Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan :

PANCASILA DAN KEMANUSIAAN


Sebagai dasar filsafat negara Indonesia maka sila-sila Pancasila adalah suatu sistem nilai-
nilai panduan bangsa karenanya sila-sila Pancasila itu dalam hakikatnya merupakan suatu
kesatuan meskipun pada sila-sila terkandung nilai-nilai yg mempunyai disparitas atau perbedaan
antara satu dan lainnya , tetapi kesemuanya itu tidak lain yaitu suatu kesatuan yg sistematis &
kemanusiaan yang merupakan bagian dari salah satu tujuan berdasarkan nilai-nilai pancasila itu.
Kemanusiaan merupakan suatu istilah yang asalnya dari Bahasa melayu yang artinya
“Humaniora”. Hal tersebut berasal dari Bahasa kuno dalam bentuk manu, yang merupakan istilah
Sansekerta yang berarti “manusia”.
Menurut Yudi Latif, pada kesadaran manusia universal indonesia hanyalah nota kecil
pada muka bumi namun merupakan bagian krusial planet ini , lantaran indonesia sudah lama
dipengaruhi oleh realitas global dan oleh sebab itu tidak bisa melepaskan diri dari menurut
komitmen kemanusiaan. Komitmen yang tinggi untuk menjunjung kemanusian terdapat dari
salah satu bulir Pancasila yaitu “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Hal tersebut dapat dilihat
dari adanya sikap adil dan saling menghargai sesama manusia, baik itu menghargai pendapat
orang lain hingga menghargai perbedaan , maka akan timbul persamaan kedudukan di
masyarakat, hak dan kewajiban asasi manusia tanpa memandang berbagai perbedaan, baik itu
ras, suku, agama maupun jenis kelamin. Saling bekerja sama, saling menghormati serta tenggang
rasa merupakan sebagian contoh dari perwujudan dari menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan.
Hal itulah yang dijadikan sebagai isi dari pembukaan uud 1945 yang mengungkapkan bahwa
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”. Dalam rancangan pembukaan UUD 1945, terdapat prinsip perikemanusiaan yang
menandakan bahwa eratnya hubungan antara perikemanusiaan dan internasionalisme. Oleh sebab
itu, sila kedua Pancasila memiliki arti ganda yaitu “ke dalam” (memuliakan HAM, sebagai
individu maupun kelompok) dan “keluar” (ikut serta dalam memperjuangkan perdamaian dan
keadilan dunia).
Keberadaan Pancasila di Indonesia menurut Kuntowijoyo hanya bisa diukur melalui 3
kriteria,yaitu konsistensi, koherensi, dan korespondensi. Konsistensi disini berarti sesuai,
hubungan logis atau harmoni. Sila – sila yang termuat dalam Pancasila haru memiliki hubungan
yang erat dengan semua dokumen konstitusi seperti UUD 1945, Tap MPR, Undang – Undang,
Peraturan pemerintah. Koherasi disini berarti “lekat satu dengan yang lainnya, harus terkait,
tidak boleh terlepas.” Misalnya sila Ketuhanan, harus lekat dengan sila kemanusiaan, persatuan,
permusyawaratan, dan keadilan. Korespondensi berarti antara yang diucapkan dengan yang
diterapkan. Dalam sila kedua terkandung nilai-nilai kemanusiaan antara lain :
1. Setiap warga negara hendaknya mengakui persamaan kewajiban, hak serta derajat antar
sesama manusia.
2. Menegakkan keadilan dan kebenaran dengan menjunjung tinggi persamaan kewajiban,
hak serta derajat.
3. Meningkatkan rasa saling mencintai sesama manusia, sikap tenggang rasa, menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan, melakukan kegiatan kemanusiaan, dan berani menegakkan
keadilan.
Sila “ kemanusiaan yang adil dan beradab” dalam Pancaila merujuk pada hubungan
internal yang terjadi antara manusia dan segala ciptaan di alam semesta. Menurut Azyumardi
azra(2008) ada yang membuat Pancasila semakin sulit dan marjinal dalam semua perkembangan
yang terjadi. Pancasila terlanjur tercemar karena kebijakan pada zaman Soeharto yang
menjadikan Pancasila sebagai alat politik untuk mempertahankan status quo kekuasaannya. Sila
Kemanusiaan juga memiliki arti bahwa komunikasi antar manusia senantiasa adil. Dalam arti
ini, kebaikan apa pun apabila itu tidak adil itu tidak baik, dan perbuatan yang tidak adil tidak
pernah benar. Begitu juga maka “beradab” yang merupakan tuntunan paling dasar Pancasila agar
manusia selalu menempatkan dirinya secara beradab. Pancasila dapat memberikan cerminan dari
masyarakat Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keberadaban.
Daftar pustaka
Subekti, S. (2013). Pemaknaan Humanisme Pancasila dalam Rangka Penguatan Karakter
Bangsa Menghadapi Globalisasi. HUMANIKA, 17(1).

Azra, A. (2012). Kegalauan Identitas dan Kekerasan Sosial: Multikulturalisme, Demokrasi dan
Pancasila. EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, 1(1), 1-12.

Latif, Yudi. (2011). Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Geovanie, J. (2013). Civil religion: dimensi sosial politik Islam. PT Gramedia Pustaka Utama.

Hamidi, J., & Lutfi, M. (2010). Civic education: antara realitas politik dan implementasi hukumnya.
PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai