A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai aspek hukum dan legalitas serta bentuk-bentuk badan
hukum. Adapun tujuan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Memahami dan mengetahui bentuk-bentuk badan usaha yang sesuai dengan
bisnis/usaha/proyek.
2. Mahasiswa mengetahui proses perizinan, syarat-syarat dan ketentuan hukum serta
peraturan pemerintah yang berkaitan dengan usaha/bisnis/proyek.
B. URAIAN MATERI
Untuk mengetahui apakah suatu rencana bisnis diyakini layak dari sisi yuridis dapat
dipelajari dari berbagai sisi. Bab ini akan memaparkan secukupnya kajian aspek yuridis dari
berbagai sisi pendekatan ini. Selanjutnya, pada bagian terakhir akan dipaparkan beberapa
materi peraturan-peraturan yang berlaku berkaitan dengan bisnis agar pembaca dapat
mengkaji lebih dalam sesuai dengan rencana bisnis yang akan dilaknsanakan.
Lokasi dimana bisnis akan dibangun tidak akan terlepas dari Pengaruh-pengaruh yang
mungkin saja dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, hendaknya lokasi bisnis
dipersiapkan dengan baik. Perhatikan mislanya masalah perencanaan wilayah dan status
tanah.
Perencanaan Wilayah. Lokasi proyek harus disesuiakan dengan rencana wilayah yang
telah ditetapkan oleh pemerintah agar mudah mendapatkan izin-izin yang diperlukan.
Disamping itu, juga perlu diperhatikan prakiraan situasi dan kondisi lokasi proyek dalam
waktu yang akan datang. Peneliti dapat mencari informasi tentang perencanaan wilayah
ini, misalnya dengan menghubungi kantor Pemda setempat yang mengurusi perencanaan
wilayah dimana proyek bisnis akan berada.
Status Tanah. Status kepemilikan tanah proyek harus jelas, jangan sampai menjadi
masalah di kemudian hari. Peneliti dapat mencari informasi tentang status tanah ini,
mislanya dengan menghubungi kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat.
4. WAKTU PELAKSANAAN BISNIS
Dalam kaitannya dengan waktu pelaksanaan bisnis, tinjauan aspek yuridis terhadap izin
pelaksanaan proyek bisnis menjadi penting diteliti. Semua izin harus masih berlaku dan
izin-izin yang belum dimiliki haruslah dilengkapi terlebih dahulu (minimal izin prinsip).
5. BAGAIMANA CARA PELAKSANAAN BISNIS
Misalnya perusahaan kekurangan modal untuk menyelesaikan proyek, meminjam uang
dari perorangan atau lembaga keuangan adalah beberapa alternative untuk mengatasi
kesulitan itu. Lembaga keuangan sebagai peminjam telah menentukan syarat-syarat
dalam rangka pengamanan secara yuridis, baik yang bersifat pencegahan maupun
penanggulangan. Syarat-syarat yang ditetapkannya harus dipenuhi oleh pelaksana proyek.
6. PERATURAN DAN PERUNDANGAN
Setiap usaha yang legal sudah tentu harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku baik
dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan lain sebagai penjabaran dari
undang-undang tersebut, seperti Keputusan Menteri (Kepmen), Surat Keputusan (SK)
Dirjen dan Peraturan Daerah (Perda). Dengan mengikuti aturan-aturan yang ada, maka
secara yuridis formal bisnis/usaha yang akan dijalankan menjadi layak.
Berikut ini disajikan intisari dari beberapa undang-undang yang berkaitan erat dengan
sector usaha/bisnis, yaitu undang-undang tentang Perseroan terbatas (PT), dan tentang
Perlindungan konsumen. Dengan demikian, diharapkan pembaca paham bahwa pebisnis
tidak bisa lepas dari aturan-aturan. Juga, disampaikan tentang hal-hal umum yang
dimuat dalam akta pendirian atau anggaran dasar suatu PT. Dengan demikian,
hendaknya pembaca menindaklanjuti isi aturan-aturan ini, disesuaikan dengan rencana
bisnis yang akan dilaksanakan.
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Dasar Hukum Perseroan Terbatas
Undang-undang ini terdiri atas 12 bab dan 129 pasal. Paparannya ringkasannya
seperti berikut ini.
Modal. Bagian ini menjelaskan tentang modal usaha. Misalnya modal usaha harus
dinyatakan dalam mata uang rupiah (Rp) kecuali jika dengan tegas diadakan
ketentuan lain dengan berlandaskan pada undang-undang yang berlaku. Modal dasar
PT, modal yang diambil bagian/ditempatkan serta modal yang disetor/dibayar
memiliki ketentuannya sendiri-sendiri.
Surat Saham. Bagian ini menjelaskan perihal saham perusahaan. Misalnya bentuk
saham yang berlaku sekarang hanya dikenal saham atas nama dan dikeluarkan atas
nama pemiliknya dan atas surat saham kolektif untuk dua atau lebih saham. Juga
mengenai tatacara duplikasi saham dan pengalihan saham.
Rapat Direksi. Bagian ini menjelaskan tatacara pelaksanaan Rapat Direksi. Misalnya
Rapat Direksi dapat dipanggil oleh Direktur Utama atau salah satu anggota direksi.
Rapat dipimpin oleh Direktur Utama, jika ia berhalangan hadir dapat digantikan oleh
salah sau anggota direksi yang hadir. Juga dibicarakan perihal keputusan rapat, suara
blanko, berita acara rapat dan lain-lain.
Tugas dan wewenang Dewan Komisaris. Pada bagian ini, dijelaskan mengenai hak
dan kewajiban dewan Komisaris. Misalnya DK mempunyai tugas untuk mengawasi
tindakan kepengurusan dan pengelolaan PT oleh direksi, melaksanakan RPUS dan
lain-lain.
Rapat Dewan Komisaris. Bagian ini menjelaskan RPUS yang terdiri atas dua
macam rapat, yaitu Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham (RUTPS) dan Rapat
Umum Luar Biasa Pemegang Saham (RULBPS)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Bagian ini menjelaskan aturan
pemungutan Rapat Umum Pemegang Saham yang terdiri atas dua macam rapat, yaitu
Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham (RUTPS) dan Rapat Umum Luar Biasa
Pemegang Saham (RULBPS).
Pemungutan Suara dalam RUPS. Bagian ini menjelaskan aturan pemungutan suara,
misalnya hanya pemegang saham yang berhak mengeluarkan suara dalam
pemungutan suara.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. Bagian ini menjelaskan tentang
perubahan anggaran dasara, termasuk misalnya mengubah nama, tempat, kedudukan,
mengubah modal dasar perusahaan. Pengurangan modal dasar wajib diumumkan
dalam Berita Acara RI.
Langkah dalam Likuidasi. Bagian ini menjelaskan secara lengkap mekanisme
dalam likuidasi perusahaan, misalnya likuidasi dilakukan oleh Direksi dibawah
pengawasan Dewan Komisaris, cara mengumumkan hasil keputusan likuidasi dan
cara pencatatan likuidasi di Departemen Kehakiman.
Undang-undang ini terdiri atas 15 bab dan 65 pasal. Ringkasan isinya adalah sebagai
berikut :
Bab 1 : Ketentuan Umum
(Pasal 1)
Bab 2 : Asas dan Tujuan
(Pasal 2-5)
Bab 3 : Hak dan Kewajiban
Terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama tentang hak dan
kewajiban konsumen (pasal 4-5) dan hak dan kewajiban pelaku
usaha (pasal 6-7).
Bab 4 : Perbuatan yang Dilarang bagi Pelaku Usaha
(Pasal 8-17)
Bab 5 : Ketentuan Pencantuman Klausula Baku
(Pasal 18)
Bab 6 : Tanggung Jawab Pelaku Usaha
(Pasal 19-28)
Bab 7 : Pembinaan dan Pengawasan
(Pasal 29-30)
Bab 8 : Badan Perlindungan Konsumen Nasional
Berisi tentang peraturan Badan Perlindungan Konsumen Nasional
(BPKS)
(Pasal 31-43)
Bab 9 : Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya
Masyarakat
Pasal ini berisi tentang pengakuan pemerintah terhadap lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat.
(Pasal 44)
Bab 10 : Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian sengketa antara pelaku usaha dan konsumen.
(Pasal 45-48)
Bab 11 : Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Bahwa pemerintah membentuk badan penyelesaian sengketa
konsumen di daerah Tingkat II untuk penyelesaian sengketa
konsumen diluar pengadilan.
(Pasal 49-58)
Bab 12 : Penyidikan
Pasal ini berisi ketentuan mengenai pejabat pegawai negeri sipil
yang berwenang melakukan penyidikan di bidang perlindungan
konsumen.
(Pasal 59)
Bab 13 : Sanksi
Pasal-pasal ini berisi ketentuan mengenai sanksi-sanksi terhadap
pelanggaran undang-undang ini.
(Pasal 60-63)
Bab 14 : Ketentuan Peralihan
(Pasal 64)
Bab 15 : Ketentuan Penutup
(Pasal 65)
Beberapa Penjelasan :
Hak Konsumen
a. Hak katas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
atau jasa;
b. Hak untuk memilih barang atau jasa ,serta mendapatkan barang atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi, serta jaminan yang dijanjikan;
c. Ha katas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
atau jasa
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang atau jasa yang digunakan
e. Hak untuk mendapatkan advokasi,perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar, jujur serata tidak diskriminatif;
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, atau pergantian,apabila barang atau
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kewajiban Konsumen
a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfataan barang atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang atau jasa;
c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati
d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.
Sanksi Hukum
Sanksi-sanksi yang dapat dikenakan kepada pelaku usaha yang melanggar undang-
undang ini terdapat pada pasal 60 sampai dengan pasal 63.Sanksi-sanksi yang dapat
dikenakan meliputi sanksi administratif, sanksi pidana pokok dan sanksi pidana
tambahan.
a. Sanksi administratif,adalah penyelesaian sengketa konsumen diluar pengadilan yang
dikelola oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).
b. Sanksi pidana pokok,sanksi ini merupakan sanksi yang dapat dikenakan dan
dijatuhkan oleh pengadilan atas tuntutan jaksa penuntut umum terhadap pelanggaran
yang dikenakan oleh pelaku usaha. Undang-undang tentang Perilaku Konsumen
memungkinkan dilakukannya penuntutan pidana terhadap pelaku usaha atau
pengurusnya.
c. Sanksi pidana tambahan, bahwa undang-undang ini memungkinkan diberikannya
saksi pidana tambahan diluar sanksi pidana pokok yang dapat dijatuhkan. Sanksi-
sanksi pidana tambahan yang dapat dijatuhkan berupa:
1. Perampasan barang tertentu;
2. Pengumuman keputusan hakim;
3. Pembayaran ganti rugi;
4. Perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian
konsumen;
5. Kewajiban penarikan barang dari peredaran;
6. Pencabutan izin usaha
d. Undang-undang No.22 Tahun 1999: tentang Pemerintah Daerah
Bab 1 : Ketentuan Umum
(Pasal 1)
Bab 2 : Pemerintah Daerah
(Pasal 2-3)
Bab 3 : Pembentukan dan Susunan Daerah
(Pasal 4-6)
Bab 4 : Kewenangan Daerah
(Pasal 7-13)
Bab 5 : Bentuk dan Susunan Pemerintah
(Pasal 14-68)
Bab 6 : Peraturan Daerah dan Kepala
Daerah (Pasal 69-74)
Bab 7 : Kepegawaian Daerah
(Pasal 75-77)
Bab 8 : Keuangan Daerah
(Pasal 78-86)
Bab 9 : Kerja Sama dan Penyelesaian Perselisihan
(Pasal 87-89)
Bab 10 : Kawasan Perkotaan
(Pasal 90-92)
Bab 11 : Desa
(Pasal 93-111)
Bab 12 : Pembinaan dan
Pengawasan (Pasal 112-114)
Bab 13 : Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah
(Pasal 115-116)
Bab 14 : Ketentuan Lain-lain
(Pasal 117-123)
Bab 15 : Ketentuan Peralihan
(Pasal 124-130)
Bab 16 : Ketentuan Penutup
(Pasal 131-134)
Hasil Analisis
Hasil analisis terhadap elemen-elemen yang dipaparkan diatas merupakan bagian dari aspek
yuridis yang nanti akan berupa suatu pernyataan apakah rencana bisnis dianggaplayak atu tidak
layak. Jika, rencana bisnis dinyatakan layak, maka studi akan dilanjutka ke aspek yang lain. Jika,
rencana bisnis dinyatakan tidak layak,dapat dilakukan kajian ulang yang lebih realistis dan
positif sehingga kajian menjadi layak. Apabila sulit untuk enjadi layak,maka sebaiknya rencana
bisnis ini diakhiri saja.
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
Jika seorang peneliti ingin melakukan studi kelayakan bisnis tabloid hiburan, maka
diperluksn dokumen-dokumen yang disyaratkan untuk pendirian perusahaan yaitu Izin Usaha
dan kedua Izin Lokasi. Sebutkan!
a. Izin Usaha
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mendapatkan izin usaha penerbitan pers
adalah:
1. Akte pendirian perusahan dari notaris setempat.
2. Nomor Wajib Pajak Perusahaan/Perseorangan dari kantor pajak setempat.
3. Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
4. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat.
5. Surat Keterangan (nomor) Perusahaan Kena Pajak (PKP) dan kantor pajak setempat.
6. Surat rekomendasi dari KADIN setempat.
7. Surat tanda rekanan dari Pemda setempat.
8. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dikeluarkan oleh Kanwil Perdagangan
Setempat.
9. Surat Tanda Terbit dari Kanwil Departemen Penerangan.
b. Izin Lokasi
Untuk mendapatkan Surat Izin Lokasi Usaha, dokumen-dpkumen yang dibutuhkan adalah:
1. Surat Izin Usaha.
2. Surat Akte Tanah.
3. Surat Pajak Bumi dan Bangunan.
4. Surat Rekomendasi dari Tetangga.
5. Surat Rekomendasi dari RT/RW.
6. Surat Rekomendasi dari Kecamatan.
7. KTP.
D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
1. Hussen Umar “ Studi Kelayakan Bisnis” Jakarta PT Gramedia Utama, november
2009, cetakan kesepuluh.
2. Fuad Husnan dan Sumarsono “ Studi Kelayakan Bisnis”Jogyakarta UPP AMP
YKPN 2010.
3. Suswanto Sutojo “Studi Kelayakan Bisnis” jakarta PT Pustaka Binawan Presindo
1999
4. Behrwans dan PM Hawrank “ manual For The Preparation of Indonesia Feasibility
Student”Viena United Nation 2011.
5. Dr. Kasmir,S.E.,M.M dan Jakfar,S.E.,M.M “Studi Kelayakan Bisnis” Jakarta
Kencana Prenada Media Group, April 2013,cetakan kesembilan edisi revisi
6. Sri Handaru Yuliati,”Studi Kelayakan Bisnis” Tangerang Selatan,Universitas
Terbuka, edisi kedua cetakan pertama.