Anda di halaman 1dari 425

PERSPEKTIF KEPERAWATAN

MATERNITAS
Dr. Ns. Suryani Manurung, Mkep, Sp.Mat
24 JANUARI 2022
• Trend dan Issue Keperawatan Maternitas
• Peran Serta Profesi Keilmuan Khususnya
Keperawatan Maternitas Dalam
Kesehatan Maternal
• Masalah Etika dan Standar Praktik
Trend dan issue
• Tren terkini dalam manajemen persalinan dan
kelahiran.
• Tren Terkini outcome dari kesehatan ibu dan bayi.
• Identifikasi penyebab utama kematian bayi
• tujuan utama dalam kesehatan ibu dan bayi yang
dinyatakan dalam Sehat Masyarakat 2030.
TREN TERKINI DALAM MANAJEMEN PERSALINAN
DAN KELAHIRAN

• Selama 100 tahun terakhir, keperawatan maternitas


banyak perubahan dalam menanggapi kemajuan
teknologi, kedokteran, dan keperawatan dan keinginan
individu dari pasangan subur
• Pendekatan persalinan dan kelahiran  kelahiran sesar dan
induksi persalinan Tren mengalami perubahan signifikan.
• Kecendrungan tingkat kesuburan menurun dari 126,8
menjadi 69,5 kelahiran hidup per 1.000 wanita antara usia
15 dan 44 tahun (USA, 2007)
• Indonesia tingkat kesuburan cenderung meningkat, angka
kematian bayi per 100.000 KH, cenderung stagnasi
(346/100.000KH. Th 2010, 305/100.000KH, 2015)
Tren Terkini outcome dari kesehatan
ibu dan bayi
KONDISI KESEHATAN IBU DAN BAYI DAN OUTCOME
(USA, 2009)
Profil Kesehatan Maternal di Indonesia Dan
ASEAN
Trend kematian maternal tahun 2015 hingga 2019 : 305 per 100.000
kelahiran hidup (Kemenkes, 2019)  Target AKI Indonesia pada
tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Beberapa negara ASEAN, AKI di negara-negara ASEAN rata-rata


sebesar 40-60 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Singapura sebesar
2-3 per 100.000 kelahiran hidup.

International Conference on Population and Development (ICPD) ke-


25) November 2019 : AKI merupakan salah satu tantangan yang harus
dihadapi Indonesia sehingga menjadi salah satu komitmen prioritas
nasional, yaitu mengakhiri kematian ibu saat hamil dan melahirkan.

Penurunan AKI sebagai Target SDGs target AKI 70 per


100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Identifikasi penyebab utama
kematian maternal dan bayi
Kematian maternal menurut WHO adalah kematian ibu
yang terjadi selama hamil sampai dengan 42 hari setelah
terminasi kehamilan. Kematian dihubungkan dengan akibat
dari kehamilan atau disertai dengan penyulit selama
kehamilan

USA, (Centers for Disease Control and Prevention [CDC], 2007)


Penyebab kematian al:
• Direct obstetric death
• Indirect obstetrical death
• Pregnancy-related cause
• Late maternal death
Direct obstetric death
• Kematian akibat komplikasi selama
kehamilan, persalinan/kelahiran,
dan/atau pascapersalinan, dan dari
intervensi, kelalaian intervensi, atau
pengobatan yang salah.
• Ex: perdarahan pervagina, plasenta
previa, solutio placenta
Late maternal death
• sebagai kematian yang terjadi lebih dari 42
hari setelah terminasi kehamilan dari
penyebab obstetrik langsung atau tidak
langsung
• Ex. Perdarahan pervagina, infeksi
Indirect obstetrical death
• Kematian yang disebabkan oleh penyakit
yang sudah ada sebelumnya atau penyakit
yang berkembang selama kehamilan yang
tidak memiliki penyebab obstetrik langsung,
tetapi kemungkinannya adalah diperburuk
oleh perubahan kehamilan.
• Ex: penyakit medical bedah
Mengapa Ibu Meninggal?
• komplikasi kebidanan yang tidak ditangani
dengan baik dan tepat waktu  ± 15% dari
kehamilan/ persalinan mengalami komplikasi,
85% normal
• Masalahnya: Sebagian besar komplikasi tidak
bisa diprediksi → setiap kehamilan berisiko.
• Memerlukan kesiapan pelayanan berkualitas
setiap saat, atau 24 jam 7 hari (24/7), agar
semua ibu hamil/melahirkan yg mengalami
komplikasi setiap saat mempunyai akses ke
pelayanan darurat berkualitas dlm waktu cepat.
TUJUAN UTAMA DALAM KESEHATAN
IBU DAN BAYI YANG DINYATAKAN
DALAM SEHAT MASYARAKAT 2030
Mengapa Kesehatan Ibu, Bayi, dan
Anak Penting?
Memaksimalkan pertumbuhan bayi dan anak serta
mencapai potensi SDM yang maksimal

•Unpredictability Komplikasi
•Rujukan tidak efektif
•Kematian tertinggi di sekitar persalinan
dan24 jam pertama pasca salin (34%)
Faktor yang dapat Faktor yang dapat
mempengaruhi mempengaruhi
kehamilan dan persalinan Kesehatan bayi dan anak
• sosiodemografi dan
• Status kesehatan perilaku, seperti
prakonsepsi pendidikan, pendapatan
• Usia keluarga, dan menyusui,
• Akses ke pelayanan • Kesehatan fisik dan
kesehatan prakonsepsi, mental orang tua dan
prenatal, dan pengasuh.
interkonsepsi yang
tepat
• Kemiskinan
Faktor Penentu Kesehatan Ibu, Bayi, dan Anak

• Faktor lingkungan dan social: akses ke layanan


kesehatan dan layanan intervensi dini, pendidikan,
pekerjaan, ekonomi, dukungan sosial, kesehatan,
nutrisi, perilaku ibu selama kehamilan dan
ketersediaan sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari (nutrisi, kesehatan)

Mempengaruhi hasil kehamilan dan kesehatan bayi


dan anak.
Upaya Menurunkan AKI
1 2
Program Perencanaan Persalinan dan Bantuan Operasional
Pencegahan Komplikasi (P4K) Kesehatan (BOK) ke
puskesmas di kabupaten/
3 kota
Program safe motherhood initiative
4
(1990) Gerakan Sayang Ibu (1996)
5 6
penempatan bidan di tingkat desa strategi Making Pregnancy
secara besar-besaran Safer (2000)

6
5
Program Expanding Maternal and Program Keluarga Harapan
Neonatal Survival (EMAS) (2012) (PKH), yang membuka
dalam rangka menurunkan AKI dan akses keluarga miskin
neonatal sebesar 25% yang menjadi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM)
(2007)
Upaya – upaya Pemerintah Dalam Akselerasi
peningkatan kesehatan ibu 2016-2020
UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN
BAYI BARU LAHIR MASA PANDEMI COVID-19
• Kelanjutan pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi
Baru Lahir sebagai upaya penurunan angka
kematian ibu dan bayi selama wabah pandemi
Covid-19  MENGACU PROTOKOL
• Protokol_B4_Petunjuk_Praktis_Layanan_Ke
sehatan_Ibu_dan_BBL_pada_Masa_Pande
mi_COVID-19.pdf (Kemenkes, 2020).
• Rekomendasi-Penanganan-Infeksi-COVID-
19-pada-maternal.pdf (POGI, 2020),
Peran Serta Profesi Keilmuan Khususnya
Keperawatan Maternitas Dalam
Kesehatan Maternal
• Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional
berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik
dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan,
melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan
menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra
pelayanan.(Reede,2002)
• Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur (WUS)
yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa
kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam
minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari
beserta keluarganya.
• Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar
dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan
Masalah Etika dan Standar Praktik
• Keperawatan maternitas adalah bidang praktik keperawatan yang
menarik dan dinamis
• tantangan untuk mempraktikkan asuhan keperawatan yang aman dan
berbasis bukti yang responsif terhadap kebutuhan wanita dan
keluarga
• tantangan etika, tingginya tingkat litigasi dalam kebidanan  prinsip-
prinsip dasar yang ditetapkan oleh American Kode Etik dan
Spesialisasi Asosiasi Perawat (ANA) standar praktik dari Association
for Women's Health, Perawat Obstetri dan Neonatal (AWHONN) yang
menguraikan tugas dan kewajiban perawat obstetri dan neonatus
• Prinsip-prinsip etika ditinjau dalam konteks dilema perinatal dan etika
pengambilan keputusan. Isu-isu umum dalam litigasi dalam
keperawatan bersalin
• Etika merupakan bagian integral dari praktik keperawatan dan
mewakili tatanan sosial yang ideal.
• Etika melibatkan penentuan apa yang baik, benar, dan adil (Pierce,
1998)
• Tradisi etik keperawatan adalah refleksi diri. Tanggung jawab moral
dan etika perawat untuk melakukan hal yang benar Kode Etik ANA
untuk Perawat (2001).
• Menurut Kode Etik ANA (2001), perawat memiliki kewajiban untuk
menjaga kesejahteraan pasien, tetapi juga memiliki kewajiban untuk
menghindari bahaya.
Kode Etika keperawatan berfungsi sebagai:
• Ekspresi pemahaman keperawatan sendiri tentang komitmennya
untuk masyarakat
• Pernyataan tentang kewajiban dan tugas etis setiap perawatan
Ethical Dilemmas
• Dilema etika adalah pilihan yang berpotensi melanggar prinsip etika
(Lagana & Duderstadt, 2004)
• Aspek unik dari keperawatan maternitas adalah bahwa perawat
mengadvokasi dua individu, wanita dan janin.
• Contoh situasi di mana konflik pengambilan keputusan etis dapat
muncul adalah dalam perawatan bayi dengan prematuritas ekstrem.
• Pierce (1998) menyarankan tiga kategori untuk neonatus di NICU:
Bayi dengan perawatan aktif mungkin hasil bisa kurnag bermakna, di
mana prognosis untuk kehidupan yang bermakna sangat buruk atau
putus asa
Bayi yang perawatan masif mungkin akan menghasilkan manfaat
untuk kesejahteraan secara keseluruhan,  bukti yang ada
menunjukkan peluang bagus untuk hasil yang bermanfaat dan
beneficial interaksi yang bermakna
Bayi yang efek perawatan agresifnya sebagian besar tidak pasti
CLINICAL EXAMPLES OF PERINATALETHICAL DILEMMAS
• Perawatan yang diperintahkan pengadilan
• Withdrawal of life support
• Pengambilan organ atau jaringan janin
• Fertilisasi in vitro dan keputusan untuk pembuangan sisa sel telur yang dibuahi
• Borderline viability: to resuscitate or not
• Pemilihan jenis kelamin prakonsepsi
• Alokasi sumber daya dalam perawatan kehamilan selama periode sebelumnya
• Operasi janin
• Pengobatan kelainan genetik atau kelainan janin yang ditemukan pada skrining prenatal
• Perawatan medis luar biasa untuk komplikasi kehamilan pregnancy
• Menggunakan organ dari bayi anencephalic
• Rekayasa genetika Kloning
• ibu pengganti
• Tes obat dalam kehamilan
• Kesucian hidup versus kualitas hidup untuk bayi yang sangat prematur atau cacat berat
• Penyalahgunaan zat dalam kehamilan
STANDARDS OF PRACTICE
• standar praktik membantu memandu praktik
keperawatan profesional.
• Association of Women's Health, Obstetric and
Neonatal Nurses (AWHONN), organisasi profesional
untuk perawat bersalin, mengembangkan standar
praktik.
• Standar meringkas apa yang AWHONN (2003) yakini
sebagai penilaian terbaik dan praktik optimal
profesi keperawatan berdasarkan penelitian dan
klinis saat ini
LEGAL ISSUES IN DELIVERY OF CARE
• Ada lima situasi klinis yang menyebabkan sebagian besar cedera janin
dan neonatus dan litigasi dalam kebidanan: (Feinstein, Torgersen, &
Atterbury, 2003):
1. Ketidakmampuan untuk mengenali secara tepat untuk menanggapi
kondisi janin intrapartum
2. Ketidakmampuan untuk melakukan persalinan sesar tepat waktu
(30 menit dari keputusan hingga insisi) bila diindikasikan oleh
kondisi janin atau ibu
3. Ketidakmampuan untuk memulai resusitasi dengan tepat pada
neonatus yang depresi
4. Penggunaan oksitosin atau misoprostol yang tidak tepat
menyebabkan hiperstimulasi uterus, ruptur uteri, dan intoleransi
persalinan pada janin dan/atau kematian janin
5. Penggunaan forsep/vakum yang tidak tepat dan/atau distosia bahu
yang dapat dicegah
Manajemen risiko
• Manajemen risiko adalah pendekatan sistem untuk pencegahan
litigasi. Ini melibatkan identifikasi masalah sistem, analisis, dan
penanganan risiko sebelum gugatan diajukan (Gilbert, 2007).
• Ada dua komponen kunci dari program manajemen risiko :
Menghindari hasil yang dapat merugikan, dan dapat dicegah pada
janin selama persalinan, membutuhkan penyedia layanan yang
kompeten pemantauan DJJ yang konsisten dan terkini dan yang
berada di lingkungan praktik dengan sistem yang memungkinkan
intervensi klinis tepat waktu.
Penurunan risiko tereksposur, termasuk metode untuk menunjukkan
bukti bahwa perawatan tepat waktu yang tepat disediakan yang
secara akurat mencerminkan status janin ibu sebelum, selama, dan
setelah intervensi terjadi.
Paradigma
Keperawatan Maternitas
Manusia

Keperawatan Lingkungan

Sehat
Sambungan..

Manusia
- Fokus askep
- Wanita hamil, melahirkan, postpartum, ect.
Lingkungan
- lingkungan sosial (klg dan masyarakat), budaya
Sehat
- Dinamis (fungsi optimal dan adaptif)
Keperawatan
- Keperawatan maternitas sbg pelayanan
profesional
Falsafah Keperawatan Maternitas
Yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang
normal, alamiah, partisipasi aktif keluarga dibutuhkan untuk
kepentingan kesehatan ibu dan bayi. Awal kehamilan awal
bentuk interaksi keluarga.
1. Keperawatan maternitas dipusatkan
pada :

•Keluarga dan masyarakat askep yang holistic


•Menghargai klien dan keluarganya
•Klien, keluarga, masy berhak perawatan yg
sesuai
2. Setiap individu berhak lahir sehat – optimal
•Wanita hamil dan bayi yang di kandungnya
•Wanita pasca persalinan beserta bayinya
3. Pengalaman : Kehamilan, Persalinan, Gangguan Kesehatan
merupakan tugas perkembangan keluarga dan dapat menjadi
krisis situasi.
4.Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang normal , alamiah,
partisipasi aktif keluarga dibutuhkan untuk kepentingan
kesehatan ibu dan bayi
5. Keperawatan maternitas berfungsi sebagai advocat/ pembela
untuk melindungi hak klien.
6. Mempromosikan kesehatan merupakan tugas penting bagi
keperawatan maternitas generasi penerus.
7. Keperawatan maternitas memberi tantangan bagi peran perawat
dan merupakan faktor utama daalam mempromosikan derajat
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
8. Yakin bahwa penelitian keperawatan dapat menambah
pengetahuan dalam meningkatkan mutu pelayanan maternitas
Peran dan Ruang Lingkup Keperawatan Maternitas
Peran adalah suatu perilaku yang diharapkan. standar,
merefleksikan tujuan dan nilai yang dilaksanakan pada
situasi tertentu.

• PELAKSANA / CAREGIVER: Meningkatkan kesehatan,


Mencegah penyakit, Memulihkan kesehatan/rehabilitasi,
Memfasilitasi koping .
• PENDIDIK / EDOCATOR: Bertanggung jawab dalam hal
pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan dan tenaga
kesehatan lainnya, bagi klien yang dalam keadaan tidak
tahu menjadi tahu, tidak mau menjadi mau dan tidak
mampu menjadi mampu.
• PENELITI / RESEARCHER : Meningkatkan dan
mengembangkan ilmu yang dimiliki, Melakukan
penelitian secara ilmiahKompetensi
• PEMBELA / ADVOCATOR: Suatu proses menjaga,
melindungi, hadir di samping klien saat klien
membutuhkan bantuan  bertujuan untuk
melindungi hak pasien dalam pelayanan kesehatan
melalui kemitraan partnership dan
memperlakukan pasien sama sebagai mana ia
ingin diperlakukan.
• KONSELOR:Proses interpersonal untuk membantu
klien membuat keputusan yang akan
meningkatkan kesehatan secara menyeluruh, yang
diberikan secara objektif dan lengkap secara
sistematik
Lingkup Wewenang dan Tanggung
Jawab Perawat Maternitas

 Fokus pada pemenuhan kebutuhan klien


 Melaksanakan askep dgn pendekatan
keluarga
 Merujuk kepada tim kesehatan lain untuk
kondisi yang membutuhkan penangganan
lebih lanjut
 Dlm melaksanakan peran (proses
keperawatan)
 Pelaksaan askep dgn kerja sama tim
Lingkup Pelayanan

•Rumah sakit
•Rumah bersalin
•Puskesmas
•Komunitas
•Daerah pedesaan terpencil
Pendekatan Pelayanan Maternitas
•Holistik
•Berpusat pada keluarga
•Penghargaan terhadap klien
•Peningkatan kemampuan klien
 perawatan mandiri
•Peningkatan sumber daya yang diperlukan
Implementasi Keperawatan
Preventif, promotif
- Mengatasi dan mengurangi masalah karena stress
fisiologi, psikologi atau sosial
- Health education: fokus pada mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan reproduksi

Kuratif
Menyelesaikan masalah (konsultasi, kolaborasi)

“keberhasilan tercapai dgn keterlibatan wanita, keluarga ,


masyarakat dan tim kesehatan”
Dr.Ns SURYANI MANURUNG, MKEP.,Sp.MAT
Definitions Antenatal care
 Pemeriksaan dan pengawasan yang
direncanakan terhadap ibu sejak dari
konsepsi sampai kelahiran bayi.
 Antenatal care mengacu pada
perawatan yang diberikan kepada ibu
sesuai dengan masalah atau keluhan
yang ditemukan pada ibu dari sejak
konsepsi sampai dengan adanya tanda-
tanda persalinan
Sasaran dan tujuan dari Asuhan Keperawatan
SASARAN :
* Mengurangi / menurunkan angka kematian
dan morbiditas ibu.
* Meningkatkan kesehatan fisik dan mental
perempuan dan anak-anak.
* Mencegah, mengidentifikasi, dan
mengatasi kelainan yang ditemukan pada
ibu dan janin yang dapat mempengaruhi
hasil kehamilan.
* Mengurangi biaya finansial untuk
perawatan ibu
Tujuan Asuhan Keperawatan:
 Mengidentifikasi, merumuskan masalah ibu dan
janin selama masa kehamilan
 Memberikan dukungan dalam proses
penyesuaian / adaptasi kehamilan  sehat fisik
dan psikologis ibu dan keluarga dalam menjalani
persalinan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU


PEMANFAATAN PERAWATAN ANTENATAL
 Demographic and Biological Factors
 Socioeconomic Factors
 Psychosocial Factors
 Health Services Factors
 Environmental Factors
Assessment:

1. Wawancara: diawali membangun


hubungan saling percaya antara
perawat dan ibu hamil.
2. mendapatkan informasi tentang
kesehatan fisik dan psikologis wanita
itu
3. Fondasi untuk Memberikan
bimbingan antisipatif terhadap
kehamilan.
 Saat kunjungan pertama, pengkajian dan
pemeriksaan fisik harus dilengkapi:

 history.
 Physical examination.
 Laboratory data.
 Psychological assessment.
 Nutritional assessment.
 Penerimaan ibu terhadap kondisi, memastikan
tempat yang di mana ibu bisa mengungkapkan
kekhwatiran dan kecemasan tanpa didengar
oleh orang lain.
 Data Biografi dan social antara lain:
Nama wanita, umur, pekerjaan, alamat, dan
nomor telepon. status perkawinan, lamanya
perkawinan, Agama, Kebangsaan dan bahasa,
status rumah dan keuangan
RIWAYAT MENSTRUASI:
Riwayat menstruasi penting untuk
menetapkan tanggal perkiraan persalinan
mencakup:

- Menstruasi Terakhir.
- Usia menarche
- Keteraturan dan frekuensi siklus menstruasi.
- Metode Kontrasepsi.
- Perkiraan tanggal persalinan dihitung sebagai
berikut:
Hari +7 bulan −3 tahun +1.
Example: calculate EDD if LMP was august 30, 2007
= June 6, 2008.
KELUHAN YANG SERING DISAMPAIKAN IBU SAAT
HAMIL:
Ask the patient if she has any current problem,
such as:
- Nausea & vomiting.
- Abdominal pain.
- Sakit Kepala.
- Urinary complaints.
- Vaginal bleeding.
- Edema.
- Backache.
- Heartburn.
- Constipation.
 Riwayat Obstetri:
Penting informasi tentang kehamilan
sebelumnya yang kemungkinan
mempengaruhi kehamilan saat ini meliputi:
 Gravida, para, aborsi, anak hidup.
 Berat bayi saat lahir & usia kehamilan.
 Pengalaman melahirkan, jenis persalinan,
tempat melahirkan, dan tipe dari anastesi.
 Komplikasi pada ibu dan bayi.
 Medical and surgical history:
 Penyakit yang menyertai kehamilan saat ini
yang berhubungan dengan Kondisi kronis
seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan
penyakit ginjal dapat mempengaruhi hasil
kehamilan.
 alergi, dan obat-obatan
 Riwayat operasi seperti caesar, perbaikan
genital, dan pengikatan serviks rahim.
Cedera tulang panggul
 FamiLy History:
Riwayat keluarga tentang kesehatan umum
keluarga  data tersebut mengungkapkan
informasi tentang kejadian anomali genetik atau
bawaan:
- D.M.
- Hypertension.
- Heart disease.
- Cancer.
- Anemia.
Pemeriksaan fisik penting untuk:
Mendeteksi masalah fisik yang sebelumnya
tidak terdiagnosis  mempengaruhi hasil
kehamilan.
Menetapkan tingkat awal yang akan
memandu pengobatan ibu hamil dan janin
selama kehamilan.
Mengumpulkan data spesifik yang
berhubungan dengan kehamilan
General Examination
Dimulai saat wanita hamil masuk ke ruang
pemeriksaan.
1. Periksa penampilan umum:
 Perhatikan bentuk perawakan atau
struktur bentuk tubuh dan gaya berjalan
 Observasi Wajah untuk warna kulit
pucat dan pigmentasi seperti
chloasma.
 Perhatikan mata untuk edema kelopak
mata dan warna konjungtiva. Mata yang
sehat yang terang dan jelas.
2. Height & weight:
Berat awal diperlukan untuk menetapkan data
dasar untuk kenaikan berat badan selama
kehamilan.
Preconception:
 Berat lebih rendah dari 45 kg, atau tinggi di
bawah 150 cm  resiko persalinan prematur,
dan berat badan bayi lahir rendah.
 Berat lebih besar dari 90 kg  peningkatan
kejadian diabetes gestational, hipertensi yang
diinduksi kehamilan, kelahiran sesar, dan
infeksi postpartum.
Rekomendasi untuk kenaikan berat badan selama
kehamilan sering dibuat berdasarkan indeks massa
tubuh wanita.
Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100)
oleh Broca untuk orang Eropa dan disesuaikan oleh Katsura
untuk orang Indonesia.
 BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm
 BBI = (TB – 105 ) jika TB dibawah 160 cm.

• UH adalah Umur kehamilan dalam minggu,


• Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat badan
dapat dengan dini diketahui.
• 0.35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram
diambil nilai terendah 350 gram atau 0.35 kg
• Dasarnya diambil nilai terendah adalah penambahan berat badan lebih
ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas (banyaknya).
3. Vital signs:
 BLOOD PRESSURE:
1. Memastikan normalitas dan sebagai acuan
perbandingan selama kehamilan.
2. Akhir kehamilan, peningkatan tekanan sistolik diatas
30 mm Hg dan tekanan diastolik diatas 15 mm Hg
dari nilai dasar normal ; dari dua kali pengukuran 6
jam atau lebih  toksemia
 PULSE:
The normal pulse rate = 60-90 BPM.
Tachycardia is associated with anxiety,
hyperthyrodism, or infection.
 Respiratory rate:
The normal is 16-24 BPM.
 Tachypnea may indicate respiratory
infection, or cardiac disease.

 Temperature:
 normal temperature during pregnancy is
36.2C to 37.6C
Increased temperature suggests infection.
MUSCULOSKELETAL SYSTEM
 Posture dan cara
berjalan:
Mekanika tubuh (Body
Aligment)  perubahan
postur dan gaya berjalan
Perubahan Mekanika
tubuh selama kehamilan
 ketegangan pada
otot-otot punggung
bawah dan kaki.
1. Permukaan Kulit bagian kepala dan
leher
 bagian leher adanya pembesaran
kelenjar tiroid dan bekas luka
operasi sebelumnya
 Conjungtiva  evaluasi adanya
anemia
 Jaundice  mengindikasikan
penyakit hepatik
 Kulit Kepala  lesi, kebersihan
2. BREAST
 Kaji ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi
dari putting dan pengeluaran kolostrum.
CARDIOVASCULAR SYSTEM:

 Venous congestion:
Dapat berkembang menjadi
varises, kongesti vena yang
paling sering terjadi di kaki,
vulva, dan rektum.

 Edema:
Edema pada ekstremitas atau
wajah membutuhkan
pengkajian lebih lanjut untuk
tanda-tanda hipertensi yang
diinduksi oleh kehamilan atau
adanya masalah penyakit
jantung.
GASTROINTESTINAL SYSTEMS
1. Mouth:
 Kaji Gusi: merah, lembut, edema akibat efek
peningkatan estrogen.
 Amati mulut untuk: Kekeringan atau sianosis
bibir, Gingivitis pada gusi, Berfokus septik
atau karies gigi

2. Intestine:
 Kaji bising usus  pengaruh peningkatan
hormonal  menurunkan frekuensi bising
usus.
 Kaji terhadap constipation or diarrhea.
1-Inspection: bentuk abdomen
1. Perubahan kulit seperti linea nigra, striae
gravidarum dan bekas luka operasi
sebelumnya.
2. Ukuran perut :
 Tinggi fundus uteri  menentukan usia
kehamilan.
 Panjang dan lebar uterus : ex
 polihidramnion akan memperbesar
ukuran panjang dan lebarnya rahim.
 Janin yang bertambah besar
peningkatan hanya pada panjang
rahim.
Bila uterus lebih besar dari yang diharapkan :
1. Janin besar, Kehamilan Gemeli
2. Poli hidramnion
3. Keliru / Salah tanggal menstruasi terakhir.

Bila uterus lebih kecil dari yang diharapkan :


1. Janin kecil, pertumbuhan Janin terhambat.
2. Oligohydramnion
3. Keliru / Salah tanggal menstruasi terakhir.
3. Letak janin & posisi.
 Perut lebih panjang jika letak janin memanjang
seperti yang terjadi pada 99,5% kasus.
 Perut lebih pendek & luas jika letak janin
melintang.
4. Gerakan janin diperiksa sebagai bukti adanya
kehidupan janin dan posisi.
5. Detak jantung janin dapat didengar dengan
stetoskop setelah minggu ke-20, atau Doppler setelah
minggu ke-8.
 Denyut jantung janin normal adalah 120-160
denyut / menit.
6. Kontur dinding perut : perut yang menggantung,
penonjolan umbilikus dan kondisi kandung kemih
penuh
II-Palpation
• PALPASI uterus melalui abdomen
setelah kehamilan 12 minggu

Palpasi Abdomen  estimasi usia


kehamilan . Determinasi berdasarkan
tinggi fundus uteri.
Palpasi Fundus Uteri dilakukan
untuk menentukan apakah letak
janin sungsang atau letak kepala.

Kesimpulan: Membantu untuk


mendiagnosa Letak janin dan
presentasi Janin
 Palpasi ukuran abdomen

- Tinggi fundus uteri sebagai determin


selama kehamilan.
- Multiple pregnancy.
Kalkulasi:
 Tafsir usia kehamilan dengan
menggunakan Tinggi Fundus Uteri:
 Metoda McDonald’s : Mengukur TFU dari
symphasis pubis ke Fundus Uteri dalam cm.
 Gestation is measurement + or – 2 weeks
12 weeks :uterus berada
di dalam rongga panggul
sehingga fundus rahim
teraba di simfisis pubis .
16 weeks, Uterus berada di
pertengahan antara
symphysis pubis dan
umbilicus.
20 weeks, Mencapai
umblikal

METODA UNTUK MENENTUKAN TFU, LETAK


DAN PRESENTASI JANIN  MANUVER LEOPOLD
LEOPOLD II
LEOPOLD I
MANUVER LEOPOLD 1/ Mc.Donald

Manuver Pertama:
• menentukan
presentasi janin
(sumbu
longitudinal)
atau bagian dari
janin (kepala
janin atau
bokong) yang
berada di
fundus uteri .
• Menetapkan
usia kehamilan
melalui TFU
 Manuver Kedua : untuk menentukan posisi
janin atau mengidentifikasi hubungan
belakang janin dengan bagian-bagian
kecil terhadap bagian depan, belakang,
atau sisi panggul ibu.
* Tentukan apa bagian tubuh janin
terletak di sisi perut ibu.
 Balikkan telapak tangan dan ulangi
manuver. Jika teraba bagian yang
halus, dan struktur yang rata, keras,
sebagai punggung janin,
 Jika bagian yang lebih kecil dari janin:
menonjol, tidak teratur, mencuat, dan
bergerak, kemungkinan  sebagai
anggota tubuh kecil (kaki dan tangan).
 Manuver ketiga: untuk menentukan bagian
dari Janin  Presentasi.

 Kepala akan terasa keras dan bulat  Jika


tidak masuk ke dalam rongga panggul,
 Bagian presentasi mudah digerakkan Atau
jika tidak dapat digerakkan  kepala telah
terjadi memasuki rongga panggul.
 Manuver ini juga dikenal sebagai Pallach
manuver
 Pemeriksan berdiri
dikanan dan
menghadap ke arah
kaki pasien.
 Kedua telapak tangan
ditempatkan disisi kiri
dan kanan bagian
terendah janin.
 Digunakan untuk
menentukan sampai
berapa jauh derajat
desensus janin
 Manuver Ke-empat: untuk menentukan
sikap janin atau penonjolan terbesar dari
kepala janin di atas pinggir panggul
Jika penonjolan kepala terasa pada sisi
yang sama dengan bagian-bagian kecil
janin, biasanya itu merupakan ubun-ubun
(dahi janin '), dan sikap janin berada di
vertex atau posisi menekuk.
Jika penonjolan cephalic dirasakan pada
sisi yang sama dengan bagian belakang,
itu adalah oksiput (atau mahkota), dan
janin akan berada vertex atau posisi
sedikit extensi.
 Jikapenonjolan kepala teraba sama di kedua
sisi, 'kepala janin berada dalam posisi
militer (umum di posisi posterior). Kemudian
pindahkan tangan ke arah pintu atas panggul.
Jika tangan berkumpul (bersatu) sekitar
bagian presentasi, dan presentasi teraba
mengambang.  kepala belum masuk PAP
 Jikatangan menyimpang (tetap / bergerak
terpisah), bagian presentasi  kepala sudah
masuk ke dalam rongga panggul.
III. Bunyi Jantung Janin
(Auskultasi)
 bunyi jantung janin sudah dapat
didengar pada minggu ke-20 pada 80
persen wanita
 Pada minggu ke-21, bunyi jantung janin
sudah terdengar pada 95 persen
 pada minggu ke-22 pada semua wanita
hamil.
IV. Menghitung Gerakan
janin:
Wanita hamil melaporkan
setidaknya 10 gerakan
dalam 12 jam.

Tidak adanya gerakan


janin  kematian janin
intrauterin dengan 48 jam.
Neurological system

• Tendon refleks yang hiperreflexia


harus dievaluasi karena hyperreflexia
dikaitkan dengan komplikasi
kehamilan.
Legs:
* Kaki dikaji terhadap edema, varises
* Betis diamati untuk daerah-daerah yang
memerah mungkin disebabkan oleh flebitis
dan area berwarna putih bisa disebabkan
oleh penyumbatan pembuluh darah.
* Mintalah ibu untuk melaporkan nyeri
selama pemeriksaan.
* Kaki yang harus diamati tidak sama
panjang atau pengecilan otot yang
mungkin merupakan indikasi kelainan
panggul.
• Vaginal discharge:
• Meminta wanita mengenal setiap peningkatan atau
perubahan cairan vagina.
• Laporkan ke dokter kandungan setiap kelainan
mucoid sebelum minggu ke-37 kehamilan.

Vaginal bleeding:
• Perdarahan vagina setiap saat selama kehamilan
harus dilaporkan kepada dokter kandungan untuk
mengetahui asal-usulnya.
• Perdarahan pervagina sebelum persalinan
mengindikasikan masalah patologis
LABORATORY DATA

Test Purpose
Blood group To determine blood type.

Hgb & Hct To detect anemia.

(RPR) rapid plasma reagin To screen for syphilis

Rubella To determine immunity

Urine analysis To detect infection or renal disease.


protein, glucose, and ketones
Papanicolaou (pap) test To screen for cervical cancer

Chlamydia To detect sexual transmitted disease.

Glucose To screen for gestational diabetes.


Test purpose

Stool analysis for ova and parasites

* Venereal disease To screen for syphilis


tests should be
performed (VDRL)
Hepitits B serface To detect carrier status
antigine or active disease
•Hemoglobin will be repeated:
•At 36 weeks of gestation.
•Every 4 weeks if Hb is<9g/dl.
•If there is any other clinical
reason.
ULTRASOUND (USG)
Dilakukan untuk:
memperkirakan usia kehamilan.
Mengecek volume cairan
ketuban.
Mengecek posisi plasenta.
Mendeteksi kehamilan
multifetal.
Posisi bayi.
Trimester 1
a. Kecemasan
b. Nyeri
c. Gangguan Nutrisi
d. Perubahan pola seksual
Trimester 2

a. Nyeri
b. Gangguan gambaran diri
c. Perubahan proses keluarga
d. Kecemasan
e. Perubahan pola seksual
a. Nyeri
b. Pola nafas tidak efektif
c. Perubahan pola tidur
d. Intoleransi aktivitas
e. Perubahan pola seksual
 pemeriksaan kesehatan setiap empat minggu
hingga 28 minggu kehamilan,

 setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36


minggu

 mengunjungi setiap minggu sampai melahirkan

 Kunjungan yang lebih sering mungkin


diperlukan jika ada kelainan atau komplikasi
atau jika muncul tanda-tanda bahaya selama
kehamilan
 Evaluasi tentang perubahan fisik yang
berhubungan langsung dengan
kehamilan, seperti persepsi wanita
terhadap gerakan janin, setiap pajanan
terhadap penyakit menular,
pengobatan dan terapi ditetapkan
untuk permasalahan non-kehamilan
sejak kunjungan terakhir,
 Pengobatan sebagai bagian dari
perawatan prenatal perempuan.
Tindak lanjut:
 Saran untuk ibu sebagai tindak
lanjut sesuai dengan jadwal
perawatan antenatal yang
disebutkan sebelumnya,
 Menyarankan ibu untuk
menindaklanjuti segera jika bahaya
muncul,
Promosi kesehatan selama kehamilan dimulai
dengan mereview kesehatan fisik.

hygiene:
 Setiap hari mandi diperlukan karena
merangsang, menyegarkan kulit, dan rileks.
 Warm shower atau mandi spons lebih baik dari
bath tub.
 Mandi Air panas di bak mandi harus dihindari
karena dapat menyebabkan kelelahan. &
pingsan
 Mencuci daerah genital, ketiak, dan payudara
secara teratur karena peningkatan debit dan
berkeringat.
 Pembilas vagina harus dihindari kecuali dalam
kasus sekresi berlebihan atau infeksi.
Tanda-tanda bahaya kehamilan
 Perdarahan vagina termasuk bercak.
 Sakit perut terus-menerus.
 Mual dan muntah terus menerus.
 cairan dari vagina Menyembur secara tiba-tiba.
 Tidak adanya atau penurunan gerakan janin.
 Sakit kepala yang hebat.
 Edema tangan, wajah, kaki & kaki.
 Demam di atas 100 F (lebih dari 37,7 C).
 Pusing, penglihatan kabur, penglihatan ganda &
bintik-bintik di depan mata.
 Nyeri saat buang air kecil.\
Breast care:
 Pakailah bra yang kuat dengan tali lebar yang
mendukung untuk menyebarkan berat di bahu.
 Membasuh payudara dengan air bersih (tidak
ada sabun, karena itu bisa menjadi pengeringan).
 Setiap hari menghapus kolostrum & mengurangi
risiko infeksi.
 Tidak dianjurkan untuk memijat payudara, hal ini
dapat merangsang sekresi hormon oksitosin dan
mungkin menyebabkan kontraksi.
 menyarankan ibu untuk menyiapkan mental untuk
menyusui
 menyarankan ibu hamil untuk merangsang
kolostrum selama trimester terakhir masa
kehamilan untuk mencegah kongesti.
Perawatan gigi:
 Gigi harus disikat dengan hati-hati di pagi
hari dan setelah setiap kali makan.
 Mendorong wanita untuk melihat dokter
giginya secara teratur untuk pemeriksaan
rutin & pembersihan.
 Mendorong wanita untuk camilan
makanan bergizi, seperti buah & sayuran
segar untuk menghindari manis
berkontak dengan gigi.
 Gigi dapat diekstraksi selama kehamilan,
tapi anestesi lokal dianjurkan.
berpakaian:
Wanita harus menghindari mengenakan
kain ketat seperti ikat pinggang atau
larangan pengikat pada kaki, karena ini
bisa menghambat sirkulasi ekstremitas
bawah.
Sarankan memakai sepatu dengan tumit
sedang sampai rendah untuk
meminimalkan panggul & kemungkinan
sakit punggung.
Pakaian longgar, dan cahaya yang
paling nyaman.
.
perjalanan:
Banyak wanita memiliki
pertanyaan tentang wisata selama
kehamilan.
Pada awal kehamilan normal, tidak
ada pembatasan.
Akhir kehamilan, rencana
perjalanan harus
mempertimbangkan kemungkinan
awal persalinan.
.
Aktivitas seksual:
Hubungan seksual diperbolehkan
dengan secukupnya, sepenuhnya aman
dan normal kecuali ada masalah khusus
seperti: pendarahan vagina atau
membran pecah.
Jika seorang wanita memiliki riwayat
aborsi, dia harus menghindari
hubungan seksual pada bulan-bulan
awal kehamilan.
.
Latihan:
 Latihan harus sederhana. Berjalan
sangat ideal, tapi lama berjalan harus
dihindari.
 Wanita hamil harus menghindari
mengangkat beban berat seperti: kasur
furnitur, karena dapat menyebabkan
aborsi.
 Menghindari dalam waktu yang
berdiri karena predisposisi dia untuk
varises vena.
 Menghindari kaki disilangkan karena
akan menghambat sirkulasi.
 tujuan:
1. Untuk mengembangkan postur tubuh yang baik.
2. Untuk mengurangi sembelit & insomnia.
3. Untuk meringankan ketidak nyamanan,
menmghindari postur tubuh sakit kembali &
kelelahan.
4. Untuk memastikan tonus tonus yang baik & kekuatan
yang mendukung panggul.
5 Untuk mengembangkan kebiasaan bernapas yang
baik, menjamin pasokan oksigen yang baik bagi
janin.
 6 - untuk mencegah stasis sirkulasi dalam ekstremitas
bawah, meningkatkan sirkulasi, mengurangi
kemungkinan trombosis vena
.
Panduan untuk latihan selama kehamilan:
• Menjaga asupan cairan yang cukup.
• Lakukan pemanasan perlahan-lahan, gunakan latihan
peregangan tetapi menghindari over peregangan untuk
mencegah cedera pada ligamen.
• Hindari menyentak atau memantul latihan.
• Hati-hati melemparkan permadani longgar yang bisa
menyelinap & menyebabkan cedera.
• Latihan secara teratur (tiga kali per minggu).
• Setelah trimester pertama, hindari latihan yang
membutuhkan posisi terlentang.
 kontraindikasi:
 Vagina perdarahan.
 Anemia berat.
 Riwayat persalinan prematur,
 Kondisi
ekstrem atas atau di bawah
berat badan.
 Hipertensi,jantung, paru-paru,
penyakit tiroid.
Sleep:
•The pregnant woman should lie down to relax
or sleep for 1 or 2 hours during the afternoon.
•At least 8 hours sleep should be obtained every
night & increased towards term, because the
highest level of growth hormone secretion
occurs at sleep.
•Advise woman to use natural sedatives such as:
warm bath & glass of worm milk.
• POSISI TIDUR YANG BAIK ADALAH POSISI SIMS ',
DENGAN KAKI KE DEPAN ATAS. HAL INI
MENEMPATKAN BERAT JANIN DI TEMPAT TIDUR,
BUKAN PADA WANITA, DAN MEMUNGKINKAN
SIRKULASI YANG BAIK DI EKSTREMITAS BAWAH.
• MENGHINDARI BERISTIRAHAT DI POSISI
TERLENTANG, SEBAGAI SINDROM HIPOTENSI
TERLENTANG DAPAT BERKEMBANG..
BAHAYA

Bahaya pekerjaan: timbal, merkuri, X ray


s & etilen oksida.
Infeksi: rubella, toksoplasmosis, sifilis ........
Merokok & alkohol: peningkatan risiko
untuk kehamilan, kelahiran prematur,
kematian janin, keterbelakangan mental
& anomali kongenital.
Obat: sebagai obat penenang & analisis,
antikoagulan, antithyrodism, hormon &
antibiotik..
imunisasi:
perawat menginstruksikan ibu hamil
untuk imunisasi tetanus  mencegah
risiko untuknya dan janinnya.
 Penting setiap ibu hamil harus
menerima kartu vaksinasi tetanus kartu
dengan dosis tetanus pertama dan
menyimpannya untuk merekam dosis
berikutnya
Diet:
•Kebutuhan sehari selama kehamilan sekitar
2500 kalori.
•Perempuan sebaiknya disarankan untuk
makan lebih banyak sayuran, buah-buahan,
protein, dan vitamin dan untuk
meminimalkan asupan lemak.
•tujuan:* Tumbuh janin. * Menjaga
kesehatan ibu. * Kekuatan fisik & vitalitas
dalam persalinan. * Laktasi sukses.
ASUHAN KEPERAWATAN
PERSALINAN NORMAL
Dr. Ns.SURYANI MANURUNG,
Mkep.,Sp.Mat
Tujuan utama perawatan intrapartum
• mengamati keadaan ibu dan janin selama
persalinan diharapkan akan dapat
memberikan outcome ibu dan janin yang
sehat
• Menerapkan ilmu pengetahuan dan
ketrampilan dalammemperbaiki perawatan
intrapartum seperti : penghilang rasa nyeri,
pencegahan dan rekonsitruksi robekan
perineum, menurunkan keletihan parturien,
mencegah terjadinya anemia dan resiko
infeksi serta cedera lebih lanjut pada ibu dan
atau anak.
PEMERIKSAAN AWAL PERSALINAN
Tujuan :
• Menilai status kesehatan ibu dan janin
• Mengidentifikasi faktor resiko yang dapat
mempengaruhi penatalaksanaan persalinan
• Menentukan status persalinan ibu
PENGKAJIAN PADA AWAL PERSALINAN (KALA I)
• Anamnesa
• Menentukan faktor resiko
• Memeriksa tanda tanda vital
• Penilaian kontraksi uterus
• Maneuver Leopold
• Detik jantung janin
• Perkiraaan berat badan janin
• Dilatasi dan pendataran
• Posisi janin
• Selaput ketuban
• Pemeriksaan darah
• Pemeriksaan urine
Anamnesa
• Apa yang menyebabkan ibu datang ke rumah sakit
• Apakah anda merasakan perut mules dan kapan itu mulai
terjadi?
• Apakah ibu merasa nyeri, skala nyeri
• Apakah ibu sudah mengeluarkan cairan atau darah dari
vagina, bila ya kapan itu terjadi?
• Apakah ada masalah kesehatan selama kehamilan ?
• Apakah gerakan anak normal ?
• Kapan ibu makan terakhir dan jenis makanan apa yang
dimakan ?
• Riwayat alergi obat ?
• Riwayat pemakaian obat yang diberi dokter secara rutin
• Apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit sebelum ini ?
• Riwayat Vaksin tetanus
FAKTOR RESIKO
RESIKO SEDANG RESIKO BERAT
•Usia kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun •Usia lebih dari 40 tahun
•2 kali atau lebih peristiwa abortus •Perdarahan trimester II dan III
•Persalinan aterm lebih dari 5 kali •Diabetes
•Presentasi abnormal •Penyakit ginjal kronis
•Anemia ( Hgb kurang dari 10, Hct kurangdari 30% ) •Kelainan kongenital
•Penyakit paru kronis - TBC •PJT –pertumbuhan janin terhambat
•Perokok •Penyakit jantung klas III dan IV
•Gangguan ekdokrin •Hemoglobinopathy
•Penyakit jantung klas I atau II •Herpes
•Infertility •Hipertensi
•Bayi besar lebih dari 4 kg •Inkompentensia servik
•Kehamilan kembar aterm •Isoimmunization (Rh)
•Kenaikan berat badan yang tidak memadai •Kehamilan kembar (pre-term)
•Kehamilan lewat waktu •Abortus spontan lebih dari 2 kali
•Persalinan preterm (34-37 minggu) •Polyhydramnios
•Riwayat perdarahan •Ketuban Pecah Dini
•Riwayat preeklampsia - eklampsia •Persalinan preterm (kurang dari 34 minggu)
•Riwayat BBLR •Riwayat kematian perinatal
•Bakteriuria asimptomatik dan Pielonefritis •Riwayat neonatus dengan kelainan neurologi
•Rhesus negatif •Preeklampsia berat
•Panggul sempit •Penyandang masalh sosial
•Riwayat tromboplebitis •Penyalahgunaan obat
•Cacat rahim
•Penyakit kelamin
Psikososial
Faktor-faktor Psikososial, penampilan dan perilaku secara keseluruhan
merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang
Faktor yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
• Interaksi verbal : dapatkah ibu meminta apa yang ibu
perlukan,apakah ibu bebas berbicara kepada petugas atau
hanya berespons terhadap pertanyaan
• Bahasa tubuh : apakah ibu santai atau tegang,sejauh mana
tingkatkecemasannya
• Kemampuan persepsi : apakah ibu memahami apa yang petugas
katakan,adakah hambatan dalam bahasa,apakah tingkat
kecemasannyamembutuhkan penjelasan
• Tingkat ketidaknyamanan : sejauh mana ibu mengekspresikan apa
yangdialami,apakah mengeluh tentang ketidaknyamanan,apakah
meminta suatutindakan untuk mengurangi ketidaknyamanan* Stres
dalam persalinan : tingkat kekhawatiran pada proses persalinan
• Sejauhmana penerimaan dirinya terhadap kondisi saat ini
• Pendamping di rumah sakit
• Harapan terhadap persalinan saat ini
Pemeriksaan Fisik
1. TANDA VITAL:
• Kenaikan tekanan darah : pre
eklampsia
• Hipertensi : TD sistolik lebih
dari atau sama dengan 140
mmHg dan TD diastolik lebih
atau sama dengan 90 mmHg
• Kenaikan suhu tubuh : infeksi,
deficit volume cairan
• Kenaikan frekuensi nadi :
hipovolemia
Berat Badan ibu
• Berat badan sebelum
kehamilan serta
pertambahan berat badan
selama kehamilan 
perkembangan janin.
• Kenaikan berat badan
selama kehamilan berkisar
11 – 12 kg.
• Kenaikan berat badan yang
tidak memadai merupakan
cerminan dari defisit nutrisi,
gangguan kesehatan atau
kadar hormon tubuh yang
tidak sepadan dengan
proses anabolisme.
PALPASI ABDOMEN
•Leopold 1
•Leopold 2
•Leopold 3
•Leopold 4
•Penurunan
kepala: 5/5, 4/5,
3/5, 2/5, 1/5,
0/5
Menengakkan usia kehamilan
a. Menggunakan pita ukur dengan metode
berbeda:
1. Sebelum fundus mencapai ketinggian
yang sama dengan umbilikus,
tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang
terukur. Jumlah total centi meternya
diperkirakan sama dengan jumlah
minggu kehamilan.
2. Sesudah fundus mencapai ketinggian
yang sama dengan umbilikus,
tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang
terukur. Jumlah total centi meternya
diperkirakan sama dengan jumlah
minggu kehamilan
b. Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan
dengan palpasifundus dan
membandingkan dengan patokan
(hitungan 1 jari s.d 4 jari)
KONTRAKSI UTERUS
2. Periksa frekuensi,
intensitas dan durasi
kontraksi uterus
• Letakkan telapak tangan
pada dinding depan
abdomen ibu dan rasakan
kontraksi uterus yang
terjadi . Catat durasi sejak
mulai kontraksi dan akhir
kontraksi uterus dalam
waktu 10 menit.
• Kontraksi uterus juga
dapat diperiksa dengan
menggunakan
kardiotokografi .
DETAK JANTUNG JANIN
• Dilakukan dengan Doppler ,
monitor janin elektronik ,
visualisasi ultrasonografi atau
dengan sthetoscope fetal
DeLee
• Angka normal 120 – 160 dpm
(pada kehamilan postmatur
frekuensi detik jantung janin
kurang dari 110 dpm )
• Irama detik jantung janin
harus regular
TAFSIRAN BERAT JANIN
• Memperkirakan berat badan janin dapat
dilakukan melalui palpasi abdomen
• Berat rata rata janin aterm adalah 3.1 kg
• Tafsiran berat janin dapat ditentukan
melalui palpasi abdomen.
(TFU-11, 12, 13) x 155)
 500 gm: Batas terendah viabilitas
 1000 gm: Mungkin masih bisa hidup
 1500 gm: Kemungkinan hidup besar
 2500 gm: Batas prematuritas
 3100 gm: Berat rata rata janin aterm
 3400 gm: Berat rata rata janin aterm
laki-laki
 4000 gm: Makrosomia pada diabetes
 4500 gm: Batasan umum makrosomia
PEMERIKSAAN UROGENTALIA
1. Inspeksi dan palpasi:
• permukaan vulva dan labia
mayor/minor
• Perineum
• Introitus Vagina, kelenjar skene,
bartolini
• Introitus uretra
• Cairan : blood slym
PERIKSA DALAM
• Atur posisi pasien: dorsal recumbent
• Siapkan alat: perlak, handscoen, kapas
DTT
• Atur lingkungan: menjaga privacy
• Lakukan pemeriksaan dalam: kondisi
portio, dilatasi serviks dan effacement,
kondisi selaput amnion, presentasi,
posisi presentasi, moulase, penurunan
presentasi (Hodge 1, 2, 3, 4)
DILATASI DAN PENDATARAN SERVIK
• Dilatasi dinyatakan dalam sentimeter dan
pendataran dinyatakan dalam prosentase.
• 1.5 cm : satu jari sempit dan dapat
menyentuh bagian terendah janin
• 2.0 cm : 1 jari longgar
• 3.0 cm : 2 jari sempit
• 4.0 cm : 2 jari longgar
• 6 cm : bagian servik yang masih dapat
diraba 2 cm
• 8 cm : bagian servik yang masih dapat
diraba 1 cm
• 9 cm : tersisa sebagian dari servik
• 10 cm : sudah tidak dapat diraba bagian
servik
• Pendataran lebih mudah ditentukan dimana
tebal 2 cm = 25 % dan 1 cm = 50%
KEADAAN SELAPUT KETUBAN
• Melalui pemeriksaan
vaginal dapat
ditentukan keadaan
selaput ketuban.
• Bila sudah pecah :
tentukan
 Warna
 Bau
 Jumlah
PRESENTASI JANIN
• Terdapat 3 jenis presentasi :
Sepalik, Sungsang dan Lintang
• Sebagian besar persalinan
berlangsung pada presentasi
kepla ( belakang kepala – vertex )
• Posisi janin ditentukan melalui
pemeriksaan vagina dengan
menentukan denominator.
• Denominator pada presentasi
kepala : ubun ubun kecil
(fontanella posterior/minor ) dan
ubun ubun besar ( fontanella
anterior / major)
• Denominator pada presentasi
sungsang : sacrum
• Denominator pada presentasi
muka : dagu ( mentum )
PENILAIAN
• Disproporsi sepalopelvik adalah
masalah klinik dimana terjadi
PANGGUL IBU
ketidaksesuaian antara ukuran dan
bentuk bagian terendah janin (
presenting part) dengan ukuran dan
bentuk panggul keras ataupun dengan
jaringan lunak sekitar jalan lahir
• Peristiwa sepalopelvik disproporsi
dapat pula disebabkan oleh jaringan
lunak sekitar jalan lahir seperti
misalnya kista ovarium atau mioma
uteri
• Panggul sempit dapat diduga dari
keadaan tertentu :
 Cara berjalan
 Perut gantung
 Kifosis
 Tinggi badan < 140 cm
Masalah Keperawatan Kala I
• Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan
• Perubahan eliminasi urine
• Gangguan rasa nyaman nyeri
• Resiko Defisit volume cairan
• Gangguan mobilitas fisik
• Koping individu tidak efektif
Perencanaan Keperawatan
• Tujuan Keperawatan:  (sesuai dengan
pernyataan dx keperawatan
• Kriteria hasil:  lihat sign dan symptom
diagnose keperawatan
• Intervensi keperawatan: disesuaikan dengan
dx keperawatan: terdiri dari Mandiri
(diagnostic, terapeutik dan edukatif) dan
Kolaborasi
Contoh Intervensi
1. Motivasi ibu untuk Ambulasi dan Pengaturan
Posisi
Rasional: Ambulasi sedapat mungkin dianjurkan jika
selaput ketuban masih utuh,jika bagian presentasi
janin sudah masuk panggul ( engaged ) setelah
ketuban ruptur,duduk atau berdiri selama awal
persalinan terbukti lebih nyaman daripada
berbaring.
Ambulasi menjadi kontraindikasi sesuai dengan
status ibu dan janin,apabila berbaring di tempat
tidur ibu dianjurkan berbaring miring untuk
membantu aliran uteroplasental dan aliran darah
ke ginjal optimal
Berikan dukungan (informational,
finansial, emosional)
Rasional : Perawatan untuk ibu bersalin dilakukan
dengan dukungan :
• Membantu ibu berpartisipasi sejauh yang diinginkan
dalam melahirkan anaknya
• Memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinannya
• Membantu ibu menghemat tenaganya
• Membantu mengendalikan rasa nyerinya
• Suami / Pasangan selama proses persalinan
• Dukungan orang tua selama proses persalinan
Berikan edukasi mekanisme
persalinan dan posisi ibu melahirkan
Rasional : dukungan dalam informasional
memberikan ketenangan dan
mempercepat kelahiran.
• Membantu ibu mengenal persalinan
dan kelahiran
• Mengatasi / mencegah koping inadaptif
Evaluasi kemajuan persalinan:
periksa dalam setiap 4 jam
Rasional: pemeriksaan kemajuan persalinan
setiap 4 jam sesuai dengan procedural
memberikan:
• Ibu terhindar dari resiko infeksi
• Keterangan tentang kemajuan fase
persalinan
• Keputusan untuk kelanjutan persalinan
Berikan asupan cairan dan nutrisi
Rasional: terapi cairan dan nutrisi peroral membantu
memenuhi jumlah kalori yang dibutuhkan selama
persalinan:
 Menyiapkan energy yang dibutuhkan selama
persalinan khususnya kala II
 Mengurangi proses katabolisma nutrisi dari sel
 Menghindari kekurangan cairan selama persalinan
PENGKAJIAN KALA II
• Tanda-tanda vital: T/D, nadi, pernafasan, skala nyeri
• Palpasi penurunan presentasi
• Observasi tanda-tanda kala II: DORAN PERJOL
VULKA TEKNOS
• Observasi pengeluaran cairan pervagina
• Periksa dalam: kondisi portio, dilatasi serviks dan
effacement, kondisi selaput amnion, presentasi,
posisi presentasi, moulase, penurunan presentasi
(Hodge 1, 2, 3, 4)
• Evaluasi kondisi kandung kemih
• Kaji status psikososial: emosional, kesiapan
melahirkan
Masalah Keperawatan
• Gangguan rasa nyaman nyeri
• Koping individu tidak efektif
• Regiment terapeutik inefektif: proses
melahirkan
• Resiko deficit volume cairan
Intervensi Keperawatan
• Atur posisi posisi pasien saat melahirkan sesuai
dengan keinginan pasien
• Pimpin mengedan disaat datangnya his
• Anjurkan ibu rileks disaat fase relaksasi
• Monitor T/D dan nadi ibu
• Monitor Djj
• Berikan asupan cairan peroral disaat tidak ada his
• Pertahankan perineum tidak ruptur
Pengkajian pada bayi
• Saat kepala bayi lahir cek adanya lilitan talipusat atau
komplikasi lainnya,perhatikan adanyadistosia bahu
• Masalah keperawatan pada bayi
1.Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/daspirasi
cairan
2.Resiko tinggi cedera pada bayi b/d lahir terlalu cepat
• Intervensi: bersihkan jalan nafas dengan kasa steril,
lahirkan bayi dengan metode sangga susur
PENGKAJIAN KALA III
• Kaji tanda-tanda pelepasan plasenta al:
1.Fundus uteri yang berkontraksi kuat
2.Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram
menjadibulat oval,sewaktu plasenta bergeser ke
bawah segmenrahim
3.Darah yang berwarna gelap tiba-tiba keluar dari
introitus
4.Tali pusat bertambah panjang dengan mendekati
introitus
5.Vagina akan penuh oleh plasenta
 Kaji tanda-tanda vital
Masalah keperawatan
• Resiko tinggi cedera : inversio uteri
• Resiko tinggi kurangnya volume
cairan
Resiko kekurangan cairan
• Beberapa penyebab:
1. Laserasi:
• Derajat pertama ,robekan mencapai kulit dan jaringan
penunjang superfisial sampai ke otot
• Derajat dua,robekan mencapai otot-otot perineum
• Derajat tiga,robekan berlanjut ke otot sfingter ani
• Derajat empat,robekan mencapai dinding rektum
anterior
2. Retensio plasenta
3. Rest selaput amnion di cavum uteri
Intervensi
1. Lakukan Management aktif kala III:
• Palpasi fundus uteri
• Berikan oksitosin via im 10 unit
• Cek pelepasan plasenta
• Lahirkan plasenta dengan tehnik dorso
caudal
• Cek jumlah kotiledon dan kondisi
selaput amnion
Pengkajian KALA IV
1. Pengkajian dimulai dengan meninjau kembali catatan
prenatal dan persalinan,hal yang paling penting adalah
keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan predisposisi
perdarahan pada ibu,misalnya :
•Persalinan yang cepat
•Bayi yang besar
• Grande multipara
• Persalinan dengan induksi
2. Selama jam pertama dalam ruang pemulihan perlu
dilakukan pemeriksaanfisik dengan sering,semua faktor
kecuali suhu tubuh diperiksa setiap 15menit selama 1
jam,setelah pemeriksaan setiap 15 menit
yang keempat,jikasemua parameter stabil dalam batas-
batas normal,pemeriksaan diulang lagi sebanyak 2 kali
setiap 30 menit
• Hal yang diobservasi: Kontraksi, perdarahan pervagina,
Fundus uteri, Tanda-tanda vital, vesika urinaria
Masalah Keperawatan

•Resiko deficit volume cairan


•Resiko infeksi
• Observasi resiko perdarahan  Perdarahan pasca
partum dianggap terjadi jika kehilangan darah
mencapai 500 ml atau lebih dalam 24 jam pertama
setelah melahirkan,tanda-tanda vital harus diperiksa,
• Observasi kontraksi uterus  palpasi untuk
memastikan uterus berkontraksi
• Kolaborasi pemberian uterotonika dan melakukan
masage uterus  tindakan tersebut meningkatkan
kontraksi uterus sehingga perdarahan bisa diatasi
• Observasi distensi kandung kemih  Distensi kandung
kemih bisa terjadi pada atonia uteri,kandung kemih
yang penuh akan menekan uterus ke atas dan
kesebelah garis kanan bawah ,posisi ini akan
menyebabkan uterus relaksasi akibatnya terjadi
perdarahan,dorong ibu untuk berkemih spontan
• Menjaga keamanan: Istirahat ditempat tidur 
perlu banyak istirahat agar sistem
tubuhnya dapat beradaptasi kembali terhadap
perubahan volume cairan,
• Anjurkan melakukan ambulasi dini dapat
dilakukan dalam 2 jam pertama atau
tergantung pada tekanan darah,jumlah
kehilangan darah jenis dan jumlah obat
anestesi dan analgesia yang diberikan selama
persalinan kelahiran,tingkat nyeri yang jelas
terlihat waktu ibu bergerak.
• Menjaga kebersihan  Perawatan perineum
akan menambah kenyamanan dan
keamananibu ( pencegahan infeksi
),dianjurkan untuk mengganti pembalutsetiap
kali ke kamar mandi
• Observasi tingkat kenyaman ibu pasca melahirkan Kontraksi uterus
dapat menimbulkan tingkat kenyamanan dan rasa tidak enak yang
dikenal sebagai nyeri pasca melahirkan (afterpain) Selama 2
jam pertama setelah melahirkan kontraksi uterus menjadi teratur dan
kuat,
• Berikan edukasi tentang fisiologi kontraksi uterus  proses adaptasi ibu
untuk membantu mengatasi rasa tidak nyaman,
• Atasi rasa tidak nyaman ibu dengan melakukan hal-hal berikut :
1.Menjelaskan fisiologi normal nyeri setelah melahirkan
2.Menolong ibu mempertahankan kandung kemih kosong
3.Menempatkan selimut hangat di atas perut ibu
4.Memberi analgesic
5.Anjurkan latihan relaksasi dan pernafasan
• Pertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi Pembatasan asupan
cairan dan nutrisi serta kehilangan cairan ( darah, keringat dan muntah )
selama proses persalinan dapat membuat tiba-tiba ingin segera makan
danminum setelah melahirkan,jenis makanan dan cairan yang diberikan
tergantung padabeberapa faktor ,seperti jenis anestesi yang
diberikan,jumlah perdarahan yang hilang waktu melahirkan.
Asuhan Keperawatan
Postpartum

Dr.Suryani Manurung, Skep.Ners, Mkep.Sp.Mat


• Menilai keadaan ibu & bayi yg
baru lahir
• Mencegah, mendeteksi &
menangani masalah-masalah yg
terjadi.
• Memastikan keadaan ibu & bayi.
Tujuan Perawatan
Nifas
Pengkajian Awal Postpartum

• TTV, Lochia, edema, TFU, kondisi perineum, distension


kandung kemih

• 1 jam pertama: tiap 15 mnt, selanjutnya tiap 30 mnt


• Bila tidak ada masalah tiap 8 jam
Riwayat keperawatan:

• Gravida, parity / Time and type of delivery


• Anesthesia or medications / Risk factors for PPH
• Medical history / Routine medications / Allergies
• Infant status / Breast/bottle
• Rubella immune?
• Drug
Pemeriksaan Fisik meliputi:
• Vital signs
• Level of pain
• Neurological
• Pulmonary
• Cardiovascular
• Musculoskeletal
• Gastrointestinal
• Genitourinary
• Integumentary
• Psychosocial
Vital Signs
Day 1 Day 2 and after

Heart Rate 50 to 70 bpm Bradycardia or


normal
Respirations Normal Normal

B/P Normal Normal

Temperature 38 normal 24 Normal


jam. Bila 38 C suspect
Muscular infection
exertion/dehydration
Pemeriksaan fisik spesifik Postpartum

• B - breast
• U - uterus
• B - bowels
• B - bladder
• L - lochia
• E - episiotomy
Breast Assessment
• Breasts: Soft, pembesaran, bengkak,
rasa hangat & kemerahan.
• Nipples: Inverted, everted, lesi, ada
tidaknya colostrum atau ASI.
• Colostrum– berwarna kekuningan
(mengandung antibodies & tinggi
protein)
• Pembesaran hr ke 3 or 4.
Pemeriksaan Fundus Uteri
• Tinggi fundus
• Fundus: keras / lembek
• Posisi: tengah / samping
umbilikus?
• Kandung kemih: distensi
• Kemungkinan atoni
uterus?
FUNDAL ASSESSMENT
10
Massaging the Fundus

• Setiap 15 mnt selama 1 jam


pertama & tiap 30 mnt jam ke 2
dan tiap jam berikutnya.
• Catat TFU.
• Evaluasi penurunan TFU dgn
pemeriksaan jari.
• Posisi Fundus seharusnya di
tengah, bila tdk, kemungkinan
distensi kandung kemih.
Involusi Uterus

• Involusi Uterus:
kembalinya uterus
ke keadaan spt
sblm hamil
• turun 1 cm (jari) /
hari slm 10 hari
Uterine Atony

• Tonus otot menurun


• Uterus teraba lembek dan kendor
• Postpartum diuresis
• Kapasitas kandung kemih
meningkat
Bowels & Bladder

• Kapan terakhir BAB?


• Sdh flatus?
• Kaji bising usus
• Kaji pola BAK / BAB
Lochia Assessment
• Lochia– pengeluaran dr vaginal
s/d 6 minggu PP.
• Lochia: jumlah & warna: rubra,
serosa or alba
• Day 1- 3 – lochia
rubra
• Day 4-9 – lochia serosa
• Day 10 - > lochia alba
Lochia: Pad Count

1. Scant: 1-inch stain on pad in 1 hour


2. Light/small: 4 inches in 1 hour
3. Moderate: 6 inches in 1 hour
4. Heavy/large: Pad saturated in 1 hour
• Excessive: Pad saturated in 15 mind loss by
weighing pads: 500 mL = 454 g
Episiotomy/Perineal Assessment

• REEDA (redness, edema, ecchymosis, discharge,


approximation of suture lines “edges of episiotomy”).
• Perineum tetap diperiksa walaupun tdk ada episiotomi
• Hemorrhoids ?
Assessment of Edema & Homan’s Sign

• Edema
• Homan’s sign (negative)
Postpartum Cesarean

• Luka insisi: kemerahan, bengkak, discharge


• Abdomen: soft, distended? Bising usus di 4 kuadran
• Flatus?
• Lochia (lbh sedikit drpd persalinan pervaginan).
• Auscultate breath sounds
• Fluid intake and output
• Pain?
CONTOH KASUS
• Ny N (40 tahun), Post partum hari kedua di rawat di ruangan
nifas. Klien melahirkan dengan tindakan SC atas indikasi
Plasenta Previa. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan data:
TD: 110/70 mmHg, S: 36,80 C, N: 88 x/mnt, TFU 1 jari di bawah
pusat, kontraksi kuat, mamae tampak membesar dan mulai
bengkak, ASI yang keluar baru sedikit, puting inverted. Terdapat
luka insisi operasi di abdomen bagian bawah. Klien mengeluh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
nyeri di bagian perut yang dioperasi terutama saat bergerak.
Klien juga mengeluh tidak nyaman saat ada kontraksi/mulas.
TINDAKAN KEPERAWATAN
Saat ini klien sudah mobilisasi .
Diagnosa Keperawatan

• Nyeri b.d trauma jalan lahir, luka insisi, kontraksi uterus (after
pain), pembesaran mamae
• Tidak efektifnya proses menyusui b.d ketidaknyamanan
(nyeri), posisi bayi yg tidak tepat
• Kurang pengetahuan ttg perubahan fisiologis, menyusui,
perawatan bayi
• Resiko infeksi
Intervensi Keperawatan
Periksa kesehatan paling sedikit 3 kali selama nifas dengan waktu
yaitu :
•Kunjungan 1 pada 6 jam sampai 3 hari setelah melahirkan
•Kunjungan ke 2 pada hari ke 4 sampai 28 setelah melahirkan
•Kunjungan ke 3 pada hari ke 29 sampai 42 setelah melahirkan

Perawatan Ibu Nifas


• Minumlah 1 tablet tambah darah setiap hari, selama
40 hari masa nifas
• Makanlah dengan pola gizi seimbang dan beraneka
ragam.
• Istirahat yang cukup. Saat bayi tidur ibu sebaiknya
juga ikut tidur.
• Bersama dengan suami lakukan komunikasi dengan
bayi sejak dini
• Menjaga kebersihan diri termasuk menjaga
kebersihan alat kelamin.
• Ganti pembalut sesering mungkin
Informasi kesehatan ibu:

• BB ibu akan ↓scr bertahap krn cairan ekstravaskuler yg


dibuang.
• Ibu perlu tidur 8 - 12 jam /hari, dgn banyak waktu istirahat di
siang hari.
• Minum sebanyak 1500 ml/hari, dgn makanan mencapai 2100
kalori /hari untuk mencukupi kebutuhan selama menyusui.
• Ambulasi / mobilisasi dilakukan pd hari pertama PP bila rasa
penat telah hilang → mengurangi masalah miksi & defekasi.
• Hal-hal lain / masalah / keluhan yg ada diperhatikan &
ditangani.

• Pemeriksaan rutin meliputi keadaan umum dan tanda vital,


serta tinggi fundus.

• Pengobatan yg perlu diperhatikan adalah pemberian tablet


besi, mengingat 50% ibu hamil & bersalin di Indonesia
mengalami anemia.
Hal yg diperhatikan
• Hati-hati dengan infeksi / demam nifas.
Infeksi nifas : semua peradangan yg disebabkan
oleh masuknya kuman ke dlm alat genitalia pd waktu
persalinan dan nifas (puerperal infection / puerperal
sepsis).
• Febris puerperalis : demam sampai 38oC atau lebih
(pengukuran suhu oral) selama 2 hari dlm 10 hr
pertama pascapersalinan, kecuali pd hari 1
• Antibiotika HANYA diberikan bila dipastikan ada
infeksi atau ada predisposisi infeksi (ketuban pecah,
infeksi intrapartum, partus lama, tindakan operasi,
dsb
PNC I: 2-8 jam

Pelayanan dan Tindakan


• Mencegah &mendeteksi perdarahan, merujuk bila ada
perdarahan
• Mengajari ibu & keluarga mencegah perdarahan
akibat atonia uteri & memberi tahu kemana mencari
bantuan
• Melakukan pemeriksaan menyeluruh pada bayi:
APGAR score, BB, PB & kelainan kongenital
• Menjaga bayi dari hipotermi, jaga bayi tetap hangat,
pernafasan bayi, kemampuan menghisap/menyusu
• Memastikan keadaan ibu & bayi stabil
PNC II: hari ke 6

Pelayanan dan Tindakan


• Pemeriksaan organ kandungan: memastikan involusi uterus
berjalan baik, uterus berkontraksi, mengecil, lokhia tak
berbau, fundus di bawah pusat
• Menilai tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
• Memberi konseling pada ibu tentang cara perawatan bayi,
menyusui, perawatan tali pusat, pencegahan hipotermi
Pelayanan dan Tindakan
• Melaksanakan hal seperti kunjungan ke 2

PNC III: Minggu ke 2


Pelayanan dan Tindakan
• Memberikan saran & tanggapan tentang penyulit yang
dialami ibu
• Memberikan konseling tentang KB

PNC IV: Minggu ke 6


PENDIDIKAN KESEHATAN

• Tanda bahaya pada ibu dan anak


• Menjaga kebersihan diri
• Merawat area genital terutama bila ada luka bekas
persalinan agar tidak terjadi infeksi
Asuhan Keperawatan
Postpartum

Dr.Suryani Manurung, Skep.Ners, Mkep.Sp.Mat


Tujuan Perawatan Nifas
• Menilai keadaan ibu & bayi yg baru
lahir
• Mencegah, mendeteksi & menangani
masalah-masalah yg terjadi.
• Memastikan keadaan ibu & bayi.
Pengkajian Awal Postpartum
• TTV, Lochia, edema, TFU, kondisi perineum,
distension kandung kemih

• 1 jam pertama: tiap 15 mnt, selanjutnya tiap


30 mnt
• Bila tidak ada masalah tiap 8 jam
Riwayat keperawatan:

• Gravida, parity / Time and type of delivery


• Anesthesia or medications / Risk factors for
PPH
• Medical history / Routine medications /
Allergies
• Infant status / Breast/bottle
• Rubella immune?
• Drug
Pemeriksaan Fisik meliputi:
• Vital signs
• Level of pain
• Neurological
• Pulmonary
• Cardiovascular
• Musculoskeletal
• Gastrointestinal
• Genitourinary
• Integumentary
• Psychosocial
Vital Signs
Day 1 Day 2 and after

Heart Rate 50 to 70 bpm Bradycardia or


normal
Respirations Normal Normal

B/P Normal Normal

Temperature 38 normal 24 Normal


jam. Bila 38 C suspect
Muscular infection
exertion/dehydration
Pemeriksaan fisik spesifik Postpartum
• B - breast
• U - uterus
• B - bowels
• B - bladder
• L - lochia
• E - episiotomy
Breast Assessment
• Breasts: Soft, pembesaran, bengkak,
rasa hangat & kemerahan.
• Nipples: Inverted, everted, lesi, ada
tidaknya colostrum atau ASI.
• Colostrum– berwarna kekuningan
(mengandung antibodies & tinggi
protein)
• Pembesaran hr ke 3 or 4.
Pemeriksaan Fundus Uteri
• Tinggi fundus
• Fundus: keras / lembek
• Posisi: tengah / samping
umbilikus?
• Kandung kemih: distensi
• Kemungkinan atoni
uterus?
FUNDAL ASSESSMENT

10
Massaging the Fundus
• Setiap 15 mnt selama 1
jam pertama & tiap 30
mnt jam ke 2 dan tiap jam
berikutnya.
• Catat TFU.
• Evaluasi penurunan TFU
dgn pemeriksaan jari.
• Posisi Fundus seharusnya
di tengah, bila tdk,
kemungkinan distensi
kandung kemih.
Involusi Uterus
• Involusi Uterus:
kembalinya uterus
ke keadaan spt
sblm hamil
• turun 1 cm (jari) /
hari slm 10 hari
Uterine Atony
• Tonus otot menurun
• Uterus teraba lembek dan kendor
• Postpartum diuresis
• Kapasitas kandung kemih meningkat
Bowels & Bladder
• Kapan terakhir BAB?
• Sdh flatus?
• Kaji bising usus
• Kaji pola BAK / BAB
Lochia Assessment
• Lochia– pengeluaran dr vaginal
s/d 6 minggu PP.
• Lochia: jumlah & warna: rubra,
serosa or alba
• Day 1- 3 – lochia
rubra
• Day 4-9 – lochia serosa
• Day 10 - > lochia alba
Lochia: Pad Count
1. Scant: 1-inch stain on pad in 1 hour
2. Light/small: 4 inches in 1 hour
3. Moderate: 6 inches in 1 hour
4. Heavy/large: Pad saturated in 1 hour
– Excessive: Pad saturated in 15 mind loss by
weighing pads: 500 mL = 454 g
Episiotomy/Perineal Assessment

• REEDA (redness, edema, ecchymosis, discharge,


approximation of suture lines “edges of
episiotomy”).
• Perineum tetap diperiksa walaupun tdk ada
episiotomi
• Hemorrhoids ?
Assessment of Edema & Homan’s Sign
• Edema
• Homan’s sign (negative)
Postpartum Cesarean
• Luka insisi: kemerahan, bengkak, discharge
• Abdomen: soft, distended? Bising usus di 4
kuadran
• Flatus?
• Lochia (lbh sedikit drpd persalinan pervaginan).
• Auscultate breath sounds
• Fluid intake and output
• Pain?
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN

CONTOH KASUS
• Ny N (40 tahun), Post partum hari kedua di rawat di ruangan
nifas. Klien melahirkan dengan tindakan SC atas indikasi Plasenta
Previa. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan data: TD: 110/70
mmHg, S: 36,80 C, N: 88 x/mnt, TFU 1 jari di bawah pusat,
kontraksi kuat, mamae tampak membesar dan mulai bengkak,
ASI yang keluar baru sedikit, puting inverted. Terdapat luka insisi
operasi di abdomen bagian bawah. Klien mengeluh nyeri di
bagian perut yang dioperasi terutama saat bergerak. Klien juga
mengeluh tidak nyaman saat ada kontraksi/mulas. Saat ini klien
sudah mobilisasi .
Diagnosa Keperawatan

• Nyeri b.d trauma jalan lahir, luka insisi, kontraksi


uterus (after pain), pembesaran mamae
• Tidak efektifnya proses menyusui b.d
ketidaknyamanan (nyeri), posisi bayi yg tidak tepat
• Kurang pengetahuan ttg perubahan fisiologis,
menyusui, perawatan bayi
• Resiko infeksi
Intervensi Keperawatan
Perawatan Ibu Nifas
Periksa kesehatan paling sedikit 3 kali selama
nifas dengan waktu yaitu :
• Kunjungan 1 pada 6 jam sampai 3 hari setelah
melahirkan
• Kunjungan ke 2 pada hari ke 4 sampai 28
setelah melahirkan
• Kunjungan ke 3 pada hari ke 29 sampai 42
setelah melahirkan
• Minumlah 1 tablet tambah darah setiap hari, selama
40 hari masa nifas
• Makanlah dengan pola gizi seimbang dan beraneka
ragam.
• Istirahat yang cukup. Saat bayi tidur ibu sebaiknya
juga ikut tidur.
• Bersama dengan suami lakukan komunikasi dengan
bayi sejak dini
• Menjaga kebersihan diri termasuk menjaga
kebersihan alat kelamin.
• Ganti pembalut sesering mungkin
Informasi kesehatan ibu:
• BB ibu akan ↓scr bertahap krn cairan
ekstravaskuler yg dibuang.
• Ibu perlu tidur 8 - 12 jam /hari, dgn banyak
waktu istirahat di siang hari.
• Minum sebanyak 1500 ml/hari, dgn makanan
mencapai 2100 kalori /hari untuk mencukupi
kebutuhan selama menyusui.
• Ambulasi / mobilisasi dilakukan pd hari
pertama PP bila rasa penat telah hilang →
mengurangi masalah miksi & defekasi.
• Hal-hal lain / masalah / keluhan yg ada
diperhatikan & ditangani.

• Pemeriksaan rutin meliputi keadaan umum


dan tanda vital, serta tinggi fundus.

• Pengobatan yg perlu diperhatikan adalah


pemberian tablet besi, mengingat 50% ibu
hamil & bersalin di Indonesia mengalami
anemia.
Hal yg diperhatikan
• Hati-hati dengan infeksi / demam nifas.
Infeksi nifas : semua peradangan yg disebabkan oleh
masuknya kuman ke dlm alat genitalia pd waktu
persalinan dan nifas (puerperal infection / puerperal
sepsis).
• Febris puerperalis : demam sampai 38oC atau lebih
(pengukuran suhu oral) selama 2 hari dlm 10 hr
pertama pascapersalinan, kecuali pd hari 1
• Antibiotika HANYA diberikan bila dipastikan ada
infeksi atau ada predisposisi infeksi (ketuban pecah,
infeksi intrapartum, partus lama, tindakan operasi,
dsb
PNC I: 2-8 jam
Pelayanan dan Tindakan
• Mencegah &mendeteksi perdarahan, merujuk bila ada
perdarahan
• Mengajari ibu & keluarga mencegah perdarahan
akibat atonia uteri & memberi tahu kemana mencari
bantuan
• Melakukan pemeriksaan menyeluruh pada bayi:
APGAR score, BB, PB & kelainan kongenital
• Menjaga bayi dari hipotermi, jaga bayi tetap hangat,
pernafasan bayi, kemampuan menghisap/menyusu
• Memastikan keadaan ibu & bayi stabil
PNC II: hari ke 6
Pelayanan dan Tindakan
• Pemeriksaan organ kandungan: memastikan
involusi uterus berjalan baik, uterus
berkontraksi, mengecil, lokhia tak berbau,
fundus di bawah pusat
• Menilai tanda demam, infeksi atau
perdarahan abnormal
• Memberi konseling pada ibu tentang cara
perawatan bayi, menyusui, perawatan tali
pusat, pencegahan hipotermi
PNC III: Minggu ke 2
Pelayanan dan Tindakan
• Melaksanakan hal seperti kunjungan ke 2
PNC IV: Minggu ke 6
Pelayanan dan Tindakan
• Memberikan saran & tanggapan tentang
penyulit yang dialami ibu
• Memberikan konseling tentang KB
PENDIDIKAN KESEHATAN

• Tanda bahaya pada ibu dan anak


• Menjaga kebersihan diri
• Merawat area genital terutama bila ada
luka bekas persalinan agar tidak terjadi
infeksi
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
IBU HAMIL

Dr. Masita, SST.,MPH


KONSEP
FERTILISASI/KONSEPSI
Proses Kehamilan
Proses kehamilan terdiri dari ovulasi yaitu
proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks, terjadi migrasi
spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan
pengembangan zigot, terjadi nidasi (implantasi)
pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh
kembang konsepsi sampai aterm
Proses Kehamilan
• Ovum
• Sperma
• Konsepsi
• Nidasi
• Pembentukan Plasenta
• Tumbuh kembang Hasil Konsepsi
FERTILISASI/KONSEPSI
• Pertemuan inti ovum dengan inti
spermatozoa
• Konsepsi terjadi pada pars ampularis
• tempat yang paling luas, dinding penuh jonjot,
tertutup sel yg mempunyai silia, ovum
mempunyai waktu terlama dalam pars
ampularis
Fertilisasi
a. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta spermahanya 300-500 yang sampai
di tuba faloppi yang bisa menembuh korona radiata
karena sudah mengalami proses kapasitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona
pellusida, tetapi hanya satu terlihat mampu
menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang
mempunyai kromosom diploid (44 autosom dan 2
gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk
wanita dan XY untuk laki-laki.
Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi
tingkat 2 sel (dalam 30 jam), 4 sel, 8 sel, sampai
dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan
membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar.
Setelah 3 hari sel-sel tersebut membelah
membentuk morula. saat morula masuk rongga
rahim, cairan mulai menembus zona pellusida
masuk kedalam ruang antar sel menyatu dan
akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastula
(dalam 4-5hari)
Nidasi/implantasi merupakan peristiwa
masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang
disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan
mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai
rongga rahim, jaringan endometrium dalam keadaan
sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung
sel-sel desidua.
TAHAP
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN JANIN
🙢
🙣 4 minggu
Tampak luar : badan fleksi membentuk huruf C, terdapat bakal lengan
dan tungkai, kepala pada sudut kanan badan

🙣 12 minggu
Kuku terbentuk menyerupai manusia, kepala tegak tapi besarnya tidak
sebanding, kulit merah muda dan lembut.Ukuran puncak kepala ke
bokong 6 sampai 9 cm dan berat 19 gram.

🙣 16 minggu
Kepala masih dominan, wajah menyerupai manusia pada pemeriksaan
kasar, mata, telinga dan hidung mulai menyerupai bentuk sebenarnya
• 20 minggu
Verniks kaseosa dan lanugo muncul, tungkai
sangat bertambah panjang dan mulai terlihat
kelejar sebasea. Ukuran puncak kepala ke bokong
16 sampai 18,5 cm dengan berat 300 gram

• 24 minggu
Tubuh menjadi langsing, Kulit menjadi merah dan
berkeriput, terdapat verniks kaseosa,
pembentukan kelenjar keringat, telinga mulai
berfungsi. Testis dalam proses turun ke
skorotum.
• 28 minggu
Badan langsing, keriput berkurang dan berwarna
merah.Ukuran puncak kepala ke bokong 27 cm dengan
berat 1100 gram. pembentukan lipatan otak dengan cepat,
siklus tidur bangun yang tidak tetap.Kelopak mata terbuka
kembali, lapisan retina selsai dibentuk, dapat menerima
cahaya, pupil dapat bereaksi pada cahaya.

• 32 minggu
Lemak subkutan mulai terkumpul, tampak lebih bulat, kulit
merah muda dan licin, mulai mengambil posisi
persalinan.Panjangnya 31 cm dengan berat 2100
gram.Falang medial keempat mengalami penulangan,
terlihat primordial gigi permanen, dapat menengok ke
samping.Mulai sadar pada suara diluar tubuh ibu.Testis
turun kedalam skorotum.
• 36 minggu
Kulit merah muda, tubuh bulat.Panjang 35 cm dengan berat antara
2200 – 2900 gram.Gerakan mulai pasti dan dapat bertahan, tonus
cukup kuat, dapat membalik dan mengangkat kepala.

• 40 minggu
Kulit halus dan berwarna merah muda, rambut sedang hingga
banyak, tampak tulang rawan hidung dan cuping
hidung.Panjangnya 40 cm dengan berat 3200 gram.Gerakan aktif
dan bertahan, tonus baik, dapat mengangkat kepala. Percabangan
paru hanya selesai 2/3. Mielinisasi otak dimulai, siklus tidur-bangun
teratur, reflex mengisap kuat. Pada wanita labia mayora telah
berkembang dengan baik.
PERUBAHAN FISIK
SELAMA KEHAMILAN
1. Perubahan pada Sistem Reproduksi
a. Uterus
• Ibu hamil uterusnya
tumbuh membesar akibat
pertumbuhan isi konsepsi
intrauterin
• Berat uterus perempuan
tidak hamil adalah 30
gram, pada saat mulai
hamil maka uterus
mengalami peningkatan
sampai pada akhir
kehamilan (40 minggu)
mencapai 1000 gram (1
kg).
b. Vagina/Vulva
Vagina ibu hamil berubah menjadi lebih asam, keasaman (pH)
berubah dari 4 menjadi 6.5 sehingga menyebabkan wanita hamil
lebih rentan terhadap infeksi vagina terutama infeksi jamur.

c. Serviks
Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah
menjadi lunak. Sebab pelunakan ini adalah pembuluh darah
dalam serviks bertambah lunak karena timbulnya oedema dari
serik hyperplapasia servik. Pada akhir kehamilan servik menjadi
sangat lunak dan portio menjadi pendek. Dan dapat dimasuki
dengan mudah oleh satu jari

d. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi ovarium diambil alih oleh
plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen.
Selama kehamilan ovarium tenang/ beristirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi
ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
2. Perubahan pada Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
payudaratidak dapat dilepaskan dari hormone saat kehamilan, yaitu
estrogen,progesterone, dan somatomamotrofinPada kehamilan 12
minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih
agak jernih disebut kolostrum.

3. Perubahan pada Sistem Pernafasan


Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi
pada umur kehamilan 32 minggu lebih, hal ini disebabkan oleh
karena uterus yang semakin membesar sehingga menekan usus dan
mendorong keatas menyebabkan tinggi diafragma bergeser 4 cm
sehingga kurang leluasa bergerak. Kebutuhan oksigen wanita hamil
meningkat sampai 20%, sehingga untuk memenuhi kebutuhan
oksigen wanita hamil bernapas dalam.
4. Perubahan pada Sistem Perkemihan
Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan ureter
membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun. Kencing
lebih sering (poliuria), laju filtrasi glumerulus meningkat sampai
69 %.

5. Perubahan pada Sistem Pencernaan


Ibu hamil trimester pertama sering mengalami nafsu makan
menurun, hal ini dapat disebabkan perasaan mual dan muntah
yang sering terjadi pada kehamilan muda. Pada trimester kedua
mual muntah mulai berkurang sehingga nafsu makan semakin
meningkat.
Pada TM III tonus otot saluran pencernaan melemah sehingga
motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran
makanan. Reabsorbsi makanan baik, tetapi tetap akan timbul
obstipasi ini terjadi karena peningkatan kadar progesterone
6. Perubahan pada Kulit
Pada daerah kulit tertentu, akan terjadi
hiperpigmentasi yaitu pada muka (chloasma
gravidarum), puting susu (hiperpigmentasi
areola mammae), perut (linea nigra), striae
(nigra dan albicans)
Masalah pada ibu hamil
Hyperemesis Gravidarum

Hyperemesis gravidarum adalah mual dan


muntah yang berlebihan pada ibu hamil
yang dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari dan dapat menyebabkan tubuh ibu
menjadi lemah, muka pucat, dan frekuensi
buang air kecil menurun.
Gejala
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga)
tingkatan;

a. Tingkat 1
Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu
merasalemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri
pada epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah sistolik
menurun,turgor kulit mengurang, lidang mengering dan mata cekung

b. Tingkat 2
Tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik
danmata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi
turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi

c. Tingkat 3
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah, muntah
henti, Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat,
suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf
Preeklamsi
Kriteria diagnosis
1. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau
90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita
yang sebelumnya normotensi.

Bila ditemukan tekanan darah tinggi (≥ 140/90 mmHg) pada ibu hamil, lakukan
pemeriksaan kadar protein urin dengan tes celup urin atau protein urin 24 jam
dan tentukan diagnosis

2. Hipertensi Kronik
Adalah hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan
menetap setelah persalinan.
Diagnosis
▪ Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
▪ Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya
hipertensi pada usia kehamilan < 20 minggu
▪ Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
▪ Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung dan ginjal
3. Hipertensi Gestasional
Adalah hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah
persalinan
Diagnosis
• Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
• Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia kehamilan < 12 minggu
• Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
• Dapat disertai tanda dan gejala preeklamsi, seperti nyeri ulu hati dan trombositopenia
• Diagnosis pasti ditegakkan pascapersalinan

4. Preeklamsi Dan Eklamsi


Diagnosis
Preeklamsi
• Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria +1 atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >
300 mg/24 jam
Preeklamsi Berat
• Tekanan darah > 160/110 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥ +2 atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
> 5 g/24 jam
Eklamsi
• Kejang umum dan/atau koma
• Ada tanda dan gejala preeklamsi
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)
Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram
Berdasarkan jenisnya, abortus dibagi menjadi:
1. Abortus Imminens
Merupakan peristiwa terjadinya perdarahan pervaginam pada
kehamilan kurang dari 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih
dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks

2. Abortus Insipiens
Merupakan peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan kurang
dari 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks yang meningkat
dan ostium uteri telah membuka, tetapi hasil konsepsi masih
dalam uterus
Gambar abortus insipiens
3. Abortus Inkompletus
Merupakan pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus. Ciri dari jenis abortus ini yaitu
perdarahan yang banyak disertai kontraksi, kanalis servikalis
masih terbuka, dan sebagian jaringan keluar
Gambar abortus inkompletus

4. Missed Abortion
Tertahannya hasil konsepsi yang telah mati didalam rahim
selama ≥8 minggu. Ditandai dengan tinggi fundus uteri yang
menetap bahkan mengecil biasanya tidak diikuti tanda–
tanda abortus seperti perdarahan, pembukaan serviks, dan
kontraksi
Gambar missed abortion
5. Abortus Habitualis
Merupakan abortus spontan yang terjadi 3x atau
lebih secara berturut-turut. Pada umumnya
penderita tidak sulit untuk menjadi hamil, tetapi
kehamilan berakhir sebelum mencapai usia 28
minggu
6. Abortus Infeksiosa & Septik
Abortus infeksius adalah abortus yang disertai
infeksi pada genitalia bagian atas termasuk
endometritis atau parametritis
7. Abortus Provakatus
adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-
obatan maupun alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi:
∙ Abortus Medisinalis (abortus therapeutica), adalah abortus
karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu.
∙ Abortus Kriminalis, Abortus kriminalis adalah abortus yang
terjadi oleh karena tindakan- tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi
Gejala Klinis dari Abortus
1. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak
lemah atau kesadaran menurun
2. Perdarahan pervaginam, disertai keluarnya jaringan
hasil konsepsi;
3. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis
disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus
4. Pemeriksaan ginekologis:
• Inspeksi vulva
• Inspekulo
• Pemeriksaan dalam
Anemia Gravidarum
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
keadaan hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I
dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Anemia
pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi atau
pengenceran darah.

Gejala
Ibu hamil akan merasakan beberapa gejala seperti cepat
lelah dan merasa lemah, kulit tampak pucat, denyut
jantung tidak teratur, sesak napas, nyeri dada dan sakit
kepala
Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan
• Anemia defisiensi zat besi
salah satu jenis anemia yang paling sering dialami. Anemia ini disebabkan karena
kurangnya asupan zat besi dalam tubuh dan kerap terjadi pada trimester pertama.
anemia jenis ini bisa diatasi dengan mengubah pola makan dan menambah konsumsi
makanan yang banyak megandung zat besi.

• Anemia Megaloblastik
Disebabkan karena kekurangan asam folat. Anemia jenis ini juga cukup berbahaya
jika tidak segera diatasi. Sama seperti Anemia Hemolitik, anemia jenis ini juga bisa
diatasi dengan transfusi darah.

• Anemia Hemolitik
Disebabkan karena penghancuran sel darah merah yang lebih cepat dibandingkan
proses pembentukannya. Jenis anemia yang satu ini terbilang jarang terjadi di
Indonesia. Namun jika mengalami gangguan ini, transfusi darah adalah satu-satunya
jalan.

• Anemia Hipoplastik
Penyebabnya berhubungan dengan obat-obatan, racun dan sinar ronsen. Pada
anemia jenis ini, sumsum tulang tidak memiliki kemampuan untuk membuat sel
darah merah baru. Anemia ini juga termasuk berbahaya. Karena itu, sang ibu
membutuhkan transfusi darah hingga berulang kali.
Placenta Previa
Plasenta previa
adalah kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di
bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian
atau seluruh jalan lahir.

Gejala plasenta previa


perdarahan dari vagina yang terjadi pada akhir
trimester kedua atau di awal trimester ketiga
kehamilan. Perdarahan bisa banyak atau sedikit,
dan akan berulang dalam beberapa hari,
Perdarahan berwarna merah segar.
Solutio Placenta
Solusio plasenta atau abruptio plasenta adalah komplikasi
kehamilan di mana plasenta terlepas dari dinding rahim bagian
dalam sebelum proses persalinan

Gejala
▪ Perdarahan ringan yang sesekali terjadi.
▪ Darah terperangkap di dalam rahim.
▪ Nyeri perut atau punggung.
▪ Kontraksi rahim yang terjadi terus menerus.
▪ Rahim atau perut terasa kencang.
▪ Cairan ketuban sangat sedikit.
▪ Pertumbuhan bayi lebih lambat dari kondisi normal.
KONSEP POSTPARTUM

Dr. Masita,SST.,MPH
MASA NIFAS
M a s a Nifas (puerperium) adalah masa setelah
plasenta lahir h ingga alat ka n d u n ga n kembali
seperti keadaan se be l um h a m i l d a l a m waktu
kurang lebih 6 m i n g g u .
TAHAPAN MASA NIFAS
Periode I m m e d i a t e
Postpartum (24 Jam Pertama)

Periode Early Postpartum (>24 j a m –


1mgg)

Periode Late Postpartum (>1 m g g –


6 mg g )
MEKANISME ADAPTASI
FISIK POST PARTUM
Sistem Reproduksi

1. Involusio Uteri
Involusio adalah pemulihan uterus pada
ukuran dan kondisi normal setelah
kelahiran bayi
Involusio terjadi karena masing-masing sel
menjadi lebih kecil karena sitoplasma yang
berlebihan dibuang. Involusio disebabkan
oleh proses autolysis, dimana zat protein
dinding rahim pecah, diabsorbsi dan
kemudian dibuang sebagai air kencing.
INVOLUSIUTERUS DAN LOKHIA
2. Involusio Tempat Plasenta
Pada pemulaan nifas, bekas plasenta
mengandung banyak pembuluh darah
besar yang tersumbat oleh trombus.
Biasanya luka yang demikian, sembuh
dengan menjadi parut. Hal ini disebabkan
karena dilepaskan dari dasar dengan
pertumbuhan endometrium baru di
bawah pemukaan luka.
3. Lochea
Yaitu sekret dari kavum uteri dan
vagina pada masa nifas. Lochea
dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
a) Lochea rubra
b) Lochea sanguinolenta
c) Lochea serosa
d) Lochea alba
Lochea rubra/cruenta
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama
2 hari pasca persalinan.

Lochea sanguinolenta
Berwarna merah dan kuning berisi darah
dan lendir,yang keluar pada hari ke – 3
sampai ke-7 pasca persalinan.
Lochea serosa
Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari
lochia rubra. Lochia ini berbentuk serum dan
berwarna merah jambu kemudian menjadi
kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari
ke -7 sampai hari ke-14 pasca persalinan.

Lochea alba
Dimulai dari hari ke-14 kemudian makin lama
makin sedikit hingga sama sekali berhenti
sampai 1 atau 2 minggu berikutnya.
Bentuknya seperti cairan putih berbentuk
krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel
desidua.
4. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks akan
menganga seperti corong berwarna merah
kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-
kadang terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi
lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim,
setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
5. Vagina dan perineum
Vagina dan lubang vagina pada permulaan
puerpurium merupakan suatu saluran yang
luas berdinding tipis. Secara berangsur-
angsur luasnya berkurang, tetapi jarang
sekali kembali seperti ukuran seorang
nulipara.
Rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-
kerutan) timbul kembali pada minggu
ketiga. Perlukaan vagina yang tidak
berhubungan dengan luka perineum tidak
sering dijumpai.
FISIOLOGI LAKTASI
PERKEMBANGAN PAYUDARA


• Saat pubertas: Payudara mulai berkembang dirangsang
oleh estrogen dengan stimulasi kelenjar susu payudara
ditambah deposisi lemak untuk memberikan massa
payudara.
• Pada keadaan kehamilan estrogen tinggi: jaringan kelenjar
menjadi berkembang sempurna untuk produksi susu.
Prolaktin merangsang Laktasi
• Prolaktin  hipofisis anterior, konsentrasi
dalam darah meningkat sejak UK.5 mg sampai
persalinan (10-20X dari non pregnant)
• Prolaktin → sekresi ASI di alveolus
• Plasenta mengeluarkan sejumlah besar
human chorionic somatomammotropin, yang
mungkin memiliki sifat laktogenik, sehingga
mendukung prolaktin dari hipofisis ibu selama
kehamilan.
PROSES PENGELUARAN ASI

• Susu disekresikan terus menerus ke dalam alveoli


payudara, tetapi tidak mengalir dengan mudah dari
alveoli ke dalam sistem duktus dan, oleh karena itu,
tidak terus menerus bocor dari puting payudara.
Sebaliknya, susu harus dikeluarkan dari alveoli ke
dalam saluran sebelum bayi dapat memperolehnya.
Hal ini disebabkan oleh gabungan refleks
neurogenik dan hormonal yang melibatkan hormon
oksitosin hipofisis posterior, sebagai berikut.
Lactation and Milk Let-down Reflex
ADAPTASI PSIKOLOGI
POSTPARTUM
Menurut Rubin Dalam Varney (2007) Adaptasi
Psikologi Ibu Post Partum Dibagi Menjadi 3
Fase Yaitu :
1. Taking In/Fase Mengambil
2. Taking Hold/Fase Ketergantungan Mandiri
3. Letting Go/ Fase Kemandirian
1. Taking In (berlangsung hari 1-2 POSTPARTUM)

Waktu refleksi bagi ibu-ibu cenderung pasif,


membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan sehari. Hal ini disebabkan karena ibu
mengalami ketidak nyamanan fisik setelah
persalinan, seperti nyeri perineum, hemoroid,
afterpain. Pada akhirnya ibu tidak mempunyai
keinginan untuk merawat bayinya. Ibu masih fokus
pada persalinan dan merasa kagum pada bayinya.
Apakah benar bayi tersebut adalah anaknya?
Apakah persalinan telah berakhir? Ibu
membutuhkan istirahat untuk memulihkan kekuatan
fisiknya. Meminta ibu untuk menceritakan
pengalaman persalinan dapat membantu ibu
melewati fase ini.
2. Taking Hold 2-3 hari post partum

Setelah melewati fase pasif, ibu memulai fase


aktifnya, dimulai dengan memenuhi kebutuhan
sehari dan dapat mengambil keputusan.
Selama fase taking hold, ibu mulai tertarik
merawat bayinya. Pada fase ini ibu juga dapat
diberikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan bayi dan mempraktekkan dengan
pengawasan, seperti mendukung kepala bayi,
menyusui dengan benar, atau menyendawakan
bayi. Reinforcement positif dapat diberikan
pada ibu supaya ibu dapat meningkatkan
kemampuannya dalam merawat bayi.
3. Letting Go

Pada fase ketiga, ibu mulai


mendefinisikan kembali perannya. Ibu
mulai melepaskan perannya yang dulu,
dari mempersiapkan kelahiran, menjadi
ibu yang memiliki anak. Ibu menerima
anak tanpa membandingkan dengan
harapan terhadap anak pada saat
menanti kelahiran. Ibu yang berhasil
melewati fase ini akan mudah melakukan
peran barunya.
MASALAH IBU POSTPARTUM
FASE EARLY DAN FASE LATE
POSTPARTUM
Perdarahan Post Partum
(Haemorragic Postpartum/HPP)

1. HPP primer
adalah kondisi ketika perdarahan postpartum yang
terjadi dalam kurun waktu 24 jam pertama.
2. HPP sekunder
adalah kondisi perdarahan vagina yang hebat atau
abnormal yang terjadi mulai dari 24 jam pertama
sampai 12 minggu pascapersalinan.
KLASIFIKASI PERDARAHAN
( V O L U M E D A R A H MATERNAL=100 ML/KGBB)
Prakiraan
Volume
Klasifikasi Perdarahan Tanda & Gejala Aksi
Perdarahan (%)
(mL)
0
(perdarahan < 500 < 10 none
normal)
Garis Waspada
Perlu observasi ± Infus cairan
1 500–1000 < 15 minimal
penggganti

Garis Aksi
↓ urin output
↑ nadi & teraba halus
2 1200–1500 20–25 ↑ pernapasan Terapi cairan dan oksitosin
hipotensi postural

hipotensi
takikardi
3 1800–2100 30–35 Manajemen aktif
akral dingin
takipnue

Manajemen Aktif & Agresif


4 > 2400 > 40 syok (kematian maternal 50% bila tidak
ditatalaksana dengan baik)
Penyebab
1. Atonia Uteri
2. Retensio Placenta
3. Sisa Placenta
4. Trauma Jalan lahir/Robekan jalan Lahir
5. Persalinan Tindakan
6. Gangguan koagulasi
Atonia Uteri

Atonia uteria adalah suatu keadaan dimana


uterus gagal untuk berkontraksi dan
mengecil sesudah janin keluar dari rahim

Gejala Antonia Uteri


• Perdarahan per vagina
• Konsistensi rahim lembek
• Tanda-tanda sock
RETENSIO PLASENTA
Retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir seluruhnya
dalam setengah jam setelah janin lahir

Jenis retensio plasenta


- Plasenta Adhesiva : implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
- Plasenta Akreta : implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki bagian lapisan miometrium.
- Plasenta Inkreta : implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai/memasuki miometrium
- Plasenta Perkreta : implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding
uterus
- Plasenta Inkarserata : tertahannya plasenta di dalam kavum
uteri, disebabkan oleh kontraksi ostium uteri.
Penanganan retensio placenta →
Tindakan manual placenta
Robekan Perineum
Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama
dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya
Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga
jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dng cepat
Sebaliknya janin jangan dilahirkan terlalu lama
Tingkatan Robekan Perineum
• Tingkat I
Kulit perineum dan mukosa vagina
• Tingkat II
Kulit perineum, mukosa, dinding belakang vagina dan
jaringan ikat yg menghubungkan otot-otot diafragma
urogenitalis terluka
• Tingkat tiga
Kulit perineum, mukosa vagina, dinding depan rektum,
sfingter ani eksternus robek
• Tingkat IV atau total ruptur
Bila seperti diatas robek dan total muskulus sfingterani
baik inter maupun eksternus robek
INFEKSI LUKA PERINEUM DAN
LUKA ABDOMINAL
Infeksi luka p e r i n e u m d a n luka a b d o m i n a l adalah
peradangan karena m a s u k n y a k u m a n - k u m a n ke
d a l a m luka e pi sot omi atau a b d o m e n pada waktu
persalinan d a n nifas, d e n g a n tanda-tanda infeksi

Jika terdapat
cairan,
Perawatan Jaga bukalah luka
Luka yang baik kebersihan ibu d a n lakukan
drainase

Jika terdapat abses tanpa selulit, Angkat kulit


berikan ampisilin 5 0 0 m g per oral nekrotik, jahitan
selama 6 j a m d a n metronidazol 5 0 0 subkutis d a n buat
m g per oral 3 kali/hari jahitan situasi
Penyembuhan luka jahitan
⚫ Infeksi luka adalah infeksi dari luka ya n g
didapat setelah proses melahirkan baik itu
lahiran n o r m a l atau operasi
BENDUNGAN PAYUDARA VS MASTITIS

Terkena pada Salah satu


Terkena pada Kedu a Payudara
Payudara
Ta m p a k ada air susu m en etes
Nyeri pada payudara ya n g
Bisa m e nye b a b k a n nyeri di
terkena
kedua payudara
Bisa m e n g h a m b a t produksi A S I
Bisa m e nye b a b k a n subfebris
Ta m p a k ada kemerahan Bisa
D i ko m p re s , diurut d a n
m e nye b a b k a n d e m a m
dikeluarkan AS I nya
Bendungan ASI
Gejala
1. Biasanya terjadi di awal-awal ibu menyusui ( di hari ke-
14 pasca melahirkan)
2. Payudara teraba panas, keras, besar dan kadang terasa
nyeri
3. Badan terasa meriang, panas, bahkan lemas
4. Tidak memerlukan antibiotik
5. Bisa ditangani sendiri di rumah dengan cara segera
mengosongkan payudara.
Mastitis
Gejala
1. Payudara bengkak, terasa nyeri saat ditekan, panas, gatal
dan merah
2. Suhu tubuh meningkat
3. Terjadi disalah satu payudara atau bahkan dua-duanya
4. Teraba benjolan di sekitar payudara
Abses Payudara
Gejala
1. Payudara bengkak, terasa nyeri saat ditekan, panas, gatal
dan merah
2. Suhu tubuh ibu meningkat
3. Biasanya hanya terjadi di salah satu payudara
4. Teraba benjolan di sekitar payudara
5. Biasanya hingga mengeluarkan nanah
6. Abses payudara merupakan lanjutan dari Mastitis
KONSEP PERSALINAN

Dr.MASITA,SST.,MPH
KONSEP PERSALINAN TANDA DAN
MEKANISME PERSALINAN DAN
KELAHIRAN (KALA I,II,III,IV)

2
PENGERTIAN
• Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh
ibu.(FK UNPAD.1983:221)

• Proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan


cukup bulan (37-42mg),lahir spontan dengan presbelkep
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin. (Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal).

• Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup


dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.(Ilmu
Kebidanan) 3
PENGERTIAN…
• Suatu proses fisiologis yg memungkinkan
serangkaian perubahan yang besar pada ibu,
serangkaian kejadian tsb diakhiri dengan
pengeluaran hasil konsepsi (janin & uri) yg telah
cukup umur/dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir/melalui jalan lain, dengan
bantuan/tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Hacker/Moore Esential Obstetri & Ginekologi).

• Proses pengeluaran hasil konsepsi (janin & uri


yang telah cukup bulan/dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir, dengan
bantuan/tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Prof.dr.Ida Bagus Gde Manuaba,SpOG:1998). 4
ISTILAH-ISTILAH DALAM PERSALINAN
• PERSALINAN SPONTAN
Persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir.
• PERSALINAN BUATAN
Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar,
misal: Ekstraksi Forceps,SC.
• PERSALINAN ANJURAN
Persalinan yang berlangsung setelah pemecahan
ketuban atau pemberian pitocin atau
prostaglandin. 5
ISTILAH-ISTILAH DALAM UMUR KEHAMILAN DAN
BERAT BADAN BAYI
• ABORTUS
Pengeluaran buah kahamilan sebelum
kehamilan 22 minggu/bayi dg BB < 500 g.
• PARTUS IMMATURUS
Pengeluaran buah kehamilan antara 22-28
mg / bayi dg BB 500-999 gr.
• PARTUS PREMATURUS
Pengeluaran buah kehamilan antara 28-37
mg/bayi dg BB antara 1000-2499 gr.
6
ISTILAH-ISTILAH DALAM UMUR KEHAMILAN DAN
BERAT BADAN BAYI…

• PARTUS MATURUS/PARTUS A’TERM


Pengeluaran buah kehamilan antara 37-42
mg/bayi dg BB 2500 gr/lbh.
• PARTUS POSTMATURUS/PARTUS
SEROTINUS
Pengeluaran kehamilan setelah kehamilan 42
mg.

7
SEBAB-SEBAB MULAINYA
PERSALINAN
Blm diketahui pasti,beberapa teori yang
berkaitan:
• Teori Keregangan Otot
Otot rahim mampu meregang dalam batas
tertentu dimana setelah terlewati terjadi
kontraksi s/d persalinan, rahim yg
membesar & teregang menyebabkan
iskemia otot rahim & menganggu sirkulasi
utero-plasenter. Seperti Kandung Kemih
bila dindingnya teregang oleh isinya maka
timbul kontraksi u/ mengeluarkannya.
8
SEBAB-SEBAB MULAINYA
PERSALINAN…

• Teori Penurunan Kadar Progesteron


Progesteron → penenang otot2 polos
rahim & menyebabkan kekejangan
pembuluh darah.Akhir kehamilan
progesteron ↓ timbul his & juga rentan
thd oksitosin.

• Teori Oksitosin
Akhir kehamilan oksitosin ↑ sehingga
timbul his.

9
SEBAB-SEBAB MULAINYA
PERSALINAN…
• Teori Prostaglandin
Prostaglandin ↑ sejak hamil 15 mg dari
Decidua,kdrnya ↑ dlm cairan amnion,darah
& urin ibu dlm jaringan intra uterin ↑
secara mencolok dalam persalinan.

• Pengaruh Janin
Hipofise & kelenjar suprarenal janin diduga
memegang peranan karena pada anensfalus
kehamilan berlangsung lama.

10
TAHAPAN PERSALINAN
• KALA I (Kala Pembukaan)
Mulai pembukaan servik s/d pembukaan
lengkap (10 cm).Ditandai keluarnya lendir
bercampur darah (Bloody show) dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar
kanalis servikalis krn servik membuka &
mendatar.
Kala I dibagi 2 fase:
1.Fase Laten:Pembukaan servik s/d 3 cm
berlangsung 7-8 jam.

11
TAHAPAN PERSALINAN…
2. Fase Aktif:berlangsung 6 jam, dibagi 3 subfase:
a. Periode Akselerasi:pembukaan 3-4
cm,berlangsung 2 jam.
b. Periode Dilatasi maksimal:pembukaan
berlangsung cepat 4-9 cm.
c. Periode Deselerasi:berlangsung
lambat dlm 2 jam pembukaan 9-
10cm/lengkap.

Pada Primi servik mendatar dulu baru dilatasi,


lamanya 12-13 jam sedangkan multi mendatar dan
membuka bisa bersamaan,lamanya 6-7 jam.
12
TAHAPAN PERSALINAN…
• KALA II (Kala Pengeluaran Janin)
His terkoordinir, kuat, cepat & lebih lama
kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin
turun masuk panggul & terjadi tekanan
pada otot-otot dasar panggul secara
reflektoris menimbulkan rasa ingin
mengedan. Karena tekanan pada rectum
ibu ingin BAB & anus terbuka.
Saat his kepala janin terlihat,vulva
membuka & perineum meregang, ibu
dipimpin mengedan, lahirlah kepala
diikuti seluruh badan janin.Kala I pada
Primi:11/2- 2 jam, Multi ½ - 1 jam.
13
TAHAPAN PERSALINAN…
KALA III (Kala pengeluaran Uri)
Kontraksi uterus berhenti ± 5-10 mnt.Uterus
teraba keras,TFU sepusat berisi plasenta
tebal 2x sblmnya.Timbul his pelepasan &
pengeluaran uri.

Perdarahan kala III ± 250 cc


Patologis jika > 500 cc.
14
TAHAPAN PERSALINAN…
• KALA IV (Mulai lahirnya uri 1-2 jam)
Dilakukan observasi karena
perdarahan sering terjadi 2 jam I
Meliputi:
- Tingkat kesadaran.
- TTV : TD, Nadi, Suhu & RR.
- Kontraksi uterus.
- Perlukaan jalan lahir.
- PPV.
Perdarahan normal 400-500 cc.
15
Lamanya persalinan:
Primigravida Multigravida
Kala I : 12,5 jam 7 jam 20 mnt
Kala II : 60 mnt 30 mnt
Kala III : 10 mnt 10 mnt
Kala IV : 1-2 jam 1-2 jam

16
TANDA2 PERSALINAN
• Terjadinya his persalinan.
Pinggang/punggung sakit menjalar ke sekitar
abdomen bawah.His teratur,interval makin
pendek & kuat,mempengaruhi pembukaan
servik,makin beraktifitas makin kuat.
• Pengeluaran lendir darah (Bloody Show)
Karena serviks mulai mendatar &
membuka,darah berasal dari ruptur
pembuluh kapiler yang halus di serviks.
• Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi pecah
ketuban,sebagian besar ketuban pecah
menjelang pembukaan lengkap. 17
TANDA2 PERSALINAN…
• Dilatasi Serviks
Diketahui dengan Pemeriksaan Dalam (PD).

• Engagemant Presenting Part


Presenting part/kepala janin
“engagement”/terbenam ke panggul.Pada
Primi 3-4 mg sebelum persalinan
dimulai,pada Multi saat persalinan.

• Pembentukan tonjolan ketuban


Diraba saat pemeriksaan dalam,terasa
tegang saat his & dapat ruptur. 18
MEKANISME PERSALINAN
• Turunnya kepala
- Masuknya kepala dalam PAP
- Majunya kepala
• Fleksi
• Putaran paksi dalam
• Ekstensi
• Putaran paksi luar
• Ekspulsi
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
• Masuknya kepala kedalam PAP dgn
sutura sagitalis melintang dan fleksi ringan
- Synclitismus
apabila sutura berada ditengah-tengah
antara sympisis dan promontorium
- Asynclitismus Posterior
apabila sutura mendekati sympisis
- Asynclitismus Anterior
apabila suturs mendekati promontorium
• Akibat sumbu kepala janin yg tidak
simetris dgn sumbu tubuh ibu yg lebih
mendekati suboksiput maka tahanan oleh
jaringan dibawahnya thp kepala akan
menurun menyebabkan kepala → fleksi

• Kepala janin memasuki ruang panggul dgn


ukuran terkecil suboksipito bregmatika
(9,5 cm) dgn circumferensia suboksipito
bregmatikus (32 cm) sampai didasar
panggul kepala janin berada dlm keadaan
fleksi maksimal
• Dengan adanya his yg berulang-ulang
kepala mengadakan rotasi / putaran
paksi di sympisis, maka suboksiput
berfungsi sebagai hypomoclion

• Dengan adanya his dan tenaga meneran


maka kepala anak mengadakan depleksi
sehingga lahirlah berturut-turut UUB, dahi,
mata, hidung, dagu dan lahirlah kepala
seluruhnya.
• Kepala segera mengadakan putaran
paksi luar kearah punggung semula,
bahu depan dilahirkan terlebih dahulu,
kemudian bahu belakang selanjutnya
dilahirkan trochanter depan kemudian
trochanter belakang maka lahirlah bayi
seluruhnya
OBSERVASI KEMAJUAN PERSALINAN
MENGUNAKAN PARTOGRAF
Partograf
Partograf adalah Informasi klinik tentang kemajuan
persalinan, asuhan, pengenalan penyulit dan membuat
keputusan klinik

Untuk siapa?
• Semua ibu dalam kala I persalinan, baik yang kemajuan
persalinannya berjalan normal maupun abnormal
• Persalinan di institusi pelayanan kesehatan ataupun di
rumah
• Persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan (siswa,
mahasiswa, bidan, perawat terlatih ataupun dokter)
Data dalam Partograf
• Informasi tentang ibu dan riwayat
kehamilan/persalinan
• Kondisi janin
• Kemajuan persalinan
• Jam dan waktu
• Kontraksi uterus
• Obat-obatan dan cairan yang diberikan
• Kondisi ibu
• Asuhan, tatalaksana dan keputusan klinik
Catatan kondisi ibu

• Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit


(termasuk pemantauan denyut jantung janin setiap
30 menit)
• Nadi setiap 30 menit
• Dilatasi serviks setiap 4 jam
• Penurunan bagian terbawah setiap 4 jam
• Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
• Produksi urine, atau adanya aseton atau protein
dalam urine setiap 2-4 jam
Catatan tentang air ketuban

• U: selaput ketuban utuh


• J : selaput sudah pecah, cairannya jernih
• M: selaput pecah, cairan dgn mekonium
• D: selaput pecah, cairan dgn darah
• K: selaput pecah, cairan tdk ada (kering)
Contoh partograf
untuk persalinan
normal
▪ Partograf yang
memperlihatkan
kontraksi uterin yang
kurang memadai
dikoreksi dengan
pemberian oxytocin
▪ Partograf yang
memperlihatkan
▪ fase aktif persalinan
yang lama
▪ Partograf yang
memperlihatkan
persalinan yang
macet/terhalang
MEKANISME PERTOLONGAN
PERSALINAN DAN KELAHIRAN
(APN)
Persiapan Alat
Partus Set
Bak instrumen steril berisi :
2 klem Arteri/kocher
1 gunting tali pusat
1 gunting episiotomi
1 klem ½ kocher
1 pengikat tali pusat
1 kateter nelaton
2 pasang handscoen
kain kasa
Hecting Set
Bak instrumen Steril berisi :
1 nald vodher
1 pincet anatomis
1 jarum jahit (1 bulat &1 runcing)
cat gut 3/0
Non steril
1 penghisap lendir De Lee
1 partograf
1 stetoskop monoral
1 pengukur waktu
1 tensimeter
larutan DTT dalam wadah
larutan klorin 0,5 % dalam wadah
larutan deterjen dalam wadah
kapas sublimat/cebok
1 scort plastik
1 perlak/underpad
1 kantong plastik
1 tempat sampah tajam
1 tempat sampah kering
1 ember tertutup
Persiapan obat – obatan
spuit 3 cc
1 botol cairan RL
1 infus set
1 abocath G
1 ampul methergin
1 ampul oxytosin
1 ampul lidokain 1 %
Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58
langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut

1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala


Dua.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan
termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan
alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus
set.
3. Memakai celemek plastik
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci
tangan dgn sabun & air mengalir
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan
yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi
dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan
gerakan vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah
lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai –
pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat
ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam
posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada
dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5 – 6 cm.
16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah
bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5
– 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan
janin pada perut ibu.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku
sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
25. Melakukan penilaian selintas : Apakah bayi menangis kuat dan
atau bernapas tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif ?
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan
bayi atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah
dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan
tali pusat diantara 2 klem tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril
pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada
sisi lainnya.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
memasang topi di kepala bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak cm
dari vulva
35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di
tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain
menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan
kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah
doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya
dan mengulangi prosedur.
37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian
palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba
keras)
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan
untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah
lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina
dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit
di dada ibu paling sedikit 1 jam.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran
bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin
K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan
suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan
anterolateral.
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
perdarahan pervaginam.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan
dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik.
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
bersih dan kering.
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum.
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
58. Melengkapi partograf.
MASITA ,SST.,MPH
Pengertian
• Bayi baru lahir/newborn/neonatus adalah bayi
yang dilahirkan sampai dengan umur 28 hari

• Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru


dilahirkan dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000 gram tanpa tanda asfiksia dan
penyakit penyerta lainnya
PERUBAHAN
FISIOLOGIS FISIK BAYI
BARU LAHIR
Adaptasi BBL terhadap kehidupan diluar uterus
adalah Periode transisi yang dialami oleh BBL
dimana terjadi perubahan yang komplek pada
bayi yang semula tergantung pada ibu dan
setelah bayi lahir akan menjadi mandiri sesuai
dengan proses fisiologis tubuhnya.
Faktor yg mempengaruhi adaptasi
• Pengalaman anterpantum ibu dan bayi baru
lahir
• Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru
lahir
• Kapasitas fisiologis bayi baru lahir
• Kemampuan petugas kesehatan.
Periode Transisional Bayi Baru Lahir
• Reaktivitas I (The First Period of Reactivity)
Dimulai pada masa persalinan dan berakhir setelah 30 menit. Selama
periode ini detak jantung cepat dan pulsasi talipusat jelas. Warna kulit
terlihat sementara sianosis atau akrosianosis. Selama 8 periode ini mata
bayi membuka dan bayi memperlihatkan perilaku siaga. Bayi mengkin
menangis, terkejut atau terpaku. Selama periode ini setiap usaha harus
dibuat untuk memudahkan kontak bayi dan ibu.
• Fase tidur (Periode of Unresponsive Sleep)
Berlangsung selama 3 menit sampai 2 jam persalinan . tingkat
pernapasan menjadi lebih lambat. Bayi dalam keadaan tidur, suara usus
muncul tapi berkurang. Jika mungkin, bayi tidak diganggu untuk
pengujian utama dan jangan memandikannya.
• Periode Reaktivitas II (The Second Period of Reactivity)
Berlangsung selama 2 sampai 6 jam setelah persalinan. Jantng bayi labil
dan terjadi perubahan warna kulit yang berhubungan denga stimulus
lingkungan. Tingkat pernapasan bervariasi tergantung pada aktivitas
1. PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN
• Rangsangan untuk gerakan pernafasan :
• Tekanan mekanik dari thoraks
• Penurunan kadar 02 dan kenaikan kadar CO2
• Rangsangan dingin pada daerah muka

Upaya bernafas pertama seorang bayi berfungsi


untuk :
• Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
• Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru
untuk pertama kali
2. Perubahan Sistem Peredaran Darah
Terjadi perubahan besar yaitu :
• Penutupan foramen ovale
• Penutupan duktus arteriosus
Denyut jantung BBL 120-180 kali/menit
Volume darah BBL berkisar 80-110 ml/kg

• Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik


meningkat dan tekanan atrium kanan menurun
• Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh
darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan
sehingga terjadi penurunan atrium kiri maka foramen ovale
secara fungsional akan menutup
Peredaran Darah Janin
3. Perubahan Sistem Pengaturan Suhu
• BBL belum dapat mengatur suhu tubuhnya
sehingga akan mengalami stress dengan
adanya perubahan lingkungan
• Mekanisme kehilangan panas melalui
evaporasi, konduksi, konveksi, radiasi harus
dapat dicegah sehingga tidak terjadi hipotermi
pada BBL
BBL dapat kehilangan panas tubuhnya melalui
cara-cara berikut:
• Evaporasi adalah kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban
pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Hal ini merupakan
jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika saat
lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan
dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
• Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau
timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan
menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi
diletakkan di atas benda-benda tersebut.
• Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar
udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan
di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas.
Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran udara dingin dari kipas angin,
hembusan udara dingin melalui ventilasi/pendingin ruangan.
• Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di
dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh
bayi. Bayi dapat kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan
secara langsung).
4. Perubahan Sistem Gastro Intestinal
• Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap
dan menelan
• Reflek gumoh dan batuk yang matang susah terbentuk
dengan baik pada saat lahir
• Kemampuan menelan dan mencerna selain susu BBL
cukup bulan masih terbatas
• Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih
belum sempurna yang menyebabkan gumoh pada BBL
dan neonatus
• Kapasitas lambung terbatas kurang dari 30 cc untuk
BBL normal
• Waktu pengosongan lambung 2,5 – 3 jam
5. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
• Sistem imunitas bayi belum matang sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap
infeksi dan alergi
• Kekebalan alami dari struktur kekebalan tubuh
yang mencegah infeksi, jika bayi disusui ASI
terutama kolostrum memberi bayi kekebalan
pasif dalam bentuk laktobasilus
bifidus,laktoferin,lisozim dan sekresi Ig A
6. Perubahan Sistem Ginjal
• Ginjal sudah berfungsi tetapi belum
sempurna. Bayi baru lahir harus buang air
kecil dalam 24 jam pertama. Jumlah urin 20-
30ml/hr dan meningkat menjadi 100-
200ml/hr pada akhir minggu pertama
7. Perubahan Pada Sistem Hepar

Fungsi Hepar pada bayi baru lahir


• penyimpanan zat besi
• metabolisme karbohidrat
• konjugasi bilirubin
• Koagulasi
Hepar belum matur untuk membentuk glukosa sehingga
BBL mudah terkena hipoglikemi

Neonatus telah memiliki kapasitas fungsional untuk


mengubah bilirubin namun sebagian besar BBL ada yg
mengalami hiperbilirubinemia fisiologis
8. Perubahan Sistem Reproduksi
• Anak laki – laki tidak menghasilkan sperma
sampai pubertas tetapi anak perempuan
mempunyai ovum atau sel telur dalam indung
telurnya
• Kedua jenis kelamin mungkin memperlihatkan
pembesaran payudara kadang disertai sekresi
cairan pada genetalia
• Bayi perempuan biasa ditemukan
pseudomenstruasi
9. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
• Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat
lahir tetapi tumbuh melalui proses hipertropi
• Tumpang tindih atau moulase dapat terjadi
pada waktu lahir karena tulang pembungkus
tengkorak belum seluruhnya mengalami
osifikasi,moulase dapat menghilang beberapa
hari setelah melahirkan
• Ubun-ubun besar akan tetap terbuka hingga
usia 18 bulan
10. Perubahan Sistem Neurologi
• Sistem neurologi belum matang pada saat lahir
• Refleks dapat menunjukkan keadaan normal dari
integritas sistem saraf dan sistem muskuloskeletal
Refleks pada BBL
• Refleks moro
• Refleks rooting
• Refleks menghisap & mene!an
• Refleks batuk & bersin
• Refleks grasping
• Refleks stepping
• Refleks tonic neck
• Refleks babinski
11. Perubahan Sistem Integument

Pada BBL cukup bulan kulit berwarna merah


dengan sedikit vernik kaseosa sedangkan
pada bayi prematur kulit tembus pandang
dan banyak verniks
KARAKTERISTIK BAYI
BARU LAHIR NORMAL
Bayi baru lahir dibagi dalam beberapa klasifikasi
menurut (Manuaba, 2014)

Bayi baru lahir menurut masa gestasinya :


1) Kurang bulan (preterm infant) : <37 minggu
2) Cukup bulan (term infant) : 37-42 minggu
3) Lebih bulan (postterm infant) : 42 minggu
atau lebih
Lanjutan...

Bayi baru lahir menurut berat badan lahir:


1) Berat lahir rendah : <2500 gram
2) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
3) Berat lahir lebih : >4000 gram
CIRI-CIRI BBL NORMAL
1. BB 2500-4000 gram
2. PB 48-52 cm
3. Lingkar dada 30-38 cm
4. Lingkar kepala 33-35 cm
5. Frekuensi jantung 120-160x/menit
6. Pernafasan 40-60x/menit
7. Kulit kemerah-merahan dan licin
Lanjutan......
8. Rambut lanugo tidak terlihat
9. Kuku sedikit memanjang dan lemas
10. Genetalia: pada perempuan labia mayora sudah
menutupi labia minora, pada laki-laki testis sudah
turun dan scrotum sudah ada.
11. Tonus otot baik
12. Eliminasi baik
Mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam setelah
lahir sebagai tanda bahwa sistem pencernaan bayi
baru lahir sudah normal. Feses bayi baru lahir
berwarna hitam kehijau-hijauan dengan konsistensi
liqui atau lengket seperti aspal.
KELOMPOK 1 A

A. Pengertian Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Trimester l, ll dan lll


1. Kebutuhan Nutrisi
Masa hamil adalah masa yang penting untuk pertumbuhan optimal janin dan
persiapan persalinan. Oleh karena itu penambahan zat-zat gizi berguna untuk
kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan
tumbuh kembang bayi. Pada dasarnya menu makanan ibu hamil, tidak banyak
berbeda dari menu makanan sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada
kesulitan dalam pengaturan menu selama kehamilan. Selama hamil calon ibu
memerlukan lebih banyak zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena
makanan ibu hamil sangat dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya,
bila makanan ibu hamil terbatas, janin akan tetap menyerap persediaan makanan
ibu sehingga ibu akan menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan
lain-lain (Lestari, 2013).

Untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan energi secara keseluruhan, rata-rata


wanita harus mengonsumsi tambahan 200 kkal per hari di luar kebutuhan dasarnya.
Kalori harian yang tepat dari diet yang diperlukan untuk memasok kebutuhan energi
dan mencapai berat badan yang tepat dapat diperkirakan dengan mengalihkan berat
badan ideal pasien (dalam kilogram) dengan 35 kkal dan menambahkan 300 kkal
dari total .

Peningkatan berat badan yang tidak sesuai (<1 kg per bulan) selama trimester
kedua dan ketiga atau peningkatan berat badan yang berlebih (>3 kg per bulan)
harus dievaluasi dan perlu mendapatkan konseling nutrisi. Sebagai standar kenaikan
berat badan pada ibu hamil menurut Committee on Nutrional (1990) adalah sekitar
7 kg sampai 18 kg; yaitu:

• Untuk ibu gemuk (BMI >26-29) pertambahan berat badan +7 kg-11,5 kg


• Untuk ibu normal (BMI 19,8-26) Pertambahan berat badan +11,5 kg-16 kg
• Untuk ibu kurus (BMI <19,8) pertambahan berat badan +12,5 kg-18 kg
2. Pemenuhan Nutrisi Berdasarkan Trimester l ( Minggu 1-12 )
Nutrisi ibu hamil trimester 1 yang dibutuhkan berdasarkan American Dietetic
Association:
a. Asam folat, Vital yaitu untuk penguatan organ janin dan menghindari cacat
tulang belakang serta hambatan pertumbuhan otak janin. Asam folat banyak
ditemukan pada bahan makanan seperti bayam, alpukat, pisang, asparagus.
b. Zat besi, Vital untuk pembentukan sel darah merah ibu dan janin selama
kehamilan. Banyak ditemukan pada bahan makanan seperti ikan, daging
merah dan hati, telur, susu sapi atau kedelai, juga sayuran berdaun hijau.
c. Kalsium, Penting untuk pertumbuhan gigi, saraf, otot dan jantung serta
sistem enzim janin. Banyak terdapat pada bahan makanan seperti susu,
yoghurt, ikan salmon, sarden dan jus yang kaya kalsium.
d. Serat untuk mencegah sembelit bisa diperoleh dari kacang-kacangan, buah-
buahan dan sayuran. Pilih buah-buahan berwarna karena mengandung lebih
banyak nutrisinya
Selama trimester ini, janin sedang terbentuk dan berkembang, sehingga
kebutuhan nutrisi ibu harus terpenuhi. Dari minggu pertama hingga minggu
keempat (1 bulan perkembangan janin), ibu hamil harus lebih banyak makan
daging merah, unggas, dan makanan lain yang tinggi kalori dan protein, Makanan
padat gizi yang cukup selama kehamilan sangatlah dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan selama kehamilan (Almatsier, 2011).
Makanan yang dianjurkan berupa makanan kering dan segar seperti roti
panggang, biskuit atau sereal dan buah-buah sergar serta sari buah (Marmi, 2013).

3. Pemenuhan Nutrisi Berdasarkan Trimester ll


Pada trimester kedua keluhan ibu berupa mual dan muntah mulai berkurang.
Tubuh janin sudah menunjukan perkembangan dan juga susunan saraf otak
berkembang sampai 90% . Berat janin kurang lebih mencapai 30 gram. Lengan,
tangan, kaki, jari dan telinga mulai terbentuk dan denyut jantung janin mulai
terdengar. Pada trimester kedua ini terjadi penumpukan lemak sebagai persiapan
pembentukan Air Susu Ibu (ASI) yang menyebabkan pembesaran payudara pada
ibu hamil (Marmi, 2013).
Selama minggu ke-17 hingga ke-23 kehamilan, ibu hamil harus banyak
mengonsumsi serat dari sayuran dan buah-buahan. Wanita hamil juga harus minum
setidaknya 8 gelas air sehari untuk menghindari hidrasi dan mencegah sembelit. Zat
besi dan vitamin C juga sangat dianjurkan minggu ini karena memfasilitasi
pembentukan sel darah merah. Mulai minggu ke-24 hingga ke-28, ibu hamil
sebaiknya tidak mengonsumsi terlalu banyak garam untuk mencegah kaki bengkak
saat hamil. Mengonsumsi nutrisi yang mengandung omega-3 dan vitamin E
mendukung kecerdasan otak janin. Jumlah yang harus dikonsumsi per hari adalah
80 gram (Almatsier,2015).

4. Pemenuhan Nutrisi Berdasarkan Trimester III


Trimester ini adalah trimester akhir asal kehamilan. saat memasuki masa
kehamilan ini, maka hamil membutuhkan banyak nutrisi untuk menyiapkan
persalinan. Oleh sebab itu pemenuhan nutrisi dalam masa ini tidak boleh
dikesampingkan, Ibu hamil wajib sekali menjaga kualitas dan kuantitas makanan
yang dikonsumsinya.
Pertambahan kalori juga dibutuhkan pada 20 minggu terakhir, jumlah tambahan
kalori yang diharapkan adalah sebanyak 300 kalori per harinya. Kalori juga
bermanfaat untuk menambah volume darah serta juga cairan ketuban bagi ibu hamil.
Piridoksin atau vitamin B6 bermanfaat bagi ibu hamil untuk membantu
metabolisme guna memproduksi asam amino, lemak, sel darah merah serta
pembentukan karbohidrat. Kebutuhan vitamin B6 ini wajib tercukupi sebanyak 2,2
miligram per harinya. Dalam trimester ketiga kebutuhan akan vitamin B1, B2 dan
B3 wajib ditingkatkan. Vitamin ini berfungsi untuk membantu mengatur
metabolisme berasal sistem pernapasan janin serta juga pembentukan energi bagi
janin. dalam seharinya ibu hamil dituntut untuk mengonsumsi vitamin B1 sebanyak
1,2 miligram, vitamin B2 sebesar 1, dua miligram sedangkan vitamin B3 sebanyak
11 miligram,Sumber vitamin tersebut yaitu: keju, susu, kacang – kacangan, hati,
dan telur (Nugroho,dkk, 2014).
B. Tujuan/Manfaat Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Trisemester l, ll dan lll
Pentingnya nutrisi tepat sesuai kebutuhan gizi ibu hamil memang belum
sepenuhnya disadari masyarakat Indonesia. Pada trimester pertama memang kebutuhan
gizi ibu hamil secara umum masih sama dengan wanita dewasa biasa yang
mempertahankan kesehatannya. Tetapi nilai gizi seharusnya tetap diperhatikan,
mengingat semakin menjamurnya makanan siap saji serta pola makan ibu di Indonesia
yg cenderung kurang asupan gizi. Di trimester pertama ibu hamil mengalami kesulitan
makan karena mual-muntah, namun usahakan tidak mengurangi porsi makan dan
kualitas makan. (Prita, 2018).
Kebutuhan gizi ibu hamil pada setiap trimester berbeda-beda,disesuaikan dengan
pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan ibu. Kebutuhan ibu selama
kehamilan ialah 800 mg besi yaitu 300 mg untuk janin dan plasenta, 500 mg untuk
pertambahan eritrosit ibu. (Nurul, 2015)
C. Indikasi Pemberian Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Trimester l, ll dan lll
1) Trimester Pertama
a. Asam Folat: berfungsi sebagai pembentukan system saraf pusat, termasuk
otak, bahan makanan yang mengandung asam folat yaitu sayuran berdaun
hijau, tempe, serta serealia atau kacang-kacangan yang telah ditambahkan
dengan asam folat.
b. Asam lemak tak jenuh: berfungsi sebagai tumbuh kembang system saraf
pusat dan otak, bahan makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh
yaitu ikan laut, ikan tenggiri, ikan kembung, ikan tuna, dan ikan tongkol
c. Vitamin B12: berfungsi perkembangan sel janin, bahan makanan yang
mengandung vitamin B12 yaitu hasil ternak dan produk olahannya, serta
produk olahan kacang kedelai, misalnya tempe dan tahu, telur, dan daging
ayam,
d. Vitamin D: berfungsi untuk membantu menyerap kalsium dan mineral (zat
penting yang diperlukan oleh tubuh) di dalam darah, bahan ,makanan yang
mengandung vitamin D yaitu ikan salmon dan susu.
2) Trimester Kedua
a. Vitamin A: berfungsi sebagai proses metabolisme, pembentukan tulang dan
system saraf, bahan makanan yang mengandung vit A yaitu daging ayam,
telur bebek, kangkung, wortel dan buah-buahan berwarna kuning hingga
merah.
b. Kalsium (Ca): berfungsi sebagai pembentukan tulang dan gigi janin dan ibu,
bahan makanan yang mengandung kalsium yaitu yogurt, bayam, jeruk, dan
roti gandum.
c. Zat Besi (Fe): barfungsi membentuk sel darah merah, mengangkut oksigen
ke seluruh tubuh dan janin, bahan makanan yang mengandung zat besi yaitu
kacang-kacangan, sayuran hijau, daging sapi, hati sapi, ikan.
3) Trimester Ketiga
a. Vitamin B6: berfungsi membantu proses system saraf, bahan makanan yang
mengandung vit B6 yaitu kacang-kacangan, hati, gandum
b. Serat: berfungsi memperlancar buang air besar (mengatasi sembelit), bahan
makanan yang mengandung serat yaitu sayuran dan buah-buahan.
c. Vitamin C: berfungsi membantu penyerapan zat besi dan antioksidan, bahan
makanan yang mengandung vit C yaitu kol, nanas, papaya, jambu, jeruk,
tomat.
d. Seng (Zn): berfungsi membantu proses metabolisme dan kekebalan tubuh,
bahan makanan yang mengandung seng yaitu kacang-kacangan, hati sapi,
telur, daging sapi.
e. Yodium: berfungsi mengatur suhu tubuh, membentuk sel darah merah serta
fungsi otot dan saraf, bahan makanan yang mengandung yodium yaitu
garam dapur, udang segar, ikan laut.
D. Kenaikan berat badan ibu hamil (TM I, II, dan III)
Kenaikan berat badan pada masa kehamilan adalah tanda kehamilan yang sehat.
Kenaikan berat badan akan membantu untuk mencegah risiko pada bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan mengurangi risiko penyakit yang dapat
terjadi di masa dewasa, seperti (Susilowati, 2016). :
a. Jantung
b. Hipertensi
c. diabetes mellitus
Menurut Aritonang (2015:177), kenaikan berat badan ibu hamil terjadi karena
adanya pertambahan bagian organ tubuh bayi, yaitu berat badan janin 3½ – 4 kg,
plasenta ½-1 kg, cairan amnii 1 kg, payudara ½ kg, uterus 1 kg, penambahan
volume darah 1½ kg, lemak tubuh > 2½ kg, penambahan jaringan otot dan cairan
sebanyak 2-3½ kg, sehingga jumlah penambahan totalnya rata-rata 12½ kg.
Kenaikan berat badan terjadi karena adanya peningkatan asupan makanan ibu
hamil seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Kegunaan asupan makan yang
dikonsumsi ibu hamil adalah :
a. Pertumbuhan dan perkembangan janin
b. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati
c. Sumber tenaga
d. Mengatur suhu tubuh
e. Cadangan makanan.

Menurut (Kristiyanasari, 2012), Seorang ibu yang sedang hamil mengalami


kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. Pada trimester I kenaikan berat badan
seorang ibu tidak mencapai 1 kg, namun setelah mencapai trimester II
pertambahan berat badan semakin banyak yaitu sekitar 3 kg dan pada trimester III
sekitar 6 kg. Kenaikan tersebut disebabkan karena adanya pertumbuhan janin dan
plasenta dan air ketuban. Kenaikan berat badan yang ideal untuk seorang ibu yang
gemuk yaitu 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk.

Menurut (Arisman,2013) pada tahap trimester III terjadi pertumbuhan janin dan
plasenta serta pertambahan cairan amnion berlangsung sangat cepat sehinggga
perlu diperhatikan kebutuhan gizi ibu selama periode ini. Berat badan ibu hamil
harus bertambah sesuai umur kehamilan, kenaikan berat badan yang normal akan
menghasilkan anak yang normal. Seorang ibu yang sedang hamil mengalami
kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. Pada trimester ketiga kenaikan berat
badan mencapai kira-kira 6 kg yaitu diperkirakan 90% kenaikan itu merupakan
kenaikan komponen janin, seperti pertumbuhan janin, plasenta, dan bertambahnya
cairan amnion.
E. Kontraindikasi Pemberian Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Trisemester l, ll
dan lll
Menurut (Fitriana, 2016), bahan makanan yang harus dihindari dan dibatasi oleh
ibu hamil, diantaranya :
1. Menghindari makanan yang diawetkan karena biasanya mengandung bahan
tambahan makanan yang kurang aman.
2. Menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang matang karena
mengandung kuman yang berbahaya untuk janin.
3. Membatasi kopi dan coklat, didalamnya terdapat kandungan kafein yang dapat
meningkatkan tekanan darah.
4. Membatasi makanan yang mengandung energi tinggi seperti yang banyak
mengandung gula, lemak misalnya: keripik, kue.
5. Membatasi makanan yang mengandung gas, contoh: nangka (matang dan
mentah), kol,ubi jalar, karena dapat menyebabkan keluhan nyeri ulu hati pada
ibu hamil.Membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink), karena
mengandung energi tinggi, yang berakibat pada berat badan ibu hamil
meningkat berlebihan dan bayi lahir besar

F. Langkah Pemberian Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Trisemester l, ll dan lll
Kebutuhan nutrisi ibu hamil sangatlah penting dan mempengaruhi kesehatan
ibu serta janin yang dikandungnya. Dengan asupan nutrisi ibu hamil yang baik,
risiko komplikasi saat persalinan, kecacatan bayi, penyakit kronik di masa yang
akan datang dapat berkurang, berikut pemberian nutrisi yang harus dicukupi oleh
ibu hamil pada trimester I, II,dan III.(Hello sehat (2021))

1) Trimester pertama
a. Protein : sekitar 61 gr
b. Karbohidrat : Bagi ibu hamil usia 19-29 tahun butuh 385 gr, ibu hamil
berusia 30-49 tahun, asupan karbohidrat yakni 365 gr
c. Lemak: ibu hamil usia 19-29 tahun disarankan mengonsumsi sekitar 67,3 gr
dan ibu hamil usia 30-49 tahun mengonsumsi 62,3 gr per hari
d. Serat: ibu hamil usia 19-29 tahun yakni 35 gr, ibu hamil usia 30-49 tahun di
trimester pertama butuh 33 gr serat
e. Zat besi: ibu hamil usia 19-49 tahun butuh 9 miligram (mg) zat besi di
trimester pertama
f. Asam folat: ibu hamil membutuhkan sekitar 400-1000 mikrogram (mcg)
asam folat per hari
g. Kalsium: ibu hamil usia 19-49 tahun disarankan mencukupi kebutuhan
kalsium sebanyak 1200 mg kalsium per hari selama kehamilan.
h. Vit D: Ibu hamil disarankan mengonsumsi makanan tinggi vitamin D
sebanyak 15 mcg per hari.
i. Kolin: Kebutuhan nutrisi kolin untuk ibu hamil usia 19-49 tahun adalah
sebanyak 450 mg per hari.
j. Vit C: Kebutuhan vitamin C untuk ibu hamil usia 19-29 tahun yakni
sebanyak 85 mg per hari.
k. Yodium: Ibu hamil usia 19-49 tahun butuh asupan yodium sebanyak 220
mcg per hari
l. Seng: ibu hamil usia 19-49 tahun adalah 10 mg per hari
m. Asam lemak omega-3 dan omega-6 : Ibu hamil butuh asupan asam lemak
omega-3 sekitar 650 mg per hari dengan 300 mg merupakan kebutuhan
DHA untuk ibu hamil.
2) Trimester kedua
a. Protein : 70 gr
b. Karbohidrat : 400 gr
c. Lemak: ibu hamil usia 19-29 tahun disarankan mengonsumsi sekitar 67,3
gr dan ibu hamil usia 30-49 tahun mengonsumsi 62,3 gr per hari
d. Serat: ibu hamil usia 19-29 tahun yakni 36 gr, ibu hamil usia 30-49 tahun
di trimester kedua butuh 34 gr serat
e. Zat besi: ibu hamil usia 19-49 tahun butuh 18 mg zat besi,
f. Asam folat: ibu hamil membutuhkan sekitar 400-1000 mikrogram (mcg)
asam folat per hari
g. Kalsium: ibu hamil usia 19-49 tahun disarankan mencukupi kebutuhan
kalsium sebanyak 1200 mg kalsium per hari selama kehamilan.
h. Vit D: Ibu hamil disarankan mengonsumsi makanan tinggi vitamin D
sebanyak 15 mcg per hari.
i. Kolin: Kebutuhan nutrisi kolin untuk ibu hamil usia 19-49 tahun adalah
sebanyak 450 mg per hari.
j. Vit C: Kebutuhan vitamin C untuk ibu hamil usia 19-29 tahun yakni
sebanyak 85 mg per hari.
k. Yodium: Ibu hamil usia 19-49 tahun butuh asupan yodium sebanyak 220
mcg per hari
l. Seng: ibu hamil usia 19-49 tahun adalah 12 mg per hari
m. Asam lemak omega-3 dan omega-6 : Ibu hamil butuh asupan asam lemak
omega-3 sekitar 650 mg per hari dengan 300 mg merupakan kebutuhan
DHA untuk ibu hamil.
3) Trimester ketiga
a. Protein : 90 gr
b. Karbohidrat : 400 gr
c. Lemak: ibu hamil usia 19-29 tahun disarankan mengonsumsi sekitar 67,3
gr dan ibu hamil usia 30-49 tahun mengonsumsi 62,3 gr per hari
d. Serat: ibu hamil usia 19-29 tahun yakni 36 gr, ibu hamil usia 30-49 tahun
di trimester ketiga butuh 34 gr serat.
e. Zat besi: ibu hamil usia 19-49 tahun butuh 18 mg zat besi,
f. Asam folat: ibu hamil membutuhkan sekitar 400-1000 mikrogram (mcg)
asam folat per hari
g. Kalsium: ibu hamil usia 19-49 tahun disarankan mencukupi kebutuhan
kalsium sebanyak 1200 mg kalsium per hari selama kehamilan.
h. Vit D: Ibu hamil disarankan mengonsumsi makanan tinggi vitamin D
sebanyak 15 mcg per hari.
i. Kolin: Kebutuhan nutrisi kolin untuk ibu hamil usia 19-49 tahun adalah
sebanyak 450 mg per hari.
j. Vit C: Kebutuhan vitamin C untuk ibu hamil usia 19-29 tahun yakni
sebanyak 85 mg per hari.
k. Yodium: Ibu hamil usia 19-49 tahun butuh asupan yodium sebanyak 220
mcg per hari
l. Seng: ibu hamil usia 19-49 tahun adalah 12 mg per hari
m. Asam lemak omega-3 dan omega-6 : Ibu hamil butuh asupan asam lemak
omega-3 sekitar 650 mg per hari dengan 300 mg merupakan kebutuhan
DHA untuk ibu hamil.
Berikut langkah-langkah pemberian nutrisi untuk ibu hamil dengan pemberian
makan melalui oral

No Langkah/ Kegiatan pemberian nutrisi melalui oral


1. Komunikasi dengan baik kepada pasien dan keluarga, bersikap ramah serta memperkenalkan diri
2. Menanyakan identitas pasien dan keluhan yang dirasakan
3. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan serta mengatur posisi
pasien yang nyaman (posisi supine)
4. Menyiapkan alat-alat
1. Peralatan makan menurut kebutuhan misalnya: piring, sendok, garpu, gelas minum,
serbet, dan jika perlu pisau
2. Makanan sesuai diet dan minuman disiapkan dan dibawa ke tempat klien
3. Lingkungan di sekitar klien dirapihkan, singkirkan segala sesuatu yang tidak
menyenangkan
4. Siapkan alat yang dibutuhkan:
a) Air untuk cuci tangan, sabun dan handuk
b) Peralatan oral hygine
5. Mengkaji kebutuhan klien dan menjelaskan prosedur
6. Perawat mencuci tangan, mengidentifikasi klien dan memberikan privasi
7. Berikan air, sabun dan handuk untuk cuci tangan
8. Cuci tangan dan ambil baki makanan letakan di atas meja dan atur makanan dengan sikap dan
cara yang baik
9. Klien diingatkan untuk berdoa terlebih dahulu

10. Anjurkan klien makan sendiri sebanyak mungkin

11. Ambil baki dengan segera setelah selesai makan, pastikan untuk mencatat apa yang dimakan dan
yang tidak dimakan oleh klien
12. Catat asupan cairan jika perlu

13. Dokumentasi
KELOMPOK 1B

BAB II TINJAUAN TEORI Niasin berfungsi sebagai


koenzim ”Nikotinamid Adenin
Vitamin
Dinukleotida” (NAD) dan Nikotinamid
Pengertian Vitamin Adenin Dinukleotida Fosfat” (NADP).
Koenzim berpengaruh pada proses
Vitamin merupakan salah satu zat senyawa metabolik seluler.
kompleks yang sangat diperlukan oleh
tubuh kita yang berfungsi sebagai Vitamin B5
pembantu pengaturan atau proses kegiatan
Asam pantotenat terutama berperan sebagai
tubuh. Tanpa adanya vitamin, manusia
bagian dari koenzim A yang diperlukan
tidak akan dapat melakukan aktivitas hidup
dalam berbagai reaksi metabolisme sel,
sehari-hari dengan baik (Khusnul K, Maria
terutama dalam proses perombakan
Ulfah, Nurul Anam, 2011)
karbohidrat, asam lemak, dan asam amino
Tujuan Pemberian Vitamin untuk menghasilkan energi

Menurut (Leily Amalia Furkon, 2014) Vitamin B6


adapun tujuan pemberian vitamin sebagai
Piridoksin Vitamin B6 berperan sebagai
berikut
koenzim piridoksal fosfat (PLP) dan
Vitamin A piridoksamin fosfat (PMP) dalam berbagai
reaksi metabolisme protein.
Untuk Membantu dalam proses penglihatan,
Membantu diferensiasi sel, Memelihara Vitamin B12
kesehatan jaringan epitel dan kulit,
Kobalamin Vitamin B12 diperlukan untuk
Membantu sistem kekebalan tubuh (sistem
mengubah folat menjadi bentuk aktif, dan
imun), Membantu pertumbuhan sel sel
berperan dalam metabolisme sel, terutama
tubuh.
saluran cerna, sumsum tulang, dan jaringan
Vitamin B1 saraf.

Untuk metabolisme karbohidrat, yaitu Vitamin C


berfungsi sebagai koenzim berbagai reaksi
Sebagai koenzim dan antioksidan, Sintesis
metabolisme energi. Tiamin dibutuhkan
kolagen, Absorpsi dan metabolisme besi,
untuk proses dekarboksilasi piruvat dalam
Absorpsi kalsium.
siklus Krebs untuk menghasilkan energi
Vitamin D
Vitamin B2
Untuk meningkatkan penyerapan kalsium
Riboflavin terutama berfungsi sebagai
dan fosfor yang merupakan zat utama pada
koenzim ”Flavin Adenin Dinukleotida”
proses pengerasan tulang. Mekanisme
(FAD) dan ”Flavin Adenin
peningkatan penyerapan yaitu dengan
Mononukleotida” (FMN) yang terlibat
peran vitamin D dalam merangsang sintesis
dalam reaksi oksidasi-reduksi berbagai
protein pengikat kalsium dan protein
jalur metabolisme energi.
pengikat fosfor pada mukosa usus halus.
Vitamin B3
Vitamin E
Sebagai antioksidan dengan memberikan Vitamin K
atom hidrogen kepada radikal bebas.
Pada bayi dengan gangguan empedu, bayi
Radikal bebas adalah molekul yang sangat
yang mengalami aspiksia atau perdarahan.
reaktif dan bersifat merusak serta memiliki
atom tidak berpasangan. Dengan menerima Kontraindikasi Pemberian Vitamin
atom hidrogen dari vitamin E maka radikal
bebas tersebut menjadi tidak reaktif lagi. Menurut (BPOM, 2014) adapun
kontraindikasi pemberian vitamin sebagai
Vitamin K berikut:
Peranannya dalam proses pembekuan darah Vitamin A
sehingga dapat mencegah terjadinya
perdarahan, terutama pada saat proses Penyakit hati (kegunaan khusus).
operasi. Vitamin D
Indikasi Pemberian Vitamin Hiperkalsemia, Metastatic Calcification.
Menurut (BPOM, 2014) adapun indikasi Vitamin K
pemberian vitamin sebagai berikut:
Neonatus, dan hamil tua.
Vitamin A
Langkah Pemberian Vitamin A pada Ibu
Pada pasien dengan obstruksi empedu yang Nifas
menyeluruh, penyakit hati kolestatik.
• Alat dan Bahan
b. Vitamin B1
- wadah untuk Kapsul Vitamin A
Maple syrup urine, mitochondrial
respiratory chain defects. - Kapsul Vitamin A merah (200.000 SI)

Vitamin B2 - Segelas air

Asidemia glutarat dan defisiensi oksidase • Prosedur


sitokrom hiperoksaluria, dan juga Sebelum memberikan Suplemen melalui
digunakan pada anemia sideroblastic. mulut, penting bagi perawat untuk
Vitamin C memeriksa semuanya kontraindikasi untuk
prosedur, keadaan rongga mulut dll.
Pencegahan dan pengobatan scurvy. Sebelum memberikan obat kepada pasien
Vitamin D perlu dijelaskan semua langkah prosedur
dan kemungkinan efek samping. Berikut
Peningkatan dari beberapa gejala
(hipokalsemia, tetani, nyeri tulang, lesi • langkah-langkah prosedurnya:
tulang), yang berkaitan dengan - Lakukan semua pemeriksaan yang
metabolisme yang abnormal dari vitamin D diperlukan
seperti pada kondisi: gagal ginjal kronik,
hipoparatiroidism, Vitamin D-resistant - Jelaskan prosedur kepada pasien
rickets dan oeteomalasia. - Pasien harus diposisikan dalam posisi
Vitamin E yang nyaman. Jika memang

Malabsorpsi lemak seperti pada sistis kemungkinan posisi semi-seat (posisi


fibrosis dan kolestasis. fowler); jika pasien tidak dapat ditempatkan
di posisi ini disarankan untuk menggunakan 3. Pada tanggal pemulangan pasien harus
pilihan tempat tidur pasien untuk dievaluasi apakah
menempatkannya di tempat yang nyaman
pasien menerima semua obat yang
posisi.
diperlukan dengan cara yang benar.
- Siapkan cairan yang sesuai (air) yang akan
(NURSING PROCEDURES &
digunakan pasien saat
INTERVENTIONS, 2017)
minum obat.
KALSIUM
- Jelaskan dan tunjukkan Suplemen yang
Pengertian Kalsium
akan diminum pasien
Kalsium merupakan mineral terbanyak
- Jika pasien dalam posisi untuk minum
yang didapatkan dalam tubuh manusia.
Kapsul pada perawat sendiri harus
Hampir 99% kandungan kalsium dalam
memberinya secangkir dengan Suplemen
tubuh manusia didapatkan dalam tulang.
dan memintanya untuk menelan. Jika
(Widiastuti et al,. 2018)
pasien tidak mungkin melakukan ini oleh
Perawatnya sendiri Minta pasien untuk Tujuan Pemberian Kasium
membuka mulut dan perawat memasukkan
Kapsul ke dalam mulutnya mulut. Kalsium sangat penting untuk
banyak proses yang beragam dalam tubuh,
- Bersamaan dengan Kapsul, Perawat harus termasuk pembentukan tulang, kontraksi
memberi pasien segelas air dan meminta otot, fungsi hormon dan enzim. Kalsium
untuk meminumnya dengan Kapsul dan memegang peranan penting dalam berbagai
menelannya dengan mudah. proses fungsi fisiologis didalam tubuh yaitu
proses pembekuan darah, bersama dengan
• Dokumentasi:
natrium dan kalium mempertahankan
Waktu, tanggal dan jenis pemberian Kapsul potensial membrane sel, tranduksi sinyal
melalui mulut harus pemberitahuan pada antara reseptor hormon, eksitabilitas
grafik pasien dan grafik Keperawatan. neuromuskuler, integritas membrane sel,
Semua data harus ditulis dengan jelas pembentukan struktur tulang dan sebagai
dengan tanggal, waktu, jumlah dan jenis cadangan kalsium tubuh. (Widiastuti et al,.
obat yang diberikan kepada pasien beserta 2018)
dengan tanda orang/perawat yang
Indikasi Pemberian Kalsium
memberikan obat.
Suplementasi kalsium untuk mencegah
• Evaluasi:
preeklampsia. (Widiastuti et al,. 2018)
Evaluasi prosedur terdiri dari tiga
Kontraindikasi Pemberian Kalsium
tingkatan:
Tidak dianjurkan pada ibu hamil dengan
1. Setelah obat diberikan, penting untuk
asupan kalsium yang tinggi. Komplikasi
memeriksa apakah
dari peningkatan pemberian kalsium adalah
pasien menelan obat batu ginjal. (Gustirini, 2019)

2. Setelah akhir shift/hari harus dievaluasi Langkah Pemberian Tindakan


apakah
• Alat dan Bahan
obat yang diresepkan diberikan
- wadah untuk Suplemen Kalsium
- Suplemen Kalsium 500mg • Dokumentasi:
- Segelas air Waktu, tanggal dan jenis pemberian
Suplemen melalui mulut harus
• Prosedur
pemberitahuan pada grafik pasien dan
Sebelum memberikan Suplemen melalui grafik Keperawatan. Semua data harus
mulut, penting bagi perawat untuk ditulis dengan jelas dengan tanggal, waktu,
memeriksa semuanya kontraindikasi untuk jumlah dan jenis obat yang diberikan
prosedur, keadaan rongga mulut dll. kepada pasien beserta dengan tanda
Sebelum memberikan obat kepada pasien orang/perawat yang memberikan obat.
perlu dijelaskan semua langkah prosedur
• Evaluasi:
dan kemungkinan efek samping. Berikut
Evaluasi prosedur terdiri dari tiga
• langkah-langkah prosedurnya:
tingkatan:
- Lakukan semua pemeriksaan yang
1. Setelah obat diberikan, penting untuk
diperlukan
memeriksa apakah
- Jelaskan prosedur kepada pasien
pasien menelan obat
- Pasien harus diposisikan dalam posisi
2. Setelah akhir shift/hari harus dievaluasi
yang nyaman. Jika memang
apakah
kemungkinan posisi semi-seat (posisi
obat yang diresepkan diberikan
fowler); jika pasien tidak dapat ditempatkan
di posisi ini disarankan untuk menggunakan 3. Pada tanggal pemulangan pasien harus
pilihan tempat tidur pasien untuk dievaluasi apakah
menempatkannya di tempat yang nyaman
pasien menerima semua obat yang
posisi.
diperlukan dengan cara yang benar.
- Siapkan cairan yang sesuai (air) yang akan
(NURSING PROCEDURES &
digunakan pasien saat
INTERVENTIONS, 2017)
minum obat.
SULFAS FERROSUS
- Jelaskan dan tunjukkan Suplemen yang
Pengertian Ferrous Sulfat atau Zat Besi
akan diminum pasien
Sulfas Ferrosus atau zat besi merupakan
- Jika pasien dalam posisi untuk minum
mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat
tablet pada perawat sendiri harus
ini terutama diperlukan dalam
memberinya secangkir dengan Suplemen
hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu
dan memintanya untuk menelan. Jika
sintesis hemoglobin (Hb). Hemoglobin (Hb)
pasien tidak mungkin melakukan ini oleh
yaitu suatu oksigen yang mengantarkan
Perawatnya sendiri Minta pasien untuk
eritrosit berfungsi penting bagi tubuh.
membuka mulut dan perawat memasukkan
Hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi),
Suplemen ke dalam mulutnya mulut.
protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb
- Bersamaan dengan Suplemen, Perawat terdiri dari Fe). (Susiloningtyas, 2012)
harus memberi pasien segelas air dan
Tujuan Pemberian Sulfas Ferrosus atau
meminta untuk meminumnya dengan
Zat Besi
Suplemen dan menelannya dengan mudah.
Menambah asupan nutrisi pada janin kemungkinan efek samping. Berikut
langkah-langkah prosedurnya:
Mencegah anemia defisiensi zat besi
- Lakukan semua pemeriksaan yang
Mencegah pendarahan saat masa persalinan
diperlukan
Menurunkan risiko kematian pada ibu
- Jelaskan prosedur kepada pasien
karena pendarahan pada saat persalinan.
(Promkes Kemenkes, 2018) - Pasien harus diposisikan dalam posisi
yang nyaman. Jika memang
Indikasi Pemberian Sulfas Ferrosus atau
Zat Besi kemungkinan posisi semi-seat (posisi
fowler); jika pasien tidak dapat ditempatkan
Indikasi pemberian zat besi adalah
di posisi ini disarankan untuk menggunakan
kehilangan darah, misalnya dari uterus atau
gastrointestinal seperti ulkus peptikum, pilihan tempat tidur pasien untuk
karsinoma lambung, dll. Dapat juga karena menempatkannya di tempat yang nyaman
kebutuhan meningkat seperti pada ibu posisi.
hamil, malabsorbsi dan diet yang buruk.
- Siapkan cairan yang sesuai (air) yang akan
(Susiloningtyas, 2012)
digunakan pasien saat
Kontraindikasi Pemberian Sulfas
minum obat.
Ferrosus atau Zat Besi
- Jelaskan dan tunjukkan tablet yang akan
Sulfas Ferrosus atau zat besi
diminum pasien
dikontraindikasikan pada hipersensitivitas,
hemokromatosis, anemia hemolitik, - Jika pasien dalam posisi untuk minum
hemosiderosis, ulkus peptikum aktif, tablet pada perawat sendiri
enteritis regional dan kolitis ulseratif.
Pasien yang mendapat transfusi darah harus memberinya secangkir dengan tablet
berulang atau preparat besi parenteral juga pil dan memintanya untuk menelan. Jika
tidak disarankan mengonsumsi sulfas pasien tidak mungkin melakukan ini oleh
ferrosus. Perawatnya sendiri Minta pasien untuk
membuka mulut dan perawat memasukkan
Langkah Pemberian Tindakan Sulfas tablet ke dalam mulutnya mulut.
Ferrosus atau Zat Besi
- Bersamaan dengan pil, Perawat harus
• Alat dan Bahan memberi pasien segelas air
- wadah untuk Tablet zat besi dan meminta untuk meminumnya dengan
tablet dan menelannya dengan mudah.
- Tablet zat besi 100mg
• Dokumentasi:
- Segelas air
Waktu, tanggal dan jenis pemberian tablet
• Prosedur
melalui mulut harus pemberitahuan pada
Sebelum memberikan pil melalui mulut, grafik pasien dan grafik Keperawatan.
penting bagi perawat untuk memeriksa Semua data harus ditulis dengan jelas
semuanya kontraindikasi untuk prosedur, dengan tanggal, waktu, jumlah dan jenis
keadaan rongga mulut dll. Sebelum obat yang diberikan kepada pasien beserta
memberikan obat kepada pasien perlu dengan tanda orang/perawat yang
dijelaskan semua langkah prosedur dan memberikan obat.
• Evaluasi: obat yang diresepkan diberikan
Evaluasi prosedur terdiri dari tiga 3. Pada tanggal pemulangan pasien harus
tingkatan: dievaluasi apakah
1. Setelah obat diberikan, penting untuk pasien menerima semua obat yang
memeriksa apakah diperlukan dengan cara yang benar.
pasien menelan obat
2. Setelah akhir shift/hari harus dievaluasi (NURSING PROCEDURES &
apakah INTERVENTIONS, 2017)

KELOMPOK 2A

1. Pengertian Management Nyeri Non-Farmakologis Rubbing, Counter Pressure


Manajemen nyeri non farmakologi merupakan upaya-upaya yang dilakukan
untuk mengatasi atau menghilangkan nyeri dengan pendekatan non farmakologi
(Smeltzer, 2001:223). Tindakan non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap
dalam pemberian analgesik, tetapi tindakan non farmakologis tidak ditujukan sebagai
pengganti analgesik (Urden, 2009:145). Terdapat beberapa jenis tindakan non
farmakologis antara lain: teknik relaksasi, distraksi masase, terapi es dan panas, dan
stimulasi saraf elektris transkutan.
1. Pengertian Teknik Rubbing
Rubbing adalah pemijatan atau usapan lembut pada bagian bawah punggung
dengan rubbing dapat meningkatkan relaksasi juga menurunkan nyeri uterus
berkontraksi dengan menutup pintu gerbang teori gate control. Rubbing juga
meningkatkan endorphin yang berfungsi neurotransmiter dan neuromodulator untuk
menghambat atau menurunkan sensasi nyeri. Cara rubbing bisa dilakukan dengan
bantuan penolong persalinan atau keluarga yang mendampingi dengan cara pemijatan
dengan gerakan melingkar pada punggung sekitar torakal 10, 11, 12, lumbal 1 dan
sakral 2, 3, 4 selama kontraksi uterus dan ulangi kembali bila ada kontraksi (Maryunani,
2010).
2. Pengertian Teknik Counter Pressure
Counter pressure merupakan pijatan yang dilakukan dengan memberikan
tekanan pada tulang sakrum pasien secara terus-menerus dengan pangkal atau kepalan
salah satu telapak tangan. (Simkin dan Ancheta, 2005). Pijatan counter pressure dapat
dilakukan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik counter pressure
merupakan salah satu motode yang dapat mengurangi nyeri tajam dan memberikan
sensasi menyenangkan dan melawan rasa tidak nyaman pada saat kontraksi atau
diantara kontraksi. (Lane, 2009).
2. Tujuan/ Manfaat dari Management Nyeri Non-Farmakologis Rubbing, Counter
Pressure
1. Tujuan Teknik Rubbing dan Counter Pressure
1. Tujuan Teknik Rubbing
Rubbing merupakan teknik non-farmakologi yang bertujuan untuk
menurunkan intensitas nyeri dan percepatan pembukaan serviks pada ibu
bersalin dengan cara menekan daerah sakrum untuk menghalangi transmmisi
stimulus nyeri dari rahim ke otak pada saat kontraksi (Lowdermilk D.L., Perry
S. E., Cashion K. 2012). Sedangkan pendapat lain mengatakan pemijatan pada
daerah punggung yang mempunyai tujuan antara lain untuk meningkatkan
relaksasi otot, mengurangi adanya ketegangan otot, menstimulasi sirkulasi
darah pada kulit. (Wasludin, 2018).
2. Tujuan Teknik Counter Pressure
Tujuan dari teknik Counter Pressure sendiri merupakan teknik yang
cukup efektif digunakan untuk mengurangi rasa nyeri yang terjadi selama
proses persalinan. Teknik Counter Pressure juga dapat membantu menurunkan
kecemasan, mengatasi kram pada otot, menghilangkan tegangan pada otot paha
diikuti ekspansi tulang pelvis karena relaksasi pada otot di sekitar pelvis. Teknik
ini juga dapat memudahkan bayi turun melewati jalan lahir dan mempercepat
proses persalinan serta relatif aman karena hampir tidak memiliki efek samping
yang ditimbulkan (Yuliatun, 2008).
2. Manfaat Teknik Rubbing dan Counter Pressure
1. Manfaat Teknik Rubbing
Manfaat massase rubbing punggung selain untuk melancarkan
peredaran darah juga diduga dapat menurunkan nyeri melalui mekanisme gate
control termasuk pada nyeri persalinan tanpa mempengaruhi kontraksi uterus.
Massase punggung klien dapat menurunkan tegangan dan meningkatkan
relaksasi, dengan menggunakan penekanan dan menurunkan nyeri. Contoh dari
tipe massase adalah massase back rubs. (Harry, 2010)
2. Manfaat Teknik Counter Pressure
Terapi dari teknik counter pressure memiliki manfaat yang cukup besar
untuk mengurangi nyeri dan memberikan sensasi yang membuat bahagia serta
menghilangkan ketidaknyamanan selama atau di antara kontraksi yang terjadi
(Lane, 2010).

3. Indikasi Pemberikan Management Nyeri Non-Farmakologis Rubbing, Counter


Pressure
1. Indikasi Pemberian Rubbing
Teknik Rubbing diindikasikan pada ibu hamil yang melakukan pekerjaan ringan
secara terus-menerus, misalnya terlalu lama duduk atau berdiri sehingga menimbulkan
kelelahan, maka dilakukan rubbing untuk mengembalikan tubuh Ibu hamil supaya
kembali nyaman. Selain itu, untuk merawat dan membantu mempercepat proses
penyembuhan fungsi badan setelah cedera (Wasludin 2018).
2. Indikasi Pemberian Counter Pressure
Teknik massage counter pressure merupakan metode massage yang paling
mudah dilakukan dan tidak menggunakan peralatan yang banyak. Teknik ini
dilakukan agar dapat mengurangi nyeri dengan cara menekan daerah sacrum untuk
menghalangi transmisi stimulus nyeri dari Rahim ke otak pada saat kontraksi
(Lowdemilk D.L., Perry S. E., Cashion K., 2012). Selama kontraksi dapat dilakukan
penekanan pada sakrum yang dimulai saat awal kontraksi dan diakhiri setelah
kontraksi berhenti. Penekanan dapat dilakukan dengan tangan yang dikepalkan
seperti bola tenis pada sakrum 2,3,4. Penekanan selama kontraksi sama dengan
metode penurunan nyeri dengan menggunakan obat 50–100 mg meperidine.
Dengan penekanan menstimulasi kutaneus, sehingga dapat menghambat impuls
nyeri tidak sampai ke thalamus (Indah, dkk 2017). Maka indikasi yang tepat pada
teknik counter pressure, yaitu pemberian terhadap penurunan tingkat nyeri pada ibu
bersalin kala I fase aktif.

4. Kontra Indikasi Management Nyeri Non-Farmakologis Rubbing, Counter Pressure


1. Kontra Indikasi Counter Pressure
Pasien yang tidak bisa dilakukan tindakan counter pressure (Mufidah, 2018)
a. Nyeri pada daerah yang akan di pijat
b. Luka pada daerah yang akan di pijat
c. Gangguan atau penyakit kulit
d. Jangan melakukan pemijatan langsung pada daerah tumor
e. Jangan melakukan pijatan pada area yang mengalami ekimosis atau lebam
f. Hindari melakukan pijatan pada daerah yang mengalami inflamasi
g. Jangan melakukan pijatan pada daerah yang mengalami tromboplebitis
h. Hati-hati saat melakukan pijatan pada daerah yang mengalami gangguan sensasi
seperti penurunan sensasi maupun hiperanastesia

2. Kontra Indikasi Rubbing


Pasien yang tidak bisa dilakukan tindakan rubbing (Wasludin 2018)
a. Dalam keadaan terkena infeksi penyakit menular seperti : cacar, campak, demam, liver,
dan lain-lain.
b. Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi.
c. Dalam keadaan sakit berat sehingga memerlukan istirahat yang benar.
d. Menderita penyakit yang berkenaan dengan pembuluh darah seperti arteriosclerosis,
thrombosis dan lain-lain
Pada setiap jenis penyakit syaraf yang berat seperti penderita chorea dan
neurasthenia.

5. Langkah Pemberian Tindakan Management Nyeri Non-Farmakologis Rubbing,


Counter Pressure
1. Langkah atau Prosedur Pemberian Teknik Rubbing
1. Persiapan Pasien
Pasien kooperatif dan mau mengikuti instruksi dari perawat. Mengatur
posisi pasien sesuai dengan kenyamanan pasien. Memberitahukan
pasien mengenai langkah, tujuan dan fungsi serta Menanyakan Inform
Consent pasien.
2. Persiapan Alat dan Lingkungan
Untuk alat sendiri, dalam teknik Rubbing Massage, diperlukan baby oil
atau virgin oil serta bantal yang digunakan sebagai sanggahan, dan juga
mempersiapkan sarung tangan serta selalu menutup gorden untuk
menjaga privasi klien.
3. Persiapan Perawat
Menyiapkan inform consent pasien, Mencuci tangan (5 moments),
Menjaga Kebersihan, dan Mempersiapkan alat.
4. Tindakan Teknik Rubbing Massage
Adapun dibawah ini beberapa tindakan Rubbing Massage, yaitu:
(Tamsuri A, 2007)
a. Memberitahukan ibu langkah yang akan dilakukan dan fungsinya
b. Menganjurkan ibu mencari posisi yang nyaman seperti posisi berbaring miring ke kiri
ataupun duduk
c. Mencuci tangan
d. Memijat dengan gerakan melingkar pada punggung sekitar torakal 10, 11, 12, lumbal 1
dan sakral 2, 3, 4 selama kontraksi uterus dan ulangi kembali bila ada kontraksi (Tamsuri A,
2007)

Gambar Bagian Tulang Belakang (Servikal, Torakal, Lumbar,


dan Sacral)
Contoh Gerakan Rubbing Massage
e. Mengevaluasi teknik Massage Rubbing tersebut

2. Langkah atau Prosedur Pemberian Teknik Counter Pressure


1. Persiapan Pasien
Pasien kooperatif dan mau mengikuti instruksi dari perawat. Mengatur
posisi pasien sesuai dengan kenyamanan pasien. Memberitahukan
pasien mengenai langkah, tujuan dan fungsi serta Menanyakan Inform
Consent pasien..
2. Persiapkan Alat dan Lingkungan
Untuk alat sendiri, dalam teknik Rubbing Massage, diperlukan baby oil
atau virgin oil serta bantal yang digunakan sebagai sanggahan, dan juga
mempersiapkan sarung tangan serta selalu menutup gorden untuk
menjaga privasi klien.
3. Persiapan Perawat
Perawat harus selalu bersih. Perawat harus menerapkan 5 moment dalam
mencuci tangan, jadi sebelum memasuki ruangan dan sebelum ke pasien
ada baiknya perawat, mencuci tangan terlebih dahulu, dan memastikan
identitas serta data yang kita punya sesuai dengan pasien. Pastikan
bahwa si ibu memiliki indikasi yang sesuai, serta tanyakan kesediaan
pasien untuk diberikan tekanan (mau atau tidaknya pasien perlu
ditanyakan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam Pemberian
tekanan).
4. Tindakan Teknik Counter Pressure
Adapun dibawah ini, tindakan Counter Pressure, meliputi: (Yuliatun,
dkk 2013)
a. Memberitahukan ibu langkah yang akan dilakukan dan fungsinya
b. Menganjurkan ibu mencari posisi yang nyaman seperti posisi berbaring miring ke kiri
ataupun duduk
c. Mencuci tangan
d. Menekan daerah sakrum secara mantap dengan pangkal atau kepalan salah satu telapak
tangan setiap kontraksi selama 20 menit, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya selama
kontraksi (Yuliatun, dkk 2013)
Contoh Teknik Counter Pressure

e. Mengevaluasi teknik Massage Counter Pressure tersebut


KELOMPOK 2B

1. Pengertian Masase Uterus


Masase uterus merupakan sebuah pijatan yang dilakukan untuk
mempertahankan kontraksi uterus tetap baik sehingga dapat mencegah terjadinya
perdarahan. Masase dilakukan dengan meletakkan tangan di abdomen bagian bawah
ibu dan merangsang uterus dengan pijatan yang teratur untuk merangsang kontraksi
uterus (Hofmeyr, 2013). Masase fundus uteri dilakukan pada kala III yaitu pada langkah
ke 3 dari 3 langkah utama manajeme aktif kala III.

2. Tujuan/Manfaat Masase Uterus


2.1 Tujuan massase uterus
Melakukan masase fundus uteri setelah plasenta lahir bertujuan untuk
menimbulkan kontraksi uterus yang adekuat, karena setelah plasenta lahir resiko atonia
uteri masih mengancam dan dapat mengakibatkan perdarahan pasca persalinan serta
kematian ibu dapat dicegah. Agar uteri dapat segera berkontraksi sehingga bekas
implantasi plasenta terjepit dan mengurangiterjadinya perdarahan post partum.
(Sukmiati. 2018)
2.2 Manfaat massase uterus
Manfaat masase uterus adalah merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat
kontraksi uterus yang tidak kuat dan terus- menerus dapat menyebabkan terjadinya
atonia. Uteri, untuk membantu uterus berkontraksi, bisa dilakukan dengan masase agar
uterus tidak lembek dan mampu berkontraksi, rahim menutup pembuluh darah yang
terbuka pada daerah plasenta. Penutupan ini mencegah pendarahan yang hebat dan
mempercepat pelepasan lapisan rahim ekstra yang terbentuk pelepasan lapisan rahim
ekstra terbentuk selama kehamilan (Simkin,2007,hlm.213)
3. Indikasi massase uterus
Indikasi merupakan suatu keadaan atau kondisi tubuh dapat diberikan
manipulasi masase, serta masase tersebut akan memberikan pengaruh yang positif
terhadap tubuh Masase fundus uteri dilakukan pada ibu bersalin yang memasuki kala
III yaitu pada langkah ke 3 dari 3 langkah utama manajeme aktif kala III.

4. Kontra indikasi Massase Uterus


Kontraindikasi adalah kondisi tertentu yang mungkin dimiliki seseorang yang dapat
diperburuk oleh penerapan Terapi Pijat. Meskipun kondisi tertentu mungkin merupakan
kontraindikasi mutlak, ada kasus di mana massase dapat diterapkan, asalkan
persetujuan dokter telah dicapai dan perawatan massase telah disesuaikan.
1. Suhu tubuh tidak normal
2. Kondisi Peradangan Akut (rheumatoid arthritis, bursitis, tendonitis)
3. Kondisi infeksi akut
4. Operasi baru-baru ini
5. Mengalami cedera baru baru ini
6. Ganggua kulit
7. Gagal jantung
8. Hipertensi
9. Pembuluh darah yang membesar
10. Radang urat darah (plebitis)
11. Aneurisma
12. Hematom
13. Busung (oedema)
14. Kehamilan
15. Kanker
16. Asma
17. Diabetes
18. Hernia umbilikalis
19. Alkohol dan zat lainnya
20. Psikosis
21. Kelelahan kronis
22. Depresi
23. Aids
24. Sakit parah

5. Langkah pemberian tindakan massase uterus


1. Persiapan Alat
1) Sarung tangan
5.2 Persiapan klien
1. Beri salam terapeutik, perkenalkan diri, dan cek identitas klien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Berikan klien posisi senyaman mungkin
5.3 Persiapan Lingkungan
1. Jaga privasi klien
5.4 Prosedur pelaksanaan
Prosedur masase fundus uteri menurut Buku Acuan APN (2008).
1. Letakan tangan pada fundus uteri.
2. Jelaskan tindakan kepada ibu, katakan bahwa ibu mungkin merasa tidak
nyaman karena tindakan yang diberikan. Anjurkan ibu untuk menarik napas
dalam dan perlahan serta rileks.
3. Dengan lembut tapi mantap gerakan tangan dengan arah memutar pada fundus
uteri supaya uterus berkontraksi. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 15
detik, lakukan penatalaksanaan atonia uteri.
4. Periksa kembali uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan uterus
berkontraksi. Jika uterus masih belum berkontraksi dengan baik, ulangi masase
fundus uteri. Ajarkan ibu dan keluarganya cara melaakukan masase uterus
sehingga mampu untuk segera mengetahui jika uterus tidak berkontraksi baik.
5. Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama
pascapersalinan dan 30 menit selama satu jam kedua pascapersalinan

Anda mungkin juga menyukai