Anda di halaman 1dari 8

engelolaan Barang Milik Daerah"— Transcript presentasi:

1  Pengelolaan Barang Milik Daerah


Muhtar Mahmud

2  HUBUNGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN


DAERAH DGN PBMN/PBMD
UU 32/2004UU 33/2004UU 32/2004UU 33/2004UU 17/2003UU 1/2004PP 58/2005UU
15/2004PERMENDAGRI13/2006,59/07PP 24/2005PP 58/2005PERDAPBMN/PBMDPP
6/2006,PP 38/2008Permendagri17 /2007PP 38 /2007Peraturan KDHPP 3/2007PP
41/2007OMNIBUS REGULATIONS

3  LANDASAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH


Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;Undang-undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah;Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
1971 tentang Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas;Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun
1994 jo Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005 tentang Penjualan Rumah
Negara;Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah;Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan;

4  Praetorian Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;


Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah;Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi
Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah;Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993
tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Kepentingan Umum sebagaimana
telah dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2005;Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 49 Tahun 2001 tentang Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah;Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2002 tentang Nomor Kode Lokasi dan Nomor Kode
Barang Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota;Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun
2003 tentang Pedoman Penilaian Barang Daerah;Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 153
Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah Yang Dipisahkan; danPeraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pegelolaan Keuangan Daerah.

5  LINGKUP PENGELOLAAN KEUANGAN/BARANG DAERAH


Pengawasan/ PengendalianPerencanaanPelaksanaanInput Proses Output/ InputProses
Output/InputProses OutputKebijakan Umum Anggaran
(KUA)PPASProgramKegiatanAnggaranRenstradaDokumen Perencanaan LainnyaPenjaringan
AspirasiKinerja Masa LaluKebijakan Pemerintah PusatAPBDTolok Ukur KinerjaStandar Analisa
BelanjaStandar BiayaAkuntansiLaporan Pelaksanaan APBDPerda
APBDDokumenCatatanEvaluasi KinerjaTriwulananAkhir Tahun (LPJ)HasilEvaluasi

6  Barang milik negara/daerah (BMN/D)


Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/D;Barang yang berasal dari perolehan
lainnya yang syah:Diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;Diperoleh sebagai
pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;Diperoleh berdasarkan ketentuan UU;Diperoleh
berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

7  Mapping Peng Barang Daerah


PerencanaanPelaksanaanPenatausahaanPertangjwbnPengawasanTupoksi SkpdPelayanan
MinimalJumlah KebRKPDKUAPPARKADPAAnggaran KasDi belanjakan KapanSPP-LSSPM-
LSSP2D-LSAdministrasi peng BMDAkuntansi AsetLRANeracaPemberian PedomanPengkodean
barangPengkodean rekeningBimbinganSupervisiKonsultasiPendidikanPelatihanPenelitian dan
PengembanganPengendalian internalPemeriksaan Ekstrn

8  Asas Pengelolaan BMN/D


Pengelolaan barang milik negara/daerah dilaksanakan berdasarkan asas:fungsional,kepastian
hukum,transparansi dan keterbukaan,efisiensi,akuntabilitas, dankepastian nilai.

9  Tugas Dan Fungsi Kepala Daerah:


menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;menetapkan penggunaan, pemanfaatan
atau pemindahtanganan tanah dan bangunan;menetapkan kebijakan, pengamanan barang milik
daerah;mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;menyetujui atau menolak usul pemindahtanganan,
penghapusan barang milik daerah sesuai batas kewenangannya;menyetujui atau menolak usul
pemanfaatan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan; danmenyetujui dan
menetapkan penjualan barang milik daerah yang tidak melalui kantor lelang negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

10  Tugas Dan Fungsi Sekretaris Daerah Selaku Pengelola Barang


menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah;meneliti dan
menyetujui rencana kebutuhan barang milik daerah;meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan
pemeliharaan/ perawatan barang milik daerah;mengatur pelaksanaan pemanfaatan,
penghapusan dan pemindah tanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Kepala
Daerah atau DPRD;melakukan koordinasi dalam pelaksaan inventarisasi barang milik daerah;
danmelakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah.

11  Tugas dan Tanggungjawab Kepala SKPD:


mengajukan rencana kebutuhan dan pemeliharaan barang milik daerah bagi satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya kepada pengelola barang;mengajukan permohonan
penetapan status untuk penggunaan dan/atau penguasaan barang milik daerah yang diperoleh
dari beban APBD dan/atau perolehan lainnya yang sah kepada Kepala Daerah melalui
pengelola barang;melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya;menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya
untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah
yang dipimpinnya;mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya;

12  6. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD;7.
menyerahkan tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan yang tidak
dimanfaatkan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya kepada
Kepala Daerah melalui pengelola barang;8. melakukan pengawasan dan pengendalian atas
penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaan nya; dan9. menyusun dan
menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna
Tahunan (LBPT) serta Laporan Inventarisasi 5 (lima) tahunan (sensus) yang berada dalam
penguasaannya kepada pengelola barang.

13  Strategi Penkodean Barang dan Kode Rekening

18  Pengelolaan BMN/D Pengelolaan BMN/D meliputi: b. pengadaan;


a. perencanaan kebutuhan dan penganggaran;b. pengadaan;c. penggunaan;d. pemanfaatan;e.
pengamanan dan pemeliharaan;f. penilaian;g. penghapusan;h. pemindahtanganan;i.
penatausahaan;j. pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
19  Pejabat Pengelolaan BMN/D
Pengelola BarangMenteri Keuangan selaku BUN adl pengelola barang milik
negara;Gubernur/bupati/walikota adl pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik
daerah.Sekretaris daerah adalah pengelola barang milik daerah;Dimana posisi SKPKD? (lihat
UU 1/04 psl 43(2))

20  Wewenang Pemegang Kekuasaan Pengelolaan BMD (G/B/W)


Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan dan pengamanan BMD;Menetapkan penggunaan,
pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah dan bangunan;Mengajukan usul
pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan DPRD;Menyetujui usul
pemindahtanganan dan penghapusan BMD sesuai batas kewenangannya;Menyetujui usul
pemanfaatan BMD selain tanah dan/atau bangunan.

21  Wewenang Sekda selaku Pengelola BMD


Menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan BMD;Meneliti dan menyetujui rencana
kebutuhan BMD;Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan
BMD;Mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan BMD yang
telah disetujui oleh gubernur/bupati/walikota atau DPRD;Melakukan koordinasi dalam
pelaksanaan inventarisasi BMD;Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan
BMD.

22  Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang


Menteri/pimpinan lembaga selaku pimpinan kementerian negara/lembaga adalah pengguna
barang milik negara.Kepala Kantor dalam lingkungan kementerian negara/lembaga adalah
kuasa pengguna barang milik negara dalam lingkungan kantor yang dipimpinnya.Kepala SKPD
adalah pengguna barang milik daerah.

23  Wewenang dan Tanggung Jawab Kepala SKPD


Mengajukan rencana kebutuhan BMD bagi satuan kerja perangkat daerah yang
dipimpinnya;Mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan penggunaan
BMD yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;Melakukan pencatatan
dan inventarisasi BMD yang berada dalam penguasaannya;Menggunakan BMD yang berada
dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya;Mengamankan dan memelihara BMD yang berada dalam
penguasaannya;

24  Wewenang dan Tanggung Jawab Kepala SKPD


Mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunanyang
tidak memerlukan persetujuan DPRD dan BMD selain tanah dan bangunan;Menyerahkan tanah
dan bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan Tupoksi SKPD
yang dipimpinnya kepada G/B/W melalui pengelola barang;Melakukan pengawasan dan
pengendalian atas penggunaan BMD yang ada dalam penguasaannya;Menyusun dan
menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna
Tahunan (LBPT) yang berada dlm penguasaannya kepada pengelola barang.

25  Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran


Perencanaan kebutuhan BMN/D disusun dalam RKA-SKPD;Berpedoman pada standar barang,
standar kebutuhan, dan standar harga.KPB mengusulkan rencana kebutuhan BMN/D kpd PB
yang kemudian meneruskan ke Pengelola Barang.Pengelola barang bersama pengguna barang
membahas usul tersebut dgn memperhatikan data barang pada pengguna barang dan/atau
pengelola barang untuk ditetapkan sebagai Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah
(RKBMN/D).
26  Pengadaan BMN/DPengadaan BMN/D dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien,
efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel.Pengaturan
mengenai pengadaan tanah mengikuti UU.Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman
pengadaan BMN/D selain tanah diatur dgn Peraturan Presiden (Perpres).

27  Penggunaan BMN/DStatus penggunaan barang ditetapkan dengan ketentuan sebagai


berikut:Barang milik negara oleh pengelola barang;Barang milik daerah oleh gubernur/bupati/
walikota.

28  Tata Cara Penetapan Status Penggunaan BMN


Pengguna barang melaporkan BMN yang diterimanya kepada pengelola barang disertai dengan
usul penggunaan;Pengelola barang meneliti laporan tersebut dan menetapkan status
penggunaan BMN dimaksud.

29  Tatacara Penetapan Status Penggunaan BMD


PB melaporkan barang milik daerah yang diterimanya kepada pengelola barang disertai dengan
usul penggunaan;Pengelola barang meneliti laporan tersebut dan mengajukan usul penggunaan
dimaksud kepada gubernur/bupati/walikota untuk ditetapkan status penggunaannya.

30  Tatacara Penetapan Status Penggunaan BMD


BMN/D dapat ditetapkan status penggunaannya untuk penyelenggaraan Tupoksi KL/SKPD,
untuk dioperasikan oleh pihak lain dlm rangka menjalankan pelayanan umum sesuai Tupoksi
kementerian negara/lembaga/SKPD ybs.

31  PemanfaatanPemanfaatan BMN berupa tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh


pengelola barang.Pemanfaatan BMD berupa tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh
pengelola barang setelah mendapat persetujuan G/B/W.Pemanfaatan BMN/D berupa tanah
dan/atau bangunan yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan Tupoksi PB/KPB
dilakukan oleh PB dengan persetujuan pengelola barang.

32  Pemanfaatan BMN/DPemanfaatan BMN/D selain tanah dan/atau bangunan dilaksanakan


oleh PB dengan persetujuan pengelola barang.Pemanfaatan BMN/D dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan teknis dengan memperhatikan kepentingan negara/daerah dan kepentingan
umum.

33  Bentuk2 Pemanfaatan BMN/D


Sewa;Pinjam pakai;Kerjasama pemanfaatan;Bangun guna serah dan bangun serah guna.

34  1. Sewa Bentuk penyewaan BMN/D:


Penyewaan BMN atas tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh pengguna barang
kepada pengelola (dilaksanakan oleh Pengelola Barang);Penyewaan BMD atas tanah dan/atau
bangunan yang sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada gubernur/bupati/ walikota
(dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan
gubernur/bupati/walikota);Penyewaan atas sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih
digunakan oleh pengguna barang (dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah mendapat
persetujuan dari Pengelola Barang);Penyewaan atas BMN/D selain tanah dan/atau bangunan
(dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari Pengelola Barang).

35  1. Sewa (lanj.) Persyaratan Sewa:


BMN/D dapat disewakan kepada pihak lain sepanjang menguntungkan negara/daerah.Jangka
waktu penyewaan barang milik negara/daerah paling lama lima tahun dan dapat
diperpanjang.Penetapan formula besaran tarif sewa dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:Barang milik negara oleh pengelola barang;Barang milik daerah oleh
gubernur/bupati/walikota.
36  1. Sewa (lanj.)Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa-menyewa, yang
sekurang-kurangnya memuat:Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;Jenis, luas atau jumlah
barang, besaran sewa, dan jangka waktu;Tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan
pemeliharaan selama jangka waktu penyewaan;Persyaratan lain yang dianggap perlu.

37  1. Sewa (lanj.)Hasil penyewaan merupakan penerimaan negara/daerah dan seluruhnya


wajib disetorkan ke rekening kas umum negara/daerah.

38  2. Pinjam PakaiPinjam pakai barang milik negara/daerah dilaksanakan antara Pempus
dengan Pemda atau antar Pemda.Jangka waktu pinjam pakai BMN/D paling lama dua tahun dan
dapat diperpanjang.Pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang-
kurangnya memuat:Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian;Jenis, luas atau jumlah barang
yang dipinjamkan, dan jangka waktu;Tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan
pemeliharaan selama jangka waktu peminjaman;Persyaratan lain yang dianggap perlu.

39  3. Kerjasama Pemanfaatan


Kerjasama pemanfaatan BMN/D dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangka:Mengoptimalkan
daya guna dan hasil guna BMN/D; danMeningkatkan penerimaan negara/pendapatan daerah.

40  3. Kerjasama Pemanfaatan


Bentuk Kerjasama Pemanfaatan:Kerjasama pemanfaatan BMN atas tanah dan/atau bangunan
yang sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada pengelola barang (oleh Pengelola
Barang);Kerja sama pemanfaatan BMD atas tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan
oleh pengguna barang kepada G/B/W (dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat
persetujuan gubernur/bupati/walikota);Kerja sama pemanfaatan atas sebagian tanah dan/atau
bangunan yang masih digunakan oleh pengguna barang;Kerja sama pemanfaatan atas barang
milik negara/daerah selain tanah dan/atau bangunan (dilaksanakan oleh Pengguna Barang
setelah mendapat persetujuan dari Pengelola Barang).

41  3. Kerjasama Pemanfaatan


Ketentuan2 penting:Tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBN/D untuk
memenuhi biaya operasional/pemeliharaan/perbaikan yang diperlukan terhadap BMN/D di
maksud;Mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan mengikutsertakan
sekurang-kurangnya lima peserta/peminat, kecuali untuk BMN/D yang bersifat khusus dapat
dilakukan penunjukan langsung;Mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap
ke rekening kas umum negara/daerah setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian yang
telah ditetapkan dan pembagian keuntungan hasil kerjasama;

42  3. Kerjasama Pemanfaatan


Besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan
ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang;Besaran
pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan harus
mendapat persetujuan pengelola barang;Selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasama
pemanfaatan dilarang menjaminkan/menggadaikan BMN/D yang menjadi obyek kerjasama
pemanfaatna;Jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama 30 tahun sejak perjanjian
ditandatangani dan dapat diperpanjang.

43  4. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna (BGS-BSG)


Persyaratan:Pengguna barang memerlukan bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan
pemerintahan negara/daerah untuk kepentingan pelayanan umum dalam rangka
penyelenggaraan Tupoksi; danTidak tersedia dana dalam APBN/D untuk pengyediaan
bangunan dan fasilitas dimaksud.
44  4. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna (BGS-BSG)
Bangun guna serah dan bangun serah guna BMN dilaksanakan oleh pengelola barang,Untuk
BGS dan BSG BMD dilaksanakan oleh pengelolan barang setelah mendapat pesetujuan G/B/W.

45  4. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna (BGS-BSG)


Tanah yg status penggunaanya ada pada PB dan direncanakan untuk penyelenggaraan Tupoksi
PB ybs. dapat dilakukan BGS-BSG setelah terlebih dahulu diserahkan kepada:Pengelola barang
untuk barang milik negara;Gubernur/bupati /walikota untuk barang milik daerah.BGS-BSG ini
dilaksanakan oleh pengelola barang dengan mengikutsertakan PB dan/atau KPB sesuai tugas
pokok dan fungsinya.

46  4. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna (BGS-BSG)


Jangka waktu bangun guna serah dan bangun serah guna paling lama 30 tahun sejak perjanjian
ditandatangani.Penetapan mitra BGS dan mitra BSG dilaksanakan melalui tender dengan
mengikutsertakan sekurangnya lima peserta/peminat.

47  Kewajiban Mitra BGS dan Mitra BSG


Selama jangka waktu pengoperasian mitra harus memenuhi kewajiban sebagai
berikut:Membayar kontribusi ke rekening kas umum negara/daerah setiap tahun, yang
besarannya ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh pejabat yang
berwenang;Tidak menjaminkan, menggadaikan atau memindahkantangankan objek BGS dan
BSG;Memelihara objek BGS dan BSG.

48  Perjanjian BGS dan BSGBGS dan BSG dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang
sekurang-kurangnya memuat:Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian ;Objek bangun guna
serah dan bangun serah guna;Jangka waktu bangun guna serah dan bangun serah guna;Hak
dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian;Persyaratan lain yang dianggap perlu.

49  Lain-lainIzin mendirikan bangunan hasil bangun guna serah dan bangun serah guna harus
diatasnamakan Pemerintah RI/Pemda.Semua biaya berkenaan dengan persiapan dan
pelaksanaan BGS dan BSG tidak dapat dibebankan pada APBN.

50  Penyerahan BGS-BSGMitra BGS BMN harus menyerahkan objek BGS kepada pengelola
barang pada akhir jangka waktu pegoperasian, setelah dilakukan audit oleh aparat pegawasan
fungsional pemerintah.Mitra BGS BMD harus menyerahkan objek bangun guna serah kepada
gubernur/bupati/walikota pada akhir jangka waktu pegoperasian, setelah dilakukan audit oleh
aparat pegawasan fungsional pemerintah.

51  Penyerahan BGS-BSGBSG barang milik kekayaan negara dilaksanakan dengan ketentuan


sebagai berikut:Mitra BSG harus menyerahkan objek bangunan serah guna kepada pengelola
barang segera setelah selesainya pembangunan;Mitra BSG dapat mendayagunakan BMN
tersebut sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian;Setelah jangka waktu
pendayagunaan berakhir, objek BSG terlebih dahulu diaudit oleh aparat pengawasan fungsional
pemerintah sebelum penggunaannnya ditetapkan oleh pegguna barang.

52  Penyerahan BGS-BSGBSG barang milik kekayaan daerah dilaksanakan dgn ketentuan


sbb:Mitra BSG harus menyerahkan objek bangunan serah guna kepada G/B/W segera setelah
selesainya pembangunan;Mitra BSG dapat mendayagunakan barang milik negara tersebut
sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian;Setelah jangka waktu pendayagunaan
berakhir, objek bangun serah guna terlebih dahulu diaudit oleh aparat pengawasan fungsional
pemerintah sebelum penggunaannnya ditetapkan oleh G/B/W.

53  Pengamanan dan Pemeliharaan


Pengelola barang, PB dan/atau KPB wajib melakukan pengamanan BMN/D yang berada dalam
penguasaannya.Pengamanan BMN/D meliputi:pengamanan administrasi,pengamanan
fisik,pengamanan hukum.

54  Sertifikasi dan Bukti Kepemilikan


BMN/D berupa tanah harus disertifikatkan a/n Pemerintah RI/Pemda ybs;BMN/D berupa
bangunan harus dilengkapi dengan bukti kepemilkan atas nama Pemerintah RI/Pemda ybs.BMN
selain tanah dan/atau bangunan harus dilengkapi dengan bukit kepemilikan atas nama
pengguna barang.BMD selain tanah dan/atau bangunan harus dilengkapi dengan bukit
kepemilikan atas nama Pemda ybs.

55  Sertifikasi dan Bukti Kepemilikan


Bukti kepemilikan BMN/D wajib disimpan dengan tertib dan aman oleh:BMN berupa tanah &
bangunan: pengelola barang.BMN selain tanah dan/atau bangunan: PB/KPB.BMD: pengelola
barang.

56  PemeliharaanPB dan/atau KPB bertanggung jawab atas pemeliharaan BMN/D yang ada di
bawah penguasaannya.Pemeliharaan berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pemeliharaan
Barang (DKPB).Biaya pemeliharaan BMN/D dibebankan pada APBN/D.

57  PENILAIANPenilaian BMN/D dilakukan dalam rangka penyusunan neraca pemerintah


pusat/daerah, pemanfaatan, dan pemindahtanganan BMN/D.Penetapan nilai BMN/D dalam
rangka penyusunan neraca Pempus/Pemda dengan berpedoman pada Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP).Penilaian dapat melibatkan Tim Independen.

58  Penilaian Tanah dan Bangunan: Hasil penilaian BMN/D ditetapkan oleh:


Dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar, dengan estimasi terendah menggunakan
NJOP.BMN: Tim/penilai independen ditetapkan oleh Pengelola Barang.BMD: tim yang
ditetapkan oleh G/B/W, dan dapat melibatkan penilai independen yang ditetapkan oleh
G/B/W.Hasil penilaian BMN/D ditetapkan oleh:Pengelola Barang untuk BMN;G/B/W untuk BMD.

59  Penilaian Selain Tanah dan Bangunan:


Penilaian barang milik negara/daerah dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar.BMN:
dilakukan oleh tim yang ditetapkan oleh pengguna barang, dan dapat melibatkan penilai
independen yang ditetapkan oleh pengguna barang.BMD: tim yang ditetapkan oleh pengelola
barang, dan dpt melibatkan penilai independen yang ditetapkan oleh pengelola barang.Hasil
penilaian BMN/D ditetapkan oleh:Pengelola/Pengguna Barang untuk
BMN;Gubernur/bupati/walikota untuk BMD.

60  PENGHAPUSAN BMN/D Penghapusan barang milik negara/daerah meliputi:


Penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau kuasa pengguna;Penghapusan dari daftar
barang milik negara/daerah.

61  Penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau kuasa pengguna


Penghapusan BMN/D dilakukan dalam hal BMN/D dimaksud sudah tidak berada dalam
penguasaan PB dan/atau KPB;Penghapusan dilakukan dengan penerbitan surat keputusan
penghapusan dari:Pengguna barang setelah mendapat persetujuan dari pengelola barang untuk
barang milik negara;Pengguna barang setelah mendapat persetujuan G/B/W atas usul pengelola
barang untuk barang milik daerah.Pelaksanaan atas penghapusan selanjutnya dilaporkan
kepada pengelola barang.

62  Penghapusan dari daftar barang milik negara/daerah


Penghapusan BMN/D dari daftar barang milik negara/daerah dilakukan dalam hal BMN/D
dimaksud sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan atau karena sebab-sebab
lain.Penghapusan dilakukan dengan penerbitan surat keputusan penghapusan dari:Pengelola
barang untuk barang milik negara;Pengelola barang setelah mendapat persetujuan G/B/W untuk
barang milik daerah.

63  PemusnahanPenghapusan BMN/D dengan tindak lanjut pemusnahan dilakukan apabila


BMN/D dimaksud:Tidak data digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan tidak dapat
dipindahtangankan; atauAlasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan.Pemusnahan
dilaksanakan oleh:Pengguna barang setelah mendapat persetujuan pengelola barang untuk
BMN;Pengguna barang dengan surat keputusan dari pengelola barang setelah mendapat
persetujuan G/B/W untuk BMDPelaksanaan pemusnahan dituangkan dalam berita acara dan
dilaporkan kepada pengelola barang.

64  PEMINDAHTANGANANBentuk-bentuk pemindahtanganan sebagai tidak lanjut atas


penghapusan BMN/D meliputi:Penjualan;Tukar-menukar;Hibah;Penyertaan modal pemerintah
pusat/daerah.

65  Pemindahtanganan BMN: harus mendapat persetujuan DPR jika:


Tanah dan bangunanselain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp
(100M).diajukan oleh pengelola barangBMD: harus mendapat 

Anda mungkin juga menyukai