ACC - BIO - Ahmed Jhordy - Pendikom21
ACC - BIO - Ahmed Jhordy - Pendikom21
Kegiatan ke 5
A. Tujuan Kegiatan
Mahasiswa dapat mengenal penyusun jaringan hewan
B. Kajian Pustaka
Jaringan merupakan sekelompok sel yang secara umum memiliki asal
perkembangan embrionik yang sama dan secara bersama-sama menjalankan
fungsi tertentu. Struktur dan ciri jaringan, dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain; sifat dasar komponen ekstraseluler yang mengelilingi sel-sel pada
suatu jaringan dan saling keterhubungan antara sel-sel yang menyusun jaringan
tersebut. Organ-organ tubuh dibentuk dari dua atau lebih jaringan yang berbeda
yang bekerja bersama dalam menjalankan fungsi tertentu. Berdasarkan struktur
dan fungsinya, terdapat empat jaringan dasar pada hewan vertebrata, yaitu
jaringan epitel (epithelial tissue), jaringan ikat (connective tissue), jaringan otot
(muscle tissue), dan jaringan saraf (nervous tissue). (Palennari dkk., 2016: 54)
1. Jaringan epitel
Jaringan epitel sebahagian besar tersusun atas sel-sel yang sangat rapat
dengan sedikit matriks ekstraseluler yang terdapat diantara sel-selnya.
Jaringan epitel bersifat avaskuler dan menerima nutrisi dari pembuluh darah
yang berada pada jaringan ikat yang terletak dibawahnya. Jaringan epitel
terdiri atas epitel penutup dan epitel kelenjar. Jaringan epitel penutup
menutupi permukaan tubuh (lapisan epidermis pada kulit), membatasi
permukaan rongga organ-organ tubuh, serta permukaan dinding saluran
pada bagian-bagian tubuh tertentu (misalnya permukaan dinding saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan saluran reproduksi). Permukaan sel-sel
epitel yang berbatasan dengan rongga disebut permukaan apikal, sedangkan
AAJ11BU
2
a. Epitel Selapis
1) Epitel selapis pipih
2) Epitel selapis kubus
3) Epitel selapis silindris (bersilia dan tanpa silia)
b. Epitel Berlapis palsu silindris (bersilia dan tanpa silia)
c. Epitel Berlapis;
1) Epitel selapis pipih (mengalami keratinisasi dan tanpa
keratinisasi)
2) Epitel selapis kubus
3) Epitel selapis silindris
4) Epitel transisional
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang diletakkan dalam lembaran dengan
ikatan antar sel yang kuat yang membentuk penghalang fisik yang melapisi
rongga organ utama (paru-paru, kulit, usus, dll.) Dan melindunginya dari
gangguan fisik, kimia, dan mikroba eksternal. Sel epitel terpolarisasi, yaitu,
sisi apikalnya, menghadap ke lumen organ, berbeda dalam bentuk dan
komposisi dari sisi basolateral. Sel epitel terletak pada membran basal yang
bertindak sebagai pendukung pertumbuhan dan sebagai lapisan permeabel
selektif. Selain perlindungan, fungsi utama sel epitel meliputi sekresi,
penyerapan selektif, transportasi transelular, dan deteksi sensasi. Epitel
secara aktif dan cepat memperbarui jaringan karena adanya sel induk
dewasa yang membelah dengan cepat (Torras et al. 2018: 1).
2. Jaringan ikat
Jaringan ikat terdiri atas dua komponen utama, yaitu matriks ekstraseluler
dan sel. Matriks ekstraseluler mengisi ruang-ruang diantara sel. Matriks
ekstraseluler tersusun atas serabut dan substansi dasar, yang disekresikan
oleh komponen sel jaringan ikat. Jaringan ikat merupakan jaringan yang
paling melimpah pada tubuh dengan fungsi yang sangat beragam(Palennari
dkk., 2016: 58)
AAJ11BU
4
3. Jaringan otot
Jaringan otot bersifat sangat seluler yang sebahagian besar tersusun atas
sel-sel otot. Seluruh jariangan otot mengandung pembuluh darah (bersifat
vaskuler) dan serabut saraf. Jaringan otot dapat menghasilkan kekuatan fisik
yang dibutuhkan untuk pergerakan struktur tubuh tertentu dan
menghasilkan panas tubuh. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan
otot dibedakan atas jaringan otot rangka (skeletal muscle), jaringan otot
polos (smooth muscle), dan jaringan otot jantung (cardiac muscle). Sel-sel
jaringan otot rangka memiliki banyak inti dan berbentuk silindris. Jaringan
otot rangka terutama menyusun otot-otot yang menempel pada tulang. Sel-
sel jaringan otot jantung berukuran lebih kecil dibandingkan sel-sel jaringan
otot rangka, memiliki percabangan dengan satu atau dua inti yang terlerak
pada bagian tengah sel. Diskus interkalar pada jaringan otot jantung tampak
menyerupai pita yang berwarna gelap yang menghubungkan ujung dari satu
sel otot dengan ujung dari sel otot yang lain. Jaringan otot jantung
merupakan lapisan paling tebal pada dinding jantung (miokardium). Otot
rangka dan otot jantung tampak berlurik (memiliki pita yang tampak terang
AAJ11BU
5
dan gelap). Sel-sel jaringan otot polos berukuran kecil dan meruncing pada
kedua ujung selnya, memiliki satu inti dan tidak tampak berlurik
(nonstriated). Jaringan otot polos dapat ditemukan pada dinding saluran
pernapasan, dinding saluran pencernaan, dinding saluran urogenitalia, dan
dinding pembuluh darah (Palennari dkk., 2016: 62-63)
4. Jaringan saraf
5. Jaringan epitelium
kuboid. Selain tiga jenis epitelium itu, dikenal juga epitelium berlapis
semu.
b. Epitelium berdasarkan struktur dan fungsi
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epitelium dibedakan
menjadi dua, yaitu jaringan epitelium penutup dan jaringan epitelium
kelenjar. Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan
tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan ini terdapat di permukaan tubuh,
permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan di sebelah
dalam dari saluran pencernaan dan pembuluh darah. Jaringan epitelium
kelenjar tersusun oleh sel-sel khusus yang mampu menghasilkan sekret
atau getah cair. Getah ini berbeda dengan darah atau cairan antar sel.
Berdasarkan cara kelenjar mensekresikan cairannya kelenjar dibedakan
meenjadi dua yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.
Sistem saraf adalah jaringan yang terorganisir dengan baik dari sel-sel
dan jaringan khusus dan dapat dirangsang yang dapat menerima informasi
sensitif dan mengirimkannya ke otak. Cara kerja yang baik Sistem saraf
adalah suatu keharusan bagi kelangsungan hidup organisme hidup. Bagian
dasar dari sistem saraf adalah neuron. Neuron dapat dibandingkan dengan
sel yang dapat dirangsang secara elektrik yang menerima dan
mentransmisikan sinyal listrik serta kimia ke target (yaitu sel, jaringan dan
organ). Sebagian besar neuron dalam sistem saraf memiliki lapisan isolasi
di sekitar aksonnya, yang disebut selubung mielin. Selubung dibentuk oleh
sel-sel pendukung, yang disebut sel Schwann yang melilit akson. Di antara
sel Schwann terdapat daerah kecil dari akson yang terbuka yang disebut
nodus Ranvier. Node-node ini berisi saluran ion berpintu tegangan yang
memungkinkan potensial aksi menyebar ke bawah di akson, sebagai
akibatnya, sinyal melompat dari node ke node. Metode ini (dikenal sebagai
konduksi salutatory) memungkinkan sinyal menyebar lebih cepat di neuron
bermielin dibandingkan dengan yang tidak memiliki selubung mielin
(Gupta, 2016: 448-449).
AAJ11BU
8
D. Cara Kerja
1. Alat tulis dan kertas disiapkan
2. Gambar mengenai sediaan jaringan epitel dan jaringan otot diamati
3. Bentuk sediaan jaringan epitel dan jaringan otot digambar serta diberi
keterangan
AAJ11BU
Daftar Rujukan
Gupta, M. K., & Khanna R. K. 2016. Study and Analysis of Human Nervous
System and Effects of External EM Signals on Conduction in Human
Nerves. International Journal on Recent and Innovation Trends in
Computing and Communication, 4 (4): 448-458. Jaipur: Vivekananda
Global University
https://www.researchgate.net/profile/Manish-Gupta-
8/publication/301731284_Study_and_Analysis_of_Human_Nervous_Syst
em_and_Effects_of_External_EM_Signals_on_Conduction_in_Human_N
erves/links/57245f7d08aef9c00b8125b4/Study-and-Analysis-of-Human-
Nervous-System-and-Effects-of-External-EM-Signals-on-Conduction-in-
Human-Nerves.pdf?origin=publication_detail
Diakses pada 21 Oktober 2021
Palennari, M., dkk. 2016. Biologi Dasar Bagian Pertama. Makassar: Alauddin
University Press
https://core.ac.uk/download/pdf/127438218.pdf?fbclid=IwAR2knVskNtX
F3U8uGOAwhg-9nSvvMy10hkz_p6FXhsBN-l6YL99rxdYihH8
Diakses pada 21 Oktober 2021