang dibumbui dengan unsur zina,
yakinlah lambat laun akan gulung tikar. Mungkin awalnya terlihat jaya, banyak
pelanggan dan sebagainya. Namun karena jauh dari ridha Allah, usaha ekonomi
itupun akan jatuh. Apapun bentuk usaha itu. Bagi kita yang tanpa sadar
terperangkap dalam situasi semacam, maka tidak ada kata lain, kecuali taubat
dan segera mengejar ampunan-Nya.

Kedua, durhaka kepada ibu bapak. Banyak di antara kita yang


menyepelekan orang tua. Abai dan tidak menaruh hormat. Bahkan tidak sedikit
yang mengingkari nasab. Menyesal mengapa dirinya dilahirkan oleh orang tua
yang jelek, miskin, tidak berpendidikan dan sebagainya. Kalau itu yang terjadi
pada kita, maka marilah segera raih ridha orang tua dengan berbuat baik kepada-
nya. Berlaku sopan, berkata lembut dan menuruti perintahnya sepanjang tidak
untuk menyekutukan Allah SWT.

Dalam surat Luqman ayat 12-19 sangat jelas dan rigit, bagaimana kita
harus bersikap kepada keduanya. Bahkan sampai ketika mereka berbeda
keyakinan sekalipun, kita tetap harus berbuat baik kepadanya dengan tetap
mendoakannya. Apalagi orang tua kita seiman-seagama.

Rasul bersabda, Ridha Allah adalah ridha orang tua dan murka Allah
adalah juga karena murka orang tua kita. Maka sudah selayaknya kita buat
orang tua kita tersenyum dengan sikap kita. Pengorbanannya tidak dapat ditukar
dengan harta benda dan perbuatan baik kita kepada mereka. Dalam surat Al-
Ahqaf ayat 15, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada
kedua ibu-bapaknya, “ Dalam surat An-Nisa ayat 36, “Sembahlah Allah dan
janganlah kamu menyekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah
kepada kedua ibu bapakmu, kaum kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangan
dekat danjauh, rekan karib dan ibnu sabil serta hamba sahaya.”

Barangkali selama ini kita berusaha, bekerja di rumah atau di kantor/instansi,


rasanya selalu mendapatkan batu sandungan tidak henti, maka tidak ada salahnya kita
koreksi diri, jangan-jangan selama ini kita sering menyakiti hati orang tua, hingga
membuat mereka tidak ridha dengan langkah hidup kita. Yuk, kita cium tangan mereka,
kita gapai ridhanya dengan semangat membahagiakannya, baik di dunia, apalagi di
akhirat.

C .BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW. YANG DIMUAT DI DALAM


KITAB –KITAB SUCI AGAMA LAIN (KRISTEN ,HINDU ,YAHUDI )
a.Kitab agama Kristen
Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang ditunggu umat Yahudi
dan umat Kristen, mungkin banyak dari kalangan umat Islam akan setuju, mengingat
8
dalam Al-Qur’an memang terdapat ayat-ayat yang menyatakan kalau kedatangan Nabi
Muhammad SAW sebenarnya sudah diberitakan dalam kitab-kitab suci pendahulunya,
seperti Taurat & Injil. Sebagaimana tersebut dalam surat As Shaf (61) ayat 6 “Dan
(ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi
khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".
Tapi jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah  Nabi yang juga ditunggu
umat Hindu? Kalimat itu pasti mengejutkan bagi kebanyakan umat Islam maupun umat
Hindu, bahkan mungkin bagi umat di luar kedua agama itu. Betapa tidak, syariat dari
dua agama itu sangat jauh berbeda.
b.Kitab taurat dan injil
Ternyata  berita kedatangan nabi Muhammad SAW tidak saja diberitakan dalam kitab
Taurat & Injil, bahkan ramalan (berita) kenabian Muhammad SAW juga terdapat dalam
kitab suci umat Hindu, Kitab Weda. Benarkah?
Agama hindu termasuk agama tua di dunia. Meski tidak ada kejelasan kapan lahirnya
namun dalam sejarah dikenal ada 3 periodesasi, yaitu: pertama: Perkembangan agama
hindu di India pada zaman Veda tahun (6000-2000 SM)kedua: Perkembangan zaman
Brahmana tahun (2000-1500 SM)Ketiga : Zaman Upanisad tahun (1500-500 SM)Jadi
diperkirakan hinduisme sudah ada kira2 6500 tahun sebelum kedatang
Islam.Adalah Pundit Vaid Parkash  professor bahasa dari Allahabad University di India
yang juga menjadi pandita besar kaum Brahmana, dalam salah satu bukunya berjudul
"Kalky Autar" atau Avatar (Petunjuk Yang Maha Agung) yang baru diterbitkan memuat
sebuah pernyataan yang sangat mengagetkan kalangan intelektual Hindu. 

Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para
penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah
yang dibawa oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya Muhammad
Rasulullah saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual.

Prof. Pundit Vaid Parkash (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar kaum
Brahmana dan ahli bahasa Sansekerta itu mengatakan bahwa ia telah menyerahkan hasil
kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan mereka semuanya menyetujui
kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di dalam buku. Semua kriteria yang
disebutkan dalam buku suci kaum Hindu (Wedha) tentang ciri-ciri "Kalky Autar" sama
persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Rasulullah Saw yang lahir di Makkah. 

Prof. Parkash menguatkan pernyatannya itu dengan mengutip beberapa hal dari kitab
Veda (Weda), kitab suci agama Hindu. 

9
Menurutnya, dalam kitab Weda, sosok 'Kalki autar' akan menjadi Pembawa Risalah
Terakhir atau Prophet of Bhagwan (Allah) untuk menuntun seluruh dunia. Itu hanya
terjadi dalam kasus Nabi Muhammad Saw. Menurut ramalan Hindu, 'Kalki autar' akan
lahir di sebuah Jazeerah (Island) dan itu di wilayah Arab yang dikenal sebagai
'jazeeratul Arab.
c. Kitab Agama Hindu  

Dalam kitab 'suci' Hindu, menurut Prof. Parkash, bapaknya bernama "Vishnu Bhagat"
dan ibunya bernama "Somanib". Dalam bahasa Sansekerta, 'Vishnu' berarti Allah (swt)
dan arti harfiah dari kata 'Bhagat' adalah hamba atau budak, dalam bahasa Arab berarti
"Abdun". Oleh karena itu, 'Wisnu Bhagat' dalam bahasa Arab berarti Abdullah (hamba
Allah). Sedangkan,'Somanib' dalam bahasa Sansekerta berarti damai (aman) dan
tentram yang dalam bahasa Arab berarti kata 'Aminah'. Dan sebagaimana diketahui
bahwa ayah Nabi Muhammad bernama Abdullah dan ibundanya bernama Aminah.

Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa 'Kalky autar' akan lahir di kaum yang
dihormati dan mulia ditanahnya. Dan ini juga berlaku dalam kasus Nabi Muhammad
(saw) karena ia lahir di suku Quraisy yang dihormati di Makkah.Disebutkan pula bahwa
'Kalki Autar' akan diajarkan dalam sebuah gua oleh Bhagwan melalui utusan-Nya
sendiri. Hal itu mengingatkan kisah Nabi Muhammad Saw dalam gua Hira' saat
didatangi oleh malaikat Jibril dan mengajarkannya tentang wahyu Islam pertama
kali. Tertulis dalam buku-buku Hindu bahwa Bhagwan akan memberikan 'Kalky autar'
dengan kuda tercepat dan dengan bantuan kuda itu, ia akan naik di seluruh dunia dan
tujuh langit. Ini isyarat tentang 'Buraq' dalam peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad
Saw.

 Kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi telah disebutkan jauh
sebelum beliau lahir. Kitab-kitab agama terdahulu dikatakan telah menyebut akan
lahirnya Muhammad yang membawa ajaran kenabian dari Allah.  

Kitab-kitab yang dimaksud ialah kitab yang pengikutnya dinyatakan Allah di dalam
Alquran sebagai Ahli Kitab atau disebut kitab kaum Yahudi dan Nasrani. Nabi
Muhammad juga telah disebut dalam kitab agama Persia dan Hindu. 

Seperti dikutip dari buku berjudul "Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Volume 1"
oleh Moenawar Khalil, disebutkan bahwa datangnya Nabi Muhammad SAW kepada

10

umat manusia telah disebutkan dan dinyatakan dalam kitab Taurat dan Injil. Hal
demikian sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah al-A'raaf ayat 157 yang
berbunyi, "(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil."

Perjanjian Lama dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-Qadim dan dalam bahasa


Belanda disebut Ould Testament, atau yang dianggap sebagai kitab Taurat oleh kaum
Yahudi dan Nasrani.

Sedangkan Perjanjian Baru dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-Jadid dan dalam


bahasa Belanda disebut Niew Testament, dan itulah yang dianggap kitab Injil oleh kaum
Nasrani. Perjanjian Lama berisi himpunan kitab suci dari nabi-nabi sebelum Nabi Isa
AS, dan Perjanjian Baru adalah yang berisi himpunan kitab suci yang dibawa Nabi Isa
AS. 

Di dalam buku tersebut disebutkan beberapa ayat dari kitab-kitab agama terdahulu, yang
menjelaskan tentang akan datangnya Nabi Muhammad SAW. Buku tersebut mengutip
bunyi kalimat bahasa Indonesia dari ayat Bibel, yang disalin dari Bibel yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bibel
Genootschap di Amsterdam pada 1916.

Salah satunya disebutkan dalam kitab Ulangan, 18:15, yang berbunyi, "Bahwa seorang
Nabi dari antara kamu dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini yaitu akan
dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu maka dia haruslah kamu dengar."

Di beberapa ayat dalam Kitab Ulangan itu disebutkan akan diutusnya Nabi Muhammad
SAW dengan semua yang dikatakannya membawa atau menyebut Nama Tuhan dan
bukan nama dewa. Nabi Muhammad SAW juga wafat tidak karena dibunuh orang.

11

Selain itu, apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad tentu terjadi, meski baru terjadi
pada masa beberapa abad sesudah wafatnya dan yang terjadi pada masa hidupnya.

d.Kitab Agama Yahudi


Kaum Yahudi di juga telah mengetahui akan adanya kedatangan Nabi Muhammad. 
Dari Ubay bin Ka'ab, dia berkata, "Pada saat Tubba' tiba di Madinah, dia singgah di
Qanah dan mengirim surat kepada para pendeta Yahudi dan berkata, "Aku akan
menghancurkan negeri ini sehingga tak seorang Yahudi pun yang tersisa, sehingga
bangsa Arab akan kembali pada agama aslinya."

Samuk Al-Yahudi berkata dan dia adalah yang paling alim di antara mereka "Wahai
Raja, negeri ini akan didatangi seorang yang berhijrah yaitu seorang nabi dari keturunan
Ismail. 

Dia dilahirkan di Makkah. Namanya Ahmad. Ini adalah tempat hijrahnya. Rumah yang
kau berada pada saat ini akan terjadi di sini peperangan serta pertumpahan darah antara
pengikutnya dan musuh - musuhnya."

Tubba'berkata, "Siapa yang akan memeranginya pada hari itu, sedangkan ia adalah
seorang nabi seperti yang kalian kira?" Samuk berkata, "Pengikutnya akan
mendukungnya dan mereka akan berperang di sini."

Tubba' berkata, "Dimanakah letak kuburnya?" Samuk berkata, "Di negeri ini."
Tubba'berkata, "Jika terjadi perang maka siapakah yang menang?" Samuk berkata,
"Sesekali kekuasaan ada di pihaknya dan satu kali ada di pihak musuhnya. Di tempat
inilah banyak para shahabatnya yang terbunuh.

Mereka tidak dapat membunuhnya di tempat kediaman mereka. Kemudian akhir


kemenangan ada di pihaknya. Tak ada seorang pun yang dapat menentang urusannya
lagi." Tubba'berkata, "Apakah ciri-cirinya?" Samuk berkata, "Dia tidak pendek dan
tidak pula tinggi. Pada kedua matanya terdapat warma merah.

12

Dia mengendarai onta dan memakai mantel. Pedangnya berada di atas pundaknya. Dia
tidak peduli dengan siapa ia berhadapan; apakah itu saudara, sepupu ataupun pamannya
sehingga urusannya menjadi menang." Tubba' berkata, "Aku tidak punya jalan pada
negeri ini dan kedua tanganku tidak dapat menghancurkannya."
Dia pun pergi menuju ke Yaman. Abdullah bin Salam berkata, "Tubba'belum meninggal
sehingga ia membenarkan Nabi Muhammad terhaddap apa yang diberitakan oleh orang
Yahudi Yastrib tadi, Tubba' meninggal dalam keadaan Islam."n Ratna Ajeng Tejomukti.

D. AL QURAN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI

Sains atau Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua


sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.1 Ilmu adalah
sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya
berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah
terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil
nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk
berkembang lebih maju lagi.
Dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu
bisa dikaji dan digali dalam al-Qur‟an yang merupakan kitab suci
agama Islam yang banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai
ilmu pengetahuan dan teknologi.2 Firman Allah :
َ‫رون‬ َ َ ۡ ‫ت ۡح ِصنَ ُكم ِّمن‬
ُ ‫ب ِس ُك ۡم فَه ۡل َأ‬
َ ‫نت ۡم ََٰش ِ ُك‬ ُ ِ‫ُوس َّل ُك ۡم ل‬
ٖ ‫َصن َعةَ لَب‬
ۡ ‫َوع َّل ۡ ٰ َمنَ ُو‬
“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk
kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka
hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)” (QS al-Anbiya‟, 21:
80)
Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk
berbuat sesuatu dengan sarana pengembangan teknologi dan untuk
penguasaannya diperlukan ilmu pengetahuan. Perlu di pahami pula
bahwa pengetahuan ilmiah (science) tidak mengenal kata ”kekal”,
dalam arti apa yang dianggap salah pada masa silam ternyata dapat

13

diakui kebenaranya dimasa moderen. Pengetahuan ilmiah mempunyai


kebenaran relatif, artinya kebenaran datang silih berganti, hal ini
berbeda dengan al-Qur‟an yang mempunyai kebenaran mutlak.3
Memang di dalam al-Qur‟an mengandung sekian banyak ayatayat yang memaparkan
tentang sains dan teknologi (Kebenaran
Ilmiah). Allah telah membakukan beberapa fakta alam di dalam alQur‟an dan
SunnahNya, diskripsi tentang sejumlah fenomena alam
dan hukum-hukum alam dapat dijadikan sebagai argumentasi yang
melampaui batas logika manusia. Atau menurut istilah yang dikenal
mengenai keajaiban al-Qur‟an (mukjizat al-Qur‟an).

Mochtar Naim dalam bukunya Kompendium Himpunan AyatAyat al-Qur‟an yang


berkaitan dengan biologi dan kedokteran
menjelaskan bahwa tidak kurang 350 ayat-ayat al-Qur‟an yang
menerangkan tentang masalah biologi dan kedokteran, menurutnya
ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut berspektrum luas
karena kedokteran dan biologi tidak hanya bersifat fisik-ekologik
tetapi berkaitan dengan kejiawaan, etika hukum dan kehidupan
masyarakat.Sedangkan Menurut Quraish Shihab pemaparan ayat-ayat al-Qur‟an tentang
”Kebenaran Ilmiah” tersebut lebih bertujuan untuk menunjukkan
tentang kebesaran Tuhan dan ke Esa-anNya, serta mendorong manusia
seluruhnya mengadakan observasi dan penelitian demi lebih
menguatkan iman dan kepercayaan KepadaNya. Sedangkan Mahmud
Saltut dalam kitab tafsirnya mengenai hal ini mengatakan:
Sesungguhnya Tuhan tidak menurunkan al-Qur‟an untuk menjadi
kitab yang menerangkan kepada manusia mengenai teori-teori ilmiah,
problem-problem seni serta aneka warna pengetahuan. Tujuan pokok
al-Qur‟an bukan untuk menerangkan persoalan-persoalan ilmiah tetapi
tujuanya memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia demi
kebahagian hidupnya di dunia dan di akhirat kelak.

14

Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus,


diungkapkan Allah dalam ayat-ayat berikut :
ۡ ْ ُ ‫ََّ َ َّ ُ ُْأ‬
َ َ‫وا ۡٱلَۡ ٰل‬
… ‫ب ِب‬ ‫ۡعل ُمو ََۗن َِّإنا يَتذكر ول‬
َ ‫ي‬ َ ‫ي ۡع َل ُم َون َوٱلَِّذي َن ََل‬
َ ‫ي ۡستَِوي ٱلَِّذي َن‬ ُ
َ ‫ق ۡل َى ۡل‬
…Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya
orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. AzZumar (39) : 9)
26Mudjia Raharjo, Metodologi Penelitian (Malang: UIN Maliki, 2015), 56
ۡ‫م‬
ََٰ‫ي ۡف َس ِح ٱ َّل َُّل َل ُك ۡم َوِإ َذا‬ ْ ‫ِف ۡٱلَم ََٰج ِل ِس فَٱ ۡف َس‬
َ ‫ُحوا‬ ْ ‫أوا ِإ َذا قِي َل َل ُك تَف َّس‬
ِ ‫ُحوا‬ ْ ُ‫أيََيَُّها ٱلَِّذي َن َءاَمن‬
‫جت َوٱ َّل َُّل ِبَِا‬ ۡ ْ ُ‫وا ِمن ُك ۡم َوٱلَِّذي َن ُأوت‬
ْ ُ‫زوا ۡيَرفَِع ٱ َّل َُّل ٱلَِّذي َن َءاَمن‬
ٖ ۚ ‫وا ٱ ۡ ِلعلَم َد َََٰر‬ ْ ‫زوا فَٱن ُ ُش‬
ْ ‫قِي َل ٱن ُ ُش‬

ٖ ِ‫تَ ۡعَملُ َون َخب‬


‫ير‬
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah
(58) : 11)
Maksud dari ayat tersebut adalah Allah SWT akan mengangkat
derajat (martabat) orang-orang yang melaksanakan perintahNya dan
RasulNya dan orang-orang yang berilmu pengetahuan. Selanjutnya
ayat ini mendorong kita mengadakan kegiatan di bidang ilmu
pengetahuan, dengan cara mengunjungi dan menghadiri majelis ilmu.
Pada ayat tersebut terkandung juga motivasi yang amat kuat
agar orang giat menuntut ilmu pengetahuan, yaitu dengan memberikan
kedudukan yang tinggi dalam pandangan Allah SWT. Namun dalam
perkembangannya motivasi tersebut mengalami pasang surut. Ada

15

kalanya umat Islam giat mengembangkan ilmu pengetahuan


sebagaimana yang telah penulis uraikan di atas, dan ada pula umat
Islam yang mengalami kelesuan bahkan menjauhkan diri dari ilmu
pengetahuan sebagaimana kita menyimak sejarah Islam pada abad
pertengahan.
1) Kemajuan Sains dan Teknologi Di Dunia Islam

Selama beberapa abad, dari abad kesembilan hingga abad


kelima belas kaum muslimin merupakan pemimpin kaum intelektual
di bidang sains dan teknologi. Sebagai orang muslim, tentunya merasa
bangga akan lintasan-lintasan yang gemilang dalam peradaban sejarah
Islam itu. Namun, memandang kembali kegemilangan kebudayaan
atau peradaban masa silam seseorang bisa menjadi sesuatu yang baik
atau buruk tergantung pada maksud yang dikandungnya.29 Jika
gagasan untuk menggunakan potensi-potensi masa lalu semata demi58
pengagungan diri atau menenggelamkan diri dari realitas masalahmasalah kaum
muslimin dewasa ini, maka itu tidak akan ada gunanya
bagi perkembangan masyarakat muslim kontemporer. Tetapi jika
gagasan itu adalah untuk mengilhami kaum muslimin agar bangkit
lagi mencapai kehebatan itu dengan mengikuti langkah-langkah
positif para pendahulu mereka dalam barisan mereka menuju
kemajuan, maka itu adalah tindakan yang bermanfaat.
Berbeda dengan keadaan di Eropa, pengetahuan di negara Islam
bahkan berkembang pesat pada masa antara abad ke-7 hingga abad ke-
15. Kegiatan intelektual dalam berbagai bidang pengetahuan berawal
dari kota Bagdad, yang pada masa pemerintahan raja Harun al-Rasyid
menjadi pusat dunia yang amat makmur dan mempunyai arti
internasional, karena merupakan pusat perdagangan. Di samping itu

16

juga ada kegiatan penerjemahan tulisan-tulisan para ahli dari Persi,


Sanskerta, Siria, Yunani, dan India ke dalam bahasa Arab.

2.Sains dan Teknologi Dalam Perspektif Al-Qur’an


Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan bagi seluruh umat
manusia yang mau menggunakan akal pikirannya dalam memahami
penciptaan alam semesta. Apabila diperhatikan dengan cermat ayatayat Al-Qur'an
banyak sekali yang menyinggung masalah ilmu
pengetahuan, sehingga Al-Qur'an sering kali disebut sebagai sumber
segala ilmu pengetahuan.37
Selain itu, Al-Qur'an merupakan landasan pertama bagi hal-hal
yang bersifat konstan dalam Islam. Oleh karena itu, telah banyak
dilakukan studi yang menyoroti sisi kemukjizatan al-Qur'an, antara
lain dari segi sains yang pada era ilmu dan teknologi ini banyak
mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan.38
Penggalian ajaran-ajaran yang ada di dalam al-Qur'an sangat
menarik sekali kalau dilihat dengan kacamata ilmiah. Makin digali
makin terlihat kebenarannya dan makin terasa begitu kecil dan
sedikitnya ilmu manusia yang menggalinya.

Al-Quran memerintahkan atau menganjurkan kepada manusia


untuk memperhatikan dan mempelajari alam raya dalam rangka
memperoleh manfaat dan kemudahan-kemudahan bagi kehidupannya,
serta untuk mengantarkannya kepada kesadaran akan keEsaan dan
keMahakuasaan Allah SWT. Alam dan segala isinya beserta hukumhukum yang
mengaturnya, diciptakan, dimiliki, dan di bawah.

kekuasaan Allah SWT serta diatur dengan sangat teliti. Alam raya
tidak dapat melepaskan diri dari ketetapan ketetapan tersebut kecuali
jika dikehendaki oleh Tuhan. Dari sini tersirat bahwa:
1) Alam raya atau elemen-elemennya tidak boleh disembah,
dipertuhankan atau dikultuskan.
2) Manusia dapat menarik kesimpulan-kesimpulan tentang adanya
ketetapan-ketetapan yang bersifat umum dan mengikat bagi alam
raya dan fenomenanya (hukum-hukum alam).
3) Redaksi ayat-ayat kawniyyah bersifat ringkas, teliti lagi padat,
sehingga pemahaman atau penafsiran terhadap ayat-ayat tersebut

17
dapat menjadi sangat bervariasi, sesuai dengan tingkat kecerdasan
dan pengetahuan masing-masing penafsirnya.
Kembali kepada masalah keterkaitan al-Quran dengan ilmu
pengetahuan, Quraish Shihab mengatakan : Menurut hemat kami,
membahas hubungan al-Quran dan ilmu pengetahuan bukan dinilai
dengan banyaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang tersimpul
di dalamnya, dan bukan pula dengan menunjukkan kebenaran teoriteori ilmiah. Tetapi
pembahasan hendaknya diletakkan pada proporsi
yang lebih sesuai dengan kemurnian dan kesucian al-Quran dan sesuai
dengan logika ilmu pengetahuan itu sendiri.44
Kandungan yang dapat diambil dari ayat al-Quran di atas adalah
adanya petunjuk, landasan dan motivasi dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan bagi manusia. Kita perlu ingat kembali juga kepada surat
al-Quran yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah adalah
menunjuk pada perintah mencari ilmu pengetahuan, yaitu dengan
memerintahkan untuk membaca, sebagai kunci ilmu pengetahuan, dan
menyebut qalam sebagai alat transformasi ilmu pengetahuan. Allah
SWT berfirman :
‫ٱ ۡ ۡقَرأ‬
‫بِٱ ِۡسم َربِّ َك ٱلَِّذي‬
َ‫خل َق ۡٱ ۡل‬
َ
‫َخل َق‬َ . ‫َوربُّ َك ۡٱ َۡل ۡ َكر ُ َم‬
ۡ ‫م‬
‫ َعلََّم ۡٱ ۡل‬.‫بِ ۡٱلَقلَِم‬

. ِ‫ ٱلَِّذي َعلََّم‬. ‫ن ََٰس َن ِم ۡن َعلٍَقٱ ۡ ۡقَرأ‬


َِ ‫ي‬
‫ۡعل‬ َ ‫ ن ََٰس َن َما ۡ َ َل‬.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya. (QS al-„Alaq, 96 : 1-5)

3.Implikasi Pandangan al-Qur’an tentang sain dalam proses pembelajaran

Merujuk kepada pandangan Barbour tentang relasi agama dan sains


secara umum ada empat pola yang menggambarkan hubungan tersebut.
Keempat hubungan itu adalah berupa konflik, independensi, dialog, dan
integrasi. Hubungan yang bersifat konflik menempatkan agama dan sains
dalam dua sisi yang terpisah dan saling bertentangan. Pandangan ini
menyebabkan agama menjadi terkesan menegasi kebenaran-kebenaran yang
diungkap dunia sains dan sebagainya.

18
Persepsi yang menggambarkan hubungan keduanya sebagai interdependensi
menganggap adanya distribusi wilayah kekuasaan agama yang berbeda dari
wilayah sains. Keduanya tidak saling menegasi. Ilmu pengetahuan bertugas
memberi jawaban tentang proses kerja sebuah penciptaan dengan
mengandalkan data publik yang obyektif. Sementara agama berkuasa atas
nilai-nilai dan kerangka makna yang lebih besar bagi kehidupan seseorang.
Yang ketiga adalah persepsi yang menempatkan sains dan agama
bertautan dalam model dialog. Model ini menggambarkan sains dan agama itu
memiliki dimensi irisan yang bisa diperbandingkan satu sama lain. Pertanyaan
sains bisa dipecahkan melalui kajian-kajian agama dan sebaliknya.

Keempat, hubungan antara sains dan agama itu dinyatakan sebagai


hubungan terintegrasi. Integrasi ini bisa digambarkan dalam dua bentuk yakni
teologi natural (natural theology) yang memandang bahwa temuan-temuan
ilmiah itu merupakan sarana mencapai Tuhan, dan teologi alam (theology of
nature) yang menganggap bahwa pertemuan dengan Tuhan harus senantiasa
di-up grade sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan (Barbour, 2005).

Sejak pertama kali diturunkan, al-Quran telah mengisyaratkan pentingnya ilmu


pengetahuan dan menjadikan proses pencariannya sebagai ibadah. Di samping itu, al-
Quran juga menegaskan bahwa satu-satunya sumber ilmu pengetahuan adalah Allah
SWT. Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya tidak ada dikotomi ilmu dalam
pandangan al-Quran. Tidak ada satu ayat pun di dalam al-Quran, yang secara tegas
maupun samar, yang memberi petunjuk bahwa agama dan sain merupakan dua sisi yang
berbeda. Dengan demikian, dalam pandangan al-Quran, sains dan agama merupakan
dua hal yang terintegras

E. PENGERTIAN ORANG- ORANG SALANFUSSALIH YANG


SESUNGGUHNYA GENERASI SAHABAT ,TABIIN DAB
TABIITABBIN

19

1.Pengertian Salafus Shalih


Secara bahasa, salafus shalih berasal dari tiga huruf, yaitu sim, lam, dan fa. Tiga huruf
ini menunjukkan makna “yang terdahulu atau orang-orang yang telah lampau”.
Para ulama membagi salafus shalih menjadi tiga golongan, yaitu para sahabat nabi,
tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. ketiga golongan ini diyakini sebagai orang-orang terbaik
yang hidup setelah Rasulullah SAW.

Secara etimologis kata “Salaf” memiliki beberapa arti[4], di antaranya: Pertama,


meratakan. Darinya diambil kata “mislafah” yang berarti alat untuk meratakan tanah.
Kedua, salah satu bentuk jual beli, di mana pembayaran dilakukan dimuka dan
penyerahan barang dilakukan pada waktu yang ditentukan kemudian.
Ketiga, dahulu atau telah berlalu. Dari itu ungkapan “Salaful-Insaan” berarti orang tua
dan kerabat seseorang yang telah mendahuluinya meninggal. Jadi, generasi pertama dari

2.Dalil-Dalil dan Hadits tentang Salafusalih

para Sahabat dan Tabi’in disebut Salafus-Shalih, dan makna inilah yang umumnya
dimaksud ketika disebut kata “Salaf”. Dalam hal ini bisa dilihat firman Allah :

‫سنَّةُ اَأل َّولِي ِن‬ َ ‫سلَفَ َوِإنْ يَ ُعودُو ْا فَقَ ْد َم‬


ُ ْ‫ضت‬ َ ‫قُل لِلَّ ِذينَ َكفَ ُرو ْا ِإن يَنتَ ُهو ْا يُ َغفَ ْر لَ ُهم َّما قَ ْد‬

“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, jika mereka berhenti (dari
kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang
sudah lalu, dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka)
sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu.” (Q.S. Al-Anfaal: 38)
Begitu pula perkataan Fir’aun dan kaumnya yang diceritakan oleh Allah  dakam firman-
Nya:

َ‫فَ َج َع ْلنَاهُ ْم َسلَفا ً َو َمثَالً لِآْل ِخ ِرين‬

“Dan kami jadikan mereka sebagai pendahulu dan contoh bagi orang-orang yang
datang kemudian.” (Q.S. Al-Zukhruuf: 56)
Begitu pula dalam Sunnah, di mana Rasululullah r bersabda:

َ َ‫”ِإ َّن هَّللا َ َع َّز َو َج َّل ِإ َذا َأ َرا َد َرحْ َمةَ ُأ َّم ٍة ِم ْن ِعبَا ِد ِه قَب‬
“‫ض نَبِيَّهَا قَ ْبلَهَا فَ َج َعلَهُ لَهَا فَ َرطًا َو َسلَفًا بَ ْينَ يَ َد ْيهَا‬

“Sesungguhnya Allah bila menghendaki rahmat untuk satu umat dari hamba-hamba-
Nya, Dia mencabut nyawa nabi mereka, hingga ia menjadi pendahulu bagi mereka.”[5]
Di kesempatan lain, Rasulullah r berkata kepada Faathimah:

ِ َ‫ك َأ َّو ُل َأ ْهلِي لُحُوقًا بِي َونِ ْع َم ال َّسلَفُ َأنَا ل‬


“‫ك‬ َ ‫” َواَل ُأ َرانِي ِإاَّل قَ ْد َح‬
ِ َّ‫ض َر َأ َجلِي َوِإن‬

20

“Aku merasa ajalku segera datang, dan sungguh engkau adalah keluargaku yang
paling dulu bertemu denganku. Sesungguhnya aku adalah pendahulu yang baik
bagimu.”[6]

“‫اس قَرْ نِي ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬
ِ َّ‫”خَ ْي ُر الن‬

“Manusia yang paling baik adalah generasi (yang hidup bersama)ku, kemudian
generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya.”
Mungkin pula istilah Salaf ditujukan kepada setiap orang yang menermpuh jalan tiga
generasi di atas dan mengikuti manhaj mereka. Hal mana sesuai dengan sabda
Rasulullah r:

“ َ‫ق اَل يَضُرُّ هُ ْم َم ْن خَ َذلَهُ ْم َحتَّى يَْأتِ َي َأ ْم ُر هَّللا ِ َوهُ ْم َك َذلِك‬


ِّ ‫طاِئفَةٌ ِم ْن ُأ َّمتِي ظَا ِه ِرينَ َعلَى ْال َح‬
َ ‫”اَل تَزَ ا ُل‬

“Akan tetap ada satu kelompok dari umatku yang berada di atas kebenaran, mereka
tidak akan dicelakakan oleh orang yang mencelakakan mereka, sampai datang urusan
Allah dan mereka tetap dalam keadaan seperti itu.

‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫اس قَرْ نِي‬
ِ َّ‫»خَ ْي ُر الن‬
“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang hidup
pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya.” (HR.
Bukhari (2652), Muslim (2533))
Sebagai seorang Muslim, kita hendaknya mengikuti jejak salafus shalih. Sebab mereka
adalah golongan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka
banyak membantu Rasulullah dengan harta benda dan jiwa raganya dalam menyebarkan
Agama Allah SWT.

Salafus Shalih adalah sebaik-baiknya generasi. Perjalanan hidup mereka dipenuhi


dengan teladan yang baik, karena sanad keilmuan mereka begitu dekat dengan Nabi
Muhammad SAW.
Karena itu, setiap Muslim dianjurkan untuk selalu mengikuti mereka dan menyandarkan
perkara agama kepada mereka. Ini dijelaskan dalam beberapa dalil berikut ini:

a.Surat An-Nisa ayat 115

‫صيرًا‬ ْ ‫ق ال َّرسُو َل ِم ْن بَ ْع ِد َما تَبَيَّنَ لَهُ ْالهُدَى َويَتَّبِ ْع َغي َْر َسبِي ِل ْال ُمْؤ ِمنِينَ نُ َولِّ ِه َما ت ََولَّى َونُصْ لِ ِه َجهَنَّ َم َو َسا َء‬
ِ ‫ت َم‬ ِ ِ‫َو َم ْن يُ َشاق‬
Artinya: “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran bainya dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan ia leluasa
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam
Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”

21

b.Surat At-Taubah ayat 100


ٍ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ْم َو َرضُوا َع ْنهُ َوَأ َع َّد لَهُ ْم َجنَّا‬
‫ت‬ ٍ ‫ار َوالَّ ِذينَ اتَّبَعُوهُ ْم بِِإحْ َس‬
ِ ‫ان َر‬ ِ ‫ص‬َ ‫َوالسَّابِقُونَ األ َّولُونَ ِمنَ ْال ُمهَا ِج ِرينَ َواأل ْن‬
ْ ْ ‫َأ‬
‫تَجْ ِري تَحْ تَهَا األ ْنهَا ُر خَالِ ِدينَ فِيهَا بَدًا َذلِكَ الفَوْ ُز ال َع ِظي ُم‬
Artinya: “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di
antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah
menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar."

c.Hadis Rasulullah SAW

َ‫ َويَ ُخونُونَ َوال‬، َ‫ ثُ َّم ِإ َّن بَ ْع َد ُك ْم قَوْ ًما يَ ْشهَ ُدونَ َوالَ يُ ْستَ ْشهَ ُدون‬،‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫َخ ْي ُر ُأ َّمتِي قَرْ نِي‬
ْ َ‫ َوي‬، َ‫ َويَ ْن ُذرُونَ َوالَ يَفُون‬Å، َ‫يُْؤ تَ َمنُون‬
ُ‫ظهَ ُر فِي ِه ُم ال ِّس َمن‬

“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang hidup
pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian
akan datang suatu kaum persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya,
dan sumpahnya mendahului persaksiannya.” (HR SD Bukhari) (3650), Muslim (2533).
3.Pengertian dari tabi’in dan tabi’it
Tabi’in artinya pengikut, adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para
Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu saja
lebih muda dari Sahabat Nabi bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa
Sahabat masih hidup. Tabi’in disebut juga sebagai murid Sahabat Nabi.
4.Sahabat Nabi dalam Pandangan Kelompok Syi’ah
Dari segi definisi, Syi'ah melihat bahwa pelabelan Sahabat (ṣuhbah) hanya bisa
dibenarkan dengan lamanya berhubungan dengan Nabi, meskipun mereka juga tidak
menentukan jangka waktu tertentu. Syi'ah lebih suka menggunakan
istilah aṣhab daripada shahabi karena istilah kedua tersebut dianggap tidak disebutkan
dalam al-Qur'an atau as-Sunnah dan tidak ada asal-usulnya dalam bahasa Arab, tetapi
istilah tersebut tetap digunakan meskipun dalam tingkatan kuantitas yang lebih rendah
dalam literatur Syiah. Syiah menghargai status para sahabat, kebajikan, dan dukungan
mereka untuk Nabi, kaum Syiah percaya bahwa para sahabat memang
mematuhi manhaj (aturan) Al-quran dalam evaluasi mereka terhadap status sahabat,
namun disisi lain mereka menyoroti ayat Al-quran yang dianggap diturunkan untuk
untuk menyalahkan dan mencerca mereka di beberapa situasi dan kasus. Tentu saja hal
semacam ini ditolak mentah-mentah dan ditentang oleh kalangan ahli sunnah karena
dianggap sembrono dalam menafsirkan ayat dan riwayat yang shahih menurut syi'ah
sendiri secara sepihak. Kaum syi'ah juga menganggap bahwasanya tidak ada satu
ayatpun yang menjamin kesucian para sahabat karena setiap ayat dan hadits tersebut
harus dimaknai secara terbatas, maka mereka menyatakan bahwa nasib para sahabat
tidak ada bedanya dengan orang-orang setelahnya, dimana jika mereka berbuat baik
maka akan dibalas dengan pahala dan surga, sedang apabila berbuat kesalahan dan dosa
22
maka mereka akan mendapat ganjaran dan siksa. Selain itu, para ahli ilmu al-Jarh wa
at-Ta'dil syi'ah juga memperlakukan riwayat dari para sahabat sama dengan riwayat dari
selain mereka, berbeda halnya dengan apa yang dipercaya dan dilakukan oleh kalangan
ahlu sunnah. Sebagai tambahan mereka juga memperselisihkan berbagai peristiwa
sejarah dalam islam mengenai sikap para sahabat terhadap Imam Ali bin Abi Thalib -
karramallahu wajhah- yang berimplikasi terhadap lahirnya kelompok yang lebih ekstrim
dalam hal 'aqidah (kepercayaan) di kalangan orang Syi'ah.

5.TOKOH-TOKOH TABI’IN

 Uwais Al-Qorniy
 Said bin Al-Musayyib
 Urwah bin Az-Zubair
 Saalim bin Abdillah bin Umar
 Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud
 Muhammad bin Al-Hanafiyah
 Ali bin Al-Hasan Zainal Abidin
 Al-Qaasim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash-Shiddiq
 Al-Hasan Al-Bashriy
 Muhammad bin Sirin
 Abu Hanifah Umar bin Abdul Aziz
 Muhammad bin Syihab Az-Zuhriy.

Tabi’ut tabi’in atau Atbaut Tabi’in artinya pengikut Tabi’in, adalah orang Islam teman
sepergaulan dengan para Tabi’in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi.
Tabi’ut tabi’in disebut juga murid Tabi’in. Menurut banyak literatur Hadis : Tab’ut
Tabi’in adalah orang Islam dewasa yang pernah bertemu atau berguru pada Tabi’in dan
sampai wafatnya beragama Islam. Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi’in yang
ditemui harus masih dalam keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi’in yang terahir wafat
sekitar 110-120 Hijriah. Dalam kalangan 4 imam mazhab ahli sunnah waljamaah imam
Hanafi tidak termasuk dalam tabi’ tabiin karena beliau pernah berguru dengan sahabat
Nabi. Manakala baik 3 imam yaitu imam Malik dan imam Syafi’i adalah tabi’ tabiin
karena mereka berguru dengan tabiin. Tabi’in seperti definisi di atas tapi bertemu
dengan Sahabat. Sahabat yang terahir wafat sekitar 80-90 Hijriah.

23
DAFTAR PUSTAKA

Al-Audah, Salman bin Fahd., Fadli Ilahi, Amar Ma’ruf Nahi Munkar, diterjemah
oleh: Rakhmat, dkk., Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
1993. Cet. 1

Atiqoh, Nurul. Konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar Dalam Tafsir Al-
Misbah
Rizekiyah, Nayla. 2017. Implementasi Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Perspektif Muhammad Abduh dan Bishri Mustofa
(tinjauankomparatif dalam tafsir Al-Manar dan tafsir Al-
Ibriz). Fakultas Ushuluddin. Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel. Surabaya.

Al-Mubayyadh, Muhammad Ahmad. 2014. Ensiklopedia Akhir Zaman.


Surakarta: Granada Mediatama.

Raharja, Deny. 2017. Inilah Penyebab Munculnya Ad-Dukhan Asap


Tanda
Kiamat Pertama Ustadz Zulkifli

Sasongko, Wisnu. 2008. ARMAGEDOON: Antara Petaka dan Rahmat.


Jakarta: Gema Insani.

Thawilah, Abdul Wahab Abdussalam. 2006. Mengungkap Berita Besar


dalam Kitab Suci, Solo: Tiga Serangkai.

Mustafa Hasan, Beni Ahmad Saebani, Hukum Pidana Islam. Bandung:


Pustaka Setia, 2013

Hasan, Hamzah. Pidana Hukum Islam II. Makasar: Syahadah, 2016


Sumber Website:
https://smol.id/2020/07/09/ini-fitnah-akhir-zaman-yang-bikin-ulama-
nangis/
https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/ninda/ciri-yajuj-
danmajuj-tanda-hari-kiamat
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/almuashirah/article/view/2241

24
https://kalam.sindonews.com/read/293770/70/munculnya-imam-
mahdijelang-kiamat-ini-tanda-tandanya-1610035306

https://www.steikassi.ac.id/berita/detail/kenabian-muhammad-saw-
telahdiramalkan-dalam-kitab-weda
https://www.suaramuhammadiyah.id/2019/05/20/terjebak-istidraj-
dalamkenikmatan/

https://umroh.com/blog/perhatikan-ayat-tentang-istidraj-jangan-
sampaiterbuai/
https://rumaysho.com/3131-ujian-dan-musibah-tanda-allah-cinta.html
https://menara62.com/inilah-dua-dosa-besar-yang-disegerakan-
balasannya/
Attas, Syed Naquib al-. 1991. Islam dan Sekularisme, Bandung: Pustaka
Salman.

Baiquni, Achmad (a). 1995. Al-Qur’an, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,


Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.

.
Barbour, Ian G. 2005. Menemukan Tuhan dalam Sains Kontemporer dan
Agama, Bandung: Mizan.
Dzahabi, al-. 1961. al-Tafsir wa al-Mufassirun, Jilid II, Kairo: Daar al-
Kutub al-Haditsah.

Ghulsyani, Mahdi. 1993. Filsafat Sains Menurut al-Qur’an, Bandung:


Mizan.

Levy, R. 1975. The Social Structure of Islam, Cambridge.


Sardar, Ziauddin. 1987. Masa Depan Islam, Bandung: Pustaka Salman.

Shah, A.B. 1987. Metodologi Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Yayasan Obor.

Shihab, Quraish. 1996. Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan

https://id.wikipedia.org/wiki/Sahabat_Nabi

https://id.wikipedia.org/wiki/Tabiin

25

Anda mungkin juga menyukai