0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan5 halaman
Webinar ini membahas metodologi penelitian pendidikan di era pandemi dengan fokus pada penelitian transformatif. Jenis penelitian ini dijelaskan secara terperinci beserta contoh penerapannya dalam pembelajaran sastra di sekolah dasar. Penelitian transformatif dinilai relevan untuk menjawab tantangan pendidikan saat ini dengan melibatkan unsur-unsur sastra dalam penyajian hasilnya.
Webinar ini membahas metodologi penelitian pendidikan di era pandemi dengan fokus pada penelitian transformatif. Jenis penelitian ini dijelaskan secara terperinci beserta contoh penerapannya dalam pembelajaran sastra di sekolah dasar. Penelitian transformatif dinilai relevan untuk menjawab tantangan pendidikan saat ini dengan melibatkan unsur-unsur sastra dalam penyajian hasilnya.
Webinar ini membahas metodologi penelitian pendidikan di era pandemi dengan fokus pada penelitian transformatif. Jenis penelitian ini dijelaskan secara terperinci beserta contoh penerapannya dalam pembelajaran sastra di sekolah dasar. Penelitian transformatif dinilai relevan untuk menjawab tantangan pendidikan saat ini dengan melibatkan unsur-unsur sastra dalam penyajian hasilnya.
PEMBELAJARANNYA DI SD TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN DASAR BAHASA INDONESIA Dosen Pengampu : Prof. Dr. Wahyu Sukartiningsih, M.Pd. NIP: 196801181994032003
Oleh: IKAMAYA SRIDARMA DEWI NIM 21070855011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
MAGISTER PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2021 RINGKASAN MATERI A. Metodelogi Penelitian Pendidikan di Era Pandemi (Peneltian Transformatif) Dampak yang ditimbulkan di era pandemi dalam proses pembelajaran sangat besar dan beragam, yang semula belajar dilakukan secara luring berganti menjadi daring. Oleh karena itu pembelajar dituntut untuk dapat bertransformasi dalam pembelajaran digital dengan mengngkat berbagai isu-isu Pendidikan yang ada saat ini. Para peneliti juga dipengaruhi oleh pandemi, bisa dilihat dari maraknya judul penelitian yang menghubungkan dengan virus covid-19. Pentingnya penelitian yang dilakukan sebagai sarana edukasi dalam dunia Pendidikan saat ini didominasi metaanalisis data serta kualititif karena kuantitatif eksperimen sulit untuk dilakukan. Adapun jenis penelitian yang rekomendasikan oleh pemateri ibu Yuli Rahmawati yaitu penelitian kualitatif Transformatif. Di PGSD sendiri penelitian cenderung kuantitatif padahal sebenarnya jika ditinjau lebih lanjut penelitian kualitatif lebih mumpuni untuk membahas segala permasalahan yang ada di sekolah dasar untuk menjawab tantangan dan peluang yang terjadi saat ini. Penelitian dapat digunakan pada berbagai bidang pelajaran seperti bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, maupun dalam rumpun agama. Perbedaan Terminologi a) Paradigma Penelitian : membahas cara pandang suatu penelitian berupa konsep dasar atau kunci. Dalam penelitian transformatif terdiri dari beberapa paradigma yaitu positivism, post-positivism, interpretivism, criticalism dan postmodern dimana antar paradigma tidak ada yang unggul jadi saling melengkapi satu dengan lainnya. b) Metodelogi : Rancangan garis beras penelitian dan tahapan yang dilakukan untuk menumpulkan , menganalisa, dan mengintepretasikan data penelitian meliputi studi kasus, etnografi, action research, grounded teory dan lain-lain. c) Metode : Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi wawancara, kuisioner, test, observasi, refleksi jurnal. d) Quality Standard : Biasa disebut Uji keabsahan data digunakan sebagai kriteria untuk menilai dan mengevaluasi penelitian teridiri dari validitas, reliabilitas, trustwoththines, authenticity. 1. Penelitian Pendidikan Fokus permasalah harus jelas, tujuan penelitian, jenis penelitian, serta kondisi yang ada. Kuantitatif a) Paradigma yang digunakan: Positivism -> Saintifik, Objektif Post-postivism -> Eksplanasi b) Metodelogi : Eksperimen, korelasi , Stuktur, Mix method c) Metode : tes, tanya-jawab, wawancara d) Uji Keabsahan Data: validitas, reliabilitas , triangulasi data
Kualitatif menurut Denzin
a) Paradigma yang digunakan: interpretivism, criticalism dan postmodern b) Metodelogi : Pengalaman belajar, penggalian teori, etnografi, Tindakan praktis penelitian. Tindakan kritis penelitian, Auto| ethnography c) Metode: Wawancara, observasi, refleksi jurnal, analisis dokumen atau kajian, wawancara naratif. d) Uji Keabsahan Data: Trustwoththines, authenticity, Praxis Pedagogical thoughtfulness, verisimilitude. 2. Primary Education Pada masa sekolah dasar sangat berperan penting kenapa? Karena peda masa ini pertumbuhan dapat terlihat dengan jelas dari segi sosial,emosi, aktivitas social, komunikasi dengan ekspresi, kreativitas dan belajar cepat, serta kolaborasi 3. Prinsip Penelitian a) Desain dan konsep yang benar : dimana penelitian tidak perlu rumit lebih baik sederhana tapi benar dan menarik. Berhubungan dengan intrumen b) Akses Data : siswa letih belajar zoom bagaimana cara modifikasi agar nyaman dalam belajar c) Pembelajaran yang relevan untuk digunakan 4. Tahapan Penelitian a) Penentuan Masalah : Fokus, kontekstual, menarik, mudah b) Penentuan Solusi : relevansi, pengalaman , referensi, penelitian sebelumnya c) Penentuan Judul : Fokus, menarik, jelas , jenis penelitian. d) Metode Penelitian : pertanyaan penelitian, kuantitatif, penelitian kualitatif , PTK e) Desain penelitian : Rancangan singkat vs proposal. f) Penyusunan Langkah pembelajaran : Fokus, kontekstual, menarik, mudah g) Penyususunan instrumen : relevansi, pengalaman , referensi, penelitian sebelumnya h) Analisis Data : pertanyaan penelitian, kuantitatif vs kualitatif i) Publikasi : Laporan ,artikel 5. Tujuan Penelitian Transformatif Ada 5 tujuan menurut Peter Taylor yaitu: kita pertama implementasikan di penelitian tujuan adalah a) Culture : berhubungan dengan budaya yang melekat b) Relational knowing : dia harus paham dia itu siapa dan hubungan dengan orang lain c) Critical knowing : berpikir kritis dalam konteks sampai bsa memandang dan menganilisis beberapa isu d) Visionary and ethical knowing : dia tau visi kedepannya mau melakukan apa e) Knowing in action : bagaimana dia bisa mengimplementasikan apa yang telah didapat untuk kehidupan sehari-hari. 6. Pembelajaran Inovatif dan Transformatif ada dua yaitu : Meaningful (bermakna, otentik, kehidupan sehari-hari, kontekstual) dan empowering (peran siswa sebagai generasi perubahan. 7. Tahapan Pembelajaran Transfprmatif Value reflection (stimulasi nilai berupa gambar/foto) - problem solving and decision making (siswa distimulasi untuk focus pada masalah dilemma dan memberikan solusi) – Concept integration (penjelasan topik yang relevan) – project development (pengembangan proyek sebagai solusi masalah) – transformation (pemahaman konsep dan nilai).
B. Kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di SD
Menurut saya pribadi setelah mengikuti webinar PGSD yang membahas tentang metodelogi penelitian pendidikan di era pandemi. Penelitian jenis kualitatatif transformatif erat kaitannya dengan pembelajaran sastra dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan pengalaman yang saya dapat setelah menggunakan jenis penelitian ini pada saat mengerjakan tugas akhir skripsi, Penelitian ini berhubungan erat dengan sastra, hal ini terletak pada penyusunan data hasil penelitian karena menggunakan paradigma postmodern sehingga data yang disajikan bisa berupa cerita, gambar, video , maupun puisi, komik dan sebagainya. Hal ini secara tidak langsung membuktikan bahwa dalam penelitian transformatif terdapat unsur sastra terutama sastra anak didalamnya. Bentuk sastra anak yang terdapat di Indonesia sangatlah beragam diantaranya seperti puisi, cerpen, novel, dongeng, fabel dll. Lukens (2003:30) mengemukan bahwa secara garis besar genre sastra anak terbagi menjadi lima macam, yaitu fiksi, non fiksi, puisi, sastra tradisional, komik. Sastra anak berperan penting membangun sumber daya manusia sejak dini. Kehadiran sastra anak sejatinya tidak hanya sekadar hadir tetapi eksistensi sastra anak luar biasa dampak yang dihasilkannya.