Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral daripelayanan
kesehatan.Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semulasebagai
tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearahkesatuan upaya
pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif,preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil yanglangsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatuwilayah kerja
tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (Azwar, 1999).
Di Indonesia Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tulang punggung
pelayanankesehatan tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada
suatudaerah dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000).Puskesmas
adalahsalah satu alternatif utama dalam pemilihan pelayanan kesehatan, tetapi sampai saat
inipemanfaatan pelayanan puskesmas masih rendah.

Menurut Depkes RI (2004) upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggarasecara


menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.Jumlah sarana dan prasaranakesehatan masih
rendah tercatat jumlah Puskesmas untuk seluruh Indonesia sebanyak7.237 unit, Puskesmas
Pembantu (Pustu) 21.267 unit, Puskesmas Keliling (Pusling) 6.392unit.Penyebaran sarana
dan prasarana kesehatan belum merata.Rasio sarana danprasarana kesehatan terhadap jumlah
penduduk diluar pulau jawa lebih baik dibandingkandengan pulau jawa hanya saja keadaan
transportasi diluar pulau jawa lebih baikdibandingkan dengan pulau jawa.
Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti Puskesmastelah
terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh tiga puskesmaspembantu,
namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh masyarakat.Indonesiamasih menghadapi
permasalahan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan,diperkirakan hanya 30%
penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas danPuskesmas Pembantu (Depkes RI,
2004).
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan sekitar33%
penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan kesehatan lain yangdituju
adalah praktik dokter, poliklinik dan rumah sakit swasta. Rendahnya pemanfaatanpelayanan
1
Puskesmas tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranyaadalah umur,
pengetahuan, status pendidikan, ekonomi, jarak, waktu tempuh, perilakupetugas kesehatan,
kebutuhan kesehatan dan stigma atau pengaruh luar terhadappelayanan Puskesmas.
Menurut Abbas dan Kristiani (2006) faktor biaya menjadi alasan masyarakat
tidakmemanfaatkan pelayanan bidan didesa.Elfiatri, Kusnanto dan Lazuardi
(2008)menyebutkan bahwa faktor keterpencilan, sulit dan mahalnya transportasi
merupakanhambatan untuk menjangkau sarana kesehatan.Nurcahyani (2000) menyimpulkan
adahubungan antara biaya berobat, biaya transportasi, jarak dan lama waktu
terhadappemanfaatan pelayanan.

Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis kuntjaningrat menyatakan bahwa


aspek kesehatan bagi masyarakat traditional, masih merupakan sesuatu hal yang relatif
kehadirannya sudah diterima lama di tengah-tengah masyarakat untuk berbagai jenis
kesehatan. Kebutuhan kesehatan sebagai kebutuhan fisik minimum sejak lama diakui oleh
masyarakat traditional sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap peranan ibu bidan atau
pak mantri. Oleh karena itu kami membuat makalah tentang puskesmas untuk lebih
memahami tentang konsep tentang puskesmas.

B. RumusanMasalah
a. Apadefenisi puskesmas?
b. Apafungsi puskesmas?
c. Apavisi puskesmas?
d. Apamisi puskesmas?
e. ApaazazPenyelenggaraanPuskesmas?
f. Bagaimanastrategi puskesmas?
g. Apasajakegiatan pokok puskesmas?
h. Apaperan puskesmas?
i. Bagaimanawilayah kerja puskesmas?
j. ApaSatuanpenunjangpuskesmas?
k. Apakedudukan puskesmas?
l. Bagaimanastruktur organisasi puskesmas?
m. Bagaimana Tata kerjaPuskesmas?

2
C. Tujuan penulisan
a. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang
yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.

b. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui defenisi puskesmas.
2. Untuk mengetahui fungsi puskesmas.
3. Untuk mengetahui visi puskesmas.
4. Untuk mengetahui misi puskesmas.
5. Untukmengetahuiazazpenyelenggaraanpuskesmas.
6. Untuk mengetahui strategi puskesmas.
7. Untuk mengetahui kegiatan pokok puskesmas.
8. Untuk megetahui peran puskesmas.
9. Untuk mengetahui wilayah kerja puskesmas.
10. Untuk mengetahui satuanpenunjangpuskesmas.
11. Untuk mengetahui kedudukan puskesmas.
12. Untuk mengetahui struktur organisasi puskesmas.
13. Untukmengetahui tata kerjaPuskesmas.

3
BAB 11
PEMBAHASAN

A. Definisi Puskesmas
Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH (1980) pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)
adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha
kesehatan pokok.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1981) pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)
adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-
usaha kesehatan pokok.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1987)
1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk kegiatan
pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya.
2. Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan upaya
pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif
untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyrakat
di wilayah kerjanya.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas menurut pedoman kerja puskesmas tahun 1991/1992 didefinisikan sebagai
suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha
kesehatan pokok.

4
B. Fungsi Puskesmas
Menurut Mubarak (2014) ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan lintas sector termasuk
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan


terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab


menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung
jawab puskesmas adalah :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
penegahan penyakit.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :


1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

5
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan
program puskesmas (Mubarak, 2014).

C. Visi Puskesmas
Menurut (Mubarak, 2014) visi Puskesmas adalah mewujudkan “Kecamatan Sehat”
menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan
yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Indikator utama “Kecamatan Sehat” (Mubarak, 2014) adalah sebagai berikut:
a.      Lingkungan sehat
b.      Perilaku sehat
c.      Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d.      Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan

D. Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah
(Mubarak, 2014) :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah
kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap
lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui
peningkatan pengetahuan dlan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.

6
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.

E. AzazPenyelenggaraanPuskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan
Puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut dikembangkan dari
ketiga fungsi Puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip
dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaraan
Puskesmas yang dimaksud adalah azas pertanggungjawaban wilayah, azas pemberdayaan
masyarakat, azas keterpaduan dan azas rujukan (Trihono : 26, 2005).

a) Azas pertanggungjawaban wilayah


Berarti Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk itu Puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan seperti menggerakkan pembangunan berbagai sektor
tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan, memantau dampak berbagai
upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, membina
setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayah kerjanya dan menyelenggarakan upaya kesehatan strata
pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya (Trihono, 2005).

b) Azas pemberdayaan masyarakat


Berarti puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. Untuk itu, berbagai
potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam
rangka pemberdayaan masyarakat antara lain adalah upaya kesehatan ibu dan anak
(posyandu, polindes dan bina keluarga balita), upaya pengobatan (posyandu, pos obat
desa ), upaya perbaikan gizi (posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi),
upaya kesehatan sekolah (dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid,
7
saka bakti husada dan pos kesehatan pesantren), upaya kesehatan lingkungan
(kelompok pemakai air bersih, dan desa percontohan kesehatan lingkungan), upaya
kesehatan usia lanjut ( posyandu usila dan panti werda), upaya kesehatan kerja (pos
upaya kesehatan kerja), upaya kesehatan jiwa (posyandu, tim pelaksana kesehatan
jiwa masyarakat), upaya pembinaan pengobatan tradisional (taman obat keluarga dan
pembinaan pengobatan tradisional) serta upaya pembinaan dan jaminan kesehatan
(dana sehat, tabungan ibu bersalin, mobilisasi dana keagamaan).(Trihono: 27,2005).

c) Azas keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal,
penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika
mungkin sejak dari tahap perencanaan.Ada dua macam keterpaduan yang perlu
diperhatikan yaitu keterpaduan lintas program dan keterpaduan lintas sektor (Trihono,
2005).
1) Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai
upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas.
2) Keterpaduan lintas sektor merupakan upaya memadukan penyelenggaraan upaya
Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari
sektor terkait tingkat kecamatan termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha (Trihono, 2005).

d) Azas rujukan
Digunakan sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh Puskesmas terbatas. Padahal Puskesmas berhadapan langsung dengan
masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu
Puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas (wajib,
pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan (Trihono, 2005) .
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal
dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana pelayanan
kesehatan yang sama (Trihono, 2005).

8
F. Strategi Puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan (Mubarak, 2014) antara
lain :
1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh ( comprehensive health care
service).
2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic
approach).

G. Kegiatan Pokok Puskesmas


Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun, pelaksanaannya sangat bergntung
pada faktor tenaga, sarana dan prasarana, biaya tersedia, serta kemampuan manajemen dari
tiap – tiap puskesmas.Kegiatan pokok puskesmas (Mubarak, 2014) antara lain sebagai
berikut:
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi,
anak balita, dan anak prasekolah.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi
buruk.
c. Imunisasi
d. Pemberian pendidikan kesehata tentang perkembangan anak dan cara
menstimulasinya.

2. Upaya Keluarga berencana (KB)


a. Mengadakan kursus Keluarga Berecana untuk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA.
b. Mengadakan khursus keluarga berencana kepada dukun yang akan bekerja
sebagai penggerak calon peserta Keluarga Berencana.
c. Memberikaj pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan IUD, cara –
cara penggunaan pil, kondom, dan alat – alat kontrasepsi lainnya.

3. Upaya Perbaikan Gizi


a. Mengenali penderita – penderita kekeurangan gizi.
9
b. Mengenalkan program perbaikan gizi.
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.

4. Upaya Kesehatan lingkungan


a. Penyehatan air bersih.
b. Penyehatan pembuangan kotoran.
c. Penyehatan lingkungan perumahan.
d. Penyehatan limbah.
e. Pengawasan sanitasi tempat umum.
f. Penyehatan makanan dan minuman.
g. Pelaksanaan peraturan perundangan.

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular


a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit.
b. Melaporkan kasus penyakit menular.
c. Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk.
d. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegah penyebaran penyakit
menular.
e. Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksi.
f. Memberi imunisasi.
g. Pemberantasan vektor.
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui : pengumpualan
informasi riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium,
dan membuat diagnosis.
b. Melaksanakan tindakan pengobatan.
c. Melakukan upaya rujukan.

7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat


a. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik, rumah ,
dan kelompok – kelompok masyarakat.

10
b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di
tingkat kabupaten terdapat tenaga – tenaga koordinator penyuluhan
kesehatan.

8. Kesehatan olahraga.
9. Kesehatan masyarakat.
10. Kesehatan kerja.
11. Kesehatan gigi dan mulut.
12. Kesehatan mata.
13. Kesehatan jiwa.
14. Laboratorium sederhana.
15. Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan.
16. Kesehatan usia lanjut.
17. Pembinaan pengobatan tradisional.
18. Kesehatan remaja
19. Dana sehat

H. Peran Puskesmas
Menurut mubarak (2014) dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai
peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut memiliki
kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana kegiatan yang tersusun
rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Puskesmas juga dituntut berperan
dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan
secara komperhensif dan terpadu.

I. Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis, dan keadaan infrastuktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah
kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran tekhnis dari kantor wilayah
departemen kesehatan provinsi (Mubarak, 2014).
11
J. SatuanPenunjangPuskesmas
Dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan, puskesmas
perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana, antara lain sebagai
berikut (Mubarak, 2014) :
1. Puskesmas pemabantu
Puskesmas pembantu yang lebih sering disebut Pustu atau pusBan adalah unit
pelayanan kesehatan sederhana yang berfungsi menunjang dan membantu
pelaksanaan kegiatan – kegiatan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang
lebih kecil.

2. Puskesmas keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi
dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor, peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.

3. Bidan desa
Disetiap desa yng belum memiliki pelayanan kesehatan, bidan desa ditetapkan
untuk tinggal didesa tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan.bidan desa
bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas.wilayah kerja bidan desa
adalah suatu desa dengan jumlah penduduk rata – rata 3.000 jiwa.

K. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya antara lain :
1. Sistem kesehatan nasional
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.

2. Sistem kesehatan kabupaten/kota


Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota adalah sebagai
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab

12
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di
wilayah kerjanya.

3. Sistem pemerintahan daerah


Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintahan daerah adalah sebagai unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural
pemerintah daerah kabupaten/kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

4. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama


Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta, seperti praktek
dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan
masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagal sarana pelayanan
kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas
terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya
masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan
puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan, berbasis dan
bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.
(Mubarak, 2014)

L. Struktur OrganisasiPuskesmas
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-
masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota
dillakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas
sebagai berikut:
1. Kepala puskesmas adalah penanggung jwab pembangunan kesehatan di tingakta
kecamatan. Kepala puskesmas mempunyai tugas memimpin dan mengawasi
kegiatan puskesmas.
2. Kepala urusan tata usaha mempunyai tugas di bidang kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, surat menyurat serta pencacatan dan pelaporan.
3. Unit I melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, KB, serta perbaikan
gizi.
4. Unit II melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.
13
5. Unit III melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja,
serta kesehatan usia lanjut.
6. Unit IV melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah, olahraga, dll.
7. Unit V melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan penyuluhan
kepada masyarakat.
8. Unit VI melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap.
9. Unit VII melaksanakan tugas kefarmasian.

M. Tata Kerja Puskesmas


1. Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib mengkoordinasi, integrasi dan
sinkronisasi yankes baik didalam maupun diluar gedung puskesmas.
2. Wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bimbingan teknis yang ditetapkan
oleh dinkes.
3. Ka PKM bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan semua unsur
dalam lingkungan PKM.
4. Setiap unsur di PKM wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung
jawab kepada PKM (Syafrudin, dkk, 2009).

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas dan Pustu sangat berperan penting dalam meningkatkan akses peningkatan
pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan kelarga dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang
meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan
masyarakat (public goods).
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh
yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

B. Saran
       Sebagai tenaga kesehatan seharusnya kita lebih mengahayati fungsi puskesmas, karena
puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat.
Selayaknya kita sebagai tenaga kesehatan turut mengembangkan program-program yang ada
di Puskesmas. Sehingga kita dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada klien.

15

Anda mungkin juga menyukai