Anda di halaman 1dari 16

“ADA APA DENGAN SEKS DAN PARA REMAJA?

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
XI Mia 1
NINDI CITRA NINDYA
NOVIA DWI RAMADHANI
SATRIO PAMUNGKAS
ANA RISKIKA ANGGRAINI
HUSNUL ARDI

SMA NEGERI 1 ALAS


Tp.2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga Karya Ilmiah (makalah) dengan tema “ada apa dengan seks dan para
remaja” ini selesai dengan waktu yang tepat. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Evi Rosiana, S.Pd. selaku guru pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis sehingga penulis mendapat banyak tambahan ilmu
pengetahuan khususnya tentang Karya Illmiah
Penulis mengakui bahwa penulis adalah manusia yang mempunyai keterbatasan
dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna.
Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah penulis selesaikan. Tidak semua hal dapat penulis
deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Penulis melakukannya semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang penulis miliki.
Maka dari itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembacanya yang
budiman. Penulis akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang
dapat memperbaiki karya tulis di masa datang.
Dan selaku penyusun makalah ini, berharap semoga makalah yang telah penulis
susun ini bisa memberikan banyak manfaat serta menambah ilmu pengetahuan .
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman, penulis yakin makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan yang membutuhkan perbaikan, oleh karena itu penulis sangat
berharap saran dan kritik yang membangun berasal dari Ibu guru serta teman sekalian demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Alas, 23 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………………………………………i
Daftar isi………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..……1

PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………….……………….………..1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………..……………..1
B. Batasan masalah…………………………………………………………………………………………………………………………1
C. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………….……………..1
D. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………………………………..…………………2
E. Manfaat Penelitian………………………………………………………………………………………………………………..……2
F. Definisi Operasional…………………………………………………………………………………………….……………………..2

BAB II…………………………………………………………………………………………………………………………………….………………..3

LANDASAN TEORI/KERANGKA TEORI/TUJUAN PUSTAKA………………………………………………………………..….......3

A. Seks Pada Kalangan Remaja………………………………………………………………………………………….……….……3


a) Pengertian……………………………………………………………………………………………………………………..3
b) Sejarah………………………………………………………………………………………………………..…………………3
c) Jenis orientasi seks pada remaja……………………………………………………………………………….……3
B. Hipotesa……………………………………………………………………………………………………………………….………….…4
BAB III……………………………………………………………………………………………………………………………………………….…….5

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………..………….……5

A. Fase-fase pendidikan seks ………………………………………………………………………………………………………….5


B. Faktor pendorong terjadi seks………………………………………………………………………………………….…………5
C. Tahap yang biasa dilakukan saat melakukan seks……………………………………………………………..………..5
D. Menjauhkan anak dari rangsangan seks…………………………………………………………………………….……….5
E. Pengaruh terjerumus seks bebas………………………………………………………………………………………………..5
F. Trik positif dalam melakukan perbaikan terhadap anak………………………………………………………………5
G. Penyakit yang disebabkan seks……………………………………………………………………………………………………5
H. Dampak negative dari seks………………………………………………………………………………………………………….6
I. Dampak seks terhadap diri sendiri………………………………………………………………………………………………6
J. Dampak seks terhadap keluarga…………………………………………………………………………………………….…..6

BAB IV…………………………………………………………………………………………………………………………………………….……….7

PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………………………………..….7

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………………………….………..7
B. SARAN………………………………………………………………………………………………………………………………………..7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………….…………………………..8

ii

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja adalah masa peralihan, yang bukan hanya dalam arti psikologis, tetapi
juga fisiknya. Peralihan dari anak ke dewasa ini meliputi semua aspek perkembangan yang
dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. “Seks” merupakan pengaruh budaya yang
datang dari barat dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa menyaringnya
terlebih dahulu. Pada Masa kini, seks sudah menjadi bahaya yang paling utama yang dihadapi
oleh kalangan remaja. Faktor yang mendukung penyebab terjadinya seks bebas adalah
lingkungan pergaulan yang buruk, kurangnya perhatian dari orang tua dan salah satunya adalah
penyalahgunaan media social.
Minat seks pada remaja seiring pertambahan usia, remaja akan selalu mencari lebih
banyak informasi mengenai seks. Hanya sedikit anak yang mengerti dari orang tuanya. Rasa
tabu, malu, risih membuat kaum belia tidak mau bertanya kepada orang tua mengenai seks,
sehingga membuat mereka ingin mencoba hal yang negatif.
Fungsi orang tua dalam pencegahan seks bebas remaja cenderung tidak
berkembang hal tersebut terlihat tindakan preventif orang tua. Selain itu remaja juga harus
mengetahui dampak mengenai seks oleh karena itu harus mendapatkan edukasi mengenai
seks .Pencegahan remaja dari keterjerumusan seks bebas merupakan bagian dari tanggung
jawab pendidikan dalam keluarga, terutama orang tua. Pencegahan orang tua akan akan
bersaing dengan perkembangan teknologi yang sedikit berdampak negatif dikalangan remaja
terutama masalah pornografi yang menjadi pemicu seks bebas dan menghancurkan masa depan
remaja.
Oleh karena itu sebagai remaja penerus bangsa harus pandai dalam bergaul,
bermain social media, dan yang lainnya. Karena apabila salah mengambil jalan maka akan
mudah untuk terjerumus ke dalam “seks” yang akan berdampak pada kehancuran masa depan
sendiri, menghancurkan diri sendiri, dan memalukan diri sendiri, maupun orang disekitar. Dan
pentingnya edukasi seks bagi para remaja yang wajib diajarkan mulai usia dini.
Dari permasalahan tersebut, maka penulis memilih topik “ada apa dengan seks dan para
remaja?”
B. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah yang akan dibahas lebih
lanjut dalam penelitian ini yaitu hanya dibatasi pada “Ada apa dengan seks dan para
remaja?“. Karena seks sangat berpengaruh terhadap masa depan kalangan remaja.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja fase pendidikan seks
2. Apa saja factor pendorong terjadinya seks
3. Apa saja tahap yang biasa dilakukan saat melakukan seks
1
4. Apa saja pencegahan dari seks
5. Apa saja pengaruh remaja terjerumus ke seks bebas
6. Apa saja trik positif yang dapat dilakukan dalam perbaikan anak
7. Apa saja penyakit yang dapat menyerang akibat seks
8. Apa saja dampak dari seks pada remaja

D. TUJUAN PENELITIAN/PEMECAHAN MASALAH


1. Untuk mengetahui fase-fase dalam pendidikan seks
2. Untuk mengetahui factor pendorong terjadinya seks
3. Untuk mengetahui tahap yang biasa dilakukan saat melakukan seks
4. Untuk mengetahui cara pencegahan seks pada remaja
5. Untuk mengetahui pengaruh remaja terjerumus ke seks bebas
6. Untuk mengetahui trik positif yang dapat dilakukan dalam perbaikan anak
7. Untuk mengetahui penyakit yang dapat menyerang akibat seks
8. Untuk mengetahui dampak dari seks pada remaja

E. MANFAAT PENELITIAN (KONSTRIBUSI)


Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah
selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis
dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara
keseluruhan. Dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat
diantaranya sebagai berikut:
Pertama Secara teoritis. Diharapkan dapat memberikan kontribusi
pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti, Khususnya tentang pengaruh seks
dikalangan para remaja.
Kedua Secara praktis Bagi peneliti dengan melakukan penelitian ini,
diharapkan
dapat menambah ilmu pengetahuan, serta dapat memahami tentang pengaruh
seks dikalangan remaja .Bagi siswa penelitian ini diharapkan berfungsi sebagai informasi
serta pengetahuan tentang pengaruh seks bebas.

F. DEFINISI OPERASIONAL
Menurut Kartono (1977) seks bebas adalah perilaku seseorang yang didorong
oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingan
dengan system regulasi tradisional dn bertentangan dengan norma yang ada dikalangan
masyarakat.
Sedangkan menurut Desmita (2005) seks bebas adalah segala cara
mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan
organ seksual, dan nilai tersebut tidak sesuai dengan norma karena remaja belum
memiliki pengalaman tentang seksual.
2
Berdasarkan penjelasan dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa seks bebas
adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis
maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan, dan bertentangan
dengan norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara
umum. Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa
dengan rentang usia antara 12-22 tahun.
W.Sarwono dalam buku yang berjudul Psikologi Remaja, bahwa pada masa
pubertas inilah masa di mana mereka mencari jati diri dan arti dari hidup. Pada masa-
masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar dalam segala hal. Tak
heran apabila beberapa diantara mereka seringkali mengambil keputusan yang berisiko
hanya untuk merasakan hal-hal yang belum mereka ketahui, termasuk misteri
seksualitas. Banyak diantara mereka yang merasakan tidak sabar akan hal tersebut.
Pada saat ini seks pada remaja sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Sebanyak 63% remaja sudah pernah melakukan hubungan seks dengan kekasihnya
maupun orang sewaan untuk memuaskan hawa nafsu mereka (daerah.sindonews.com).
Hal ini terbukti pada saat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kemenkes
melakukan survei pada Oktober 2013
dilansir dari data m.kompasiana.com. Persentase yang cukup besar ini sangat
memprihatinkan dan menarik perhatian. Terlebih hal tersebut dilakukan rata – rata
dalam hubungan yang belum sah.
seks pada remaja adalah permasalahan yang serius dan segera perlu diatasi
agar tidak menyebabkan generasi penerus bangsa yang tidak ber-Pancasila. Remaja
adalah calon generasi penerus bangsa yang memegang kunci masa depan bangsa ini.
Berdasarkan data dan kasus yang terjadi, maka masalah yang perlu kita bahas adalah
refleksi tentang penyebab, dampak, dan solusi untuk menangani maraknya budaya seks
bebas di era globalisasi ini

2
BAB II
LANDASAN TEORI/KERANGKA TEORI/ TUJUAN PUSTAKA

A. Seks pada kalangan remaja

a) Pengertian
Secara umum Seks (Jenis Kelamin Biologis) adalah perbedaan biologis
atau alat reproduksi laki-laki dan perempuan yang ada sejak lahir dan tidak bisa
diubah secara alamiah kecuali dilakukan dengan menggunakan teknologi. Seks (Jenis
Kelamin Biologis) adalah perbedaan biologis atau alat reproduksi laki-laki dan
perempuan yang ada sejak lahir dan tidak bisa diubah secara alamiah kecuali
dilakukan dengan menggunakan teknologi. Seks (Jenis Kelamin Biologis) adalah
perbedaan biologis atau alat reproduksi laki-laki dan perempuan yang ada sejak lahir
dan tidak bisa diubah secara alamiah kecuali dilakukan dengan menggunakan
teknologi.
Seks menurut Martono (1981) didefinisikan sebagai bentuk energi psikis
atau kekuatan hidup yang mendorong suatu organisme untuk berbuat sesuatu yang
sifatnya seksual, baik dengan tujuan reproduksi atau tidak, karena perbuatan seks
itu disertai dengan suatu penghayatan yang menyenangkan.

b) Sejarah
Zina dan seks bebas merupakan dosa besar yang sangat dibenci dalam
ajaran Islam. Bukan hanya terjadi saat ini. Hubungan intim antara laki-laki dan
perempuan yang belum memiliki ikatan pernikahan ternyata terjadi sejak ribuan
tahun lalu. Perjalanan Hidup Nabi Syit AS yang Jarang Orang Ketahui-Musik dan Zona
Pertama di Dunia, dijelaskan bahwa zina pertama terjadi pada masa kepemimpinan
Nabi Syit AS yang merupakan anak kesayangan Nabi Adam.
Dikisahkan, Nabi Syit AS merupakan anak yang sangat patuh dan dekat
dengan Allah SWT. Sehingga saat ayahnya, Nabi Adam, meninggal dunia, Syit
mampu memimpin anak-anak Nabi Adam dengan adil dan sesuai hukum Islam.
Namun, setan tidak membiarkan kepemimpinan Nabi Syit begitu saja. Salah satunya
ditunjukkan Qabil yang memiliki keturunan dan terus berkembang melebihi jumlah
orang-orang yang bersama Nabi Syit.
Qabil merupakan keturunan Nabi Adam AS yang memiliki keagresifan
dalam perilakunya dan dikisahkan serakah serta sombong. Dia memiliki karakter
yang keras sehingga sulit untuk bergaul dan pada akhirnya memutuskan
meninggalkan keluarganya yang berada di pegunungan dan memilih tinggal di
lembah. Di sana Qabil memiliki keturunan. Sementara Nabi Syit AS juga hidup
bersama saudaranya yang lain. Terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara

3
keturinan Nabi Syit AS dan Qabil. Keturunan Nabi Syit kebanyakan laki-lakinya sangat
tampan dan perempuan yang jelek. Sebaliknya, keturunan Qabil memiliki
perempuan dengan paras cantik dan laki-laki yang jelek.
Hingga suatu hari, iblis menyamar sebagai seorang pemuda yang tengah
mencari pekerjaan dan bekerja di pandai besi. Di sana, pemuda tersebut membuat
seruling dan gendang yang ditabuh. Suara musik pun keluar dan menarik laki-laki
keturunan Nabi Syit yang tinggal di pegunungan. Mereka mencari tahu asal suara itu
dan merasa kagum saat melihatnya langsung. Di lembah dan daratan itulah, kaum
dan keturunan Nabi Syit melihat ada sebuah pesta. Saat pesta berlangsung, mereka
melihat ada banyak wanita cantik dan satu sama lain saling tertarik. Intetaksi
biologis pun terjadi di antara mereka bersama alunan seruling dan tabuhan
gendang. Mereka sejak saat itu mulai melupakan perintah Allah SWT dan terhanyut
dalam rayuan setan.
Para ulama meyakini, kisah itu merupakan awal mula terjadinya perzinaan
antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah. Zina dalam kisah tersebut juga
dikatakan sebagai dosa secara kolektif atau bersamaan yang dilakukan kali pertama.

c) Jenis Orientasi seks pada Manusia


1) Heteroseksual
Heteroseksual juga termasuk orientasi monoseksual, di mana
orang-orang hanya tertarik pada satu gender.
2) Homoseksual
Homoseksual adalah orientasi seksual untuk individu yang
memiliki ketertarikan seksual dan emosional dengan sesama gender.
3) Biseksual
Orientasi biseksual mengarah kepada orang yang tertarik pada
sesama gender maupun lawan jenis.
4) Panseksual
Panseksual ditujukan untuk individu yang tertarik dengan orang
lain tanpa memandang jenis kelamin (gender) orang tersebut.
5) Poliseksual
Polikseksual hampir mirip seperti panseksual, yang melibatkan
banyak gender dalam hal ketertarikan emosional, romantis, dan seksual.
6) Aseksual
Orang-orang yang tertarik secara seksual dengan gender apapun
disebut aseksual. Pada umumnya, orang dengan orientasi aseksual tidak
punya keinginan untuk terlibat dalam hubungan seks.

3
7) Androseksual
Androseksual atau androfilia adalah orientasi seksual yang masih
sangat jarang diketahui. Jenis orientasi seksual ini cenderung mengarah pada

orang yang tertarik pada individu lain yang punya sifat maskulin.
8) Gineseksual
Gineseksual menunjukkan ketertarikan seseorang dari sisi
feminitas. Dalam hal ini, seseorang dengan orientasi homoseksual dan
heteroseksual bisa saja menjadi gineseksual.
9) Demiseksual
Demiseksual merupakan istilah untuk seseorang yang tidak punya
ketertarikan seksual terhadap orang lain. Kecuali, sudah sangat dekat dan
merasa terhubung secara emosional dengan orang tersebut.
10) Autoseksual
Seseorang dengan kecenderungan autoseksual suka sekali
memandang diri sendiri di depan cermin, bahkan tanpa busana sekalipun.
11) Queer
Queer yang umum digunakan untuk semua identitas non-
heteroseksual dan non-gender. Orang dengan orientasi Queer menilai bahwa
label-label seperti heteroseksual dan lainnya, tidak cukup menggambarkan
seksualitas dirinya. Misalnya, seorang pria tertarik pada pria lain, maka ia
tidak ingin dilabeli sebagai pria 'gay', begitu juga dengan wanita.
12) Aromantik
Jika seseorang tidak punya ketertarikan atau hasrat romantis
dengan orang lain, bisa jadi ia mengalami orientasi seksual aromantik. Orang
aromantik lebih suka hidup sendiri dan tidak tertarik menjalin hubungan
apapun dengan orang lain.
13) Skolioseksual
Skolioseksual merupakan jenis orientasi seksual di mana seseorang
tertarik dengan individu yang memiliki gender 'tidak biasa'. Mereka lebih
suka orang dengan identitas seksual non-biner (bukan pria dan bukan pula
wanita).
14) Sapioseksual
Sapioseksual adalah orientasi seksual di mana seseorang hanya
tertarik pada orang yang dianggapnya pintar. Dibanding penampilan fisik,
golongan sapioseksual merasa lebih menghargai intelektualitas seseorang.
Bagi orang sapioseksual, kecerdasan sebagai hal paling unik, menarik, dan
menjadi alasan mereka menyukai orang lain.

3
B. Hipotesa
Hipotesis dapat di artikan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian hal ini didasarkan karena jawaban yang diberikan relevan, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul. Hipotesis yang akan di uji dinamakan Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
Alternatif (Ha) sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan, peneliti mengajukan
hipotesis yaitu dimana:
Ho : Seks bebas dapat berdampak buruk bagi para remaja dan masa depannya
Ha : Seks bebas tidak selalu berdampak buruk tergantung dari bagaimana para remaja
mengatasi/ menyikapinya

4
BAB III
PEMBAHASAN
A. Fase-fase pendidikan seks
Dalam pendidikan seks terdapat beberapa fase yang perlu diketahui para remaja :
1. Masa Tamyiz, yaitu ketika anak berusia 7-10 tahun, pada fase ini anak diajari etika
meminta izin dan etika memandang.
2. Masa Muraahaqah, yaitu anak berusia 10-14 tahun, pada fase ini anak dijauhkan dari
rangsangan seksual .
3. Masa baliq, yaitu anak berusia 14-16 tahun, pada fase ini anak diajari etika
berhubungan badan dengan lawan jenis sekiranya dia sudah siap untuk
melangsungkan pernikahan.
4. Masa Remaja, pada fase ini anak diajari etika menjaga diri dari perbuatan yang
dilarang oleh agama sekiranya dia belum mampu melangsungkan pernikahan.
B. Faktor pendorong terjadinya seks pada para remaja:
1. Karena mispersepsi (salah penanggapan) terhadap makna pacaran yang menanggapi
hubungan seks adalah sebuah pencitraan rasa kasih sayang.
2. Karena faktor lingkungan dikalangan remaja itu sendiri.
3. Kematangan biologis seseorang yang tidak disertai kemampuan mengendalikan diri.
4. Kurangnya perhatian lebih dari orangtua dan lingkungan masyarakat tentang
pemahaman seks yang lebih matang.
5. Terlupakannya intisari adat budaya bangsa akibat dari pengaruh globalosasi.
6. Dan kurangnya iman dan pemahaman agama yang dimiliki oleh remaja dimasa ini.
C. Tahap yang biasa dilakukan saat melakukan seks:
1. Berpegangan tangan
2. Berciuman
3. Berpelukan
4. Petting (melepaskan pakaian bagian atas)
5. Meraba tubuh bagian atas seperti payudara
6. Oral seks (onani)
7. Berhubungan intim (kelamin dengan kelamin bertemu)
D. Menjauhkan anak dari rangsangan seks
Beberapa hal penting yang bisa dilakukan untuk mencegah hubungan seks bebas, yaitu
sebagai berikut:
1. Tanggung jawab besar yang dibebankan islam kepada orang tua adalah menjauhkan
anak dari hal yang dapat merangsang serta dapat merusak etika

5
2. Islam mengajarkan kepada para pendidik/orang tua agar menjauhkan anaknya dari
rangsangan seks yang tertera dalam Q.S An-Nur : 31

3. Menjauhkan anak dari hal yang dapat merangsang seperti memberikan kesempatan
kepada anak untuk melihat gambar yang tidak pantas (porno), dan situs-situs
dewasa
4. Pendidikan seksual di usia dini harus diberikan secara pribadi, seperti oleh orang tua
yang memberikan pemahaman seks yang baik.
5. Adanya pemahaman agama yang baik dan matang agar terjauhkan dari perilaku seks
bebas bahaya yang ditimbulkan dalam setiap agama.
6. Menghindari hal-hal yang berbau negatif, misalnya Miras dan Narkotika.
7. Tumbuhkan norma-norma dan nilai-nilai sosial.
8. Mengisi keseharian dengan aktifitas keolahragaan, misalnya aktif bermain bola atau
olahrag lain yang lagi trend sekarang
E. Pengaruh yang dapat membuat para remaja terjerumus ke seks bebas :
1. Pengaruh sinema dan sandiwara/drama
2. Pengaruh pakaian yang transparan wanita
3. Pengaruh teman yang jelek
4. Pengaruh wanita pengumbar nafsu
5. Pengaruh pergaulan bebas
F. Trik-trik positif dalam melakukan perbaikan terhadap anak
Adapun trik positif yang dapat dilakukan dalam perbaikan terhadap anak:
1. Memberikan pencerahan dan arahan kepada anak mulai dini agar mereka tidak
melakukan perzinahan dan seks bebas
2. Adapun beberapa hal yang sangat berbahaya dari seks, yaitu bahaya terhadap
kesehatan, psikolog/etika, social maupun agama.
G. Penyakit yang dapat menyerang seseorang setelah melakukan seks:
1. Gonorhoe
2. Bisul bernanah
3. Herpes
4. Hyper seks
5. Chanaroid
6. Cylomegalournus (CMV)
7. Sifilis
8. HIV/AIDS dan penyakit seks menular (PSM)
9. Hepatitis B (HBV) dan masih banyak penyakit lainnya.

5
H. Dampak negative dari seks bebas:
1. Mencetak pemuda yang linglung, serta ceroboh dalam menyalurkan hawa nafsu
2. Mencetak generasi yang tidak bermoral dan liar
3. Mencetak generasi yang memperdagangkan hawa nafsu
I. Dampak seks bebas terhadap diri sendiri:
1. Beberapa penyakit yang akan menyerang para remaja seperti, herpes, HIV Aids, Raja
Singa (Sipilis), dan yang lainnya.
2. Hamil diluar nikah yang akan menghambat segalanya dan menimbulkan
permasalahan yang akan mengganggu kehidupan remaja kita yang sangat indah ini.
3. Setelah hamil berfikir akan menggugurkan janin atau kandungan , dan melakukan
segala macam cara yang instan agar semuanya dapat kembali seperti semula tanpa
ada masalah yang menghambat lagi.
4. Atau akan jujur pada orangtua dan pasangan lalu memutuskan untuk menikah
muda, sedangkan anda belum siap untuk menghadapi permasalahan yang datang
setelah menikah nanti.
5. Nama baik keluarga akan tercoreng karna citra buruk yang timbul akibat
permasalahan ini, dan yang pasti adalah dosa yang berat akan datang.
6. Dampak Psikologis yang sering kali terlupakan ketika melakukan free seks atau
mengalami dampak fisik akibat free seks diatas adalah akan selalu muncul rasa
bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan, bingung,
stress, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat, takut tidak jelas,
insomnia (sulit tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan
konsentrasi, depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, takut akan
hukuman Tuhan, mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi, sulit mempertahankan
hubungan.
7. Menciptakan kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks
pranikah atau seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa bersalah yang
berlarut-larut. Keluarga besar pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi
beban mental yang berat.
J. Dampak seks bebas terhadap keluarga:
1. Orang tua akan merasa malu, jika aib telah terbongkar di masyarakat dan akan
menimbulkan kekecewaan yang teramat besar kepada anaknya, bagaimana orang
tua tidak kecewa, orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya pastinya ingin
menjadikan anaknya sebagai manusia yang berakhlak baik di dunia dan di akhirat
tetapi ternyata anaknya melakukan perbuatan yang dilarang agama dan di anggap
kurang baik di mata masyarakat.

6
2. Dikucilkan, orang-orang yang tahu jika seorang telah melakukan hubungan sex bebas
akan di nilai rendahan meski melakukannya cuma sekali, karena sex bebas adalah
tindakan yang dilarang agama dan merupakan hal yang melanggar tata aturan
pemerintah jadi wajar jika ada seorang yang telah melakukan perbuatan tersebut
akan dikucilkan dilingkungannya karena telah dinilai kurang baik dalam menjaga
kehormatan sehingga di nilai murahan.

6
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan :
Seks adalah hubungan intim antara kedua lawan jenis yang dilakukan dengan
keinginan dan persetujuan dari kedua belah pihak, seks sekarang ini rawan terjadi di
kalangan para remaja yang dimana banyak para remaja yang menganggap seks
adalah hal biasa dan menyenangkan tanpa memikirkan dampak dari seks sendiri,
namun seks ini sangatlah berpengaruh terhadap masa depan seseorang, dan akan
memberikan dampak yang sangat berpengaruh besar bagi diri sendiri, maupun
keluarga, seks juga memberikan dampak terhadap kesehatan.

B. Saran :
Para remaja sekarang haruslah mendapatkan edukasi mengenai seks mulai dari
usia dini, membatasi pergaulannya, dan mengawasinya agar mereka sendiri
mengetahui dampak dan bahayanya dari seks yang dapat menyebabkan berbagai
penyakit, mulai dari penyakit yang ringan hingga penyakit mematikan. Diberikannya
edukasi seks terhadap remaja agar bisa menjaga diri dan menjauhi seks dengan
memberikan pencerahan dan pengarahan, serta dengan mendapat edukasi
mengenai seks para remaja dapat menjauhi dan mencegah kearah yang berkaitan
dengan seks, karena mereka dapat mengetahui mana yang buruk bagi mereka.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nashih, Abdullah.(2011). Ada Apa Dengan Seks? Cara Mudah & Benar Mengenal Seks. M
mcnjbcmbJakarta: Gema Insani
Marcovitz, hal.(2007). THE GALLUP YOUTH SURVEY : MAJOR ISSUES AND TRENDS Teens
mn dvmbv& Sex. Bandung: Pakar Raya Pakarnya Pustaka.
Blog serba-Serbi.(2014). Memahami Dampak Seks bebas. Diakses 25 januari 2022, Pukul
jhjbcnxmbx20.25 WITA dari http://nasruldp.blogspot.com/2014/11/memahami-
mnxcmn vndampak-seks-bebas.html?m=1
Blog Angsamerah.(2016). Seks, Seksual, dan seksualitas. Diakses pada 25 Januari 2022.
bjvfkjodjjPukul 21.24 WITA Dari https://blog.angsamerah.com/seks-seksual-dan- vcmn
bvsdskjkjseksualitas/

Anda mungkin juga menyukai