Anda di halaman 1dari 4

 RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN KESEHATAN Pembangunan

kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran sebagaimana tercantum dalam Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional/RPJM-N 2010 – 2014 (Perpres Nomor 5
Tahun 2010), yaitu : 1. Meningkatkan umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi
72,0 tahun 2. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup 3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 228 menjadi 118
per 100.000 kelahiran hidup dan 4. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak
balita dari 18,4% menjadi <15,0% Sebagaimana penjabaran Dari RPJM-N telah
disusun Rencana Strategi Kementerian Kesehatan (Renstra) Tahun 2010-2014 A.
VISI Dalam Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 20102014 menetapkan
Visi Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Mandiri Untuk Hidup Sehat”. B.
MISI Dalam rangka mewujudkan Visi “Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan
Berkeadilan”, Maka Misi Kementerian Kesehatan adalah: 1. Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani. 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan. 3.
Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan. 4. Menciptakan tata
kelola kepemerintahan yang baik. C. TUJUAN Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi
Kementerian Kesehatan, tujuan yang akan dicapai adalah terselenggaranya
pembangunan kesehatan secara berhasilguna dan berdayaguna 10
 11. dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
 Millenium Development Goals atau Tujuan Pembangunan Milenium, mengandung
komitmen dan kemitraan global dengan menempatkan pembangunan manusia sebagai
focus utama dan mempercepat pemberantasan kemiskinan. MDGs merupakan
“benchmark” kinerja keseluruhan suatu Negara. MDGs terdiri dari 8 goal/tujuan, 18
target dan 48 indikator untuk kurun waktu 1990-2015. Setiap goal memiliki satu atau
beberapa target beserta indikatornya. Tujuh target untuk tahun 2015 secara 142
 143. spesifik berkaitan dengan bidang kesehatan. Delapan goal tersebut meliputi: •
Goal 1: Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan • Goal 2: Mencapai pendidikan
dasar untuk semua • Goal3: Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan • Goal 4: Menurunkan angka kematian anak • Goal 5: Meningkatnya
kesehatan ibu • Goal 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria serta penyakit lainnya • Goal
7: Memastikan kelestarian Lingkungan • Goal 8: Membangun kemitraan global untuk
pembangunan 1) Goal 1: Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan Target 2:
Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya
antara tahun 1990-2015. Indikator: - Prevalensi balita kurang gizi • Prevalensi status
gizi balita diperoleh melalui indeks berat badan, umur, dan jenis kelamin. 2) Goal 4:
Menurunkan angka kematian anak Target 5: Penurunan dua per tiga tingkat kematian
bayi dan anak balita pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 1990 Indikator: -

Target 8: Mengendalikan penyakit malaria dan tuberkulosis dan mulai menurunnya jumlah kasus
baru malaria dan tuberkulosis pada tahun 2015. Indikator: - Prevalensi malaria dan angka
kematiannya Adalah banyaknya kasus malaria per 100.000 penduduk. Angka kematian yang
disebabkan oleh malaria adalah banyaknya kematian per 100.000penduduk karena malaria. -
Persentase penduduk (balita) yang menggunakan cara pencegahan efektif untuk memerangi malaria
Adalah memakai kelambu yang telah diproteksi dengan insektisida. - Persentase penduduk (balita)
yang mendapat penanganan malaria secara efektif. Adalah banyaknya balita yang dalam dua minggu
sebelum pelaksanaan survey sakit malaria dan menerima obat anti malaria dibagi dengan jumlah
balita yang sakit
PENYAKIT BERSUMBER BINATANG A. MALARIA Malaria adalah penyakit infeksi yang Anopheles
disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles sp) betina. Malaria juga merupakan
reemerging desease (penyakit yang tiba-tiba mengalami peningkatan) dan terjadi di 107 negara
dengan penderita yang mencapai 300 ~ 500 Juta orang dan kasus kematian mencapai 1 juta orang
setiap tahun termasuk anak-anak. Malaria masih merupakan masalah besar di Indonesia. Dari 576
kabupaten/kota, 424 kabupaten/kota (73,6%) merupakan endemis malaria, sehingga hampir
separuh (45 %) penduduk Indonesia berisiko tertular malaria. Upaya pemberantasan penyakit
malaria di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1959 dan menjadi sasaran MDGs yang harus tercapai
pada tahun 2015. Puncak Peringatan Hari Malaria Sedunia (HMS) yang baru pertama kali digelar di
Indonesia, diperingati tanggal 25 April setiap tahun. Peringatan Hari Malaria Sedunia tahun ini di beri
tema ” Ayo Berantas Malaria” tema itu dibagi lagi yaitu “ Kelambu Dipasang, Tidur Tenang, Malaria
Hilang” dan ” Malaria dapat Dicegah dan Diobati ”. 1. Penemuan & Tatalaksana Kasus a. Gejala dan
Tanda Demam, menggigil dan berkeringat . Keluhan lain sakit kepala mual, muntah, diare dan nyeri
otot. Ada riwayat berkunjung atau tinggal didaerah endemis malaria b. Diagosa pasti Seseorang
dengan gejala malaria diambil sediaan darahnya untuk diperiksa secara laboratorium 48

 dengan mikroskop atau Rapid Diagnostic Test (RDT) kalau ditemukan parasit
didalam darahnya maka akan diobati sesuai jenis speciesnya c. Pengobatan Malaria
tanpa Komplikasi 1) Malaria Falciparum Lini pertama: Artesunat + Amodiakuin +
Primakuin Hari 1 2 3 Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur 0-1 2-11 1-4 5-9
10≥ 15 bln bln th th 14 th th ¼ ½ 1 2 3 4 ¼ ½ 1 2 3 4 ¾ 1½ 2 2-3 ¼ ½ 1 2 3 4 ¼ ½ 1 2
3 4 ¼ ½ 1 2 3 4 ¼ ½ 1 2 3 4 Jenis Obat Artesunat (50mg) Amodiakuin (200mg)
Primakuin (15mg) Artesunat (50mg) Amodiakuin (200mg) Artesunat (50mg)
Amodiakuin (200mg) Lini kedua: Kina + Doksisiklin/Tetrasiklin + Primakuin Hari
Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur Jenis Obat 1-4 th 5-9 th 3x½ 3x1
3x1½ 3x(2-3) 2x100mg 2-3 Doksisiklin 0-11 bln 10 mg/kg BB/hr 10 mg/kg BB/hr -
Tetrasiclin - Kina (200mg) 1 2-7 Doksisiklin Primakuin (15mg) Kina(200mg) 10-14
th ≥ 15 th ¾ 1½ 2x50 mg 2 3x½ 3x1 3x1½ 3x(2-3) - 2 - 2x50 mg 4x4 mg/KgBB
2x100mg - 4x250mg 2) Malaria vivax dan ovale Lini pertama: Klorokuin +
Primakuin Hari 1 2 3 4-14 Jenis Obat Klorokuin (150mg) Primakuin (15mg)
Klorokuin (150mg) Primakuin (15mg) Klorokuin (150mg) Primakuin (15mg)
Primakuin (15mg) Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur 2-11 10-14 ≥ 15 1-
4 th 5-9 th bln th th ½ 1 2 3 3-4 ¼ ½ ¾ 1 ½ 1 2 3 3-4 ¼ ½ ¾ 1 ¼ ½ 1 1½ 2 ¼ ½ ¾ 1
¼ ½ ¾ 1 0-1 bln ¼ ¼ ⅛ - 49
 50. Lini kedua: Kina + Primakuin (pengobatan malaria vivaks resisten klorokuin)
Hari Jenis Obat 1-7 Kina (200mg) 1-14 Primakuin (15mg) Jumlah tablet perhari
menurut kelompok umur 2-11 10-14 1-4 th 5-9 th bln th 30 30 mg/kg mg/kg 3x½ 3x1
3x1½ BB/hr BB/hr ¼ ½ ¾ 0-1 bln ≥ 15 th 3x(2-3) 1 2. Cakupan
 Program Secara nasional kasus malaria selama tahun 2005 – 2012 cenderung
menurun yaitu pada tahun 2005 angka Annual Paracite Incidence (API/ Insidens
parasit malaria) sebesar 4,10/1.000 menjadi 1,69/1.000 penduduk pada tahun 2012.
Angka ini cukup bermakna karena diikuti dengan intensifikasi upaya pengendalian
malaria yang salah satu hasilnya adalah peningkatan cakupan pemeriksaan sediaan
darah atau konfirmasi laboratorium (lihat grafik Persentase Pemeriksaan Sediaan
darah suspek Malaria tahun 2008 sd 2012). Angka kematian malaria tahun 2012 di
Indonesia sebanyak 252 orang. Di Indonesia daerah endemis malaria dibagi menjadi :
• Endemis Tinggi adalah API > 50 per 1.000 penduduk yaitu di Provinsi Maluku,
Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sumatera Utara (Kab. Nias dan Nias Selatan), dan
NTT. 50
 51. • Endemis Sedang adalah API berkisar antara 1– < 50 per 1.000 penduduk yaitu di
provinsi Aceh (Kab. Siemeulu), Bangka Belitung, Kepri (Kab. Lingga), Jambi (Kab.
Batang Hari, Merangin, dan Sorolangun), Kalimantan Tengah (Kab. Sukamara, Kota
waringin barat), Mura), Sulteng (Kab. Tolisdtoli, Banggai, Banggai Kepulauan, Poso),
Sultra (Kab. Muna), NTB (Sumbawa Barat, Dompu, Kab.Bima, dan Sumbawa), Jawa
Tengah (Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Pekalongan dan Sragen), Jawa Barat
(Sukabumi, Garut, dan Ciamis). • Endemis Rendah adalah API 0 sd 1 per 1.000,
diantaranya sebagian Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. • Non Endemis adalah daerah
yang tidak terdapat penularan malaria (Daerah pembebasan malaria) atau API = 0,
yaitu provinsi DKI Jakarta, Bali, Kepri (Barelang Binkar) Endemisitas Malaria Di
Indonesia Tahun 2012 3. Eliminasi Penyakit Malaria Tujuan Umum • Pembebasan
DKI, Bali, Barelang Binkar: 2010 • Pembebasan Jawa, NAD, Kepri: 2015 •
Pembebasan Sumatera, NTB, Kalimantan, Sulawesi ; 2020 • Pembebasan Papua,
Papua Barat, NTT Maluku, Maluku utara: 2030 51
 52. Tujuan Khusus2 1. Tahun 2010 jumlah desa dengan positif malaria ≥ 5 per 1000
penduduk (HCI

menurun 50 %. 2. Tahun 2010 Semua Kabupaten/Kota mampu melakukan pemeriksaan sediaan


darah malaria dan memberikan pengobatan tepat, terjangkau. 3. Tahun 2020 seluruh wilayah
Indonesia sudah melaksanakan intensifikasi dan integrasi dalam pengendalian malaria. Dari berbagai
penelitian dan hasil rekomendasi Komisi Ahli (Komli) malaria bahwa obat Chloroquin sudah resisten
terhadap Plasmodium Falsiparum dan Plasmodium vivax. Sehingga dalam pengobatan Malaria telah
digunakan Artemisinin Combination Therapy (ACT). Setiap orang yang positif sediaan darahnya
terdapat plasmodium (falsiparum, vivax, ovale atau mix/gabungan) diberikan ACT selama 3 hari.
Untuk penderita malaria berat/malaria dengan komplikasi diberikan Arthemeter injeksi atau
Arthesunate injeksi sampai pasien bisa minum obat (ACT tablet). Untuk mencegah penularan
digunakan kelambu long lasting insecticidal nets (LLINs). Sementara untuk menurunkan penularan
dilakukan penyemprotan rumah (indoor residual spraying) di wilayah tertentu.

Anda mungkin juga menyukai