Perbedaan Karakteristik Kimia Dan Daya Cerna Pati Tepung Jagung Dan Tepung Kecambah Jagung (Zea Mays L.)
Perbedaan Karakteristik Kimia Dan Daya Cerna Pati Tepung Jagung Dan Tepung Kecambah Jagung (Zea Mays L.)
ABSTRACT
This study aims to determine the difference of characteristic and starch digestibility of germinated and
ungerminated flour. This study used randomized complete design (RCD) three repeated. The corn germinated
for 36 hours. Corn germinated flour and ungerminated flour were evaluated directly of the chemical
composition of the flour content, moisture content, ash content, protein, fat, carbohydrates, fiber, starch content
and starch digestibility. The results showed the corn germinated flour has increased of moisture content from
9.66% into 10.38%, increased of protein into 7.22% into 8.45%, increased of fiber content from 2.28% into
2.79% and increased of starch digestibility from 57.04% into 62.43%. While were the decreased fat content from
5.17% into 4.76%, decreased of carbohydrate from 75.41% into 73.89% and decreased of starch content from
76.10% into 69.40%. The treatmented has no effect for the flour content decreased from 41.40% into 40.36%
and ash content decreased from 2.52% into 2.51%. Germinated increased starch digestibility and changed the
character of corn flour.
43
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51
44
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51
45
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51
46
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51
Tabel 1. Perbedaan Karakter Kimia dan Daya Cerna Pati Tepung Jagung dan Tepung
Kecambah Jagung
Parameter Tepung Jagung Tepung Kecambah Hasil Uji T - tes
(%) Jagung (%)
Rendemen 41,40 40,36 NS
Kadar Air 9,66 10,38 **
Kadar Abu 2,52 2,51 NS
Protein 7,22 8,45 **
Lemak 5,17 4,76 **
Karbohidrat 75,41 73,89 **
Serat Kasar 2,28 2,79 **
Pati 76,10 69,40 **
Daya Cerna Pati 57,04 62,43 **
Ket : **) berbeda sangat nyata
NS = Non Signifikan
47
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51
48
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51
oleh sintesis stuktural karbohidrat seperti uji T-test menunjukkan daya cerna pati tepung
selulosa dan hemiselulosa yamg merupakan jagung berbeda sangat nyata dengan daya
komponen terbesar pada bahan (Syed, 2011). cerna pati tepung kecambah jagung. Daya
Perkecambahan dapat meningkatkan cerna pati tepung jagung sebesar 57,04%,
kandungan serat kasar pada bahan (Lopez dan sedangkan daya cerna pati tepung kecambah
Escobedo, 1989). Uchegbu dan Amulu (2015) jagung sebesar 62,43%. Daya cerna pati adalah
juga membuktikan bahwa perkecambahan kemampuan enzim pemecah pati dalam
mampu meningkatkan kadar serat Afrika Yam menghidrolisis pati menjadi unit–unit yang
Bean. lebih kecil (gula–gula yang lebih sederhana).
Semakin tinggi daya cerna suatu pati, maka
Kadar Pati
akan semakin banyak pati yang dihidrolisis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam waktu tertentu.
proses perkecambahan berpengaruh sangat
Zainal (2013) menyatakan pada saat
nyata terhadap kadar pati tepung kecambah.
perkecambahan imbisisi air akan merangsang
Dari tabel 1 terlihat tepung jagung sebesar
aktivitas giberelin yang diperlukan untuk
76,10%, sedangkan kadar pati tepung
mengaktivasi enzim amilase. Enzim ini
kecambah jagung sebesar 69,40%.
selanjutnya akan bekerja dengan mengkatalis
Saat perkecambahan pati tidak
proses perubahan cadangan makanan, dimana
langsung ditanslokasikan menuju titik tumbuh
pati akan menjadi gula yang akan digunakan
benih karena ukuran molekulnya sangat besar
sebagai sumber energi untuk pertumbuhan sel
dan tidak dapat larut pada air, sehingga pati
hidup baru. Hasil penelitiannya menunjukkan
dipecah telebih dahulu oleh enzim amilase.
bahwa daya cerna pati kacang merah dan
Asam giberelat yang dihasilkan saat proses
kacang buncis hitam meningkat seiring lama
perkecambahan akan mendukung proses
waktu perkecambahan. Hasil penelitian ini
pembentukan enzim amilase yang akan
didukung oleh pernyataan Kamil (1979) yang
memecah karbohidarat menjadi bentuk yang
menyatakan pada perkecambahan terjadi
terlarut dan dapat diangkut. Aktivitas enzim
proses degradasi senyawa kompleks yang
amilase akan meningkat seiring lama
bersifat tidak larut menjadi senyawa yang lebih
perkecambahan berlangsung, sehingga pati
sederhana yang bersifat larut dalam air seperti
akan terus mengalami pengurangan
glukosa dan asam amino yang akan diangkut
(Kiranawati, 2002).
untuk keperluan pertumbuhan kecambah baru.
49
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51
protein, serat kasar, kadar pati dan daya cerna Compositions and Bioactive
pati. Karakter tepung jagung adalah kadar air Compound of Germinated Rough
Rice and Brown Rice. Food
9,66%, kadar abu 2,52%, protein 7,22%, lemak Chemistry 782-788
5,17%, karbohidrat 75,41%, serat kasar 2,28%, Kamil J. 1979. Teknologi Benih I. Bandung :
kadar pati 76,10% dan daya cerna pati 57,04% Angkasa.
Kiranawati, T. M. 2002. Evaluasi Mutu Susu
sedangkan tepung kecambah jagung adalah Pra Kecambah Biji Kacang Tunggak.
kadar air 10,38%, kadar abu 2,51%, protein Thesis Program Pasca Sarjana Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian. Universitas
8,45%, lemak 4,76%, karbohidrat 73,89%, Brawijaya. Malang.
serat kasar 2,79%, kadar pati 69,40% dan daya Lopez, O. P. dan M. Escobedo. 1989.
Germination of Amaranth Seeds :
cerna pati 62,43%. Proses perkecambahan Effect of Nutrient Composition and
dapat meningkatkan daya cerna pati pada Color. Journal of Food Science
54:761-762
tepung dan mengubah karakter kimianya. Muchtadi D. 1992. Evaluasi Nilai Gizi Pangan.
PAU Pangan dan Gizi Intitut
Saran Pertanian Bogor. Bogor
Satyanti. 2001. Peningkatan Kandungan
Berdasarkan hasil penelitian dapat Tokoferol Dalam Potensi
disarankan : Untuk meningkatkan kualitas Antioksidatif Mie Instant dengan
Suplementasi Menggunakan Pasta
karakteristik jagung, bisa dilakukan dengan Kecambah Kacang Hijau. Thesis
proses perkecambahan dan Perlu dilakukan Pascasarjana. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta
pengujian daya simpan tepung kecambah Suarni dan M. Yasin. 2011. Jagung Sebagai
jagung dan produk-produk olahannya. Sumber Pangan Fungsional. Iptek
Tanaman Pangan vol. 6 no 1 – 2011
Sudarmadji, S., H. Bambang dan Suhardi.
DAFTAR PUSTAKA 1997. Prosedur Analisa Untuk
Adriani, M dan B. Wirjatmadi. 2012. Peranan Bahan Makanan dan Pertanian.
Gizi dalam Siklus Kehidupan. Liberty. Yogyakarta.
Stell, R.G.D. and J.H. Torrie. 1995. Prinsip
Kencana Prenada Media Group.
dan Prosedur Statistika Suatu
Jakarta. Pendekatan Biometrik. PT.
Aminah, S. dan W. Hersoelistyorini. 2012. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Karakteristik Kimia Tepung (diterjemahkan oleh B. Sumantri)
Kecambah Serealia dan Kacang- Syed, A. S. A. Z. 2011. Effect of
kacangan dengan Variasi SproutingTime On Biochemical
Blanching. Universitas and Nutritional Qualities of
Mungbean Varieties. Journal of
Muhammadiyah Semarang.
Agricultural Research, 5092.
Semarang. Seminar Hasil- Hasil Uchegbu, N.N., and F.N. Amulu. 2015. Effect
Penelitian LPPM UNIMUS 2012. of Germination on Proximate,
ISBN: 978-602-18809-0-6 Available Phenol and Flavonoid
Anonimous. 2000. Complementery Feeding : Content, and Antioxidant Activities
Family Foods for Breastfed of African Yam Bean (Sphenostylis
stenocarpa). International Journal
Children. Department of Nutrition
of Biological, Biomolecular,
and Development. World Health Agricultural, Food and
Organization. Geneva Biotechnological Engineering
Anuchita Moongngarm, N. S. 2010. Vol:9, No:1: 106-9
Comporison of Chemical
50
Jurnal ITEPA Vol. 7 No. 1, Tahun 2018 Hal 43-51
Winarno, F.G., S.S. Endang dan A.B. Ahza. (Pahseolus vulgaris L.) dan
1980. Mempelajari Pengaruh Aplikasinya Menjadi Flakes. Hibah
Proses Perkecambahan Biji-bijian Unggulan Program Studi. Ilmu dan
terhadap Sifat Fisik dan Kimia Teknologi Pangan. Universitas
Rendemen Tepung. Bul. FTDC- Udayana. Bali
IPN, Mei 1980, Bogor Zainal, A. R. 2013. Amilase Pada Kecambah
Wisaniyasa, W.N dan I.K. Suter. 2015. Kajian Kacang Merah dan Kacang Bunci
Sifat Fungsional dan Kimia Tepung Hitam (Phaseolus vulgaris L.).
Kecambah Kacang Merah Fakultas MIPA. Universitas Lampung
51