Anda di halaman 1dari 22

BAB 2.

SISTEM EKONOMI INDONESIA

KELOMPOK 2

KETUA : SHAFRINA A.M MANIK, 200120117

ANGGOTA: 1. ESTER SEPTIANg SITUMORANG,


200120122

2. WENA ALFINA LASE, 200120118

3. ROMIDA TAMPUBOLON, 200120138

4. EXLESIA SIBORO, 200120126


1. SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Indonesia disebut juga dengan Negara Kesatuan Republik


Indonesia (NKRI). Republik Indonesia adalah negara di Asia
Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara
daratan benua Asia dan Australia, serta antara Samudra Pasifik
dan Samudra Hindia.

Mata uang :Rupiah indonesia.


Produk domestik bruto :1,058 triliun USD (2020) Bank
Dunia
PDB per kapita :3.869,59 USD (2020) Bank Dunia
PNB per kapita :imbangan Daya Beli dolar (2020)
Bank Dunia
Pendapatan nasional bruto : 3,213 triliun Keseimbangan Daya
Beli dolar(2020)Bank Dunia
Rasio pertumbuhan PDB :-2,1% perubahan tahunan (2020)
Bank Dunia
Pengguna internet :53,7% dari jumlah penduduk
(2020) Bank Dunia

A. Pengertian Sistem Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia merupakan yang terbesar di Asia


Tenggara dan terbesar ke-16 di dunia, dengan Produk Domestik
Bruto (PDB) tahunan senilai kurang lebih USD940,9 miliar
(2016). Pada tahun 2014, sektor jasa adalah pemberi kerja yang
paling menonjol di Indonesia, menyumbang 45 persen dari
pekerja lokal (dibandingkan dengan hanya sepertiganya pada
tahun 1990). Ini diikuti oleh sektor pertanian yang
mempekerjakan 34 persen pekerja lokal (turun dari 56 persen
pada tahun 1990) dan sektor industri (termasuk manufaktur)
yang menyumbang 21 persen pekerja lokal (menjadi lebih
menonjol dalam beberapa tahun terakhir). Perekonomian
Indonesia memiliki perbedaan yang signifikan dengan negara
tetangganya di Asia, seperti Singapura dan Thailand. Secara
khusus, perekonomian Indonesia sebagian besar didorong oleh
aktivitas domestik daripada ekspor, yang membantu
meredamnya dari krisis global 2008-2009. Sebelum krisis
ekonomi Asia melanda pada tahun 1997, PDB Indonesia berada
di peringkat ke-22 dunia dengan nilai Rp624.337 miliar.
Nilai ini setara dengan pendapatan tahunan per kapita sekitar
AUD705. Perekonomian berkontraksi pada tahun 1998, tetapi
kembali tumbuh pada tahun 1999 didukung oleh peningkatan
belanja pemerintah dan konsumen. Tahun-tahun pertumbuhan
ekonomi berikutnya telah mengangkat Indonesia ke dalam 20
ekonomi teratas dunia, menjadikannya sebagai anggota
kelompok negara G20.

Menurut rujukan dari Bappenas, sistem ekonomi Indonesia,


walaupun dengan perumusan yang agak beragam, telah dimuat di
berbagai ketetapan perundang-undangan.
Dalam Undang Undang Dasar 1945, khususnya Pasal 33, sistem
ekonomi dirumuskan sebagai berikut:
“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan” (ayat 1); “Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara “(ayat 2); “Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat” (ayat 3). ,

Ketiga ayat ini dimuat baik di UUD 45 sebelum diamandemen


maupun di UUD 45 setelah diamandemen. Dari ketiga ayat ini
sebenarnya telah tersirat jenis sistem ekonomi yang dianut
Indonesia. Namun pada UUD 1945, setelah diamandemen,
ditambah ayat (4) yang secara eksplisit merumuskan sistem
ekonomi Indonesia, yaitu “Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.

Suatu perumusan lain mengatakan bahwa : “ Dalam Demokrasi


Ekonomi yang berdasarkan Pancasila harus dihindarkan hal-hal
sebagai berikut :

 Sistem free fight liberalism yang menumbuhkan


eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain yang dalam
sejarahnya di Indonesia telah menimbulkan dan
mempertahankan kelemahan struktural ekonomi nasional
dan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia.

 Sistem etatisme dalam arti bahwa negara beserta aparatur


ekonomi negara bersifat dominan, mendesak dan
mematikan potensi serta daya kreasi unit-unit ekonomi di
luar sektor negara.

 Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan


ekonomi pada satu kelompok dalam berbagai bentuk
monopoli dan monopsoni yang merugikan masyarakat
dan cita-cita keadilan sosial.” (GBHN 1993).

Selain di UUD 1945 dan GBHN 1993 itu, berbagai gagasan


sistem ekonomi Indonesia telah diutarakan oleh berbagai pakar
ekonomi Indonesia. Misalnya pakar ekonomi senior Indonesia
mengatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia “….pada
dasarnya merupakan ekonomi yang dijalankan oleh dunia usaha
swasta walaupun perlu diatur oleh negara…”
(https://idcloudhost.com/sistem-perekonomian-indonesia-
pengertian-ciri-ciri-tujuan-dan-penerapan-di-indonesia/)

B. Ciri- ciri Sistem Perekonomian Indonesia


Menurut UUD’45, sistem perekonomian pancasila tercermin dan
dapat dilihat di dalam pasal-pasal 23, 27, 33, dan 34. Sistem
ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi
Pancasila yang mengandung demokrasi ekonomi. Ini berarti
bahwa segala kegiatan dalam hal ekonomi dilakukan dari, oleh
dan untuk kepentingan rakyat dibawah pengawasan dari
pemerintah.
Meski Setiap sistem ekonomi punya ciri-ciri yang berbeda satu
sama lain, namun ciri yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 33
adalah :

 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar


atas asas kekeluargaan.

 Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan


yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara.

 Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di


dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.

 Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas


demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini


diatur dalam undang-undang.

 Negara tetap mengakui hak milik perorangan yang tidak


bertentangan dengan kepentingan publik.

 Masyarakat adalah bagian yang penting dalam sistem


ekonomi dengan kegiatan produksi yang dilakukan,
dipimpin, dan diawasi oleh masyarakat.
Sumber: UUD 1945 pasal 33

C. Penerapan Sistem Perekonomian Indonesia

Penerapan sistem ekonomi di Indonesia menggunakan sistem


ekonomi demokrasi, pancasila, dan kerakyatan. 

Sistem ekonomi demokrasi: suatu sistem ekonomi dimana


rakyat merupakan pelaku utama dalam kegiatan ekonomi di
negara tersebut.

Sistem ekonomi pancasila: suatu sistem ekonomi yang


memposisikan rakyat sebagai pelaku utama, memperhatikan
sektor koperasi, dan mengembangkan kekuatan moral
masyarakat 

Sistem ekonomi kerakyatan: suatu sistem ekonomi dimana


rakyat tetap berperan sebagai pelaku utama, namun kegiatan
ekonominya banyak didasarkan pada mekanisme pasar. 

Ketiga sistem ini cocok dengan kepribadian Indonesia yang


mempunyai dasar ideologi Pancasila. Jika sistem ekonomi
tersebut dilaksanakan dengan baik dan jujur, Indonesia pasti
akan menjadi negara yang mempunyai tingkat ekonomi yang
baik. Namun, dalam pelaksanaannya, terkadang para pelaku
ekonomi mengabaikan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem
ekonomi tsb, sehingga sistem ekonomi di Indonesia tidak
terselenggara dengan baik. https://brainly.co.id/tugas/24652201.

D. Tujuan Sistem Perekonomian Indonesia

Merujuk pada kalimat terakhir dalam Pembukaan Undang-


Undang Dasar 1945 yang berbunyi bahwa tujuan bangsa adalah
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, merupakan hal yang mendasari tujuan
pembangunan sistem perekonomian Indonesia. Ini membuat
secara umum, tujuan ekonomi Indonesia mengikuti ide- ide
dengan garis besar :

 Peningkatan pendapatan perkapita negara.

 Perencanaan pembangunan ekonomi dan laju


pertumbuhan ekonomi.

 Meningkatkan taraf hidup penduduk serta


menyetarakannya.

 Memperluas lapangan kerja dan mengurangi


pengangguran.

 Mengurangi kesenjangan sosial.

 Meningkatkan kapasitas produksi

 Meningkatkan investasi.

 Menurunkan angka kemiskinan.

 Menciptakan keadilan dan kemakmuran masyarakat.

 Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan untuk


peningkatan kualitas hidup masyarakat. 

Indonesia memiliki ekonomi berbasis pasar di mana pemerintah


memainkan peran penting, termasuk mengatur harga beberapa
barang kebutuhan pokok seperti BBM, beras, dan listrik. Dalam
hal nilai tambah, sektor industri menyumbang 40 persen dari
PDB pada tahun 2015. Investasi asing langsung yang signifikan
dan insentif pemerintah telah menempatkan industri ini untuk
pertumbuhan di masa depan.
Sektor industri utama meliputi minyak bumi dan gas alam,
tekstil dan pakaian jadi, pertambangan, alas kaki, kayu lapis,
karet dan pupuk kimia. Sektor jasa sama pentingnya bagi
perekonomian Indonesia, menyumbang 43 persen dari PDB
pada 2015. Di sisi lain, pertanian hanya menyumbang 14 persen.
Mitra dagang utama Indonesia adalah Jepang, Cina, Singapura,
dan Korea Selatan. Amerika Serikat juga merupakan pasar
ekspor yang signifikan. Komoditas ekspor terpenting Indonesia
adalah minyak dan gas, mineral, minyak sawit mentah, peralatan
listrik dan produk karet. https://idcloudhost.com/sistem-
perekonomian-indonesia-pengertian-ciri-ciri-tujuan-dan-
penerapan-di-indonesia/#:~:text=Tujuan%20Sistem
%20Perekonomian%20Indonesia,-Merujuk%20pada
%20kalimat&text=Perencanaan%20pembangunan%20ekonomi
%20dan%20laju,Mengurangi%20kesenjangan%20sosial.

2. KONSEP EKONOMI KERAKYATAN

Mohammad Hatta adalah seorang negarawan yang melahirkan


pemikiran-pemikiran intelektual di awal-awal kemerdekaan.
Salah satunya adalah gagasan tentang ekonomi kerakyatan. Hal
tersebut menjadi pembahasan Fadli Zon dalam disertasinya yang
berjudul “Pemikiran Ekonomi Kerakyatan Mohammad Hatta
(1926-1959)”. Ia memaparkannya dalam sidang promosi doktor
yang berlangsung pada Senin (20/6/2016) di Auditorium Pusat
Studi Jepang, UI Depok.

Konsep ekonomi kerakyatan adalah sebuah konsep politik-


perekonomian yang memusatkan pembangunannya pada rakyat.
Konsep ini menempatkan koperasi sebagai medium pencapaian
hasil, tanpa mengesampingkan peranan pasar dan negara. Dalam
disertasi ini Fadli Zon mengkaji tiga hal, yaitu proses
pembentukan gagasan ekonomi kerakyatan, hal-hal yang
mempengaruhi pemikiran ini, dan hambatan pengimplementasian
gagasan ini dalam program pembangunan ekonomi nasional kita.
Menurut Fadli, konsep ekonomi kerakyatan sangat dipengaruhi
oleh tiga jenis tradisi, yaitu tradisi Minangkabau yang
merupakan asal tempat Hatta, tradisi Islam, dan tradisi Eropa.
https://www.ui.ac.id/memahami-gagasan-ekonomi-kerakyatan-
bung-hatta/.

a.menurut para ahli

Pengertian Ekonomi Kerakyatan:

Menurut Mubaryo, dalam bukunya yang berjudul : Reformasi


Sistem Ekonomi (dari Kapitalis Menuju Ekonomi Kerakyatan),
menyatakan bahwa ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang
demokratis yang ditujukan untuk kemakmuran rakyat kecil.

ekonomi kerakyatan menurut Zulkarnain, di dalam bukunya yang


berjudul: Kewirausahaan (Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil
Menengah dan penduduk Miskin), ekonomi kerakyatan adalah
suatu sistem ekonomi yang harus di anut sesuai dengan falsafah
negara kita yang menyangkut dua aspek, yakni keadilan dan
demokrasi ekonomi, serta keberpihakan kepada ekonomi rakyat.

A. Simarmata Istilah demokrasi ekonomi yang secara tegas


terdapat pasal penjelasan, dapat ditafsirkan sebagai setara dengan
ekonomi kerakyatan.

Penjelasan pasal 33 UUD 45 menyatakan bahwa ekonomi


kerakyatan yakni sistem ekonomi dimana produksi dikerjakan
oleh semua, untuk semua, serta dibawah pemilikan anggota-
anggota masyarakat.

Sumber: UUD 45 pasal 33


Pemahaman tentang ekonomi rakyat dapat dipandang dari dua
pendekatan yaitu: pertama, pendekatan kegiatan ekonomi dari
pelaku ekonomi berskala kecil, yang disebut perekonomian
rakyat. Berdasarkan pendekatan ini, pemberdayaan ekonomi
rakyat dimaksudkan adalah pemberdayaan pelaku ekonomi skala
kecil. Kedua, pendekatan sistem ekonomi, yaitu demokrasi
ekonomi atau sistem pembangunan yang demokratis, disebut
pembangunan partisipatif (participatory development).
Berdasarkan pendekatan yang kedua ini, maka pemberdayaan
ekonomi rakyat dimaksudkan untuk menerapkan prinsip-prinsip
demokrasi dalam pembangunan. Hal ini bermakna bahwa
ekonomi rakyat adalah sistem ekonomi yang mengikut sertakan
seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan dimana
seluruh lapisan tersebut tanpa terkecuali sebagai penggerak
pembangunan. Dan pendekatan kedua ini juga sering disebut
sebagai ekonomi kerakyatan atau sistem ekonomi kerakyatan.

Sedangkan menurut Salim siagian, dalam majalah usahawan No.


02 Th XXX Februari 2001 menyatakan, bahwa ekonomi rakyat
adalah suatu kegiatan ekonomi rakyat banyak disuatu negara atau
daerah yang pada umumnya tertinggal 3

bila dibandingkan dengan perekonomian negara atau daerah


bersangkutan secara rata-rata. Dan dalam pengertian lain
menyebutkan bahwa ekonomi rakyat (perekonomian rakyat)
adalah ekonomi pribumi (people’s economy is indigeneous
economy), bukan aktivitas perekonomian yang berasal dari luar
aktivitas masyarakat (external economy). Dengan demikian,
yang dimaksud dengan ekonomi rakyat adalah perekonomian
atau perkembangan ekonomi kelompok masyarakat yang
berkembang relatif lambat, sesuai dengan kondisi yang melekat
pada kelompok masyarakat.
http://repository.uin-suska.ac.id/7376/4/BAB%20III.pdf.

Singkatnya, Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah suatu sistem


perekonomian yang berlandaskan pada ekonomi rakyat sebagai
kekuatannya. Ekonomi rakyat sendiri merupakan kegiatan
ekonomi yang dikerjakan oleh rakyat dengan pengelolaan
berbagai sumber daya ekonomi secara swadaya, tergantung pada
apa saja yang dapat mereka usahakan dan kuasai.

Aktivitas ekonomi tersebut kemudian diwujudkan dengan


munculnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tiga
sektor, yaitu, primer, sekunder, dan tersier. Sektor primer yang
digarap UMKM meliputi pertanian, perikanan, dan peternakan.
Sementara sektor sekunder meliputi pengolahan pascapanen,
industri makanan, juga usaha kerajinan tangan. Terakhir, pada
sektor tersier, UMKM dapat menggarap beragam kegiatan
perdagangan dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Dalam sejarahnya, seperti telah disebutkan di atas bahwa


kemunculan Sistem Ekonomi Kerakyatan di Indonesia
dimotori oleh Bung Hatta. Kala itu, pada tahun 1933, dalam
kapasitasnya sebagai negarawan dan salah satu pendiri Republik
Indonesia, beliau membuat sebuah tulisan berjudul Ekonomi
Rakyat dalam Bahaya. Buah pemikiran Pak Hatta ini kemudian
menjadi dasar dari konsep perekonomian Indonesia.

Meski gagasan tentang Ekonomi Kerakyatan telah lama


diungkapkan Bung Hatta, tetapi penerapan sistem ini baru
dilakukan enam dekade kemudian, tepatnya pada tahun 1999.
Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 disinyalir
sebagai pemantik dari keputusan tersebut.

Ketika itu pemerintah bertekad kuat ingin menerapkan Sistem


Ekonomi Kerakyatan dengan mengeluarkan aturan berupa
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR) Nomor
IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN). Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Sistem
Ekonomi Kerakyatan resmi menjadi sistem perekonomian
Indonesia. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-
ekonomi-kerakyatan/.
b. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kerakyatan
Di dalam sistem ekonomi kerakyatan, setiap masyarakat dituntut
untuk bisa berperan aktif di dalam kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh negara. Sebaliknya, sistem ini pun akan
menuntut pemerintah negara agar mampu merealisasikan iklan
dan juga suasana yang lebih kondusif untuk perkembangan dan
juga perkembangan di dalam dunia bisnis.

Di dalam proses pelaksanaannya, ekonomi kerakyatan juga


mempunyai ciri khas tertentu yang tidak dimiliki oleh sistem
ekonomi lainnya, yakni:

 Mekanisme pasar yang berkeadilan menjadi tumpuan


dengan menjalankan sistem persaingan yang lebih sehat.

 Setiap kualitas hidup, nilai keadilan, kepentingan sosial


dan juga perkembangan ekonomi harus dijadikan
perhatian yang paling utama.

 Bisa membuat proses pembangunan yang lebih


berkelanjutan dan berwawasan pada lingkungan.

 Memberikan jaminan pada diberikannya kesempatan


yang sama pada masyarakat untuk bisa bekerja dan
berusaha.

 Setiap konsumen harus dilindungi haknya dan setiap


rakyat harus diperlakukan secara adil.

apakah ekonomi kerakyatan tidak menimbulkan inflasi yang


meningkat. Kalau pengembangan ekonomi kerakyatan diikuti
oleh meningkatkan banyaknya uang yang dipegang masyarakat
atau meningkatkan jumlah uang beredar, tanpa diikuti oleh
meningkatnya barang dan jasa yang diproduksi, maka penguatan
ekonomi kerakyatan akan menimbulkan inflasi yang tinggi.
situasi ini akan terjadi, kalau penguatan ekonomi kerakyatan
dipahami dan atau dilakukan dengan kebijakan credit rationing
kepada usaha kecil dan menengah, tanpa diikuti oleh perubahan
pola produksi.

Pada pola produksi skala kecil, fleksibilitas penggunaan K dan L


sangat terbatas, karena faktor teknologi sulit dilakukan
perubahan. Dengan demikian, walaupun UKM diberi jatah
kredit yang besar, kemampuan menyerapnya terbatas, sehingga
tidak digunakan untuk produksi tetapi untuk konsumsi atau
spekulasi. Pada situasi yang demikian, maka penguatan ekonomi
kerakyatan akan mendorong inflasi tinggi, apalagi kalau
penguatan ekonomi rakyat dilakukan melalui subsidi bunga
kepada UKM, maka penurunan sewa kapital akan meningkatkan
pengangguran. Akibatnya bila pemberian subsidi pada UKM
mendorong peningkatan poduksi barang dan jasa, tetapi
meningkatkan jumlah pengangguran, maka penguatan ekonomi
kerakyatan akan mendorong inflasi meningkat.

Pada penguatan ekonomi kerakyatan, dimana UKM melakukan


merger menjadi unit produksi skala besar atau menengah, maka
faktor teknologi memiliki fleksibilitas yang lebar untuk dirubah.
Sehingga unit produksi rakyat akan mampu menyerap modal
lebih besar bila diberi akses kredit (tidak perlu diberi subsidi
bunga maupun jatah kredit). Pada unit Produksi rakyat skala
besar atau menengah, dengan teknologi yang efisien, selain akan
menurunkan biaya produksi juga akan meningkatkan kualitas
produk, sehingga keuntungan yang diperoleh juga akan
meningkat. Keuntungan yang diperoleh akan didistribusikan
kepada masyarakat dalam bentuk deviden, sehingga daya beli
masyarakat juga meningkat. Dengan demikian, penguatan
ekonomi kerakyatan tidak akan menimbulkan inflasi yang
tinggi. https://sg.docs.wps.com/l/sIPGZr8xrwuWoiwY.

3. KONSEP OPERASIONAL EKONOMI KERAKYATAN


3.1. Kebijakan Moneter

Peninjauan kembali kebijakan BLM (Grant)


Dalam rangka mengembangan usaha menengah menjadi usaha
besar, usaha kecil menjadi usaha menengah, dan usaha mikro
menjadi usaha kecil, salah satu kendala yang dihadapi adalah
modal untuk investasi dan modal untuk kerja. Karena jangkauan
pasar yang masih terbatas, teknologi yang digunakan belum
efisien, dan manajemen usaha yang belum efisien, maka resiko
kegagalannya cukup tinggi. Tingginya resiko gagal
menyebabkan resiko investasinya juga besar. Tingginya resiko
investasi dan rendahnya pemilikan collateral, menyebabkan
lembaga keuangan bank kurang berminat memberi pinjaman
kepada UKM. Jumlah dana yang diberikan bank kepada UKM
jauh dibawah tingkat perintaan UKM. Kekurangan pasokan ini
selanjutnya diisi oleh lembaga kredit non bank, seperti KOSIPA,
dan pengijon, dengan tingkat bunga jauh di atas tingkat bunga
pasar. Intervensi pemerintah, melalui dana bantuan langsung ke
masyarakat, seperti dalam Program Pengembangan Kecamatan
(PPK), Inpres Desa Tertinggal (IDT), dan program sejenis,
ternyata kurang efektif dan kurang efisien. Kelembagaan
keuangan mikro (micro finance) yang terbentuk dari program-
program dimaksud, tingkat keberlanjutannya rendah, dan hampir
tidak mampu memecahkan permasalahan tingkat suku bunga
yang tinggi. Selain itu juga banyak menimbulkan ketergantungan
kepada pemerintah dan membutuhkan biaya delivery yang tinggi.
Dari permintaan kredit yang cukup besar dari lembaga keuangan
non bank, walaupun dengan tingkat bunga di atas bunga pasar,
membuktikan bahwa yang dibutuhkan unit produksi rakyat
sebenarnya bukan subsidi bunga dan bukan dana block grant,
tetapi akses untuk mendapatkan pinjaman ke bank.
Peninjauan Kembali Kebijakan Subsidi Bunga
Asumsi bahwa UKM membutuhkan subsidi bunga untuk
mendorong perkembangannya, ternyata tidak benar. Pemberian
subsidi bunga ternyata justru mendorong permintaan uang bukan
untuk produksi tetapi untuk konsumsi dan spekulasi.
Meningkatnya permintaan uang karena subsidi bunga ini justru
akan mendorong timbulnya inflasi yang tinggi. Tingkat bunga
tinggi yang ditawarkan oleh money lender ternyata selalu
mengalami market clearing. Artinya yang dibutuhkan Unit
Produksi Rakyat, bukan subsidi bunga tetapi akses untuk
mendapatkan pinjaman di lebaga keungan bank. Untuk
mendapatkan akses ke lembaga keuangan bank, yang dibutuhkan
bank adalah garansi atau jaminan. Dengan demikian yang
dibutuhkan oleh unit produksi rakyat sebenarnya adalah jaminan
pemerintah kepada bank.
3.2. Kebijakan Fiskal
Alokasi Anggaran untuk Panjaminan Kredit utuk Unit
Produksi Rakyat
Seperti telah dikemukakan, bahwa yang dibutuhkan Unit
Produksi Rakyat (UPR bukan UKM) sebenarnya bukan subsidi
bunga dan bukan dana block grant, tetapi akses untuk
mendapatkan pinjaman ke bank. Dengan demikian, intervensi
yang diperlukan dari pemerintah adalah adanya penjaminan
kredit untuk UKM.

Pemerintah Bunga Deposito

(dg garansi dalam bentuk Untuk biaya fasilitasi


deposito)

LEMBAGA KEUANGAN
Masyarakat USAHA KECIL,

BANK
MIKRO, DAN

MENENGAH
Mengapa perlu penjaminan, sebab bank adalah risk aversion
sehingga tidak berminat memberikan kredit kepada UKM yang
memang memiliki default risk tinggi. Tidak efektifnya kebijakan
credit rationing dengan mewajibkan bank menyalurkan 20
persen kredit kepada UKM dengan subsidi bunga dari
pemerintah, adalah argumentasi yang cukup kuat tentang
perlunya penjaminan pemerintah untuk kredit UKM.
Bunga atas deposito dana penjaminan ini selanjutnya untuk biaya
fasilitasi UPR. Fasilitasi UPR ini dapat dilakukan oleh Lembaga
Swadaya Masyarakat. pelibatan LSM dalam proses fasilitasi
dengan biaya dari bunga deposito ini sekaligus dapat digunakan
sebagai pembinaan LSM agar tidak digunakan oleh kepentingan
asing (lembaga donor). Sebab, ketergantungan yang begitu besar
dari LSM terhadap lembaga donor, telah membawa sebagian
besar LSM menjadi alat kepentingan politik dan kepentingan
ekonomi asing. Strategi ini, selain tidak akan membebani
anggaran belanja pemerintah yang terlalu besar, membantu
penyehatan perbankan dalam negeri, juga bagian dari
pembelajaran bagi UKM untuk terbiasa berhubungan dengan
lembaga keuangan bank dan pembelajaran bagi UKM untuk
mandiri dan efisien.
Kebijakan Perpajakan
Untuk mendorong UKM bergabung (baik di sektor pertanian,
peternakan, perikanan, perdagangan, industri), maka UKM yang
bergabung menjadi UPR diberi keringanan pajak. Demikian pula
kepada perusahaan perkebunan inti rakyat yang bersedia menjual
sahamnya kepada petani plasma, sehingga menjadi UPR, diberi
keringanan pajak, baik pajak penjualan maupun pajak
penghasilan.
Kebijakan Pertanahan
Lahan dalam perekonomian merupakan faktor modal yang
penting. Meningkatnya jumlah petani landless dalam 3 dekade
terakhir, dan hilangnya spesifikasi pemilikan komunal atas
sumber daya hutan, merupakan ancaman serius dalam
membangun ekonomi kerakyatan. Oleh sebab itu, perlindungan
bagi masyarakat adat atas tanah ulayat, perlindungan petani
melalui sertifikasi tanah, perlu dilakukan. Kebijakan pemerintah
yang memberi kemudahan bagi masyarakat adat untuk
memperoleh hak pemilikan atas tanah ulayat, akan membantu
penguatan ekonomi rakyat.
Perusahaan Hutan Rakyat (bukan HPH tetapi mirip HPH hanya
pemilikan sahamnya adalah oleh masyarakat adat setempat),
akan dapat dibangun bila pemerintah mengakui hak pemilikan
hutan ulayat. Demikian juga Perusahaan Perkebunan Rakyat
(bukan Perkebunan Inti Rakyat, tetapi mirip PIR hanya
pemilikan sahamnya oleh masyarakat adat setempat), akan dapat
dibangun bila pemerintah mengakui hak pemilikan hutan ulayat.
3.3. Kebijakan Sektor Riil
Kebijakan Upah
Dari model ekonomi income masyarakat, salah satu sumber
W
pendapatan masyarakat adalah dari upah dan gaji atau
.Rendah tingginya upah dan gaji yang diterima, tergantung dari
(w) (t )
tingkat upah perjam/bulan , lama jam kerja , dan jumlah
(H)
anggota keluarga yang bekerja . Tinggi rendahnya tungkat
upah dan gaji ditentukan oleh kualitas tenaga kerja. Kualitas
tenaga kerja bukan hanya ditentukan oleh tingat pendidikan,
tetapi juga sikap mental (etos kerja, profesionalitas, dan
kedisiplinan). Lama jam kerja dan jumlah anggota keluarga yang
bekerja ditentukan oleh ketersediaan lapangan kerja.
Kebijakan penetapan batas Upah Minimum Regional (UMR),
seperti yang selama ini digunakan pemerintah dalam melindungi
kaum pekerja, sebenarnya tidak memecahkan permasalahan
ketenagakerjaan. Kebijakan UMR justru menghambat tumbuh
dan kerkembangnya UKM dan mendorong laju pengangguran.
Intervensi pemerintah secara langsung dalam menentukan upah
dan gaji pekerja, justru menimbulkan permasalahan baru yang
lebih serius, seperti pengangguran dan permasalahan sektor
informal. Perbaikan gaji dan upah, seharusnya diserahkan
melalui mekanisme pasar tenaga kerja.
Oleh sebab itu, dalam rangka penguatan ekonomi kerakyatan
dari sisi ketenagakerjaan, harus ada kebijakan baik disisi demand
maupun di sisi supply. Di sisi supply, intervensi yang dibutuhkan
dari pemerintah adalah peningkatan kualitas tenaga kerja. Sedang
di sisi demand, intervensi yang diperlukan dari pemerintah
adalah perluasan lapangan kerja. Perluasan lapangan kerja dapat
dilakukan melalui instrumen kebijakan fiskal dan moneter,
penumbuh kembangkan usaha-usaha ekonomi produktif, dan
industrialisasi di perdesaan, seperti dijelaskan pada point (1) di
atas.
Supply
w E−2

w E−1

demand

Lumr LE−1 LE −2 L

Untuk meningkatkan upah buruh, jalan yang aman untuk


ditempuh adalah melalui stimulus penciptaan lapangan kerja.
Meluasnya lapangan kerja akan menggeser kurve demand atau
permintaan, sehingga tingkat upah akan meningkat. Stimulan
untuk menciptakan lapangan kerja dapat ditempu h melalui
peningkatan investasi. Peningkatan investasi tidak harus
menurunkan suku bunga bank, tetapi memperluas akses unit
produksi rakyat untuk memperoleh pinjaman di lembaga
keuangan bank.
Pertanian
Di sektor produksi, Problem ekonomi kerakyatan di sektor
pertanian, sektor pedagangan, sektor kehutanan, sektor
pertambangan, sektor industri, tidak sama. Dari model produksi
Q=f ( A , K , L )
di sektor pertanian rakyat , problem yang
dihadapi mencakup aspek permodalan (K), aspek
ketenagakerjaan (L), dan aspek teknologi produksi (A). Pertanian
rakyat dengan unit skala usaha yang kecil-kecil (rata-rata 0,4 ha),
cukup sulit untuk meningkatkan efisiensinya. Pengadaan sarana
produksi pertanian dalam jumlah sedikit akan meningkatkan
harga perunit sarana produksi, dan akibatnya biaya produksi per
unit produk menjadi tinggi. Dengan produksi kecil dan
keuntungan kecil, akan menjadi kendala untuk terjadinya
akumulasi kapital di setiap unit produksi. Akibatnya hampir
tidak pernah terjadi investasi baru di sektor ini, baik dalam
bentuk pengadaan alat-alat mekanisasi pertanian, maupun
perluasan lahan.
Dengan skala usaha kecil-kecil dengan jumlah jutaan dan tidak
ada keterkiatan antara satu dengan yang lain, menyebabkan
posisi tawar mereka baik di pasar input maupun di pasar output,
sangat lemah. Di pasar input mereka berhadapan dengan
monopoli, sedang di pasar output mereka menghadapi
monopsoni. Oleh sebab itu, jalan keluar yang relatif baik adalah
melalui merger antarunit usaha pertanian atau coorporate
farming. Melalui coorporate farming (CF), produksi pertanian
dilakukan melalui unit-unit perusahaan pertanian yang saham
seluruhnya dimiliki oleh petani yang bersangkutan. Model CF
tidak saja diterapkan untuk pertanian tanaman pangan, tetapi
juga untuk perkebunan. Fakta empirik menunjukkan bahwa
model kemitraan dalam bentuk perkebunan inti rakyat, ternyata
juga tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan.
Perdagangan
Struktur usaha di sektor perdagangan, seperti kita ketahui
bersama, terdiri dari unsur distributor, retail besar, dan retail
kecil. Perusahaan distributor pada umumnya dimiliki atau
merupakan anak perusahaan dari produsen atau dimiliki oleh
perusahaan terbatas yang pemilik bukan produsen tetapi sebagian
sahamnya dimiliki oleh produsen. Pemilikan saham di
distributor dan retail besar, pada umumnya hanya oleh sebagian
kecil orang.
Dalam rangka penguatan ekonomi kerayatan, struktur pemilikan
saham di distributor dan retail besar, perlu dilakukan peninjauan
kembali. Intinya adalah, sebanyak-banyaknya warga negara
harus memiliki saham di sektor perdagangan. Bentuknya adalah,
retail-retail kecil harus membentuk koperasi. Melalui koperasi
ini, retail-retail kecil memiliki saham di retail besar dan di
distributor.
Kehutanan dan Pertambangan
Selama ini konsep bahwa “bumi air dan segala isinya dikuasai
negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat” , dipahami kekayaan alam, khususnya kekayaan hutan
dan bahan galian dikuasai negara, lalu oleh pemerintah sebagai
wakil negara mengkonsesikan kepada pihak swasta (misalnya
dalam bentuk HPH, kontrak karya), kemudian penerimaan bagi
hasil dan pajak atas eksploitasi sumber daya alam tersebut
dibagi dua, sebagian diberikan kepada pemerintah daerah dan
sebagian lagi untuk pemerintah pusat. Bagian daerah tersebut
selanjutnya untuk membiayai pembangunan di daerahnya dan
bagi pusat dibagikan kepada daerah bukan penghasil dan atau
digunakan pusat untuk untuk membiayai pembangunan nasional.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan kalau penduduk dimana
sumber daya alam itu berada, kadang-kadang tidak merasakan
manfaat atas eksploitasi sumber daya alam yang bersangkutan.
Bahkan penduduk lokal harus menanggung biaya eksternalitas
disekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan eksploitasi
dimaksud.
Pengakuan atas pemilikan komunal terhadap sumber daya alam
yang selanjutnya melibatkan masyarakat lokal dalam eksploitasi,
merupakan pilihan kebijakan yang yang cukup baik bila ditinjau
dari aspek politik, aspek ekonomi, dan aspek keberlanjutan.
Melalui pengakuan hak kepemilikan komunal, masyarakat
bersama pemerintah secara bersama-sama dapat: (1)
mengkonsesikan sepenuhnya kepada pihak investor dengan
pemilikan saham bersama antara pemerintah, masyarakat lokal,
dan investor, (2) melakukan kerja sama dengan pihak investor
dengan pola Kerja Sama Operasional (KSO), atau (3) bersama
pemerintah membentuk perusahaan yang akan mengeksploitasi
sumber daya alam yang bersangkutan.
https://www.bappenas.go.id/files/6113/5022/6047/mardi__2009
1015122400__2338__0.doc#:~:text=Ekonomi%20kerakyatan
%20adalah%20watak%20atau%20tatanan%20ekonomi
%20dimana%2C%20pemilikan%20aset,banyaknya%20warga
%20negara%20secara%20adil.
DAFTAR PUSTAKA
(https://idcloudhost.com/sistem-perekonomian-indonesia-
pengertian-ciri-ciri-tujuan-dan-penerapan-di-indonesia/)

Sumber: UUD 1945 pasal 33

https://brainly.co.id/tugas/24652201.
https://idcloudhost.com/sistem-perekonomian-indonesia-
pengertian-ciri-ciri-tujuan-dan-penerapan-di-indonesia/
#:~:text=Tujuan%20Sistem%20Perekonomian%20Indonesia,-
Merujuk%20pada%20kalimat&text=Perencanaan
%20pembangunan%20ekonomi%20dan%20laju,Mengurangi
%20kesenjangan%20sosial.
https://www.ui.ac.id/memahami-gagasan-ekonomi-kerakyatan-
bung-hatta/.
UUD 45 pasal 33
http://repository.uin-suska.ac.id/7376/4/BAB%20III.pdf.
https://www.bappenas.go.id/files/6113/5022/6047/
mardi__20091015122400__2338__0.doc#:~:text=Ekonomi
%20kerakyatan%20adalah%20watak%20atau%20tatanan
%20ekonomi%20dimana%2C%20pemilikan%20aset,banyaknya
%20warga%20negara%20secara%20adil.

Anda mungkin juga menyukai