Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Pandawa Pucangan, Kartasura, Sukoharjo Gd Pendidikan Lt.I Telp. (0271) 782336 Fax. (0271) 782336
Homepage : www.iain-surakarta.ac.id. Email : febis.iainsurakarta@gmail.com

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Mata Ujian : Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah


Kelas : AKS 5B
Hari, tanggal : Rabu, 20 Oktober 2021
Sifat Ujian : Ujian bersifat rahasia dan open book

Ketentuan Ujian:
1. Kerjakan UTS secara mandiri, dilarang bekerjasama dengan teman lainnya.
2. Bagi yang terindikasi melakukan kecurangan, akan diberikan nilai E pada
UTSnya.
3. File jawaban dikumpulkan pada salah satu koordinator kelas dengan format
word. File diberi nama : NIM_Kls_Nama. Bagi yang terlambat mengirimkan
sesuai kesepakatan kelas ditinggal saja, karena menghambat yang lainnya.
4. File kelas dikirimkan ke saya melalui email devina_ede@yahoo.com
maksimal Ahad, 31 Oktober 2021 pukul 16.00 WIB
Soal :
1. Download salah satu laporan keuangan bank Syariah, kemudian
screenshootlah yang berkaitan dengan akuntansi mudharabah, kemudian
analisislah apakah praktiknya sudah sesuai atau belum berdasarkan PSAK
105!
ANALISIS PSAK 105-PEMBIYAAN MUDHARABAH PADA
LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH MANDIRI TAHUN 2020

A. Pengakuan Mudharabah

Analisis Mengenai Penerapan PSAK No. 105 atas Pengakuan


Pembiayaan Mudharabah PSAK No. 105 menjelaskan mengenai
Pengakuan Pembiayaan Mudharabah sebagai berikut:
a. Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai
investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset
non kas kepada pengelola dana. (Paragraf 12)
b. Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo
dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi mudharabah
diakui sebagai piutang. (Paragraf 19)
Dalam laporan keuangan Bank Syariah Mandiri Pembiayaan
mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan
penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai
dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing
saldo pembiayaan.
Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil merupakan
rekonsiliasi antara pendapatan Bank yang menggunakan dasar akrual
(accrual basis) dengan pendapatan yang dibagihasilkan kepada pemilik
dana yang menggunakan dasar kas (cash basis).
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa praktik Pengakuan Pembiayaan Mudharabah pada bank syariah
mandiri sudah sesuai dengan PSAK No. 105 yaitu sejumlah uang yang
diserahkan kepada nasabah diakui sebagai Pembiayaan Mudharabah.
Namun dalam kebijakan pencatatan yang diterapkan bank syariah mandiri
adalah cash basic. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa praktik
Pengakuan Pembiayaan Mudharabah di bank syariah mandiri belum
sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 105.
B. Pengukuran Mudharabah

Analisis Mengenai Kesesuaian Penerapan PSAK No. 105 atas


Pengukuran Pembiayaan Mudharabah. PSAK No. 105 menjelaskan
mengenai Pengukuran Pembiayaan Mudharabah pada paragraf 13 sebagai
berikut:
a. Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang
dibayarkan
b. Investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai
wajar aset non kas pada saat penyerahan;
1) Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui, maka
selisihnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi
sesuai jangka waktu akad mudharabah.
2) Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka
selisihnya diakui sebagai kerugian.
Pada praktiknya, Pembiayaan Mudharabah di bank syariah
mandiri mengukur Pembiayaan Mudharabah yang diberikan kepada
nasabah dalam bentuk kas sebesar jumlah yang dibayarkan pada saat
pencairan dana. Hal tersebut menunjukkan bahwa praktik Pengukuran
Pembiayaan Mudharabah di bank syariah mandiri sesuai dengan PSAK
No. 105.
C. Penyajian Mudharabah
Analisis Mengenai Kesesuaian Penerapan PSAK No. 105 atas
Penyajian Pembiayaan Mudharabah. PSAK No. 105 paragraf 36
menjelaskan mengenai Penyajian Pembiayaan Mudharabah yaitu pemilik
dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar
nilai tercatat.
Pada praktiknya, Penyajian dalam kaitannya dengan Pembiayaan
Mudharabah oleh bank syariah mandiri disajikan di neraca pada sisi
aktiva yang besarnya sesuai tagihan atau yang diserahkan bank syariah
mandiri kepada nasabah. Hal tersebut menunjukkan bahwa praktik
Penyajian Pembiayaan Mudharabah di bank syariah mandiri sesuai
dengan PSAK No. 105.
D. Pengungkapan Mudharabah
Analisis Mengenai Kesesuaian Penerapan PSAK No. 105 atas
Pengungkapan Pembiayaan Mudharabah PSAK No. 105 paragraf 38
menjelaskan mengenai Pengungkapan hal-hal terkait Pembiayaan
Mudharabah, tetapi tidak terbatas pada:
a. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah seperti porsi dana.
pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain.
b. Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya.
c. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
Pada praktiknya, Pembiayaan Mudharabah di bank syariah
mandiri mengungkapkan isi kesepakatan utama usaha Mudharabah seperti
porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha Mudharabah dan lain-
lain serta rincian jumlah Pembiayaan Mudharabah berdasarkan jenisnya
tercantum pada perjanjian akad Pembiayaan Mudharabah. Hal tersebut
menunjukkan bahwa praktik Pengungkapan Pembiayaan Mudharabah di
bank syariah mandiri telah sesuai dengan PSAK No. 105.

2. Review artikel berikut ini, mulai dari latar belakang sampai dengan
kesimpulan dengan cermat (artikel terlampir)
Judul Risk exposure during the global financial crisis: the
case of Islamic banks
Nama Jurnal Emerald Insight
Vol. dan Halaman Vol. 3 Halaman 321-333
Tahun 2010
Penulis Abdelaziz Chazi Lateef A.M. Syed
Nama Periview Lisa Bela Novitasari
Tanggal Riview 23 Oktober 2021
Abstrak Jurnal yang berjudul “Risk exposure during the
global financial crisis: the case of Islamic banks” ini
berisi tentang mengkaji cara lembaga keuangan
Islam berurusan dengan masalah keuangan dalam hal
manajemen risiko.
Abstrak yang disajikan penulis menggunakan bahasa
Inggris (bahasa Internasional) keseluruhan isi dari
abstrak menjelaskan mengenai hal-hal yang dibahas
dari mengenai metode yang akan digunakan dan
keorisinalitasan penelitian serta menggunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.
Pendahuluan Penelitian ini penulis menjelaskan bahwa krisis
keuangan yang melanda dunia saat ini telah
mengungkap kekurangan sistem kaeuangan. Hal ini
juga menyoroti kurangnya pemantauan dan kontrol
atas penggunaan instrumen keuangan baru yang
kompleks di alam dan sulit untuk mengerti.
Pendekatan terhadap pasar dan instrumen keuangan
meningkatkan tingkat risiko yang ditanggung oleh
bank dan membuat mereka lebih rentan. Ini menjadi
lebih jelas setelah runtuhnya beberapa bank investasi
dan komersial utama di AS selama krisis keuangan
saat ini. Lembaga keuangan Islam, disisi lain,
mungkin telah terlindung dari parahnya krisis karena
pedoman syariah di mana mereka beroperasi.
Tujuan Penelitian Membahas penyebab krisis keuangan global saat ini,
membuat studi komparatif bank syariah dan bank
konvensional dari segi risiko bawaannya
menganalisis rasio kecukupan modal sebagai mana
dijelaskan dalam Basel Accord dalam rangka
mengukur risiko bank, dan mempelajari prinsip-
prinsip perbankan syariah yang dapat digunakan
untuk melindungi bank konvensional dari kerentanan
dimasa depan.
Pentingnya Penelitian Penelitian ini menyajikan pendekatan baru terhadap
dan orisinalitas kinerja komparatif syariah dan bank konvensional
dalam hal manajemen risiko. Desain penelitian serta
temuan sangat bermanfaat bagi akademisi dan
profesional perbankan.
Metode Penelitian a. Sampel penelitian:
27 bank syariah dan 27 bank konvensional
dari 14 negara.
b. Penelitian ini mengambil bagian dari
metodologinya dari Estrella et al. (2000) yang
mendiskusikan rasio sebagai berikut:
Rasio revelage, dihitung sebagai modal inti
dibagi dengan total aset berwujud; rasio
pendapatan kotor, dihitung sebagai modal
tingkat satu dibagi dengan total pendapatan.
Total pendapatan mencakup total pendapatan
bunga dan non bunga sebelum biaya apapun;
dan rasio modal tertimbang menurut risiko,
dihitung sebagai modal pelengkap dibagi
dengan aset tertimbang menurut risiko.
c. Teknik pengumpulan data:
Data dikumpulkan dari laporan keuangan bank
pada tahun kalender- akhir. Meskipun bank
berasal dari negara yang berbeda, penggunaan
analisis rasio menghindari masalah yang
berkaitan dengan perbedaan mata uang.
Hasil Analisis Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis 3 rasio:
a. Rasio revelage
Pada rasio revelage menunjukkan bahwa rasio
revelage bank syariah pada umumnya lebih
tinggi dibandingkan bank konvensional.
b. Rasio pendapatan kotor
Pada rasio ini menunjukkan bahwa rata-rata rasio
pendapatan kotor bank syariah menunjukkan tren
menurun. Rasionya turun dari 1,475 ditahun
2005 menjadi 1,143 di tahun 2008. Tren
penurunanya bisa jadi hasil dari penurunan
modal tingkat satu atau peningkatan jumlah
pendapatan untuk bank. Di sisi lain, bank
konvensional menunjukkan gambaran yang
berbeda. Rata-rata untuk bank konvensional
adalah 1,119 pada tahun 2006 turun menjadi
0,886 pada tahun 2006, menurun tajam
kemudian beberapa pemulihan pada tahun 2007
dan 2008. Hal ini menunjukkan tingkat
volatilitas rasio pendapatan kotor yang tinggi
diantara bank konvensional. Tren yang
meningkat dapat disebabkan oleh peningkatan
modal tingkat satu atau penurunan jumlah
pendapatan.
c. Rasio Profitabilitas (sebagai alat bantu sekunder)
Dua rasio profitabilitas, ROA dan ROE
menunjukkan tren variabilitas pendapatan yang
rendah untuk bank syariah.
Kesimpulan 1. Studi ini menemukan bahwa bank islami
mampu melindungi diri dari krisis keuangan
global saat ini sebagian besar karena faktor
bahwa operasi mereka didasarkan pada
prinsip-prinsip keuangan Islam, keuangan
Islam tidak hanya melarang transaksi berbasis
bunga tetapi juga melarang transaksi dengan
ketidak pastian yang berlebihan (gharar).
2. Berdasarkan penelitian ini bank syariah
memiliki risiko yang lebih rendah yang diukur
dengan kecukupan modal. Karena bank syariah
memiliki eksposur yang sedikit terhadap
derifatif berisiko, mereka tampaknya tidak
menghadapi dampak buruk dari krisis
keuangan saat ini.
3. Prinsip-prinsip Islam telah melindungi bank-
bank Islam dari dampak terburuk krisis
keuangan.

3. Soal Kasus
Pada Tanggal 12 Juni 2020 Bank Jaya Abadi dan Pak Soleh menandatangani
akad musyarakah permanen senilai 40.000.000 atas usaha fotocopian.
Kontribusi Bank Jaya Abadi 30.000.000 dan Pak sholeh 10.000.000. Bagi
hasil didasarkan pada laba bruto (penjualan dikurangi biaya kertas) dengan
nisbah 20% untuk bank dan 80% untuk Pak Sholeh. Bagi hasil disepakati
dibayarkan setiap tgl 20 setiap bulannya. Pembiayaan musyarakah tersebut
jatuh tempo pada 20 September 2020. Buatlah jurnal atas transaksi di bawah
ini :
a. Tanggal 12 Juni 2020 bank membuat cadangan pembiayaan musyarakah
untuk Bapak Sholeh
b. Tgl 12 Juni 2020 Bnak membebankan biaya admisistrasi 0,2% dari nilai
pembiayaan dan langsung dipotong dari rekening Pak Sholeh
c. Tanggal 20 Juni 2020 Bank mentransfer pembiayaan 30.000.000 kepada
Pak Sholeh
d. Tanggal 20 Juli Pak Sholeh melaporkan laba brutonya sebesar 5.000.000
dan membayarkan secara tunai pada bank
e. Tanggal 20 Agustus 2020 Pak Sholeh melaporkan laba brutonya sebesar
4.000.000 dan baru membayarkan pada tanggal 25 Agustus 2020 kepada
bank
f. Pada tanggal 20 September Pak Sholeh melakukan pelunasan pembiayaan
Musyarakah kepada bank
Jawab:
a. Kerugian (D)
Penyisihan kerugian (K)
b. 10.000.000 x 0,2% = 20.000
Kas (D) 20.000
Pendapatan administrasi (K) 20.000

c. Investasi musyarakah (D) 30.000.000


Kas (K) 30.000.000

d. 5.000.000 x 20% = 1.000.000


Kas (D) 1.000.000
Pendapatan bagi hasil musyarakah (K) 1.000.000

e. 4.000.000 x 20%= 800.000


20 Agustus
Piutang bagi hasil musyarakah (D) 800.000
Pendapatan bagi hasil musyarakah (K) 800.000
25 Agustus
Kas (D) 800.000
Pendapatan bagi hasil musyarakah (K) 800.000

f. Kas (D) 30.000.000


Investasi musyarakah (K) 30.000.000

Anda mungkin juga menyukai