Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

3.1 Latar Belakang

3.2 Tujuan Pembahasan Masalah

3.2.1 Ingin Mengetahui Pengertian Sistem Politik di Indinesia

Sistem berarti suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian


yang mempunyai hubungan fungsional.Pemerintahan dalam arti luas
adalah pemerintah/ lembaga-lembaga Negara yang menjalankan segala
tugas pemerintah baik sebagai lembaga eksekutif, legislative maupun
yudikatif.
Sebelum memahami sistem politik di Indonesia, terlebih dahulu
dibahas mengenai kata “sistem” dan “politik” . Menurut pendapat Prof.
Pamuji , sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks
atau terorganisir,, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-
bagian yang berbentuk suatu kebulatan , atau keseluruhan yang
kompleks dan utuh. Sistem dapat pula diartikan sebagai kumpulan fakta ,
pendapat kepercayaan , dan lain-lain yang disusun dalam suatu cara yang
teratur.
Pengertian politik berasal dari kata politica, yang memiiki makna
bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau “nagara” yng

Sistem Politik di Indonesia


1
menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dan diikuti dengan
pelaksanaan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan atau decision
making mengnai apaka yang menjadi tujuan dari sisem politik itu,
menyangkut seleksi antara beberapa alternative dan peyusunan skala
prioritas dari tujuatujuan yang telah dipiih.
Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan
kebijaksanaan-kebijaksanaan umum atau publick policies , yang
menangkut peraturan dan pembagian atau distributions dari sumber-
sumber yang ada.
Untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan itu diperlukan
suatu kekuasaan (power) dan kewenangan (authority), yang akan
dipakai untuk mambina kerjasama untuk menyelesikan konfli yang
mungkin timbul dalam proses ini. Cara-cara yang dipakai dapat bersifat
persuasi dan jika perlu , dilakukan suatu pemaksaan (coercion). Tanpa
adanya suatu paksaan, kebijaksanaan ini hanya merupakan perumusan
keinginan belaka (statement of intent) yang tidak akan pernah
terwujud.
Poitik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat
(public goals),dan bukan tujuan pribadi seseorang (privat goals).
Selain itu, politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok termasuk
partai politik, lemaga masyarakat maupun perseorangan.

Berdasarkan pengertian-pengertian pokok tentang politik, maka


secara operasional bidang politik menyangkut konsep-konsep pokok yang
berkaitan dengan nagara (state),kekuasaan (power), penambilan
keputusan (decision making), kebijakan (policy), pembagian
(distribution), serta alokasi (allocation) Budiardjo, 1981:89.

Jika dipahami berasarkan pengertian politik secara sempit


sebagaimana diuraikan di atas, maka seolah-olah bidang politik lebih
banyak berkaitan denan para pelaksana pemeritahan negara, lembaga-
lembaga tinggi negara, kalangan aktifis politik, serta para pejabat dan
birokrat dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara .

Apabila lingkup pengertian politik dipahami seperti itu, maka


terdapat suatu kemungkinan akan terjadi ketimpangan dalam aktualisasi
berpolitik karena tidak melibatkan aspek rakyat, baik sebaai individu
maupun sebagai lembaga yang terdapat dalam masyarakat. Oleh karena
itu, dalam hubungan dengan etika politik, pengertian politik tersebut
harus dipahami dalam penertian yang luas, yaitu menyankut seluruh
unsur yan membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut masyarakat
negara.(Irman M, Mei 2007 Pendidikan Kewarganegaraan).

Pengertian Sistem, Politik, dan Sistem Politik indonesia

Sistem Politik di Indonesia


2
Sistem adalah Suatu kesatuan yang terbentuk dari beberapa unsur
(elemen). Unsur, Komponen, Atau bagian yang banyak ini satu sama lain
berada dalam keterkaitan yang saling kait mengait dan fungsional.
Sistem dapat diartikan pula sebagai suatu yang lebih tinggi dari pada
sekedar merupakan cara, tata, rencana, skema, prosedur atau metode.

Politik adalah cara yang ditentukan oleh seorang individu atau


suatu kelompok untuk mencapai sesuatu.
Politik berasal dari kata “ polis” (negara kota), yang kemudian
berkembang menjadi kata dan pengertian dalam barbagai bahasa.
Aristoteles dalam Politics mengatakan bahwa “pengamatan pertama –
tama menunjukan kepada kita bahwa setiap polis atau negara tidak lain
adalah semacam asosiasi.

Sistem Politik adalah berbagai macam kegiatan dan proses dari


struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan
(masyarakat/negara).

Menurut Almond, Sistem Politik adalah interaksi yang terjadi dalam


masyarakat yang merdeka yang menjalankan fungsi integrasi dan
adaptasi.

Menurut Rober A. Dahl, Sistem politik adalah pola yang tetap dari
hubungan – hubungan antara manusia yang melibatkan sampai dengan
tingkat tertentu, control, pengaruh, kekuasaan, ataupun wewenang.

Dapat disimpulkan bahwa sistem politik adalah mekanisme


seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan
satu sama lain yanh menunjukan suatu proses yang langsung
memandang dimensi waktu (melampaui masa kini dan masa yang akan
datang).

Sistem Politik Indonesia

Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari


sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan
interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif
terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap
diantara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif
sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan
pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan
antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik.
Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan
politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik
dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu
sistem politik. Dengan merubah sudut pandang maka sistem politik bisa
dilihat sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku
politik.

Sistem Politik di Indonesia


3
Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan
masukan (input) ke dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses
politik menjadi keluaran (output). Dalam model ini masukan biasanya
dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh
sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang
diberian oleh pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi
rakyat. Dalam perspektif ini, maka efektifitas sistem politik adalah
kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat.

Namun dengan mengingat Machiavelli maka tidak jarang efektifitas


sistem politik diukur dari kemampuannya untuk mempertahankan diri dari
tekanan untuk berubah. Pandangan ini tidak membedakan antara sistem
politik yang demokratis dan sistem politik yang otoriter.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_politik)

3.2.2 Ingin Mengetahui Cara Berpolitik Melalui Suprastruktur


politik (lembaga formal negara)

Dalam sistem politik yang demokratis, dikenal adanya dua struktur


dalam negara, yaitu infrastruktur politik dan suprastruktur politik. Kedua
struktur tersebut harus mewujudkan dan mengembangkan budaya
demokrasi dalam bidang politik yang berlangsung. Suprastruktur politik
merupakan mesin politik resmi dari suatu negara, jadi merupakan
penggerak politik formal dan lembaga-lembaga pemegang kekuasaan
yang menendalikan kekuasaan pemerintahan dalam arti luas.
Suprastruktur politik di Indonesia adalah lembaga-lembaga pemerintahan
dalam arti luas meliputi legislative, eksekutif dan yudikatif. Ketiga
lembaga tersebut memiliki peran dalam memuat kebijakan politik
pemerintahan.

Sistem politik Inonesia dewasa ini sedang mengalami demokratisasi


yang membawa berbagai frekuensi. Hal ini terjadi tidak hanya dalam
dinamika politik, tetapi juga terhadap dinamika sistem lainnya yang
menunjang penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.pembangunan sistem politik yang di demokratis tersebut
diarahkan agar mampu mempertahankan keutuhan wilayah Republik
Indonesia dan makin memperkokoh persatuan dan kesatuan Indonesia
yang akan memberikan ruang yang makin luas bagi perwujudan keadilan
sosial dan kesejah teraan yang merata bai rakyat Indonesia.

Salah satu upaya pembangunan sistem politik yang dmokratis,


khususnya dalam mengatur hubungan kewenangan pusat dan daerah,
yang pada masa Orba sangat sentralistik adalah pemberian otonomi yang
luas kepada daerah melalui pemberlakuan undang-undang nomor 22
tahun 1999, konsekuensi dari pemberlakuan otonomi daerah terseut
adalah terjadinya berbagai perubahan dalam tatanan kehidupan politik di
daerah. Demikian pula pelaksanaan pembangunan, mulai dari tahap

Sistem Politik di Indonesia


4
perencanaan, plaksanaan, dan pengawasan, akan sangat di tentukan oleh
masyarakat di daerah.

Dalam hal ini, posisi dan peran DPRD sebagai lambaga yang
mewakili aspirasi dan kehendak masyarakat menempati posisi yang
sangat penting. Lembaga ini harus mampu menampung,
memperjuangkan, dan menyalurkan aspirasi dan kehendak masyaakat,
serta menjalankan fungsi legislasi dan penawasan terhadap jalanya
pemerintahan umum secara optimal.

Permasalahan pokok yang dihadapi daerah dalam melaksanaan


pembangunan politik dalam era otonomi ini, antara lain :

a. Peran dan fungsi DPRD, baik sebagai lembaga legislatif dalam


penampung dan memperjuangkan aspirasi dan hendak masyarakat
belum optimal, begitupn dalam melaksanakan tugas pengawasan.

b. Pernyaaan yang ada, menunjukkan bawasebagian besar parpol dan


ormas masih menggantungkan kebutuhannya pada bantuan
pemerintah dan dukungan pengurus pusat.dengan demikian,
penetapan dan perumusan kebijakan organisasi masih belum
sepenuhnya mandiri dan belum mampu mengartikulasikan aspiriasi
dan kepentingan masyarakat di daerah secra maksimal. Selain itu,
sisem pengkaderan sebagai parpol dan ormas belum berjalan
dengan baik.

c. Masih rendanya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap


hak dan kewajiban politiknya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

d. Keberhasilan pembangunan sistem politik yang demokratis dan


pelaksanaan otonomi daerah, sangat ditentukan oleh kesiapan
berbagai pihak utuk berperan aktif dalam upaya pembrdaaan
masyarakat di berbagai bidang kehidupan, termasuk bidan politik.
Untuk itu, penyelenggaraan daerah perlu didukung oleh aparatur
daerah yang professional dan memiliki kualitas mental yang baik.
Aparatur pemerintahan perlu kreatif dalam mengelola sumberdaya,
termasuk mendorong berkembangnya prakarsa masyarakat dalam
pembangunan.

e. Kualitas mental sebagai aparat pemerntah memerlukan


peningkatan demi menciptakan lembaga pemerintah yang bersih
dari praktik-praktik KKN sehingga pada gilirannya, akan
mengembalikan keperayaan masyarakat pada pemerintah. Di
sampining itu, ”pergeseran mental” aparat dari yang selama ini
cenderung bersifat “penguasa” (abdi negara) manjadi “pelayanan”
masyarakat (abdi masyarakat) perlu terus di kembankan.

Sistem Politik di Indonesia


5
f. Dari sisi kelembagaan, persoalan yang dihadapi struktur
pemerintahan daerah adalah tidak efektif dan efisien. Untuk itu,
langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan
pengawasan secara berkesinambungan, penataan kelembagaan
dan keterlaksanaan, meningkatkan kualitas pelayanan publik serta
peningkatan kualitas SDM yang diikuti oleh penyediaan saranadan
prasarana untuk mendukung pemerintah umum dan pembangunan
yang memadai.

g. Berkenan dengan hubungan luar negri, permasalahan pokok yang


dihadapi adalah kurannya kesiapan pemerntah,masyarakat dan
dunia usaha dalam mengantisipasi berbagai ekses globalisasipolitik
dan ekonomi. Disamping itu, pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi secara optimal guna memperkuat daya
saling dalam menghadapi tantangan globalmasih sangat rendah.
(Irman M, Mei 2007, Pendidikan kewarganegaraan)

Cara Berpolitik melalui Suprastruktur politik atau lembaga formal


negara

Cara berpolitik tiap negara berbeda satu sama lain. Perbedaan


tersebut dapat disebabkan oleh adanya perbedaan kultur atau budaya
serta tingkat peradaban.
Semakin tinggi kultur politik suatu negara, semakin tinggi pula
cara-cara berpolitik warga negaranya.
Tingginya kultur dan peradaban berpolitik suatu negara tentulah
melalui proses yang panjang. Contoh negara-negara yang telah berkultur
politik cukup baik adalah Amerika Serikat dan sebagian besar negara-
negara di Eropa. Dalam perkembangannya Amerika Serikat dan beberapa
negara Eropa seperti Inggris, Perancis dan Jerman, telah mengalami
berbagai gejolak politik didalam ketatanegaraannya. Diperlukan beratus-
ratus tahun lamanya untuk mendekati kemampanan dalam kehidupan
berpolitik. Negara-negara tersebut pernah mengalami pergantian sistem
pemerintahan, mulai dari sistem monarki absolut yang bersifat totaliter,
sampai pada pemerintahan yang menganut asas demokrasi. Proses yang
di alami negara tersebut telah mengantarkan negara-negara itu menuju
kultur yang semakin baik dalam praktek berpolitik.
Suprastruktur politik Indonesia terdiri atas lembaga eksekutif, legislatif,
dan yudikatif. berikut penjelasannya;
Dari sisi lembaga eksekutif, UUD 1945 hasil amandemen semakin
menegaskan bahwa sistem pemerintahan kita adalah sistem presidensial
dengan menetapkan ketentuan bahwa presiden dan wakil presiden di pilih
langsung oleh rakyat melalui pemilu, tidak lagi dipilih oleh MPR. Sesuai
dengan kondisi tersebut, presiden tidak bertanggung jawab secara politis
kepada MPR, tidak juga kepada DPR karena kedudukannya yang sejajar.
Namun presiden memiliki pertanggungjawaban hukum apabila terbukti
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan dan tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan

Sistem Politik di Indonesia


6
tercela. Mekanisme melalui sebuah proses impeachment yang di awali
oleh peran DPR untuk menilai apakah benar telah terjadi pelanggaran
hukum oleh presiden RI, begitu pula dengan lembaga eksekutif di daerah.
Gubernur dan Bupati / Walikota dipilih langsung oleh rakyat melalui
mekanisme pilkada. Dengan demikian cara berpolitik pada lembaga
eksekutif pada dasarnya sangat menjujung tinggi asas demokrasi, dengan
melibatkan peranserta rakyat dan DPR dalam proses pengambilan
keputusan dan kebijakan
Dari sisi lembaga legislatif, terjadi penataan kelembagaan yang ditandai
dengan reposisi dan penegasan DPR sebagai pemegang kekuasaan
membentuk Undang-undang serta terbentuknya lembaga baru yaitu
Dewan Perwakilan Daerah, yang keanggotaannya dipilih langsung oleh
rakyat. Tidak ada lagi anggota yang di angkat. Dengan tidak adanya
anggota dewan yang diangkat, hal itu menunjukkan kematangan bangsa
indonesia dalam proses berdemokrasi.
Pada sisi kekuasaan yudikatif UUD 1945 dan perubahannya
menetapkan 3 lembaga yang terkait dengan pelaksanaan kekuasaan
yudikatif, yaitu mahkamah agung, mahkamah konstitusi dan komisi
yudisial.
Mahkamah agung merupakan lembaga negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan
peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan
Mahkamah konstitusi merupakan lembaga yang keberadaanya
dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the
konstitution). Mahkamah konstitusi mempunyai kewenagan menguji UU
terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara,
memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu, dan
memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
oleh presiden dan wakil presiden menurut UUD.
Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri
dan dalam pelaksanaan wewenagnya bebas dari campur tangan atau
pengaruh kekuasaan lain. komisi yudisial mempunyai peranan penting
dalam usaha mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka melalui
pencalonan hakim agung serta pengawasan terhadap hakin yang
transparan dan partisipatif guna menegakkan kehormatan dan keluhuran
martabat, serta menjaga perilaku hakim. Dengan demikian kekuasaan
lembaga yudikatif mengedepankan asas kejujuran, keterbukaan dan
profesionalisme.

3.2.3 Ingin Mengetahui Infrastruktur politok Indonesia.

3.2.3 Ingin Mengetahui unsure-unsur Infrastruktur politok


Indonesia.

Infrastruktur Politik

Sistem Politik di Indonesia


7
Kelompok masyarakat yang merupakan kekuatan sosial dan politik rill di
dalam masyarakat, disebut “infrastruktur politik” yang mencakup 5
komponen yaitu :
partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, media
komunikasi politik dan tokoh politik.

a. Partai Politik (political party) di Indonesia

Menurut Husazar dan Stevenson, partai politik adalah sekelompok orang


yang terorganisir yang berusaha untuk mengendalikan pemerintahan
agar dapat melaksanakan program-programnya dan menempatkan
angota-anggotanya dalam jabatan pemerintah.

Sejarah Partai Politik

- Masa Pra Kemerdekaan

Partai-partai yang berkembang sebelum kemerdekaan dengan 3 aliran


besar yaitu Islam(Sarekat Islam), Nasionalis(PNI, PRI, IP, PI), dan
Komunis(PKI), serta Budi Utomo sebagai organisasi modern yang
melakukan perlawanan tidak secara fisik terhadap Belanda.

- Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1965)

Maklumat Pemerintah(3 Nov 45) yang memuat keinginan pemerintah


akan kehadiran partai politik agar masyarakat dapat menyalurkan aspirasi
secara teratur membuat tumbuh suburnya partai-partai politik pasca
kemerdekaan. Dan terbagi 4 aliran yaitu : dasar Ketuhanan(Partai
Masjumi, Parkindo, NU, Partai Katolik), dasar Kebangsaan(PNI, PIR, INI, PTI,
PWR), dasar Marxisme(PKI, Partai Murba, Partai Sosialis Indonesia,
Permai), dan dasar Nasionalisme(PTDI, PIN, IPKI).
Pada masa Demokrasi Liberal berakibat mandeknya pembangunan
ekonomi dan rawannya keamanan karena perhatian lebih ditujukan pada
pembenahan bidang politik. Hingga Presiden Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden yang melahirkan Demokrasi terpimpin. Dan terjadi
pengucilan kekuatan TNI oleh PKI dalam Peristiwa G30s/PKI dengan
jatuhnya 7 perwira tinggi TNI AD. Akhirnya, Kehancuran Orde Lama
ditandai dengan surutnya politisi sipil.
- Masa Orde Baru (1966-1998)

Pada era Orde Baru partai Golkar selalu mengalami kemenangan dan
hanya mempergunakan asas Pancasila. Era Orde Baru mengalami
antiklimaks kekuasaan hingga Indonesia mengalami krisi moneter dan
berkembang menjadi krisis multidimensi.

- Masa Reforfmasi(1999-Sekarang)

Sistem Politik di Indonesia


8
Pada masa ini merupakan arus angin perubahan menuju demokratisasi
dan asas keadilan. Dan partai politik diberi kesempatan untuk hidup
kembali dan mengikuti pemilu dengan multi partai.

b. Kelompok Kepentingan (interest group)

Aktivitasnya menyangkut tujuan yang lebih terbatas, dengan sasaran


yang monolitis dan intensitas usaha yang tidak berlebihan serta
mengeluarkan dana dan tenaga untuk melaksanakan tindakan politik di
luar tugas partai politik.
Menurut Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan diidentifikasi kedalam
jenis-jenis kelompok, yaitu :

- Kelompok anomik => Terbentuk diantara unsur masyarakat secara


spontan
- Kelompok non-asosiasional => Jarang terorganisir secara rapi dan
kegiatannya
bersifat kadang kala.
- Kelompok institusional => Bersifat formal dan memiliki fungsi politik
disamping
artikulasi kepentingan.
- Kelompok asosiasional => kelompok khusus yang memakai tenaga
professional
yang bekerja penuh dan memiliki prosedur teratur
untuk memutuskan kepentingan dan tuntutan.

c. Kelompok Penekan (pressure group)

Salah satu institusi politik yang dapat dipergunakan oleh rakyat untuk
menyalurkan aspirasi dan kebutuhannya dengan sasaran akhir adalah
untuk mempengaruhi atau bahkan membentuk kebijakan pemerintah.
Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa asosiasi yaitu :
a. Lembaaga Swadaya Masyarakat (LSM),
b. Organisasi-organisasi sosial keagamaan,
c. Organisasi Kepemudaan,
d. Organisasi Lingkungan Hidup,
e. Organisasi Pembela Hukum dan HAM, serta
f. Yayasan atau Badan Hukum lainnya.

d. Media Komunikasi Politik(political communication media)

Salah satu instrumen politik yang berfungsi menyampaikan informasi dan


persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat
maupun sebaliknya.

e. Tokoh Politik (political/figure)

Sistem Politik di Indonesia


9
Pengangkatan tokoh politik merupakan proses transformasi seleksi
terhadap anggota masyarakat dari berbagai sub-kultur dan kualifikasi
tertentu yang kemudian memperkenalkan mereka pada peranan khusus
dalam sistem politik.
Pengangkatan tokoh politik akan berakibat terjadinya pergeseran sektor
infrastruktur politik, organisasi, asosiasi, kelompok kepentingan serta
derajat politisasi dan partisipasi masyarakat.
Menurut Letser G. Seligman, proses pengangkatan tokoh politik akan
berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu :

a. Legitimasi elit politik,


b. Masalah kekuasaan,
c. Representativitas elit politik, dan
d. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan
politik.

(April, 2009,http://benni888to3ngkal.wordpress.com)

Sistem Politik di Indonesia


10

Anda mungkin juga menyukai