Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HIPEREMESIS

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan
diakhiri dengan proses persalinan (Mansjoer, 2001). Selama masa kehamilan, ibu dan janin
adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Penggunaan obat sering kali dapat menyebabkan efek
yang tidak dikehendaki pada janin selama masa kehamilan (Anonimb, 2006). Selama kehamilan
normal, saluran cerna dan organ-organ penunjangnya mengalami perubahan, baik secara
anatomis maupun fungsional, yang dapat mengubah secara bermakna kriteria untuk diagnosis
dan terapi untuk beberapa penyakit yang sering mengenai saluran cerna (Cunningham, 2006).

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini
terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologis hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin
berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengososngan lambung. Penyesuaian
terjadi pada kebanyakkan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung
berbulan bulan. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik (Soejoenes, 2005).

Hiperemesis gravidarum, istilah ini hanya digunakan untuk mual dan muntah-muntah
yang berlebihan yang terjadi pada sebagian kecil wanita hamil, insiden keseluruhan sekitar 1%.
Kelainan tampaknya lebih sering terjadi pada kehamilan pertama tetapi cenderung berulang pada
kehamilan berikutnya. Hasil dari kehamilan biasanya baik, dengan tanpa resiko tambahan pada
ibu, janin atau neonates (Hackar, 2001).
BAB II

ISI

1. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi mual dan
muntah yang berat selama kehamilan, yang terjadi pada 1 %-2 % dari semua kehamilan
atau 1-20 pasien per 1000 kehamilan. Kelainan tampaknya lebih sering terjadi pada
kehamilan pertama tetapi cenderung berulang pada kehamilan berikutnya.Gejala-gajala
ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terahir dan berlangsung kurang
lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007 hal 98).

Hiperemesis gravidarum menyebabkan tidak seimbangnya cairan, elektrolit,


asambasa, defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan yang cukup berat. Pada
hiperemesis gravidarum dapat terjadi dehidrasi, asidosis akibat kelaparan, alkalosis
akibat hilangnya asam hidroklorida pada saat muntah, hipokalemia dan ketonuria,
sehingga mengharuskan pasien masuk dan dirawat di rumah sakit.

2. Etiologi

a) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa, dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

b) Faktor organik,seperti masuknya vili koriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan
ini. Alergi,sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
c) Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup (Soejoenoes, 2005).

3. Pathofisiologi
Pathofisiologi ibu dengan heperemesis gravidum,yaitu :
Rasa mual terjadi akibat kadar esterogen yang meningkat dalam darah sehingga
mempengaruhi system pencernaan, tetapi mula dan muntah terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi , hiponatremia,hipokloremia,serta penurunan klorida urine.

4. Gejala
Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas, tetapi muntah
yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk
bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif.
Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi menjadi 3 tingkatan,
yaitu:
a. Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa
lemah, nafsu makan tak ada, berat badan turun dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi
pasien naik sekitar 100 kali permenit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit
berkurang lidah kering, dan mata cekung.
b. Tingkat II
Pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik
dan mata sedikit ikterik. Berat badan pasien turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi,
oligouria, konstipasi, dan nafas berbau aseton.
c. Tingkat III
Kesadaran pasien menurun dari somnolen sampai koma, muntah berhenti nadi kecil
dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah semakin turun.
5. Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Ibu disolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang
baik.
b. Kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak
2-3 liter sehari.
c. Diuresis selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.
d. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah coba berikan makanan dan minuman sedikit
demi sedikit.
e. Sedative yang diberikan adalah fenobarbital
f. Pada keadaan yang lebih berat, berikan anti emetic seperti metoklopramid, disiklomin
hidroklorida, atau klorpromazin.
g. Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bias disembuhkan
serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang
melatarbelakangi hyperemesis.

6. Diagnosa
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya
kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan
umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis,
hepatitis, ulkus ventrikuli, dan tumor cerebri yang dapat memberikan gejala muntah.
Hiperemesis yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat
mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan harus segera diberikan
(Soejoenoes, 2005).

7. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada hiperemesis gravidarum antara lain:
a. Depresi, hampir umum.
b. Dehidrasi meningkatkan risiko ketoasidosis diabetikum pada penderita dengan
diabetes tipe 1.
c. Gangguan elektrolit seperti yang terlihat pada setiap pasien dengan muntah terus-
menerus, alkalosis, hipokalemia dan hiponatremia.
d. gizi buruk dan disertai ketosis, anemia, hypoalbuminemia (Edward, 2010).

Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan


emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri
dan depresi

Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
Pengumpulan data ibu dengan hyperemesis gravidarum terdiri dari
a. Data riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
 Mual dan muntah yang terus menerus, merasa lemah yang
kelelahan
 Ibu merasa haus dan terasa asam di mulut, konstipasi dan demam
 Ibu mengalami penurunan berat badan
 Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya
oliguria, takikardia, mata cekung dan icterus.
2. Riwayat kesehatan dulu
 Kemungkinan ibu pernah mengalami hyperemesis gravidarum
sebelumnya
 Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan
dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual dan muntah
b. Data fisik biologis
1. Mamae yang membengkak dan hiperpigmentasi pada airola mamae
2. Terdapat kolasma gravidarum, mukosa membrane dan bibir kering
3. Turgor kulit buruk, mata cekung, dan sedikit ikterik
4. Ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi serta pusing dan
kehilangan kesadaran

c. Riwayat menstruasi
1. Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun
2. Siklus 28-30 hari
3. Lamanya 5-7 hari
4. Banyaknya 2-3 kali ganti pembalut per hari
5. Kemungkinan ada keluhan waktu haid, seperti nyeri, sakit kepala, dan
muntah
d. Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda
e. Riwayat kehamilan dan persalinan
1. Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah serta tidak nafsu makan
2. Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat
badan, tekanan darah dan tingkat kesadaran
f. Data Psikologi
1. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan
persalinan, mudah menangis, serta kekecewaaan dapat memperberat mual
dan muntah
2. Pola pertahanan diri atau coping yang digunakan ibu bergantung pada
pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan
perawat
g. Data Sosial Ekonomi
Hyperemesis Gravidarum bias terjadi pada semua golongan ekonomi, namun
pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini
diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki
h. Data Penunjang
1. Pemeriksaan darah
Yaitu nilai hemoglobin dan hematocrit yang meningkat menunjukkan
hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi
2. Pemeriksaan Urin
Yaitu urin yang sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga
terdapatnya aseton didalam urin

B. Diagnosis
1. Kekurangan cairan dan elektrolit akibat muntah yang berlebihan dan
memasukkan yang tidak adekuat
2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
mual dan muntah terus menerus
3. Nyeri pada epigastrum yang berhubungan dengan muntah yang berulang
4. Resiko intoleransi aktifitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan dan
kekurangan intake nutrisi
5. Resiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya
peredaran darah dan makanan ke fetal atau janin
C. Intervensi
D. Implementasi
1. Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut
diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
2. Tindakan keperawatan harus mendetail agar semua tenaa keperawatan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
3. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung
memberikan pelayanan kepada ibu dan atau dapat didelegasikan kepada orang
lain yang dipercayai dibawah pengawasan perawat atau yang seprofesi.
E. Evaluasi
1. Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan ibu yang berpedoman
kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai
2. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai hasil yang diharapkan
terhadap perubahan perilaku ibu dan mengetahui sejauh mana masalah ibu
dapat teratasi
3. Perawat melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika yang ditetapkan
tidak tercapai dan proses keperawatan segera dimodifikasi

Anda mungkin juga menyukai