e-2579-9401, p-2579-9312
Abstract. This research analyzes the influence of specific characteristic of banks (size of the bank, profitability,
credit risk, capital and expense management) on the intermediation function of the bank (LDR). The object of
research is commercial banks listed on the IDX period 2012-2016 with amount 32 banks. Technical analysis of
data used is Panel Regression by using Fixed Effect Model. The result showed that the specific characteristics of
the bank (Asset, ROA, NPL, CAR and BOPO) had a simultaneous effect on bank intermediation function with R 2
64,98% with significance level α (0,05). The significant variables for intermediation function are CAR and
BOPO. While Asset, ROA and NPL variables have no effect.
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik spesifik bank (ukuran
bank/size, profitabilitas, risiko kredit, permodalan dan beban manajemen) terhadap fungsi intermediasi
perbankan (LDR). Objek penelitian adalah bank umum konvensional yang tercatat di BEI periode 2012-2016
yakni sebanyak 32 bank. teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah Regresi Panel dengan
menggunakan Fixed Effect Model. Hasil penelitian diperoleh bahwa karakteristik spesific bank (Asset, ROA,
NPL, CAR dan BOPO) berpengaruh simultan terhadap fungsi intermediasi perbankan dengan R2 sebesar
64,98% dengan tingkat signifikasi α (0,05). Variabel yang berpengaruh dan signifikan terhadap fungsi
intermediasi adalah CAR dan BOPO. Sedangkan variabel Asset, profitabilitas (ROA) dan kredit macet (NPL)
tidak berpengaruh.
Cronicle of Article :Received (23,10,2017); Revised (09,11,2017); and Published (27,12, 2017).
©2017 Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati.
Profile and corresponding author : Renniwaty Siringoringo adalah Dosen Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Puterabatam, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Corresponding Author : renni.ringo@gmail.com
How to cite this article : Siringoringo, R. (2017). Analisis Fungsi Intermediasi Perbankan
Indonesia (Studi Kasus Bank Umum Konvensional yang Tercatat di BEI Periode 2012-2016).
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen. 1(2), 135-144.
Retrieved from http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jibm
Page 135
Renniwaty Siringoringo
Analisis Fungsi Intermediasi Perbankan Indonesia (Studi Kasus Bank Umum Konvensional yang Tercatat di BEI
Periode 2012-2016)
Page 136
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (2), 2017, 135-144
e-2579-9401, p-2579-9312
Page 137
Renniwaty Siringoringo
Analisis Fungsi Intermediasi Perbankan Indonesia (Studi Kasus Bank Umum Konvensional yang Tercatat di BEI
Periode 2012-2016)
Page 138
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (2), 2017, 135-144
e-2579-9401, p-2579-9312
model Regresi Panel yang dirumuskan oleh rasio ROA adalah sebesar 5,42%,
sebagai berikut : sedangkan yang paling rendah adalah sebesar
0,07%. Untuk rata-rata ROA selama periode
Yit 0 1 X 1it 2 X 2it 3 X 3it 4 X 4it 5 X 5it pengamatan sebesar 1,7904%, masih berada
dibawah nilai ROA standar yang ditetapkan
Ket: oleh Bank Indonesia yaitu >2%.
Yit : Fungsi Intermediasi Bank Rasio risiko kredit macet (NPL) yang
X1 : Ukuran Bank/Size paling tinggi adalah sebesar 6,82% dan rasio
X2 : Profitabilitas terendah adalah sebesar 0,08%. Sedangkan
X3 : Risiko Kredit rata-rata rasio NPL sebesar 2,185%, masih
X4 : Permodalan berada dibawah 3%, sehingga masih
X5 : Beban Manajemen tergolong aman dan sehat.
β0 : konstanta Rata-rata rasio permodalan (CAR)
i : nama bank umum cukup tinggi yaitu sebesar 18,26% berada
t : periode waktu diatas standar CAR (>8%). Nilai rasio CAR
ε : error term paling tinggi yaitu sebesar 28,26% dan paling
rendah yaitu sebesar 10,35%. Untuk rata-rata
HASIL DAN PEMBAHASAN rasio beban manajemen (BOPO) yaitu
Analisis Deskriptif sebesar 80,67%, dengan nilai rasio BOPO
Statistik deskriptif untuk semua tertinggi adalah sebesar 143,14% dan rasio
variabel karakteristik spesifik bank (ROA, terendah sebesar 34%.
NPL, CAR dan BOPO) dan Fungsi Rasio LDR yang paling tinggi yaitu
Intermediasi Bank (LDR) disajikan dalam sebesar 123,03%, dan yang paling rendah
tabel 3. Nilai asset tertinggi untuk bank sebesar 55,30%. Sedangkan rata-rata rasio
umum konvensional selama periode 2012- LDR selama periode pengamatan adalah
2016 adalah sebesar 1037,4172 trilyun sebesar 88,43%, dapat dikatakan cukup baik,
rupiah dan nilai asset terendah adalah karena 88,43% dari total dana pihak ketiga
sebesar 508,897 milyar rupiah, dengan rata- yang dihimpun dari nasabah masyarakat
rata asset sebesar 129,427 trilyun rupiah. disalurkan dalam bentuk kredit. Hal ini
Untuk rasio profitabilitas, tingkat menunjukkan bahwa fungsi intermediasi
keuntungan yang tinggi yang ditunjukkan bank masih berjalan dengan baik.
Page 140
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (2), 2017, 135-144
e-2579-9401, p-2579-9312
Tabel 4. Hasil Uji Regresi dengan menggunakan Fixed Effect Model, α=5%
Variabel Koefisien β Std. Error t-statistic Prob. Keterangan
R-Squared 0.649799
F-Statistic 6.339629
Prob.(F-statistic) 0.000000
koefisien regresi sebesar 0,4497, dan nilai namun tidak signifikan karena tingkat
probabilitasnya 0.0426 lebih kecil dari α probabilitasnya 0,8952 lebih besar dari α
(0,05). Hal ini berarti bahwa apabila rasio (0,05). Artinya bahwa semakin besar asset
CAR naik sebesar 1%, maka menyebabkan bank tidak mempengaruhi bank untuk
kenaikan pada fungsi intermediasi dalam hal meningkatkan fungsi intermediasi terutama
ini penyaluran kredit sebesar 0,449740 dalam penyaluran kredit.
dengan asumsi variabel lain dianggap konstan Perbankan yang sudah listed di bursa
atau tetap. Hal ini sejalan dengan hipotesis efek pada umumnya banyak mendapatkan
penelitian diawal dan hasil penelitian (Satria support modal dari ekuitas, sehingga bank-
& Subegti, 2010) yang menyebutkan bahwa bank tersebut cenderung untuk menyalurkan
semakin tinggi rasio CAR bank, maka fungsi dananya pada kegiatan yang berbasis fee
intermediasi perbankan dalam hal ini based income dengan tingkat resiko kecil
penyaluran kredit juga akan meningkat. Rasio seperti pembelian surat berharga dan SBI.
kecukupan modal yang besar (CAR) dapat Walaupun investasi SBI cenderung memiliki
memberikan ruang gerak secara internal dan tingkat pendapatan bunga (rate) yang lebih
eksternal, karena dengan kecukupan modal rendah dari pendapatan bunga dari
pihak perbankan dapat memenuhi syarat penyaluran kredit, namun tingkat kepastian
regulasi yang aman. mendapatkan bunga dan risikonya sangat
Selanjutnya rasio BOPO juga rendah, sehingga bank umum mendapatkan
memiliki pengaruh negatif dan signifikan keaman dan kenyamanan dalam
terhadap fungsi intermediasi dalam hal ini menginvestasikan likuiditasnya.
penyaluran kredit dengan koefisien regresi Rasio ROA berpengaruh negatif
sebesar -0,166950 dan tingkat probabilitas dengan koefisien regresi sebesar 1,091681
sebesar 0,0339 lebih kecil dari tingkat α namun tidak signifikan karena tingkat
(0,05). Hal ini berarti bahwa apabila rasio probabilitasnya 0,3689 lebih besar dari
BOPO naik sebesar 1%, maka menyebabkan tingkat α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
penurunan pada fungsi intermediasi dalam semakin tinggi tingkat kemampuan bank
hal ini penyaluran kredit sebesar 0,166950 menghasilkan laba dari assetnya (ROA) maka
diasumsikan variabel lain dianggap bank cenderung menurunkan atau
konstan/tetap. mengurangi hutang (dalam hal ini adalah
Hasil ini sesuai dengan hipotesis dana pihak ketiga) sebagai sumber
penelitian bahwa Beban Manajemen akan pendanaan.
mengurangi tingkat penyaluran kredit kepada Hal ini sesuai dengan yang
masyarakat. Rasio BOPO yang tinggi dikemukakan Myers (1984) dalam (Rose &
disebabkan oleh tingkat persaingan yang Hudgins, 2010) bahwa tingkat profitabilitas
tinggi antar bank, sehingga biaya operasional yang tinggi akan membuat perusahaan
bank dalam hal untuk mendapatkan dana dari menggunakan laba ditahan sebagai sumber
pihak ketiga (nasabah) semakin tinggi yakni dana dibandingkan dengan sumber dana dari
beban bunga simpanan. luar yaitu dari hutang (dalam hal ini dana
Demikian halnya persaingan dalam pihak ketiga), sehingga berakibat pada
penyaluran kredit, bank umum berusaha menurunnya fungsi intermediasi perbankan
untuk menurunkan tingkat suku bunga terutama dalam penyaluran kredit.
pinjaman, dimana hal tersebut juga Rasio NPL berpengaruh negatif
merupakan program pemerintah untuk dengan koefisien regresi sebesar 0,480134
menyalurkan pinjaman lunak bagi sektor riil namun tidak signifikan karena nilai
terutama UMKM dengan tingkat suku bunga probabilitasnya 0,4830 lebih besar dari
(rate) yang rendah. tingkat α (0,05). Salah satu faktor yang
Variabel asset berpengaruh positif menyebabkan variabel NPL tidak memiliki
dengan koefisien regresi sebesar 0,252253 pengaruh yang signifikan pada periode
Page 142
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (2), 2017, 135-144
e-2579-9401, p-2579-9312
penelitian dikarenakan adanya regulasi dari mengurangi biaya pencadangan (beban bank)
Bank Indonesia yang mewajibkan agar sehingga dapat meningkatkan profitabilitas
masing-masing bank mampu menekan (ROA).
tingkat risiko kreditnya (NPL) dibawah 5%
dan juga prinsip kehati-hatian bank umum Saran
dalam menyalurkan kredit terutama untuk Saran bagi penelitian selanjutnya
sektor riil yang memiliki potensi risiko yang adalah perlu dilakukan penelitian komposisi
cukup besar. Sehingga dengan rendahnya jenis kredit yang disalurkan yaitu kredit
tingkat persentase pada NPL tidak memiliki investasi, kredit modal kerja dan kredit
pengaruh secara signifikan terhadap komsumsi, sehingga dengan jelas
penyaluran kredit. menunjukkan tingkat optimalisasi fungsi
Penelitian ini secara umum intermediasi bank, khususnya bagi
menjelaskan bagaimana kondisi pelaksanaan pertumbuhan ekonomi sektor riil.
fungsi intermediasi pada perbankan di
Indonesia. Jika dibandingkan dengan DAFTAR PUSTAKA
beberapa penelitian terdahulu dapat Athanasoglou, P. P., Brissimis, S. N., &
dijelaskan bahwa fenomena saat ini ada yang Delis, M. D. (2005). Working Paper,
sama dan berbeda, khususnya dalam melihat (25).
ketidak berpengaruhan beberapa variabel Bank Indonesia. (2017). Statistik Perbankan
independen yaitu variabel Asset, ROA dan Indonesia. Retrieved from
NPL. http://www.bi.go.id/id/publikasi/jurnal-
Hal inilah yang tentunya memberikan ekonomi/Default.aspx
sebuah gambaran kajian empiris baru Gujarati, D. N. (2006). Dasar-dasar
bagaimana gambaran fungsi intermediasi Ekonometrika (Edisi ke 3). Jakarta:
perbankan terutama dalam penyaluran kredit Penerbit Erlangga.
yang akan berubah dari waktu ke waktu yang Khasanah, U. (2015). Analisis Pengaruh
disebabkan karena perubahan lingkungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap
internal dan eksternal yang terjadi. Volume Penyaluran Kredit Perbankan: (
Studi Empiris pada Perbankan yang
SIMPULAN DAN SARAN Terdaftar di BEI Periode 2010-2013 ).
Simpulan Universitas Diponegoro, Semarang.
Hasil pengukuran analisis pengaruh Pratama, S. Y., & Asandimitra, N. (2017).
variabel karakteristik spesific bank (Asset, Determinants of Internal And External
ROA, NPL, CAR dan BOPO) terhadap Factor On Commercial Bank In
fungsi intermediasi perbankan dengan Indonesia. Journal of Arts, Science &
indikator yang digunakan adalah LDR Commerce, VIII(1).
terhadap 32 bank yang sudah listed di BEI https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1884
dengan periode 2012-2016 adalah secara 3/rwjasc/v8i1/01
simultan variabel karakteristik spesific bank Rose, P. S., & Hudgins, S. C. (2010). Bank
(Asset, ROA, NPL, CAR dan BOPO) Management & Financial Services. New
berpengaruh terhadap fungsi intermediasi York: McGraw-Hill International
perbankan. Sedangkan secara parsial variabel Edition.
yang berpengaruh dan signifikan terhadap Satria, D., & Subegti, R. B. (2010).
fungsi intermediasi adalah CAR dan BOPO. Determinasi Penyaluran Kredit Bank
Umum di Indonesia Periode 2006-2009.
Saran Jurnal Keuangan Dan Perbankan,
Saran bagi penelitian ini adalah 14(3), 415–424.
perbankan Indonesia harus meningkatkan Saunders, A., & Garnet, M. M. (2008).
Dana Pihak Ketiganya supaya dapat Financial Institutions Management : A
meningkatkan penyaluran kreditnya, Risk Management Approach (Sixth).
memperkecil NPL (risiko kredit macet) untuk
Page 143
Renniwaty Siringoringo
Analisis Fungsi Intermediasi Perbankan Indonesia (Studi Kasus Bank Umum Konvensional yang Tercatat di BEI
Periode 2012-2016)
Page 144