Anda di halaman 1dari 12

BERANDA ▼

Senin, 01 Desember 2014


Makalah Organisasi Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

Keberadaan manusia tidak luput dari keanggotaan suatu organisasi. Organisasi merupakan sebuah
wadah dimana orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Pemahaman organisasi ini menunjukan
bahwa dimana pun dan kapanpun manusia berada, muncul organisasi.
Konsep Dasar : Organisasi merupakan bagian yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Setiap
manusia hidup dalam sebuah organisasi.
Organisasi pada dasarnya adalah sekumpulan manusia yang mempunyai minat dan
kepentingan yang sama. Karena mempunyai minat dan kepentingan yang sama, akhirnya manusia
membentuk sebuah kelompok.
Kerja sama didalam kelompok yang terikat secara formal disebut organisasi sedangkan
seluruh proses kerja sama disebut administrasi. Lebih jelas lagi Administrasi adalah keseluruhan
proses kerja sama antar manusia dengan didasari pertimbangan rasional dan moral, untuk
mencapai tuijuan bersama.Karena itu kegiatan administrasi terjadi didalam organisasi.
Didalam Organisasi Pendidikan, komponen sekolah bekerja sama untuk mewujudkan
kepentingan pendidikan . Kepentingan pendidikan yang ada merupakan sesuatu yang ingin di
wujudkan. Karena itu kepentingan pendidikan yang ada kemudian melahirkan tujuan yang akan di
capai yaitu keberhasilan melahirkan anak didik yang berprestasi.
I.1. Latar Belakang Makalah Organisasi Dalam Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dipandang sebagai suatu sistem “dimana
komponen-komponen system itu saling ketergantungan sehingga berhubungan dan saling
menentukan keberhasilan suatu sistem, kegagalan suatu sekolah diakibatkan oleh gangguan sub
sistem itu. Kepala sekolah yang menjalankan kepemimpinannya harus mampu mengatasi
kegagalan/hambatan sub sistem agar tercapai kesempurnaan sistem itu.
Hal ini didukung oleh pakar pendidikan Prof. Dr. Oteng Sutisna, M,Sc. Guru besar FKIP
dalam bukunya “Berpikir System” terbitan 1984, hal. 76. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan
teknologi dari negara-negara maju sangat cepat, sangat cepat pula merubah pola pikir masyarakat,
hal ini mengakibatkan program pendidikan dan pengajaran lebih ketinggalan bila dibandingkan
dengan kebutuhan masyarakat, hal ini merupakan tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan agar
tidak statis dalam menambah wawasan dari berpikir dinamis untuk menghasilkan tamatan yang
berkualitas.
Pengaruh kepemimpinan bisa diartikan, dampak akibat kebijakan dan keputusan yang
dilakukan oleh seorang pimpinan dalam hal ini Kepala sekolah. Bila dalam menentukan keputusan
dan kebijaksanaan salah maka akan terjadi dampak-dampak negatif yang berakibat kegagalan
dalam mencapai tujuan. Bisanya muncul:
Konflik antar personil
Semangat kerja menurun
Disiplin kerja rendah
Tidak merasa memiliki dan merasa tanggung jawab bersama
Tidak muncul keteladanan
Fungsi-fungsi manajemen tidak diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.
Iklim kerja tidak menyenangkan
Persoalan dan permasalahan tertutup
I.2. Rumusan Masalah
1. Sejauh mana pentingnya organisasi dalam pendidikan/?
2. Apa Fungsi organisai dalam pendidikan?
3. Sepenting apakan budaya organisasi dalam pendidikan?
4. Tujuan organisasi dalam pendidikan?
I.3. Tujuan Organisasi Pendidikan

Kemampuan berpikir sistem artinya memahami bahwa suatu kesatuan yang utuh didukung oleh
komponen-komponen (bagian-bagian) yang satu sama lain saling ketergantungan apabila
komponen-komponen itu tidak berjalan maka tidak akan terbentuk suatu kesatuan yang utuh
dalam hal ini bisa diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Agar proses
penyelenggaraan pendidikan di sekolah merupakan suatu kesatuan yang utuh maka program akan
berjalan dengan lancar dan tujuan akan tercapai.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan tantangan. Kepemimpinan suatu
lembaga pendidikan merupakan wawasan yang perlu dipahami agar pengaruh pimpinan sekolah
diarahkan kepada peningkatan semua tenaga kependidikan (guru tata usaha) berpikir
dinamismenuju pencapaian/prestasi siswa sebagai objek pendidikan.

Pengaruh pimpinan dalam melaksanakan tugasnya harus berorientasi kepada terciptanya:

Ø Keterbukaan
Ø Iklim kerja yang menyenangkan
Ø Perasaan personil diakui dan dihargai atas prestasi kerjanya
Ø Saling menunjukan keteladanan
Ø Disiplin kerja yang optimal
Ø Penerapan manajemen sekolah yang sempurna
Adanya saling keterkaitan antara Kepala Sekolah dan komponen lainnya sehingga dapat memikul
tanggungjawab secara bersama-sama.

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
II.1. Pengertian Organisasi Pendidikan
Organisasin Pendidikan adalah suatu wadah yang memungkinkan komponen Pendidik
untuk meraih hasil yang maksimal dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat menghasilkan pesrta didik
yang punya prestasi, dan pengelolaan Sekolah yang tertib administrasi dengan managemen yang terarah yang
sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.
Organisasi didefinisikan secara beragam oleh beberapa ahli.variasi definisi didasarkan atas sudut
pandang dan waktu ahli ketika mendefinisikan. Perkembangan organisasi dari organisasi sederhana mengarah
pada pola organisasi yang komplek yang dicirikan oleh koneksitas organisasi yang tidak terbatas antara unit-unit
organisasi dengan lingkungannya.Gibsonivancevic, donelly (1996) mendefinisikan organisasi sebagai “ wadah
yang memungkinkan masyarakat untuk meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara
sendiri-sendiri.” Definisi ini lebih menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan bersama secara efektif
dan efisien melalui kordinasi antar unitorganisasi. Definisi lain mengenai organisasi dikemukakan oleh Oteng
Sutisna (1993:205) “organisasi yakni mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan.” Definisi ini menekankan mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi.

1. Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang /
beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan
bawahan.”
2. Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “ organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal,
berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan
tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja
dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang
bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

II.2. Organisasi dalam pendidikan


Organisasi Dalam Pendidikan merupakan faktor yang terpenting dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh
prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir
“sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait
seperti: guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain
harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan

Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya kompetisi


dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global, terutama dari Sekolah
Menengah Kejuruan dimana tamatan telah memperoleh bekal pengetahuan, sikap dan
keterampilan sebagai tenaga professional tingkat menengah hal ini sesuai dengan tuntunan
Kurikulum SMK 2004.

Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinan sekolah terkonsentrasi
pada pencapaian sasaran dimaksud. Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah disamping mengejar
ketinggalan untuk mengatasi tantangan tersebut di atas, hal-hal lain perlu diperhatikan: Ciptakan
keterbukaan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Ciptakan iklim kerja yang
menyenangkan Berikan pengakuan dan penghargaan bagi personil yang berprestasi Tunjukan
keteladanan Terapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses penyelenggaraan pendidikan sesuai
dengan organisasi dalam Pendidikan, seperti: Perencanaan Pengorganisasian, Penentuan staff atas
dasar kemampuan, kesanggupan dan kemauan Berikan bimbingan dan pembinaan kearah yang
menuju kepada pencapaian tujuan. Adalah kontrol terhadap semua kegiatan penyimpangan sekecil
apapun dapat ditemukan sehingga cepat teratasi Adakan penilaian terhadap semua program untuk
mengukurkeberhasilan serta menemukan cara untuk mengatasi kegagalan.

Pada dasarnya, fungsi pengorganisasi berkenaan dengan upaya mengembangkan mata


rantai hubungan-hubungan kerja (formal) dan pembagian di dalam organisasi atau lembaga. Untuk
mencapai maksud ini pengorganisasian melibatkan usaha identifikasi tugas-tugas tersebut yang
akan dilaksanakan, mengelompokkan tugas-tugas sehingga merupakan satuan-satuan, dan
menetapkan wewenang yang diperlukan. Secara umum dapat dikatakan, melalui pengorganisasian
dicoba mempertemukan pekerja tertentu dengan pekerjaan dan fasilitas kerja yang spesifik. Di
lingkungan sekolah, umpamanya, setiap guru mendapat tugas yang jelas serta wewenang yang
sepadan. Dia harus mengetahui fasilitas belajar-mengajar yang perlu dan dapat digunakannya.

Menurut Blau, setiap organisasi formal mengandung ciri-ciri pembagian kerja yang jelas,
hierarki wewnang dan tanggung jawab, sistem aturan dan kebijakan, interaksi yang bersifat
nonpribadi, penugasan yang didasarkan pada kualifikasi teknis, dan efisiensi secara teknis. Namun
demikian di lingkungan lembaga pendidikan pengembangan hubungan-hubungan antar pribadi
khususnya dengan siswa mutlak perlu. Kita ketahui bahwa dengan hubungan antar pribadi
khususnya dengan siswa mutlak perlu. Kita ketahui bahwa dengan hubungan formal saja interaksi
akan sangat terbatas dan berlangsung kaku, dan jarak sosial terlalu besar.
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu
sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau
wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin,
metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama.
Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja
atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi
dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut
terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui
keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka
pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan
yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.
Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam
keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam
organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Organisasi garis, staff dan fungsional dilakukan dengan cara menggabungkan
kebaikan dan menghilangkan keburukan dari ketiga tipe organisasi tersebut. Dengan
demikian cocok untuk dipakai pada suatu organisasi yang besar dan kompleks. Pada
bentuk organisasi ini dalam pembagian kerjannya mendapat perhatian yang sangat
khusus. Pembagian ini didasarkan pada spesialisasi bidang yang dimilkinya masing-
masing pada setiap tenaga pengajar atau karyawan. Institusi pendidikan berarti sebuah
lembaga atau organisasi yang berfokus pada pengembangan pendidikan.
Kelompok yang berperan diantaranya adalah tenaga pengajar (guru, dosen),
tenaga pendukung (pegawai administrasi, petugas kebersihan, dan lainnya), dan anak
didik (siswa, mahasiswa). Lembaga/institusi pendidikan biasanya menggunakan struktur
organisasi garis dan fungsional. Organisasi fungsional dan garis adalah bentuk
organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian
di bawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada
pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian, sehingga
setiap kepala bagian memiliki spesialisasi kerja dan memiliki wewenang untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan bidangnya namun wewenang tertinggi tetap
dipengang oleh pucuk pimpinan.
Tetapi bentuk organisasi fungsional dan garis mempunyai kelemahan, yaitu adanya
spesialisasi/pembagian kerja dapat membuat para pengajar/karyawan bosan. Contohnya, seorang
guru yang telah mengajar pelajaran yang sama selama bertahun-tahun, akan membuat guru
tersebut merasa bosan dengan pekerjaannya.
II.3. Aspek-Aspek Organisasi Pendidikan
Aspek- aspek organisasi pendidikan adalah komponen-komponen yang harus ada dalam organisasi
pendidikan. Keberadaan komponen ini menjadi pilar dari suatu organisasi penidikan. Artinya jika salah satu
komponen tidak berfungsi, maka organisasi pendidikan tidak akan berjalan sama sekali. Dalam pandangan system
organisasi Pendidikan mengalami :
Entrophy yaitu : dimana kondisi organisasi pendidikan dalam keadaan hancur. Dalam organisasi pendidikan
setidaknya memiliki 4 komponen utama yaitu :
ü Misi adalah alasan utama keberadaan organisasi pendidikan .
ü Visi adalah sesuatu yang ingin di capai dari penyelenggaraan Pendidikan
ü Tujuan adalah divisi – divisi fungsional organisasi pendidikan yang menghubungkan dengan
stakeholder organisasi .
ü Objektif adalah hasil sasaran yang spesifik, terukur dan terkait dengan tujuan. Keberadaan
organisasi tidak terlepas dari 4 komponen tersebut. Jika organisasi tidak memiliki sasaran yang
harus dicapai oleh setiap orang dalam organisasi.

Gambar : Hubungan antara organisasi, administrasi, dan manajemen (Pidarta, 2004)

Organisasi
Administrasi

Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah

Guru

Orang Tua Siswa

Gambar diatas menunjukkan bagaimana hubungan antara organisasi, administrasi, dan


manajemen. Organisasi sebagai kelompok orang yang mengikatkan diri secara formal adalah
wadah yang menampung kelompok manusia. Didalam kelompok, manusia melakukan
administrasi dalam bentuk kerja sama. Dan di dalam administrasi terjadi proses pengaturan. Proses
pengaturan inilah disebut dengan manajemen. Manajemen yang ada didalam organisasi biasanya
bertingkat dari yang terdepan sampai yanag tertinggi.
Jika disekolah adalah sebuah organisasi, maka didalam sekolah terjadi kegiatan kerja
sama administrasi untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan, kerja
sama yang ada harus diatur sehingga semua sumber daya pendidikan bersifat harmonis, dan
sinergis. Untuk itu dilakukan kegiatan pengaturan manajemen. Kepala sekolah sebagai manajer
tertinggi bertugas menentukan strategi dalam mencapai tujuan pendidikan. Strategi yang ada
diterjemahkan menjadi program kerja oleh semua wakil kepala sekolah sebagai manajer madya.
Pelaksanaan program kerja dilakukan oleh guru dan segenap pegawai tata usaha dengan
pengawasan guru senior yang ditunjuk sebagai pengawas pelaksanaan. Dengan demikian tercipta
sebuah sistem organisasi yang terus bergerak mencapai tujuan. Demikianlah hubungan antara
organisasi, administrasi, dan manajemen.

II.4. Membina karakter, budaya dan iklim Organisasi Dalam Pendidikan


Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orang-orangnya. Sikap
dan perilaku organsasi yang cenderung menim-bulkan rasa senang dan puas pada fihak pelanggan-
pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Demikian pula budaya organisasi yang menjunjung
tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh organisasi itu juga perlu
dibina. Misalnya dalam lembaga pendidikan perlu dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi
nilai-nilai belajar, kejujuran, kepelayanan, dan sebagainya. Nilai-nilai yang merupakan bagian dari
budaya organisasi itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam organisasi.
Namun demikian ka-rakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila
iklim organisasi itu menunjang. Olah karena itu pimpinan juga harus selalu membina iklim
organisasinya agar kon-dusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya organisasi
tadi. Misalnya dengan menciptakan dan melaksanakan sistem penghargaan yang mendorong orang
untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang selalu berusaha berperilaku
sedemikian rupa hingga dapat menjadi model yang selalu dicontoh oleh orang-orang lain.

II.5. Membangun Budaya Organisasi di Sekolah


Pentingnya membangun budaya organisasi di sekolah terutama berkenaan
dengan upaya pencapaian tujuan pendidikan sekolah dan peningkatan kinerja sekolah.
Sebagaimana disampaikan oleh Stephen Stolp (1994) tentang School Culture yang
dipublikasikan dalam ERIC Digest, dari beberapa hasil studi menunjukkan bahwa budaya
organisasi di sekolah berkorelasi dengan peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa
serta kepuasan kerja dan produktivitas guru. Begitu juga, studi yang dilakukan Leslie J.
Fyans, Jr. dan Martin L. Maehr tentang pengaruh dari lima dimensi budaya organisasi di
sekolah yaitu : tantangan akademik, prestasi komparatif, penghargaan terhadap prestasi,
komunitas sekolah, dan persepsi tentang tujuan sekolah menunjukkan survey terhadap
16310 siswa tingkat empat, enam, delapan dan sepuluh dari 820 sekolah umum di
Illinois, mereka lebih termotivasi dalam belajarnya dengan melalui budaya organisasi di
sekolah yang kuat. Sementara itu, studi yang dilakukan, Jerry L. Thacker and William D.
McInerney terhadap skor tes siswa sekolah dasar menunjukkan adanya pengaruh
budaya organisasi di sekolah terhadap prestasi siswa. Studi yang dilakukannya
memfokuskan tentang new mission statement, goals based on outcomes for students,
curriculum alignment corresponding with those goals, staff development, and building
level decision-making. Budaya organisasi di sekolah juga memiliki korelasi dengan sikap
guru dalam bekerja. Studi yang dilakukan Yin Cheong Cheng membuktikan bahwa “
stronger school cultures had better motivated teachers. In an environment with strong
organizational ideology, shared participation, charismatic leadership, and intimacy,
teachers experienced higher job satisfaction and increased productivity”.
Upaya untuk mengembangkan budaya organisasi di sekolah terutama berkenaan tugas
kepala sekolah selaku leader dan manajer di sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah
hendaknya mampu melihat lingkungan sekolahnya secara holistik, sehingga diperoleh
kerangka kerja yang lebih luas guna memahami masalah-masalah yang sulit dan
hubungan-hubungan yang kompleks di sekolahnya. Melalui pendalaman pemahamannya
tentang budaya organisasi di sekolah, maka ia akan lebih baik lagi dalam memberikan
penajaman tentang nilai, keyakinan dan sikap yang penting guna meningkatkan stabilitas
dan pemeliharaan lingkungan belajarnya.

II.6. Jenis- Jenis Organisasi


Perkembangan kajian organisasi diawali dari kajian organisasi sebagai organisasi formal, yaitu organisasi
yang didesain untuk mencapai tujuan bersama. Perkembangan ini terus berlangsung dan berbagai studi
keorganisasian terus dilakukan.
Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keadaan struktur organisasi adalah
yang membedakan organisasi formal dan informal.
Organisasi Informal interaksi antara organisasi formal pasti akan menghasilkan sebuah hubungan yang tidak saja
hubungan structural, terlebih pada organisasi persekolahan, dimana kekeluargaan menjadi salah satu landasan
prilakunya.keberadaan organisasi informal dapat dilihat dari 3 karakteristik, yaitu norma prilaku, tekanan untuk
menyesuiakan diri, hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai olehindividu secara sendiri-sendiri.dan
kepemimpinan informal. Norma prilaku adalah standar prilaku yang diharapkan menjadi prilaku bersama
yangditetapkan oleh kelompokdalam kesepakatan social , sehingga sangsinya pun sangsisocial. Tekanan untuk
menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabungdengan suatu kelompok informal.
Menggabungkan diri dengan suatu kelompok tidak sekedar menggabungkan diri secara fisik dalam kumpulan,
tetapi melibatkan sosio-emosional individu-individu dalam organisasi informal tersebut. Kepemimpinan infogrmal
merupakan salah satu komponen yang kuat dalam mempersatukan orang-orang didalam organisasi, bahkan
memungkinkan melebihi pengaruh pemimpin organisasi formal.

II.7. Dimensi Struktur Organisasi


Dalam kacamata para ahli organisasi, dimensi struktur organisasi memiliki keragaman pandangan,
bahkan dikatakan tidak ada kesepakatan umum diantar para teoritikus mengenai apa yang diartikan sebagai
struktur organisasi. Dalam konteks itu robin mengemukakan tiga komponen yang menjadi dimensi struktur
organisasi, yaitu kompleksifitas, formalisasi , dan sentralisasi

Kompleksitas
Kompleksitas adalah tingkatan diferenesasi(perbedaan) yang ada didalam sebuahorganisasi.
Diferensasi dapat dilihat secara horizontal, vertical dan spasial.
Ø Diferensiasi horizontal adalah perbedaan antara unit-unit berrdasarkan orientasipara
anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan, tingkatan pendidikan, danpelatihan
Pegawai.
Ø Diferensiasi vertical adalah pembedaan yang didasarkan pada kedalamanstruktur. Makin
banyak tingkatan yang ada diantara top manageman dan tingkatan hirarkiyang paling rendah,
makin besar pula potensi terjaduinya gangguan dalam komunikasidan semakin sulit melakukan
komunikasi dan semakin sulit mengkordinasi pengambilan keputusan dari pegaeai manajerial.
Ø Diferensiasi spasial adalah pembeda yang didasarkan pada kondisi geografis,yakni sejauh
mana lokasi tempat produksi,personalia dan kantor pusat tersebar secarageografis.

Formalisasi
Formalisasi adalah tingkat sejauh mana pekerjaan didalam organisasidistandarkan. Konsekuensinya
adalah pemegang pekerjaan hanya mempunyai sedikitkebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan,bilamana
mengerjakanya, dan bagaimanaharus mengerjakannya. Formalisasi sebaiknya tertulis agar dapat memberikan
kekutanpada pengarahan prilaku pegawai
Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan padasuatu titik tunggal dalam
organisasi. Konsenterasi keputusan tertinggi adalah sentralisasiyang tinggi, sedangkan konsentrasi keputusan yang
rendah adalahdesentralisasi.Desentralisasi mengurangi kemungkinan terjadinya beban informasi ysng
berlebihan,memberi tanggapan yang cepat terhadap informasi yang baru, memberi masukan yanglebih banyak
bagi sebuah keputusan, mendorong terjadinya motivasi, dan merupakansebuah alat potensial untuk melatih para
manajer dalam mengembangkan pertimbanganyang baik
Desain Organisasi didasarkan apada elemen-elemen umum dalam organisasi. Adalima elemen umum dalam
sebuah organisasi menurut mintzeberg , yaitu:
i. The operating core : Para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yangberhubungan
dengan produksi dari produk dan jasa. Dalam organisasi sekolahpegawai ini adalah guru.
ii. The strategic apex : Manajer tingkat puncak yang diberi tanggung jawabkeseluruhan untuk
setiap organisasi. Pada organisasi sekolah orang ini adalahkepala sekolah.
iii. The middle line : Para manajer yang menjadi penghubung operating core dalamstrategic
apex. Dalam konteks perguruantinggi orang –orang ini adalh para dekan yang bertugas
memfaselitasi strategic apex untuk mengimplementasi pada level jurusan.
iv. The tecno structur : Para analis yang bertanggunmg jawab untuk melaksanakanbentuk
standariaasi tertentu dalam organisasi. Dalam konteks organisasipendidikan di Indonesia , masih
jarang sekolah yang memiliki tenaga ini.
v. The suupot staf : Orang – orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa tidak langsung
kepada organisasi. Disekolahan staf dikenal sebagai tenagaadministrativ sekolah

II.8. Tujuan Organisasi Pendidikan


Ialah hal-hal yang perlu dicapai oleh organisasi pendidikan dalam jangka panjang dan
jangka pendek agar memungkinkan orang-orang dalam organisasi pendidikan tersebut memenuhi
misinya dan mewujudkan visi pendidikan. Tujuan-tujuan organisasi pendidikan itu perlu
dirumuskan secara kongkrit dan jelas. Sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan penuh
dedikasi dan dapat dipertanggung jawabkan.

BAB III
KESIMPULAN

Dari penulisan ringkas di atas dengan melihat latar belakang dan pembahasan masalah,
maka dapat diambil kesipulan sebagai berikut:
Organisasi dalam Pendidikan sangat dibutuhkan sekali untuk membangun dunia pendidikan yang
lebih maju dan berkualitas. Selain itu juga untuk meningkatkan kinerja dan propesionalisme
dikalangan pendidik untuk meningkatkan kualitas peserta didik.
Organisasi dalam Pendidikan sangat mutlak sekali diperlukan untuk meningkatkan system
managemen pendidikan yang lebih maju sesuai dengan perkembangan IPTEK.
Bahwa tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyaraat yang
memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan,
memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Budaya organisasi di lembaga pendidikan adalah pemaknaan bersama seluruh anggota organisasi di
suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan nilai, keyakinan, tradisi dan cara berpikir unik
yang dianutnya dan tampak dalam perilaku mereka, sehingga membedakan antara lembaga
pendidikan dengan lembaga pendidikan lainnya.
Perekat organisasi pendidikan adalah kepercayaan pimpinan kepada bawahan,
keakraban/kebersamaan, dan kejujuran dan tanggung jawab.

PENUTUP

Sebagai kegiatan yang sistematis, setiap elemen yang membentuk organisasi diatas harus
berinteraksi dan membentuk satu kesatuan yang integral. Sebuah sistem tidak bisa berfungsi
dengan baik jika elemen-elemen yang ada tidak terintegrasi melalui interaksi yang baik. Misalnya,
manusia yang ada tidak memiliki kejelasan tentang tujuan yang akan dicapainaya. Tentu hal ini
akan menyebabkan kerancuan kegiatan sehingga alih-alih terjadi efektifitas dan efisiensi
pencapaian tujuan, malah akan menyebabkan pemborosan dan rintangan dalam pencapaian tujuan.
Jika manusia yang ada dalam kegiatan kerja sama tidak menjalankan peran dengan baik, maka hal
ini akan menghambat pekerjaan pihak lain yang ada didalam organisasi. Inilah ciri sistemik dalam
kegiatan kerja sama yang kita sebut administrasi. Sederhananya administrasi adalah upaya
membentuk kerja sama yang sistematis dalam upaya pencapaian tujuan.
Dan untuk mencapai kerja sama yang harmoni dan sinergis, dibutuhkan sistem pengatur
yang pada intinya terdiri dari aturan-aturan dan pengatur pihak yang menjalankan dan
menegakkan aturan. Aturan berisi sejumlah keharusan dan larangan yang harus di taati dalam
hubungan kerja sama. Aturan dalam konteks organisasi, berbentuk kebijakan-kebijakan, penentuan
tata kerja, dan tata tertib yang harus dipatuhi oleh anggota organisasi. Sedangkan pengatur
merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap tegaknya peraturan.

RA. AL-MUAWANAH KOTA TASIKMALAYA di 19.04

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Mengenai Saya
RA. AL-MUAWANAH KOTA TASIKMALAYA
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai