Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Studi islam, yaitu ajaran-ajaran yang berhubungan dengan islam. Itu


berarti studi pemikiran islam yaitu ajaran-ajaran yang berhubungan dengan
pemikiran islam. Studi pemikiran islam dibagi menjadi empat yaitu studi
pemikiran islam kalam, studi pemikiran islam filsafat, studi pemikiran islam
tasawuf, dan studi pemikiran islam fiqh.
Dari uraian itu diketahui bahwa tasawuf merupakan bagian dari studi
pemikiran islam. Di tengah situasi masyarakat yang cenderung mengarah
kepada krisis moral seperti gejalanya mulai tampak saat ini, akibat negatifnya
mulai terasa dalam kehidupan, masalah tasawuf mulai mendapatkan perhatian
dan dituntut peranannya untuk terlibat aktif mengatasi masalah tersebut.
Terjadinya kebakaran hutan dengan segala akibat yang merugikan, praktik
pengguguran kandungan (aborsi), pembunuhan, disia-siakan masalah
keadilan, dan kejahatan yang lainya adalah bermula dari kekotoran jiwa
manusia, yaitu jiwa yang jauh dari bimbingan Tuhan, disebabkan ia tidak
pernah mencoba mendekati-Nya. Untuk mengatasi masalah itu tasawuflah
yang paling memiliki potensi dan otoritas, karena didalam tasawuf dibina
secara intensif tentang cara seseorang selalu merasakan kehadiran Tuhan
dalam dirinya. Dengan demikian ia akan malu berbuat menyimpang karena
merasa diperhatikan oleh Tuhan.
Demikian pentingnya peranan tasawuf dalam kelangsungan hidup
manusia, maka perlu diadakan penelitian dan pengembangan tasawuf islam,
yaitu penelitian yang ingin melihat seberapa jauh pemahaman tasawuf islam
itu dikembangkan dalam rangka merespon dan menjawab secara konkret
berbagai masalah yang timbul di masyarakat. Penelitian ini dinilai penting
untuk dilakukan agar pemahaman tasawuf islam tetap mampu memandu dan
membimbing perjalanan umat. Studi tasawuf sangat diperlukan untuk
2

memahami islam secara menyeluruh. Oleh karenanya dalam makalah ini akan
memaparkan studi pemikiran islam tasawuf.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dalam
makalah ini akan membahas beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana pengertian dan ajaran tasawuf?
2. Apa tujuan dari tasawuf?
3. Siapa saja tokoh-tokoh dalam kajian tasawuf?
4. Bagaimana model penelitian tasawuf?

C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas tujuannya yakni :
1. Untuk mengetahui pengertian dan ajaran tasawuf.
2. Untuk mengetahui tujuan dari ajaran tasawuf.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam kajian tasawuf.
4. Untuk mengetahui model penelitian tasawuf.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ajaran Tasawuf


Dalam kitab Kasyf al-Mahjub, al Hujwiri telah menjelaskan asal usul
kata tasawuf. Pertama, istilah tasawuf berasal dari kata al-shuf, yaitu wol.
Disebut sufi karena kaum sufi mengenakan jubah yang terbuat dari bulu
domba.
Kedua, istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf, yaitu barisan pertama,
yang bermakna bahwa kaum sufi berada pada barisan pertama didepan
Tuhan, karena besarnya keinginan mereka terhadap tuhan, kecenderungan
hati mereka terhadap-Nya dan tinggalnya bagian-bagian rahasia dalam diri
mereka dihadapan-Nya.
Ketiga, istilah tasawuf berasal dari kata ahl al-shuffah karena para sufi
mengaku sebagai golongan ahl al-shuffah yang diridai Allah. Mereka disebut
sufi karena sifat-sifat mereka menyamai sifat orang-orang yang tinggal di
serambi masjid (shuffah) yang hidup pada masa Nabi Muhammad Saw.
Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa’ yang artinya
kesucian, sebagai makna bahwa para sufi telah menyucikan akhlak mereka
dari noda-noda bawaan, dan karena kemurnian hati dan kebersihan tindakan
mereka. Kaum sufi menjaga moral dan menyucikan diri mereka dari
kejahatan dan keinginan duniawi, sebab itulah mereka disebut sufi.
Sedangkan, menurut Kamus Bahasa Indonesia kata tasawuf diambil
dari shafa yang berarti bersih, dinamakan sufi karena hatinya tulus dan bersih
di hadapan Tuhannya. Tasawuf adalah ajaran tentang kepercayaan yang dapat
dicapai dengan kekuatan kemampuan batin (kepada Allah). Ada pula yang
mengungkapkan bahwa tasawuf adalah mencari jalan untuk memperoleh
kecintaan dan kesempurnaan rohani, atau berpindah dari kehidupan biasa
menjadi kehidupan sufi yang selalu tekun beribadah, jernih jiwa, dan hati
ikhlas karena Allah semata-mata.
4

Pada dasarmya tasawuf merupakan ajaran yang membicarakan


kedekatan antara sufi (manusia) dengan Allah. Ajaran tasawuf atau mistik
islam pada dasarnya merupakan pengalaman (al-tajribah) spiritual yang
bersifat pribadi. Meskipun demikian, pengalaman ulama yang satu dengan
yang lainnya memiliki kesamaan-kesamaan disamping perbedaan-perbedaan
yang tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, dalam tasawuf terdapat petunjuk
yang bersifat umum tentang maqamat dan ahwal.
Kedekatan sufi dengan Tuhan dirumuskan oleh sufi dengan rumusan
yang berbeda. Rabi'ah merumuskan kedekatannya dengan Tuhan dalam
mahabbah; Yazid al-Bustami merumuskannya dalam al-ittihad; al-Hallaj
merumuskannya dalam hulul; dan al-Ghazali merumuskannya dalam ma'rifat.

B. Tujuan Ajaran Tasawuf


Tujuan tasawuf tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup manusia
sebagaimana dijelaskan dalam ajaran Islam. Al-Qur’an menegaskan bahwa
manusia diciptakan dengan suatu tujuan tertentu seperti syahadah, ibadah,
khalifah, dan hasanah. Dalam shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim,
disebutkan hadis mengenai al-islam, al-iman, dan al-ikhsan. Hadis tersebut
menjelaskan bahwa ketiga istilahnya membentuk suatu hierarki beragama.
Seorang muslim tidak saja dituntut untuk menjalankan al-islam dan al-iman,
tetapi juga merealisasikan al-ikhsan sebagai hierarki paling tinggi. Jadi, Al-
Qur’an dan hadis menghendaki umat Islam dapat memantapkan ketauhidan
dan ibadah dalam kerangka al-ikhsan, dan mengimplementasikan tugas
sebagai khalifah-Nya di muka bumi demi kebaikan dunia maupun akhirat
kelak. Teori dasar dalam agama Islam tersebut mendapat perhatian intens dari
para ulama bahkan meraih perluasan makna dari mereka. Para sufi dan filsuf
tidak menampik teori dasar tersebut, dan karya-karya mereka menjadi
menjadi wujud nyata dari interpretasi terhadap teori dasar tersebut. Mereka
mengembangkan tujuan hidup manusia menjadi tujuan dari sebuah perjalanan
spiritual.
5

Jadi, tujuan akhir mempelajari ajaran tasawuf adalah untuk


mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah) dalam rangka
mencapai ridha-Nya, dengan mujahadah malalui latihan (riyadhah)
spiritual dan pembersihan jiwa, atau hati (tazkiyah al-anfus). Jiwa dan
tubuh bersifat saling mempengaruhi. Apabila jiwa sempurna dan suci,
maka perbuatan tubuh akan baik. B
egitu pula sebaliknya, dengan dihiasi akhlak yang diridhai oleh
Allah.
Dua sumber ajaran Islam, Al-Qur’an dan Hadis, memberikan sinyal
kuat bahwa manusia berpotensi untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.,
bertauhid dan bermakrifat kepada-Nya. Dalam Q.S Al-Baqarah/2:186, Allah
Swt berfirman:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwa Aaku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
C. Tokoh-tokoh dalam Kajian Tasawuf

Adapun tokoh-tokoh dan karya utama yang termasuk kedalam kajian


tasawuf di antaranya:
1. Abu Hamid Al-Ghazali (w. 1111 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-
Ghazali. Ia dilahirkan di Thus pada tahun 450 H/1058 M. Karya utamanya
adalah Ihya ‘Ulum al- Din, Tahafut al-Falasifah dan Al-Munaiz min al-Dhalal
.
2. Abu Thalib al-Makki (w. 386 H)
Abu Thalib al-Makki adalah seorang pengarang kitab shufi terbesar,
bernama “Qutul Qulub fi Mu’amalatil Mahbub.
3. Al-Qusyairi (w. 465 M)
Nama lengkapnya adalah ‘abd al-Karim bin Hawazin al-Qusyairi.
Karya utamanya:Risalah al-Qusyairiyah.
6

4. Al-Muhasibi (w. 857 M)


Nama lengkapnya Abu Abdullah al-Haris bin Asad al-Basri al-
Muhasibi. Karya utamanya adalah Al-Ra’iyah li Ruquq al-Insan.
5. Ibn ‘Arabi (w. 1240 M)
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ali bin Ahmad bin
Abdullah ath-Thai al- Haitami. Dia lahir pada tahun 560 H. Karya utamanya
adalah Al-Futuhat al-Makkiyah dan Fushush al-Hikam . Di antara ajaran yang
terpenting dari Ibn Arabi adalah Wahdatul wujud.
6. Al-Jilli (w. 1403 M)
Nama lengkapnya adalah Abdul Karim bin Ibrahim al-Jilli. Ia lahir
tahun 767 H di Jilan. Karya utamanya adalah Al-Insan al-Kamil fi Ma,rifah
al-Awakhir wa al-Awail dan kitab Al-Kahf wa Raqim fi Syarh Bismillahi al-
Rahman al-Rahim.
7. Ar-Raniri
Nama lengkapnya Nur al-Din Muhammad bin Ali bin Hasanji Al-
Hamid Al-Syafi’i Al-Aydarusi al-Raniri. Karya utamanya: Al-Tibyan fi
Ma,rifah al-Adyan fi al- Tashawwufh.
8. Al-Palimbani
Nama lengkapnya Abd al-Shamad al-Palembani. Karya utamanya: Al-
Urwatul al- Wusqa wa silsilah uli al-Tuqai.

9. Hamka
Nama lengkapnya Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Karya
utamanya Tasawuf modern, perkembangan tasawuf dari abad keabad.

D. Model-model Penelitian Tasawuf


Penelitian tasawuf umumnya menggunakan studi kasus dan
menggunakan pendekatan fenomenologis. Maka syarat mutlak bagi para
peneliti harus menguasai persoalan-persoalan tasawuf yang cukup banyak.
Banyak istilah yang beredar di kalangan para sufi yang perlu diketahui saperti
maqam, hal, ma'rifat, tarekat dan hakikat. Istilah-istilah ini mempunyai
7

makna khusus yang tidak bisa dimengerti dengan makna bahasa (etimologi)
dan istilah (terminologi) dengan pengertian dalam syariat. Atas dasar tersebut
para ahli membuat penelitian ilmu tasawuf dari sudut pandang yang berbeda-
beda. Hasilnya disampaikan secara berbeda pula sebagai berikut.

1. Model Sayyed Husein Nasr


Sayyed Husein Nasr merupakan ilmuan yang amat terkenal dan
produktif dalam melahirkan berbagai karya ilmiah, termasuk ke dalam
bidang tasawuf. Hasil penelitiannya disajikan dalam bukunyan yang
bejudul “tasawuf dulu dan sekarang”. Ia menggunakan metode
penelitian dengan pendekatan tematik, yaitu pendekatan yang mencoba
menyajikan ajaran tasawuf sesuai dengan tema-tema tertentu. Dengan
penelitian kualitatif mendasarinya pada studi kritis terhadap ajaran
tasawuf yang pernah berkembang dalam sejarah.

2. Model Mustafa Zahri


Mutafa Zahri memusatkan perhatiannya terhadap tasawuf
dengan menulis buku berjudul “kunci memahami ilmu tasawuf”.
Penelitiannya bersifat ekploratif, yakni menggali ajaran tasawuf dari
berbagai literatur ilmu tasawuf.

3. Model Kautsar Azhari Noor


Kautsar Azhari Noer adalah dosen fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dalam rangka penulisan disertasinya, ia memusatkan
perhatian pada penelitian di bidang tasawuf. Judul penelitiannya Ibnu Arabi:
Wahdah Al-Wujud dalam perdebatan. Telah diterbitkan oleh Paramadina,
Jakarta, 1995. Penelitian yang ditempuh Kautsar adalah studi tentang tokoh
dengan pahamnya yang khas, yang dalam hal Ibn Arabi dengan pahamnya
Wahdah Al-Wujud.

4. Model Harun Nasution


8

Harun Nasution merupakan guru besar dalam bidang teologi dan


filsafat islam dan juga menaruh perhatian terhadap penelitian di bidang
tasawuf. Dalam bukunya yang berjudul filsafat dan mistisisme dalam
islam, ia menggunakan metode tematik, yakni penyajian ajaran tasawuf
disajikan dalam tema jalan untuk dekat kepada Tuhan, zuhud dan
stasion-stasion lain, al-mahabbah, al-ma’rifat, al-fana, al-baqa, al-
ittihad, al-hulul, dan wahdat al-wujud. Pendekatan tematik dinilai lebih
menarik karena langsung menuju persoalan tasawuf dibandingkan
dengan pendekatan yang bersifat tokoh. Penelitiannya itu sepenuhnya
bersifat deskriptif eksploratif, yakni menggambarkan ajaran
sebagaimana adanya dengan mengemukakannya sedemikian rupa,
walau hanya dalan garis besarnya saja.

5. Model A. J. Arberry
Arberry merupakan salah seorang peneliti barat kenamaan,
banyak melakukan studi keislaman, termasuk dalam penelitian tasawuf.
Dalam bukunya “pasang surut aliran tasawuf”, Arberry mencoba
menggunakan pendekatan kombinasi, yaitu antara pendekatan tematik
dengan pendekatan tokoh. Dengan pendekatan tersebut ia coba
kemukakan tentang firman Allah, kehidupan nabi, para zahid, para
sufi, para ahli teori tasawuf, sruktur teori dan amalan tasawuf , tarikat
sufi, teosofi dalam aliran tasawuf serta runtuhnya aliran tasawuf. Dari
isi penelitiannya itu, tampak bahwa Arberry menggunakan analisis
kesejarahan, yakni berbagai tema tersebut dipahami berdasarkan
konteks sejaranya, dan tidak dilakukan proses aktualisasi nilai atau
mentranformasikan ajaran-ajaran tersebut ke dalam makna kehidupan
modern yang lebih luas.
9

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpuan
Pada dasarmya tasawuf merupakan ajaran yang membicarakan
kedekatan antara sufi (manusia) dengan Allah.
Tujuan akhir mempelajari ajaran tasawuf adalah untuk
mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah) dalam rangka
mencapai ridha-Nya, dengan mujahadah malalui latihan (riyadhah)
spiritual dan pembersihan jiwa, atau hati (tazkiyah al-anfus).
Tokoh-tokoh dalam kajian tasawuf diantaranya yaitu Abu Hamid Al-
Ghazali, Abu Thalib al-Makki, Abu Thalib al-Makki, Al-Qusyairi, Al-
Muhasibi, Ibn ‘Arabi, Ar-Raniri, Al-Palimbani dan Hamka.
Model-model Penelitian Tasawwuf ada lima yaitu model Sayyed
Husain Nasr, model Mustafa Zahri, model Kautsar Azhari Noer, model Harun
Nasution, dan model A.J. Arberry.
B. Saran
Dari pembahasan yang telah diuraikan, telah diketahui bahwa
pemikiran tasawuf itu berkembang dari masa ke masa, oleh karenanya kajian
tasawuf perlu terus dilakukan agar ajaran tasawuf mampu menyesuaikan
perkembangan dalam masyarakat.
10

DAFTAR PUSTAKA

AKHLAK_DAN_TASAWUF, PDF Version, Saepul Anwar, M.Ag.

TASAWUF_DEFINISI_HIERARKI_DAN_TUJUAN, PDF Version, Dr. Ja’far, MA

Abdullah, M. Yatimin.2006.Studi Islam Kontemporer, Jakarta: Amzah.

Nata, Abuddin.2000.Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Press.

http://asiahw.blogspot.com/2013/11/makalah-msi-studi-pemikiran-islam.html
11

Anda mungkin juga menyukai