PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
Farihatul Munawarah
NIM. 18382042044
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. II
G. Metode Penelitian....................................................................... 9
II
5. Hak dan kewajiban antara penjual dan pembeli ................... 33
III
A. Judul Penelitian
12 Tahun 1951).
B. Latar Belakang
kekayaan itu salah satunya melalui bekerja sedangkan salah satu ragam
bekerja adalah berbisnis. Setiap hari manusia tidak terlepas dari kegiatan
dengan ibadah yang pada dasarnya itu haram sebelum ada dalil yang
IV
qur’an dan sunnah banyak membicarakan mengenai muamalah antara lain
tetapi ajaran Islam juga mengatur manusia dalam hal pergaulan sosial pada
urusan duniawi termasuk mengenai jual beli atau saling menukar barang
jual beli suatu yang sudah ma’ruf bahwa setiap orang membutuhkan
sesuatu melalui proses jual beli. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya
aktivitas ini karena setiap hari dibutuhkan. Namun patut diketahui bahwa
melakukan aktivitas ibadah dan juga dalam transaksi jual beli. Ada aturan
rukunnya. Jika rukun ini tidak terpenuhi, tentu jual beli tersebut
bermasalah.
3
Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 3.
V
Jual beli adalah suatu perjanjian bertimbal balik dalam mana pihak
satu (si penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas nama barang,
sedangkan pihak lainnya (si pembeli) berjanji untuk membayar harga yang
terdiri atas sejumlah uang sebagai Imbalan dari perolehan hak milik
tersebut. Perkataan jual beli menunjukkan bahwa dari pihak yang lain
dinamakan membeli. Barang yang menjadi objek perjanjian jual beli harus
Jual beli dalam bahasa Arab disebut dengan Al-bay’ yang secara
bahasa artinya memindahkan hak milik terhadap benda dengan akan saling
Sedangkan dalam arti umum, jual beli ialah suatu perikatan tukar-
adalah akad yang mengikat kedua belah pihak. Tukar-menukar yaitu salah
satu pihak menyerahkan ganti penukaran atas sesuatu yang ditukarkan oleh
pihak lain. Dan sesuatu yang bukan manfaat ialah bahwa benda yang
Jual beli yang dilarang terbagi dua : Pertama, Jual beli yang
dilarang dan hukumnya tidak sah (sah), yaitu jual beli yang tidak
memenuhi syarat dan rukunnya. Kedua, jual beli yang hukumnya sah
4
Abdur Rohman, “Menyoal Filosofi ‘An Taradin pada Akad Jual Beli (Kajian Hukum Ekonomi
Syariah dalam Transaksi Jual Beli),” Et-Tijare, 2 (Juli, 2016).
5
Abdul aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalah, (Jakarta :Amzah, 2010), 23.
VI
tetapi dilarang, yaitu jual beli yang telah memenuhi syarat dan rukuknnya,
tetapi ada beberapa faktor yang menghalangi kebolehan proses jual beli.
khamar, darah, dan bahan yang mengandung bahan peledak itu tidak sah
diperjualbelikan pun kian hari semakin berfariasi, salah satunya jual beli
petasan yang mengandung bahan peledak. Yang mana dalam jual beli ini
jual beli sendiri yaitu saling membantu satu sama lain supaya dapat
satunya pada saat bulan Ramadhan setelah shalat Tarawih dan pada saat
malam Lebaran yang mana setiap tahunnya pasti di televisi itu ada berita
tentang korban dari petasan tersebut akan tetapi, petasan tersebut masih
Bahan peledak kimia adalah suatu rakitan yang terdiri atas bahan-
bahan berbentuk padat atau cair atau campuran keduanya, apabila terkena
6
Ghazaly, Fiqh Muamalat, 80.
VII
benturan, panas, dan gesekan dapat mengakibatkan reaksi berkecepatan
meter perdetik.
antara 1.000 dan 8.500 meter per detik. Bahan peledak low
petasan dapat dilihat dalam Pasal 1 ayat (3) No. 12/DRT/1951 tentang
1948 No. 17) dan Undang-Undang R.I. dahulu No. 8 tahun 1948) yang
berbunyi:
VIII
Ordonnantie tanggal 18 September 1893 (Stbl. 234), yang telah diubah
darurat no. 12 tahun 1951 yaitu tentang barang, pihak yang melakukan
transaksi jual beli (penjual dan pembeli) baik itu orang dewasa maupun
anak kecil.
C. Rumusan Masalah
IX
2. Bagaimana perspektif Undang-Undang Darurat Republik Indinesia No.
D. Tujuan Penelitian
berbahan peledak ?
tahun 1951 ?
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dan hukum positif yang berkaitan dengan jual beli petasan berbahan
peledak.
2. Manfaat Praktis
X
a. Bagi Peneliti
Madura yang ingin mengkaji lebih dalam lagi mengenai jual beli
c. Bagi Masyarakat
yang berlaku.
F. Definisi Operasional
1. Jual beli merupakan perbuatan dua pihak, pihak yang satu sebagai
dalam hal ini terjadilah suatu peristiwa hukum yaitu jual beli.9
XI
untuk memeriahkan berbagai macam peristiwa, seperti perayaan tahun
nilai-nilai Islam.11
G. Metode Penelitian
Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yaitu kata metode
dan kata penelitian. kata metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu
methodos yang berarti cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan
kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk
10
Hendra Gunawan, “Analisis Jual beli Petasan Perspektif Hukum Pidana Islam dan Hukum
Positif,” Yurisprudentia: Jurnal Hukum Ekonomi, 2 (Desember, 2020).
11
M.A Mannan, Ekonomi Islam: Anatara Teori dan Praktik, (Jakarta: Intermasa, 1992), 19.
12
Angga Saputra, “Pengertian Undang-Undang”, Varia Hukum, XXXVI (September, 2016), 847.
XII
Dari pengertian diatas kita dapat mengetahui bahwa metode
secara tegas bahasa yang dipakai oleh ilmu tertentu. Penelitian hukum
1. Jenis Penelitian
diteliti.15
2. Pendekatan Penelitian
13
Jonaedi Efendi, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, (Depok: Prenadamedia Group,
2018), 2-3.
14
Johnny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia
Publishing, 2005), 294.
15
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, (Mataram: Mataram University Press, 2020), 47-48.
XIII
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
12 tahun 1951.
3. Jenis Data
Buku tentang Fiqih jual beli, buku tentang jual beli dalam
16
Suhaimi, “Problem Hukum dan Pendekatan dalam Penelitian Hukum Normatif”, Jurnal Yustitia,
2, (Desember, 2018), 208.
17
Sarjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: Raj Grafindo Persada,
2006), 29.
XIV
Islam, buku tentang Asas-Asas Hukum Muamalah, buku
sistem operasional.
Wahbah Al-Zuhaili.
Dengan kata lain, data sekunder adalah data pendukung dari data
utama atau data primer. Data sekunder dari penelitian ini diambil
18
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif, (Yoyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, 221.
XV
manajemen Islam
apakah data yang telah diambil dapat dijadikan sebagai sata atau tidak.
H. Penelitian Terdahulu
19
Akbar Iskandar, Statistika Bidang Teknologi Informasi, (Jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2021),
30.
XVI
peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu terkait dengan
penulis kaji.
permasalahan yang dilihat dari dua segi hukum yaitu hukum positif
dan hukum islam. Dari hasil penelitian Devi Agustin diketahui bahwa
tertentu seperti hari raya idul fitri dan malam pergantian tahun,
tidak jarang melukai diri sendiri bahkan orang lain. Dalam penelitian
XVII
yang ancaman hukumannya mencapai 20 tahun penjara atau hukuman
dilakukan oleh Devi Agustin ini membahas tentang jual beli petasan
ialah jual beli petasan dalam hukum ekonomi syariah dan UU No.
Pijeran dalam rangka mengisi waktu sore menunggu buka puasa atau
20
Devi Agustin, Analisis Hukum Positif dan Hukum Islam Tentang Jual beli Petasan Yang
Mengandung Bahan Peledak, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019), 6.
XVIII
petasan. Tidak cukup berhenti di bulan ramadhan saja, masyarakat di
semarak hari raya idul fitri. Menurutnya suara yang dihasilkan dari
dilakukan dengan akad, yang mana terdapat kata sepakat atau ijab dan
qabul antara penjual dan pembeli yang melakukan transaksi jual beli
tentang jual beli petasan dalam hukum ekonomi syariah serta hukum
positif.
21
Imam Sahroni, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Petasan Untuk Perayaan Hari Besar
Islam di Desa Pijeran Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo, (Skripsi: IAIN Ponorogo, 2019),
71-72.
XIX
3. Hendra Gunawan, melakukan penelitian tentang “Analisis Jual
tentang jual beli petasan dengan permasalahan yang dilihat dari dua
segi hukum yaitu hukum pidana Islam dan hukum positif. Dari hasil
pendekatan yuridis-normatif.22
22
Hendra Gunawan, Analisis Jual Beli Petasan Perspektif Hukum Pindana Islam dan Hukum
Positif
XX
Tedapat persamaan dan juga perbedaan dengan pnelitian yang akan
I. Tinjauan Pustaka
Kata “jual beli” adalah frase (gabungan dua kata) yang terdiri
dari dua kata dimana masing-masing kata itu memiliki makna yang
kata “jual” dan kata “beli”, sebab kata bai’ dapat diartikan menjual
XXI
Didalam bahasa Arab sendiri, kata ba’i diartikan secara
“Jual beli ialah pertukaran harta dengan harta atas dasar saling
dibenarkan”.
23
Pudjihardjo dan Nur Faizin Muhith, Fikih Muamalah Ekonomi Syariah, (Malang: UB Press,
2019), 24.
XXII
dapat dibenarkan (al-ma’dzun fih) agar dapat dibedakan dengan
dan uang, sedangkan sifat benda tersebut harus dapat dinilai, yakni
Ekonomi Syariah, ba’i adalah jual beli antara benda dan benda,
XXIII
Dari definisi yang dikemukakan diatas, dapatlah disimpulkan
1) Pertukaran harta antara dua belah pihak atas dasar saling rela,
dan
perdagangan.
hukum.
bahwa jual beli yang dilakukan adalah dalam bentuk barter atau
XXIV
dengan alat ganti yang dapat dibenarkan. Adapun yang dimaksud
lainnya.27
Al-Qur’an:
dengan baik dan melarang praktek jual beli yang mengandung riba.
ْأ ٰ
ٍ ٓياَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ا َمنُوْ ا اَل تَ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُكوْ نَ تِ َجا َرةً ع َْن تَ َر
اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل
27
Suhrawardi K. Lubis dan Farid Wadji, Hukum Ekonomi Islam, Cet. 2 (Jakarta: Sinar Grafika,
2014), 139-140.
28
QS. Al-Baqarah (2): 275
XXV
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
RA. Rasulullah SAW mencegah dari jual beli melempar kerikil dan
29
QS. An-Nisa (4): 29.
XXVI
Adapun dalil ijma’, adalah bahwa ulama sepakat tentang
halalnya jual beli dan haramnya riba, berdasarkan ayat dan hadist
diatas.30
rukun jual beli isalah ijab dan qabul yang menunjukkan sikap
lain:
30
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, 103.
31
Wati Susiawati, “Jual Beli Dalam Konteks Kekinian”, Jurnal Ekonomi Islam, 2 (November,
2017), 174-175.
XXVII
4. Ada nilai tukar pengganti barang.32
menurut istilah ahli fiqh ijab qabul menurut cara yang disyariatkan
diantaranya:
32
Akhmad Farroh Hasan, Fiqh Muammalah dari Klasik Hingga Kontemporer (Teori dan Praktik),
(UIN Maliki: Press, 2018), 33.
33
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islamy wa Adillatuhu, Juz IV, (Damsyik, dar Al-Fikr, 1989), 80.
XXVIII
1) Dengan cara tulisan, misalnya ketika dua orang yang terjadi
transaksi jual beli yang berjauhan maka ijab qabul dengan cara
tulisan (khitbah).
akad jual beli dengan cara ucapan atau tulisan, maka boleh
ِ َش َك ْالبَي
ان بِالِّل َسا ِن َ اَاْل ِ َشا َرةُ ْال َم ْعهُوْ َدةُ اِل َ ْخ َر
barang-barang itu berdiam diri saja hal itu dipandang telah ada
pembeli. Jual beli belum dikatakan sah sebelum ijab dan qabul
Ijab dan qabul boleh dilakukan dengan lisan atau tertulis. Ijab dan
XXIX
saling memberi (penyerahan barang dan penerimaan uang). Pada
orang bisu maka ijab dan qabul tersebut dapat dilakukan dengan
yaitu orang yang melakukan akad dalam jual beli, dalam jual beli
benda-benda tertentu.
terbaik baginya. Maka orang gila atau bodoh tidak sah jual
sesudah haid.
XXX
5) Keduanya tidak mubadzir, yang dimaksud dengan keduanya
(mubazir).
harus ada ma’qud ‘alaih yaitu barang menjadi objek jual beli atau
sebagai berikut:
diharamkan.
pilihan sah barang tersebut dan atau telah mendapat idzin dari
yang batal.
XXXI
4) Mengetahui, maksudnya adalah barang yang diperjualbelikan
(medium of exchange).34
34
Shobirin, “Jual Beli Dalam Pandangan Islam”, Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, 2
(Desember, 2015), 246-251.
XXXII
Ulama Hanafiyah membagi jual beli dari segi sah dan tidak
Jual beli dikatakan jual beli yang batil apabila salah satu
XXXIII
Empat mazhab bersepakat menetapkan bahwa
36
Harun, Fiqh Muamalah, (Surakarta: Muhammadiyah Universitas Press, 2017), 71-72.
37
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2004), 46-47.
38
Harun, Fiqh Muamalah, 72.
XXXIV
bersabda, sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah
apabila pembeli tertarik dan seutju maka jual beli sah. Akan
Air sungai, air danau, air laut, dan air yang tidak
Jual beli fasid adalah jual beli yang rusak dan apabila
Majhul)
39
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), 78.
40
Harun, Fiqh Muamalah, 73.
XXXV
Yaitu jual beli yang barangnya secara global tidak
b) Jual beli yang tergantung atas suatu syarat dan jual beli al-
“Aku jual rumah ini pada awal tahun baru segini”. Inilah
Syiro’uhu)
XXXVI
Dalam keadaan buta atau meihat Syafi’iyah tidak
tingginya.
orang lain.
41
Ahmad Sarwat, Fiqih Jual Beli, (Jakarta Selatan: Rumah Fiqih Publishing, 2018), 40-42.
XXXVII
mancing orang agar orang mau membeli barang
kawannya.
1. Kewajiban Pembeli
Kewajiban pembeli yang lahir dari akad jual beli sah adalah
sebagai berikut:
a) Membayar harga
42
Hndi Suhendi, Fiqh Muamalah, 83-83.
43
Sobirin, Jual Beli Dalam Pandangan Islam, 255.
XXXVIII
kontan seluruhnya, ditempo seluruhnya, atau kredit dalam
tersebut berada.
2. Kewajiban Penjual
Kewajiban penjual yang lahir dari akad jual beli adalah sebagai
berikut:
mutlak.
XXXIX
barang yang diperjualbelikan dalam kondisi baik, bebas
saksi. Yang mana terdapat pada surah Al-Baqarah ayat 282 yang
artinya :
orang lelaki (diantaramu), jika tak ada dua orang lelaki, maka
pihak.45
ditinggalkan.46
44
Ikit, Artiyanto dan Muhammad Saleh, Jual Beli Dalam Perspektif Ekonomi Islam, (Yogyakarta:
Gava Media, 2018), 115-116.
45
Sobirin, Jual Beli Dalam Pandangan Islam, 255-256.
46
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, 105.
XL
DAFTAR PUSTAKA
Agustin. Devi, Analisis Hukum Positif dan Hukum Islam Tentang Jual beli
Petasan Yang Mengandung Bahan Peledak, Skripsi: Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019.
Al-Zuhaili. Wahbah, Al-Fiqh Al-Islamy wa Adillatuhu, Juz IV, Damsyik Dar Al-
Fikr, 1989.
XLI
Gufron. Mas’adi, Fikih Muamalah Konstektual Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002.
Gunawan. Hendra, “Analisis Jual beli Petasan Perspektif Hukum Pidana Islam
dan Hukum Positif,” Yurisprudentia: Jurnal Hukum Ekonomi, 2
(Desember, 2020).
Ikit, Artiyanto dan Muhammad Saleh, Jual Beli Dalam Perspektif Ekonomi Islam,
Yogyakarta: Gava Media, 2018.
Lubis. Suhrawardi K. dan Farid Wadji, Hukum Ekonomi Islam, Cet. 2 Jakarta:
Sinar Grafika, 2014.
M.A Mannan, Ekonomi Islam: Anatara Teori dan Praktik, Jakarta: Intermasa,
1992.
XLII
Pudjihardjo dan Nur Faizin Muhith, Fikih Muamalah Ekonomi Syariah, Malang:
UB Press, 2019.
Rohman. Abdur, “Menyoal Filosofi ‘An Taradin pada Akad Jual Beli (Kajian
Hukum Ekonomi Syariah dalam Transaksi Jual Beli),” Et-Tijare, 2
(Juli, 2016).
Sahroni. Imam, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Petasan Untuk
Perayaan Hari Besar Islam di Desa Pijeran Kecamatan Siman
Kabupaten Ponorogo, Skripsi: IAIN Ponorogo, 2019.
Sarwat. Ahmad, Fiqih Jual Beli, Jakarta Selatan: Rumah Fiqih Publishing, 2018.
Shobirin, “Jual Beli Dalam Pandangan Islam”, Jurnal Bisnis dan Manajemen
Islam, 2 (Desember, 2015).
Soekanto. Sarjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Raj
Grafindo Persada, 2006.
Sula. Muhammad Syakir, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional, Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
Susiawati. Wati, “Jual Beli Dalam Konteks Kekinian”, Jurnal Ekonomi Islam, 2
(November, 2017).
XLIII
Umardani. Mohammad Kharis, “Jual beli Berdasarkan Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata dan Hukum Islam (Al-Qur’an-Hadist) Secara
Tidak Tunai,” Journal of Islamic Law Studies, Sharia Journal,
(Mei, 2019).
XLIV