I.2. Tujuan
1
I.3. Manfaat
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Pengadaan bibit
Teknik menangani DOC yang baru datang adalah sebagai berikut :
a. Pemanas dinyalakan dengan suhu 31 - 33 ºC sebelum DOC di
pindahkan ke induk buatan.
b. DOC dikeluarkan dan dimasukan ke dalam induk buatan sambil
menghitung jumlah DOC yang dikeluarkan.
c. Pemberian air gula dengan dosis 4 gram : 1 liter air.
d. Kemudian DOC diberi makan dengan cara di taburkan di tempat
makan yang dari karton bekas box DOC sedikit demi sedikit untuk
melatih anak ayam mengenal pakan dan merangsang nafsu makan.
4
b. Pemberian air minum
Sama hal-nya dengan pakan, pemberian minum sangat
mempengaruhi performance ayam. Air minum harus selalu ada
(jangan sampai kosong) dan mudah untuk dijangkau. Kekurangan air
minum dapat berakibat dehidrasi yang bisa berakibat kematian, feed
intake yang diharapkan tidak tercapai dan dan stess yang dapat
menurunkan bobot badan.
5. Penanganan kesehatan
Upaya penanganan kesehatan dapat dilakukan pencegahan
penyakit yaitu melalui biosecurity, sanitasi dan vaksinasi.
6. Pemanenanan
Ayam jantan petelur dipelihara selama 8-10 minggu, tergantung
permintaan pasar. Pemanenan pada umur 8 minggu akan diperoleh
bobot 0,8 kg, sedang pada 10 minggu beratnya 1,2 kg.
Dalam pemanenan ayam jantan petelur dilakukan, setelah semua
alat yang diperlukan dalam pemanenan telah siap. Langkah-langkah
pemanenan adalah sebagai berikut :
a. Keluarkan semua peralatan kandang sehingga memudahkan dalam
penangkapan ayam.
b. Memasang pagar penyekat di salah satu sudut kandang dan
disesuaikan dengan perkiraan ayam yang akan ditangkap untuk
menghindari agar ayam yang belum ditangkap tidak stress.
c. Menangkap ayam lakukan dengan hati-hati dan hindari perlakuan
yang kasar.
d. Setelah ayam ditimbang kemudian ayam dimasukkan kedalam
karamba ayam (krat), dengan cara melepas tali pengikat ayam
tersebut.
e. Pengisian ayam kedalam karamba (krat) 15 ekor ayam, tergantung
dari besar kecilnya ayam.
f. Pengangkutan ayam disesuaikan dengan kapasitas atau daya
tapung kendaraan, jarak tempuh, kondisi keadaan temperatur udara
agar ayam jantan petelur tidak mudah stres saat diangkut.
5
7. Penanganan limbah
Limbah dari usaha pemeliharaan ayam jantan petelur yang berupa
padat dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.
8. Pencatatan (recording).
Pencatatan (recording) yang lengkap sangat penting untuk
mengembangkan usaha budidaya ternak ayam jantan petelur.
Data pemeliharaan ayam dicatat dalam buku recording. Data-data yang
dicatat meliputi : jumlah ayam, kematian, catatan pengelolaan
kesehatan, pakan yang diberikan dan berat ayam.
2. Pengemasan
Kaki dan leher ayam dipotong, semua jeroan dikeluarkan, karkas
dicuci bersih, kaki ditekukan dibawah dubur kemudian ayam didinginkan
dan dikemas.
6
III. PELAKSANAAN
III.1. Waktu dan Lokasi
1. Waktu
Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Usaha (PKU) dilaksanakan dari
tanggal 14 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 04 Oktober 2015.
2. Lokasi
Kegiatan PKU dilaksanakan di Usaha Budidaya Ayam Jantan Petelur
Bapak Evert yang terletak di Kelurahan Kakaskasen III Kecamatan
Tomohon Utara, Kotamadya Tomohon Provinsi Sulawesi Utara.
III.2. Pelaksanaan
1. Kegiatan Kerja Pengalaman (KP) merupakan kegiatan teknik produksi
budidaya ayam jantan petelur meliputi :
a. Kandang dan peralatannya
b. Pengadaan bibit
c. Pemberian pakan dan air minum
d. Penanganan kesehatan
e. Pemanenanan
f. Penanganan limbah
g. Pencatatan (recording).
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lama
Nilai Biaya Nilai Susut
Uraian Jenis Volume Satuan Pakai
NB (Rp.) NS ( Rp.)
Tahun
Tanah 150 m² x @ Rp. 10,000 1500.000 5 tahun 300000
Kandang 50 m² x @ Rp. 100,000 5.000.000 5 tahun 1250000
Gudang 6 m² x @ Rp. 3.000,000 3.000.000 5 tahun 750000
Tempat Pakan 10 ekor x @ Rp 25.000 250.000 4 tahun 50000
Tempat Minum 10 ekor x @ Rp 25.000 250.000 4 tahun 50000
Drum Plastik 1 Unit x @ Rp 400,000 400.000 5 tahun 200000
Hand sprayer 1 Unit x @ Rp 250.000 250.000 5 tahun 62500
Ember Plastik 1Unit x @ Rp 15,000 15.000 2 tahun 3000
Sekop 1 Unit x @ Rp 100,000 100.000 4 tahun 25000
Pompa Air 1 Unit x @ Rp 650,000 650.000 5 tahun 130000
Kelistrikan 1 Unit x @ Rp 100,000 100.000 3 tahun 25000
Total Biaya Investasi / biaya tetap = 11.490.000
Jumlah biaya penyusutan investasi / biaya tetap = 2.845.500
8
b. Modal Kerja / biaya variabel :
1. Bibit DOC jantan petelur 500 ekor x @ 3.500 = Rp. 1.750.000
2. Pakan :
- Starter 0,9 kg x 500 ekor = 50 kg x @ Rp. 6.500 = Rp. 2.925.000
9
3. Total Biaya
Biaya tetap + Biaya variabel + Upah tenaga kerja + Biaya lain-lain
= Rp 591.864 + Rp. 12.425.000 + Rp. 2.000.000 + Rp. 270.000
= Rp. 15.286.864
4. Pedapatan
a. Penerimaan :
1). Produk Utama 490 ekor
- Ayam yang dijual = 490 ek. x 1.2 x Rp. 30.000 = Rp. 1 7.640.000
2). Produk Sampingan
- Pupuk kandang 10 karung x Rp. 5.000 = Rp. 50.000
- Penjualan karung 34 lembar x Rp. 2.500 = Rp. 85.000
Jumlah penerimaan = Rp. 17.775.000
5. Perhitungan-perhitungan
a. Keuntungan Per Periode
Penerimaan – Pengeluaran = Rp. 17.775.000 - Rp. 15.286.86
= Rp 2.488.136
b. R/c ratio = Pendapatan : Total biaya Operasional
= Rp. 17.775.000 : Rp. 15.286.864
= 1,16
c. Pay Bak Periode = (Total Investasi : Keuntungan) x 1 periode
= Rp 11.490.000 : Rp. 2.488.136 x 1 periode
= 4,62 periode
10
IV.2. Pembahasan kegiatan Kerja Pengalaman (KP)
1. Persiapan kandang dan peralatannya.
c. Disinfeksi.
Kegiatan disinfeksi bertujuan membunuh kuman yang ada
didalam kandang sehingga diharapkan kandang steril dari kuman
pada saat DOC masuk pada periode berikutnya. Disinfeksi harus
dilakukan secara berlapis untuk antisipasi adanya kuman yang
masih tertinggal saat disinfeksi. Kegiatan disinfeksi dapat dilakukan
dengan cara pengapuran, menyemprot kandang larutan dengan
11
disinfektan seperti formalin, iodin maupun dengan foging
(pengasapan) dengan antiseptik / disinfektan tertentu sehingga bisa
menjangkau seluruh bagian kandang.
Perlu diperhatikan bahwa, jika disinfeksi kandang dilakukan
mendekati masa chick in DOC, jenis disinfektan / antiseptik yang
digunakan adalah disinfektan yang tidak berbahaya atau aman bagi
ayam. Pilihlah disinfektan sesuai kemampuannya membunuh
kuman yang baik sesuai dengan kondisi setempat.
12
4). Pasang koran di atas sekam sebanyak 3 lapis. Koran berfungsi
agar ayam tidak makan sekam, menabur pakan saat DOC baru
saja ditebar untuk merangsang makannya dan memberikan rasa
nyaman pada ayam karena koran mampu menyimpan panas
sehingga bisa merangsang saraf di telapak kaki ayam yang akan
merangsang nafsu makan.
5). Pasang thermometer di tepi brooding dengan ketinggian 2-3 cm
dari atas litter.Sebelum DOC masuk cek semua alat dan pastikan
semuanya berjalan dengan baik.
4. Penangan Kesehatan
a. Mengendalikan Kanibalisme
Kanibalisme merupakan sifat alami ayam jantan petelur yang
agresif. Sifat kanibal ayam jantan akan muncul jika ada pemicunya.
Faktor pemicu kanibalisme antara lain kepadatan kandang, ukuran
ayam yang tidak seragam dan kekurangan pakan. Kematian akibat
kanibalisme sebenarnya tidak terlalu banyak, namun jika tidak
ditangani dengan serius akan memicu ayam-ayam yang lainnya
saling patuk sehingga mengakibatkan penurunan konsumsi pakan
sehingga mengganggu pertumbuhan.
13
b. Mengatasi Sifat Nervous Ayam
Kejadian ini umumnya disebabkan sifat ayam jantan yang
mudah terkejut “nervous” sehingga jika ada salah satu ayam yang
berlari kepojok karena terkejut pasti akan diikuti oleh ayam-ayam
yang lain sehingga ayam akan saling bertumpuk. Ayam yang berada
di bagian bawah akan terinjak-injak dan kekurangan oksigen
sehingga menyebabkan kematian. Kejadian ayam “numpuk” dapat
mengakibatkan kematian sampai 10 %.
5. Pemanenanan
Ayam petelur jantan dipelihara selama 8-10 minggu, tergantung
permintaan pasar. Pemanenan pada umur 8 minggu akan diperoleh
bobot 8 ons sedang pada 10 minggu beratnya 1,2 kg. Dalam
pemanenan ayam jantan petelur dilakukan, beberapa tahapan yaitu :
a. Pelaksanaan pemanenan.
Pemanenan ayam jantan petelur dimulai setelah semua alat
yang diperlukan dalam pemanenan telah siap.
Cara pemanen ayam jantan petelur yaitu :
1). Keluarkan semua peralatan kandang sehingga memudahkan
dalam penangkapan ayam.
2). Memasang pagar penyekat di salah satu sudut kandang dan
disesuaikan dengan perkiraan ayam yang akan ditangkap untuk
menghindari agar ayam yang belum ditangkap tidak stress.
b. Menangkap ayam
Pada saat menangkap ayam lakukan dengan hati-hati dan
hindari perlakuan yang kasar. Ayam ditangkap dibagian kakinya,
lakukan penangkapan ayam dengan tangan kanan pada salah satu
kaki ayam. Kemudian tangan kiri dengan sigap mengumpulkannya,
setelah 4-5 ekor barulah diikat dengan dengan tali rapia kemudian
ditimbang serta dicatat hasil timbangannya. Pada saat menimbang
ayam, sekali timbang bisa sebanyak 10 ekor,15 ekor atau 20 ekor.
Tergantung besar kecilnya ukuran bobot badan ayam. Dalam
14
pelaksanaan penimbangan dengan timbangan gantung, posisi kepala
ayam berada dibawah.
d. Pengangkutan ayam.
Dalam setiap pengangkutan ayam disesuaikan dengan
kapasitas atau daya tapung kendaraan atau alat angkut yang
dipergunakan.
Disamping itu juga harus memperhatikan jarak tempuh yang
akan dilewati, sehingga dapat memperkirakan kapan harus berangkat
dan kapan sampai ditujuan.
Proses pengangkutan ayam diusahakan kondisi keadaan
temperatur udara dingin yaitu sore hari atau malam hari, karena pada
malam hari kondisi temperatur udara tidak panas sehingga ayam
tidak mudah stres saat diangkut.
Apabila ayam saat diangkut dalam kendaraan keadaan stres,
maka kemungkinan besar terjadi kematian sangatlah besar.
6. Penanganan limbah
Limbah dari usaha pemeliharaan ayam jantan petelur yang
berupa padat dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Pupuk
kandang atau pupuk organik yang baik adalah pupuk yang sudah
terpisahkan dari bahan-bahan yang tidak mudah atau tidak bisa
terurai. Yang termasuk bahan-bahan anorganik antara lain : batu-
batuan, kaca, plastic, seng ,dan lain sebagainya.
Setelah ayam dipanen kotoran dan sekam (litter) dikumpulkan
dan dimasukkan kedalam karung.
15
7. Pencatatan (recording).
Pencatatan (recording) yang lengkap sangat penting untuk
mengembangkan usaha budidaya ternak ayam jantan petelur.
Data pemeliharaan ayam dicatat dalam buku recording. Adapun
data-data yang dicatat meliputi : jumlah ayam, kematian, catatan
pengelolaan kesehatan, pakan yang diberikan dan berat ayam.
16
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
V.2. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Lampiran 1. Kegiatan Praktek Kerja Usaha (PKU) di desa Kakaskasen III
Kecamatan Tomohon Utara, Kotamadya Tomohon, Provinsi
Sulawesi Utara.
Jadwal kegiatan PKU
19
20