Anda di halaman 1dari 38

AAJ11BU

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


KEGIATAN KE 5
MENGENAL JARINGAN HEWAN

NAMA : AHMED JHORDY


NIM : 2105176011
PRODI : PENDIDIKAN KOMPUTER
KELOMPOK : II (DUA)

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
AAJ11BU
1

Kegiatan ke 5

Mengenal Jaringan Hewan

A. Tujuan Kegiatan
Mahasiswa dapat mengenal penyusun jaringan hewan

B. Kajian Pustaka
Jaringan merupakan sekelompok sel yang secara umum memiliki asal
perkembangan embrionik yang sama dan secara bersama-sama menjalankan
fungsi tertentu. Struktur dan ciri jaringan, dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain; sifat dasar komponen ekstraseluler yang mengelilingi sel-sel pada
suatu jaringan dan saling keterhubungan antara sel-sel yang menyusun jaringan
tersebut. Organ-organ tubuh dibentuk dari dua atau lebih jaringan yang berbeda
yang bekerja bersama dalam menjalankan fungsi tertentu. Berdasarkan struktur
dan fungsinya, terdapat empat jaringan dasar pada hewan vertebrata, yaitu
jaringan epitel (epithelial tissue), jaringan ikat (connective tissue), jaringan otot
(muscle tissue), dan jaringan saraf (nervous tissue). (Palennari dkk., 2016: 54)
1. Jaringan epitel
Jaringan epitel sebahagian besar tersusun atas sel-sel yang sangat rapat
dengan sedikit matriks ekstraseluler yang terdapat diantara sel-selnya.
Jaringan epitel bersifat avaskuler dan menerima nutrisi dari pembuluh darah
yang berada pada jaringan ikat yang terletak dibawahnya. Jaringan epitel
terdiri atas epitel penutup dan epitel kelenjar. Jaringan epitel penutup
menutupi permukaan tubuh (lapisan epidermis pada kulit), membatasi
permukaan rongga organ-organ tubuh, serta permukaan dinding saluran
pada bagian-bagian tubuh tertentu (misalnya permukaan dinding saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan saluran reproduksi). Permukaan sel-sel
epitel yang berbatasan dengan rongga disebut permukaan apikal, sedangkan
AAJ11BU
2

sel-sel epitel yang berbatasan dengan membrane basal disebut permukaan


basal.

Gambar 1. Permukaan Sel-Sel Epitel dan Struktur


serta Letak Membran Basal
Sumber: (Tortora&Derrickscon, 2009: 112).
Fungsi jaringan epitel ditentukan oleh jenis sel dan jumlah lapisan sel.
Bentuk sel yang menyusun jaringan epitel dapat dibedakan menjadi empat
jenis, yaitu; (i) bentuk pipih (squamosa), (ii) bentuk kubus (kuboid), (iii)
bentuk silindris, dan (iv) bentuk transisional. Jumlah lapisan sel pada
jaringan epitel terdiri atas epitel selapis dan epitel berlapis. Sel-sel epitel
skuamosa sangat tipis dan memiliki inti yang memipih. Sel-sel epitel kuboid
berbentuk seperti kubus dengan inti membulat pada bagian tengah sel. Sel-
sel epitel silindris berbentuk memanjang dengan inti oval dekat dengan
permukaan basal sel. Sel-sel epitel transisional mengalami perubahan
bentuk, sel-sel pada permukaan apical berbentuk kubus ketika jaringan
dalam keadaan relaksasi atau kosong dan berbentuk pipih dalam keadaan
terisi atau tertekan. Jaringan epitel yang hanya tersusun atas satu lapis sel
disebut epitel sederhana atau epitel selapis (simple epithelium), dan jaringan
epitel yang tersusun atas dua atau lebih lapisan sel disebut epitel berlapis
(stratified epithelium). (Palennari dkk., 2016: 55)
Menurut Palennari (2016) kombinasi anatar jumlah lapisan sel dan
bentuk sel pada permukaan bebasnya, jenis jaringan epitel penutup atau
epitel pembungkus diklasifikasikan sebagai berikut;
AAJ11BU
3

a. Epitel Selapis
1) Epitel selapis pipih
2) Epitel selapis kubus
3) Epitel selapis silindris (bersilia dan tanpa silia)
b. Epitel Berlapis palsu silindris (bersilia dan tanpa silia)
c. Epitel Berlapis;
1) Epitel selapis pipih (mengalami keratinisasi dan tanpa
keratinisasi)
2) Epitel selapis kubus
3) Epitel selapis silindris
4) Epitel transisional
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang diletakkan dalam lembaran dengan
ikatan antar sel yang kuat yang membentuk penghalang fisik yang melapisi
rongga organ utama (paru-paru, kulit, usus, dll.) Dan melindunginya dari
gangguan fisik, kimia, dan mikroba eksternal. Sel epitel terpolarisasi, yaitu,
sisi apikalnya, menghadap ke lumen organ, berbeda dalam bentuk dan
komposisi dari sisi basolateral. Sel epitel terletak pada membran basal yang
bertindak sebagai pendukung pertumbuhan dan sebagai lapisan permeabel
selektif. Selain perlindungan, fungsi utama sel epitel meliputi sekresi,
penyerapan selektif, transportasi transelular, dan deteksi sensasi. Epitel
secara aktif dan cepat memperbarui jaringan karena adanya sel induk
dewasa yang membelah dengan cepat (Torras et al. 2018: 1).

2. Jaringan ikat
Jaringan ikat terdiri atas dua komponen utama, yaitu matriks ekstraseluler
dan sel. Matriks ekstraseluler mengisi ruang-ruang diantara sel. Matriks
ekstraseluler tersusun atas serabut dan substansi dasar, yang disekresikan
oleh komponen sel jaringan ikat. Jaringan ikat merupakan jaringan yang
paling melimpah pada tubuh dengan fungsi yang sangat beragam(Palennari
dkk., 2016: 58)
AAJ11BU
4

Menurut Palennari (2016) beberapa fungsi jaringan ikat yaitu;


a. Melindungi dan menyokong tubuh dan organ-organ tubuh,
b. Menghubungkan organ-organ tubuh,
c. Penyimpanan cadangan energi dalam bentuk lemak,
d. Membantu memberikan imunitas bagi tubuh,
e. Menghubungkan jaringan epitel dengan jaringan yang lain serta
membentuk tendon,
f. Tulang merupakan jaringan ikat yang paling keras, berperan melindungi
organ-organ tubuh dan membentuk rangka tubuh tempat menempelnya
otot,
g. Jaringan adipose berperan sebagai tempat penyimpanan lipid,
h. Darah merupakan substansi cair yang salah satu fungsinya sebagai
media transport substansi tertentu pada tubuh.

3. Jaringan otot

Jaringan otot bersifat sangat seluler yang sebahagian besar tersusun atas
sel-sel otot. Seluruh jariangan otot mengandung pembuluh darah (bersifat
vaskuler) dan serabut saraf. Jaringan otot dapat menghasilkan kekuatan fisik
yang dibutuhkan untuk pergerakan struktur tubuh tertentu dan
menghasilkan panas tubuh. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan
otot dibedakan atas jaringan otot rangka (skeletal muscle), jaringan otot
polos (smooth muscle), dan jaringan otot jantung (cardiac muscle). Sel-sel
jaringan otot rangka memiliki banyak inti dan berbentuk silindris. Jaringan
otot rangka terutama menyusun otot-otot yang menempel pada tulang. Sel-
sel jaringan otot jantung berukuran lebih kecil dibandingkan sel-sel jaringan
otot rangka, memiliki percabangan dengan satu atau dua inti yang terlerak
pada bagian tengah sel. Diskus interkalar pada jaringan otot jantung tampak
menyerupai pita yang berwarna gelap yang menghubungkan ujung dari satu
sel otot dengan ujung dari sel otot yang lain. Jaringan otot jantung
merupakan lapisan paling tebal pada dinding jantung (miokardium). Otot
rangka dan otot jantung tampak berlurik (memiliki pita yang tampak terang
AAJ11BU
5

dan gelap). Sel-sel jaringan otot polos berukuran kecil dan meruncing pada
kedua ujung selnya, memiliki satu inti dan tidak tampak berlurik
(nonstriated). Jaringan otot polos dapat ditemukan pada dinding saluran
pernapasan, dinding saluran pencernaan, dinding saluran urogenitalia, dan
dinding pembuluh darah (Palennari dkk., 2016: 62-63)

Jaringan otot memiliki sel-sel yang memanjang, mengandung filamen


sitoplasma, memiliki sel-sel yang saling berhubungan erat, dan dipisahkan
oleh jaringan ikat vaskuler halus. Menurut Junqueira dan Carneiro (1982:
220-222), jaringan otot terdiri dari sel-sel panjang dengan sejumlah besar
filamen sitoplasmik yang kontraktil, serabut-serabut otot tersusun dalam
berkas-berkas teratur yang disatukan oleh jaringan penyambung dan
diselingi adanya kapiler darah. Berdasarkan perbandingan tersebut terlihat
bahwa sel-sel pada jaringan otot tidak dipisahkan oleh jaringan ikat vaskuler
halus, melainkan disatukan oleh jaringan penyambung dan diselingi oleh
kapiler darah (Wijiningsih dkk, 2016: 75)

Gambar 2. (a) penampang membujur jaringan otot rangka,


(b) penampang membujur jaringan otot jantung,
(c) penampang melintang jaringan otot polos
Sumber: (Tortora & Derrickscon, 2009; h. 137, 138, 139)

4. Jaringan saraf

Jaringan saraf merupakan penyusun utama dari otak, sumsum tulang


belakang, dan serabut saraf, bersifat sangat seluler. Jaringan saraf akan
memberikan respon berdasarkan strukturnya, neuron dibedakan atas neuron
AAJ11BU
6

unipolar, neuron bipolar, dan neuron multipolar, sedangkan berdasarkan


fungsinya, neuron dibedakan atas neuron sensori, neuron motorik, dan
neuron konektor (Palennari dkk., 2016: 63-64)

Gambar 3. Diagram skematis struktur neuron multipolar

Sumber: (Tortora &Derrickscon, 2009; h. 418)

5. Jaringan epitelium

Jaringan epitelium merupakan jaringan penutup permukaan tubuh, baik


permukaan tubuh bagian dalam maupun permukaan tubuh bagian luar.
Contoh permukaan bagian luar adalah kulit sedangkan permukaan bagian
dalam tubuh yang mengandung epitelium adalah permukaaan paru-paru,
usus, rongga tubuh, dan kapiler darah (Rohmatulloh, 2015: 2)
Menurut Rohmatulloh (2015) jaringan epitelium dapat dikelompokkan
berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuknya, dan berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu:
a. Epitelium berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuk
Berdasarkan jumlah lapisannya, epitelium dapat dibedakan menjadi
epitelium sederhana dan epitelium berlapis. Epitelium sederhana ialah
epitelium yang sel-selnya selapis. Sedangkan epitelium berlapis adalah
epitelium yang selnya terdiri dari beberapa lapis sel. Berdasarkan
bentuknya, sel epitelium dibedakan menjadi bentuk pipih, batang dan
AAJ11BU
7

kuboid. Selain tiga jenis epitelium itu, dikenal juga epitelium berlapis
semu.
b. Epitelium berdasarkan struktur dan fungsi
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epitelium dibedakan
menjadi dua, yaitu jaringan epitelium penutup dan jaringan epitelium
kelenjar. Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan
tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan ini terdapat di permukaan tubuh,
permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan di sebelah
dalam dari saluran pencernaan dan pembuluh darah. Jaringan epitelium
kelenjar tersusun oleh sel-sel khusus yang mampu menghasilkan sekret
atau getah cair. Getah ini berbeda dengan darah atau cairan antar sel.
Berdasarkan cara kelenjar mensekresikan cairannya kelenjar dibedakan
meenjadi dua yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.
Sistem saraf adalah jaringan yang terorganisir dengan baik dari sel-sel
dan jaringan khusus dan dapat dirangsang yang dapat menerima informasi
sensitif dan mengirimkannya ke otak. Cara kerja yang baik Sistem saraf
adalah suatu keharusan bagi kelangsungan hidup organisme hidup. Bagian
dasar dari sistem saraf adalah neuron. Neuron dapat dibandingkan dengan
sel yang dapat dirangsang secara elektrik yang menerima dan
mentransmisikan sinyal listrik serta kimia ke target (yaitu sel, jaringan dan
organ). Sebagian besar neuron dalam sistem saraf memiliki lapisan isolasi
di sekitar aksonnya, yang disebut selubung mielin. Selubung dibentuk oleh
sel-sel pendukung, yang disebut sel Schwann yang melilit akson. Di antara
sel Schwann terdapat daerah kecil dari akson yang terbuka yang disebut
nodus Ranvier. Node-node ini berisi saluran ion berpintu tegangan yang
memungkinkan potensial aksi menyebar ke bawah di akson, sebagai
akibatnya, sinyal melompat dari node ke node. Metode ini (dikenal sebagai
konduksi salutatory) memungkinkan sinyal menyebar lebih cepat di neuron
bermielin dibandingkan dengan yang tidak memiliki selubung mielin
(Gupta, 2016: 448-449).
AAJ11BU
8

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Hp/Laptop 1 unit
b. Alat tulis 1 set
c. Kertas HVS Secukupnya
2. Bahan
a. Gambar sediaan jaringan epitel kubus selapis
b. Gambar sediaan jaringan epitel kolumner bersilia
c. Gambar sediaan jaringan epitel kolumner berlapis semu bersilia
d. Gambar sediaan jaringan otot polos
e. Gambar sediaan jaringan otot lurik
f. Gambar sediaan jaringan otot jantung

D. Cara Kerja
1. Alat tulis dan kertas disiapkan
2. Gambar mengenai sediaan jaringan epitel dan jaringan otot diamati
3. Bentuk sediaan jaringan epitel dan jaringan otot digambar serta diberi
keterangan
AAJ11BU

Daftar Rujukan

Gupta, M. K., & Khanna R. K. 2016. Study and Analysis of Human Nervous
System and Effects of External EM Signals on Conduction in Human
Nerves. International Journal on Recent and Innovation Trends in
Computing and Communication, 4 (4): 448-458. Jaipur: Vivekananda
Global University
https://www.researchgate.net/profile/Manish-Gupta-
8/publication/301731284_Study_and_Analysis_of_Human_Nervous_Syst
em_and_Effects_of_External_EM_Signals_on_Conduction_in_Human_N
erves/links/57245f7d08aef9c00b8125b4/Study-and-Analysis-of-Human-
Nervous-System-and-Effects-of-External-EM-Signals-on-Conduction-in-
Human-Nerves.pdf?origin=publication_detail
Diakses pada 21 Oktober 2021

Palennari, M., dkk. 2016. Biologi Dasar Bagian Pertama. Makassar: Alauddin
University Press
https://core.ac.uk/download/pdf/127438218.pdf?fbclid=IwAR2knVskNtX
F3U8uGOAwhg-9nSvvMy10hkz_p6FXhsBN-l6YL99rxdYihH8
Diakses pada 21 Oktober 2021

Rohmatulloh, G. 2015. Jaringan Hewan. Jakarta: Prorgam Studi Pendidikan


Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultasn Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
https://bit.ly/3b1YSac
Diakses pada 21 Oktober 2021
AAJ11BU

Torras, N., et al. 2018. Mimicking Epithelial Tissues in Three-Dimensional Cell


Culture Models. Biomimetic Epithelial Tissue Culture Models, 6 (167): 1-
7. Spanyol: Institute for Bioengineering of Catalonia
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fbioe.2018.00197/pdf
Diakses pada 21 Oktober 2021

Wijiningsih, T. A., dkk. 2016. Analisis Miskonsepsi Materi Struktur-Fungsi


Jaringan Dalam Buku Biologi SMA Kelas XI. Jurnal Pendidikan Biologi,
5 (7): 70-79.
https://www.academia.edu/41132982/Jurnal_Penelitian_Jaringan_Pada_H
ewan_Mamalia
Diakses pada 21 Oktober 2021
Lembar Pengesahan

Mengetahui, Samarinda, 23 Oktober 2021

Asisten Praktikum, Praktikan,

Asy Syifa Qotrunnada Ahmed Jhordy

NIM. 1905016048 NIM. 2105176011


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai