Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
28
Airport Classification
ICAO AERODROME ANNEX 14
Zero Fuel Weight : batasan berat, spesifik pada tiap jenis pesawat
be
dR aR eR bR cR
Add : Payload and Range
Titik A : menunjukkan jarak tempuh terjauh aR, yang bisa dicapai
pesawat dengan maksimum struktural payload ae.
CWY
TODA
Declared Distance
Runway dilengkapi dengan SWY, dan ASDA meliputi panjang
panjang SWY
SWY
LDA
SWY CWY
LDA
TORA
ASDA
TODA
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi suatu bandara :
Perspektif
Potongan Memanjang dan Melintang Batas Ketinggian dan Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)Bandara
KKOP)Bandara Radin Inten II
Single runway
Dual-lane runway
L/T.O L/T.O L L
T.O T.O
T.O T.O
Parallel runway
L L
L/T.O L/T.O
Intersection runway
L/T.O L/T.O
Open-V runway
Bentuk hubung antara terminal dan runway yang diinginkan oleh
suatu bandara seharusnya memiliki karakteristik sebagai berikut :
Operasional pendaratan, taxiiing dan lepas landas tidak diganggu oleh operasional
lainnya
Jarak taxiway terpendek merupakan yang diinginkan
Panjang runway aman sangat diperlukan pada saat pengoperasian
Pendekatan yang aman saat mendarat
Pandangan bebas control tower yang memuaskan
Areal apron yang cukup luas
Areal penambahan gedung terminal
Kebutuhan lahan untuk areal pengembangan
Biaya konstruksi yang cukup ekonomis
Single runways
L/T.O L/T.O
L/T.O L/T.O
Two parallel runways-staggered threshold
L T.O
T.O L
Open-V runways
L T.O
T.O L
Three runways
L T.O
T.O
L
L/T.O L/T.O
ICAO design standards dalam melakukan perancangan suatu
bandara mengacu pada “Aerodromes Annex 14, Volume I : Aerodrome
Design and Operations”.
FAA dalam melakukan perancangan suatu bandara mengacu pada
“Airport Design Standards Transport Airports, AC 1983 : Airport
Geometry”.
1. Runways
Panjang runways ditentukan berdasar pada panjang referensi atau disebut dengan
Aerodrome Reference Field Length (ARFL).
Penentuan panjang runway ini ditentukan pula oleh beberapa faktor seperti :
Kedudukan airport dari muka laut
Temperature airport (standard 15oC)
Beda tinggi arah memanjang runway
Tiupan an gin
Beban pesawat
Tidak ada angin yang bertiup selama pendaratan ke tujuan
Temperatur standar rata-rata
Pengaruh Lingkungan terhadap Penentuan Panjang Runway
(Aeroplane Reference Field Length, ARFL)
Temperature , pada temperature yang lebih tinggi dibutuhkan
landasan yang lebih panjang, sebab temperatur tinggi density udara
menjadi rendah. ICAO memberikan koreksi temperatur sebesar 1%,
Ft = 1 + 0,01.(T-(15-0,0065.h) metric
Tr = Ta + 1/3. (Tm – Ta)
1:7
Lebar runway strip < 300 m (tidak memenuhi persyaratan bandara Code Number 4D,
klasifikasi pendaratan Precision Approach Category I)
Atas KEBIJAKSANAAN Menteri Perhubungan c.q. Direktur Jenderal Perhubungan Udara mengijinkan
pendaratan maupun lepas landas pesawat B 737/200-400 untuk domestic flight.
Secara teknis dan operasional pesawat yang parkir di Apron eksisting merupakan obstacle/penghalang
bagi pesawat yang akan mendarat maupun lepas landas sehingga lebar runway strip saat ini < 300 m.
1:7
KONDISI EKSISTING
Jarak antar pesawat merupakan salah satu faktor penentu utama dimensi apron.
Hal ini terkait erat dengan hal berikut :
1) Ukuran pesawat dan jari-jari belok minimum
2) Konsep pergerakan keluar masuk pesawat ke apron : by engine or toward tractor
3) Konfigurasi parkir pesawat di apron
1) Nose-in
2) Angle Nose-in
3) Nose-out
4) Angle Nose-out
5) Parallel
1) Nose-IN 1) Nose-OUT 1) Parallel
Parallel
Keuntungan :
Pintu belakang dan pintu depan pesawat lebih dekat dengan bangunan terminal penumpang
Kerugian :
Membutuhkan luas areal yang cukup luas
Jet blast pesawat langsung mengenai bangunan terminal penumpang pada saat memasuki gate position.
SISTEM Parkir Pesawat … 1
Frontal System
Kebanyakan diterapkan pada suatu bandara kecil dengan jumlah gate yang lebih sedikit
Satellite System
Pada sistem ini pesawat parkir dalam kelompok kecil, dimana kelompok tersebut
dihubungkan juga melalui suatu jalur yang tertutup atau ditempatkan dibawah areal
apron.
KONSEP PENANGANAN PENUMPANG … 1
Gate Arrival
Merupakan konsep paling sederhana dan cukup ekonims, tetapi hanya dapat diterapkan
untuk bandara-bandara kecil. Terminal di bangun sangat dekat dengan apron atau
parkir pesawat agar jarak tempuh penumpang menjadi sangat pendek.
Pier Finger
Merupakan konsep penanganan terpusat. Proses penumpang dan bagasi dilakukan di
bangunan terminal, untuk hal tersebut pesawat harus parkir dekat sekali dengan
terminal penumpang.
Pier Satellite
Merupakan konsep penanganan dengan menempatkan suatu bangunan kecil di apron
yang dihubungkan. Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep Pier Finger.
Konsep ini cukup mengunungkan karena proses tiket, bagasi dan lainnya terlah
dilakukan di bangunan terminal.
Remote Satellite
Merupakan konsep penanganan dengan memanfaatkan suatu bangunan pelengkap
(satellite) untuk proses tunggu penumpang. Dimana satellite tersebut dapat
dihubungkan melalui suatu koridor atau underground tunnel.
Mobile conveyence
Konsep ini merupakan suatu konsep yang banyak digunakan di beberapa bandara di
Indonesia. Proses tiket, check in dan bagasi dilakukan di bangunan terminal, kemudian
penumpang akan diantar dengan kendaraan pengangkut (mobile conveyence) menuju
pesawat.