Anda di halaman 1dari 104

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA
No.1690, 2017 KEMENKUMHAM. Materi Muatan HAM dalam
pembentukan Peraturan Perundang-ndangan .
Pedoman.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2017XXX
TENTANG
PEDOMAN MATERI MUATAN HAK ASASI MANUSIA
DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa nilai dan prinsip hak asasi manusia harus


tertuang dalam materi muatan peraturan perundang-
undangan dan dipedomani oleh setiap lembaga atau
pejabat yang berwenang dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan;
b. bahwa penuangan materi muatan hak asasi manusia
dalam peraturan perundang-undangan belum diatur
secara komprehensif;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
tentang Pedoman Materi Muatan Hak Asasi Manusia
dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak


Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3886);

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -2-

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 84) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun
2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 186);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG PEDOMAN MATERI MUATAN HAK ASASI MANUSIA
DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN.

Pasal 1
Pedoman Materi Muatan Hak Asasi Manusia dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan
sebagai acuan bagi lembaga atau pejabat yang berwenang
membentuk peraturan perundang-undangan.

Pasal 2
Pedoman Materi Muatan Hak Asasi Manusia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas:
a. pendahuluan;
b. pedoman materi muatan hak asasi manusia; dan
c. penutup.

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-3-

Pasal 3
Pedoman Materi Muatan Hak Asasi Manusia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.

Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 November 2017

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 24 November 2017

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -4-

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2017
TENTANG
PEDOMAN MATERI MUATAN HAK ASASI
MANUSIA DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

A. PENDAHULUAN
Ketentuan Pasal 28I ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa perlindungan, pemajuan,
penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab
negara, terutama pemerintah. Pemerintah wajib dan bertanggung jawab untuk
menghormati, melindungi, memenuhi, menegakkan, dan memajukan hak asasi
manusia yang juga diatur dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan peraturan perundang-undangan
dalam bidang hak asasi manusia serta instrumen internasional hak asasi
manusia yang diterima oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Pengesahan beberapa instrumen internasional hak asasi manusia oleh
Pemerintah Indonesia menimbulkan konsekuensi terhadap pelaksanaan hak
asasi manusia, karena negara Indonesia telah mengikatkan diri secara hukum
dan Pemerintah telah melakukan kewajiban untuk mengadopsi instrumen
yang telah disahkan tersebut ke dalam perundang-undangan nasional, baik
yang dirancang maupun yang telah diberlakukan sebagai Undang-Undang.
Selanjutnya, Pemerintah memiliki kewajiban mengikat untuk mengambil
berbagai langkah dan kebijakan dalam melaksanakan kewajiban untuk
menghormati (to respect), melindungi (to protect) dan memenuhi (to fullfil) hak
asasi manusia. Kewajiban ini juga diikuti dengan kewajiban Pemerintah yang
lain, yaitu untuk menyampaikan laporan secara periodik dengan penyesuaian
hukum, langkah, kebijakan dan tindakan yang dilakukan.
Dalam kerangka hukum nasional, instrumen internasional hak asasi
manusia tersebut di atas telah tertuang di dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia, Kovenan Internasional tentang Hak
Ekonomi, Sosial, dan Budaya sebagaimana telah disahkan Pemerintah

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-5-

Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005, Kovenan


Internasional tentang Hak Sipil dan Politik sebagaimana telah disahkan
melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005, dan prinsip-prinsip hak asasi
manusia yang meliputi non diskriminasi, kesetaraan, universal, tidak dapat
dipisahkan (indivisible), tidak dapat dicabut (inalienable), saling
ketergantungan (interdependent), inklusif, partisipatif, transparan,
akuntabilitas dan berkelanjutan.
Pemenuhan hak sipil dan politik akan dapat terpenuhi apabila peran
negara terbatasi atau berkurang. Dalam hak-hak sipil dan politik, terdapat
batasan antara hak yang tak dapat dicabut (non derogable rights) dengan hak
yang dapat dicabut (derogable rights). Hak yang tidak dapat dicabut adalah
hak-hak yang bersifat absolut, yang tidak boleh dikurangi pemenuhannya oleh
negara, sesuai Konstitusi pasal 28 I ayat (1) yaitu hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak
untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum,
dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah
hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. Hak
yang dapat dicabut yaitu hak-hak yang boleh dikurangi atau dibatasi
pemenuhannya oleh negara. Sesuai ketentuan dalam Konstitusi Pasal 28 J
ayat (2) yaitu dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Dalam pemenuhan hak ekonomi, sosial dan budaya, negara harus
berperan aktif dan mengambil langkah-langkah positif untuk menjamin
terpenuhinya hak-hak ini. Hak ekonomi, sosial dan budaya berkaitan erat
dengan komitmen Pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan.
Komitmen ini menuntut perubahan mendasar dalam kebijakan pembangunan
sebagai kebijakan penanggulangan kemiskinan dan realisasi hak ekonomi,
sosial dan budaya menjadi kebijakan pusat dalam pelaksanaan pembangunan.
Segenap struktur dan proses yang mempengaruhi distribusi dan redistribusi
pendapatan, termasuk ketersediaan lapangan kerja, perbedaan upah dan gaji,
struktur perpajakan dan alokasi sumber daya ekonomi, termasuk distribusi
lahan, kontrol atas sumber daya produktif, pasar dan struktur harga,
kebijakan makro ekonomi, ketersediaan dan akses atas pelayanan publik serta

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -6-

jaminan sosial dipertimbangkan dan diatur dalam kerangka pemenuhan hak


ekonomi, sosial dan budaya. Dalam disiplin hukum internasional hak asasi
manusia dikenal prinsip “minimum core obligation” atau obligasi pokok yang
paling minimum yang harus dipatuhi dan diimplementasikan negara sesuai
dengan karakteristik pemenuhan hak ekonomi, sosial dan budaya yang
bersifat progresif. Dengan demikian, Pemerintah wajib melakukan segala upaya
dengan menggunakan segala sumber daya yang dimiliki untuk melakukan
kewajiban pokoknya dalam pemenuhan hak ekonomi, sosial dan budaya.
Salah satu dasar bagi Pemerintah Indonesia dalam upaya untuk
melaksanakan kewajiban negara adalah dengan melaksanakan ketentuan
Pasal 72 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
yaitu melakukan langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang
lain. Pemenuhan hak asasi manusia yang dilandasi atas kewajiban negara
yang dalam hal ini adalah Pemerintah, perlu dituangkan dalam kebijakan
negara khususnya di tingkat nasional. Namun dalam pelaksanaannya, tidak
berarti pula bahwa pemenuhan hak asasi manusia dilakukan secara absolut.
Pemenuhan hak asasi manusia yang terjamin dalam sebuah kebijakan
nasional perlu dibatasi mengingat adanya hak orang lain yang sekiranya
menjadi batasan dalam penikmatan hak asasi manusia. Dalam Pasal 73
Undang-Undang tersebut juga memuat ketentuan mengenai pembatasan
terhadap hak asasi manusia yang menyatakan bahwa hak dan kebebasan yang
diatur dalam undang-undang ini hanya dapat dibatasi oleh dan berdasarkan
undang-undang. Hal ini didasari untuk menjamin pengakuan dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia serta kebebasan dasar orang lain,
kesusilaan, ketertiban umum, dan kepentingan bangsa.
Pembatasan hak asasi manusia tentunya perlu ditentukan dengan
peraturan perundang-undangan dengan melihat pada prinsip proporsionalitas
sebagai faktor yang relevan dalam menentukan pembatasan bersifat
proporsional atau layak yaitu meliputi:
a. Sifat hak asasi manusia yang terdampak;
b. Pentingnya tujuan yang sah dari pembatasan;
c. Sifat dan jangkauan pembatasan;
d. Hubungan antara pembatasan dan tujuannya; dan
e. Cara atau metode lainnya yang tersedia yang kurang membatasi untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki.

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-7-

Pembatasan hak asasi manusia dalam pembentukan peraturan


perundang-undangan dilakukan dengan mengacu pada pedoman materi
muatan hak asasi manusia khususnya pada tahap perencanaan, penyusunan,
pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan konsepsi, penetapan, dan
pengundangan peraturan perundang-undangan. Pembatasan terhadap
pemenuhan hak wajib ditetapkan dengan peraturan undang-undangan dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis. Dengan demikian, khususnya
pada tahapan pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan konsepsi
rancangan perundang-undangan dibutuhkan pedoman materi muatan hak
asasi manusia yang menjadi acuan dalam rangka pengaturan dan pembatasan
hak asasi manusia.
Pedoman materi muatan hak asasi manusia dalam Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia ini selain sebagai bentuk upaya
mengintegrasikan materi muatan hak asasi manusia, namun juga memberikan
acuan dalam menentukan pembatasan materi muatan hak asasi manusia yang
akan diterapkan dalam sebuah peraturan perundang-undangan. Pembatasan
dimaksud terdapat pada Komentar Umum Kovenan Internasional tentang Hak
Sipil dan Politik dan Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya dalam rangka membatasi intepretasi dari pasal-pasal yang ada di
dalam kedua Kovenan tersebut.
Dalam penerapannya, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
ini telah sesuai dengan Pasal 51 Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Pedoman materi
muatan HAM yang memperkuat tujuan dari pengharmonisasian, pembulatan,
dan pemantapan konsepsi rancangan peraturan perundang-undangan,
khususnya dalam melakukan penyelarasan rancangan Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, dan Peraturan Perundang-undangan
lainnya dengan:
a. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi secara vertikal;
b. Peraturan perundang-undangan yang sejenis dan setingkat secara
horisontal;
c. Asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik; dan

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -8-

d. Teknik penyusunan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur


dalam Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-9-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -10-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-11-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -12-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-13-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -14-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-15-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -16-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-17-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -18-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-19-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -20-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-21-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -22-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-23-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -24-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-25-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -26-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-27-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -28-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-29-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -30-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-31-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -32-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-33-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -34-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-35-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -36-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-37-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -38-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-39-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -40-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-41-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -42-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-43-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -44-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-45-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -46-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-47-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -48-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-49-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -50-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-51-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -52-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-53-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -54-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-55-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -56-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-57-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -58-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-59-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -60-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-61-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -62-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-63-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -64-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-65-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -66-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-67-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -68-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-69-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -70-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-71-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -72-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-73-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -74-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-75-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -76-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-77-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -78-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-79-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -80-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-81-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -82-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-83-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -84-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-85-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -86-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-87-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -88-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-89-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -90-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-91-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -92-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-93-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -94-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-95-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -96-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-97-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -98-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-99-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -100-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-101-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -102-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690
-103-

www.peraturan.go.id
2017, No.1690 -104-

C. PENUTUP

Pedoman Materi Muatan Hak Asasi Manusia dalam Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan ini diharapkan dapat digunakan oleh
setiap lembaga dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
sehingga nilai dan prinsip hak asasi manusia dapat diimplementasikan
dengan baik.

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

Anda mungkin juga menyukai