TINJAUAN PUSTAKA
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja atau buruh dengan cara
Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan
sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan
Status kesehatan seseorang menurut Blum (1981) ditentukan oleh empat faktor
sebagai berikut :
logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, mikroorganisme), dan sosial budaya
http://repository.unimus.ac.id
8
rehabilitasi.
3. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut.
4. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien
(Rejeki, 2016).
http://repository.unimus.ac.id
9
ditempat kerja.
dan APD.
Peran kesehatan dan keselamatan kerja dalam ilmu kesehatan kerja berkontribusi
dalam upaya perlindungan kesehatan para pekerja dengan upaya promosi kesehatan,
pemantauan, dan survei kesehatan serta upaya peningkatan daya tahan tubuh dan
yang aman atau yang mempunyai potensi risiko yang rendah terhadap terjadinya
kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan loss (Rejeki, 2016).
http://repository.unimus.ac.id
10
1961 (FA) dan Office, Shops and Railway Premises Act 1963 (OSRP), ditunjukkan
untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi dan isinya cenderung preskriptif (yaitu
dengan memperlakukannya hanya pada operasi, proses, atau tempat kerja tertentu
yang disebut di dalam ketetapan (Act) tersebut. Sedikit sekali regulasi yang dibuat
1. Kapasitas Kerja
masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35%
kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak
optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada
sebagian besar masih diisi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang
http://repository.unimus.ac.id
11
2. Beban Kerja
beroperasi 8-24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada
laboratorium menuntut adanya pola kerja bergilir dan tugas/jaga malam. Pola yang
terjadiya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut
memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja
yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja
3. Lingkungan Kerja
penyakit akibat kerja dan penyakit akibat hubungan kerja (Occupational Disease
Pencegahannya
cedera atau kerusakan. Kecelakaan dapat terjadi akibat kelalaian dari perusahaan,
pekerja, maupun keduanya, dan akibat yang ditimbulkan dapat memunculkan trauma
bagi kedua pihak. Bagi pekerja, cedera akibat kecelakaan dapat berpengaruh terhadap
http://repository.unimus.ac.id
12
kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, dan kualitas hidup pekerja tersebut. Bagi
perusahaan, terjadi kerugian produksi akibat waktu yang terbuang pada saat
melakukan penyelidikan atas kecelakaan tersebut serta biaya untuk melakukan proses
hukum atas kecelakaan kerja. Kecelakaan dapat dibagi menjadi 2 jenis, kecelakaan
celaka. Nyaris celaka adalah sebuah kejadian yang hampir menyebabkan terjadinya
cedera atau kerusakan dan hanya memiliki selang perbedaan waktu yang sangat
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia dan faktor fisik.
lingkungan yang tidak aman misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, mesin
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri.
http://repository.unimus.ac.id
13
b. Lingkungan Kerja.
c. Proses Kerja.
d. Sifat Pekerjaan.
e. Cara Kerja.
1. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi di
Pencegahan :
c. Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau
http://repository.unimus.ac.id
14
Pencegahan :
Pencegahan :
b. Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah dipakai tapi
destruction clip).
4. Resiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang
3 unsur utama bersama-sama yaitu oksigen, bahan yang mudah terbakar dan
panas.
http://repository.unimus.ac.id
15
Akibat :
a. Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat bahkan
kematian.
Pencegahan :
g. Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman (Sucipto, 2014).
1. Faktor biologis
colli bacilli dan staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda-benda yang
terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar melalui kontak dengan darah
http://repository.unimus.ac.id
16
kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores atau tertusuk jarum yang
terkontaminasi virus.
terkena infeksi 2 sampai 3 kali lebih besar dari pada dokter yang praktek pribadi
atau swasta, dan bagi petugas kebersihan menangani limbah yang infeksius
senantiasa kontak dengan bahan yang tercemar kuman patogen, debu beracun
Pencegahan :
dan desinfeksi.
keadaan sehat badan, punya cukup kekebalan alami untuk bekerja dengan bahan
Laboratory Practice).
http://repository.unimus.ac.id
17
pemeriksaan.
2. Faktor kimia
kimia dan obat-obatan seperti antibiotik, demikian pula dengan solvent yang
yang paling karsinogen atau yang bersifat racun. Semua bahan cepat atau lambat
kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada
umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh
tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau
kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan
Pencegahan :
a. Material safety data sheet (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada untuk
b. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah
http://repository.unimus.ac.id
18
c. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek, jas
d. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa.
3. Faktor ergonomi
cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehanan dan batasan
manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman,
bersifat konseptual dan kuratif, secara populer kedua pendekatan tersebut dikenal
sebagai To fit the job to the Man and to fit the Man to the job sebagaian besar
yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan
peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang desainnya tidak
sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan
dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja kurang efisien dan dalam jangka
keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain).
4. Faktor fisik
http://repository.unimus.ac.id
19
Pencegahan :
5. Faktor Psikososial
menyebabkan stress :
a. Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut hidup mati
http://repository.unimus.ac.id
20
memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan
keramahan-tamahan.
c. Hubungan kerja yang kurang sesuai antara pimpinan dan bawahan atau sesama
teman kerja.
d. Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektorformal ataupun
2.2 Laboratorium
berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain (Sucipto,
2014).
parasitologi klinik, imunologi klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan
http://repository.unimus.ac.id
21
c. Dilarang merokok.
e. Dilarang berlari, terutama bila ada bahaya kebakaran, gempa dan sebagainya. Jadi
f. Jangan bermain dengan alat lab yang belum tahu cara penggunaannya.
g. Harus selalu menulis label yang lengkap, terutama terhadap pemakaian bahan-
bahan kimia.
h. Pakai baju lab, dan juga pakai sarung tangan dan gogles terutama sewaktu
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau
bahan yang bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab
penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan
http://repository.unimus.ac.id
22
a. Desain laboratorium harus mempunyai pemadam api yang tepat terhadap bahan
b. Kesiapan menghindari panas sejauh mungkin dengan memakai alat pembakar gas
c. Untuk menahan tumpahan larutan yang mudah terbakar dan melindungi tempat
d. Dua buah jalan keluar harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah
sejauh mungkin
seseorang. Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap, tradisi dan kepercayaan,
http://repository.unimus.ac.id
23
sistem nilai yang dianut, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi
(Notoadmodjo, 2007).
1. Tingkat Pendidikan
formal yang pernah dicapai seseorang, maka semakin banyak pula pengetahuan
2. Umur
Umur adalah lama hidup seseorang dihitung sejak dilahirkan sampai saat
mental tergantung dari jenis pekerjaan. Pada umumnya, usia tua relatif tenaga
fisiknya lebih terbatas dari pada yang masih muda (Mulyanti, 2008).
3. Pengetahuan
pengalaman individu terhadap suatu hal baru yang dapat berguna bagi individu
http://repository.unimus.ac.id
24
4. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Keadaan mental dan kesiapan yang diatur
respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap
5. Masa Kerja
kerja, semakin lama bekerja maka pengalaman yang diperoleh akan lebih
banyak. Lama kerja menyangkut jumlah waktu yang telah dilewati oleh tenaga
kesehatan semenjak masuk pertama kali bekerja dirumah sakit sampai saat ini.
Semakin lama seseorang bekerja maka mereka akan lebih berhati-hati dalam
bekerja karena mereka sudah paham akan risiko akibat dari bekerja jika
perilaku atau tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana
http://repository.unimus.ac.id
25
harus tersedia cukup jenis dan jumlahnya, untuk perlindungan seluruh atau
2. Informasi
2007).
Salah satu sumber utama dari pembentukan sikap adalah informasi kognitif
terkait dengan target sikap. Sikap individu terbentuk berdasar pada informasi
sikap. Pemberian informasi ini dapat dilakukan secara tertulis melalui brosur,
spanduk, dan surat kabar, maupun secara lisan melalui seminar atau pelatihan
http://repository.unimus.ac.id
26
perilaku. Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
agama, sikap dan perilaku para petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-
undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun dari pemerintah daerah terkait
1. Pengawasan
dipatuhi dan salah satu cara guna meningkatkan keselamatan kerja. Tujuan
atau observasi terhadap obyek yang diamati, melalui analisis terhadap laporan
yang masuk, melalui kumpulan data atau informasi yang khusus ditujukan
2. Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “Moreve” yang berarti dorongan dalam diri
manusia untuk bertindak atau berperilaku yang tidak terlepas dari kebutuhan,
http://repository.unimus.ac.id
27
yaitu suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspon
(Sunaryo, 2008).
3. Kebijakan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit (Depkes RI, 2010).
sebagai bentuk akibat dari perilaku yang tidak diharapkan. Hukuman tidak
http://repository.unimus.ac.id
28
melalui panca indra meliputi panca manusia yaitu indra penglihatan, indra
penciuman, indra pendengaran, indra rasa, dan indra raba. Pengetahuan atau kognitif
Pengetahuan juga diartikan sebagai informasi yang secara terus menerus diperlukan
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai megingat suatu materi yang telah ada atau
(recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat
http://repository.unimus.ac.id
29
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (application)
mengggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi yang real
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
suatu objek atau materi kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu
struktur organisasi, dan masih memiliki keterkaitan satu dan yang lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
dan sebagainya.
http://repository.unimus.ac.id
30
e. Sintesis (synthesis)
dapat meringkas, dapat menyusun dan sebagainya terhadap suatu teori atau
f. Evaluasi (evaluation)
terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada
masyarakat.
a. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
http://repository.unimus.ac.id
31
informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah
Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat
http://repository.unimus.ac.id
32
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
d. Lingkungan
lingkungan tersebut.
e. Pengalaman
http://repository.unimus.ac.id
33
merupakan menifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
f. Usia
Semakin bertambah usia, maka akan bertambah pula daya tangkap dan pola
Menurut Maranis (2006) sikap merupakan bentuk respon atau tindakan yang
memiliki nilai positif dan negatif terhadap suatu objek atau orang disertai dengan
emosi.
Sikap juga diartikan sebagai respon tertutup seseorang terhadap stimulasi atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010).
Menurut Azwar S (2012) struktur sikap dibedakan atas 3 komponen yang saling
menunjang, yaitu:
http://repository.unimus.ac.id
34
emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan
dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau
tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk
perilaku.
sebagai berikut :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau menerima stimulas yang diberikan
(objek).
b. Menanggapi (responding)
http://repository.unimus.ac.id
35
c. Menghargai (valuing)
objek atau stimulas, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan mengajak
Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang
keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang
1. Pengalaman pribadi
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk
apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional.
atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara
http://repository.unimus.ac.id
36
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
3. Pengaruh kebudayaan
4. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat
6. Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi
http://repository.unimus.ac.id
37
Faktor predisposisi
(prodisposing factor)
1. Pengetahuan
tentang penerapan
K3
2. Sikap petugas
3. Tingkat
pendidikan
4. Umur
5. Masa kerja
Faktor pemungkin :
(Enabling factor)
Penerapan keselamatan
1. Ketersediaan kerja yaitu penanganan
saranan dan bahan infeksius dan
prasaranan (alat penggunaan alat
pelindung diri). pelindung diri (APD)
2. Lingkungan kerja
3. informasi
Faktor penguat :
1. Pengawasan dari
pimpinan
2. Komitmen K3
3. Motivasi
4. Kebijakan
5. Hukuman dan
penghargaan
6. Kepatuhan
terhadap Undang-
Undang
Sumber : Lawrence Green
http://repository.unimus.ac.id
38
Penerapan K3
Pengetahuan
- Bahan
Sikap
infeksius
- APD
Variabel independen dalam penelitian ini diambil dari teori Lawrence Green
yang digunakan untuk mengukur perilaku penerapan keselamatan kerja yaitu konsep
Lawrence Green teori perilaku pengetahuan dan sikap petugas laboratorium akan
http://repository.unimus.ac.id