Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PADA SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN

“ SISFOHANNEG”

Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester program PERMATA MERDEKA


mata kuliah

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Dosen Pengampu :

Winarno, S.Si M.Eng

Disusun oleh :

Muhammad Irhamni

Nim :

K7520097

PROGRAM STUDI S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Implementasi Sistem Informasi Pertahanan Negara merupakan salah satu sistem yang
perlu dikembangkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara yang akuntabel. Sistem ini
sangat diperlukan untuk dipergunakan dalam kaitannya dengan pertahanan negara, sebagai
alat bantu utama proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan pertahanan negara yang
akuntabel. Sistem informasi ini sifatnya federasi atau satu kesatuan dan tidak dapat berdiri
sendiri. Selain itu sistem ini harus merupakan suatu sistem yang terintegrasi dan menjadi
bagian dari sistem informasi nasional.
Sistem informasi TNI sebagai bagian dari sistem informasi pertahanan negara di
bangun dan dikembangkan oleh Kementerian Pertahanan mengarah pada suatu sistem
berbasis design, yaitu membangun dan memperkaya suatu sistem berbasis teknologi
informasi. Sistem ini juga memberikan layanan data dan informasi dalam rangka mendukung
penyelenggaraan pertahanan negara yang meliputi layanan internal untuk tercapainya tujuan
reformasi birokrasi menuju ke pemerintahan yang baik, dan layanan publik di lingkungan
Kemhan dan TNI.
Interoperability menjadi kata yang kerap mudah diucapkan dalam dunia militer dan
merupakan salah satu Indikator kemajuan militer suatu negara.

Rumusan Masalah

 Apa itu Sistem Informasi Manajemen bidang pertahanan dan Keamanan?

 Mengapa Sistem Informasi Manajemen Pertahanan dan Keamanan diperlukan ?

 Siapa saja yang dapat menggunakan Sistem Informasi Manajemen Pertahanan


dan Keamanan?

 Kapan Sistem Informasi Manajemen Pertahanan dan Keamanan (Sisfohanneg)


mulai berkembang ?

 Dimana biasanya diterapkanya Sistem Informasi Manajemen dalam bidang


Pertahanan dan Keamanan?
 Bagaimana Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam bidang Pertahanan
dan Keamanan.

PEMBAHASAN

 Apa itu Sistem Informasi Manajemen bidang pertahanan dan Keamanan?


Sistem Informasi adalah suatu tatanan rangkaian kegiatan yang melibatkan bagian,
unsur atau sub sistem yang saling berhubungan dan mempengaruhi serta diorganisasikan
dalam satu sistem agar dapat menghasilkan informasi. Teknologi informasi tidak hanya
dipakai dalam bidang industri ataupun ekonomi, tetapi juga dibidang pertahanan yang banyak
memanfaatkan teknologi informasi untuk proses penetapan kebijakan dan pengambilan
keputusan.
Sistem Informasi Pertahanan Negara selanjutnya disingkat Sisfohanneg adalah
informasi yang dibina dan diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan dan Tentara
Nasional Indonesia yang digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan pertahanan negara.
Sisfohanneg merupakan sistem yang sifatnya federasi atau satu kesatuan dan tidak dapat
berdiri sendiri. Selain itu sistem tersebut harus merupakan suatu sistem yang terintegrasi dan
menjadi bagian dari sistem informasi nasional.
Secara garis besar Sisfohanneg merupakan  integrasi data internal dan eksternal dalam
jaringan komunikasi data(komta) yang terdiri dari data internal strategi pertahanan (Strahan)
perencanaan pertahanan (Renhan), kekuatan pertahanan (Kuathan), potensi pertahanan
(Pothan), dan sarana pertahanan (Ranahan) serta terintegrasi pula dengan data eksternal yang
berasal dari ketiga angkatan militer (AD, AL, AU). Adapun prioritas pengembangan
Sisfohanneg dibagi dalam lima prioritas yakni
1. Sistem jaringan komunikasi data
2. Sistem Aplikasi
3. Up dating data secara online
4. Sistem keamanan data/sandi
5. Pembinaan sumber daya manusia (SDM) bidang teknologi informasi dan komunikasi
(TIK)
 Mengapa Sistem Informasi Manajemen Pertahanan dan Keamanan
diperlukan ?
Keberadaan Sisfohanneg ini sangat penting sekali dimasa damai guna menghadapi
perang informasi seperti saat ini. Sisfohanneg juga merupakan alat bantu utama proses
pengambilan keputusan dalam pengelolaan pertahanan negara yang akuntabel. Kedudukan
Pusat Komunikasi Publik atau Pusat Kompublik yang berfungsi sebagai perumusan dan
pelaksanaan kebijakan pelaksanaan teknis di bidang informasi pertahanan memegang peranan
cukup penting dalam perang informasi di era damai seperti saat ini. Tanpa informasi yang
tepat dapat menyebabkan kegagalan khususnya dalam bidang pertahanan, sehingga
kemampuan untuk menyediakan informasi potensial merupakan faktor yang sangat
menentukan dari kekuatan pertahanan suatu negara.
Sisfohanneg yang di bangun dan dikembangkan Kemhan mengarah pada suatu sistem
berbasis design yaitu membangun dan memperkaya suatu sistem berbasis teknologi informasi
untuk memberikan layanan data dan informasi dalam rangka mendukung penyelenggaraan
pertahanan negara yang meliputi layanan internal untuk tercapainya tujuan reformasi
birokrasi menuju ke pemerintahan yang baik dan layanan publik di lingkungan Kemhan dan
TNI.

 Siapa saja yang dapat menggunakan Sistem Informasi Manajemen


Pertahanan dan Keamanan?
Umumnya pihak-pihak yang terlibat Sistem Informasi Manajemen pada bidang
Pertahanan dan Keamanan ialah para Militer seperti Kementerian Pertahanan, Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD), Angkatan Laut (TNI-AL), Angkatan Udara
(TNI-AU). Pembina Teknis Sistem Informasi di Kementerian Pertahanan adalah Pusat Data
dan Informasi Kementerian Pertahanan yang selanjutnya disingkat Pusdatin Kemhan.
Selain itu, ada juga pihak-pihak yang terlibat dalam beberapa prioritas pengembangan
sisfohanneg sesuai dengan sitemnya, yaitu
1. Sistem Jaringan Komunikasi Data
Gelar jaringan komunikasi data hingga tahun 2014 nanti mencakup seluruh bidang di
lingkungan kerja Kemhan dan instansi pemerintahan lainnya yang relatif berada dalam letak
geografis yang berdekatan hingga pos-pos daerah perbatasan negara.
2. Sistem Aplikasi
Dalam pengembangan aplikasi Sisfohanneg menitikberatkan pada aplikasi yang dapat
menghasilkan laporan cepat dan tepat dalam bentuk grafik dan matriks disajikan dalam
digital dashboard untuk memudahkan  pimpinan  dalam proses pengambilan keputusan
strategis. Selain itu dikembangkan pula sistem informasi geografis atau lebih dikenal dengan
nama Geograpic Information System (GIS) yang saat ini  telah mencakup 3 (tiga) satker
yaitu Strahan (Pos Pamtas, ALKI, Pulau Terluar, Garis Perbatasan); Pothan (Batas Kodam,
Batas Korem, Batas Kodim) dan Kuathan (Gelar pasukan TNI-AD, TNI-AL, TNI-AU).
3. Updating Data on Line
Data yang diolah bukan hanya data terstruktur saja namun juga data tak struktur. Adapun
jenis data meliputi data Renhan (APBN), Strahan (daerah perbatasan, pos Pamtas, pulau
terluar hingga kesiapan tempur), Kuathan (personil TNI dan PNS, alutsista hingga Pangkalan
TNI-AL & Sipil), Pothan (Produksi Pangan & Palawija, Rumkit Sipil, Personil Medis
Paramedis Sipil, hingga stasiun radio dan TV), Ranahan (Industri Pertahanan, Kontrak
Pengadaan Alutsista KE/Non KE, Kelaikan Materil & Kelaikan Instruktur, Materil Kontrak
& Negara Supplier, BTB & Sertifikat Tanah) dan yang terakhir data geografis Strahan yang
meliputi Peta topografi, Peta Terrrain/Citra Satelit, Pulau Terluar, Perbatasan.
Kesemua data tersebut diatas terintegrasi pula dengan data yang dimiliki oleh Markas Besar
(AD, AL, AU) serta instansi lain yang terhubung dalam jaringan komunikasi data
Sisfohanneg, sehingga updating data dapat dilakukan secara online. 

 Kapan Sistem Informasi Manajemen Pertahanan dan Keamanan


(Sisfohanneg) mulai berkembang ?
Sistem Informasi Pertahanan Negara atau yang disingkat Sisfohanneg telah berjalan
dan populer di tahun 2016 (berdasarkan tahun diterbitkannya blog-blog di Jejaring Sosial).
Sistem ini dibentuk oleh Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia guna
mempermudah penyelenggaraan pertahanan negara.

 Dimana biasanya diterapkanya Sistem Informasi Manajemen dalam bidang


Pertahanan dan Keamanan?
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (information and communication
technology) di dunia telah semakin luas. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan ICT yang tidak
terbatas pada bidang perdagangan saja, melainkan juga dalam bidang-
bidang lain, seperti bidang pendidikan, bidang pertahanan dan keamanan negara, sosial, dan
sebagainya. 
Dalam lingkup kebijakan pertahanan nasional, Sistem Informasi Manajemen bidang
pertahanan dan keamanan biasanya diterapkan pada Departemen Pertahanan seperti
markas-markas besar Angkatan, Kantor-kantor Badan Pelaksanaan Pusat, Kantor Pelayanan-
pelayanan TNI, dan lain sebagainya.

 Bagaimana Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam bidang Pertahanan dan


Keamanan?
Fungsi pertahanan dan keamanan negara merupakan fungsi hakiki dari sebuah negara
yang berdaulat, sehingga menjadi hak dan kewajiban seluruh warga negara, dan bukan semat
a-mata tanggungjawab Departemen Pertahanan dan TNI saja. Hal ini juga menyangkut upaya
pembinaan kemampuan pertahanan negara dan pendayagunaan sumber daya nasional untuk
kepentingan pertahanan.
Masalah petahanan bukan merupakan masalah militer saja, meskipun militer tetap
akan menjadi komponen utama dalam masalah pertahanan tersebut. Selain itu, juga
didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
cepat. MENHAN juga menegaskan, sudah waktunya bagi DEPHAN untuk mengembangkan
penelitian dan pengembangan serta pendayagunaan teknologi informasi untuk pertahanan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertahanan dapat
menimbulkan ancaman militer dan ancaman non-militer semakin luas. Untuk itu, kemajuan
IPTEK harus dimanfaatkan untuk mendukung terwujudnya pertahanan negara yang kuat.
Seiring derasnya arus globalisasi yang memengaruhi segala aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara, berbagai negara.
Pemanfaatan kemajuan IPTEK di bidang pertahanan, dapat memperkuat pertahanan
suatu negara dan juga menimbulkan ancaman bagi negara lain. Pemanfaatan teknologi ini
dapat meningkatkan kemampuan alutsista dan peralatan militer, misalnya:
1.Memperjauh jarak tembak rudal
2.Meningkatkan kemampuan antiradar
3.Meningkatkan kemampuan senjata kimia dan biologi (chemical/biological weapon)
4.Electronic Warfare, Information Warfare, Cyber Warfare, dan Psychological Warfare.
Di dalam mengaplikasikan berbagai teknologi itu dengan sendirinya harus ada
prioritas. Sebab semua itu memerlukan pembiayaan yang tinggi. Lagi pula pengadaan
teknologi yang tidak langsung diperlukan dapat berarti pemborosan besar. Sebab teknologi
berkembang secara cepat dan kalau sekarang diadakan padahal tidak diperlukan
Dalam perencanaan operasi militer, sebuah strategi pertahanan adalah kebijakan untuk
mencegah serangan atau meminimalkan kerusakan serangan. Dengan asumsi, kekuatan
pertahanan dikedalaman strategis untuk mencegah musuh dari menakhlukkan wilayah.
Pertahanan juga merupakan eufemisme untuk perang, yang digunakan oleh pemerintah untuk
mencerminkan sikapnon-agresif mereka di wilayah mereka yang tidak membawa konotasi
negtif perang, seperti Kementerian atau Departemen Pertahanan.
Dalam lingkup kebijakan pertahanan nasional, pertahanan digunakan untuk mencakup
sebagian besar militer isu. Ilmu Militer berusaha untuk mengintegrasikan semua
makna pertahanan menjadikesatuan yang utuh yang berusaha untuk memahami
dan mengembangkan guna diterapkan untuk semua makna di atas dalam satu struktur
manajemen pertahanan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kemhan.go.id/pusdatin/2016/10/24/sistem-informasi-pertahanan-negara-2.html

https://tni-au.mil.id/sistem-informasi-pertahanan-negara-yang-terintegrasi-dalam-
menghadapi-perang-informasi/

https://www.kemhan.go.id/2012/05/21/sistem-informasi-pertahanan-negara-yang-
terintegrasi-dalam-menghadapi-perang-informasi.html
https://www.kemhan.go.id/2012/05/14/konsepsi-dan-implementasi-manajemen-pertahanan-
keamanan-negara.html

https://www.academia.edu/37630074/
Implementasi_Sistem_Informasi_Manajemen_SIM_di_Beberapa_Bidang_Sistem_Informasi_
Manajement

Anda mungkin juga menyukai