Negara Kebangsaan Pancasila
Negara Kebangsaan Pancasila
Suatu bangsa dalam mewujudkan cita-cita kehidupannya dalam suatu negara modern, secara
objektif memiliki karakteristik sendiri-sendiri, dan melalui suatu proses serta perkembangan
sesuai dengan latar belakang sejarah, realitas sosial, budaya, etnis, kehidupan keagamaan, dan
letak geografis yang dimiliki oleh bangsa tersebut.
Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia sebelum disahkan pada tanggal 18 agustus
1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala
sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat,
kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat serta
teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi pancasila
yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga
bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila.
Konstelasi bangsa dan negara Indonesia yang secara geopolitik, terdiri atas beribu pulau,
berbagai macam suku, ras, budaya, kelompok, dan agama, mengharuskan bangsa Indonesia
untuk hidup bersama, dalam suatu negara dalam segala perbedaan dan keanekaragaman
(Bhinneka Tunggal Ika). Seloka ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dipetik kitab Sutasoma atau
Purudasanta dalam bahasa Jawa Kuno gubahan Empu tantular. Artinya :
Dewa Bdha tidak berbeda dengan dewa Ciwa sebagai dewa.
Keduanya disebutkan memiliki sejumlah anasir dunia, Budha yang tinggal di kedudukannya
ini adalah dunia semesta alam.
Apakah kedua mereka yang dapat diperbedakan ini dipisahkan menjadi dua.
Dzat budha dan dzat Ciwa itu hanya satu.
Itu dapat diperbedakan tetapi sesungguhnya satu, tak ada hukum agama yang mendua
(Ismaun, 1975; 112).
Terdapat berbagai macam pengertian kedudukan dan fungsi Pancasila yang masing-masing
harus dipahami sesuai dengan konteksnya, dalam pengertian proses terbentuknya Pancasila
secara Objektif.
PANCASILA
Landasan dari sila sila Pncasila : Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil. Hubungan tersebut
merupakan suatu hubungan kesesuaian, maka arti inti setiap sila dari Pancasila adalah sebagai
berikut :
1. Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat tuhan (yaitu
kesesuaian dalam arti sebab dan akibat) (merupakan suatu nilai-nilai agama).
2. Kemanusiaan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat manusia.
3. Persatuan, yaitu sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat satu, berarti
membuat menjadi satu rakyat, daerah, dan keadaan negara Indonesia sehingga
terwujud suatu kesatuan.
4. Kerakyatan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara sesuai dengan hakikat rakyat.
5. Keadilan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat adil.
ETIKA PANCASILA
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum
dan etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajran-ajaran
dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu., atau bagaimana kita
harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Sebagai mana dipahami bahwa sila-sila Pancasila adalah merupan suatu sistem nilai, artinya
setiap sila memang memiliki nilai sendiri akan tetapi masing-masing sila saling berhubungan,
saling ketergantungan secara sistematik dan diantara nilai satu dengan lainnya memiliki
tingkatan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan nilai-nilai etika yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila juga bersifat bertingkat.
Dalam kehidupan kenegaraan dan kebangsaan di samping dasar hukum yang merupakan
suatu landasan formal bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, juga harus dilandasi
oleh norma-norma etika dan moral sebagaimana yang terkandung dalam Pancasila.
AKTUALISASI PANCASILA
Pancasila adalah dasar filsafat negara Indonesia, maka diantara negara dan warganya adalah
terdapat hubungan hak dan kewajiban. Warga negara adalah pendukung hak dan kewajiban,
dan sebagaimana diketahui bahwa untuk masa sekarang ini yang lebih di utamakan adalah
masalah wajib. Dalam merealisasikan kewajiban distributif, yaitu tentang segala sesuatu yang
termasuk kewajiban, kekuasaan dan lingkungan negara. Sebaliknya sebagai pertimbangannya
setiap warganegara wajib taat, tentang segala sesuatu yang disepakati dalam hidup bersama,
yang dalam masalah ini yaitu ketaatan untuk melaksanakan pancasila.