Anda di halaman 1dari 26

1

AMT dan AD8 Sebagai Instrumen Penapisan


Gangguan Fungsi Kognitif
Pada Lansia di Fasilitas Kesehatan Primer
Pendahuluan
❑ Lansia → usia 60 tahun ke atas ➔ UU Nomor 13 tahun 1998
❑ Kemajuan di bidang kesehatan ➔ meningkatnya angka harapan hidup
➔ menurunnya angka kematian

Peningkatan jumlah
penduduk lansia

Penyakit degeneratif ⇧ Gangguan kognitif → demensia ⇧

2
2
Pendahuluan

Peningkatan angka gangguan kognitif → demensia

Permasalahan kesehatan dan sosial

Angka kemandirian ⇩ Penurunan kualitas hidup


Gangguan perilaku

3
3
Pendahuluan

➢ Gangguan fungsi kognitif → demensia sering


terabaikan

➢ Pengenalan / deteksi gangguan kognitif sedini mungkin

tata laksana dan penanganan sedini mungkin

➢ Penapisan untuk gangguan kognitif hendaknya telah dimulai dilakukan di


fasilitas kesehatan primer dan komunitas.

4
4
• Instrumen penapisan gangguan kognitif pada fasilitas kesehatan
primer dengan yang secara luas digunakan adalah Mini-Mental
State Examination (MMSE) dan Montreal Cognitive Assessment
(MoCA) memiliki keterbatasan.
• MMSE telah dilaporkan lemah dalam mendeteksi gangguan
kognitif ringan (Mild Cognitive Impairment/MCI).
• Sedangkan MoCA membutuhkan staf terlatih dan
membutuhkan lebih banyak waktu (sekitar 10 menit) untuk
pemeriksaannya sehingga diperlukan alat penapisan dengan
akurasi yang baik dengan durasi pemeriksaan yang lebih singkat,
mengingat durasi kunjungan pasien yang tersedia untuk dokter
terbatas di fasilitas kesehatan primer.

5
Deteksi Dini Gangguan Fungsi
Kognitif
• Deteksi dini gangguan kognitif pada lanjut usia yang berisiko mengalami
gangguan kognitif disertai terapi pada tahap dini demensia adalah penting.

• Deteksi dini gangguan fungsi kognitif memungkinkan dokter untuk


mengantisipasi masalah yang mungkin dimiliki pasien dalam memahami dan
mematuhi terapi yang direkomendasikan.

• Informasi ini mungkin juga berguna bagi pasien dan pengasuhnya serta
anggota keluarga dalam mengantisipasi dan merencanakan masalah di masa
depan yang mungkin berkembang sebagai akibat dari progresi akibat
gangguan kognitif.

6
Alat Penapisan Gangguan Fungsi
Kognitif
• Banyak instrumen penapisan gangguan kognitif yang tersedia.

• Tes skrining umumnya meminta pasien untuk melakukan serangkaian tugas


yang menilai 1 atau lebih domain fungsi kognitif.

• Di Indonesia instrumen penapisan kognitif secara luas digunakan dalam studi


seperti Mini-Mental State Examination (MMSE) dan Montreal Cognitive
Assessment (MoCA) memiliki keterbatasan.

7
• MMSE telah dilaporkan lemah dalam mendeteksi gangguan kognitif ringan
(Mild Cognitive Impairment/MCI) karena ceilling effects, terutama pada
individu yang berpendidikan tinggi. Data menunjukkan bahwa MMSE akan
gagal untuk mendeteksi 85% dari individu yang secara klinis dinilai sebagai
demensia.
• MoCA membutuhkan staf terlatih dan membutuhkan lebih banyak waktu
(sekitar 10 sampai 15 menit) untuk mengelola pemeriksaan, sehingga kurang
cocok untuk digunakan sebagai pemeriksaan di fasilitas kesehatan primer.
• Mengingat durasi kunjungan pasien yang tersedia untuk dokter terbatas di
faskes primer, alat skrining singkat yang mampu skrining demensia terutama
dalam tahap awal diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara
lebih luas.

8
Berdasarkan deskripsi sebelumnya,
maka akan dibahas instrumen
penapisan AMT dan AD8 sebagai
instrumen alternatif penapisan
gangguan fungsi kognitif untuk
digunakan di fasilitas kesehatan
primer
9
9
10

AMT
(Abbreviated
Mental test)
Sejarah
• Abbreviated Mental Test (AMT) dikembangkan pada tahun 1972 dari Roth
Hopkins test yang dimodifikasi dan saat ini telah digunakan secara luas dalam
praktik medis Inggris dan negara-negara lain di dunia.
• Banyak dipergunakan dalam praktik geriatri di Inggris.
• Merupakan tes skrining fungsi kognitif yang direkomendasikan oleh British
Geriatrics Society.
• Cut-off yang direkomendasikan adalah delapan (di bawah delapan tidak
normal).
• Namun, skor cut-off ini berlakunya dapat disesuaikan pada kondisi setiap
pasien medis lanjut usia setempat → diperlukan tes validasi.

11
AMT

• Tes skrining untuk pasien dengan gangguan kognitif.


• Menguji orientasi, ingatan, bahasa, dan pengetahuan terkini.
• Tes ini lebih singkat, terdiri dari 10 soal yang digunakan untuk skrining kelainan.
• Tes ini terdiri dari 10 pertanyaan yang diseleksi berdasarkan nilai diskriminatif dari Mental Test
Score yang lebih panjang.
• AMT termasuk komponen-komponen yang mengikuti memori baru dan lama, atensi, dan
orientasi.
• Skor <8 merupakan batas yang menunjukkan defisit kognitif yang bermakna.
• Tes ini menunjukkan secara cepat penilaian beratnya penyakit dibandingkan tes yang lebih
panjang.
• Tes ini mampu mendeteksi perubahan kognisi yang berhubungan dengan perkembangan
paska operatif pada delirium.
• Pada pasien usia lanjut, tes ini dapat dikerjakan dalam 3 menit.

12
Tes ini sangat cocok untuk orang tua dapat menjawab pertanyaan tanpa
membaca, menulis atau menggambar

gangguan penglihatan atau kesulitan


menulis, yang sering terjadi pada orang tua,
tidak mempengaruhi kinerja pemeriksaan

13
Kelebihan

• Sangat cocok untuk digunakan dalam setting rumah sakit.


• Cepat dan mudah digunakan.

14
Kekurangan

• Tidak dapat membantu untuk menyingkirkan diagnosis banding.


• Pada pasien dengan depresi dan afasia mungkin tidak dapat mengerjakan
tes ini dengan baik, meskipun pada pasien-pasien tersebut sebenarnya
tidak memiliki masalah memori.
• Kurang cocok untuk memantau perkembangan penyakit.
• AMT mempunyai sensitifitas dan spesivisitas yang lebih rendah dalam
mendeteksi adanya kelainan kognitif daripada MMSE.
• Apabila hasil abnormal masih memerlukan evaluasi lebih jauh lagi.

15
Contoh Form Penilaian
Abbreviated Mental Test (AMT)

16
❖Terdapat dua versi baru yang lebih pendek dan singkat dari AMT.
• Tes pertama, AMT 5, yang terdiri dari item pertanyaan 3, 6, 7, 9
dan 10.
• Tes kedua, AMT 7, yang terdiri dari item pertanyaa 2, 3, 5-7, 9
dan 10.

17
Sensitivitas dan Spesifisitas AMT, AMT 7, dan AMT 5

18
19

AD8-INA
AD-8
• Untuk mengetahui gangguan fungsi kognitif pada demensia dapat digunakan
kuesioner AD-8.
• AD8 dikembangkan sebagai instrumen singkat untuk membantu membedakan
antara tanda-tanda penuaan normal dan demensia ringan.
• Kuesioner AD-8 adalah tes skrining kognisi dengan mewancarai keluarga/pegasuh
dari penderita demensia untuk mengetahui adanya kemunduran kognisi dibanding
beberapa tahun sebelumnya atau setelah mengalami penyakit stroke, parkinson
disease atau gangguan intelektual lainnya.
• AD8 berisi 8 item yang menguji memori, orientasi, penilaian, dan fungsi.
• Cut off yang digunakan :
• kognisi normal → 0-1
• penurunan kognisi → 2 atau lebih

20
Kelebihan

• AD8 singkat, sederhana, dan cepat untuk diberikan (~3 menit) dan peka terhadap
perbedaan budaya, sehingga menjadikannya alat yang ideal untuk digunakan
dalam faskes pelayanan primer selama kunjungan dan untuk penelitian kesehatan
tahunan.
• Telah divalidasi untuk digunakan di ruang gawat darurat dan kondisi lainnya.

• Tidak memerlukan pelatihan khusus dalam penggunaannya → dapat digunakan


pada faskes primer.

21
• Validitas dari AD-8 ini kuat dan berkorelasi tinggi (r = 0,75) dengan Clinical Dementia Rating
(CDR), yang merupakan gold standard dari sistem peringkat demensia dan untuk
mengevaluasi neuropsikologis formal.
• AD-8 memiliki sensitivitas >84% dan spesifisitas >80%.
• Alpha Cronbach dari AD8 adalah 0,84, menunjukkan konsistensi internal yang sangat baik →
Hal ini menunjukkan kehandalan dan stabilitas antar penilai yang kuat.
• Hal ini juga menunjukkan diskriminasi yang sangat baik antara individu non-demensia dan
gangguan kognitif (nilai prediksi positif> 85%; nilai prediksi negatif> 70%.
• Area di bawah Kurva: 0,908; 95% CI: 0,888-0,925.
• Menggabungkan pemeriksaan AD8 dengan tes kinerja singkat seperti MoCA dan Mini-Cog
sangat meningkatkan kemampuan untuk menangkap perubahan kognitif awal.
• AD8 telah divalidasi dalam berbagai bahasa, termasuk Spanyol, Prancis, Portugis, Norwegia,
Cina, Korea, Indonesia, dan Tagalog (Filipina).

22
• Di Indonesia AD8- INA dengan cut off point > 2 untuk demensia
memiliki sensitivitas 89,5% dan spesifisitas 94,7 %, PPV 85% dan
NPV 96%.
• AD8 dapat digunakan sebelum melanjutkan dengan penapisan
yang lebih detil.

23
Kekurangan

• Apabila pasien tidak memiliki keluarga atau caregiver.

24
Form Pemeriksaan AD8-INA

25
26

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai