Anda di halaman 1dari 20

I. PENDAHULUAN.

I.1. Latar Belakang.

Praktek Kerja Usaha (PKU) merupakan suatu program kegiatan


belajar siswa-siswi SMK-PP Daerah Jayapura dalam kurikulum pendidikan
kelas XII semester V yang merupakan syarat untuk menempuh ujian akhir.
Dalam situasi nyata dilapangan siswa-siswi SMK-PP Daerah
Jayapura diharapkan mendapatkan pengalaman dan mengembangkan
wawasan dan keterampilan diunit usaha milik pemerintah, swasta, petani
maju, juga melatih siswa-siswi untuk melakukan kegiatan usaha secara
mandiri yang berorientasi Agribisnis dan Agroindustri.
Kegiatan ini merupakan kesempatan bagi siswa-siswi SMK-PP
Daerah Jayapura untuk mendapatkan pengalaman kerja melalui Kerja
Pengalaman (KP) dibidang Usaha Budidaya Ayam Jantan Petelur, serta
dapat mengembagkan pengetahuan, melatih kedisiplinan dan
berkomunikasi dengan masyarakat luas.

I.2. Tujuan

Tujuan Kegiatan Pelaksanaan Praktek Kerja Usaha (PKU) secara


umum agar siswa memiliki jiwa dan semangat wirausaha dan mampu
mengelola suatu usaha di bidang peternakan unggas secara profesional
dan memperhatikan situasi, kondisi dan potensi wilayah.
Secara khusus Praktek Kerja Usaha (PKU) merupakan kegiatan
siswa-siswa dalam :
1. Memantapkan dan mengembangkan wawasan dan keterampilan
siswa dalam Usaha Budidaya Ayam Jantan Petelur, yang
berorientasi Agribisnis atau agroindustri dengan dilandasi sikap
mental, disiplin, kerja sama dan tanggung jawab.
2. Melatih siswa menyesuaikan diri dan berkomunikasi dengan
masyarakat khususnya usaha dalam sektor peternakan agar
mampu menjadi mitra kerja yang baik serta mampu
menyebarkan teknologi pertanian.
3. Melatih siswa melakukan kegiatan diunit usaha tani yang berhasil
dalam mengelola usahanya.

1
I.3. Manfaat

Manfaat yang dirasakan selama Praktek Kerja Usaha (PKU) adalah


sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui dan memahami tata cara Usaha Budidaya
Ayam Jantan Petelur, dengan teknologi masa kini.
2. Bertambahnya pengetahuan dan pengalaman dalam Usaha
Budidaya Ayam Jantan Petelur.
3. Dapat beradaptasi dengan masyarakat luas di tempat Praktek
Kerja Usaha (PKU).
4. Dapat menerapkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari sekolah melaui kegiatan KP dan IPM.
5. Melatih sikap kemandirian dan rasa tanggung jawab terhadap diri
sendiri.
6. Dapat merasakan secara langsung keadaan sesungguhnya
dunia kerja.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Ayam Jantan Petelur.


Ayam jantan petelur merupakan limbah dari pembibitan ayam ras
petelur, produk utama pembibitan ayam ras petelur ada DOC betina (warna
kemerahan) sedang DOC jantan (warna putih) adalah limbahnya.
Saat ini ayam jantan petelur sudah mulai di kembangkan sebagian
peternak ayam petelur (layer) ada yang mengembangkan ayam jantan
petelur ini sebagai tambahan pendapatan, ketika kandang untuk
pembesaran layer sudah kosong. Ada pula yang berkonsentrasi khusus
untuk ternak ayam jantan petelur. Ayam jantan petelur memiliki nilai lebih
tersendiri, tekstur daging yang lebih padat dibanding jenis ayam pedaging
lainnya menjadikan ayam jantan memiliki pangsa pasar tersendiri.
Harga jual ayam jantan petelur ini lebih mahal dari ayam pedaging.
Karena ayam jantan petelur ini biasanya juga di jadikan pengganti ayam
kampung oleh warung-warung makanan. Hal inilah yang menjadikan
peluang usaha budidaya ternak ayam jantan petelur, memiliki potensi yang
cukup bagus. Teknik perawatan ayam jantan petelur ini lebih mudah dari
pada ayam pedaging, karena daya tahan terhadap penyakit lebih baik dari
ayam pedaging.

II.2. Teknik Produksi


1. Kandang dan peralatannya
Kandang yang digunakan dalam pemeliharaan ayam jantan
petelur adalah kandang tipe postal dengan sistem panggung berlantai
renggang. Sistem ini memiliki kelebihan yaitu : lantai kandang selalu
bersih, sirkulasi udara baik, bulu ayam kelihatan bersih dan cerah,
amoniak tidak terhisap langsung oleh ayam, karena kotorannya jatuh ke
tanah. Tata letak kandang cukup mendapat sinar matahari pagi dan
tidak melawan arah mata angin kencang.
Peralatan kandang yang perlu disiapkan dalam pemeliharaan
ayam jantan petelur adalah : Indukan (brooder), Tempat makan dan
tempat minum, sekam padi (litter) dan alat-alat kerja seperti sapu,
sekop, gerobak, embar dan lain sebagainya.

3
2. Pengadaan bibit
Teknik menangani DOC yang baru datang adalah sebagai berikut :
a. Pemanas dinyalakan dengan suhu 31 - 33 ºC sebelum DOC di
pindahkan ke induk buatan.
b. DOC dikeluarkan dan dimasukan ke dalam induk buatan sambil
menghitung jumlah DOC yang dikeluarkan.
c. Pemberian air gula dengan dosis 4 gram : 1 liter air.
d. Kemudian DOC diberi makan dengan cara di taburkan di tempat
makan yang dari karton bekas box DOC sedikit demi sedikit untuk
melatih anak ayam mengenal pakan dan merangsang nafsu makan.

3. Pemeliharaan ayam jantan petelur.


Teknik pembesaran ayam jantan petelur hampir sama dengan
teknik pembesaran ayam pedaging. Pakan untuk ayam jantan petelur
sama dengan ayam pedaging yaitu menggunakan BR1 atau jenis pakan
untuk fase starter. Masa pemeliharaan ayam jantan petelur pada umur
60 hari sudah dapat dipanen dengan bobot rata-rata 0,8 kg – 1,2 kg.

4. Pemberian pakan dan air minum


a. Pemberian Pakan
Pada prinsipnya pemberian pakan pada ayam jantan petelur
adalah secara ad libitum sama seperti pada ayam broiler,
perbedaannya hanya cara pemberiannya saja. Pada ayam jantan
petelur, meskipun pakan diberikan secara ad libitum namun harus
diatur agar pakan tidak banyak tercecer, mengingat sifat ayam jantan
petelur yang lebih agresif dari pada ayam broiler yang tenang.
Ayam jantan petelur harus segera diberi pakan setelah masuk
brooding bersamaan dengan pemberian minum. Pakan diberikan
dengan sistem ad libitum terutama tujuh hari pertama pakan harus
selalu tersedia di dalam tempat pakan. Pemberian pakan secara ad
libitum memungkinkan feed intake tercapai karena ayam dapat
makan kapan saja. Dengan demikian, kebutuhan nutrisinya akan
terpenuhi untuk mendukung pertumbuhan, membentuk kekebalan
tubuh, serta meningkatkan keseragaman.

4
b. Pemberian air minum
Sama hal-nya dengan pakan, pemberian minum sangat
mempengaruhi performance ayam. Air minum harus selalu ada
(jangan sampai kosong) dan mudah untuk dijangkau. Kekurangan air
minum dapat berakibat dehidrasi yang bisa berakibat kematian, feed
intake yang diharapkan tidak tercapai dan dan stess yang dapat
menurunkan bobot badan.

5. Penanganan kesehatan
Upaya penanganan kesehatan dapat dilakukan pencegahan
penyakit yaitu melalui biosecurity, sanitasi dan vaksinasi.

6. Pemanenanan
Ayam jantan petelur dipelihara selama 8-10 minggu, tergantung
permintaan pasar. Pemanenan pada umur 8 minggu akan diperoleh
bobot 0,8 kg, sedang pada 10 minggu beratnya 1,2 kg.
Dalam pemanenan ayam jantan petelur dilakukan, setelah semua
alat yang diperlukan dalam pemanenan telah siap. Langkah-langkah
pemanenan adalah sebagai berikut :
a. Keluarkan semua peralatan kandang sehingga memudahkan dalam
penangkapan ayam.
b. Memasang pagar penyekat di salah satu sudut kandang dan
disesuaikan dengan perkiraan ayam yang akan ditangkap untuk
menghindari agar ayam yang belum ditangkap tidak stress.
c. Menangkap ayam lakukan dengan hati-hati dan hindari perlakuan
yang kasar.
d. Setelah ayam ditimbang kemudian ayam dimasukkan kedalam
karamba ayam (krat), dengan cara melepas tali pengikat ayam
tersebut.
e. Pengisian ayam kedalam karamba (krat) 15 ekor ayam, tergantung
dari besar kecilnya ayam.
f. Pengangkutan ayam disesuaikan dengan kapasitas atau daya
tapung kendaraan, jarak tempuh, kondisi keadaan temperatur udara
agar ayam jantan petelur tidak mudah stres saat diangkut.

5
7. Penanganan limbah
Limbah dari usaha pemeliharaan ayam jantan petelur yang berupa
padat dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.

8. Pencatatan (recording).
Pencatatan (recording) yang lengkap sangat penting untuk
mengembangkan usaha budidaya ternak ayam jantan petelur.
Data pemeliharaan ayam dicatat dalam buku recording. Data-data yang
dicatat meliputi : jumlah ayam, kematian, catatan pengelolaan
kesehatan, pakan yang diberikan dan berat ayam.

3.3. Teknik Pengolahan Hasil


1. Pemotongan ternak
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, pada prinsipnya agar
darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu
1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan
mudah busuk.
Pencabutan bulu ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke
dalam air panas (52- 55 ºC). Lama pencelupan ayam jantan petelur
adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan membubuhkan
lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
Pengeluaran Jeroan bagian bawah dubur dipotong sedikit, seluruh
isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual
atau diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam kemasan terpisah.

2. Pengemasan
Kaki dan leher ayam dipotong, semua jeroan dikeluarkan, karkas
dicuci bersih, kaki ditekukan dibawah dubur kemudian ayam didinginkan
dan dikemas.

2.4. Teknik Pemasaran Hasil


Pemasaran ayam jantan petelur sebagai produk utama dilakukan
dengan cara langsung dari peternak kepada pedagang dengan harga Rp.
30.000 / kg.

6
III. PELAKSANAAN
III.1. Waktu dan Lokasi
1. Waktu
Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Usaha (PKU) dilaksanakan dari
tanggal 14 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 04 Oktober 2015.
2. Lokasi
Kegiatan PKU dilaksanakan di Usaha Budidaya Ayam Jantan Petelur
Bapak Evert yang terletak di Kelurahan Kakaskasen III Kecamatan
Tomohon Utara, Kotamadya Tomohon Provinsi Sulawesi Utara.

III.2. Pelaksanaan
1. Kegiatan Kerja Pengalaman (KP) merupakan kegiatan teknik produksi
budidaya ayam jantan petelur meliputi :
a. Kandang dan peralatannya
b. Pengadaan bibit
c. Pemberian pakan dan air minum
d. Penanganan kesehatan
e. Pemanenanan
f. Penanganan limbah
g. Pencatatan (recording).

2. Kegiatan Intgrasi Partisipasi Masyarakat ( IPM).


Kegiatan Integrasi dan partisipasi terhadap masyarakat (IPM),
merupakan kegiatan diluar Kerja Pengalaman (KP) untuk berintegrasi
dan perperan aktif pada masyarakat guna memupuk rasa kebersamaan
dan menyatu dengan masyarakat. Kegiatan ini terdiri :
a. IPM Tekhnis diluar induk semang individu meliputi :
1). Membantu pemberian pakan dan minum pada ternak babi.
2). Pengolahan lahan, penanaman dan perawatan tanaman
sayuran
b. IPM Non Teknis yaitu kegiatan yang bersifat kemasyarakatan yang
kami lakukan adalah :
Kerja bakti kebrsihan lingkungan di desa Kakaskasen III Kecamatan
Tomohon Kotamadya Tomohon Utara Provinsi Sulawesi Utara.

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Analisa Hasil Usaha


Analisa hasil usaha budidaya ayam jantan petelur di Desa
Kakaskasen III, Kecamatan Tomohon Utara, Kotamadya Tomohon Provinsi
Sulawesi Utara.
 Skala usaha 500 ekor ayam jantan petelur selama 8-10 minggu.
 Luas kandang 5 m x 10 m = 50 m² Rp. 5.000.000 masa pakai 5 tahun.
 Bunga bank 2 % / bulan
 Tingkat mortalitas ayam sebesar 2 %.

 Ayam yang terjual 500 ekor – 10 ekor = 490 ekor
 Bobot rata-rata 1,2 kg x harga Rp. 30.000/kg = Rp. 36.000 / ekor.
1. Investasi dan Modal Kerja
a. Biaya tetap / Investasi dan Penyusutan

Lama
Nilai Biaya Nilai Susut
Uraian Jenis Volume Satuan Pakai
NB (Rp.) NS ( Rp.)
Tahun
Tanah 150 m² x @ Rp. 10,000 1500.000 5 tahun 300000
Kandang 50 m² x @ Rp. 100,000 5.000.000 5 tahun 1250000
Gudang 6 m² x @ Rp. 3.000,000 3.000.000 5 tahun 750000
Tempat Pakan 10 ekor x @ Rp 25.000 250.000 4 tahun 50000
Tempat Minum 10 ekor x @ Rp 25.000 250.000 4 tahun 50000
Drum Plastik 1 Unit x @ Rp 400,000 400.000 5 tahun 200000
Hand sprayer 1 Unit x @ Rp 250.000 250.000 5 tahun 62500
Ember Plastik 1Unit x @ Rp 15,000 15.000 2 tahun 3000
Sekop 1 Unit x @ Rp 100,000 100.000 4 tahun 25000
Pompa Air 1 Unit x @ Rp 650,000 650.000 5 tahun 130000
Kelistrikan 1 Unit x @ Rp 100,000 100.000 3 tahun 25000
Total Biaya Investasi / biaya tetap = 11.490.000
Jumlah biaya penyusutan investasi / biaya tetap = 2.845.500

8
b. Modal Kerja / biaya variabel :
1. Bibit DOC jantan petelur 500 ekor x @ 3.500 = Rp. 1.750.000
2. Pakan :
- Starter 0,9 kg x 500 ekor = 50 kg x @ Rp. 6.500 = Rp. 2.925.000

- Finisher 2,5 kg x 500 ekor = 1.250 kg x @ Rp. 6.000 = Rp. 7.500.000


3. Biaya vaksin dan obat 500 ekor x @ Rp. 500 = Rp. 250.000+
Jumlah Modal kerja = Rp. 12.425.000

Jumlah Investasi + Modal Kerja = Rp  11.490.000  + Rp  12.425.000


= Rp  23.915.000

c. Upah Tenaga Kerja


Upah TK 1 per periode @ Rp. 2.000.000 = Rp 2.000.000+
Jumlah Upah Tenaga kerja = Rp. 2.000.000
d. Biaya Lain - lain
Gas Elpiji 12 kg x @ Rp. 10.000 = Rp. 120.000
Transportasi = Rp. 50.000
Biaya pengambilan sekam padi 10 krg @ 5000 = Rp. 50.000
Biaya pemakaian listrik PLN = Rp. 50.000 +
Jumlah Biaya Lain - lain = Rp. 270.000

2. Perkiraan Hasil Usaha Biaya Tetap


Jumlah Penyusutan / Tahun = Rp  2.845.500

Penyusutan / Periode = Rp  2.845.500 = Rp. 569.100


5

Bunga Modal / tahun =  Biaya Investasi x Bunga (2%)


2
= Rp  2.845.500 x = Rp. 56.910
100

Bunga Modal / periode = Rp. 56.910 = Rp. 11.382


5

Jumlah Biaya tetap =  Penyusutan / periode + Bunga Modal


=  Rp. 569.100 + Rp 11.382
=  Rp  591.864

9
3. Total Biaya
Biaya tetap + Biaya variabel + Upah tenaga kerja + Biaya lain-lain
=  Rp  591.864 +  Rp. 12.425.000 + Rp. 2.000.000 + Rp. 270.000
=  Rp. 15.286.864
4. Pedapatan
a. Penerimaan :
1). Produk Utama 490 ekor
- Ayam yang dijual = 490 ek. x 1.2 x Rp. 30.000 = Rp. 1 7.640.000
2). Produk Sampingan
- Pupuk kandang 10 karung x Rp. 5.000 = Rp. 50.000
- Penjualan karung 34 lembar x Rp. 2.500 = Rp. 85.000
Jumlah penerimaan = Rp. 17.775.000
5. Perhitungan-perhitungan
a. Keuntungan Per Periode
Penerimaan – Pengeluaran =  Rp. 17.775.000 - Rp. 15.286.86
=  Rp  2.488.136
b. R/c ratio = Pendapatan : Total biaya Operasional
=  Rp. 17.775.000 : Rp. 15.286.864
= 1,16
c. Pay Bak Periode = (Total Investasi : Keuntungan) x 1 periode
= Rp  11.490.000 : Rp. 2.488.136 x 1 periode
= 4,62 periode

10
IV.2. Pembahasan kegiatan Kerja Pengalaman (KP)
1. Persiapan kandang dan peralatannya.

a. Pengambilan kotoran dari dalam kandang.


Segera setelah panen selesai, kumpulkan semua peralatan
dan kemudian keluarkan dari dalam kandang untuk dibersihkan.
Keluarkan kototan yang bercampur dengan sekam dari kandang
dengan cara dikeruk dan dimasukan ke dalam karung bekas pakan
kemudian segera dibawa jauh dari lokasi kandang (segera dijual).
Pada kandang panggung, hendaknya kotoran di ambil setiap 3 hari
sekali selama proses pemeliharaan ayam sehingga selain dapat
mengurangi amoniak juga akan mempercepat proses pembersihan
kotoran dari lingkungan kandang setelah panen.

b. Pencucian kandang dan peralatan.


Sebaiknya, pencucian peralatan dilakukan secara pertahap
yang dimulai pada saat alat habis digunakan. Contohnya feeder tray
(tempat pakan DOC) langsung dicuci pada saat habis digunakan
karena tempat pakan sudah diganti dengan tempat pakan gantung
yang berbentuk tabung (hanging feeder) kurang lebih saat umur
ayam 10-14 hari. Demikian pula dengan pemanas, chick guar dan
sebagainya segera dibersihkan dan disimpan dalam gudang
penyimpanan alat jika sudah tidak digunakan lagi. Proses
pembersihan dan pencucian peralatan yang dilakukan secara
bertahap akan memperingan dan mempercepat pekerjaan setelah
panen.

c. Disinfeksi.
Kegiatan disinfeksi bertujuan membunuh kuman yang ada
didalam kandang sehingga diharapkan kandang steril dari kuman
pada saat DOC masuk pada periode berikutnya. Disinfeksi harus
dilakukan secara berlapis untuk antisipasi adanya kuman yang
masih tertinggal saat disinfeksi. Kegiatan disinfeksi dapat dilakukan
dengan cara pengapuran, menyemprot kandang larutan dengan

11
disinfektan seperti formalin, iodin maupun dengan foging
(pengasapan) dengan antiseptik / disinfektan tertentu sehingga bisa
menjangkau seluruh bagian kandang.
Perlu diperhatikan bahwa, jika disinfeksi kandang dilakukan
mendekati masa chick in DOC, jenis disinfektan / antiseptik yang
digunakan adalah disinfektan yang tidak berbahaya atau aman bagi
ayam. Pilihlah disinfektan sesuai kemampuannya membunuh
kuman yang baik sesuai dengan kondisi setempat.

d. Istirahat / kosong kandang.


Istirahat / kosong kandang adalah masa dimana tidak ada
aktifitas di dalam kandang setelah kandang dibesihkan dan
disterilkan dari kuman. Untuk kandang ayam jantan, periode itirahat
kandang minimal 7 hari atau optimalnya 14 hari dihitung dari
kandang bersih karena masa pemeliharaan ayam jantan relatif
lama. Kosong kandang juga bisa diselingi dengan kegiatan
disinfeksi ulang dengan disinfektan yang berbeda dari disinfektan
sebelumnya untuk antisipasi kuman yang resisten terhadap jenis
disinfektan tertentu. Jenis dan merk disinfektan dapat dicari di
poultry shop yang ada di daerah setempat.

e. Pembuatan Induk Buatan (brooding).


Sebaiknya brooding segera dbuat setelah kandang dicuci dan
dibersihkan dari kotoran. Tahapan untuk membuat brooding adalah
sebagai berikut :
1). Kandang panggung, lantai slat dilapisi dengan terpal sampai
semua lantai tertutup kemudian baru dikapur dan ditaburi sekam
dengan ketebalan kurang lebih 5-7 cm.
2). Sekat kandang seperempat bagian, kemudian dipasang tirai
dalam dan plafon (plastik atau terpal yang dipasang di atap
kandang) untuk menstabilkan suhu dan mengurangi suhu yang
terbuang.
3). Pasang pemanas (brooder) di tengah-tengah lingkaran.
Ketinggian brooder dari litter kurang lebih 120 cm untuk gasolek
dan 75 cm untuk cimawar.

12
4). Pasang koran di atas sekam sebanyak 3 lapis. Koran berfungsi
agar ayam tidak makan sekam, menabur pakan saat DOC baru
saja ditebar untuk merangsang makannya dan memberikan rasa
nyaman pada ayam karena koran mampu menyimpan panas
sehingga bisa merangsang saraf di telapak kaki ayam yang akan
merangsang nafsu makan.
5). Pasang thermometer di tepi brooding dengan ketinggian 2-3 cm
dari atas litter.Sebelum DOC masuk cek semua alat dan pastikan
semuanya berjalan dengan baik.

2. Perlakuan saat DOC datang.


DOC dihitung dan dibagi ke dalam brooder dengan jumlah yang
sama. Setelah dihitung, dilakukan penimbangan secara acak dengan
mengambil sampel 10% dari jumlah DOC yang ada. Tujuan dilakukan
penimbangan adalah untuk mengetahui bobot badan rata -rata anak
ayam.

3. Pemberian pakan dan air minum


a. Setiap akan mengisi tempat makan dan tempat air minum, harus
dalam keadaan bersih.
b. Isi tempat makan dan tempat air minum secukupnya dan dijaga
jangan sampai kurang.
c. Berikan vitamin / obat-obatan pada saat kondisi ayam sedang
menurun.
d. Berikan makanan / minuman secara rutin.

4. Penangan Kesehatan
a. Mengendalikan Kanibalisme
Kanibalisme merupakan sifat alami ayam jantan petelur yang
agresif. Sifat kanibal ayam jantan akan muncul jika ada pemicunya.
Faktor pemicu kanibalisme antara lain kepadatan kandang, ukuran
ayam yang tidak seragam dan kekurangan pakan. Kematian akibat
kanibalisme sebenarnya tidak terlalu banyak, namun jika tidak
ditangani dengan serius akan memicu ayam-ayam yang lainnya
saling patuk sehingga mengakibatkan penurunan konsumsi pakan
sehingga mengganggu pertumbuhan.

13
b. Mengatasi Sifat Nervous Ayam
Kejadian ini umumnya disebabkan sifat ayam jantan yang
mudah terkejut “nervous” sehingga jika ada salah satu ayam yang
berlari kepojok karena terkejut pasti akan diikuti oleh ayam-ayam
yang lain sehingga ayam akan saling bertumpuk. Ayam yang berada
di bagian bawah akan terinjak-injak dan kekurangan oksigen
sehingga menyebabkan kematian. Kejadian ayam “numpuk” dapat
mengakibatkan kematian sampai 10 %.

5. Pemanenanan
Ayam petelur jantan dipelihara selama 8-10 minggu, tergantung
permintaan pasar. Pemanenan pada umur 8 minggu akan diperoleh
bobot 8 ons sedang pada 10 minggu beratnya 1,2 kg. Dalam
pemanenan ayam jantan petelur dilakukan, beberapa tahapan yaitu :
a. Pelaksanaan pemanenan.
Pemanenan ayam jantan petelur dimulai setelah semua alat
yang diperlukan dalam pemanenan telah siap.
Cara pemanen ayam jantan petelur yaitu :
1). Keluarkan semua peralatan kandang sehingga memudahkan
dalam penangkapan ayam.
2). Memasang pagar penyekat di salah satu sudut kandang dan
disesuaikan dengan perkiraan ayam yang akan ditangkap untuk
menghindari agar ayam yang belum ditangkap tidak stress.

b. Menangkap ayam
Pada saat menangkap ayam lakukan dengan hati-hati dan
hindari perlakuan yang kasar. Ayam ditangkap dibagian kakinya,
lakukan penangkapan ayam dengan tangan kanan pada salah satu
kaki ayam. Kemudian tangan kiri dengan sigap mengumpulkannya,
setelah 4-5 ekor barulah diikat dengan dengan tali rapia kemudian
ditimbang serta dicatat hasil timbangannya. Pada saat menimbang
ayam, sekali timbang bisa sebanyak 10 ekor,15 ekor atau 20 ekor.
Tergantung besar kecilnya ukuran bobot badan ayam. Dalam

14
pelaksanaan penimbangan dengan timbangan gantung, posisi kepala
ayam berada dibawah.

c. Memasukkan ayam kedalam karamba (krat).


Setelah ayam ditimbang kemudian ayam dimasukkan kedalam
karamba ayam (krat), dengan cara melepas tali pengikat ayam
tersebut.
Untuk menghindari kematian disaat proses pengangkutan,
maka pengisian ayam kedalam karamba (krat), 15 ekor ayam,
tergantung dari besar kecilnya ayam.

d. Pengangkutan ayam.
Dalam setiap pengangkutan ayam disesuaikan dengan
kapasitas atau daya tapung kendaraan atau alat angkut yang
dipergunakan.
Disamping itu juga harus memperhatikan jarak tempuh yang
akan dilewati, sehingga dapat memperkirakan kapan harus berangkat
dan kapan sampai ditujuan.
Proses pengangkutan ayam diusahakan kondisi keadaan
temperatur udara dingin yaitu sore hari atau malam hari, karena pada
malam hari kondisi temperatur udara tidak panas sehingga ayam
tidak mudah stres saat diangkut.
Apabila ayam saat diangkut dalam kendaraan keadaan stres,
maka kemungkinan besar terjadi kematian sangatlah besar.

6. Penanganan limbah
Limbah dari usaha pemeliharaan ayam jantan petelur yang
berupa padat dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Pupuk
kandang atau pupuk organik yang baik adalah pupuk yang sudah
terpisahkan dari bahan-bahan yang tidak mudah atau tidak bisa
terurai. Yang termasuk bahan-bahan anorganik antara lain : batu-
batuan, kaca, plastic, seng ,dan lain sebagainya.
Setelah ayam dipanen kotoran dan sekam (litter) dikumpulkan
dan dimasukkan kedalam karung.

15
7. Pencatatan (recording).
Pencatatan (recording) yang lengkap sangat penting untuk
mengembangkan usaha budidaya ternak ayam jantan petelur.
Data pemeliharaan ayam dicatat dalam buku recording. Adapun
data-data yang dicatat meliputi : jumlah ayam, kematian, catatan
pengelolaan kesehatan, pakan yang diberikan dan berat ayam.

16
V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

1. Prospek agribisnis ternak ayam jantan petelur cukup baik dimana


permintaan pasar selalu meningkat dan peluang pasar yang bisa
dihandalkan.
2. Teknik produksi meliputi Persiapan kandang dan peralatan, tata laksana
pemeliharaan, pemberian pakan dan air minum, penanganan
kesehatan, pemanenanan, penanganan limbah dan pencatatan
(recording).

V.2. Saran

1. Perlunya melakukan manajemen teknik produksi ayam jantan petelur


yang benar sehingga meningkatkan kualitas produksi ayam jantan
petelur yang dapat menguntungkan peternak.
2. Semoga Laporan kegiatan PKU ini bisa dijadikan sebagai salah satu
refrensi oleh peternak ayam dalam melakukan budidaya ayam jantan
petelur, dan bermanfaat bagi Siswa-siswi SMK-PP Daerah Jayapura
pada khususnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Teknik Produksi Ternak Unggas. Modul Program Keahlian Bididaya Ternak,


Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan Nasional Jakarta
Zulfikar, 2009

Modul 8, Mengelola Ayam Jantan Petelur, semester genap Agribisnis Ternak


Unggas, Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK,
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan Nasional
Jakarta, 2011

AAK. 1982. Pedoman Beternak Ayam Negeri. Yogyakarta: Kanisius Anynomous.


2012.

Rasyaf. M. 1989. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Nazir, M. 1998.

18
Lampiran 1. Kegiatan Praktek Kerja Usaha (PKU) di desa Kakaskasen III
Kecamatan Tomohon Utara, Kotamadya Tomohon, Provinsi
Sulawesi Utara.
Jadwal kegiatan PKU

19
20

Anda mungkin juga menyukai