Anda di halaman 1dari 9

Jurnal ITEPA Vol. 7 No.

1, Tahun 2018 Hal 43-51

PERBEDAAN KARAKTERISTIK KIMIA DAN DAYA CERNA PATI TEPUNG


JAGUNG DAN TEPUNG KECAMBAH JAGUNG (Zea mays L.)

Willem Kurniawan Lombu1, Ni Wayan Wisaniyasa2, A.A.I. Sri Wiadnyani2


1
Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian UNUD
2
Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian UNUD
Email : willson.last@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the difference of characteristic and starch digestibility of germinated and
ungerminated flour. This study used randomized complete design (RCD) three repeated. The corn germinated
for 36 hours. Corn germinated flour and ungerminated flour were evaluated directly of the chemical
composition of the flour content, moisture content, ash content, protein, fat, carbohydrates, fiber, starch content
and starch digestibility. The results showed the corn germinated flour has increased of moisture content from
9.66% into 10.38%, increased of protein into 7.22% into 8.45%, increased of fiber content from 2.28% into
2.79% and increased of starch digestibility from 57.04% into 62.43%. While were the decreased fat content from
5.17% into 4.76%, decreased of carbohydrate from 75.41% into 73.89% and decreased of starch content from
76.10% into 69.40%. The treatmented has no effect for the flour content decreased from 41.40% into 40.36%
and ash content decreased from 2.52% into 2.51%. Germinated increased starch digestibility and changed the
character of corn flour.

Kata kunci : starch digestibility, corn, cornstarch germinated flour

PENDAHULUAN diketahui sebagai proses yang tidak mahal dan


Salah satu bahan pangan alternatif teknologi yang efektif dalam meningkatkan
yang berpotensi untuk dikembangkan adalah kualitas kacang-kacangan dan biji - bijian.
jagung (Zea mays L.). Jagung merupakan Perkecambahan dapat menyebabkan perubahan
sumber karbohidrat yang dapat berfungsi pada kandungan nutrisi karena adanya respirasi
sebagai sumber pangan alternatif pengganti aerobik dan metabolisme biokimia.
beras dan terigu. Permintaan terhadap jagung Tepung merupakan alternatif produk
cenderung meningkat dari tahun ke tahun baik setengah jadi yang disarankan karena lebih
untuk konsumsi masyarakat maupun untuk tahan disimpan, dapat dibuat komposit,
industri makanan. Salah satu proses yang dapat difortifikasi, dibentuk dan lebih cepat diolah
dimanfaatkan dalam pengembangan potensi sesuai dengan tuntutan kehidupan modern.
jagung ialah dengan pembuatan tepung. Untuk meningkatkan kualitas dari tepung dapat
Sebagai sumber karbohidrat utama, dilakukan dengan proses perkecambahan pada
jagung juga mengandung protein, vitamin dan biji jagung. Perkecambahan akan mengalami
mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Jagung rangkaian perubahan-perubahan morfologi,
mengandung energi sebesar 149 kalori/100 g fisiologi dan biokoimia, sehingga proses
untuk jagung lokal dan 114,2 kalori/100 g perkecambahan akan meningkatkan daya cerna
untuk jagung manis (Suarni dan Yasin, 2011). serta memperbaiki kualitas nutrisi pada jagung.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Tepung kecambah jagung ini nanti dapat
dari jagung adalah melalui proses dimanfaatkan dalam pembuatan produk
perkecambahan. Perkecambahan telah makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI).

43





Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51

Memasuki usia 6 bulan keatas, Laboratorium Pangan dan Gizi Fakultas


kandungan gizi yang terdapat pada ASI tidak Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada.
lagi mencukupi sementara kebutuhan enrgi
Alat dan Bahan
bayi meningkat 24-30% dibanding kebutuhan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
saat usia 3-5 bulan (Anon, 2000). Kandungan
melaksanakan penelitian ini terdiri dari bahan
gizi yang dijadikan standar diantaranya
baku, dan bahan kimia. Bahan baku terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak, vitamin (A, C, dan
jagung varietas Arjuna dengan tingkat
D), serta mineral (natrium, kalsium, zat besi,
kematangan sekitar umur 2,5 bulan atau
seng, dan yodium). Sedangkan menurut
ditandai dengan rambut pada jagung bewarna
Adriani dan Wirjatmadi (2012), MP-ASI
kecoklatan. Jagung diperoleh dari pedagang di
sebaiknya memiliki nilai energi dan protein
sekitar daerah Sanur Denpasar. Bahan kimia
yang tinggi, mengandung vitamin dan mineral
yang digunakan dalam melakukan analisis
dalam jumlah yang cukup, dapat dicerna oleh
proksimat meliputi H2SO4, NaOH, HCl,
anak, harganya terjangkau bagi masyarakat.
Heksan, K2SO4, alkohol 96%, tablet Kjeldahl,
Penelitian ini bertujuan untuk
asam borat, indikator PP, larutan enzim
mengetahui pengaruh perkecambahan jagung
∝ −𝑎𝑚𝑖𝑙𝑎𝑠𝑒, buffer Na-Fosfat.
(Zea mays L.) terhadap karakteristik dan daya
Alat-alat yang digunakan dalam
cerna pati tepung kecambah jagung (Zea mays
melaksanakan penelitian ini antara lain
L.), serta untuk mengetahui karakteristik kimia
waskom, panci, penggilingan, timbangan
dan daya cerna pati tepung jagung dan tepung
analitik, oven, kertas saring, erlenmeyer,
kecambah jagung (Zea mays L.) yang
cawan porselin, tabung reaksi, batang
dihasilkan. Penelitian menggunakan rancangan
pengaduk, eksikator, corong, pipet tetes, labu
acak lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan 3
takar, buret, muffle, pendingin balik, destilator,
kali ulangan. Perlakuan pertama biji jagung
spektrofotometer, gelas ukur, gelas beker,
tidak dikecambahkan dan perlakuan kedua biji
pipet volume, labu kjeldahl, soxhlet,
jagung dikecambahkan.
waterbath, dan peralatan analisis kadar abu.

BAHAN DAN METODE Rancangan Percobaan


Tempat dan Waktu Penelitian Rancangan yang digunakan pada
Penelitian ini dilaksanakan di penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
Laboratorium Pengolahan Pangan dan (RAL) dengan perlakuan tanpa perkecambahan
Laboratorium Analisis Pangan Fakultas dan perkecambahan.
Teknologi Pertanian Universitas Udayana, F1 = Tanpa perkecambahan
Jalan PB. Sudirman, Denpasar. Penelitian ini F2 = Perkecambahan jagung 36 jam
dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Masing-masing perlakuan diulang
bulan Agustus 2017, sedangkan untuk sebanyak 3 kali, untuk membedakan
pengujian daya cerna pati dilakukan di karakteristik kimia dan daya cerna pati antara

44





Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51

tepung jagung yang tidak dikecambahkan Pelaksanaan Penelitian


dengan tepung jagung yang dikecambahkan a. Proses Pembuatan Kecambah Jagung
dilakukan dengan uji T-test (Stell and Torrie, Proses pembuatan kecambah jagung
1995). dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 . Proses pembuatan kecambah jagung


(Aminah dan Hersoelisyoritni, 2012 yang dimodifikasi)

Mula-mula jagung disortasi, ditimbang b. Proses Pembuatan Tepung Jagung dan


Tepung Kecambah Jagung
sebanyak 100 g, kemudian direndam selama 4
jam dengan perbandingan antara biji jagung Jagung dan Kecambah Jagung dioven
dan air 1:2, kemudian ditiriskan. Selanjutnya selama 20 jam dengan suhu 50o C. Jagung yang
biji jagung dikecambahkan pada keranjang sudah kering setelah dioven kemudian digiling
pelastik berlubang dengan alas daun pisang sampai halus dengan menggunakan blender.
yang dipotong kecil-kecil dan ditutup bagian Biji jagung yang sudah hancur kemudian
atasnya dengan daun pisang, lalu didiamkan diayak dengan menggunakan ayakan
selama 36 jam dan setiap 12 jam diperciki berukuran 60 mesh.
dengan air.

45





Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51

Gambar 2 . Proses pembuatan tepung jagung dan tepung kecambah jagung


(Aminah dan Hersoelisyoritni, 2012 yang dimodifikasi)

Variabel yang Diamati (Sudarmadji, 1997), daya cerna pati dapat


Dalam penelitian ini adapun variabel dilakukan secara in vitro (Muchtadi, 1992).
yang diamati yaitu : rendemen, analisis kadar
air dilakukan dengan menggunakan metode HASIL DAN PEMBAHASAN
pengeringan (Sudarmadji et al., 1997), kadar Hasil menunjukkan bahwa perlakuan
abu dilakukan dengan menggunakan metode tepung jagung dan tepung kecambah jagung
pengabuan (Sudarmadji et al., 1997), kadar berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air,
protein dilakukan dengan menggunakan protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, pati,
metode Mikro-Kjeldahl (Sudarmadji et al., dan daya cerna pati, namun berpengaruh tidak
1997), kadar lemak dilakukan dengan nyata terhadap rendemen dan kadar abu. Data
menggunakan metode Soxhlet (Sudarmadji et rendemen, kadar air, kadar abu, protein, lemak,
al., 1997), kadar karbohidrat dengan analisa karbohidrat, serat kasar, pati dan daya cerna
Carbohydrate by different (Sudarmadji et al., pati dapat dilihat pada tabel dibawah.
1997), serat kasar dengan metode hidrolisis Perbedaan Karakter Kimia dan Daya Cerna
asam basa (Sudarmadji et al., 1997), kadar pati Pati Tepung Jagung dan Tepung Kecambah
dilakukan dengan metode spektofotometri Jagung dapat dilihat pada Tabel 1.

46





Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51

Tabel 1. Perbedaan Karakter Kimia dan Daya Cerna Pati Tepung Jagung dan Tepung
Kecambah Jagung
Parameter Tepung Jagung Tepung Kecambah Hasil Uji T - tes
(%) Jagung (%)
Rendemen 41,40 40,36 NS
Kadar Air 9,66 10,38 **
Kadar Abu 2,52 2,51 NS
Protein 7,22 8,45 **
Lemak 5,17 4,76 **
Karbohidrat 75,41 73,89 **
Serat Kasar 2,28 2,79 **
Pati 76,10 69,40 **
Daya Cerna Pati 57,04 62,43 **
Ket : **) berbeda sangat nyata
NS = Non Signifikan

Rendemen Kadar Abu


Rendemen tepung jagung sebesar Kadar abu tepung jagung sebesar
41,39% dan rendemen tepung kecambah 2,52%, sedangkan kadar abu tepung jagung
jagung sebesar 40,40%. Tabel 1 menunjukkan sebesar 2,51%. Hasil uji T-test menunjukkan
rendemen antara tepung jagung dan tepung bahwa perlakuan perkecambahan tidak
kecambah jagung tidak nyata. berpengaruh terhadap kadar abu (P>0,05)
tepung kecambah jagung. Besarnya kadar abu
Kadar Air
produk pangan menunjukkan besarnya
Kadar air tepung jagung sebesar
kandungan mineral bahan tersebut.
9,66%, sedangkan kadar air tepung kecambah
jagung sebesar 10,38%. Hasil uji T – test, Protein
menunjukkan bahwa kadar air tepung jagung Protein tepung jagung sebesar 7,22%,
berbeda sangat nyata dengan kadar air tepung sedangkan kadar protein tepung kecambah
kecambah jagung. Hal ini disebabkan karena jagung sebesar 8,45%. Hasil uji T-test,
sebelum perkecambahan biji jagung direndam menunjukkan bahwa perlakuan
dalam air selama 4 jam, dan saat proses perkecambahan berpengaruh sangat nyata
perkecambahan berlangsung, pada kecambah terhadap kadar protein tepung (P<0,01).
dilakukan proses penyiraman setiap 12 jam Peningkatan kadar protein tepung kecambah
sekali. Terjadinya peningkatan kadar air disebabkan karena terjadinya pembentukan
disebabkan karena selama perkecambahan asam – asam amino essensial ataupun
terjadi penyerapan air oleh kecambah. terbentuknya asam amino baru yang tidak ada
sebelumnya yang merupakan senyawa

47





Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51

penyusun dari protein. Protein diperlukan Karbohidrat


untuk pertumbuhan kecambah jagung selama Dari Tabel 1 terlihat bahwa hasil uji
proses perkecambahan. Hasil ini sesuai dengan T-test menunjukkan kadar karbohidrat tepung
pernyataan Lopez dan Escobedo (1989) yang jagung berbeda sangat nyata dengan kadar
menyatakan bahwa perkecambahan akan karbohidrat tepung kecambah jagung. Kadar
meningkatkan kandungan protein Amaranth karbohidrat tepung jagung sebesar 75,41%,
seeds. Pada penelitian Wisaniyasa dan Suter sedangkan kadar karbohidrat tepung
(2015) perkecambahan juga terbukti kecambah jagung sebesar 73,89%.
meningkatkan kadar protein kacang merah. Penurunan kadar karbohidrat
disebabkan karena karbohidrat merupakan
Lemak
persediaan bahan makanan yang dibutuhkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kecambah untuk pertumbuhan. Satyanti (2001)
proses perkecambahan berpengaruh sangat
menyatakan jika perkecambahan akan
nyata terhadap kadar lemak tepung kecambah.
meningkatkan aktivitas enzim amilase yang
Dari tabel 1 terlihat bahwa hasil uji T-test
berperan untuk mendegradasi karbohidrat pada
menunjukkan kadar lemak tepung jagung
bahan. Enzim amilase terdiri dari 2 yaitu
berbeda sangat nyata dengan kadar lemak
𝛼 − 𝑎𝑚𝑖𝑙𝑎𝑠𝑒 dan β-amilase. Enzim 𝛼-amilase
tepung kecambah jagung. Kadar lemak tepung
akan memecah pati menjadi glukosa dan
jagung sebesar 5,17% sedangkan kadar lemak
dekstrin, sedangkan β-amilase akan memecah
tepung kecambah jagung 4,76%. Lemak
pati menjadi maltosa dan dekstrin, yang
digunakan sebagai sumber energi untuk
nantinya akan diubah lagi untuk menjadi
pertumbuhan dan perkembangan benih baru,
energi. Perkecambahan akan menguraikan
maupun untuk sintesis vitamin – vitamin
polisakarida menjadi karbohidrat sederhana,
sehingga mengalami peningkatan selama
sehingga mengalami penurunan nilai
perkecambahan. Proses perkecambahan akan
kandungan karbohidrat pada bahan.
meningkatkan protein dan vitamin, sedangkan
kandungan lemaknya mengalami penurunan. Serat Kasar
Hal ini didukung dengan pernyataan Satyanti Tabel 1 menunjukkan serat kasar
(2001) dimana penurunan kadar lemak terjadi tepung jagung berbeda sangat nyata dengan
karena selama proses perkecambahan serat kasar tepung kecambah jagung. Serat
berlangsung, terjadi peningkatan enzim lipase. kasar pada tepung jagung sebesar 2,28%,
Lemak juga dihidrolisis menjadi asam-asam sedangkan serat kasar tepung kecambah jagung
lemak yang lebih bebas, sehingga lebih mudah sebesar 2,79%.
dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan Menurut Anuchita dan Nattawa (2010)
(Winarno, 1980). kandungan serat pada kecambah bergantung
pada tipe dan varietas bahan. Peningkatan
kandungan serat pada kecambah dipengaruhi

48





Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51

oleh sintesis stuktural karbohidrat seperti uji T-test menunjukkan daya cerna pati tepung
selulosa dan hemiselulosa yamg merupakan jagung berbeda sangat nyata dengan daya
komponen terbesar pada bahan (Syed, 2011). cerna pati tepung kecambah jagung. Daya
Perkecambahan dapat meningkatkan cerna pati tepung jagung sebesar 57,04%,
kandungan serat kasar pada bahan (Lopez dan sedangkan daya cerna pati tepung kecambah
Escobedo, 1989). Uchegbu dan Amulu (2015) jagung sebesar 62,43%. Daya cerna pati adalah
juga membuktikan bahwa perkecambahan kemampuan enzim pemecah pati dalam
mampu meningkatkan kadar serat Afrika Yam menghidrolisis pati menjadi unit–unit yang
Bean. lebih kecil (gula–gula yang lebih sederhana).
Semakin tinggi daya cerna suatu pati, maka
Kadar Pati
akan semakin banyak pati yang dihidrolisis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam waktu tertentu.
proses perkecambahan berpengaruh sangat
Zainal (2013) menyatakan pada saat
nyata terhadap kadar pati tepung kecambah.
perkecambahan imbisisi air akan merangsang
Dari tabel 1 terlihat tepung jagung sebesar
aktivitas giberelin yang diperlukan untuk
76,10%, sedangkan kadar pati tepung
mengaktivasi enzim amilase. Enzim ini
kecambah jagung sebesar 69,40%.
selanjutnya akan bekerja dengan mengkatalis
Saat perkecambahan pati tidak
proses perubahan cadangan makanan, dimana
langsung ditanslokasikan menuju titik tumbuh
pati akan menjadi gula yang akan digunakan
benih karena ukuran molekulnya sangat besar
sebagai sumber energi untuk pertumbuhan sel
dan tidak dapat larut pada air, sehingga pati
hidup baru. Hasil penelitiannya menunjukkan
dipecah telebih dahulu oleh enzim amilase.
bahwa daya cerna pati kacang merah dan
Asam giberelat yang dihasilkan saat proses
kacang buncis hitam meningkat seiring lama
perkecambahan akan mendukung proses
waktu perkecambahan. Hasil penelitian ini
pembentukan enzim amilase yang akan
didukung oleh pernyataan Kamil (1979) yang
memecah karbohidarat menjadi bentuk yang
menyatakan pada perkecambahan terjadi
terlarut dan dapat diangkut. Aktivitas enzim
proses degradasi senyawa kompleks yang
amilase akan meningkat seiring lama
bersifat tidak larut menjadi senyawa yang lebih
perkecambahan berlangsung, sehingga pati
sederhana yang bersifat larut dalam air seperti
akan terus mengalami pengurangan
glukosa dan asam amino yang akan diangkut
(Kiranawati, 2002).
untuk keperluan pertumbuhan kecambah baru.

Daya Cerna Pati


KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kesimpulan
proses perkecambahan berpengaruh sangat
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
nyata terhadap daya cerna pati tepung
Perkecambahan pada jagung sangat
kecambah. Dari Tabel 1 terlihat bahwa hasil
berpengaruh terhadap kadar air, karbohidrat,

49





Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51

protein, serat kasar, kadar pati dan daya cerna Compositions and Bioactive
pati. Karakter tepung jagung adalah kadar air Compound of Germinated Rough
Rice and Brown Rice. Food
9,66%, kadar abu 2,52%, protein 7,22%, lemak Chemistry 782-788
5,17%, karbohidrat 75,41%, serat kasar 2,28%, Kamil J. 1979. Teknologi Benih I. Bandung :
kadar pati 76,10% dan daya cerna pati 57,04% Angkasa.
Kiranawati, T. M. 2002. Evaluasi Mutu Susu
sedangkan tepung kecambah jagung adalah Pra Kecambah Biji Kacang Tunggak.
kadar air 10,38%, kadar abu 2,51%, protein Thesis Program Pasca Sarjana Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian. Universitas
8,45%, lemak 4,76%, karbohidrat 73,89%, Brawijaya. Malang.
serat kasar 2,79%, kadar pati 69,40% dan daya Lopez, O. P. dan M. Escobedo. 1989.
Germination of Amaranth Seeds :
cerna pati 62,43%. Proses perkecambahan Effect of Nutrient Composition and
dapat meningkatkan daya cerna pati pada Color. Journal of Food Science
54:761-762
tepung dan mengubah karakter kimianya. Muchtadi D. 1992. Evaluasi Nilai Gizi Pangan.
PAU Pangan dan Gizi Intitut
Saran Pertanian Bogor. Bogor
Satyanti. 2001. Peningkatan Kandungan
Berdasarkan hasil penelitian dapat Tokoferol Dalam Potensi
disarankan : Untuk meningkatkan kualitas Antioksidatif Mie Instant dengan
Suplementasi Menggunakan Pasta
karakteristik jagung, bisa dilakukan dengan Kecambah Kacang Hijau. Thesis
proses perkecambahan dan Perlu dilakukan Pascasarjana. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta
pengujian daya simpan tepung kecambah Suarni dan M. Yasin. 2011. Jagung Sebagai
jagung dan produk-produk olahannya. Sumber Pangan Fungsional. Iptek
Tanaman Pangan vol. 6 no 1 – 2011
Sudarmadji, S., H. Bambang dan Suhardi.
DAFTAR PUSTAKA 1997. Prosedur Analisa Untuk
Adriani, M dan B. Wirjatmadi. 2012. Peranan Bahan Makanan dan Pertanian.
Gizi dalam Siklus Kehidupan. Liberty. Yogyakarta.
Stell, R.G.D. and J.H. Torrie. 1995. Prinsip
Kencana Prenada Media Group.
dan Prosedur Statistika Suatu
Jakarta. Pendekatan Biometrik. PT.
Aminah, S. dan W. Hersoelistyorini. 2012. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Karakteristik Kimia Tepung (diterjemahkan oleh B. Sumantri)
Kecambah Serealia dan Kacang- Syed, A. S. A. Z. 2011. Effect of
kacangan dengan Variasi SproutingTime On Biochemical
Blanching. Universitas and Nutritional Qualities of
Mungbean Varieties. Journal of
Muhammadiyah Semarang.
Agricultural Research, 5092.
Semarang. Seminar Hasil- Hasil Uchegbu, N.N., and F.N. Amulu. 2015. Effect
Penelitian LPPM UNIMUS 2012. of Germination on Proximate,
ISBN: 978-602-18809-0-6 Available Phenol and Flavonoid
Anonimous. 2000. Complementery Feeding : Content, and Antioxidant Activities
Family Foods for Breastfed of African Yam Bean (Sphenostylis
stenocarpa). International Journal
Children. Department of Nutrition
of Biological, Biomolecular,
and Development. World Health Agricultural, Food and
Organization. Geneva Biotechnological Engineering
Anuchita Moongngarm, N. S. 2010. Vol:9, No:1: 106-9
Comporison of Chemical

50





Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51

Winarno, F.G., S.S. Endang dan A.B. Ahza. (Pahseolus vulgaris L.) dan
1980. Mempelajari Pengaruh Aplikasinya Menjadi Flakes. Hibah
Proses Perkecambahan Biji-bijian Unggulan Program Studi. Ilmu dan
terhadap Sifat Fisik dan Kimia Teknologi Pangan. Universitas
Rendemen Tepung. Bul. FTDC- Udayana. Bali
IPN, Mei 1980, Bogor Zainal, A. R. 2013. Amilase Pada Kecambah
Wisaniyasa, W.N dan I.K. Suter. 2015. Kajian Kacang Merah dan Kacang Bunci
Sifat Fungsional dan Kimia Tepung Hitam (Phaseolus vulgaris L.).
Kecambah Kacang Merah Fakultas MIPA. Universitas Lampung

51

Anda mungkin juga menyukai