Anda di halaman 1dari 3

ANCAMAN DIBIDANG POLITIK

Ancaman dibidang politik ialah merupakan ancaman yang dapat bersumber dari luar negeri maupun
dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman dibidang politik dapat dilakukan oleh suatu negara dengan
melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik ialah
merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-
pihak lain untuk menekan negara lain. Kedepan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri
diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi pertahanan
non-militer untuk menghadapinya.

Bung Karno pernah berkata, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi
perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Ancaman dari luar memang selalu ada, namun biasanya lebih mudah diidentifikasi dan masyarakat
akan mudah dimobilisasi untuk melawannya. Yang jauh lebih sulit justru ancaman yang datang dari
dalam.

Contoh Dua Kasus Dibidang Politik

1. Money Politik

Politik Uang (Money Politic) Menurut Aspinal (2019), patronase adalah sebuah pembagian
keuntungan di antara politisi dan mendistribusikan sesuatu secara individual kepada pemilih, para
pekerja atau pegiat kampanye. Tujuannya ialah mendapatkan dukungan politik dari mereka.

Contoh Politik uang adalah sebuah bentuk pelanggaran kampanye.Praktik politik uang dilakukan
dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, minyak dan gula kepada
masyarakat dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan suaranya
untuk partai yang bersangkutan.

Strategi Kasus Money Politik

-Membagi-bagikan amplop kepada orang-orang yang mempunyai hak pilih atau hak suara untuk
memilihnya

-Memberikan sembako kepada masyarakat dengan ketentuan harus memilihnya

-Mengadakan Pasar murah dengan iming-iming untuk memilih calon dewan

-Menjanjikan akan membuatkan pasilitas umum seperti memperbaiki gang

-Memberikan bantuan karpet kepada masjid

Analisis Money Politik

Dalam hal ini banyak hal yang perlu kader intelektual rubah, Misalnya dalam isu Money politik.
Money politik sudah bukan hal yang baru lagi bagi para-para pelopor politik. Money politik bahkan
sudah di jadikan sebagai jalan untuk memenangkan politik untuk partai-partai atau oknum-oknum
yang curang. Money politik biasanya di berikan sebelum dilakukannya pemungutan suara. Untuk
mereka ( masyarakat ) yang kurangnya pemahaman dengan dunia politik, akan menerima uang
tersebut untuk memilih menggunakan hak suaranya.
Namun, Money politik tidak hanya di berikan kepada mereka (masyarakat) yang memiliki hak suara,
tetapi juga di berikan kepada pemegang kekuasaan rakyat. Ini yang menyebabkan kekuasaan sudah
bukan di tangan rakyat melainkan di tangan “uang”, sehingga kedaulatan bukan untuk rakyat
melainkan untuk “pemilik uang”. Dampak dengan adanya Money politik dapat merusak bangsa.
Misalnya dalam praktek Money politik dapat merusak sistem demokrasi di Indonesia, ini dapat
menyebabkan demokrasi yang sakit atau tidak stabil, demokrasi yang harusnya “bebas” menjadi
tidak bebas hanya karena pembelian hak suara tersebut. Kedaulatan yang seharusnya milik semua
orang, sekarang hanya menjadi pemilik uang. Selain itu, praktek Money politik disini juga dapat
merusak moral demokrasi, kenapa demikian? Karena rakyat memilih pemimpin bukan karena asas
kepemimpinan nya, bukan karena kinerja nya, bukan karena visi dan misinya, melainkan karena
uang yang di berikan untuk menambah hak suara demi kepentingan oknum-oknum tersebut.

Kita sebagai kaum intelektual harus bisa menanggapi hal yang demikian, contohnya mencegah hal-
hal yang mungkin akan terjadi praktek Money politik, salah satunya; pertama, menolak Praktek
politik yang ditawarkan oleh team sukses dari calon. Kedua, kaum intelektual harus menjunjung
tinggi asas demokrasi yang langsung, umum, bebas. Rahasia, jujur dan adil sebagai bentuk tindakan
preventif dalam praktek Money politik. Ketiga, kaum intelektual harus bisa mensosialisasikan
menggunakan bahasanya kepada khalayak atau masyarakat mengenai dampak negatif dari praktek
Money politik. Sehingga dari sini kaum intelektual dapat menjadi pelopor dalam mencegah praktek
Money politik yang merusak moral bangsa. Mengapa banyak rakyat yang terlibat dalam politik uang?
Karena keadaan masyarakat yang sekarang dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, pendidikan, dan kesehatan.

Dengan kondisi seperti ini memaksa dan menekan sebagian masyarakat untuk segera mendapatkan
uang. Money politic pun menjadi ajang para rakyat untuk berebut uang. Dalam dunia politik
masyarakat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam politik atau hak ikut serta dalam politik, karena
kita menganut sistem demokrasi yang pada prinsipnya dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Namun pada kenyataannya sekarang partisipasi masyarakat sangat rendah kerena disebabkan
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang politik.

2. Separatisme

Separatisme adalah suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu
wilayah atau kelompok manusia dari satu sama lain. Istilah ini biasanya tidak diterima para
kelompok separatis sendiri karena mereka menganggapnya kasar, dan memilih istilah yang lebih
netral seperti determinasi diri.Separatisme juga paham berupa suatu gerakan untuk membuat
negara sendiri.Adapun orang, golongan, atau kelompok yang melakukan separatisme tersebut
dinamakan sebagai separatis.Para separatis akan mulai dengan memisahkan diri dari suatu
wilayah bahkan negara, tujuannya demi mendapatkan kedaulatan secara mandiri.

Contoh Kasus Separatisme

Contoh dari gerakan separatisme di antaranya adalah pemberontakan PKI di Madiun, Gerakan
Aceh Merdeka (GAM), Republik Maluku Selatan, G30S PKI, dan sebagainya.

Strategi Kasus Separatisme

- Peningkatan deteksi dini dan pencegahan dini pencegahan awal potensi konflik dan
separatisme
- Peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah rawan konflik dan separatisme
- Peningkatan kualitas pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi serta demokratisasi
- Pemerintah harus yakin bahwa untuk mengatasi separatisme adalah dengan cara-cara yang
damai dan menyeluruh

Analisis Separatisme

Era reformasi telah menandai babak baru dalam hal paradigma dan sikap Pemerintah Republik
Indonesia terhadap salah satu wilayah terpenting dalam NKRI yakni Papua. Berbeda dari anggapan
banyak kalangan mengenai sikap tidak peduli Pemerintah RI, beberapa kebijakan di tanah Papua saat
ini justru memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam memelihara dan menyejahterakan rakyat
Papua. Berbagai kebijakan yang telah dicanangkan memang belum sepenuhnya berjalan. Namun
demikian, menganggap bahwa Pemerintah RI saat ini tidak bersungguh-sungguh berkomitmen
meningkatkan taraf hidup masyarakat juga tidaklah tepat. Sehubungan dengan itu, tulisan ini ingin
membahas seputar persoalan bentuk tanggung jawab apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah
di Era Reformasi ini, mengapa dalam pelaksanaan tanggung jawab itu masih ada kendala, bagaimana
pula dengan peran pemerintah daerah. Masih terkait dengan persoalan itu, pembahasan juga akan
menyentuh diskusi mengenai relevansi separatisme bagi rakyat Papua dan apakah ide atau gerakan
separatism itu adalah keinginan dari seluruh rakyat Papua saat ini. Pembahasan artikel ini akan
ditutup oleh pembahasan mengenai langkah-langkah strategis apa yang harus dilakukan agar Tanah
Papua menjadi semakin berkeadilan, beradab dan demokratis. Kata Kunci: otonomi khusus,
paradigma, kebijakan, nasionalisme, separatisme.

Anda mungkin juga menyukai