Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
Kalida, Muhsin. Capacity Building Perpustakaan. (Yogyakarta:Aswaja Pressindo.2015). hlm 5
1
Perpustakaan merupakan kumpulan buku, manuskrip, dan bahan
pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan studi atau bacaan,
kenyamanan, atau kesenangan.2
Perpustakaan sebagai sumber ilmu, memiliki peran strategis untuk
menciptakan masyarakat yang gemar membaca. Keberadaan perpustakaan
tidak dapat dipisahkan dari peradaban dan budaya masyarakat Indonesia.
Perpustakaan sebagai wadah peningkatan minat baca masyarakat,
merupakan bentuk amanah dari undang-undang dasar.
Budaya baca sudah merupakan suatu keharusan praktis dalam
dunia modern. Membaca sebagai aktivitas pribadi pada umumnya telah
menjadi suatu kebutuhan pada masyarakat di negara-negara maju, tetapi
tidak demikian halnya pada masyarakat di negara-negara berkembang,
seperti Indonesia. Di kebanyakan negara berkembang, dimana tingkat buta
aksara dan kurang terdidik dalam masyarakat masih tinggi, kegiatan
membaca belum menjadi kebutuhan sehari-hari.3
Budaya baca dalam masyarakat tidak hanya ditentukan oleh
keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan-bahan bacaan, tetapi juga
ditentukan oleh ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan-bahan
bacaan. Ketersediaan bahan-bahan bacaan berarti tersedianya bahan-bahan
bacaan yang memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan kemudahan
akses adalah tersedianya sarana dan prasarana dimana masyarakat dapat
dengan mudah memperoleh bahan bacaan dan informasi tentang bacaan
dan informasi tentang bahan bacaan.
Membaca merupakan proses pengolahan bacaan serta memahami
makna yang terdapat dalam tulisan, kegiatan membaca berfungsi agar
pembaca dapat memahami secara menyeluruh bacaan tersebut dan diikuti
oleh penilaian terhadap keadaan dan dampak bacaan tersebut.4
7
Nurhaidah. (2016). Dampak Rendahnya Minat baca dikalangan Mahasiswa PGSD Lampe
uneurut Banda Aceh Serta cara meningkatkannya. Jurnal Pesona Dasar, 4-5.
8
Meliyawati. (2016). Pemahaman Dasar Membaca. Yogyakarta : Deepublish Publisher. Hlm. 32.
9
Observasi. 15 Maret 2019
4
yang mengunjungi perpustakaan tersebut dari total 7. 616 ribu penduduk
Kelurahan Sengeti. Artinya dari hasil survey tersebut dapat disimpulkan
bahwa budaya baca masyarakat Kelurahan Sengeti sangatlah rendah. Ada
beberapa hal yang akan terjadi jika budaya baca atau mencari informasi
masyarakat masih rendah diantaranya masyarakat kurang memiliki
wawasan, masyarakat tidak memiliki pengetahuan (informasi).
Berdasarkan prolog di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
apa faktor penyebab kurangnya minat baca masyarakat Muaro Jambi. Dan
penulis menuangkan dalam tema “Upaya Meningkatkan Budaya Baca
Masyarakat Kelurahan Sengeti Melalui Program Pengembangan
Literasi Informasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Muaro Jambi”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi budaya baca masyarakat Kelurahan Sengeti dalam
konteks program pengembangan literasi informasi ?
2. Apa saja kendala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Muaro Jambi
dalam meningkatkan budaya baca masyarakat Kelurahan Sengeti
melalui program pengembangan literasi informasi ?
3. Apa Upaya yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Muaro Jambi dalam meningkatkan budaya baca masyarakat Kelurahan
Sengeti melalui program pengembangan literasi informasi ?
5
c. Untuk mengetahui upaya apa saja yang di lakukan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Muaro Jambi dalam meningkatkan
budaya baca masyarakat Kelurahan Sengeti melalui program
pengembangan literasi informasi
2. Kegunaan
a. Untuk menambah pengetahuan penulis baik secara teoritis maupun
praktis tentang penelitian lapangan.
b. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Strata Satu
(S.1) Pada Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
D. Batasan Masalah
Mengingat terlalu luasnya lokasi penelitian dan kajian tentang:
Upaya Meningkatkan Budaya Baca Masyarakat Kelurahan Sengeti
Melalui Program Pengembangan Literasi Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Muaro Jambi, maka penulis menfokuskan penelitian ini
pada 2 RT yang lokasinya berdekatan dengan lokasi Dinas Perpustakaan
Dan Arsip Daerah Muaro Jambi.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Upaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia upaya adalah usaha, ikhtiar
(untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan
keluar, daya upaya).10 Menurut Tim Penyusunan Departemen Pendidikan
Nasional upaya adalah usaha, akal, atau ikhtiar untuk mencapai suatu
maksud, memecahkan suatu persoalan, mencari jalan keluar, dan
sebagainya.
Poerwadarminta mengatakan bahwa upaya adalah usaha untuk
menyampaikan maksud, akal dan ikhtisar,. Peter Salim dan Yeni Salim
mengatakan upaya adalah bagian yang dimainkan oleh guru atau bagian
dari tugas utama yang harus dilaksanakan.11
Berdasarkan pengertian diatas dapat diperjelas bahwa upaya adalah
bagian dari peranan yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu.
B. Budaya Baca
1. Pengertian Budaya
Budaya adalah bentuk kata jamak dari kata “Budi” dan “Daya”
yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari
bahasa sanskerta, budhaya, yaitu bentuk jamak kata buddhi yang
berarti budi atau akal. Dalam bahasa inggris kata budaya berasal dari
kata culture. Dalam bahasa Belanda diisitilahkan dengan cultur. Dalam
bahasa latin berasal dari kata colera. Kemudian pengertian ini
berkembang dalam arti kultur, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas
manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Untuk lebih jelas dapat
dirinci sebagai berikut:
2. Sifat Budaya
8
Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu tidak sama, seperti
di indonesia yang terdiri atas berbagai macam sukubangsa yang
berbeda, tetapi kebudayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut sebagai berikut:
a. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
b. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi
tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan
c. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah
lakunya.
d. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban
tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan
yang dilarang, dan tindakan yang diizinkan
Dalam pengalaman manusia, kebudayaan itu bersifat universal,
akan tetapi perwujudan kebudayaan mempunyai ciri-ciri yang khusus
yang sesuai dengan situasi maupun lokasinya
3. Unsur Budaya
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari beberapa
unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian
dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya dalam
kebudayaan indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya
majelis permusyawaratan rakyat, disamping adanya unsur-unsur kecil
seperti sisir, kancing, baju, peniti, dan lain-lainnya yang dijual di
pinggir jalan.
Beberapa orang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur
pokok kebudayaan tadi misalnya, “melville J Hers Kovits
menganjurkan empat unsur pokok kebudayaan yaitu”.
a. Alat-alat teknologi
b. Sistem ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuasaan politik.
9
Adapun unsur pokok kebudayaan menurut bronislaw malinowski
sebagai berikut:
a. Sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota
masyarakat didalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi.
c. Alat-alat dan lembaga pendidikan.
d. Organisasi kekuatan
Tujuh unsur-unsur kebudayaan yang dianggap Culture Universal
yaitu sebagai berikut:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (Pakaian perumahan,
alat-alat rumah tangga, alat-alat produksi, transportasi, dan
sebagainya)
b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem (pertanian, peternakan,
sistem produksi, sistem distribusi,dan sebagainya)
c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,
sistem hukum, sistem perkawinan)
d. Bahasa (lisan maupun tertulis)
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya)
f. Sistem pengetahuan
g. Religi (sistem kepercayaan)
4. Defenisi Budaya Menurut Para Ahli
a. Menurut E. B Taylor budaya adalah suatu keseluruhan kompleks
yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain, serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b. J. P. H. Dry Vendak mengatakan bahwa kebudayaan adalah
kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beranekaragam
berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
c. Koentjaraningrat mengatakan budaya adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik dari manusia dengan belajar.
10
kebudayaan adalah konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan
hasil tingkah laku, yang unsur pembentukannya di dukung dan
diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
e. Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa kebudayaan itu adalah
budidaya tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia digerakkan
oleh akal dan perasaannya. Yang mendasari semua ini adalah
ucapan hatinya, dan ucapan batin itu merupakan keyakinan akan
penghayatannya terhadap sesuatu yang dianggap benar, yang
dianggap benar itu besar atau kecil adalah agama, sepanjang tidak
diwahyukan adalah hasil pemikiran filsafat.
f. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan itu berarti
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya,
karena dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan
karyanya itu, ia memang tidak menekankan penggunaan simbol
dalam kebudayaan, tetapi inti dari defenisinya yaitu kebudayaan
adalah produk manusi.
g. Drs. Sidi Gazalba beliau mengatakan kebudayaan adalah cara
berfikir dan merasa yang mengatakan diri dalam seluruh segi
kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan
sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu.
5. Pengertian Baca
Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa
disamping menyimak, menulis, dan bicara. Sebagai salah satu aspek
keterampilan berbahasa, membaca berusaha menggali informasi dari
suatu teks, baik yang berupa tulisan maupun gambar atau diagram, atau
bahkan kombinasi atau perpaduan itu semua.
Secara khusus, membaca merupakan keterampilan mengenal dan
memahami tulisan dalam bentuk lambang-lambang garis perubahannya
menjadi wacana bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau
pengujaran keras-keras.`
12
dibina dan dikembangkan.12
14
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013) hal. 94
14
perbedaan kelamin. Mungkin karena sifat kodrati, maka pria dan
wanita memiliki minat dan selera yang berbeda.
c. Tingkat pendidikan, orang yang lebih tinggi pendidikannya akan
berbeda minat membacanya dengan orang yang lebih rendah
tingkat pendidikannya. Minat yang berbeda disebabkan karena
perbedaan kemampuan dan kebutuhan.
d. Keadaan kesehatan, minat membaca seseorang akan dipengaruhi
oleh keadaan kesehatannya. Apabila seseorang (khusunya anak-
anak) yang mempunyai minat membaca buku, tapi dia dalam
keadaan yang kurang sehat maka gairahnya untuk membaca akan
terganggu bahkan minat membacanya bisa sampai hilang.
Sebaliknya apabila orang tersebut dalam keadaan yang sehat maka
di sangat bersemangat untuk membaca.
e. Keadaan jiwa, faktor kejiwaan seseorang juga berpengaruh
terhadap minat bacanya. Apabila seseorang dalam keadan resah,
sedih, atau kacau pikirannya, kebanyakan orang bila dalam
keadaan tersebut maka gairahnya untuk membaca akan berkurang
ataupun hilang.berbeda jika dia dalam keadaan senang atau
gembira orang tersebut akan sangat bersemangat untuk membaca
f. Kebiasaan, orang yang mempunyai kebiasaan membaca tentu
memiliki minat terhadap buku/bacaan, atau sebaliknya.
Intensitas/jumlah waktu yang diperlukan seseorang yang gemar
membaca dengan orang yang tidak suka membaca akan berbeda.
Orang yang gemar membaca dalam satu hari akan meluangkan
waktu untuk membaca lebih banyak daripada orang yang tidak
suka membaca.15
2. Faktor dari luar
Keragaman jenis buku juga mempengaruhi minat baca
seseorang. Seseorang akan merasa lebih tertarik pada suatu bacaan
apabila bacaan tersebut terdapat gambar atau warna yang menarik.
F. Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan istilah yang sangat lazim digunakan untuk
menyebut suatu kesatuan-kesatuan manusia yang berasal dari bahasa Arab
yaitu Syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi, yang kemudian
mengalami perubahan dalam bahasa Indonesia menjadi masyarakat.
Masyarakat adalah suatu kesatuan manusia yang saling berinteraksi
menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan saling
terikat oleh suatu rasa dan identitas yang sama dalam dirinya.
Masyarakat menurut Berger adalah suatu keseluruhan yang
kompleks antara hubungan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang
bersifat luas. Terdiri dari bagian yang membentuk sesuatu.
Sedangkan menurut Mac Iver dan Page mengatakan bahwa
masyarakat merupakan suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari
wewenang serta kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan,
dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia.
Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial yang bersifat selalu
berubah.
Pengertian lain muncul dari Auguste Comte yang mendifinisikan
masyarakat sebagai suatu kelompok- kelompok makhluk hidup dengan
realitas-realitas baru yang baru yang berkembang menurut hukum-
hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan sendiri.
Manusia terikat kelompok karena rasa sosial yang serta merta dan
kebutuhannya.
2. Adanya aturan yang khas yang dapat mengatur seluruh pola tingkah
laku warganya.
Setiap masyarakat pasti mempunyai aturan yang mengatur dalam
kehidupannya baik dalam lingkup masyarakat besar seperti negara
17
maupun masyarakat kecil seperti desa, peraturan yang dimaksut adalah
peraturan yang dapat dijadikan sebagai ciri khas dari daerah tersebut
maka dari itu antara masyarakat satu dengan yang lain mempunyai ciri
khas yang berbeda melalui aturan yang diterapkan di daerahnya
masing-masing yang sudah ditetapkan bersama. Aturan tersebut berupa
norma-norma, adat-istiadat dan hukum.
3. Merupakan suatu kontinuitas dalam waktu
Aturan yang diterapkan dalam suatu masyarakat bersifat mantap
dan continue/berlaku dalam jangka waktu yang lama. Artinya peraturan
itu tidak bersifat sementara seperti yang ada didalam suatu asrama
maupun sekolah, keduanya tidak bisa disebut dengan masyarakat
meskipun kesatuan manusia dalam sekolah terikat dan diatur tingkah
lakunya dalam suatu norma dan atura sekolah yang lain, namun sistem
normanya mempunyai lingkup terbatas dalam beberapa poin saja tidak
menyeluruh selain itu peraturan tersebut bersifat sementara yaitu
selama warga tersebut bersekolah.
4. Adanya suatu rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.
Yaitu adanya suatu rasa identitas diantara para warga atau
anggotanya bahwa mereka memang merupakan suatu kesatuan khusus
yang berbeda dengan kesatuan-kesatuan manusia yang lain.
Pada umumnya masyarakat hidup bukan hanya sebagai kelompok
yang mempunyai wilayah tanpa adanya suatu pemimpin atau aturan
baik aturan berupa undang-undang dari pemerintah maupun aturan adat
yang diciptakan oleh warga masyarakat itu sendiri untuk mengatur
kehidupan mereka, didalam suatu masyarakat juga harus ada kesadaran
yang dimiliki oleh setiap individu dengan adanya individu lain yang
hidup disekitarnya. Sehingga mereka dapat saling berhubungan dan
berinteraksi, dengan adanya hal ini maka dapat muncul suatu
pemikiran-pemikiran setiap individu dimana dapat di temukan suatu
tujuan yang akan di capai bersama. Tentunya dalam mencapai suatu
tujuan yang diinginkan banyak menemui kendala yang akan
menghambat tujuan yang dimaksud, oleh karena itu setiap kelompok
masyarakat dibutuhkan rasa persatuan yang tinggi sebagai suatu
perantara untuk menghadapi berbagai macam kendala yang akan
18
muncul. Karena rasa persatuan dapat memunculkan rasa saling memilki
secara langsung akan tumbuh upaya untuk meciptakan suatu pemikiran
dimana didalamnya mengandung unsur dukungan baik berupa tindakan,
pemikiran dan yang lainnya untuk mempertahankan apa yang dicita-
citakan bersama.
17
Dampak Budaya Baca. (2017) Gpmb.perpusnas.go.id. (Diakses pada tanggal 15 juni 2020).
19
kehidupan.18
Pada masa perkembangan awal, Literasi didefinisikan sebagai
kemampuan untuk menggunakan bahasa dan gambar dalam bentuk yang
kaya dan beragam untuk membaca, menulis, mendengarkan, berbicara,
melihat, menyajikan dan berpikir kritis tentang ide-ide. Hal ini
memungkinkan kita untuk berbagi informasi, berinteraksi dengan orang
lain, dan untuk membuat makna.19
1. Pengertian Lierasi Informasi
Literasi merupakan sebagai pembelajaran berupaya menulis dan
membaca, mempunyai kemahiran di dalam atau dengan dalam bahasa
pendidikan. “literasi Asas” bermakna literasi klasik atau tradisional
tentang pembelajaran mengenai bagaimana untuk membaca, dan
menulis.
Literasi informasi adalah suatu kemampuan belajar terus menerus
secara mandiri dan untuk berkomunikasi. Literasi informasi adalah
serangkaian kemampuan untuk menyadari kebutuhan informasi dan
kapan informasi diperlukan, mengidentifikasi dan menemukan lokasi
informasi yang diperlukan, memanfaatkan secara efektif, legal dan etis
serta mengkomunikasikannya.20
Menurut American Library Association (ALA) orang yang
menjadi “melek informasi” mereka tidak hanya menyadari atau
mengenali kapan informasi dibutuhkan, tetapi juga mampu mengakses
Informasi yang dibutuhkan, mengevaluasi serta menggunakannya
secara efektifinformasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
atau pemecahan masalah- masalah yang sedang ditangani.21
18
Malawi, I. (2017). Pembelajaran Literasi Berbasis Sastra Lokal. Jawa Timur: Media Grafika.
19
Yunus, A. (2018). Pembelajaran Literasi. Bumi Aksara, hlm 1
20
Febriani, N. (2017). Literasi Hijab Pada Muslimah. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, 12
21
Pattah, S. H. (2014). Literasi Informasi, Peningkatan Kompetensi Informasi Dalam Proses Pe
mbelajaran. Al-Hikmah, hlm 4.
20
disajikan yang sedemikian rupa kemudian digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan. Informasi tersebut merupakan nilai apabila
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan
keputusan, dan informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian di
masa yang akan datang. Jadi jika digabungkan literasi informasi adalah
kemelekan informasi atau keberaksaraan informasi.
Literasi informasi menurut UNESCO adalah kemampuan untuk
menyadari kebutuhan informasi dan saat informasi dibutuhkan,
mengidentifikasi dan menemukan informasi yang diperlukan,
mengevaluasi informasi secara kritis, mengorganisasi dan
mengintegrasikan informasi kedalam pengetahuan yang sudah ada,
memanfaatkan serta mengkomunikasikannya secara efektif, legal, dan
etis.
2. Tujuan Literasi Informasi
Proses pembelajaran sangat berpengaruh untuk merubah
informasi menjadi pengetahuan. Pengaruh proses pembelajaran itu
akan semakin kuat bila didukung oleh kompetensi literasi informasi
yang baik. Dengan demikian literasi informasi memiliki tujuan sebagai
berikut :
a. Agar pemustaka menggunakan perpustakaan secara efektif dan
efisien.
b. Agar pemustaka dapat menggunakan sumber-sumber literatur dan
dapat menemukan informasi yang relevan dengan masalah yang
dihadapi.
c. Memberi pengertian kepada pemustaka akan tersedianya informasi
diperpustakaan dalam bentuk tercetak dan bentuk lain.
d. Memperkenalkan kepada pemustaka mengenai jenis-jenis koleksi
dan ciri-cirinya.
e. Memberi pelatihan atau petunjuk dalam memanfaatkan
perpustakaan dan sumber informasi agar pemustaka mampu
meneliti suatu masalah, menemukan materi yang relevan,
mempelajari dan memecahkan masalah.
f. Mengembangkan minat baca pemustaka.
g. Memperpendek jarak antara pustakawan dan pemustaka.
21
3. Manfaat Literasi Informasi
Kemampuan literasi informasi sangat penting untuk dimiliki
dikarenakan kemajuan teknologi yang semakin berkembang.
Ledakan informasi yang menyebabkan masyarakat harus memiliki
keahlian ini. Karena miliaran informasi yang tersedia yang
membuat para pencari informasi kebingungan untuk mendapatkan
informasi yang relevan oleh karena itu harus memiliki kemampuan
mengelola informasi. Menurut Bundy dalam Hilmawati Almah,
dengan meningkatkan akses informasi dan sumber-sumbernya.
Setiap orang dihadapkan dengan pilihan-pilihan informasi yang
beragam dan overload pada saat belajar, di tempat kerja dan dalam
kehidupan. Maka disinilah kemampuan literasi menjadi sangat
diperlukan sehingga orang akan memiliki pola pikir yang dinamis
dan menjadi manusia yang cerdas.
Pendapat Hancock dalam Linda Nur Fatimah mengenai
manfaat literasi informasi bagi pelajar yaitu menggaris bawahi pada
peran aktif siswa dalam proses belajar.28 Pelajar dapat belajar secara
mandiri dan menguasai pelajaran mereka. Pelajar juga diharapkan
dapat mengidentifikasi tema dan topik di dalam penelitian mereka.
Melalui pengajaran literasi informasi, masyarakat akan
diajarkan pada sebuah metode untuk menelusur informasi dari
bebrbagai sumber informasi yang terus berkembang. Maka, literasi
dapat membantu masyarakat luas untuk menemukan informasi
yang dibutuhkan secara cepat, mudah dan relevan tentunya.
Masyarakat dapat memilih dan membedakan informasi apa saja
yang sekiranya baik digunakan dan tidak. Literasi informasi dapat
menambah pengetahuan masyarakat akan informasi yang sedang
berkembang saat ini.
26
d. Pelatihan bagi pustakawan, guru, dan kepala sekolah
3. Program peningkatan kemampuan membaca
a. Pelatihan bagi guru
b. Bantuan teknis bagi guru
c. Survey dan penelitian atas tingkat literasi siswa
4. Literasi keuangan
a. Pelatihan literasi keuangan bagi siswa
b. Mengembangkan bisnis model
c. Meghasilkan produk wirausaha22
L. Perpustakaan Umum
Menurut Manifesto UNESCO Perpustakaan umum merupakan
perpustakaan yang dianggap penting oleh umum (badan PBB yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan) sebagaimana
mencerdaskan kehidupan bangsa. Unesco mengeluarkan Manifesto
Perpustakaan Umum pada tahun 1972 yang menyatakan bahwa
perpustakaan umum harus terbuka bagi semua orang tanpa membeda-
bedakan warna kulit, jenis kelamin, usia, kepercayaan, ras.
Perpustakaan umum dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama “
Public Library”, yaitu satu dari empat jenis perpustakaan yang ada
disediakan untuk kepentingan pelayanan kepada masyarakat umum.
Berbeda dengan ketiga jenis perpustakaan lainnya yaitu: perpustakaan
sekolah (school library), perpustakaan perguruan tinggi (university library)
dan perpustakaan khusus (special library). Perpustakaan umum melayani
masyarakat pemakai tidak mengenal adanya pembatasan. Yang dimaksud
adalah bahwa dalam lingkup dan layanan perpustakaan umum
diperuntukkan bagi semua masyarakat (terutama yang berdomisili di
daerah dimana perpustakaan berada). Keberadaan perpustakaan umum
biasanya terkait dengan keberadaan pemerintahan, baik yang berada di
tingkat pusat (perpustakaan nasional maupun pemerintah daerah, mulai
dari daerah tingkat I (propinsi) sampai ke pemerintahan desa.
Perpustakaan umum sebagai sarana layanan masyarakat, berupaya
memasyarakatkan perpustakaan dengan mengadakan penyajian yang
22
Bentuk Program Literasi. (2018). Gurudigital.id. (Diakses pada tanggal 16 juni 2020)
27
menarik dan menempatkan lokasi perpustakaan pada pusat keramaian
sehingga masyarakat mudah untuk mendatanginya. Seperti diketahui
bahwa salah satu upaya mengadakan perpustakaan umum agar masyarakat
yang tidak mampu dapat menikmati bacaan tanpa mengeluarkan biaya
besar. Perpustakaan umum turut membina masyarakat agar gemar
membaca sedini mungkin, terutama anak-anak berusia balita, anak
sekolah, dan masyarakat pada umumnya.
1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah tempat penyimpanan berbagai jenis
bacaan, disitu masyarakat dapat memanfaatkan bacaannya untuk
menambah pengetahuan, mencari informasi atau sekedar mendapatkan
hiburan.
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas
mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan
pustakanya untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum
diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
umum tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat
istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya, maka koleksi perpustakaan
Umum pun terdiri dari beraneka ragam bidang dan pokok masalah
sesuai dengan kebutuhan informasi dari pemakainya.
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari
sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang
kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan.
2. Tujuan Perpustakaan Umum
a. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan
pustaka yang tersedia di perpustakaan umum.
b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola dan
memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan umum.
c. Mendidik masyarakat agar dapat memanfaatkan perpustakaan
secara efektif dan efesien.
d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.
e. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan
imajinasi masyarakat.
f. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan
28
masalah, bertanggung jawab dan berpatisipasi aktif dalam
pembangunan nasioanal
3. Fungsi Perpustakaan Umum
a. Pusat Informasi : Menyediakan informasi yang dibutuhkan
masyarakat pemakai.
b. Preservasi kebudayaan : menyimpan dan menyediakan tulisan-
tulisan tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai
pengembangan kebudayaan di masa yang akan datang.
c. Pendidikan : mengembangkan dan menunjang pendidikan diluar
sekolah, universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian
d. Rekreasi : dengan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan
perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai
untuk mengisi waktu luang.
4. Koleksi Perpustakaan Umum
Jenis koleksi yang terdapat di perpustakaan umum yaitu:
a. Buku teks atau monografi: membahas satu masalah dari karya
pengarang tunggal, ganda atau editor. Monografi bisa berupa
karya asli, terjemahan atau saduran dalam bentuk satu buku atau
beberapa jilid buku .
b. Buku fiksi adalah buku yang berisi cerita rekaan, misalnya,
cerpen, novel.
c. Majalah terbitan berkala seperti mingguan, bulanan isinya berupa
informasi mutakhir. Surat Kabar sering disebut harian; memuat
berita- berita hangat, artikel-artikel, cerita pendek, cerita
bersambung dan lain- lain, isinya beraneka ragam dan menjadi
sumber informasi mutakhir, sumber pengetahuan dan hiburan.
d. Brosur atau Pamflet; suatu terbitan yang isinya bersifat sementara
berupa uraian mengenai hal-hal actual dan diterbitkan dalam
jumlah terbatas tidak diperdagangkan.
e. Buku referensi dikenal dengan rujukan umum. Contohnya kamus,
ensiklopedia, biografi, autobiografi, peta, buku tahunan, abstrak,
direktori dan lain-lain.
f. Disamping bahan tercetak dan rekaman ada pula yang disebut
bahan grafis yaitu:
29
1) Bahan pustaka yang dapat diproyeksikan seperti film hidup,
slide.
2) Bahan pustaka yang dapat dilihat langsung yaitu karya seni
asli, seni cetak,bagan, foto dan poster.
g. Bahan kartografi adalah karya referensi grafis dari bumi, matahari,
bulan, benda-benda ruang angkasa, peta dan atlas.
h. Bentuk komputer atau non buku.
5. Peran Perpustakaan Umum Dalam Pengembangan Budaya Baca
Masyarakat
Peranan merupakan aspek dinamis dari status atau kedudukan,
apabila seseorang atau beberapa orang atau organisasi melakukan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia atau mereka
tersebut menjalankan peranannya.
Perpustakaan umum sebagai wahana strategi dalam mencari
dan menambah ilmu pengetahuan yang dapat dilakukan oleh siapa saja
tanpa terkecuali, karena perpustakaan umum untuk masyarakat dan
dibiayai dari anggaran yang dikumpulkan melalui pajak yang dikelola
pemerintah. Peranan sebuah perpustakaan adalah bagian dari tugas
pokok yang harus dijalankan didalam perpustakaan. Oleh karena itu
peranan yang harus dijalankan ikut menentukan dan mempengaruhi
tercapainya misi dan tujuan perpustakaan.
Perpustakaan menganggap bahwa masyarakat pengguna yang
dilayani merupakan the whole community dengan sifat dan
karakteristik yang sangat beragam sesuai dengan kondisi
sosiodemografinya.
Peranan yang dilakukan perpustakaan umum dalam upaya
meningkatkan budaya baca masyarakat diperlukan unsur pendukung,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan adalah semua pustaka yang
dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada
masyarakat pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Koleksi perpustakaan hendaknya diatur dalam susunan yang
30
rapi dan setiap koleksi perpustakaan yang ditempatkan di ruang
koleksi atau rak harus sudah siap untuk dipergunakan atau
dipinjamkan kepada masyarakat pengguna.
b. Promosi Perpustakaan
Dalam menjalankan promosi perpustakaan ada dua faktor yang
perlu diperhatikan, pertama yaitu kegiatan promosi perpustakaan
yang merupakan suatu langkah yang diperlukan guna menarik
minat masyarakat pengguna agar berkunjung ke perpustakaan.
Ada beberapa kegiatan promosi yang harus dilakukan
perpustakaan antara lain:
1) Perpustakaan harus menyelenggarakan promosi jasa kesiagaan
bagi pemerintah daerah, penyelenggara program ekstra
kurikuler,pusat- pusat kesehatan masyarakat maupun organisasi
sosial kemasyarakatan dan konferensi pers.
2) Perpustakaan harus menyelenggarakan pameran, lomba-lomba,
pertunjukan, seminar, reklame, poster, bookmark, baleho.
3) Perpustakaan harus ikut berpartisipasi dalam kegiatan
masyarakat setempat.
4) Perpustakaan harus menyelenggarakan promosi melalui media
cetak dan media elektronik.
5) Perpustakaan harus menyelenggarakan kampanye minat baca
disekolah, pusat pemukiman dan pusat kegiatan masyarakat.
Media promosi perpustakaan, yakni dapat dimanfaatkan
untuk berkomunikasi dengan masyarakat dalam memperkenalkan
perpustakaan secara lebih terbuka.
c. Kualitas Pelayanan Perpustakaan
Perpustakaan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
menyenangkan dan nyaman bagi masyarakat pengguna, hal ini
untuk menarik masyarakat agar sering berkunjung ke perpustakaan.
Dengan kualitas pelayanan perpustakaan yang baik dan ramah akan
memberikan dampak positif bagi masyarakat pengguna, yaitu
pengguna akan merespon apa yang telah perpustakaan berikan demi
kepuasan pengguna.23
23
Deffi, K. (2007). Peranan Perpustakaan dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Jurnal
31
M. Studi Relevan
Studi relevan merupakan suatu penelitian sebelumnya yang sudah
pernah dibuat dan dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan
dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari
terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok permasalahan yang sama.
33
ramadhan ceria, Desain bangunan taman baca massenremp ulu Bo’
kampong, Promosi melalui sosial media. Kemudian Masalah yang
dihadapi taman baca massenrempulu bo’kampong dalam
meningkatkan budaya baca masyarakat antara lain, Fasilitas kurang
memadai, Pengelola yang kurang aktif. Solusi taman baca
massenrempulu bo’ kampong dalam menghadapi kendala-kendala
untuk meningkatkan budaya baca masyarakat adalah Bekerjasama
dengan kantor BKKBN Kecamatan malua.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
C. Subjek Penelitian
Penetapan subjek konsep sampel dalam penelitian kualitatif terkait
dengan bagaimana memilih informan dan situasi sosial tertentu yang dapat
member informasi yang terpercaya mengenai elemen-elemen yang ada
(Karakteristik elemen-elemen yang tercakup dalam fokus atau pokok
penelitian).
Dalam penelitian ini akan digunakan metode yang sesuai dalam
pengambilan sampelnya dan sesuai dengan judul dan materi yang dibahas,
maka dalam penelitian ini cara penarikan sampelnya menggunakan
purposive sampling yaitu pengambilan sampel berupa data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut
yang dianggap paling mengetahui tentang apa yang kita harapkan, atau dia
sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek
yang diteliti.
Subjek penelitian adalah berupa informan sebagai sumber data
penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengkategorikan informan
termasuk informasi kunci, informasi kunci disini adalah Ibu Isyatul selaku
Kasi Pembinaan dan pengembangan Dinas Perpustakaan Dan Arsip
Daerah Kbupaten Muaro Jambi.
Mestica Zed, Metode Penelitian Kepustakaan. (Yayasan Obor Indonesia, 2008), hlm. 56.
37
38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : suatu pendekatan praktik. (Jakarta: Rineka Cipta
, 2010),hlm.274
39
Ibid, hlm. 338.
38
dokumen yang akan dianalisis lalu membuat catatan atau memo atas
data tersebut.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Jika dalam penelitian kuantitatif, display data
dilakukan dalam bentuk table, grafik, dan sejenisnya. Maka dalam
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, Flow Chart, dan sejenisnya.
Yang paling sering digunakan adalah penyajian dengan teks yang
bersifat naratif.40
3. Verifikasi Data (Conclusion Drawing/Verification)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles
dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.41
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi
jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau
teori.42
F. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
Trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut, untuk
40
Ibid, hlm. 341.
41
Ibid, hlm. 345
42
Ibid
39
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Teknik trianggulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui
sumber-sumber lainnya. Patton mengungkapkan yang dikutip oleh
Moleong, trianggulasi berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diproleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif, hasil ini dapat dicapai dengan:
1. Membandingkan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang di katakan orang di depan umum dengan
apa yang di katakannya secara pribadi
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.43
Penelitian kualitatif, teknik trianggulasi dimanfaatkan sebagai
pengecekan keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil wawancara
dengan para informan. Kemudian peneliti mengkonfimasikan dengan studi
dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian serta dari hasil
pengamatan yang peneliti lakukan di lapangan, sehingga kemurnian dan
keabsahan data terjamin. Berdasarkan teknik tersebut, maka peneliti
melakukan trianggulasi data dari semua sumber hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi sehingga dapat dipertanggung jawabkan
keseluruhan data yang diperoleh dilapangan dalam penelitian tersebut.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dimaksud adalah penelitian dan menggunakan alat
bantu yang dipakai dalam melaksanakan penelitian yang disesuaikan
dengan metode yang digunakan diantaranya:
43
Lexy J Meleong. Op Cit, hlm. 330-331
40
1. Pedoman wawancara, yaitu peneliti membuat suatu persiapan atau
sebuah pertanyaan yang telah terstruktur untuk nantinya akan lebih
mudah mewawancarai narasumber atau pemberi informasi dan
mendapatkan data tentang Upaya Meningkatkan Budaya Baca
Masyarakat Kelurahan Sengeti Melalui Program Pengembangan
Literasi Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten muaro
jambi.
2. Pedoman observasi, yaitu dimana peneliti terjun langsung kelapangan
atau tempat yang diteli dan melakukan pengamatan kepada masyarakat
sekitar mengenai tema yang peneliti ambil apakah sesuai dengan apaa yang
teliti ingin teliti atau tidak
3. Dokumentasi, dalam melaukan penelitian ini, peneliti juga melakukan
dokumentasi yaitu dengan cara mengambil gambar dari beberapa
tempa dan kejadian saat peneliti melakukan penelitian untuk lebih
memudahkan dan agar data yang didapat tersebut sesuai dengan apa
yang terjadi dilapangan.
4. Teori akses dimana peneliti mengamati dan mencari tau bagaimana
akses yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dalam mengakses suatu
informasi.
5. Teori evaluasi disini peneliti juga menggunakan sistem evaluasi
dimana setelah peneliti mendapatkan satu data atau informasi dari
Informan maka peneliti akan melakukan analisa kembali atas data yang
telah didapatkan apakah data tersebut benar adanya dan sesuai fakta
atau tidak.
6. Teori menggunakan yaitu bagaimana cara menggunakan atau
bagaimana cara untuk berkomunikasi dengan baik, dan juga bagai
mana masyarakat tersebut mnenerapkan informasi yang telah mereka
ketahui serta memahaminya.
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
44
Dokumentasi Arsip di Kantor Lurah Sengeti
Gambar 4.1
Tugu Juang Sengeti
49
Dokumentasi di Kantor Lurah Sengeti
45
6. Struktur Organisasi Kelurahan Sengeti
Gambar 4. 3
Struktur Organisasi Kelurahan sengeti
46
B. Hasil Dan Pembahasan /Analisa
1. Kondisi Budaya Baca Masyarakat Kelurahan Sengeti Dalam Konteks
Program Pengembangan Literasi Informasi
Kondisi budaya baca adalah suatu keadaan yang dimana budaya
baca disuatu tempat dapat diketahui baik, kurang baik bahkan tidak baik.
Seperti halnya yang terjadi di kelurahan sengeti, Kondisi budaya baca
baca masyarakat di kelurahan tersebut tergolong kurang baik.
Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan Lurah Kelurahan
Sengeti:
“Menurut saya masyarakat kelurahan sengeti cenderung masih
kurang peduli dengan budaya baca ataupun membaca, dikarenakan
masyarakat lebih memilih menggunakan handphone atau media
elektronik lainnya untuk mendapatkan informasi ketimbang
membaca langsung keperpustakaan”.50
50
Wawancara Dengan Lurah Sengeti, 12 Oktober 2020
51
Wawancara Bapak Dahlan, 09 Oktober 2020
52
Wawancara Bapak Suandi, 08 Oktober 2020
47
saya sering keperpustakaan”.53
Dari beberapa informan yang saya wawancarai dapat diketahui
bahwa kondisi budaya baca masyarakat Kelurahan Sengeti kurang baik
dikarenakan masih banyak masyarakat yang kurang paham dan kurang
peduli dengan membaca, dan lebih mementingkan pekerjaan nya daripada
membaca atau mencari informasi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, penulis melihat
terdapat beberapa kondisi, Antara lain:
a. Literasi Gambar (Visual Literacy)
Literasi Gambar yaitu suatu kemampuan untuk memahami
dan menggunakan gambar termasuk pula kemampuan untuk berfikir,
belajar, serta mengekspresikan gambar tersebut. Literasi visual
dibedakan menjadi 3 yaitu visual learning, visual thinking, dan visual
communication.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, Penulis
melihat kondisi masyarakat kelurahan sengeti dalam mengakses
informasi cukup baik dalam konteks unsur literasi gambar. Karena
masyarakat kelurahan sengeti sebagian besar banyak mendapatkan
atau mencari informasi melalui media cetak seperti koran, majalah,
pamplet, dan media cetak lainnya.54
b. Literasi Media (Media Literacy)
Literasi Media yaitu suatu kemampuan untuk mengakses,
menganalisa, dan memproduksi informasi untuk hasil yang spesifik
menurut National Leadership Conference on Media Literacy.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, Penulis
melihat masyarakat kelurahan sengeti dalam mengakses atau mencari
informasi cukup banyak yang menggunakan media seperti melalui
Handphone, Televisi, Radio, Dll55
57
Wawancara Kepala DPAD Muaro Jambi, 10 Juli 2020
58
Wawancara dengan ibuk isyatul, pada tanggal 10 Juli 2020
50
kurangnya koordinasi dengan instansi terkait, mereka
bersikap acuh dan tidak peduli dengan apa yang kami
inginkan, setiap mengusulkan sesuatu responnya sangat
lambat, itulah yang membuat kami tidak bersemangat
dalam mengembangkan perpustakaan ini”59
70
Wawancara Ibu Isyatul 14 Juli 2020
71
Observasi Pada Tanggal 24 November 2020
56
Dan Arsip Daerah Kabupaten Muaro Jambi beliau mengatakan:
“Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Muaro Jambi
pernah mengadakan sosialisasi tentang budaya baca dilingkup
kabupaten muaro jambi tepatnya di kantor lurah sengeti pada tahun
2019, yang bertujuan untuk meningkatkan kebiasaan membaca
masyarakat kelurahan sengeti tersebut”72
72
Wawancara kepala DPAD Muaro Jambi 11 Juli 2020
73
Wawancara Bapak Sayuti 13 Juli 2020
74
Wawancara Ibu Aida Laila, 13 juli 2020
57
Jambi Juga mengadakan kegiatan Perpustakaan Keliling.75
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kasi pembinaan
dan pengembangan Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten
Muaro Jambi kepada penulis yang mengatakan bahwa :
“Pada tahun 2019 kami mengadakan kegiatan Perpustakaan
keliling yang diadakan di SMP 6 Kabupaten Muaro Jambi
alhamdulillah siswa SMP tersebut sangat bersemangat dan
antusias dalam mencari informasi, Selanjutnya kami berencana
melakukan kegiatan ini lebih luas yakni ke pasar-pasar”76
78
Wawancara Lurah Sengeti, 14 Oktober 2020.
79
Wawancara Kepala DPAD Muaro Jambi, 14 Oktober 2020
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan,
diantaranya:
1. Kondisi budaya baca masyarakat Kelurahan Sengeti kurang baik dikarenakan
masih banyak masyarakat yang kurang paham dan kurang peduli dengan
membaca, dan lebih mementingkan pekerjaan nya daripada membaca atau
mencari informasi. Akan tetapi dalam konteks unsur-unsur literasi informasi
masyarakat kelurahan sengeti dalam mengakses informasi tergolong cukup
baik.
2. Kendala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Muaro Jambi
dalam meningkatkan budaya baca masyarakat kelurahan sengeti melalui
program pengembangan literasi informasi, yaitu ada dua kendala yaitu internal
dan eksternal. Kendala internalnya seperti masalah pendanaan, kurangnya
koordinasi dengan instansi terkait, tidak ada tenaga pustakawan, sarana dan
prasarana, dan kurangnya ketersediaan koleksi. Kemudian kendala
eksternalnya adalah kemajuan teknologi dan komunikasi, dan kurangnya
respon masyarakat.
3. Upaya Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Muaro Jambi dalam
meningkatkan budaya baca masyarakat kelurahan sengeti melalui program
pengembangan literasi informasi. Dalam upaya meningkatkan budaya baca
masyarakat kelurahan sengeti Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Muaro Jambi melakukan berbagai upaya, diantaranya melakukan
sosialisasi, melaksanakan kegiatan perpustakaan keliling, dan meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk membaca.
B. Saran
Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis dapat menarik kesimpulan
seperti yang diatas, maka penulis juga memberikan saran seperti berikut:
1. Dalam upaya meningkatkan budaya baca melalui program pengembangan
literasi informasi diharapkan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Muaro Jambi lebih sering mengadakan kegiatan yang berkaitan langsung
dengan program pengembangan literasi informasi seperti kegiatan sosialisasi,
pelatihan dan kegiatan lainnya. Kemudian diharapkan Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Muaro Jambi dalam melaksanakan kegiatan tersebut
lebih menghadirkan inovasi-inovasi yang menarik agar masyarakat lebih
memahami akan pentingnya membaca dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk mengefektifkan upaya meningkatkan budaya baca di kelurahan sengeti
diharapkan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Muaro Jambi
lebih meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait. Karena jika koordinasi
berjalan dengan baik, maka perkembangan perpustakaan akan berjalan dengan
baik pula.
61