BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Allah Swt yang mulia. Sejak awal kejadiannya
seperti telah di jelaskan dalam alQuran bahwa penciptaannya adalah “Fi
Ahsani Taqwim”1 dan dengan dibekali ilmu pengetahuan manusia mengemban
amanat dwiperan; ia sebagai Hamba Allah Swt dan kholifah dimuka bumi ini
sebagai pengganti Allah Swt untuk mengatur dan memakmurkannya. Selain
dari pada itu manusia juga mengemban amanat berat untuk menjaga dirinya
dari api neraka dan keturunannya yang terakhir ini dikenal dengan istilah
pendidikan dan dawah.
Bahkan puncaknya bahwa manusia adalah makhluk Allah swt yang
hidupnya akan kekal selamanya, baik itu di dalam surga atau pun masuk ke
dalam neraka. Mereka yang masuk ke dalam surga adalah yang sukses dalam
mengemban amanat dan fungsi serta melaksanakan perannya semasa di dunia
dan bagi yang gagal serta ingkar nerakalah tempatnya yang paling hina, sebagi
mana ayatNya “Tsumma Rodadnahu Asfalasa filin”2
Berkenaan dengan hal tersebut di atas makalah ini ingin mencoba menggali
lebih jauh lagi tentang peran fungsi manusia dalam kehidupan ini dan peran
pendidikan Islam menuju kepada kehidupan bahagia dunia akherat.
B. Rumusan masalah
Dari pemaparan diatas dapatlah dikaji lebih jauh lagi mengenai :
1. Bagaimana Asal-usul Manusia menurut perspektif Islam?
2. Apa fungsi dan peran manusia di muka bumi ini?
3. Bagaimanakah peran manusia dalam pendidikan Islam?
1
QS: Al-Tiin: 4
2
QS: Al-Tiin: 5
Tafsir Tarbawi | 1
BAB II
PEMBAHASAN
3
(QS. As Sajdah (32) : 7)
4
(QS. Al Hijr (15) : 26)
Tafsir Tarbawi | 2
manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan
kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati
firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" 5
، وإن أعوج شيء يف الضلع أعاله، "إن املرأة خلقت من ضلع:ويف احلديث الصحيح
وإن استمتعت هبا استمتعت هبا وفيها ِع َوج،فإن ذهبت تقيمه كسرته
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara
tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui
perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang
5
(QS. Yaasiin (36) : 36)
6
(QS. An Nisaa’ (4) : 1)
7
(HR. Bukhari-Muslim)
Tafsir Tarbawi | 3
telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan
perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan
generasinya.
8
(QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Tafsir Tarbawi | 4
meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat
kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik
(nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Tafsir Tarbawi | 5
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin)
bahwa selama embrio berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang
menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim),
dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam
rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak
dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan
oleh Allah di dalam Al Qur’an :
.....
.........
9
." (QS. Az Zumar (39) : 6).
10
Quraish Shibab, “Membumikan alQuran fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan Masyarakat”
Mizan bandung, 1994), 172
11
Quraish Syihab mengutip dari Amal Hamzah almarzuki, Nadzariyyat At-Tarbiyyah al-Islamiyyah
Bayan alfard wal Mujtama’, Makkah syarikat Makkah, 1400 h hal 1
12
Musthofa alKik, Bayan Al’Amain, Darul Ma’arif 1965), 94
13
Ibid 173
Tafsir Tarbawi | 6
bahwa tujuan pendidikan alQuran adalah membina manusia secara pribadi dan
kelompok sehinnga mampu menjalannya fungsinya sebagai “Hamba Allah dan
KholifahNya” guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang telah
ditetapkan Allah Swt14
Dari sekian banyak makhluk yang hidup di muka bumi, ada satu
golongan yang paling sempurna akhlak dan panca inderanya, dititipi akal dan
pengetahuan yang luas, lebih mulia dari makhluk hidup lain. Golongan yang
dimaksud adalah manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam alQuran:
14
Muhammad Qutub, Manhaj Atarbiyah al-Islamiyah, (Dar Syuruq, Kaiaro, 1400 H, cet IV Jilid 1), 13
15
Muhammad Baqir Shadar, almadrasah alQuraniyyah alSunan Attarikhiyah fil Quranil Karim, Darut
Taaruf, Berut 1980) 128
16
Abul A’a almaududi, menjadi muslim sejati, hal 171, mitra pustaka, Jogjakarta, 1998
Tafsir Tarbawi | 7
“Dan sungguh Kami telah muliakan keturunan Adam dan Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik –
baik, dan Kami lebihkan mereka dari kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”17
17
Al Israa’ ayat 70
18
Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56:
Tafsir Tarbawi | 8
walaupun roh Ilahi yang melekat pada tubuh material manusia telah melakukan
perjanjian dengan Tuhannya (untuk bersedia tunduk dan taat kepadaNya),
tetapi ketundukannya kepada Tuhan tidaklah terjadi secara otomatis dan pasti
sebagaimana robot, melainkan karena pilihan dan keputusannya sendiri. Dan
manusia itu dalam perkembangannya dari waktu ke waktu melupakan perjan-
jian tersebut, sehingga pilihannya ada yang mengarah kepada pilihan baiknya
(jalan ketaqwaan) dan ada pula yang mengarah kepada pilihan buruknya (jalan
kefasikan). Karena itu Allah selalu mengingatkan kepada manusia, melalui
para Nabi atau Rasul-rasulNya sampai dengan Nabi Muhammad SAW. sebagai
nabi/rasul terakhir, agar manusia senantiasa tetap berada pada naturnya sendiri,
yaitu taat, patuh dan tunduk kepada Allah SWT. (’abdullah).
Setelah rasulullah SAW. wafat, maka tugas memperingatkan manusia
itu diteruskan oleh para shahabat, dan para pengikut Nabi SAW. (dulu sampai
sekarang) yang setia terhadap ajaran-ajaran Allah dan rasulNya, termasuk di
dalamnya adalah para pendidik muslim.
Tafsir Tarbawi | 9
Manusia memiliki dua peran penting yang diamanahkan padanya untuk
dijalankan sampai hari kiamat. Dua peran tersebut sebagai bagian dari fungsi
kekhalifahannya di bumi.
Tafsir Tarbawi | 10
a) Mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (Q.S. al-Hujurat: 10 dan 13,
al-Anfal: 46);
b) Tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan (Q.S. al-Maidah: 2);
c) Menegakkan keadilan dalam masyarakat (Q.S. al-Nisa’: 135);
d) Bertanggung jawab terhadap amar ma^ruf nahi munkar (Q.S. Ali Imran:
104 dan 110); dan
e) Berlaku baik terhadap golongan masyarakat yang lemah, termasuk di
dalamnya adalah para fakir dan miskin serta anak yatim (Q.S. al-
Taubah: 60, al-Nisa’: 2), orang yang cacat tubuh (Q.S. ’Abasa: 1-11),
orang yang berada di bawah penguasaan orang lain dan lain-lain.
3. Tugas kekhalifahan terhadap alam
Tidak ada kesia-siaan dalam proses penciptaan alam oleh Allah Swt.
Seperti proses penciptaan manusia dengan maksud untuk menjadikannya
khalifah yang bisa memakmurkan kehidupan bumi sesuai petunjuk, yaitu
pedoman yang ada dalam agama Islam.
Tafsir Tarbawi | 11
bumi seisinya. Juga sebagai pendidik yang harus mendidik anak keturunannya
hingga selamat dunia dan akherat. Perintah ini tersurat dalam sebuah ayat:
Apalagi jika melihat perintah Baginda Rosul Saw yang menyatakan bahwa
setiap manusia adalah pemimpin yang harus bertanggung jawab dengan yang
dipimpinnya. Pendidikan ini jika ia seorang kepala rumah tangga maka istri anak dan
pembantu menjadi tanggung jawabnya dalam pelaksanaan Iman Islam dan Ihsan.
19
QS Attahrim : 6
Tafsir Tarbawi | 12
BAB III
KESIMPULAN
1. Manusia adalah makhluk Allah Swt yang mulia. Sejak awal kejadiannya
seperti telah di jelaskan dalam alQuran bahwa penciptaannya adalah “Fi
Ahsani Taqwim”
2. Fungsi dan peran manusia sebagai hamba Allah atau disebut juga dengan
Abdullah. Tugas hidup manusia sebagai ’Abdullah merupakan realisasi dari
mengemban amanah dalam arti: memelihara beban/tugas-tugas kewajiban dari
Allah yang harus dipatuhi, kalimah La ilaaha illa Allah atau kalimat tauhid,
dan atau ma’rifah kepadaNya
3. Karena kesempurnaan yang dimilikinya, manusia dijadikan Allah sebagai
khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Fungsi manusia sebagai khalifah
adalah manusia sebagai penguasa yang mengatur apa apa yang ada di bumi.
4. Disamping ia adalah kholifah yang memakmurkan bumi seisinya. Juga sebagai
pendidik yang harus mendidik anak keturunannya hingga selamat dunia dan
akherat.
Tafsir Tarbawi | 13
DAFTAR PUSTKA
h hal 1
Abul A’a almaududi, menjadi muslim sejati, hal 171, mitra pustaka, Jogjakarta,
1998
Tafsir Tarbawi | 14
Tafsir Tarbawi | 15