Anda di halaman 1dari 51

Daftar Is

i
Dafar Isi ..................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................11
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................13


2.1 Landasan Teori.................................................................................................13
2.1.1 PNPM-MP.....................................................................................................13
2.1.2 Tujuan dan Prinsip PNPM-MP...................................................................14
2.1.3 Landasan Hukum PNPM-PM.....................................................................17
2.1.4 SPP Dana (Simpan Pinjam Perempuan)....................................................19
2.1.5 Persyaratan dan Prosedur SPP....................................................................20
2.1.6 Simpan Pinjam..............................................................................................21
2.1.7 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Islam...............................23
2.1.8 Pendekatan Ekonomi Islam Dalam Berdayaan Ekonomi Masyarakat
PNPM............................................................................................................30
2.2 Penelitian Terdahulu.......................................................................................32
2.3 Kerangka Pemikiran........................................................................................36

BAB IIIMETODE PENELITIAN......................................................................39


3.1 Jenis Penelitian.................................................................................................39
3.2 Lokasi Penelitian..............................................................................................39
3.3 Jenis dan Sumber Data....................................................................................39
3.4 Metode Pengumpulan Data.............................................................................40

Daftar Pustaka......................................................................................................47

1
2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan kemiskinan telah jadi fenomena kehidupan warga, dengan

kata lain sudah mengakar luas dalam sistem sosial warga Indonesia. Terbentuknya

krisis ekonomi yang berkelanjutan, terus menjadi memperburuk keadaan warga

yang terkategori miskin. Perihal ini bisa dilihat dari tersebarnya warga miskin,

merosotnya bermacam aktivitas ekonomi rakyat yang menyebabkan terus menjadi

rendahnya pemasukan warga (Totok Mardikanto, 2015).

Permasalahan kemiskinan yang cukup komplek membutuhkan intervensi

semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini

cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat

pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan

akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan

yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan

(Darmawan, 2014). Adapun gambaran perkembangan kemiskinan pemerintah

provinsi Jambi tahun 2013-2019 sebagaimana terlihat pada tabel 1.1 berikut:

1
Tabel 1.1
Angka Kemiskinan Provinsi Jambi Tahun 2013-2019
No Tahun Angka Kemiskinan (Jiwa)
1. 2013 277.700
2. 2014 281.750
3. 2015 300.710
4. 2016 289.810
5. 2017 286.550
6. 2018 282.766
7. 2019 274.320
Sumber: BPS, 2020

Tabel 1.1 di atas merupakan angka kemiskinan di provinsi Jambi tahun

2013-2019, menurut data BPS dari tabel tersebut angka kemiskinan tertinggi

terjadi pada tahun 2015, kemudian untuk tahun selanjutnya terjadi penurunan.

Penurunan jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi ini tidak terlepas dari

berbagai kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Jambi sendiri yang

mampu memberikan stimulus pengurangan jumlah penduduk miskin, salah

satunya adalah perogam PNPM-MP(Sudirman, 2020).

Kemiskinan seringkali ditandai dengan tingginya tingkat pengangguran dan

keterbelakangan. Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan

berusaha dan terbatas aksesnya terhadap kegiatan ekonomi, sehingga akan

tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi. Ciri

rumah tangga miskin yang erat kaitannya dengan tingkat pendidikan dan sebaran

lokasi rumah tangga adalah sumber penghasilan. Menurut BPS, penghasilan

utama dari 63% rumah tangga miskin bersumber dari kegiatan pertanian, 6,4%

2
dari kegiatan industri, 27,7% dari kegiatan jasa-jasa termasuk perdagangan,

bangunan dan pengangkutan, dan selebihnya merupakan penerima pendapatan

(Putri, 2019).

Menurut catatan BPS (Badan Pusat Statistik) 2019, jumlah penduduk miskin

daerah pedesaan Provinsi Jambi masih cukup tinggi, tercatat pada Maret 2019

sebanyak 274,320. Dan untuk Kabupaten Muaro Jambi sendiri memiliki tantangan

penduduk keluarga miskin yang cukup berat,tercatat pada tahun 2018 indeks

kadalamam kemiskinaan mencapai 0,68. Hal ini menjadi tugas bagi penting

pemerintah pusat maupun daerah untuk mengatasi dan membuat progam guna

mengatasi masalah kemiskinan. Berikut merupakan tabel garis kemiskinan dan

indeks kedalaman kemiskinan Kabupaten Muaro Jambi:

Tabel 1.2
Indeks Garis dan Kedalaman Kemiskinan Muaro Jambi
Tahun Garis Kemiskinan Indeks Kedalaman Kemiskinan
2011 217.657 0,43
2012 225.169 0,45
2013 233.773 0,50
2014 238.617 0,44
2015 245.123 0,61
2016 255.918 0,49
2017 295.983 0,45
2018 353.583 0,68
Sumber: BPS 2019

Tabel 1.2 diatas merupakan tebel indeks kemiskinan pada Kabupaten Muaro

Jambi yang tercatat pada tahun 2011-2018, dari tabel tersebut baik dari garis

kemiskinan maupun indeks kedalaman kemiskinan terjadi fluktuatif atau terjadi

3
kenaikan serta penurunan di setiap tahunnya, untuk garis kemiskinan angka

tertinngi terjadi pada tahun 2018 sebesar 353.583, dan untuk indeks kedalaman

kemiskinan terjadi padatahun 2018 sebesar 0,86 (BPS, 2019).

Salah satu program pengentasan kemiskinan yang dibentuk Kementerian

Sosial Republik Indonesia dilaksanakan melalui Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-Mandiri Pedesaan). Implementasinya sejak

tahun 2007 dikembangkan Program PNPM hingga kini masih berlanjut dan masih

merupakan program yang andalan di Kementerian Sosial Republik Indonesia.

PNPM Mandiri Pedesaan adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM) merupakan salah satu mekanisme program

pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya

mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di

wilayah perdesaan. PNPM Mandiri sendiri dikukuhkan secara resmi oleh Presiden

RI pada 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Putri, 2019).

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat

Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), dan Kementerian Dalam

Negeri. Program ini didukung dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD), dana pinjaman/hibah luar negeri dari sejumlah

lembaga pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank Dunia (Putri, 2019).

Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Pedasaan (PNPM-

MP) merupakan lembaga usaha kecamatan yang dikelola oleh masyarakat dan

pemerintahan kecamatan dalam upaya memperkuat perekonomian Kecamatan dan

4
dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi kecamatan. Hal ini dimaksudkan

agar keberadaan dan kinerja PNPM-MP mampu memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan warga kecamatan/pedesaan.

PNPM-MP memiliki beberapa program yang ditawarkan pemerintah, salah

satunya yaitu pemberian dana bergulir bagi masyarakat yaitu Dana Simpan

Pinjam Perempuan (SPP) (Darmawan, 2014).

Program dana Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) merupakan

kegiatan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai

kegiatan simpan pinjam. Tujuan umum kegiatan SPP ini adalah untuk

mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam perdesaan, kemudian akses

pendanaan usaha skala mikro dan berkelanjutan untuk mencapai kesejasteraan.

Kemudian untuk pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat

kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah

tangga miskin dan menciptakan lapangan kerja. Tujuan secara khusus kegiatan

SPP insi adalah mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha

ataupun sosial dasar, memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan

ekonomi rumah tangga melalui pendanaan modal usaha, mendorong penguatan

kelembagaan simpan pinjam oleh kaum perempuan (Gamal, 2014).

Islam memandang bahwa tanggungjawab pemerintah bukan hanya terbatas

pada keamanan, tetapi pertanggungjawaban pemerintah merupakai program

pencapaian masyarakat yang ideal, makmur dan adil, keadilan dalam masyarakat

tidak mungkin tercipta tanpa adanya campur tanangan dari pemerintah dalam

membela masyarakat yang lemah dan memberikan jaminan sosial kepada

5
masyarakat, termasuk yang menyangkut masalah perekonomian(Mujahidin,

2007). Hal ini sesuai yang tercantum dalam Firman Allah SWT:

‫ااْل ِ ْث ِم َواَ ْنتُ ْم‬Kِ‫اس ب‬


ِ َّ‫ال الن‬ َ K‫ا ِّم ْن اَ ْم‬Kً‫ْأ ُكلُوْ ا فَ ِر ْيق‬Kَ‫ٓا اِلَى ْال ُح َّك ِام لِت‬KKَ‫ ْدلُوْ ا بِه‬Kُ‫ ِل َوت‬K‫والَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط‬K
ِ ‫و‬K َ K‫ْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم‬Kَ‫َواَل ت‬
َ‫تَ ْعلَ ُموْ ن‬
Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
Mengetahui (Al-Baqarah : 188).

Dalam Ekonomi Islam dalam merealisasikan pendistribusian harta bertujuan

untuk meningkatkan taraf hidup kaum faqir dan miskin dengan pemberdayaan.

Konsep Ekonomi Islam dalam melakukan pendistribusian tidak hanya sebatas

memberikan bantuan berupa harta yang dimiliki, melainkan bagaimana modal

tersebut dipergunakan secara produktif. Perbedaan taraf hidup manusia adalah

sebuah rahmat sekaligus pengingat bagi setiap kelompok manusia dengan tujuan

agar bisa melengkapi satu sama lain, dalam hal ini adalah kelompok yang taraf

hidupnya berkecukupan atau lebih berdaya dapat membantu dengan kelompok

yang kurang mampu sehingga akan menciptakan interaksi sosial dimasyarakat.

Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zukhruf ayat 32:

َ ْ‫و‬KKَ‫هُ ْم ف‬K‫ْض‬
‫ق‬ َ ‫ا بَع‬KKَ‫ ُّد ْنيَ ۙا َو َرفَ ْعن‬K‫و ِة ال‬KK‫تَهُ ْم ِفى ْال َح ٰي‬K‫ ْمنَا َب ْينَهُ ْم َّم ِعي َْش‬K‫اَهُ ْم َي ْق ِس ُموْ نَ َرحْ َمتَ َرب ِّۗكَ نَحْ نُ قَ َس‬
َ‫ك خَ ْي ٌر ِّم َّما يَجْ َمعُوْ ن‬
َ ِّ‫ت َرب‬ُ ‫ضهُ ْم بَ ْعضًا س ُْخ ِريًّا َۗو َرحْ َم‬ ُ ‫ت لِّيَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬
ٍ ‫ْض د ََر ٰج‬ ٍ ‫بَع‬
Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami
telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia,
dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain
beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang
lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS.
Az-Zukhruf : 32).

6
Ekonomi Islam dengan pengakuannya terhadap adanya perbedaan dalam

pendapatan melihat bahwa diantara prinsip keadilan ialah mendekatkan

jurang perbedaan antara warga masyarakat untuk merealisasikan

keseimbangan, mencegah kecemburuan sosial, dan menghindari perbenturan antar

individu dan kelas-kelas sosial (Qardhawi, 2017).

Desa Kasang Kumpeh merupakan salah satu yang menjadi target dari

PNPM-MP pada progam SPP, Kasang Kumpeh merupakan desa yang terletak di

Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Dengan kehadiran SPP

diharapkan dapat membantu meningkatkan dan memfasiltasi kemampuan

masyarakat dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya dangan

berkelanjutan, sehingga dapat semakin membaik sehingga dapat berpengaruh

terhadap ekonominya. Program ini juga bertujuan membantu masyarakatuntuk

memberikan modal bagi kaum perempuan dalam pemenuhan kebutuhan

permodalan. Sehingga membantu masyarakat khususnya perempuan

meningkatkan taraf hidup serta menunjang perekonomian keluarga(Wawancara:

Bapak Syarif pengurus PNPM-MP).

Berikut ini merupakan rangkuman data kelompok progam SPP Desa Kasang

Kumpeh,hasil dari survei dengan bapak Syarif selaku pengurus dana SPP di Desa

Kasang Kumpeh Kecamatan Kumpeh Ulu:

7
Tabel 1.2
Kelompok SPP Desa Kasang Kumpeh 2021
Nama Jumlah Jumlah Jenis Usaha
Kelompok Anggota Pinjaman
Perum Titian 8 orang 35.000.000 Pedagang
Kencana
Al-Ikhlas 1 10 orang 100.000.000 Pedagang
Al-Ikhlas 2 9 orang 75.000.000 Pedagang
Mar’atus 15 orang 50.000.000 Pedagang
Sholikhan
Al-Barokah 11 orang 55.000.000 Pedagang
Sumber: Data Primer Diolah, 2021
Dari tabel 1.2 di atas, dapat dilihatterdapat 5 kelompok SPP di Desa kasang

Kumpeh dengan jumlah anggota yang berfariatif, setiap anggota anggota dari

masing-masing diberikan pinjaman guna mengembangkan usahanya masing-

masing dengan maksimal pinjaman sebesar Rp 5.000.000 per-anggota dalam

priode 1 tahun. Menurut data dan hasil survei yang dilakukan di Desa Kasang

Kumpeh dengan pengurus, semua anggota dari masing-masing kelompok memilih

usaha sebagai pedagang, hal ini dikarenakan lebih mudah dan efesian yang mudah

dilakukan ibu rumah tanga sebagai pekerjaan sampingan.

Kegiatan perguliran dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) telah berjalan

selama 13 tahun di Desa Kasang Kumpeh tepatnya dimulai pada tahun 2008

sesuai dengan ketetapan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Setiap

tahunnya masyarakat memperoleh fasilitas modal dari progam SPP tersebut,

namun harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetepakan. Menurut penejelasan

bapak Syarif selaku ketua PNPM, kegiatan simpan pinjam SPP memiliki kurang

8
lebih 5-6 kelompok yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga. Jika program ini dapat

berjalan dengan baik dan hasilnya menunjukkan dampak yang positif, maka

program ini dapat menjadi program unggulan yang terus didukung didalam

menetapkan kebijakan pembangunan daerah dan dapat meningkatkan

perekonomian rumah tangga (Wawancara: Bapak Syarif, pengurus PNPM-MP).

Kegiatan SPP ini berguna memberikan bantuan dana kepada masyarakat

yang berkeinginan membuka usaha atau mengembangkan usaha, diutamakan

kepada masyarakat yang kurang mampu, untuk meningkatkan taraf hidupnya

dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar rumah tangga.Untuk meningkatkan

ekonomi masyarakat desa, kegiatan SPP ini dirasa bermanfaat untuk menciptakan

dan mengembangkan usaha masyarakat khususnya kelompok perempuan dalam

meningkatkan taraf hidup mereka. Sasaran dari SPP tersebut adalah para ibu

rumah tangga yang mempunyai usaha dengan tujuan meningkatkan ekonomi

keluarga, dimana dapat membantu suami untuk mencukupi kebutuhan keluarga

(Wawancara: Bapak Syarif, pengurus PNPM-MP).

Dalam Islam orang yang memberikan pinjaman kepada orang lain yang

sangat membutuhkan adalah hal yang disukai dan dianjurkan, karena didalamnya

terdapat pahala yang besar. Sebagaimana firman Allah SWT:

‫ ِد ْي ُد‬K ‫وا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ َش‬KKُ‫ان ۖ َواتَّق‬


ِ ‫ ْد َو‬K‫اونُوْ ا َعلَى ْالبِرِّ َوالتَّ ْق ٰو ۖى َواَل تَ َعا َونُوْ ا َعلَى ااْل ِ ْث ِم َو ْال ُع‬
َ ‫َوتَ َع‬
ِ ‫ْال ِعقَا‬
‫ب‬
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya
(QS. Al-Maidah : 2).

9
ۖ
ُۣ ‫رةً ۗ َوهّٰللا ُ يَ ْقبِضُ َويَب‬K
‫ ِه‬K‫طُ َواِلَ ْي‬K‫ْص‬ ٰ ‫نًا فَي‬K‫َم ْن َذا الَّ ِذيْ يُ ْق ِرضُ هّٰللا َ قَرْ ضًا َح َس‬
ْ َ‫هٗ ٓ ا‬KKَ‫ ِعفَهٗ ل‬K‫ُض‬
َ K‫ َعافًا َكثِ ْي‬K‫ض‬
َ‫تُرْ َجعُوْ ن‬
Artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman
yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat
gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezki) dankepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Baqarah : 245).

Firman Allah SWT dan Ayat Al-Qur’an yang disebutkan sebelumnya dapat

dipahami bahwa tolong-menolong dalam kebaikan dianjurkan oleh Allah serta

pemberian pinjaman yang baik untuk menolong orang yang lemah, dalam hal ini

pinjaman PNPM Mandiri Perdesaan adalah pinjaman yang tujuannya untuk

menanggulangi kemiskinan.

Namun dalam pelaksanaannya terdapat masalah yang terjadi pada SPP Dana

(Simpan Pinjam Perempuan) di Desa Kasang Kumpeh, dimana berdasarkan hasil

observasi ditemukan adanya masalah yang dialami pada antara lain:(1) sebagian

anggota peminjam ada yang tidak membayar tepat waktu, (2) ada anggota yang

meminjam lebih dari satu pinjaman, (3) banyak anggota yang meminjam dana,

berpindah tempat tinggal sehingga sulit untuk ditemukan, yang mengakibatkan

tidak efektifnya usaha dagang pada SPP (Wawancara: Bapak Syarif, Pengurus

PNPM-MP).

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang diatas, oleh karena itu penulis

tertarik untuk mengambil judul ”Peran Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Pada Progam Dana Simpan

Pinjam Perempuan (SPP) Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Dalam Perspektif Islam (Studi Kasus Desa Kasang Kumpeh, Kecematan

Kumpeh Ulu)”.

10
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diambilah beberapa rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran PNPM-MP pada progam dana Simpan Pinjam Perempuan

(SPP) terhadap perekonomian masyarakat muslim di Desa Kasang Kumpeh,

Kecamatan Kumpeh Ulu?

2. Bagaimana pola pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh

PNPM-MP pada progam dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa

Kasang Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu?

3. Bagaiman tinjauan ekonomi Islam terhadap pelaksaan PNPM-MP pada

progam dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Kasang Kumpeh,

Kecamatan Kumpeh Ulu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil tujuan penelitian

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peran PNPM-MP Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

terhadap perekonomian masyarakat muslim di Desa Kasang Kumpeh,

Kecamatan Kumpeh Ulu.

2. Untuk mengetahui pola pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan

oleh PNPM-MP pada progam dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di

Desa Kasang Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu

11
3. Untuk mengetahui dan mengkaji tinjauan ekonomi Islam PNPM-MP

Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Kasang Kumpeh, Kecamatan

Kumpeh Ulu.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak

yang berkepentingan. Secara terperinci, manfaat penelitian ini dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam segi ilmu

pengetahuan khususnya di bidang perekonomian, karena penelitian ini dapat

dijadikan bahan evaluasi kinerja program tersebut karena dari penelitian ini dapat

memberikan keterangan berupa halyang mendukung keberhasilan yang dapat

diterapkan untuk menjadikan program ini menjadi lebih baik.

2. Manfaat Praktis

Tentunya penilitian ini dapat memberikan manfaat kepada pihak yang

berperan dalam berjalannya program tersebut yaitu bagi Pemerintah dan

Masyarakat. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi

bagi para pelaku yaitu para pihak yang terlibat dalam PNPM Mandiri Perdesaan di

Desa Kasang Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi agar

pelaksaannya dapat berjalan lebih baik lagi guna untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat sekitar.

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 PNPM-MP

Pengertian Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

(PNPM Mandiri Per-desaan) adalah salahsatu dari sebuah mekanisme program

pemberdayaan masyarakat yang digunakan oleh PNPM Mandiri dalam berupaya

untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan yang terjadi dan juga perluasan

untuk kesempatan kerja di wilayah-wilayah perdesaan (Wati Lusna, 2019).

Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program

Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan

masyarakat di perdesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi;

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi

pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan

daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri

diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial

Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi dengan daerah sekitarnya.َ PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai

program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai

departemen/sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri 2008 juga

akan diprioritaskan pada desa-desa tertinggal (Totok Mardikanto, 2015).

13
Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke

dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pembangunan diharapkan

dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir.َ Konsep

pemberdayaan masnyarakat mencakup pengertian pembangunan masyarakat

(Community development) dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat.

Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan hatkat dan

martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan dengan kata lain

pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat (Wati Lusna,

2019).

2.1.2 Tujuan dan Prinsip PNPM-MP

Adapun peraturan tentang pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan ini adalah

Surat Menteri dalam Negeri No. 414.2/2634/PMD tanggal 29 Desember 2008

perihal petunjuk pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan. Adapun tujuan dan

prinsipnya sebagai berikut:

A. Tujuan PNPM Mandiri Pedesaan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum PNPM Mandiri Pedesaan adalah meningktnya kesejahteraan

dan kesempatan kerja masyarakat miskin di pedesaan dengan mendorong

kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

14
2. Tujuan Khusus

Sedangka tujuan khusus dari PNPM Mandiri Pedesaan ini ada beberapa hal,

yaitu:

a. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin

dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan,

pelaksanaan, pemantuan, dan pelestarian pembangunan.

b. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dangan

mendayagunakan sumber daya lokal.

c. Mengembangkan kapasitas pemerintah desa dalam mmfasilitasi pengelolaan

pembangunan partisipatif.

d. Menyediakan prasarana saran sosial dan ekonomi yang diprioritaskan oleh

masyarakat.

e. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.

f. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerjasama Antar Desa

(BKAD)

g. Mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upaya

penanggulangan kemiskina pedesaan.

B. Prinsip PNPM-PM

Sesuai dengan pedoma umum PNPM Mandiri Pedesaan mempunyai

prinsipatau nilai-nilai dasar yang selalu yang menjadi landasan dan acuan dalam

setiappengambilan keputusan maupun tindakan yang aka di ambil dalam pelak

sanaan rangkaian kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan. Nilai-nilai dasar tersebut

15
diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM Mandiri Pedesaan.

prinsip-prinsip itu meliputi (Mulyadi Nutisusastro, 2010):

1. Bertumpu pada Pembengunan Manusia. Pengertian prinsip bertumpu pada

pembangunan manusia adalah masyarakat hendaknya memilih kegiatan

yang berdampak langsung terhadap upaya pembangunan manusia daripada

pembangunan fisik semata.

2. Otonomi. Pengertian prinsip otonomi ini adalah masyarakat memiliki hak

dan kewenangan mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab,

tanpa intervensi negative dari luar.

3. Desentralisasi. Pengertian prinsip ini adalah memberikan ruang yang lebih

luas kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral

dan kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah

sesuai dengan kapasitas masyarakat.

4. Berorientasi pada Masyarakat Miskin. Pengertian prinsip ini adalah segala

keputusan yang di ambil berpihak kepada masyarakat miskin.

5. Partisipasi. Pengertian prinsip ini adalah masyarakat berperan secara aktif

dalam proses atau alur tahapan program dab pengawasannya, mulai dari

tahap sosialisasi, perncanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan

dengan memberikan sumbangan tenaga, fikiran tau dalam bentuk materil.

6. Kesetaraan dan Keadilan Gender. Pengertian prinsip ini adalah masyarakat

baik laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan alam perannya di

setiap tahapan program dan dalam menikmati setiap manfaat kegiatan

16
pembangunan, kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan

pada saat situasi konflik.

7. Demokratis. Pengertian prinsip ini adalah masyarakat mengambil

keputusan pembagunan secara musyawarah dan mufakat.

8. Transparansi dan Akuntabel. Pengertian prinsip ini adalah masyarakat

memiliki akses terhadap segala informasi dan proses pengambialn

keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara

terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal,

maupun adminstratif.

9. Prioritas. Pengertian prinsip ini adalah masyarakat memilih kegiatan yang

diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfaatan

untuk pengentasan kemiskinan.

10. Keberlanjutan. Pengertian prinsip ini adalah bahwa dalam setiap

pengmbialan keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemeliharaaan kegiatan haru

telah mempertimbangkan sistem pelestariannya.

2.1.3 Landasan Hukum PNPM-PM

Dasar hukum PNPM Mandiri yang diluncurkan Presiden RI tanggal 30

April 2007 mengacu pada landasan konstitusional UUD 1945 beserta

amandemenya, landasan idiil Pancasila, dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, serta peraturan perundangundangan yang terkait system pemerintahan,

perencanaan, keuangan Negara, dan kebijakan penanggulangan kemiskinan antara

lain adalah (Rahayu, 2012):

17
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Pembendahatraam

Negara.

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Pertimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 Tentang Hibah Kepada

Daerah.

7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional 2004-2009.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Pemerintah Desa.

9. Peratutran Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Cara Pengadaan

Pijaman atau Hibah Luar Negeri.

11. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah.

12. Praturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Koordinasi

Penaggulangan Kemiskinan.

13. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerinntah.

18
14. Inspres Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan Pelaksanaan

Pembangunan Nasional

15. Inspres Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Program Pembangunan yang

Bekeadilan

2.1.4 Dana SPP (Simpan Pinjam Perempuan)

Kegiatan progam dana simpan pinjam untuk kelompok perempuan (SPP)

merupakan kegiatan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang

mempunyai kegiatan simpan pinjam. Dalam pelaksanaannya, program

pembangunan yamg memperhatikan hubungan atau relasi antara laki laki dan

perempuan. Pandangan ini diperkuat dengan Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang

Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional yang

mengintruksikan kepada Kementerian dan Lembaga Pemerintah dan non

Pemerintah untuk melaksanakan pengarusutamaan Gender guna terselenggaranya

perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan

dan program pembangunan nasional yang berspektif Gender sesuai dengan bidang

tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing. Semakin tinggi tingkat

penghargaan terhadap Gender dalam proses perencanaan pembangunan, maka

semakin besar upaya pemerintah dalam menekan angka kemiskinan (Rahayu,

2012).

SPP adalah kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan dalam bidang pengembangan

ekonomi yang dikhususkan bagi perempuan. Dalam program SPP tersebut,

perempuan diberi kesempatan untuk berperan pada sektor publik dengan

membuka peluang usaha. Sesuai dengan dana pinjaman diberikan kepada

19
perempuan yang bersedia mengikuti pelaksanaan program, selanjutnya dana

tersebut digunakan untuk membuka berbagai usaha berdasarkan keinginan peserta

program (Lestari, 2013).

2.1.5 Persyaratan dan Prosedur SPP

Persyaratan untuk menjadi peserta program ini yaitu:

1. Perempuan yang telah menikah.

2. Mendapat izin suami dengan melampirkan fotokopi Kartu Keluarga (KK)

dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami dan istri.

3. Bagi perempuan dengan status janda, melampirkan surat keterangan.

Adapun prosedur pengajuan dana pinjaman yaitu:

1. Peserta tergabung menjadi kelompok dengan anggota maksimal 10 orang,

2. Setiap peserta mengajukan dana pinjaman dengan terlebih dahulu

mengajukan proposal kepada Unit Pengelola Kegiatan (UPK) setempat

3. Dana pinjaman diberikan kepada setiap kelompok setelah proposal

disetujui

4. Dana pinjaman selanjutnya dibagikan kepada setiap anggota individu

5. Setiap anggota kelompok wajib membayar angsuran perbulan dengan

jumlah yang telah ditentukan besarnya.

Secara khusus program ini bertujuan untuk: (1) Mempercepat proses

pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial dasar, (2) Memberikan

kesempatan kaum perempuan dalam meningkatkan ekonomi rumah tangga

melalui pendanaan modal usaha, (3) Mendorong penguatan kelembagaan simpan

pinjam oleh kaum perempuan.

20
Peran perempuan di tengah masyarakat pada hakekatnya adalah membantu

keluarga dalam mencapai sejahtera. Dengan kata lain, peran perempuan melalui

progam SPP pada hakekatnya adalah untuk membantu suami dalam menafkahi

keluarga atas dasar semangat saling tolong menolong dalam kebaikan. Dalam Al-

Qur’an, surat At-Taubah, ayat 71 Allah berfirman: َ

َ‫ف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َويُقِ ْي ُموْ نَ الص َّٰلوة‬ ِ ْ‫ْض يَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬
ٍ ۘ ‫ضهُ ْم اَوْ لِيَ ۤا ُء بَع‬ ُ ‫َو ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ َو ْال ُمْؤ ِم ٰن‬
ُ ‫ت بَ ْع‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬
ِ ‫َويُْؤ تُوْ نَ ال َّز ٰكوةَ َوي ُِط ْيعُوْ نَ َ َو َرسُوْ لَهٗ ۗاول ِٕىكَ َسيَرْ َح ُمهُ ُم ُ ۗاِ َّن َ ع‬
‫َز ْي ٌز َح ِك ْي ٌم‬

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan,


sebagian mereka (adalah) penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf dan mencegah yang munkar” (QS. At-
Taubah : 71).

Berdasarkan ayat tersebut, partisipasi perempuan sebagai istri bisa juga di

lihat sebagai bentuk tanggung jawab terhadap fungsi sosial ekonomi seorang ibu

rumah tangga di tengah kehidupan bermasyarakat (Alamul Huda, 2019).

2.1.6 Simpan Pinjam

Simpan pinjam adalah memberikan manfaat sesuatu yang halal kepada yang

lain untuk diambil manfaatnya dengan tidak merusak zat barang itu, boleh

dipinjam atau dipinjamkan(Ahmad Ifham, 2015).

Firman Allah SWT dalam surah Al-Ma’idah ayat 2 tentang tolong

menolong dalam kebaikan:

‫ ِد ْي ُد‬K ‫وا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ َش‬KKُ‫ان ۖ َواتَّق‬


ِ ‫ ْد َو‬K‫اونُوْ ا َعلَى ْالبِرِّ َوالتَّ ْق ٰو ۖى َواَل تَ َعا َونُوْ ا َعلَى ااْل ِ ْث ِم َو ْال ُع‬
َ ‫َوتَ َع‬
ِ ‫ْال ِعقَا‬
‫ب‬
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”
(Q S. Al-Ma’idah : 2).

21
Berdasarkan ayat diatas maka jelaslah Allah SWT memerintahkan manusia

yang diciptakan-Nya agar saling tolong-menolong antar sesama, dengan

menghilangkan kesulitan seseorang atau mempermudah urusan duniawi. Hal ini

relevan dengan praktek pemberian dana SPP (Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan) SPP tersebut dimanfaatkan untuk tolong menolong anggota yang

mengalami kesusahan, yang sumber dana nya diperoleh dari PNPM Mandiri

Pedasaan setiap tahunnya, yang diniatkan untuk kepentingan ekonomi

anggota(Rahayu, 2012).

Pinjaman atau Qardh adalah akad pemberian pinjaman yang digunakan

untuk kebutuhan mendesak. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jumlah

yang sama dan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama) dan

pembayaran bisa dilakukan secara angsuran atau sekaligus.

Menurut Ahmad Ifham, (2015)pinjaman adalah harta yang diberikan

kreditur kepada debitur (orang yang meminjam). Kemudian debitur

mengembalikan pinjaman tersebut setelah dirinya mampu untuk

mengembalikanya. Dalam kegiatan SPP diterapkan dengan memberikan modal

usaha kepada masyarakat melalui kegiatan Simpan Pinjam Perempuan, yang biasa

dikenal dengan SPP. Kegiatan Simpan Pinjam khusus perempuan ini mempunyai

sasaran yaitu rumah tangga miskin yang produktif yang sangat memerlukan

pendanaan kegiatan kebutuhan sosial dasar melalui kelompok simpan pinjam

perempuan yang sudah ada dimasyarakat(Rahayu, 2012).

Hukum pinjaman dalam Islam disunnahkan bagi pemberi pinjaman

berdasarkan Qur’an surat Al- Hadid ayat 11:

22
ٰ ‫َم ۡن َذا الَّ ِذ ۡى ي ُۡق ِرضُ هّٰللا َ قَ ۡرضًا َح َسنًا فَي‬
‫ُض ِعفَهٗ لَهٗ َولَهٗۤ اَ ۡج ٌر َك ِر ۡي ٌم‬

Artinya: Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang


baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan
Dia akan memperoleh pahala yang banyak. (QS. Al-Hadid : 11).

Keunggulan kegiatan SPP pinjaman kelompok yang dilaksanakan melalui

pemberdayaan masyarakat ini masyarakat dapat menentukan sendiri kebutuhan

dasarnya, merencanakan padat tenaga kerja, melaksanakan kegiatan industri

kecil/industri rumah tangga sesuai dengan sumber daya alam yang ada,

menggunakan teknologi dan target sasaran yang tepat, dan melakukan

pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan.

2.1.7 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Islam

Kata pemberdayaan sangat mudah diucapkan oleh setiap orang khususnya

para pejabat pemerintah tanpa keharusan pemahaman pengertianya dan apa

implikasinya dalam sikap dan tindakan nyata dalam pembangunan masyarakat.

Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan yang

dinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar mereka memiliki

kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol lingkunganya agar dapat

memenuhi keinginankeinginanya, termasuk aksebilitasnya terhadap sumberdaya

yang terkait dengan pekerjaanya, aktivitas sosialnya, dll (Mubyanto, 2017).

Word Bank mengartikan pemberdayaan sebagai upaya untuk memberikan

kesempatan dan kemamp uan kepada kelompok masyarakat (miskin) untuk

mampu berani bersuara (voice) atau menyuarakan pendapat, ide, atau gagasan-

gagasanya, serta kemampuaan dan keberanian untuk memilih (choice) suatu

(konsep, metode, produk, tindakan, dll) yang terbaik bagi pribadi, keluarga, dan

23
masyarakatnya. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat merupakan proses

peningkatan kemampuan dan sikap kemandirian masyarakat (Mubyanto, 2017).

Sejalan dengan itu pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan

kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpingkirkan) untuk mencapai

pendapat atau kebutuhanya, pilihan-pilihanya, berpartisipasi, bernegoisasi,

mempengaruhi dan mengelola kelembagaan masyarakat sercara bertanggung-

gugat (accountable) demi perbaikan kedepanya (Yunus, 2019).

Menelisik dalam teks-teks normatif Islam, kata pemberdayaan

(empowerment) oleh para sarjana diwakili kata Arab ‘tamkin’ dan ‘istiqwa’

dimana secara semantik filosofis bermakna menguatkan dan mengokohkan

seseorang dengan memberinya otoritas dan kekuatan (hissi-emosional dan madiy-

materi) untuk mencapai kesuksesan hidup(Faridah Zamrud, Mafhum D. Sanrego,

2016).

Pemberdayaan perempuan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dalam

mengelola sumberdaya alam, lingkungan, sosial, ekonomi untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya saat ini yang berkelanjutan tanpa mengorbankan pemenuhan

kebutuhan generasi masa depan. Secara konseptual, pemberdayaan berasal dari

kata kekuasaan (power). Pemberdayaan meredistribusikan kekuasaan dari ‘kaum

berdaya’ kepada ‘kaum tidak berdaya’. Pemberdayaan adalah suatu proses

menolong kelompok atau individu yang dirugikan untuk bersaing dan berkarya

secara efektif, karena semua orang mempunyai kesempatan yang sama dalam

berkompetisi dalam sebuah ‘permainan’, dimana semua ‘pemain’ memiliki

kesempatan untuk ‘menang’(Shane et al., 2012).

24
Pemberdayaan bukanlah suatu pemberian melainkan suatu pembelajaran

pengembangan pola pikir pribadi. Yaitu sebuah transisi dari rasa

ketidakberdayaan dalam kehidupan untuk kemudian hidup aktif dan mandiri

dengan kenyataan untuk membangun kemampuan dalam mengambil tindakan dan

mengambil inisiatif untuk lingkungan dan masa depan. Kemudian membangun

rasa kebersamaan sebagai sesama golongan yang harus selalu terberdayakan

sehingga terbentuk lingkungan yang kondusif untuk saling bekerjasama dalam

membangun kekuatan bersama, lalu kebutuhan-kebutuhan pokoknya (material dan

spiritual) akan selalu dapat terpenuhi sehingga dapat menuntun diri mereka sendiri

kepada tatanan kehidupan yang berdaya dan sejahtera (Shane et al., 2012).

Menurut Harahap, fase-fase masyarakat dalam perkembangan pemikirannya

terbagi menjadi beberapa fase sebagai berikut (Syahrin Harahap, 2017):

1. Masyarakat tradisional. Ciri-ciri masyarakat tradisional; melihat masa

lampau, menyerah pada takdir, gaya hidup konservatif, kekuatan spiritual

berpengaruh kuat, masyarakat stabil hampir stagnan, menolak inovasi

agama, usaha hidup tanpa perencanaan, sosial kontrol yang kuat.

2. Masyarakat transisi. Bercirikan antara lain; melihat kemasa kini, percaya

pada masyarakat termasuk negara, gaya hidup adaptif, kekuatan sosial

termasuk pemerintah sangat kuat, masyarakat stabil terbuka terhadap

informasi dari luar dan bersedia menerima inovasi dari luar, usaha hidup

dengan shorterm planning, collective control yang kuat.

3. Masyarakat modern. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut; melihat ke masa

depan, percaya pada diri sendiri, gaya hidup kreatif, ilmu dan teknologi

25
berpengaruh kuat, masyarakat dinamis, suka mencipta dan menyebarkan

informasi, selalu berusaha menciptakan inovasi, usaha hidup dengan

longterm planning, formal control yang kuat.

Berdasarkan kategori fase masyarakat di atas, dapat kita lihat bahwasanya

sasaran pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat tradisional dan masyarakat

transisi yang masih berorientasi masa lalu yang pasrah akan takdir menjadi

masyarakat modern yang berorientasi masa depan yang dinamis memiliki

kepercayaan diri dan bertanggung jawab, dari masyarakat yang tanpa perencanaan

menjadi masyarakat yang memiliki perencanaan dalam hidupnya. Jika hal ini

dapat terlaksana, maka masyarakat akan memberikan partisipasinya yang

maksimal terhadap usaha memerangi kemiskinan yang dilakukan.

Konsep pemberdayaan telah diterapkan oleh Rasulullah saw. Beliau

memberikan contoh terkait prinsip keadilan, persamaan, dan partisipasi di tengah-

tengah masyarakat. Sikap toleran yang hakiki tadi sudah diterapkan sejak

pemerintahan Rasulullah saw. sehingga mempunyai prinsip untuk selalu

menghargai etos kerja, saling tolong-menolong (ta’awun) bagi semua warga

negara untuk melaksanakan ajaran-ajaran agama. Dengan adanya persamaan

beserta kesempatan dalam berusaha maka tidak ada lagi kesenjangan ekonomi dan

sosial antara yang satu dengan yang lain (Wisnu Indrajit VO, 2014).

26
Diantara prinsip-prinsip tersebut terdapat kaitan sangat erat yang

selanjutnya akan dijelaskan lebih spesifik sebagai berikut:

1. Prinsip Keadilan

Kata keadilan di dalam al-Qur’an disebutkan pada urutan ketiga terbanyak

dalam al-Qur’an setelah kata Allah dan ‘Ilm. Hal ini menunjukkan betapa nilai

dasar ini memiliki bobot yang sangat dimuliakan dalam Islam. Keadilan berarti

kebebasan bersyarat akhlak Islam yang jika diartikan dengan kebebasan yang

tidak terbatas, akan menghancurkan tatanan sosial dalam pemberdayaan

manusia.Firman Allah dalam Al-Quran Al-Hadid ayat 25:

ٌ‫ْط َواَ ْنزَ ْلنَا ْال َح ِد ْي َد فِ ْي ِه بَْأس‬ِۚ ‫ب َو ْال ِميْزَ انَ لِيَقُوْ َم النَّاسُ بِ ْالقِس‬
َ ‫ت َواَ ْنزَ ْلنَا َم َعهُ ُم ْال ِك ٰت‬
ِ ‫لَقَ ْد اَرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِ ْالبَي ِّٰن‬
‫صر ُٗه و ُر ُسلَهٗ ب ْال َغ ْي ۗ هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫َز ْي ٌز‬
ِ ‫ب اِ َّن َ قَ ِويٌّ ع‬ ِ ِ َ ُ ‫اس َولِيَ ْعلَ َم ُ َم ْن يَّ ْن‬ ِ َّ‫َش ِد ْي ٌد َّو َمنَافِ ُع لِلن‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al
kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan
Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya
Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya
Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha
Perkasa” (QS. Al-Hadid: 25).

2. Prinsip Persamaan

Prinsip persamaan adalah prinsip yang berdiri di atas dasar akidah yang

sama sebagai buah dari prinsip keadilan. Islam memandang tiap orang secara

individu, bukan secara kolektif sebagai komunitas yang hidup dalam sebuah

Negara. Manusia dengan segala perbedaanya semua adalah hamba Allah, tidak

ada perbedaan dalam kedudukan sebagai manusia, juga dalam hak dan

kewajibannya. Bahkan setiap kebutuhan dasar manusia sudah diatur secara

27
menyeluruh, berikut kemungkinan tiap orang untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai dengan kadar kesanggupan.

3. Prinsip Partisipasi

Partisipasi adalah pokok utama dalam pendekatan pemberdayaan

masyarakat dan berkesinambungan serta merupakan proses interaktif yang

berkelanjutan. Prinsip partisipasi melibatkan peran serta masyarakat secara

langsung dan aktif sebagai penjamin dalam pengambilan keputusan bersama

untuk pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan. Partisipasi sebagai

konstribusi sukarela yang menimbulkan rasa harga diri dan meningkatkan harkat

dan martabat menciptakan suatu lingkaran umpan balik yang memperluas zona

dalam penyediaan lingkungan kondusif untuk pertumbuhan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat dalam Islam harus selalu mengembangkan dan

memperkuat kemampuan masyarakat untuk selalu terlibat dalam proses

pembangunan yang berlangsung secara dinamis. Dengan demikian masyarakat

dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat mengambil keputusan

secara bebas dan mandiri.

4. Prinsip Penghargaan Etos Kerja

Etos ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan serta kepercayaan, bersifat

khusus tentang seorang individu atau sekelompok manusia. Istilah ‘kerja’

mencakup segala bentuk amalan atau pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan

dan keberkahan bagi diri, keluarga dan masyarakat sekelilingnya serta negara.

Etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan seorang Muslim, bahwa

kerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh perkenan

28
Allah Swt. Berkaitan dengan ini, penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya,

Islam adalah agama amal atau kerja (praxis.)Sesuai dengan Firman Allah SWT

dalam surah At-Taubah:


‫هّٰللا‬
ِ ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوْ ا فَ َسيَ َرى ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُوْ لُهٗ َو ْال ُمْؤ ِمنُوْ ۗنَ َو َستُ َر ُّدوْ نَ اِ ٰلى ٰعلِ ِم ْال َغ ْي‬
‫ب َوال َّشهَا َد ِة فَيُنَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم‬
َ‫تَ ْع َملُوْ ۚن‬
Artinya dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan RasulNya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. At-
Taubah ayat 105).

5. Prinsip Tolong Menolong (Ta’awun)


Tolong menolong (ta’awun) menurut bahasa berasal dari bahasa Arab yang

artinya berbuat baik. Sedangkan menurut istilah adalah suatu pekerjaan atau

perbuatan yang didasari pada hati nurani dan semata-mata mencari ridho Allah

swt. Islam berhasil memberikan suatu penyelesaian yang praktis kepada masalah

ekonomi modern dengan mengubah sifat masyarakatnya yang hanya

mementingkan diri sendiri kepada sifat sebaliknya. Semua orang didorong untuk

bekerja bersama-sama dalam menyusun suatu sistem ekonomi berdasarkan prinsip

persamaan dan keadilan yang membentuk sebuah prinsip tolongmenolong. Setiap

individu menjadi unit yang berguna kepadasemua pihak sehingga pemberdayaan

masyarakat dapat menyebar lebih luas. Sesui dengan hadist Rasulullah:

Artinya: “Dan barang siapa memudahkan atas orang yang susah, Allah
akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong
hamba-Nya, selagi hamba itu mau menolong saudaranya” (H.R. Muslim).

Berikut orang-orang yang tidak mampu bekerja, maka Islam mewajibkan

kepada sekitarnya untuk membantunya. Melakukan injeksi dana bagi masyarakat

29
yang kurang terberdayakan, sebagai aplikasi dari kepedulian mereka, sebagai

pihak yang memiliki kelebihan terhadap mereka yang kekurangan. Mulai dari

anakanaknya serta ahli warisnya, ataupun bila yang wajib menanggung tidak ada,

maka orang yang terdekat yang mempunyai peran wajib dalam pemenuhan

kebutuhannya (Rahman, 1995).

2.1.8 Pendekatan Ekonomi Islam Dalam Berdayaan Ekonomi Masyarakat

PNPM-MP

Secara garis besar terdapat dua pendekatan yang digunakan Ekonomi Islam

dalam pemberdayaan masyarakat:

1. Pendekatan Parsial-Kontinu, yaitu pendekatan dengan cara pemberian

bantuan langsung, seperti kebutuhan pokok, sarana dan prasarana. Hal ini

diberikan terutama terhadap orang yang tidak sanggup bekerja sendiri.

Misalnya orang yang cacat abadi, orang tua lanjut usia, orang buta, orang

lumpuh, anak-anak, dan lain sebagainya.

2. Kedua, Pendekatan Struktural, yaitu pemberian pertolongan secara bertahab

terutama pengembangan potensi skill. Harapannya agar masyarakat yang

kurang berdaya dapat mengatasi kemiskinan atau kelemahannya sendiri.

Bahkan dari orang yang dibantu diharapkan pada akhirnya menjadi orang

yang turut membantu (Inayati, 2013). Dua pendekatan diatas dapat dilihat

sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam tiga tahap strategi sebagai

berikut:

30
a) Rekonstruksi tahap etika psikologis dari nilai pasif ke nilai aktif terhadap

masyarakat akar rumput mengenai kemiskinan. Jadi masyarakat yang

kurang terberdayakan diberi penjelasan (awareness), menarik minat

(interest), mencoba (trial), dan mempertimbangkan (evaluation) bahwa

kemiskinan bukanlah suatu takdir bawaan yang mana kita harus diam dan

pasrah akan keadaan, selalu menunggu bantuan dari kaum yang beruntung,

sehingga tidak menghasilkan perubahan.

b) Mengadakan upaya perubahan tingkah laku terhadap fakir miskin yang

sudah sadar dan bersemangat tadi, dengan pendidikan ketrampilan,

meningkatkan kemampuan manajerial, pengetahuan-pengetahuan melalui

pelatihan, penyuluhan, pendampingan, pengembangan teknologi, stimulan,

informasi, dan keteladanan.

c) Mengupayakan perubahan status melalui perwujudan komitmen kemitraan

dan suntikan dana seperti modal usaha secara struktural, setelah sudah

terampil dan aktif tadi. Dari pendekatan dan strategi tersebut diharapkan

mampu mengantarkan fakir miskin menjadi muslim yang berdaya,

berkualitas dan penyantun bagi sesama. Dari penjelasan di atas sehingga

terdapat hal-hal yang harus dibentuk dari manusia itu sendiri untuk dapat

dikatakan berdaya dan selanjutnya dapat selalu berusaha menolong diri

sendiri. Adapun hal-hal tersebut sebagai berikut: Membangun dimensi

spiritual (iman), membangun dimensi pendidikan (‘ilm),membangun

dimensi sosial (amal). Jika iman, ilmu dan amal sudah terpenuhi maka

mindset masyarakat muslim akan berubah secara drastis. Kemudian

31
tercapailah falah seperti yang selalu didamba-dambakan masyarakat

muslim pada umumnya dan masyarakat muslim dapat terberdayakan

(Inayati, 2013).

2.2 Penelitian Terdahulu

Dari studi literatur, peneliti mencamtumkan beberapa penelitian yang

pernah dilakukan oleh beberapa pihak, sebagai bahan rujukan dalam

mengembangkan teori yang ada dalam penetitian. Berikut penelitian terdahulu

yang relevan dengan penelitaina ini:

1. Pnlitian yang dilakukan oleh Lusna Wati (2019) “Peran Pnpm-Mp

Terhadap Perekonomian Masyarakat Kecamatan Batang Asam

Kabupaten Tanjung Jabung Barat”. Hasil dari pnlitian ini bahwa

Program Pemberdayaan PNPM-MP dalam Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Kecamatan Batang Asam.Tata Kelola PNPM-MP terhadap

peningkatan perekonomian masyarakat di Kecamatan Batang Asam.

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

2. Penelitian ini dilakukan oleh Raishatul Nandra (2020) “Pembiayaan

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan Terhadap Peningkatan Ekonomi

Keluarga Ditinjau Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Upk

Kecamatan Pidie)”. Hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan bahwa

(1) Mekanisme SPP di UPK Kecamatan Pidie harus melalui beberapa

prosedur, yaitu: Pengajuan pinjaman, proses verifikasi, pencairan

pinjaman, dan pengembalian pinjaman. (2) SPP memberikan dampak

32
positif terhadap peningkatan ekonomi keluarga, hal ini dibuktikan dari

hasil wawancara dan pembagian kuesioner dimana responden (3)

Ditinjau dari perspektif ekonomi Islam, dari segi dampak SPP sudah

sesuai dengan tujuan ekonomi Islam. Metode penelitian menggunakan

pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Teknik analisis data

menggunakan analisis reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi.

3. Penelitian ini dilakukan oleh Arumas Aulia (2019) “Upaya Pemerintah

Dalam Menanggulangi Kemiskinan Melalui Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-MP) Di Kabupaten Muaro Jambi”.

Hasil penelitian ini ialah Pertama: Kendala yang dihadapi oleh kantor

pnpm kelurahan pijoan merupakan suatu kendala yang sangat sulit

dihadapi oleh kantor PNPM kelurahan pijoan ini, karna banyaknya

bermacam kendala tersebut kantor PNPM kelurahan pijoan sangat sulit

untuk mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan warga atau

rumah tangga miskin yang menunggak dalam pengembalian uang

pinjaman, Kedua. Bahwa upaya kantor PNPM ini memberikan

pelayanan yang cukup baik, bagi masyarakat khusunya untuk rumah

tangga miskin atau bisa di sebut dengan (RTM). Metode ini dilakukan

dengan Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan metode

pengumpulan data dengan dilakukan dengan wawancara, observasi dan

dokumentasi.

33
4. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Zakir(2011) “Peranan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

Terhadap Peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kecamatan

Bangkinang Seberang Ditinjau Menurut Perspektif Ekonomi Islam”.

Hasil penelitian ini bahwa Program Pemberdayaan PNPM-MP dalam

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kecamatan Bangkinang

Seberang.Tata Kelola PNPM-MP terhadap peningkatan perekonomian

masyarakat. Menggunakan metode penelitian lapangan dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara, kuesioner, dan dokumentasi.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Pahruroji (2016) “Analis Efektivitas

(PNPM) Mandiri Perdesaan Terhadap Peningkatan Pendapatan

Peminjam Di Tinjau Dari Persfektif Ekonomi Islam (Studi Pada

Pinjaman Pnpm Mandiri Perdesaan Desa Sinar Saudara Kecamatan

Wonosobo Kabupaten Tanggamus)”. Hasil penelitian bahwa pinjaman

tersebut efektif dengan menggunakan pinjaman tersebut bersifat

produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan pedagang desa Sinar

Saudara. Penelitian ini menggunakan model kualitatif, menggunakan

tehnik sampling random, dalam pengumpulan data dengan

menggunakan metode wawancara. Teknis analisis dalam penelitian ini

bersifat induktif yaitu memberikan gambaran secara umum, menyajikan

data serta menarik kesimpulan.

34
6. Penelitian yang dilakukan oleh Aswan Asqolan (2016) “Analisis

Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Pedesaan (Pnpm-Mpspp) Simpan Pinjam Kelompok Perempuan Dalam

Meningkatkan Pendapatan Di Desa Muara Danau Kecamatan Pelawan

Kabupaten Sarolangun” Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini

sebagai berikut : rata-rata pendapatan rumah tangga miskin setelah

menjadi pemanfaat dari bantuan dana bergulir simpan pinjam kelompok

perempuan (SPKP) PNPM Mandiri mengalami peningkatan

dibandingkan ratarata pendapatan rumah tangga miskin sebelum

menjadi pemanfaat. Jumlah masyarakat rumah tangga miskin tahun

2014 mengalami penurunan dibanding jumlah masyarakat rumah tangga

miskin tahun 2013. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Kadek Diah Candra Kartika (2007)

“Efektivitas Pengelolaan Dana Pada Badan Usaha Milik Kecamatan

Kerta Danu Mandara Di Kecamatan Songan” Berdasarkan hasil

penelitian diperoleh simpulan bahwa pengelolaan dana yang dilakukan

pada Badan Usaha Milik Kecamatan (PNPM-MP) Kerta Danu Mandara

dilakukan secara tidak transparan dikarenakanpengelolaan dana hanya

dilakukan oleh pengelola dan pendamping PNPM-MP Kerta Danu

Mandara. Model penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

35
dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

2.3 Kerangka Pemikiran

PNPM-MP adalah lembaga usaha kecamatan yang dikelola oleh masyarakat

dan pemerintahan kecamatan dalam upaya memperkuat perekonomian Kecamatan

dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi kecamatan. PNPM-MP sebagai

salah satu lembaga ekonomi yang beroperasi di Kecamatan harus memiliki

perbedaan dengan lembaga ekonomi pada umumnya.Hal ini dimaksudkan agar

keberadaan dan kinerja PNPM-MP mampu memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan warga kecamatan.(Darmawan,

2014).

Dalam pelaksanaan PNPM tedapat beberapa progam, SPP merupakan

progam yang dipilih dan dijalankan di Desa Kumpeh. Kegiatan SPP ini berguna

memberikan bantuan dana kepada masyarakat yang berkeinginan membuka usaha

atau mengembangkan usaha yang dikhususkan untuk perempuan. Dengan

demikian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk

mempermudah mengenai kerangka berfikir penelitian ini, maka dapat dilihat

dalam gambar 2.1 berikut ini:

36
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

PNPM-Mandiri Pedesaan

Dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Masyarakat Kelompok/Anggota Simpan


Pinjam Perempuan (SPP)

Pemberdayaan Perekonomian

Sejalan dengan tujuan penelitian dan kajian teori yang sudah dibahas di

atas selanjutnya diuraikan kerangka berfikir mengenai peran PNPM-MP pada

progam Simpan Pinjam Perempuan (SPP) terhadap perekonomian masyarakat di

Desa Kasang Kumpeh. Adapun alurnya pertama adalahPNPM-MPmerupakan

progam pemerintah melalui kecamanatan yang berfungsi untuk mempercepet

penanggulangan kemiskinan dan memperluas kesempatan kerja di pedesaan,

kemudia PNPM-MP tersebut mempunyai sebuah progam yang disebut SPP

(Simpan Pinjam Perempuan) yangditargetkan khusus kaum perempuan untuk

meningkatkan kesejasteraan dan memiliki kontrol atas aset produktif, dimana

dalam progam SPP tersebut dibentuk kelompok-kelompok yang terdiri beberapa

anggota sebagai terget peneriman dana SPP, selanjutnya para anggota dari

kelompok yang telah mendapatkan dana SPP serta pembekalan diharapkan

37
mampu manaikan taraf kesejasteraan maupun perekonomiannya sesuai dengan

tujuan utama dari progam PNPM-MP tersebut.

38
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

merupakan jenis penelitian yang menuntut peneliti untuk mengambil kesimpulan

berdasarkan pandangan-pandangan yang diperoleh dari partisipan. Dalam konteks

prosedur melakukannya, peneliti dapat merumuskan masalah penelitian yang lebih

luas dan umum, mengumpulkan data berupa kata-kata dan/atau kalimat yang

panjang dari partisipan, mendeskripsikan dan menganalisis kalimat-kalimat

tersebut secara tematis (Creswell, 2014).

Dalam penelitian ini metode kualitatif digunakan untuk mengetahui peran

PNPM-MP Simpan Pinjam Perempuan (SPP) terhadap perekonomian masyarakat

muslim di Desa Kasang Kumpeh serta permasalah yang dihadapi.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada progam PNPM-MP Simpan Pinjam

Perempuan (SPP) di Desa Kasang Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten

Muaro Jambi.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari

individu seperti hasil wawancara (Sugiyono 2016).

39
Untuk mendapatkan data primer ini penulis mengadakan observasi

(pengamatan) serta wawancara kepada Kepala Desa, Ketua dan Pengurus PNPM-

PM, Ketua Kelompok SPP dan nasabah atau masyarakat yang menerima bantuan

SPP Desa Kasang Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi..

Data sekunder penelitian ini meliputi data yang berasal ari artikel jurnal,

buku, laporan penelitian, danmelalui survei literatur penelitian terdahulu yang

relevan dengan topik penelitian ini.

3.4 Metode Pengumpulan Data

1. Observasi Langsung (Direct Observation)

Metode observasi Langsung pada dasarnya merupakan proses sistematis

dalam mencatat dan merekam berbagai peristiwa, sikap, dan perilaku yang

diamati peneliti kualitatif dalam setting penelitiannya. Observasi merupakan

metode pengamatan yang didukung dengan pengumpulan dan pencatatan data

secara sistematis terhadap objek yang akan diteliti (Bandur, 2019).

2. Wawancara Mendalam (Indepth Interviews)

Metode interview adalah metode pencarian data dengan melakukan tanya

jawab guna mengumpulkan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan secara

langsung dan mendalam kepada seorang informan ataupun praktisi. Wawancara

adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara tersruktur dan dapat

dilakukan melalui tatap muka maupun dengan jaringan telepon (Sugiyono 2016).

Menurut Bandur, (2019) penggunaan in-depth interviews sangat signifikan

dalam memahami secara lebih mendalam tentang persepsi masing-masing

individu terhaap fenomena yang sedang diteliti. Wawancara yang dilakukan

40
dalam penelitian ini wawancara kepada Kepala Desa, Ketua dan Pengurus PNPM-

PM, Ketua Kelompok SPP dan nasabah atau masyarakat yang menerima bantuan

SPP Desa Kasang Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi.

3. Analisis Dokumen (Record Review)

Analisis dokumen sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif, penelitian

tersebut diharapkan memiliki dokumen-dokumen tertulis untuk merekam dan/atau

menelusuri masalah penelitian yang sedang diteliti. Dokumen-dokumen yang

umum dalam penelitian kualitatif yang dapat dijadikan instrumen penelitian

adalah surat-surat, dokumen formal, undangan, hasil-hasil keputusan, logs,

pengumuman, dokumen pemerintah undang-undang dan peraturan pemerintah

(Bandur, 2019).

Dalam penelitian ini berupa dokumen ataupun catatan-catatan lain yang

terkait dengan pencatatan keuangan progam SPP Desa Kumpah. Untuk menjaga

kebenaran dan dan mengurangi bias atau subjektivitas pada saat pengumpulan dan

analisis data, maka dalam penelitian ini dilakukan metode Tringulasi agar

diperoleh kebenaran utuh dan meningkatkan Kredibilitas penelitian.

Metode Tringulasi dipakai dalam penelitian kualitatif sebagai cara untuk

meningkatkan validitas temuan penelitian dengan cara membandingkannya

dengan berbagai pendekatan yang berbeda, Triangulasi dalam penelitian ini

dilakukan dengan beberapa cara yaitu (Sugiono, 2013) :

41
Triangulasi Teknik, dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik data

yaitu :

Gambar 3.1
Triangulasi Teknik

Observasi

Triangulasi Teknik Indepth Interviews


Triangulasi Tekni

Record Review

Triangulasi Sumber Data, dilakukan dengan menggali kebenaran informasi

tertentu melalui berbagai dan sumber perolehan data sebagai berikut

Gambar 3.2
Skema Wawancara Indepth Interviews

Kepala Desa

Ketua dan Pengurus


PNPM
Wawancara Indepth
Interviews Ketua dan Anggota SPP

Nasbah/Masyarakat

42
3.5 Tekhnik Analisis Data

Teknik Analisis dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menyiapkan dan

mengorganisasikan data 1) yaitu data teks seperti transkrip, 2) atau data gambar

seperti foto) untuk analisis, 3) kemudian mereduksi data tersebut menjadi tema

melalui proses pengkodean dan peringkasan kode, dan terakhir menyajikan data

dalam bentuk bagan, tabel, atau pembahasan (Creswell 2014).

Dalam analisis data kualitatif terdapat 4 tahapan yang dilakukan, yaitu

(Patlima, 2016).

1. Transkripsi yaitu mencatat hasil wawancara dan diskusi yang telah

direkam dari informan yang kemudian ditransfer dalam bentuk tulisan.

2. Pengorganisasian data yaitu menendai data dari setiap informan untuk

kemudian diberikan kode tertentu.

3. Pengenalan yaitu pengecekan kembali atas data yang telah terkumpul baik

berupa rekaman hasil wawancara serta catatan lapangan.

4. Koding yaitu menyesuikan hasil wawancara yang telah ditranskirpsikan

yang kemudian disesuaikan dengan acuan kerangka teori (grounded

theory).

Dalam penelitian ini, analisis data yang dipergunakan menggunakan analisis

data model Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data (data

collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan

kesimpulan (conclusion).

43
Gambar 3.3
Komponen Analisis Data Model Miles dan Huberman
.

Pengumpulan data Penyajian data (data


(data collection) display)

Reduksi data (data kesimpulan


reduction) (conclusion)

Empat tahapan analisis data model Miles dan Huberman, yaitu (Sugiyono,

2017).

1. Pengumpulan data (data collection), yaitu dengan observasi, wawancara

dan triangulasi.

2. Reduksi data (data reduction), yaitu merangkum hasil pengumpulan data

dan memilih serta memiliah hal-hal pokok yang sesuai dengan

pembahasan penelitian.

3. Penyajian data (data display), yaitu dengan menyajikan hasil data yang

telah diperoleh dalam bentuk tabel, grafik, atau sejenisnya. Dengan adanya

penyajian data maka data yang terkumpul dapat diorganisasikan serta

dapat diketahui susunan polanya sehingga diharapkan dapat lebih mudah

dipahami.

44
4. Penarikan kesimpulan serta verifikasi (conclusion and verification)

merupakan tahap terakhir dalam melakukan analisis data. Kesimpulan

sementara yang dikemukakan diawal masih bersifat sementara dan

memungkinkan berubah setelah ditemukan bukti-bukti baru.

45
46
Daftar Pustaka

Agus Eko Alfianto. (2012). Kewirausahaan: Sebuah Kajian Pengabdian Kepada


Masyarakat. Heritage, 1, 2.
Ahmad Ifham. (2015). Ini Lho Bank Syariah Jakarta. Pt Gramedia Pustaka
Utama.
Alamul Huda. (2019). Peran Perempuan Dalam Pemberdayaan Ekonomi Syariah.
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Asqolan, A. (2016). Analisis Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Pedesaan (Pnpm-Mpspp) Simpan Pinjam Kelompok
Perempuan Dalam Meningkatkan Pendapatan Di Desa Muara Danau
Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun (Uin Sultan).
Aulia, A. (2019). Upaya Pemerintah Dalam Menanggulangi Kemiskinan Melalui
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm) Di Kabupaten Muaro
Jambi. Uin Sultan Taha Syaifudin.
Candra Kartika, K. D. (2017). Efektivitas Pengelolaan Dana Pada Badan Usaha
Milik Kecamatan Kerta Danu Mandara Di Kecamatan Songan A.
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Darmawan, H. (2014). Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2014.
Faridah Zamrud, Mafhum D. Sanrego, M. (2016). Fiqih Tamkin (Fikih
Pemberdayaan). Qisthi Press.
Gamal, M. (2014). Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Dan
Desa,Petunjuk Teknis Operasional Pnpm Mandiri Perdesaan. Pt Gramedia
Pustaka Utama.
Inayati, A. A. (2013). Pemikiran Ekonomi Islam. Ekonomi Islam, 2(1), 6.
Lestari, N. I. (2013). Analisis Gender Dalam Program Simpan Pinjam Untuk
Kelompok Perempuan. Sosiologi Pedesaan.
Mubyanto. (2000). Membangun Sistem Ekonomi. Bpfe.
Mujahidin, A. (2007). Ekonomi Islam. Raja Grafindo Persada.
Mulyadi Nutisusastro. (2010). Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil.
Alfabeta.
Pahruroji. (2016). Analisis Efektivitas Pinjamanp Rogram Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm) Mandiri Perdesaan Terhadap
Peningkatan Pendapatan Peminjam Di Tinjau Dari Persfektif Ekonomi Islam

47
(Studi Pada Pinjaman Pnpm Mandiri Perdesaan Desa Sinar Saudara
Kecamatan Wonos. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam (Febi) Institut
Agama Islam Negeri (Iain) Raden Intanlampung.
Putri, D. S. (2019). Studi Deskriptif Dampak Keberlanjutan Program Pnpm
Mandiri Pedesaan Terhadap Ketergantungan Bantuan Dana Stimulan Pada
Pengusaha Perempuan Di Dusun Carangpuspo Desa Carangrejo Kabupaten
Jombang Jawa Timur. Universitas Airlangga.
Qardhawi, Y. (1997). Norma Dan Etika Ekonomi Islam. Germa Insani.
Rahayu, S. L. (2012). Bantuan Sosial Di Indonesia Sekarang Dan Kedepan.
Fokus Media.
Rahman, A. (1995). Doktrin Ekonomi Islam, Jilid 1. In Ekonomi Islam. Cv.
Taberi.
Raishatul Nadra. (2018). Pembiayaan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan
Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Ditinjau Menurut Perspektif
Ekonomi Islam (Studi Kasus Upk Kecamatan Pidie). Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry Banda Aceh.
Shane, S., Locke, E. ., & Collins, C. . (2012). Entrepreneurial Motivation. Human
Resource Management Review. Entrepreneurial Motivation, 13(2), 263–269.
Http://Digitalcommons.Ilr.Cornell.Edu/Articles/830
Sudirman, S. (2020). Pengaruh Jumlah Penduduk, Indeks Pembangunan Manusia
Dan Angkatan Kerja Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Jambi. Manajemen
Dan Sains, 5(2), 251–256.
Supadi, N. A. R. (2004). Pendapatan Dan Pengeluaran Rumah Tangga Pedesaan
Dan Kaitannya Dengan Tingkat Kemiskinan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi
Dan Kebijakan Pertanian.
Syahrin Harahap. (1999). Islam, Konsep Dan Implementasi Pemberdayaan. Tiara
Wacana Yogya.
Totok Mardikanto, P. S. (2015). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Kebijakan Publik. Alfabeta.
Wati Lusna. (2019). Peran Pnpm-Mp Terhadap Perekonomian Masyarakat
Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Wisnu Indrajit Vo, S. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Dan Pembangunan.
Cita Intrans Selaras.
Yunus, M. (2019). Grammen Bankk. Shavaat.Wordpress.Com.
Htt://Shavaat.Wordpress.Com/2012/01/Muhammad-Yunusgrammen-Bank/.

48
Zakir, M. (2011). Peranan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah Di
Kecamatan Bangkinang Seberang Ditinjau Menurut Perspektif Ekonomi
Islam. Fakultas Syari’ah Dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau.

49

Anda mungkin juga menyukai