3. Fungsi regulasi
4. Fungsi memori
• Kebanyakan permasalahan pada sistem imun muncul karena
kegagalan dalam mengenali self dan non-self
• Tergantung pada bobot molekul, < 1000-2000 dalton
seharusnya tidak dianggap self oleh imun. Mikroorganisme
dapat lebih besar mencapai > 20000 dalton
• Sistem imun dapat mengenali molekul kecil sebagai non-self
jika molekul tersebut berikatan dengan protein lain yang lebih
besar (hapten). Jadi awalnya molekul kecil yang tidak
imunogenik, ketika berikatan atau terjadi haptenasi dengan
molekul lebih besar dapat bersifat imunogenik.
• Setelah hapten dikenali oleh sistem imun sebagai non-self,
maka sistem imun dapat menginisiasi dari berbagai bentuk
perlawanan/penghancuran
Skema metabolisme obat menjadi metabolit reaktif hingga menimbulkan
respon imun yang mengarah pada toksisitas
• Di atas adalah skema metabolisme obat menjadi bentuk
metabolit reaktif secara kimia lalu berikatan secara kovalen
pada protein (haptenasi), kemudian dikenali sebagai non-self
oleh sistem imun, menyebabkan toksisitas.
• contoh pada kasus allergic hepatitis terdapat beberapa fase
untuk mencapai toksisitas oleh sistem imun:
1. Aktivasi metabolit dari xenobiotic/obat menjadi metabolit
reaktif untuk dapat membentuk hapten dengan protein
hepatoseluler
2. Presentasi antigen dan pengenalan oleh imun untuk
menghasilkan respon antibodi dan seluler
3. Serangan respon imun pada hapten hepatosit menyebabkan
cedera pada hati
• Hipotesis lain terkait terjadinya reaksi alergi akibat
penggunaan obat adalah keterkaitan interaksi farmakologi.
• Dimana metabolit reaktif dapat menyebabkan kerusakan
seluler dan menginduksi munculnya sinyal yang dianggap
berbahaya oleh imun. Sehingga dikenali oleh APC untuk
selanjutnya menimbulkan respon imun.
Immune reactions
cepat
berulang
Respon imun yang dimediasi oleh obat
Anaphylaxis
Anticonvulsant hypersensitivity syndrom
Haemolytic anaemia
Aplastic anaemia
Agranulocytosis
Site-directed drug-mediated immune responses
Hepatic immunotoxic reactions
Skin-directed immunotoxicity-sulphonamides
Anaphylaxis
Berbagai jenis xenobiotic dapat memicu timbulnya respon ini, sebagaimana
contoh obat yakni Penicillins, NSAIDS dan beberapa obat dengan pemberian IV.
Gejala yang timbul:
Edema laring/ pembengkakan tenggorokan
Kesulitan bernafas/gejala asma
Ruam
Muntah
Diare
Pingsan
Progresnya jika memburuk dapat mempengaruhi tekanan darah, denyut nadi dan
dapat menyebabkan kematian
Penyebab:
• Bisa disebabkan beberapa hal, radiasi, infeksi, atau suatu proses yang
dimediasi oleh respon imun. Menyebabakan hemolisis, defisiensi imun, infeksi
jamur pada mulut, dsb
• Penicilloyl. Merupakan bentuk hapten, atau antigen yang paling banyak terbentuk.
Reaksi antara protein-lysinyl amine dengan carbonyl carbon pada beta laktam
• Toksisitas dapat terjadi pada 7-14 hari setelah terapi, gejala yang
timbul demam, sindrom steven-johnson, toksisitas bbrapa organ, tidak
terprediksi, berpotensi fatal.
• Sulfametoxazole mengalami metabolisme seperti gambar di atas.