Anda di halaman 1dari 16

AQIDAH AGAMA ISLAM

Disajikan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan


Agama Islam Yang Diampu Oleh :

Bpk.M.Syukur M.Pd.I

Disusun Oleh:
Hikmawan julianto (8040180316)
Kaka Valentino (8040180289)
Levyan
02PS1

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER


TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT dan semoga Allah SWT
selalu melimpahkan rahmatnya kepada Nabi Muhamad SAW yang
telah memberikan kesehatan pada kita semua sehingga kami dapat
menyusun makalah yang membahas tentang Aqidah Agama Islam

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna .


maka dari itu , Kritik dan saran dari segala pihak sangatlah kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua


pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini ,
kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sehingga
mampu menambah wawasan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………..

Daftar
Isi……………………………………………………………………......

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
………………………………………………
….
1.2 Rumusan
masalah…………………………………………

1.3 Tujuan…………………………………………
….
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Aqidah………………………………………………

2.2 Ruang lingkup pembahasan


aqidah………………………………………………
2.3 Kemahaesaan
allah…………………………………………………

2.4 Kemahaesaan
allah…………………………………………………………………….

2.5 Kiamat, hukum alam, dan


akhirat…………………………….............................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
…………………………………………………………………………
3.2 Saran
………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa
sebuah tujuan. Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya,
menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya, bukanlah tanpa
tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan
manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia,
manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengatur
atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala sumber
daya yang ada.

Di samping kita sebagai manusia harus pandai-pandai


mengelola sumber daya yang ada, sebagai seorang manusia juga
tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah sang
Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu manusia harus mempunyai
aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang
diperintahkan Allah SWT.
Penyempurna aqidah yang lurus kepada Alla SWT tidak
luput dari aqidah yang benar kepada Malaiakat-Malaikat Allah,
Kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para Rosul-

rosul Allah untuk disampaikan kepada kita, para umat manusia.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah aqidah itu?

2. Apakah sumber dari aqidah?

3. Bagaimana aqidah jika di tinjau dari ayat-ayat Al Qur’an?

4. Apakah manfaat aqidah ?

1.3 Tujuan
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar kita lebih memahami apa itu
aqidah secara etimologis dan terminologis, sumber-sumber aqidah,
pengertian aqidah yang ditinjau dari ayat-ayat Al Qur’an, ruang
lingkup pembahasan dan manfaat dari aqidah untuk seorang muslim
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AQIDAH ISLAM


Pengertian Aqidah Secara Bahasa (Etimologi)

Kata "‘aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth


(ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq
(menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan
kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Di
antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu
(penetapan).

Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang


yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama
maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan.
Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul.
Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id.

Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur’an dan As


Sunah, bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya
digunakan untuk memahami apa yang terkandung pada kedua sumber
aqidah tersebut yang mana wajib untuk diyakini dan diamalkan.

Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi)

Aqidah menurut istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan


oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi
suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh
keraguan dan kebimbangan.

Pengertian aqidah menurut hasan al-Banna

"Aqa'id bentuk jamak rai aqidah) adalah beberapa perkara yang


wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman
jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan keraguan-raguan".

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:

"Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara


umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran
itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan
dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran itu.
1.2 Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Menurut Hasan al-Banna sistematika ruang lingkup
pembahasan aqidah adalah:

1. Ilahiyat
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Ilahi seperti wujud Allah
dan sifat-sifat Allah, dan lain-lain

2. Nubuwat
Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang
berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk
pembahasan tentang Kitab-Kitab Allah, mu'jizat,
dan lain sebagainya.

3. Ruhaniyat
Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik seperti
malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain
sebagainya.

4. Sam'iyyat

Yaitu pembahahasan tentang segala sesuatu yang


hanya bisa diketahui lewat sam'I (dalil naqli
berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam
barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat,
surga neraka dan lainnya.

2.3 KemahaEsaan Allah SWT


Allah SWT adalah esa; satu dalam dzat, sifat dan
karya-nya.Keesaan Allah merupakan gambaran
kemahakuasaan-Nya yang tidak tertandingi oleh apa
dan siapapun, sebab selain Dia adalah ciptaan-Nya
belaka. Tauhid merupakan keyakinan akan keesaan
Allah, yaitu keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah.

Keyakinan akan keesaan Allah merupakan ciri


utama dari agama Islam yang berbeda dengan agama-
agama lainnya di dunia.

Keesaan Allah dalam ajaran Islam berbeda dengan


keyakinan monoteistik pada agama Yahudi dan
Nasrani. Tauhid merupakan keyakinan akan keesaan
Allah yang meniadakan segala unsur yang lain. Satu
bukanlah terdiri dari unsur-unsur atau bagian dari
bilangan, tetapi satu yang utuh. Keesaan Allah dalam
keyakinan muslim bukan hanya berupa pengetahuan
dan pengakuan tetapi mendorong dalam membentuk
perilaku dan sikap tauhid yang diawali dengan
persaksian melalui syahadat. Syahadatain berbunyi:

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah


dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
Rasulullah Pengakuan dan keyakinan bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah “ mengandung arti bahwa
tidak ada bentuk apapun yang dipertuhankan selain
Allah. Artinya hanya Allah-lah satu-satunya Tuhan
bagi seorang muslim. Tuhan diartikan sebagai segala
sesuatu yang mendominasi diri, atau yang membuat
orang tergantung kepadanya.

Apabila ada seseorang memiliki sesuatu baik orang


maupun barang atau kedudukan, apabila dominan dan
membuat orang itu tergantung kepadanya, maka orang
itu tidaklah bertauhid. Karena itu, persaksian yang
dinyatakan dalam syahadat itu tidak terbatas pada
ucapan dua kalimat syahadat (syahadatain), melainkan
dibuktikan dalam berpikir, bertindak, dan bersikap.
Berpikir tauhid adalah berpikir utuh dan intgral, ia akan
memandang alam maupun manusia sebagai sesuatu
sistem yang integral. Dengan demikian ia akan mampu
memberikan penilaian dan bertindak secara adil.
Sementara dalam hubungannya dengan sikap, maka
tauhid memiliki implikasi dalam bentuk sikap hidup
yang tidak tergantung pada siapapun selain pada Allah,
karena itu ia akan hidup berani, merdeka dan mandiri.

2.4 Kiamat, hukum alam, dan akhirat


Kiamat merupakan akhir perjalanan kehidupan alam raya
dan pintu masuk alam akhirat. Peristiwa kiamat adalah hari
kehancuran dunia yang di gambarkan Alquran Surat. Al
Zalzalah (kegoncangan) sebagai saat penghancuran total yang
tidak ada satu makhluk pun yang tertinggal, semua hancur,
selain dalam surat Al Zalzalah, Allah juga memberikan
penjelasan tentang kiamat dalam surat Al Waqi’ah ayat 5-6,
surat At Takwir ayat 1,2,3,6, dan 11.

Di riwayatkan oleh Abu Hurairah, ia berkata:

Bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya akan datang


seorang lelaki besar gemuk pada hari kiamat yang berat amalnya
di sisi Allah tidak seberat sayap seekor nyamuk sekalipun.
Bacalah oleh kalian: Maka Kami tidak mengadakan suatu
penilaian bagi amalan mereka pada hari kiamat”. (Shahih
Muslim No.4991)

Datangnya hari kiamat tidak dijelaskan secara rinci baik dalam


Alquran maupun hadis, tetapi ciri-ciri akan datangnya kiamat
diisyaratkan dalam berbagai hadits
Diriwayakan oleh Abu Hurairah, ia berkata:

Rasulullah bersabda: “Allah Taala menggenggam bumi pada


hari kiamat dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya,
kemudian berfirman: Akulah raja! Manakah raja-raja bumi?”
(Shahih Muslim No.4994)

manakala manusia tidak lagi berpegang kepada nilai-nilai


ilahiyah yang menjaga kemanusiaannya, tetapi telah menjadikan
nafsu sebagai tuhannya. Apabila diperhatikan isyarat-isyarat
tentang datangnya kiamat, maka dapat dipastikan bahwa kiamat
berhubungan dengan keserakahan manusia dan ditinggalkannya
nilai-nilai agama.

Karena itu, jika dikaitkan dengan hukum alam


(sunnatullah), maka kiamat pasti akan datang karena sebagai
akibat semakin jauhnya manusia dari nilai-nilai kebaikan yang
menjadi tugas

hidupnya sebagai khalifatullah fil ardhi dan meletakkan


dirinya sebagai penguasa yang tanpa batas. Dalam Al Quran hari
kiamat memiliki tiga puluh empat (34) sebutan, diantaranya ;

1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat)


2. Yaumul Hasroh (hari penjelasan sebab sudah tidak
ada lagi kesempatan bagi umat manusia untuk
beriman dan beramal saleh guna menembus dosa-
dosanya)
3. Yaumul Hisab (hari perhitungan segala amal
perbuatan baik dan buruk manusia)
4. Yaumul Zilzalah (hari kegemparan, sebab bumi
ketika itu mengalami kegoncangan yang (sangat
dahsyat)
5. Yaumul Waqi’ah (hari kejatuhan sebab segala
makhluk Allah swt benar-benar terhenti)
6. Yaumul Roojifah (hari gempa besar)
7. Yaumul Haaqqoh (hari kebenaran sebab semua janji
Allah dalam Al Quran tentang adanya kehidupan di
alam akhirat mulai terbukti)
8. Yaumul Thoommah (hari kesulitan sebab setiap
manusia tidak dapat menyelamatkan (diri mereka
sendiri)
9. Yaumul Talaaq (hari pertemuan, sebab orangorang
yang beriman dan beramal saleh akan dipertemukan
dengan Tuhannya)
10. Yaumul Ghosyiyah (hari pingsan karena
kehidupan segala makhluk Allah swt benarbenar
terhenti)
11. Dan sebagainya sampai 34 nama.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Aqidah adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada
orang yang mengambil keputusan, atau sebuah keyakinan.
Keyakinan yang kokoh kepada Allah SWT dimana tidak ada
keraguan di dalam dirinya. Yakin bahwa Allah itu Esa/ satu, dan
tidak berbuat kafir atau menyekutukan Allah.

Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur’an dan As


Sunah, bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu
hanya digunakan untuk memahami apa yang terkandung pada
kedua sumber aqidah tersebut yang mana wajib untuk diyakini
dan diamalkan.

Atas dasar ini, akidah merzcerminkan sebuah unsur


kekuatan yang mampu menciptakan mu'jizat dan merealisasikan
kemenangan-kemenangan besar di zaman permulaan Islam.

Keyakinan harus di dasari dengan mengesakan Allah,


karena barang siapa yang menyakin adanya Tuhan maka
hendaknya harus yakin bahwa Allah itu esa/satu. Seperti di
tuangkan pada surat Al Ikhlas bermakna memurnikan ke esaan
Allah SWT, diterangkan bahwa kandungan Al-Qur’an ada tiga
macam: Tauhid, kisah-kisah dan hukum-hukum. Dan dalam
surat ini terkandung sifat-sifat Allah yang merupakan tauhid.
Dinamakan surat Al-Ikhlash karena didalamnya terkandung
keikhlasan (tauhid) kepada Allah dan dikarenakan
membebaskan pembacanya dari syirik (menyekutukan Allah )

Daftar Pustaka

http://ardhi21.blogspot.com/2012/10/makalah-aqidah-islam_260.html

https://www.academia.edu/15998797/
MAKALAH_KONSEP_AQIDAH_DALAM_ISLAM_Disusun_oleh

Anda mungkin juga menyukai