Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Hexagro. Vol. 2. No.

1 Februari 2018 ISSN 2459-2691

CORRELATIONSHIP BETWEEN BLOOD GLUCOSE AND POTASSIUM


LEVELS OF TEGAL DUCK DIET ² FED CONTAINING Gracilaria sp.
WASTE SUPLEMENTED WITH MULTIENZIM
HUBUNGAN POLA KADAR GLUKOSA DENGAN KADAR POTASSIUM
DALAM DARAH ITIK TEGAL YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG
LIMBAH Gracilaria sp. DISUPLEMENTASI MULTIENZIM
Nurul Frasiska1
1Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Perjuangan Tasikmalaya
Jl. PETA No. 177 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat 46115, Indonesia
Penulis korespondensi: frasiskanurul@gmail.com

ABSTRACT
This study aimed at examining the correlation between blood glucose level and
potassium mineral in the duck blood fed with the Gracilaria sp. waste. This study used 72
female 22-week-old female Tegal ducks, rations containing Gracilaria sp. within 18% protein
and 2900 kcal/kg of energy and supplemented by commercial multienzyme. The study used
Completely Randomized Design with 6 treatments namely (T0) Basal Ration, (T0 +) Basal
Rations with ME, (T1) Rations with 10% LG (T1 +) Rations with 10% LG + ME, (T2 +) Rations
with 12.5 % LG + ME (T3 +) Rations with 15% LG + ME. The treatment was held for 12 weeks
and took the blood sampling in the last week. Serum analyzed blood glucose and blood
potassium levels. The use of ration contains 15% Gracilaria sp. increased blood potassium
mineral content significantly (P <0.05). The results showed that there was correlationship
between blood glucose level and potassium levels in blood.

Keywords : glucose, Gracilaria sp., multienzyme, potassium, waste

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan pola kadar glukosa darah dan
kadar mineral kalium dalam darah itik tegal yang diberi pakan mengandung limbah
budidaya rumput laut Gracilaria sp. penelitian ini menggunakan 72 ekor itik tegal betina
umur 22 minggu, ransum yang mengandung limbah Gracilaria sp.dengan kadar protein
18% dan energi 2900 kkal/kg dan disuplementasi multienzim komersial. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan yaitu (T0) Ransum Basal,
(T0+) Ransum Basal dengan ME, (T1) Ransum dengan 10% LG (T1+) Ransum dengan 10%
LG + ME, (T2+) Ransum dengan 12,5% LG + ME (T3+) Ransum dengan 15% LG + ME.
Perlakuan dilakukan selama 12 minggu dan pengambilan sampel darah pada minggu
terakhir. Serum dianalisis kadar glukosa darah dan kalium darah. Penggunaan ransum
mengandung 15% Gracilaria sp. meningkatkan kadar mineral kalium darah secara nyata
(P<0,05). Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola kadar glukosa darah
dengan kadar potassium dalam darah.

Kata Kunci : glukosa, Gracilaria sp., kalium, limbah, multienzim

PENDAHULUAN diatur di dalam tubuh secara


homeostasi antara kerja hormon
Glukosa merupakan produk
insulin dengan hormon glukagon.
utama dalam proses metabolisme
Peristiwa penurunan dan
karbohidrat dalam tubuh. Glukosa
peningkatan konsumsi pakan
dalam darah berasal dari dua
dipengaruhi oleh sumber energi
sumber yaitu endogen dan eksogen.
yaitu karbohidrat. Selain kandungan
Glukosa hasil dari proses
energi metabolis yang berbeda,
metabolisme glikolisis,
kandungan serat kasar pakan juga
glukoneogenesis, dan glikogenolisis
ikut berpengaruh terhadap kadar
disebut glukosa asal endogen
glukosa darah.
sedangkan yang berasal dari pakan
Terdapat beberapa faktor yang
disebut eksogen. Glukosa darah
mampu mempengaruhi kadar
berfungsi sebagai sumber energi dan

16
Jurnal Hexagro. Vol. 2. No. 1 Februari 2018 ISSN 2459-2691

glukosa dalam darah salah satunya meningkatkan ketersediaan pati. Hal


bahan pakan sumber pati dalam ini diikuti oleh meningkatnya
ransum sebagai bahan pembentuk pemanfaatan energi (Kiarie et al.,
glukosa. Penggunaan limbah rumput 2013).
laut sebagai pakan telah diteliti dan Keadaan tubuh kelebihan
secara nyata mampu menurunkan glukosa darah mengakibatkan peran
kadar glukosa darah, namun insulin akan lebih dominan untuk
kecernaannya yang rendah membantu pemecahan energi
mengakibatkan pemanfaatannya melalui proses metabolisme. Pada
dalam tubuh ternak menjadi kasus kadar insulin yang tidak bisa
berkurang. Hal ini disebabkan oleh mengimbangi kadar glukosa darah
kandungan serat pada limbah yang terlalu tinggi mengakibatkan
rumput laut merupakan serat tingginya kadar glukosa darah atau
kompleks. Sehingga perlu adanya pada manusia sering disebut dengan
penggunaan zat aditif dalam pakan diabetes. Pada itik keadaan ini akan
guna meningkatkan kecernaan memicu tingginya kadar lemak
limbah rumput laut sehingga nutrien dalam tubuh. Total lemak ada
dan bahan aktif didalamnya dapat hubungannya dengan metabolisme
dimanfaatkan oleh tubuh ternak. hormon insulin dan glukosa darah.
Penelitian tentang penggunaan Kelebihan gula darah dikonversi
enzim dalam ransum ditunjukkan dalam bentuk lemak dan kolesterol
oleh Shirzhadi et al. (2010) bahwa (Sobri et al., 2006). Untuk
penggunaan multienzim mampu menurunkan kadar lemak dalam
meningkatkan ketersediaan tubuh proses metabolisme harus
karbohidrat dalam ransum. diarahkan ke pembongkaran lemak
Mathlouthi et al. (2003) menjadi energi melalui proses
menambahkan penggunaan hidrolisi lemak. Tubuh akan secara
multienzim mampu menurunkan otomatis memanfaatkan cadangan
kekentalan bahan pakan dalam lemak untuk dibongkar sebagai
ransum terutama bahan pakan jenis sumber energi. Perombakan lemak
polisakarida. Limbah Gracilaria sp. sebagai sumber energi menyebabkan
dalam ransum memiliki kandungan kadar keton dalam darah meningkat
karbohidrat kompleks polysakarida (ketoasidosis). Pengaruh
dan serat kasar. Menurut antihiperglikemia ditingkatkan
Sulistyoningsih (2014), upaya ketersedian serat dalam pakan,
menurunkan kadar glukosa darah namun tidak jarang terjadi
adalah dengan menghambat penurunan gula darah yang drastis,
pemecahan gula di usus. sehingga kemungkinan akan terjadi
Berdasarkan hal tersebut di atas hipoglikemik. Penelitian ini
penggunaan pakan mengandung bertujuan untuk mengkaji
limbah Gracilaria sp. dengan level hubungan dari pola kadar glukosa,
yang meningkat seharusnya diikuti kadar lemak dengan kadar mineral
dengan penurunan glukosa darah kalium dalam darah itik yang diberi
itik lokal karena mempercepat laju pakan mengandung limbah rumput
digesta sehingga tidak sempat terjadi laut.
pemecahan karbohidrat dalam usus
(Wikanti et al., 2002 dan Nugroho et BAHAN DAN METODE
al., 2006). Penelitian ini dilakukan
Ternak yang digunakan dalam
penambahan multienzim dalam
penelitian adalah itik tegal umur 22
ransum yang bertujuan untuk
minggu sebanyak 72 ekor. Pakan
membantu meningkatkan kecernaan
yang digunakan menggunakan
dengan cara mengeliminasi
pakann campuran mengandung
enkapsulasi nutrien akibat dari
limbah gracilaria dengan iso protein
polisakarida dinding sel dan
18% dan isoenergi 2900 kkal/kg.

17
Jurnal Hexagro. Vol. 2. No. 1 Februari 2018 ISSN 2459-2691

kandungan bahan pakan tersaji digiling menjadi tepung. Aditif


dalam Tabel 1. Limbah Gracilaria sp. multienzim yang digunakan adalah
ditambahkan dalam bentuk tepung Allzyme SSF dari PT Alltech terdiri
setelah sebelumnya limbah dicuci dari enzim pemecah NSP (cellulase,
untuk dihilangkan kadar garamnya. [\ODQDVH SHFWLQDVH Ã JOXFDQDse),
Dikeringkan dibawah sinar matahari enzim amylase, phytase dan protease
hingga kadar air 15% menggunakan dengan dosis 150 g.ton-1 pakan.
metode Ventura et al., 1994. lalu
Tabel 1. Komposisi dan kandungan nutrisi ransum perlakuan
T0 T1 T2 T3
Bahan pakan
(0%) (10%) (12,5%) (15%)
Jagung 54,8 52,7 51,0 49,0
Gracilaria sp. 0 10,0 12,5 15,0
Bungkil Kedelai 17,2 19,7 19,7 20,0
Minyak 0,8 0,2 0,2 0,4
Bekatul 14,7 4,8 4,0 3,0
Tepung Ikan 7,0 8,5 8,5 8,5
CaCO3 1,9 1,0 1,0 1,0
Premix 1,0 1,0 1,0 1,0
Methionin 0,4 0,4 0,4 0,4
Lysin 0,7 0,7 0,7 0,7
Brotia costulla 1,0 1,0 1,0 1,0
Total 100 100 100 100
Kandungan Nutrien
EM (kkal/kg)* 2902,29 2923,22 2909,41 2907,28
Protein kasar(%)* 18,05 18,17 18,15 18,25
Lemak Kasar(%)* 8,05 7,52 7,26 7,61
Serat Kasar (%)* 6,63 5,47 5,56 5,59
Methionin (%)** 1,36 0,75 0,74 0,74
Lysin (%)** 0,63 1,27 1,26 1,25
Arginin (%)** 1,24 1,24 1,22 1,20
Ca (%)* 2,78 2,02 2,03 2,03
P (%)* 0,73 0,69 0,89 0,68
Keterangan: * Berdasarkan Perhitungan Tabel Bahan Pakan, ** Berdasatkan Tabel
Kandungan Nutrisi Bahan Pakan NRC (1994)
Penelitian ini menggunakan
Penelitian dilaksanakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
selama 12 minggu dengan masa
dengan 6 perlakuan dan diulang 4
adaptasi selama 2 minggu dan masa
kali. Setiap ulangan terdiri dari 3
perlakuan 10 minggu. Pakan
ekor itik sehingga semua terdapat 72
diberikan 2 kali sehari pagi dan sore.
ekor itik. Perlakuan penelitian yang
Air minum diberikan secara ad
terdiri dari:
libitum. Pengambilan sampel darah
T0 = ransum basal
dilakukan pada minggu terakhir
T0+ = ransum basal + multienzim
masa perlakuan. Darah diambil
T1 = ransum dengan limbah
sebanyak 3 ml dari bagian vena
Gracilaria sp. 10%
Brachialis menggunakan spuit
T1+ = ransum dengan limbah
injeksi dan dimasukkan ke dalam
Gracilaria sp. 10% +
tabung dan diamkan hingga serum
multienzim
terpisah. Serum diambil
T2+ = ransum dengan limbah
menggunakan pipet dan disimpan
Gracilaria sp. 12,5% +
pada tabung eppendorf untuk
multienzim
selanjutnya diuji profil lemak darah
T3+ = ransum dengan limbah
meliputi Kolesterol, Trigliserida, LDL,
Gracilaria sp. 15% +
dan HDL menggunakan metode
multienzim
CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase

18
Jurnal Hexagro. Vol. 2. No. 1 Februari 2018 ISSN 2459-2691

Phenylperoxidase Amino Mathlouthi et al. (2003)


Phenozonphenol) berdasarkan DSI menambahkan bahwa penggunaan
(2005). Kadar mineral darah multienzim mampu menurunkan
dianalisis menggunakan metode kekentalan bahan pakan dalam
AAS. Sebanyak 0,5 ml sampel serum ransum terutama bahan pakan jenis
ditambahkan 4,5 ml TCA (asam polisakarida. Limbah Gracilaria sp.
Trichloroacetil) 10% 5 ml. Sampel dalam ransum memiliki kandungan
lebih lanjut dicampur dengan vortex karbohidrat kompleks polysakarida
selama satu menit dan dibiarkan dan serat kasar. Menurut
selama 30 menit. Tujuan Sulistyoningsih (2014), upaya
pencampuran sampel serum dengan menurunkan kadar glukosa darah
TCA 10% adalah untuk adalah dengan menghambat
mengendapkan protein. Setelah 30 pemecahan gula di usus.
menit, campuran di centrifuge Berdasarkan hal tersebut
selama 10 menit. Pengujian lebih penggunaan pakan mengandung
lanjut menggunakan AAS limbah Gracilaria sp. dengan level
(Spektrofotometer Serapan Atom) yang meningkat seharusnya diikuti
pada panjang gelombang 766,5 nm dengan penurunan glukosa darah
untuk pengujian kalium. Kadar itik lokal karena mempercepat laju
Kalium darah ditentukan dalam digesta sehingga tidak sempat terjadi
ppm. pemecahan karbohidrat dalam usus
(Wikanti et al., 2002 dan Nugroho et
Analisis Statistik
al., 2006).
Data ditabulasi dan dianalisis
Penelitian ini dilakukan
menggunakan ANOVA. Perbedaan
penambahan multienzim dalam
antara perlakuan diuji lebih lanjut
ransum yang bertujuan untuk
dengan menggunakan uji LSD (Least
membantu meningkatkan kecernaan
Significant Different). Tingkat
dengan cara mengeliminasi
signifikansi ditentukan pada P
enkapsulasi nutrien akibat dari
<0,05.
polisakarida dinding sel dan
meningkatkan ketersediaan pati. Hal
HASIL DAN PEMBAHASAN
ini diikuti oleh meningkatnya
Hasil analisis ragam pemanfaatan energi (Kiarie et al.,
menunjukkan pemberian pakan 2013). Polisakarida asal limbah
mengandung limbah rumput laut rumput laut tergolong dalam non-
tidak berpengaruh terhadap digestible oligosaccharides (NDOs)
penurunan kadar glukosa darah itik dan rendah kalori. Memiliki rasa
tegal seperti yang ditunjukkan pada manis hanya sekitar 30-60% dari
Tabel 2. Namun pada analisis kadar jenis sukrosa (Patel dan Goyal,
kalium darah itik mengalami 2011). Oleh karena rendah kalori
peningkatan pada perlakuan pakan tersebut maka hanya sedikit sekali
dengan suplementasi limbah berperan sebagai sumber energi.
Gracilaria sp. dengan level 15% yang Penggunaan multienzim dalam
ditambah multienzim. Terdapat pakan yang mengandung limbah
beberapa faktor yang mampu rumput laut ini membantu memecah
mempengaruhi kadar glukosa dalam senyawa non starch polysacharida
darah salah satunya bahan pakan (NSP) sehingga membuat sifat limbah
sumber pati dalam ransum sebagai rumput laut ini menjadi mudah
bahan pembentuk glukosa. dicerna. Multienzim komersial
Penelitian tentang penggunaan mampu meningkatkan aktifitas
enzim dalam ransum ditunjukkan enzim-enzim dalam saluran
oleh Shirzhadi et al. (2010) bahwa pencernaan (Suprijatna et al., 2008).
penggunaan multienzim mampu
meningkatkan ketersediaan
karbohidrat dalam ransum.

19
Jurnal Hexagro. Vol. 2. No. 1 Februari 2018 ISSN 2459-2691

Tabel 2. Kadar glukosa darah dan kalium darah pada Itik Tegal
Perlakuan Glukosa Darah Kalium Darah
(mg/dl) (ppm)
T0 200,02 ± 14,61 129,78±21,37d
T0+ 226,22 ± 47,86 158,84±67,14cd
T1 221,70 ± 35,35 224,46±16,91b
T1+ 190,22 ± 17,70 200,86±21,81bc
T2+ 191,77 ± 28,15 228,96±15,78b
T3+ 199,57 ± 26,20 290,36±20,96a
Keterangan: a, b, c: Means in the same row with different superscripts differ significantly
(P < 0.05) according to LSD (Least Significant Different) test. T0²T3:Treatment
with Gracilaria sp. waste (GW) T0 : basal diet; T0+ : basal diet + multienzyme
suplemented T1+, T2+, and T3+: 10% GW, 12,5% GW, and 15% GW +
multienzyme suplemented
Sifat limbah rumput laut yang diberi dengan penambahan multienzim
aditif multienzim akan menjadi meningkatkan kecernaan ransum
sumber karbohidrat. Dalam kondisi dan ketersediaan nutrien utamanya
kadar glukosa darah yang mineral. Kadar kalium darah yang
meningkat, peranan hormon insulin meningkat ini dapat mengatasi
sebagai respon terhadap peningkatan kadar glukosa darah
peningkatan glukosa darah. itik.
Tujuannya untuk memasukkan
glukosa darah tersebut ke dalam sel KESIMPULAN
sebagai sumber energi, cadangan
Penggunaan limbah Gracilaria
energi, dan mempertahankan kadar
sp. dalam pakan sebanyak 15%
normal gula di dalam darah.
ditambah multienzim dapat
Pemberian pakan mengandung
digunakan untuk meningkatkan
limbah Gracilaria sp. seharusnya
kecernaan pakan dan meningkatkan
dapat menurunkan glukosa darah.
ketersediaan nutrien terutama
Kemungkinan karena kandungan
mineral kalium yang berperan
mineral dalam limbah Gracilaria sp.
menurunkan kadar glukosa darah
yang tinggi.
itik.
Melalui analisis kadar kalium
darah meningkat secara nyata pada
DAFTAR PUSTAKA
pemberian limbah Gracilaria sp.
15%. Pada kondisi kadar glukosa Kiarie, Elijah, L.F. Romero, M.N.
darah tinggi dan insulin tidak Charles. 2013. The Role of
mampu mengatasi kadar glukosa Added Feed Enzymes in
darah dalam tubuh, pembentukan Promoting Gut Health in Swine
energi akan dilakukan melalui and Poultry. Nutr. Res. Rev.
pembongkaran lemak tubuh. Hal ini 26(1) : 71-88.
mengakibatkan pembentukan keton Mathlouthi, N., M.A. Mohamed, M.
meningkat dan memenuhi darah Larbier. 2003. Effect of Enzyme
sehingga terjadi kondisi ketoasidosis Preparation Containing
(Sandala et al., 2016) Kondisi ini Xylanase and ß-Glucanase on
mengakibatkan kalium darah Performance Of Laying Hens
banyak berkurang sehingga terjadi Fed Wheat/Barley-Or
hypokalemia. Salah satu Maize/Soybean Meal-Based
penanganannya adalah Diets. Br. Poult. Sci. 44(1):60-
meningkatkan kadar kalium darah. 66.
Kalium berperan penting dalam NRC. 1994. Nutrient Requirement for
dalam mempertahankan sejumlah Poultry. 9th Revised Ed.
proses metabolic (Nurpalah et al., National Academy Press,
2015). Itik dengan pemberian pakan Washington DC, USA.
mengandung limbah Gracilaria sp.

20
Jurnal Hexagro. Vol. 2. No. 1 Februari 2018 ISSN 2459-2691

Nugroho, B.A., E. Purwaningsih. Wheat/Barley-Based Diet. Afr.


2006. Perbedaan Diet Ekstrak J. Biotech. 9(10):1517-1522.
Rumput Laut (Eucheuma sp.) Sobri, M., S. Supadmo, A. Wibowo.
dan Insulin dalam Menurunkan 2006. Pengaruh Sumber Energi
Kadar Glukosa Darah Tikus dan Asam Lemak Ransum
Putih (Rattus norvegicus) terhadap Perlemakan Tubuh Itik
hiperglikemia. Media Medika Jantan di Daerah Tropik. JITAA.
Indonesia 41(1):23-30. 31(1): 41-46.
Nurpalah, R. 2015. Gambaran Kadar Sulistyoningsih, M, M.A. Dzakiy, A.
Kalium pada Penderita Diabetes Nurwahyunani. 2014.
Melitus Tipe 2. J. Kesehatan Optimalisasi Feed Additive
Bakti Tunas Husada. Herbal Terhadap Bobot Badan,
12(1):214-220. Lemak Abdominal dan Glukosa
Patel, S., A. Goyal. 2011. Functional Darah Ayam Broiler. Bioma
Oligosaccharides: Production, 3(2): 25-31.
Properties And Applications. Suprijatna, E., S. Kismiati, N.R. Furi.
World J. Microbiol. Biotech. 2008. Penampilan Produksi dan
27(5):1119-1128. Kualitas Telur pada Puyuh
Sandala, G. A., A.E. Mongan, M.F. (Coturnix coturnix Japonica)
Memah. 2016. Gambaran yang Memperoleh Ransum
Kadar Kalium Serum pada Protein Rendah Disuplementasi
Pasien Penyakit Ginjal Kronik Enzim Komersial. JITAA. 33(1):
Stadium 5 Non Dialisis di 66-71.
Manado. J. e-Biomedik. 4(1). Wikanti, T., Khaeroni, L. Rahayu.
Shirzadi, H., H. Moravej, M. 2002. Pengaruh Pemberian
Shivazad. 2010. Influence of Natrium Alginat Terhadap
Non Starch Polysaccharide- Penurunan Kadar Glukosa
Degrading Enzymes on The Darah Tikus. J. Penelitian
Meat Yield and Viscosity of Perikanan Indonesia, 8(6):21-
Jejunal Digesta in Broilers Fed 32.

21

Anda mungkin juga menyukai