RRA1B110011
RRA1B110011
ABSTRAK
Mardianti, Tuti. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa Kelas
berbahasa dalam karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi dalam hal
Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah berupa kesalahan berbahasa
yang terdapat dalam karangan siswa. Adapun sumber data penelitian ini adalah
karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi Tahun Ajaran 2014/2015.
kesalahan berbahasa yang akan dijadikan data. Peneliti membuat daftar variabel
data kemudian mencatat setiap data yang ditemukan dan mengelompokkan data
1
sesuai dengan aspek yang akan diteliti. Teknik analisis data terdiri dari tiga
komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian
triangulasi. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi data. Selain itu, penelitian
ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu tahap pralapangan, pelaksanaan, dan
laporan penelitian.
dalam karangan siswa. Dari sampel yang diambil, kesalahan berbahasa yang paling
sering ditemukan adalah kesalahan ejaan. Selain itu, kesalahan afiks, reduplikasi,
pemborosan kata, dan diksi juga ditemukan dalam karangan siswa. Hasil penelitian
Kota Jambi Tahun Ajaran 2014/2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)
kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terjadi karena penulisan kata, huruf kapital, huruf
miring, lambang bilangan, dan tanda baca yang tidak tepat, (2) kesalahan afiks
ditemukan dalam penggunaan prefiks me-, prefiks di-, konfiks se- -nya, konfiks di- -
kan, dan konfiks me- -kan (3) kesalahan reduplikasi terjadi karena penggunaan kata
ulang berimbuhan yang tidak tepat (4) pemborosan kata terjadi karena masih
PENDAHULUAN
Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya
bahasa. Tanpa adanya bahasa setiap orang akan merasa kesulitan untuk
2
menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka pikirkan. Bisa
dikatakan bahwa segala aktivitas yang akan dilakukan di atas muka bumi ini harus
Bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan
huruf sebagai unsur dasarnya. Pemakaian bahasa tulis dapat dilihat dalam bentuk
adalah salah satu hasil perwujudan gagasan dan pendapat seseorang dalam
bahasa tulis. Kegiatan mengarang berkaitan erat dengan ragam bahasa tulis.
Kegiatan belajar mengajar yang setiap hari dilakukan oleh pendidik dan peserta
didik juga menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi sehingga bukan hal
yang mustahil bagi mereka untuk membuat kesalahan. Salah satu kesalahan yang
umum dalam pembelajaran adalah pada saat siswa membuat sebuah karangan.
Kenyataan yang peneliti hadapi ketika PPL di SMK Negeri 1 Kota Jambi dan
banyaknya siswa yang belum dapat menulis karangan dengan benar. Siswa lebih
berorientasi pada hasil karangan, bukan pada proses menulis karangan dengan
kepada guru bahasa Indonesia kelas X, diketahui bahwa memang sering terjadi
3
Kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya siswa memang
yang dibuat siswa merupakan suatu bagian belajar yang tidak terhindarkan.
Semakin tinggi tingkat kesalahan berbahasa siswa, maka semakin rendah tingkat
ini baru dapat tercapai bila seluk-beluk kesalahan itu dikaji secara mendalam.
kesalahan berbahasa, maka tidak semua aspek digunakan oleh peneliti dalam
berbahasa dalam karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi dalam hal
ejaan, afiks, reduplikasi, pemborosan kata, dan diksi. Adapun tujuan penelitian ini
kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi dalam hal ejaan, afiks, reduplikasi,
Secara teoretis, penelitian ini dapat memperkaya konsep atau teori dalam
praktis dari penelitian ini, yaitu (1) bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah
4
pengetahuan dan wawasan mengenai bentuk kesalahan berbahasa, serta untuk
siswa, (2) bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan
pembelajaran (3) bagi siswa, penelitian ini dapat menambah pemahaman mengenai
kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar, dan (4) bagi peneliti lain, penelitian
ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian pada bidang yang sama
yang digunakan agar tidak menimbulkan salah penafsiran. Adapun istilah yang
(1) Kesalahan
Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan.
„menyimpang‟ dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang
Menurut Ellis (Tarigan dan Tarigan, 2011:60) “analisis kesalahan adalah suatu
prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, meliputi
(3) Karangan
dalam bahasa tulis kepada pembaca. Karangan yang dimaksudkan di sini berupa
5
KAJIAN PUSTAKA
„menyimpang‟ dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang
dewasa” (Tarigan dan Tarigan, 2011:126). Menurut Ellis (Tarigan dan Tarigan,
2011:60) “analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan
(3) Untuk mencegah atau menghindari kesalahan yang sejenis pada waktu yang
akan datang, agar para pelajar dapat menggunakan bahasa dengan baik dan
benar.
Kesalahan Ejaan
menggunakan tanda baca. Di dalam ejaan itu diatur hal-hal sebagai berikut.
6
(1) Penulisan Huruf Kapital (Huruf Besar)
(a) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
(c) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan hal-hal keagamaan (terbatas pada nama diri), kitab suci,
(d) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama nama gelar (kehormatan,
(e) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan
bahasa.
(f) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari
(h) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama setiap nama lembaga resmi,
(i) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
(j) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama orang dan
(k) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
(l) Penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Huruf miring dipakai untuk (1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam karangan, (2) menegaskan atau mengkhususkan huruf,
7
bagian kata, atau kelompok kata, dan (3) menuliskan kata nama ilmiah, atau
(b) Penulisan preposisi di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
(c) Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis
serangkai.
(d) Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran
ditulis serangkai atau ditulis terpisah dengan membubuhkan tanda hubung (-)
(e) Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan
(f) Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua
unsurnya.
(h) Partikel per yang berarti „tiap‟ dan „mulai‟ ditulis terpisah dari bagian kalimat
(i) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah, badan atau organisasi, dan nama
dokumen resmi.
(j) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak
(k) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
8
(b) Penulisan bilangan yang mendapatkan akhiran –an
(c) Penulisan lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf dan penulisan lambang bilangan yang menyatakan
(e) Angka digunakan untuk menyatakan ukuran, satuan waktu, dan nilai uang.
(f) Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen,
dan sebagainya.
(g) Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar, seperti ribu, juta, dan miliar
(5) Penulisan tanda baca, seperti tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik
dua, tanda tanya, tanda seru, tanda hubung, tanda petik, tanda petik tunggal,
Afiks
Acapkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi afiks atau imbuhan
dulu untuk dapat digunakan di dalam pertuturan. Berikut ini beberapa jenis imbuhan
(1) Awalan (prefiks) adalah imbuhan yang diberikan di awal kata seperti me-, di-,
(2) Sisipan (infiks) adalah imbuhan yang diberikan di akhir kata seperti sisipan -el-, -
em-, dan -er- tidak mempunyai variasi bentuk dan ketiganya merupakan imbuhan
yang tidak produktif. Artinya, tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata
baru.
9
(3) Akhiran (sufiks) adalah imbuhan yang diberikan di akhir kata seperti -kan, -i, -an
dan –nya.
(4) Awalan dan akhiran (konfiks) adalah imbuhan yang berupa gabungan dari
awalan dan akhiran seperti ber-kan, ber-an, per-kan, per-i, me-kan, me-i,
Reduplikasi
pembentukan kata. Pengulangan ini dapat dilakukan terhadap kata dasar, kata
berimbuhan, maupun kata gabung. Kata yang terbentuk sebagai hasil dari proses
pengulangan ini biasa dikenal dengan nama kata ulang. Dilihat dari hasil
pengulangan, dapat dibedakan adanya empat macam kata ulang, yaitu kata ulang
murni, kata ulang berubah bunyi, kata ulang sebagian, dan kata ulang berimbuhan.
Pemborosan Kata
Memilih kata-kata untuk sebuah kalimat harus yang padat dan berisi. Akan tetapi,
kita masih melihat banyaknya penggunaan kata-kata yang boros, kata yang boros ini
menjadi mubazir karena jika kata tersebut dihilangkan pun tidak akan mengubah isi
dari informasi yang kita sampaikan. Hal inilah yang disebut dengan pemborosan
kata. “Pemborosan pilihan kata adalah sejumlah kata yang sesungguhnya tidak
2001:77).
10
Diksi
gagasan tertentu dengan kata yang tepat. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar
(Semi, 1990:8). Secara umum tulisan dapat dikembangkan ke dalam lima jenis.
(1) Narasi
Menurut Pamungkas (2012:58), “narasi adalah jenis tulisan yang bertujuan untuk
penyampaian atau penceritaan suatu peristiwa atau pengalaman dalam kurun waktu
tertentu. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi
ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh
narasi ekspositoris adalah biografi. Narasi sugestif adalah novel dan cerpen.
(2) Eksposisi
“Eksposisi adalah tulisan untuk menerangkan suatu pokok masalah atau pikiran
11
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan eksposisi
pembaca.
(3) Deskripsi
“Karangan deskripsi bersifat informatif, pembaca diajak menikmati apa yang telah
(4) Argumentasi
yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi dengan bukti-bukti kesaksian yang
dijalin menurut proses penalaran yang kritis dan logis, dengan tujuan mempengaruhi
suatu pendapat sehingga pembaca percaya dan bertindak sesuai apa yang
(5) Persuasi
dengan cara-cara tertentu, bersifat ringkas, menarik, dan mempengaruhi secara kuat
12
METODE PENELITIAN
siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi. Menurut Arikunto (2010:3) “Penelitian
atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk
laporan penelitian”.
Data adalah segala keterangan atau fakta yang dapat dijadikan dasar untuk
kajian atau analisis. Menurut Arikunto (2010:161) “data adalah hasil pencatatan
peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka”. Data dalam penelitian ini adalah
berupa kesalahan berbahasa yang terdapat dalam karangan siswa. Sumber data
dalam penelitian ini adalah karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi
sebagainya”.
13
Tabel 3.1 Contoh Format Analisis Kesalahan Berbahasa
Bentuk Perbaikan
Kesalahan Berbahasa
Kesalahan Berbahasa Kesalahan Berbahasa
1. Ejaan
2. Afiks
3. Reduplikasi
4. Pemborosan Kata
5. Diksi
Menurut Miles dan Huberman (Pawito, 2007:104), analisis data kualitatif terdiri
dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
PEMBAHASAN
Indonesia dalam karangan siswa kelas X AK 3 SMK Negeri 1 Kota Jambi. Dari
sampel yang diambil, kesalahan berbahasa yang paling sering ditemukan adalah
kesalahan ejaan. Selain itu, kesalahan afiks, reduplikasi, pemborosan kata, dan diksi
Berikut ini adalah hasil analisis kesalahan berbahasa dalam karangan siswa
- Kesalahan afiks, yaitu kesalahan penggunaan prefiks me- dan prefiks di-
- Kesalahan diksi
14
(2) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 2 (K02)
kata
- Pemborosan kata
- Kesalahan diksi
penulisan kata.
- Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata, huruf kapital dan tanda
baca
- Pemborosan kata
- Kesalahan diksi
kata
- Kesalahan diksi
kata
15
- Kesalahan afiks, yaitu kesalahan penggunaan konfks di- -kan
- Pemborosan kata
- Kesalahan diksi
kapital
- Pemborosan kata
miring
- Kesalahan reduplikasi
miring
penulisan kata
- Kesalahan diksi
bilangan
- Pemborosan kata
- Kesalahan diksi
16
(13) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 13 (K13)
kapital
- Kesalahan diksi
- Kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan kata, huruf kapital, dan huruf
miring
- Kesalahan diksi
lambang bilangan
lambang bilangan
- Pemborosan kata
- Kesalahan diksi
- Pemborosan kata
- Kesalahan diksi
17
(20) Bentuk Kesalahan Berbahasa Data 20 (K20)
kapital, huruf miring, lambang bilangan, dan tanda baca. Kesalahan penulisan kata
terdiri dari penulisan awalan di- dan ke-, preposisi di- dan ke-, kata ganti -ku, dan
penyingkatan kata yang dan dengan. Kesalahan penulisan huruf kapital banyak
ditemukan akibat banyaknya siswa yang tidak menggunakan huruf kapital sebagai
huruf pertama pada awal kalimat, judul karangan, nama hari, unsur pertama nama
bilangan, kesalahan penggunaan tanda baca, seperti tanda hubung, titik, dan koma,
dan kesalahan penulisan ungkapan asing karena tidak menggunakan huruf miring.
Kesalahaan afiks ditemukan dalam penggunaan prefiks me-, prefiks di-, konfiks se- -
nya, konfiks di- -kan, dan konfiks me- -kan. Siswa menulis kata bentukan dengan
yang tidak tepat. Selain itu, pemborosan kata dan kesalahan diksi juga ditemukan
dalam karangan siswa. Pemborosan kata terjadi karena penggunaan kata-kata yang
sebenarnya tidak perlu digunakan dan kesalahan diksi terjadi karena tidak tepatnya
18
Kesimpulan
3 SMK Negeri 1 Kota Jambi Tahun Ajaran 2014/2015 dapat disimpulkan sebagai
berikut.
(1) Kesalahan berbahasa yang sering ditemukan dalam karangan siswa adalah
kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terjadi karena penulisan kata, huruf kapital,
huruf miring, lambang bilangan, dan tanda baca yang tidak tepat.
(2) Kesalahan afiks ditemukan dalam penggunaan prefiks me-, prefiks di-, konfiks
(3) Kesalahan reduplikasi terjadi karena penggunaan kata ulang berimbuhan yang
tidak tepat.
(4) Pemborosan kata terjadi karena masih banyaknya penggunaan kata-kata yang
(5) Kesalahan diksi terjadi karena pemilihan kata yang tidak tepat.
Saran
(1) Bagi guru bahasa Indonesia kelas X SMK Negeri 1 Kota Jambi agar
(2) Bagi para siswa agar membaca buku yang berhubungan dengan kaidah
(3) Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini dapat menganalisis bentuk
19
REFERENSI
Alwi, H., dkk. 2003. Tata Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Badudu, J.S. 1995. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Chaer, A. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Tarigan, H.G. dan Djago Tarigan. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
20