Anda di halaman 1dari 88

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pegawai Aparatur Sipil Negara menurut Undang-Undang (UU) Nomor 5
Tahun 2014 pasal 1 yang selanjutnya disebut pegawai ASN adalah profesi bagi
pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dan memiliki nomor induk pegawai secara
nasional, serta memiliki perjanjian kerja terhadap instansi pemerintah. ASN
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh PPK sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas, melaksanakan tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu,
serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia(NKRI). Sejalan dengan telah ditetapkannya UU Nomor 5 Tahun 2014 dan
merujuk pada ketentuan pasal 63 ayat 3 dan 4 UU ASN, calon ASN wajib menjalani
masa percobaan yang dilaksanakan melalui pelatihan terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dengan
berdasar pada Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara(LAN) no 21 tahun
2016 maka diselenggarakan pelatihan dasar calon ASN golongan III yang
memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal sehingga peserta diharapkan
dapat menginternalisasi, menerapkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
profesi ASN, dan penguatan kompetensi teknis bidang dalam peran dan kedudukan
dalam kerangka berbangsa dan bernegara. Nilai dasar profesi ASN yang dimaksud
adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
yang disingkat sebagai ANEKA. Oleh karena itu disusunlah aktualisasi ini sebagai
salah satu syarat dapat menyelesaikan Pelatihan Dasar ASN.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran disebutkan bahwa praktik kedokteran adalah rangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam
melaksanakan upaya kesehatan. Dalam melakukan upaya kesehatan tersebut,
1
dokter senantiasa berhadapan dengan pasien dalam hal ini masyarakat/publik yang
memerlukan pertolongan selama sakit. Dalam rangka melakukan tugas tersebut
diharapkan seorang dokter mampu melakukan peningkatan kualitas kesehatan ibu
yang optimal dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA seperti yang telah disebutkan
diatas. ANEKA diharapkan dapat menjamin hak hak pasien sebagaimana tertuang
dalam praktik kedokteran yaitu terselenggaranya praktik kedokteran berdasar
Pancasila serta nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan serta
perlindungan dan keselamatan pasien.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan sebagai dokter ahli pertama
dalam struktur ASN menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 pada Bab V Pasal 7 telah diatur rincian tugasnya.
Salah satu tugasnya adalah melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan dan tingkat
pertama dan pemeliharaan kesehatan ibu. Angka kematian ibu(AKI) merupakan
salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan dan menjadi salah
satu komponen indeks pembangunan maupun indeks kualitas hidup. Hasil Survei
Demografi Kesehatan Indonesia 2012 menunjukkan AKI sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015
menunjukkan AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, masih sangat tinggi
dibandingkan perkiraan Kementerian Kesehatan. Meningkatkan kesehatan ibu
adalah tujuan kelima Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai oleh
191 negara anggota PBB pada tahun 2015, termasuk Indonesia. Mengurangi 2/3 AKI
saat melahirkan (1990- 2015) menjadi salah satu target meningkatkan kesehatan
ibu, selain akses terhadap pelayanan kesehatan standar hingga tahun 2015.
Masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, termasuk AKI tidak dapat
dilepaskan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara lain status kesehatan
ibu dan kesiapan untuk hamil, pemeriksaan antenatal (masa kehamilan), pertolongan
persalinan dan perawatan segera setelah persalinan, serta faktor sosial budaya.

Jumlah kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2013 sampai
dengan tahun 2017 dapat digambarkan sebagai berikut :

2
Gambar 1.1 Angka Kematian Ibu di Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013 s/d 2017
(Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA
Tahun 2017)

Salah satu upaya menurunkan AKI adalah penguatan empat pilar program
safe motherhood yaitu program pelayanan antenatal yang berkualitas dan tepat
sasaran. Pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor
dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
abnormal. Pelayanan antenatal(ANC) yang dilakukan secara teratur dan
komprehensif dapat mendeteksi secara dini kelainan dan risiko yang mungkin
timbul selama kehamilan, sehingga kelainan dan risiko tersebut dapat diatasi
dengan cepat dan tepat. Pelayanan antenatal yang berkualitas harus mampu
mengidentifikasi adanya faktor yang berisiko dalam kehamilan sehingga jika masuk
dalam kelompok kehamilan berisiko dapat dilakukan intervensi lebih awal.
Instrumen pengukuran yang banyak diadaptasi oleh tenaga kesehatan di Indonesia
adalah kartu skor Poedji Rochjati. Kartu skor Poedji Rochjati  atau yang biasanya
disingkat dengan KSPR biasanya digunakan untuk menentukan tingkat resiko pada
ibu hamil.  KSPR dibuat oleh Poedji Rochjati dan disusun dengan format yang
sederhana agar mempermudah kerja tenaga kesehatan untuk melakukan skrning
terhadap ibu hamil dan mengelompokan ibu kedalam kategori sesuai ketetapan
sehingga dapat menentukan intervensi yang tepat terhadap ibu hamil berdasarkan
kartu ini.

3
B. Tujuan Aktualisasi
a. Tujuan umum
1. Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai dokter spesialis kebidanan dan
penyakit kandungan serta mengaktualisasi pemahaman mengenai
pelayanan publik, manajemen ASN dan Whole of Government.
2. Terbentuknya ASN yang memiliki integritas moral serta motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang.
b. Tujuan khusus
1. Terwujudnya program skrining kehamilan risiko tinggi sehingga dapat
membantu penurunan angka kesakitan ibu dan bayi.
2. Terwujudnya program skrining kehamilan risiko tinggi untuk membantu
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
3. Terwujudnya program ANC yang berkualitas sehingga dapat
meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil.

C. Manfaat Aktualisasi
Adapun manfaat yang bisa diambil dari pelaksanaan aktualisasi ini yaitu:
a. Manfaat untuk Penulis
1. Terbentuknya pribadi ASN yang akuntabel, nasionalis, beretika publik,
berkomitmen dan anti korupsi(ANEKA) sehingga terampil dan
profesional dibidangnya.
2. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN di tempat tugas
sehingga tercipta lingkungan kerja kondusif.
3. Mampu mengaplikasikan program ANC deteksi dini kehamilan berisiko
tinggi pada saat pelayanan ANC di poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
b. Manfaat untuk Organisasi
1. Mampu berpartisipasi dalam mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit

4
Daerah(RSD) Konawe Selatan terutama dalam meningkatkan kualitas
pelayanan di poli KIA.
2. Mampu menyukseskan pencapaian misi RSD Konawe Selatan dalam
peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia.
c. Manfaat untuk masyarakat
1. Mampu meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil di kabupaten
Konawe Selatan.
2. Mampu berkontribusi dalam penurunan angka kesakitan dan kematian
ibu dan bayi akibat kehamilan berisiko tinggi.

D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi


Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini meliputi persiapan, pelaksanaan serta
pelayanan di Poli KIA RSD Konawe Selatan, yang menerapkan nilai-nilai
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai
Aparatur Sipil Negara (ASN) serta dengan menimbang aspek pelayanan publik,
manajemen ASN serta Whole of Government. Kegiatan ini akan dilaksanakan mulai
tanggal 13 Maret 2019 sampai dengan tanggal 18 April 2019 di lingkungan poli KIA
RSD Konawe Selatan.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN
KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU

A. Gambaran Umum Organisasi

Rumah Sakit Konawe Selatan terletak di ibu Kota Konawe Selatan tepatnya di
Kelurahan Andoolo Kecamatan Andoolo dengan lahan seluas 40.000 m² dan luas
bangunan 3.250 m². Rumah Sakit ini mulai dibangun pada tahun 2003 dan
diresmikan pada tahun 2006 dengan status milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Konawe Selatan dan klasifikasi Rumah Sakit Umum Tipe D berdasarkan Standar
operasional Rumah Sakit dan Rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Selatan. Setelah melalui beberapa tahap perubahan berdasarkan pada Keputusan
Bupati Konawe Selatan Nomor 445/846 tahun 2016 tanggal 01 Juni 2016 kelas
rumah sakit naik menjadi tipe C. Inovasi dan perubahan dalam rangka akreditasi
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama di era BPJS sehingga
berdasarkan sertifikat Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor :
KARS-SERT/394/V/2017 Tanggal, 4 Mei 2017 maka Rumah Sakit Konawe Selatan
telah memenuhi standar akreditasi dan dinyatakan lulus PERDANA.
Tenaga kerja di RSD Konawe Selatan secara keseluruhan mencapai 250
orang yang terdiri atas tenaga medis sebanyak 20 orang, tenaga keperawatan
sebanyak 130 orang, tenaga farmasi sebanyak 17 orang, tenaga kesehatan
masyarakat sebanyak 22 orang, tenaga gizi sebanyak 6 orang, tenaga keteknisian
medis sebanyak 17 orang dan setingkat pendidikan menengah 38 orang. Fasilitas
kesehatan yang diselenggarakan di RSD Konawe Selatan meliputi unit
kegawatdaruratan 24 jam, unit PONEK 24 jam, pelayanan empat spesialisasi dasar
meliputi penyakit dalam, kesehatan anak, obstetri dan ginekologi, bedah serta
pelayanan spesialisasi penunjang yaitu radiologi, kesehatan hidung, telinga dan
tenggorokan, gizi kesehatan, laboratorium klinik, rehabilitasi medik dan kesehatan
gigi dan mulut. Unit penunjang medis lain yang tersedia adalah fasilitas ICU dan unit
tranfusi darah serta rehabilitasi korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan
zat terlarang lainnya(NAPZA).

6
Berdasar data primer tahun 2018 didapatkan jumlah kunjungan total
pelayanan poli rawat jalan sebanyak 18.647 orang dengan rata-rata kunjungan
perhari mencapai 51 orang. Indikator pencapaian kinerja rawat inap dari sisi angka
penggunaan tempat tidur/Bed Occupancy Rate(BOR) sebesar 47% dengan total
angka rata-rata lama perawatan/Length of stay(LOS) selama 4 hari. Indikator lain
seperti angka selang waktu antara penggunaan tempat tidur/Turn Over Interval(TOI)
mencapai 3 hari dan angka kematian umum/Gross Death Rate(GDR) sebanyak 6.
Jumlah pasien rawat inap mencapai 16.293 orang sedangkan kunjungan pasien di
unit gawat darurat sebanyak 3600 orang dengan rata-rata 10 orang pasien per hari.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak meliputi pelayanan ante natal, persalinan
fisiologis dan patologis, perawatan ibu masa nifas, kasus ginekologi serta perawatan
bayi sehat maupun bayi sakit serta imunisasi dasar. Berdasarkan data primer 2018
jumlah persalinan di RSD Konawe Selatan mencapai 900 persalinan dengan 1
kematian ibu. Pelayanan ante natal terhadap ibu hamil mencapai 1576 kunjungan
menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya dengan 1339 kunjungan.
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Konawe Selatan
Dasar Penyelenggaraan

1. Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Konawe Selatan no 11 tahun


2015 tentang Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Konawe Selatan sebagai Badan Layanan Umum
Daerah(BLUD)
2. Keputusan Bupati Konawe Selatan Nomor 445/846 tahun 2016 tanggal 01
Juni 2016 kelas rumah sakit naik menjadi tipe C.
3. Akreditasi Rumah Sakit No. KARS-SERT/394/V/2017 dengan predikat
Lulus Tingkat Perdana
Visi dan Misi Unit Kerja
Visi Daerah Kabupaten Konawe Selatan
“Menuju Konawe Selatan Sejahtera, Unggul dan Amanah berbasis Pedesaan
Tahun 2021”
1. Visi RSD Konawe Selatan : “ Rumah Sakit Prima bagi masyarakat "
2. Misi RSD Konawe Selatan:

7
1. Meningkatkan kualitas pelayanan di semua unit/ unsur pelayanan
secara cepat dan tepat melalui peningkatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana medis serta penunjang medis.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM)
sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Menyelenggarakan manajemen rumah sakit dengan kaidah bisnis
yang sehat, terbuka, efisien, akuntabel guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat umum serta kesejahteraan karyawan.
Tujuan Khusus dan Tujuan Umum
Tujuan Khusus Rumah Sakit
1. Memperoleh keterpaduan antara rencana pengembangan program pelayanan
kesehatan dengan rencana pengembangan pembangunan yang dapat
diandalkan dalam jangka panjang, menengah maupun jangka pendek.
2. Memperoleh arah pengembangan fisik, sekaligus sebagai kerangka dasar
bagi pengembangan bangunan serta infrastruktur lingkungan Rumah Sakit.
3. Memperoleh dasar bagi pentahapan pengembangan fisik, dikaitkan dengan
pengembangan program pelayanan kesehatan maupun dengan manajemen
rumah sakit secara keseluruhanMelaksanakan pelayanan yang bermutu
sesuai standar pelayanan rumah sakit.
Tujuan Umum Rumah Sakit
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau serta
efisien dan efektif yang berorientasi sosial dan ekonomi.
2. Mewujudkan Rumah Sakit yang aman, tertib, bersih dan nyaman
3. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pelayanan dan manajemen
Rumah Sakit
4. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional, akuntabel dan
berorientasi pelanggan yang berlandaskan moral, etika dan hukum
5. Mewujudkan kerja sama yang baik dengan stakeholder dan mitra kerja lain
6. Meningkatkan rasa kekeluargaan dan kesejahteraan pegawai Rumah Sakit
Tugas Pokok Rumah Sakit

8
1. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna
dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan.

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakan Konawe Selatan.

3. Berperan aktif dalam mensukseskan program peningkatan derajat kesehatan


masyarakat Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan dasar secara substansial
dengan memberikan perlindungan dan pelayanan kesehatan yang prima.

Fungsi Rumah Sakit

1. Menyelenggarakan pelayanan medik;


2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik;
3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan;
5. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan;
6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, dan
7. Menyelenggarakan administrasi/ketatausahaan dan
keuangan.

Struktur Organisasi Rumah Sakit

9
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit
Tabel 2.1 Kedudukan dan struktur organisasi Rumah Sakit Konawe Selatan

NO JABATAN NAMA

1 DIREKTUR (PIMPINAN BLUD) : dr. Boni Lambang Pramana, M.Kes


KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI
2 : Mardan, SKM, M.Si
UMUM DAN KEUANGAN
3 KEPALA BIDANG KEPERAWATAN : Hasriyanti, SKM, M.Kes
KEPALA BIDANG PENUNJANG
4 : Alimin P, SKM
(Pejabat Keuangan BLUD)
5 KEPALA BIDANG PELAYANAN : drg.Hj. Ulfiandani Sultriyani Imran
KEPALA SUB BAGIAN
6 ADMINISTRASI UMUM DAN : Iwan Setiawan, SKM
KEPEGAWAIAN
KEPALA SUB BAGIAN
7 : Aras Faisal, A.Md.AK
PERENCANAAN DAN PELAPORAN
KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN
8 : Nur Inaya, SKM, M.Kes
(Pejabat Teknis BLUD)
KEPALA SEKSI MUTU DAN ETIKA
9 : Alviyanti, S.Kep
KEPERAWATAN
KEPALA SEKSI BIMBINGAN
10 : Astuti Widyasningrum, S.Kep.Ns
ASUHAN KEPERAWATAN

10
KEPALA SEKSI PENUNJANG
11 : Yusraruddin, AMG
SARANA PRASARANA DAN ALKES
KEPALA SEKSI PENUNJANG MUTU
12 : Anty Bona, SKM
DAN AKREDITASI RUMAH SAKIT
KEPALA SEKSI PELAYANAN
13 : St. Haeriyah Dachlan, SKM
PENUNJNAG MEDIS

Pelaksana Dewan Pengawas

NO JABATAN NAMA
Kepala Dinas Kesehatan Kab.
1 : dr. H. Maharayu Alex, M.Kes
Konawe Selatan

Berdasarkan struktur organisasi rumah sakit diatas penulis sebagai dokter


spesialis kebidanan dan kandungan berada didalam kelompok staf medis dibawah
garis koordinasi komite medis. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai dokter
ahli pertama sesuai Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
139/KEP/M.PAN/11/2003 pada Bab V Pasal 7 diantaranya adalah pelayanan
spesialistik pasien rawat jalan dan rawat inap, pemeliharaan kesehatan ibu,
pelayanan kontrasepsi keluarga berencana serta pelayanan konsultasi baik kedalam
maupun keluar.
Susunan pejabat pengelola sesuai struktur organisasi sesuai dengan
Peraturan Bupati Konawe Selatan tentang tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah
Sakit Daerah (RSD) Konawe Selatan sebagai berikut:
B. Nilai-nilai Dasar ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan
tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap
ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut, yaitu:

1. Akuntabilitas

11
Akuntabilitas adalah kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar, namun
seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi.
c Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab
juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik

12
juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
h Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang
lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta
tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral
mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya
dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.

13
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, yakni sebagai berikut:
a. memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
a. efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan pemborosan;
c. inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;
d. berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu terhadap
produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat
baik secara langsung maupun  tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri

14
dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat;
b. kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target
dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi
secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d. disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung
yang mengatur;
e. peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang
lain;
f. jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita
kerjakan dalam bentuk apapun;
h. sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap
apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.
C. Kedudukan dan Peran ASN
Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi tantangan-
tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
profesional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil
negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki
integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari
praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas
bagi masyarakat.

15
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan;
n. kesejahteraan.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala
bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan
daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah:
a. Partisipatif

16
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan
tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar
perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka
butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk
mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat
dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.

17
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di
sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media
publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok
lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
3. Whole of Government (WoG)
Whole of Government(WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karena itu WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency yaitu pendekatan yang
menjelaskan bagaimana suatu instansi layanan publik bekerja lintas batas guna
mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu.
Berdasarkan Penjelasan Umum UU No.4 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara(ASN) dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
diperlukan ASN yang profesional bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk mewujudkan tujuan
nasional tersebut maka dibutuhkan pegawai ASN. Pegawai ASN diserahi tugas
untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan dan tugas
pembangunan tertentu. Dalam penyelenggaraan pemerintahan maka administrasi
pemerintahan harus berdasarkan asas legalitas, asas perlindungan terhadap hak
asasi manusia dan asas umum pemerintahan yang baik meliputi kepastian hukum,
kemanfaatan, ketidakberpihakan, kecermatan, tidak menyalahgunakan wewenang,

18
keterbukaan, kepentingan umum dan pelayanan yang baik.
ASN sebagai pelayan publik harus menyelenggarakan pelayanan berasaskan
a. Kepentingan umum
Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi
dan/atau golongan.
b. Kepastian hukum
Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan.
c. Kesamaan hak
Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender
dan status ekonomi.
d. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pemenuhan hak harus sebanding dnegan kewajiban yang harus dilaksanakan
baik oleh pemberi maupun penerima layanan.
e. Keprofesionalan
Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang
tugas.
f. Partisipatif
Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
Setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan yang adil.
h. Keterbukaan
Setiap penerima pelayanan dengan mudah mengakses dan memperoleh
informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.
i. Akuntabilitas
Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
Pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan
dalam pelayanan.
k. Ketepatan waktu
Penyelesaian setiap jenis pelayanan diakukan tepat waktu sesuai dengan

19
standar pelayanan.
l. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan
Setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah dan terjangkau.

D. Penetapan Isu dan Dampaknya


Analisis Isu
Berdasarkan pengalaman kerja di RSD Konawe Selatan sebagai tenaga
dokter spesialis kebidanan dan kandungan di poli KIA, terdapat beberapa hal yang
masih memerlukan perbaikan untuk mewujudkan pelayanan antenatal yang
berkualitas dan profesional sesuai dengan visi dan misi RSD Konawe Selatan.
Isu yang ditemukan dalam pelayanan di RSD Konawe Selatan adalah:
i. Belum adanya skrining pada pelayanan Antenatal Care (ANC) untuk deteksi
kehamilan berisiko tinggi di poli KIA RSD Konawe Selatan.
ii. Belum optimalnya pelayanan tim PONEK di RSD Konawe Selatan.
iii. Belum optimalnya pelayanan rawat inap di rawat inap obstetri dan ginekologi
RSD Konawe Selatan.

Dengan menggunakan metode analisa berdasar urgensi, tingkat keseriusan


dan potensi masalah yang muncul maka dipilih isu belum adanya skrining pada
pelayanan ANC untuk kehamilan berisiko tinggi di poli KIA RSD Konawe Selatan.
Kondisi saat ini

Penyelenggaraan pelayanan antenatal terpadu sudah berlangsung hampir 9


tahun sejak diterbitkannya pedoman antenatal terpadu tahun 2010 oleh
kementerian kesehatan, namun angka kematian ibu saat ini terus meningkat,
sehingga pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu ini perlu dilakukan evaluasi
kembali dalam pelaksanaannya. Pelayanan ANC (Antenatal care) di poliklinik
kebidanan dan penyakit kandungan RSD Konawe Selatan selama ini telah
berlangsung dengan baik hanya hasilnya dirasakan kurang optimal. Pelayanan ante
natal kepada ibu hamil dilakukan sebagai pelayanan dasar secara terpisah dan
belum terintegrasi, sedangkan masih banyak faktor-faktor lain yang bisa digali dan
dicermati sebagai penyebab komplikasi kehamilan yang bisa mengancam nyawa
ibu dan bayi yang dikandungnya.

Kondisi Yang Diharapkan


20
Program skrining kehamilan berisiko tinggi diharapkan mampu
mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi sehingga pada kelompok ini dapat
diberikan perhatian dan intervensi lebih tinggi dibanding kelompok lain. Media
skrining dengan kartu skor Poedji Rochjati yang akan diadaptasi dalam lembar
rekam medis akan memudahkan dokter maupun bidan untuk mengenali faktor risiko
pada ibu hamil dan mengelompokkan ibu hamil pada kelompok berisiko rendah,
sedang dan tinggi. Program skrining ini sekaligus dapat meningkatkan kualitas
pelayanan antenatal utamanya bagi kelompok berisiko tinggi maupun kelompok
berisiko rendah sehingga menggarisbawahi kembali bahwa semua kehamilan adalah
berisiko dan bahkan untuk kehamilan tanpa risikopun dapat berpotensi terjadi
komplikasi.
Analisis Dampak Isu
Asuhan antenatal care merupakan serangkaian kegiatan pemantauan
kehamilan rutin yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Kunjungan antenatal care
dilakukan sedini mungkin semenjak ibu merasa dirinya hamil untuk mencegah
adanya komplikasi obstetri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini
mungkin serta ditangani secara memadai. Kunjungan antenatal care bagi ibu hamil
normal direkomendasikan dilakukan minimal empat kali kunjungan selama
kehamilan. Satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua
kali pada trimester ketiga.
Asuhan antenatal care yang tidak tepat sasaran dapat memberikan dampak
yang signifikan baik kepada ibu maupun bayinya yaitu:
1. Keterlambatan intervensi selama kehamilan maupun persalinan menyebabkan
meningkatnya angka komplikasi kehamilan dan persalinan
2. Meningkatnya angka kesakitan ibu dan bayi
3. Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi
Analisis Faktor Penyebab Isu
Faktor penyebab isu diatas adalah belum adanya inovasi tentang pelayanan
antenatal untuk skrining kehamilan risiko tinggi. Pelayanan yang selama ini
berlangsung merupakan pelayanan antenatal dasar yang belum mengintegrasikan
semua faktor risiko yang berpengaruh. Skrining kehamilan berisiko tinggi diharapkan
dapat mengidentifikasi potensi kegawatan yang mungkin muncul selama kehamilan

21
maupun persalinan sehingga diharapkan pada kelompok tersebut dapat dilakukan
intervensi lebih dini jika diperlukan.
Keterkaitan isu dengan agenda III (WoG, pelayanan publik dan manajemen
ASN) adalah
a. Whole of Government
Konsep WoG dengan isu yang diangkat yaitu pendekatan dokter lintas batas
dengan pihak terkait untuk berkolaborasi mewujudkan aktualisasi. Pihak yang
dilibatkan adalah pihak atasan sebagai pemangku kebijakan di lingkungan RS, pokja
PONEK serta bidan sebagai tenaga medis Puskemas pada fasilitas layanan
kesehatan pertama sebagai ujung tombak pelayanan pada ibu hamil pertama kali.
b. Pelayanan publik
Pelayanan Publik yang prima terkait isu yang diangkat adalah pelayanan
kesehatan untuk skrining kehamilan berisiko tinggi yang diharapkan dekat dengan
user/aksesibel, berkeadilan yaitu mampu menjangkau semua ibu hamil, tidak
diskriminatif, transparan, mudah dan murah karena menggunakan kartu skor serta
efektif dan efisien karena mengintegrasikan semua faktor risiko.
c. Manajemen aparatur sipil negara
Manajemen ASN dalam isu yang diangkat adalah menerapkan nilai dasar,
etika profesi, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam implementasi
tahapan kegiatan di lapangan.

22
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Unit Kerja : RSD Konawe Selatan
B. Isu yang Diangkat :“Belum adanya alat skrining untuk deteksi kehamilan
berisiko tinggi di poli KIA RSD Konawe Selatan.”
C. Gagasan Pemecahan Isu :
Pelaksanaan program skrining kehamilan risiko tinggi di poli KIA RSD Konawe
Selatan dengan menggunakan kartu skor Poedji Rochjati.
Upaya tersebut dilakukan dengan pendekatan melalui lima kegiatan :
1. Melakukan konsultasi dengan atasan mengenai kegiatan
aktualisasi pembuatan program skrining kehamilan risiko tinggi di
RSD Konawe Selatan.
2. Membuat SOP program skrining kehamilan risiko tinggi.
3. Membuat media promosi program skrining kehamilan risiko tinggi di
RSD Konawe Selatan.
4. Mengadakan bimbingan kepada bidan puskesmas di lingkungan
RSD Konawe Selatan mengenai program skrining kehamilan risiko
tinggi.
5. Melaksanakan program skrining kehamilan risiko tinggi kepada pasien
ibu hamil yang datang ke poli KIA RSD Konawe Selatan.
D. Tujuan Gagasan Pemecahan Isu
Melakukan identifikasi kelompok ibu hamil berisiko tinggi untuk menurunkan angka
kematian dan kesakitan ibu dan bayi.

23
Matriks Rancangan Aktualisasi
Keterkaitan kegiatan-kegiatan tersebut dengan nilai dasar ANEKA tercantum pada Tabel 3.1 sebagai berikut.

Tabel 3.1. Matriks Rancangan Aktualisasi


Kontribusi Penguatan
Output/bukti Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Terhadap Nilai-Nilai
Mata Pelatihan
Hasil Kegiatan
Kegiatan Visi Organisasi
Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Berkonsultasi a. Melaporkan - Adanya a. Akuntabilitas : Koordinasi dan Akuntabilitas:
dengan atasan rencana program arahan semangat menjalankan diskusi Melaporkan
mengenai skrining kehamilan tentang tugas aktualisasi, hormat sehingga kepada
rencana program berisiko tinggi. program dengan atasan tercapai pimpinan hasil
skrining skrining b.Nasionalisme: pemahaman pelatihan dasar
kehamilan kehamilan konsultasi sebagai langkah dan dan tugas
berisiko tinggi di berisiko awal memulai aktualisasi kesepakatan aktualisasi yang
RSD Konawe tinggi. sebagai wujud cinta tanah bersama dalam akan dikerjakan
Selatan. - Dokumen : air rangka di lingkungan
foto c.Etika Publik : sopan, mewujudkan rumah sakit
pertemuan santun, ramah dalam misi RSD
dengan berkomunikasi Konawe Bermental
pimpinan. d.Komitmen mutu : Selatan yaitu pemenang:
aktualisasi sebagai meningkatkan Seluruh anggota
langkah inovasi kualitas rumah sakit
e.Antikorupsi : diskusi pelayanan termasuk staf

24
dilakukan diluar jam untuk ibu hamil medis harus
pelayanan. di poli KIA. memiliki
b. Melakukan diskusi a Akuntabilitas: hormat semangat untuk
mengenai dengan atasan, jujur meningkatkan
implementasi dengan realitas kualitas
pelaksanaan b Nasionalisme: tenggang pelayanan
program tersebut. rasa, musyawarah saat dengan
diskusi semangat hari
c.Etika Publik : menghargai ini harus lebih
d.Komitmen mutu : check baik dari hari
and balance dengan ide kemarin.
eAntikorupsi : diskusi Transparansi
dilakukan diluar jam dan
pelayanan. keterbukaan:
Melaporkan
rancangan
c. Mencatat hasil - Adanya a. Akuntabilitas: konsisten aktualisasi
rekomendasi dari notulensi hasil dengan ide aktualisasi sebagai
pimpinan. pertemuan b. Nasionalisme: perwujudan
dengan musyawarah untuk mufakat keterbukaan
pimpinan. c. Etika Publik: pribadi dan
berintegritas dengan hasil transparansi
putusan terhadap hal
d. Komitmen mutu : hasil yang akan
rapat berorientasi mutu dikerjakan.
e. Antikorupsi : jujur dalam
membuat resume

25
2 Membuat a. Melakukan - Dokumen : foto a. Akuntabilitas : tanggung - Diskusi Kekeluargaan
standard konsultasi dengan pertemuan jawab melakukan rencana dengan pihak
;
operating atasan mengenai aktualisasi terkait
procedure (SOP) rencana b. Nasionalisme : tenggang menghasilkan Pembuatan
tentang skrining pembuatan SOP rasa, musyawarah dalam pemahaman SOP dilakukan
kehamilan risiko program skrining diskusi dan secara
tinggi di RSD kehamilan risiko c.Etika publik : sopan kesepakatan kekeluargaan
Konawe Selatan. tinggi dan dalam berkonsultasi bersama dengan
penggunaan kartu dengan atasan sebagai wujud melakukan
skor Poedji d.Komitmen mutu : efisien penerapan kerja sama
Rochjati. dalam menggunakan visi RSD lintas sektoral.
waktu Konawe Berjiwa
e. Anti korupsi : mandiri Selatan yaitu
pemenang:
mengajukan pendapat meningkatkan
kualitas Pembuatan
b. Mencatat masukan - Bukti dokumen a. Akuntabilitas : partisipatif pelayanan SOP sebagai
mengenai berisi notulen dalam bermusyawarah. untuk ibu cerminan jiwa
pembuatan SOP hasil b.Nasionalisme :tenggang hamil di poli pemenang
dan prosedur pertemuan rasa dalam diskusi KIA. agar hari ini
pembuatan SOP. dengan c.Etika publik : jujur dengan - Pembuatan lebih baik dari
direktur. hasil diskusi. SOP akan hari kemarin.
d.Komitmen mutu : meningkatkan
mencatat masukan yang kualitas
inovatif pelayanan
e.Anti korupsi : mandiri medis serta
dalam beraktivitas meningkatkan
kompetensi
c. Mencari dasar teori - Dokumen : foto a. Akuntabilitas : konsisten sumber daya
skrining kehamilan browsing dalam tugas. manusia
risiko tinggi dari jurnal, b.Nasionalisme : kerja tenaga medis.
26
jurnal, kepustakaan kepustakaan keras, amanah dalam
terbaru yang paling - Hasil print out tugas
efektif, efisien dan sumber c.Etika publik : cermat
aplikatif. kepustakaan, dalam mencari dasar teori.
kartu skor d.Komitmen mutu :mencari
Poedji kepustakaan yang inovatif
Rochjati. e.Anti korupsi : disiplin
menjalankan rancangan
kerja

d. Melaporkan hasil - Dokumen : foto a.Akuntabilitas:


SOP kepada pertemuan berintegritas dalam
direktur serta - Hasil SOP menjalankan target
penggunaan kartu yang rancangan
skor Poedji ditandatangani b.Nasionalisme:
Rochjati dalam direktur. mengutamakan
rekam medis kepentingan publik
pasien. c.Etika publik : sopan,
ramah saat melaporkan
hasil pada atasan
d.Komitmen mutu : SOP
sebagai inovasi pelayanan
e.Anti korupsi : jujur dalam
melaporkan hasil
pembuatan SOP

3 Membuat media a. Melakukan - Adanya a.Akuntabilitas : kerja keras Memberi Bermental


promosi tentang konsultasi dengan arahan mewujudkan aktualisasi kan pemenang:
skrining atasan terkait atasan b.Nasionalisme: tenggang pelayanan pembuatan
kehamilan risiko rencana tentang rasa, menghormati atasan kesehatan media promosi
27
tinggi di RSD pembuatan kegiatan c. Etika publik: santun terpadu dan ini sebagai
Konawe Selatan. promosi skrining promosi. d. Komitmen mutu : inovatif berkualitas perwujudan
kehamilan risiko e.Anti korupsi : disiplin pada mental
tinggi. masyarakat pemenang
sesuai agar tujuan
b. Mencatat hasil - Adanya a. Akuntabilitas : kerja keras dengan visi pemecahan isu
pertemuan notulensi hasil mewujudkan rancangan RS. bisa tepat
dengan atasan. rapat b.Nasionalisme: peduli sasaran dan
dengan sesama yang efektif.
pengetahuannya kurang
c. Etika publik: efisien dalam Empati
menggunakan waktu terhadap
d. Komitmen mutu : inovatif pasien:
e.Anti korupsi : jujur dalam Pembuatan
mencari sumber media promosi
kepustakaan di lingkungan
c. Membuat desain - Adanya a. Akuntabilitas : kerja keras RS merupakan
media promosi desain media dalam mewujudkan wujud empati
pada banner dari promosi rancangan pada pasien
kepustakaan b.Nasionalisme: peduli
dengan materi dengan pengetahuan
yang akan masyarakat yang kurang
dimasukkan. c.Etika publik: cermat dalam
mencetak promosi
d. Komitmen mutu : inovatif
e.Anti korupsi : mandiri
dalam mencetak media
promosi.

d. Mencetak media - Adanya a. Akuntabilitas : tanggung


28
promosi pada desain media jawab melakukan
banner promosi yang rancangan
dicetak pada b.Nasionalisme:
banner mengutamakan
- kepentingan publik
c. Etika publik: sopan dalam
penggunaan media
d. Komitmen mutu : inovatif
dalam penggunaan media
informasi
e.Anti korupsi : adil, tidak
diskriminatif dalam
penyampaian informasi

e. Penempatan - Adanya
banner di tempat- banner
tempat yang tentang
strategis di RSD skrining
Konawe Selatan. kehamilan
risiko tinggi.
- Bukti foto
media
promosi
ditempatkan di
daerah yang
strategis.

4. Melakukan a. Melakukan - Adanya saran a.Akuntabilitas : kerja keras Mengadakan Empati


sosialisasi konsultasi dengan dan masukan mewujudkan rancangan sosialisasi dengan
kepada bidan- atasan dan pihak dari atasan b.Nasionalisme: kepada bidan pasien:
29
bidan di lingkup terkait tentang terkait musyawarah untuk mencari sesuai dengan Kegiatan
Kabupaten rencana sosialisasi rencana jalan keluar. misi RSD sosialisasi
Konawe Selatan program skrining pelaksanaan c. Etika publik: sopan saat Konawe terhadap bidan
mengenai kehamilan risiko sosialisasi. menemui pimpinan. Selatan yaitu sebagai
program tinggi. d. Komitmen mutu : efektif meningkatkan pelaksanaan
skrining dalam menggunakan waktu sumber daya dari upaya
kehamilan risiko e.Anti korupsi : peduli manusia. menunjukkan
tinggi dengan dengan kondisi sekitar empati pada
kartu skor pasien
Poedji Rochjati. b. Melakukan - Surat a. Akuntabilitas : partisipatif
koordinasi dengan menyurat pada dalam menjalin komunikasi Kekeluargaan
pihak Dinas pihak Dinas b.Nasionalisme: humanis, :
Kesehatan terkait Kesehatan kerja sama dengan pihak Sosialisasi
sosialisasi bidan terkait lain pada bidan
puskesmas. sosialisasi di c.Etika publik: orientasi dilakukan
puskesmas mutu dapat tercapai secara
d. Komitmen mutu : efektif kekeluargaan
menggunakan waktu dan rasa
e.Anti korupsi : peduli tanggung
dengan kondisi puskesmas jawab.
sekitar

- Adanya materi a.Akuntabilitas : tanggung


sosialisasi jawab melakukan
rancangan
c. Membuat materi b.Nasionalisme: rela
sosialisasi skrining berkorban demi
kehamilan risiko kepentingan publik
tinggi. c. Etika publik: jujur
d. Komitmen mutu : inovatif
30
e.Anti korupsi : disiplin
menggunakan waktu sesuai
jadwal matriks

a. Akuntabilitas : kerja keras


dalam menjalankan
- Bimbingan rancangan kegiatan
d. Melakukan dihadiri oleh b.Nasionalisme: cinta tanah
sosialisasi dengan perwakilan air melalui kegiatan
melibatkan bidan bidan Konawe penyuluhan
Puskesmas di Selatan. c. Etika publik: integritas
kabupaten - Bukti d. Komitmen mutu : inovatif
Konawe Selatan. kegiatan :notul e.Anti korupsi : disiplin
ensi, daftar dalam menggunakan waktu
hadir, foto penyuluhan
dokumentasi,
materi
bimbingan. a. Akuntabilitas : tanggung
jawab dalam melakukan
- Dokumen : tugas
e. Membuat laporan hasil b.Nasionalisme: rela
pelaporan hasil kegiatan berkorban waktu pribadi
kegiatan bimbingan c. Etika publik: jujur
skrining kehamilan d.Komitmen mutu : orientasi
risiko tinggi. waktu
e.Anti korupsi : disiplin

5. Melaksanakan a Melakukan -Pemeriksaan a. Akuntabilitas : kerja keras Pelaksanaan Empati pada


program pelayanan ibu hamil dalam menjalankan program
pasien:
skrining pemeriksaan ibu sesuai SOP rancangan skrining
31
kehamilan risiko hamil risiko tinggi - Berkas rekam b. Nasionalisme: tidak kehamilan Anamnesis dan
tinggi dengan dengan kartu skor medis diisi diskriminatif berisiko tinggi
pemeriksaan
kartu skor Poedji Rochjati secara c. Etika Publik : hormat, akan
Poedji Rochjati dengan melakukan lengkap sopan dalam berdiskusi meningkatkan fisik dilakukan
kepada pasien anamnesis dan dengan d. Komitmen Mutu ; cermat kualitas
dengan penuh
ibu hamil yang pemeriksaan fisik pengisian e. Anti Korupsi : adil, pelayanan di
datang ke poli serta pemeriksaan kartu skor disiplin poli KIA yang empati pada
KIA RSD penunjang Poedji sejalan dengan
pasien sesuai
Konawe laboratorium jika ada Rochjati misi RSD
Selatan. indikasi. - Edukasi dan Konawe SOP
rencana Selatan yaitu
Kekeluargaan:
antenatal meningkatkan
berikutnya kualitas Pemeriksaan
b Menuliskan hasil sesuai a.Akuntabilitas : disiplin pelayanan
fisik dilakukan
pemeriksaan ibu indikasi dalam melakukan pengisian medis.
hamil yang masuk rekam medis dengan penuh
kategori kehamilan b.Nasionalisme: tidak
kekeluargaan
risiko tinggi pada diskriminatif
kartu skor Poedji c.Etika Publik : hormat, terhadap
Rochjati dan sopan dalam pengisian
pasien maupun
memberikan cap rekam medis
kehamilan risiko d.Komitmen Mutu ; cermat bidan di
tinggi pada rekam e.Anti Korupsi : adil dalam
poliklinik.
medis. memberikan pelayanan

a Akuntabilitas : cermat
c Membuat rencana dalam membuat rencana
tindak lanjut tindak lanjut
32
pelayanan ante b Nasionalisme: peduli
natal lanjutan jika dengan sesama
diperlukan. c Etika Publik : sopan dalam
menyampaikan rencana
tindak lanjut
d Komitmen Mutu ;
d Memberitahukan integritas
hasil pemeriksaan e Anti Korupsi : disiplin
pada ibu hamil.
a.Akuntabilitas : integritas
dalam melakukan tugas
termasuk edukasi
b.Nasionalisme: peduli
dengan dampak
pemeriksaan pada pasien
c.Etika Publik : sopan dalam
penyampaian hasil
d.Komitmen Mutu ; inovatif
e.Anti Korupsi : adil dalam
menyampaikan edukasi
pemeriksaan.

Kendari, 12 Maret 2020

33
Peserta
Menyetujui

COACH,

Hj Putri Mase, S.Ikom dr.Dewi Maharsita Sri Prajanta Putri,Sp.OG


NIP.19630225 198403 2014 NIP.19840109 201412 2002

Bulan Maret

NO Kegiatan
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

34
Berkonsultasi dengan
atasan mengenai rencana
1 program skrining
kehamilan berisiko tinggi.
di RSD Konawe Selatan.

35
Membuat standard
operating procedure
2 (SOP) tentang skrining
kehamilan risiko tinggi di
RSD Konawe Selatan.

36
Membuat media promosi
3 tentang skrining
kehamilan risiko tinggi di
RSD Konawe Selatan.
Tabel 3.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi

Bulan April

NO Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Melakukan sosialisasi
kepada bidan-bidan di
lingkup Kabupaten
4 Konawe Selatan
mengenai program
skrining kehamilan risiko
tinggi dengan kartu skor
Poedji Rochjati

Melaksanakan program
skrining kehamilan risiko
tinggi dengan kartu skor
5 Poedji Rochjati kepada
pasien ibu hamil yang
datang ke poli KIA RSD
Konawe Selatan.
37
BAB IV

CAPAIAN AKTUALISASI

A. Kendala dan Antisipasi


Implementasi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA) sebagai nilai-nilai dasar ASN dalam pelaksanaan tugas penulis
sebagai dokter spesialis kandungan dan kebidanan di poliklinik KIA tidak menemui
kendala yang berarti. Penanaman nilai- nilai dasar selama pendidikan dan pelatihan
dasar sangat berguna sebagai awal komitmen menuju pembentukan individu yang
berkarakter yang diharapkan tidak hanya dilakukan setelah selesai pelatihan namun
dapat berdampak pada rekan kerja di tempat tugas sehingga bisa menjadi individu
“agent of change” dan mewujudkan reformasi pelayanan publik yang berorientasi mutu
pada masyarakat terkhusus pasien. Tantangan terbesar sesungguhnya berasal dari
diri pribadi untuk memegang komitmen mampu mengaplikasikan nilai ANEKA dalam
melaksanakan tugas sehari-hari. Atasan memberikan dukungan terhadap rancangan
aktualisasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan di
bidang kesehatan ibu dan anak dengan harapan mampu menurunkan angka kesakitan
dan kematian ibu dan anak di wilayah Konawe Selatan dan skala nasional.

No KENDALA ANTISIPASI

1 Kontinuitas pelaksanaan skrining Komitmen dan kerjasama dari semua


kehamilan risiko tinggi dengan KSPR pihak yang terlibat dari hulu sampai hilir
harus dipertahankan baik bidan desa, bidan yang bertugas di
poliklinik maupun IGD PONEK
Saling mengingatkan mengenai
pengisian KSPR dalam berkas rekam
medis serta recall pada grup whatsapp
bidan puskesmas Konawe Selatan.

2 Perwakilan bidan puskesmas saja Memberikan saran untuk sharing ilmu


38
yang datang untuk sosialisasi dan membagikan leaflet KSPR agar bisa
diperbanyak dan dibagikan di
puskesmas setempat untuk
dipergunakan.

3 Sosialisasi pada bidan puskesmas Penyuluhan dilakukan dengan protokol


dilakukan pada masa pandemi Covid kesehatan
19

4 Kebingungan bidan pada saat Simulasi


pengisian KSPR

B. Hasil Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi nilai dasar, peran dan kedudukan ASN dilakukan dalam 30
hari kerja sejak hari Jumat 14 Maret 2020 hingga Sabtu 18 April 2020. Kegiatan
aktualisasi mengenai skrining kehamilan risiko tinggi dengan Kartu Skor Poedji
Rochjati dilakukan dalam 5 kegiatan dimulai dari berkonsultasi dengan atasan untuk
rencana program skrining kehamilan risiko tinggi dengan Kartu Skor Poedji Rochjati di
RSD Konawe Selatan, mempersiapkan SOP mengenai skrining kehamilan risiko
tinggi, membuat media promosi tentang skrining kehamilan risiko tinggi dengan KSPR,
mengadakan sosialisasi untuk bidan puskesmas mengenai skrining kehamilan risiko
tinggi dengan Kartu Skor Poedji Rochjati, dan melaksanakan program skrining
kehamilan risiko tinggi kepada pasien ibu hamil yang datang ke poliklinik KIA RSD
Konawe Selatan.

39
Tabel 4.2 Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS
Judul Kegiatan no 1 Berkonsultasi dengan atasan mengenai rencana program
skrining kehamilan berisiko tinggi. di RSD Konawe Selatan.

Tanggal Pelaksanaan 13 Maret 2020


Kegiatan

Daftar Lampiran Bukti 1. Dokumentasi foto dengan atasan/Direktur RSD Konawe


Kegiatan/Evidence Selatan
2.Hasil notulensi diskusi dengan atasan mengenai rencana
aktualisasi program skrining kehamilan risiko tinggi yang
akan dikerjakan.
Tahapan kegiatan Nilai dasar yang melandasi :
1. Melaporkan rencana Saat melakukan pelaporan rencana aktualisasi penulis
program skrining telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
kehamilan berisiko a. Akuntabilitas : semangat menjalankan tugas
tinggi. aktualisasi dan bersikap hormat dengan atasan.
b. Nasionalisme: berkonsultasi dengan atasan
sebagai langkah awal untuk memulai aktualisasi
dengan harapan rancangan ini mampu memberikan
sumbangsih pada tanah air.
c. Etika Publik : berkonsultasi dengan atasan dengan
sikap sopan, santun, ramah dalam berdiskusi
menyampaikan pendapat.
d.Komitmen mutu : rancangan aktualisasi ini
merupakan sebuah langkah inovasi yang
sebelumnya belum tersedia di poli KIA RSD Konawe
Selatan dengan harapan inovasi ini mampu
meningkatkan kualitas pelayanan KIA bagi ibu hamil.

40
e. Antikorupsi : diskusi dengan atasan dilakukan diluar
jam pelayanan sehingga tidak memotong jam
pelayanan terhadap pasien.
Teknik aktualisasi :
Teknik aktualisasi yang digunakan dengan metode diskusi
dua arah antara penulis dengan atasan. Hasil rapat
dituangkan dalam bentuk catatan notulensi.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Penulis melaporkan tentang kegiatan yang dipilih untuk
mengaktualisasikan nilai ANEKA di tempat tugas. Diskusi
mengenai rencana aktualisasi program skrining kehamilan
risiko tinggi di RSD Konawe Selatan serta tahapan kegiatan
yang akan dikerjakan. Hasil kegiatan ditunjukkan dengan
bukti fisik dokumentasi foto selama diskusi berlangsung
dan notulensi hasil rapat. Dengan diskusi dua arah dengan
pimpinan maka diharapkan pelaksanaan program
aktualisasi dapat berlangsung lebih baik.
Manfaat kegiatan terhadap visi, misi dan tugas
organisasi:
Kegiatan pelaporan tentang rencana pelaksanaan program
skrining ini diharapkan mendapat dukungan dari atasan
sebagai pemangku kebijakan di lingkungan RS sehingga
penulis mendapat masukan yang diperlukan demi
kelancaran pelaksanaan program aktualisasi. Sejalan
dengan visi dan misi RSD Konawe Selatan maka
diharapkan pelaksanaan program aktualisasi ini dapat
meningkatkan kualitas pelayanan di RS Konawe Selatan.
Analisis dampak:
Bila tahapan kegiatan ini tidak dilaksanakan akan
menyebabkan risiko kegiatan aktualisasi tidak akan
41
terlaksana. Direktur sebagai pimpinan tertinggi di rumah
sakit harus mengetahui rencana pelaksanaan kegiatan ini
sehingga kegiatan ini mendapat ijin dan bahkan dukungan
yang dibutuhkan untuk kesuksesan penyelenggaraan
kegiatan. Jika aktualisasi ini tidak terlaksana dikhawatirkan
mutu pelayanan ante natal akan rendah terutama banyak
kehamilan risiko tinggi tidak terdeteksi dan tidak terkelola
dengan baik sehingga berpotensi terjadi peningkatan
kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Dampak bagi
masyarakat adalah kehilangan kesempatan untuk
terskrining terutama untuk kehamilan berisiko tinggi yang
mengakibatkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi
meningkat sehingga menyumbangkan peningkatan angka
kematian ibu dan bayi di Kabupaten Konawe Selatan
bahkan tingkat nasional.
2. Melakukan diskusi Nilai dasar yang melandasi:
mengenai Saat melakukan diskusi dengan atasan penulis telah
implementasi mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
pelaksanaan a. Akuntabilitas: berdiskusi dengan menaruh hormat
program tersebut. dengan atasan, jujur dengan realitas kendala yang
mungkin dihadapi.
b. Nasionalisme: tenggang rasa terhadap perbedaan
pendapat dengan atasan, mengutamakan dasar
musyawarah saat diskusi implementasi.
c. Etika Publik : saat diskusi penulis menghargai
pendapat atasan.
d. Komitmen mutu: check and balance dengan
gagasan yang ada dengan mengutamakan mutu
pelayanan.
e. Antikorupsi: diskusi dilakukan diluar jam pelayanan
42
sehingga tidak mengganggu jam pelayanan
terhadap pasien.
Teknik Aktualisasi:
Teknik aktualisasi dilakukan dengan metode diskusi dua
arah.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Penulis mengemukakan rencana kegiatan yang akan
dikerjakan meliputi pembuatan SOP skrining kehamilan
risiko tinggi, pembuatan media promosi untuk sosialisasi
program sehingga dapat tepat sasaran baik ibu hamil
maupun tenaga bidan, sosialisasi dengan bidan
puskesmas di kabupaten Konawe Selatan sehingga bisa
menjangkau ibu hamil pada tingkat layanan primer,
pelaksanaan skrining kehamilan saat pelayanan ante natal
di poliklinik sebagai bentuk inisiasi program. Tahapan
kegiatan tersebut diharapkan dapat mendeteksi kehamilan
berisiko tinggi sehingga bisa dilakukan rujukan terencana
dan manajemen yang tepat pada kehamilan tersebut.
Atasan menyambut baik program tersebut utamanya
karena belum adanya prigram skrining di RS sehingga
diharapkan mampu menurunkan angka kesakitan dan
kematian termasuk preeklamsia yang banyak diderita oleh
ibu hamil di Konawe Selatan. Dari diskusi ini penulis
mendapat dukungan dan saran untuk pelaksanaan
kegiatan aktualisasi di rumah sakit.
Manfaat kegiatan terhadap visi, misi dan tugas
organisasi:
Dalam kegiatan diskusi terjadi proses tukar pikiran
sehingga dapat mendukung pelaksanaan program. Tukar
pikiran ini akan meningkatkan kualitas mutu pelayanan ante
43
natal di poliklinik KIA yang berkontribusi terhadap
pencapaian visi dan misi rumah sakit.
Analisis dampak:
Tahapan kegiatan ini sangat penting terhadap pelaksanaan
program karena adanya saran dari atasan sebagai
pemangku kebijakan diharapkan dapat menjadi masukan
untuk kelancaran pelaksanaan program.
Dokumentasi Kegiatan:
.

Gambar 4.1 Dokumentasi foto diskusi dengan atasan


3. Mencatat hasil Nilai dasar yang melandasi:
rekomendasi dari Saat melakukan pencatatan hasil diskusi dengan atasan
pimpinan. penulis mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
44
a. Akuntabilitas: penulis tetap konsisten dengan ide
aktualisasi.
b. Nasionalisme: menuangkan hasil diskusi dengan
tetap mengutamakan musyawarah untuk mufakat.
c. Etika Publik: penulis mencerminkan pribadi
berintegritas dengan hasil putusan dan berkomitmen
untuk melaksanakan.
d. Komitmen mutu : hasil rapat yang dituangkan
dalam notulensi berorientasi mutu.
e. Antikorupsi : penulis menunjukkan sikap jujur
dalam membuat resume.
Teknik aktualisasi:
Teknik aktualisasi dilakukan dengan membuat resume di
kertas tertulis.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Hasil diskusi dengan atasan didokumentasikan pada kertas
tertulis dan diharapkan sebagai pengingat untuk
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan
berintegritas.
Manfaat kegiatan terhadap visi, misi dan tugas
organisasi:
Dokumen kegiatan menjadi rekomendasi dan dasar
pelaksanaan program aktualisasi di lapangan.
Analisis dampak:
Dampak yang muncul jika rekomendasi ini tidak dikerjakan
adalah kegiatan aktualisasi tidak berjalan sesuai matrik
kegiatan dan munculnya kendala pelaksanaan program di
lapangan.
Bukti kegiatan:

45
4.2 Bukti notulensi hasil diskusi dengan atasan

Judul Kegiatan no 2 Membuat standard operating procedure (SOP) tentang


skrining kehamilan risiko tinggi di RSD Konawe Selatan.
Tanggal Pelaksanaan 16-19 Maret 2020
46
Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti 1. Dokumentasi foto dengan atasan saat pelaporan
Kegiatan/Evidence rencana pembuatan SOP
2. Dokumentasi foto dengan atasan saat pengesahan
draft SOP
3. Dokumentasi notulensi saat diskusi tentang
pembuatan SOP
4. Dokumentasi foto browsing sumber kepustakaan
tentang SOP skrining kehamilan risiko tinggi dan
cara skrining dengan kartu skor Poedji Rochjati
5. Dokumentasi foto SOP yang telah disahkan oleh
direktur
Tahapan Kegiatan Nilai dasar yang melandasi:
1. Melakukan konsultasi Saat melakukan konsultasi dengan atasan mengenai
dengan atasan pembuatan SOP penulis telah mengaktualisasikan nilai-
mengenai rencana nilai dasar:
pembuatan SOP a. Akuntabilitas : konsultasi dengan atasan
program skrining dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab
kehamilan risiko tinggi sebagai bagian rencana aktualisasi.
dan penggunaan kartu b. Nasionalisme : dalam melakukan konsultasi
skor Poedji Rochjati. dilakukan dengan tenggang rasa, dan prinsip
musyawarah dalam diskusi.
c. Etika publik : sopan dalam berkonsultasi dengan
atasan.
d. Komitmen mutu : efisien dalam menggunakan
waktu yang ada.
e. Anti korupsi : penulis menunjukkan kemandirian
dalam mengajukan pendapat.
Teknik Aktualisasi:
Teknik aktualisasi dilakukan dengan metode diskusi dua
47
arah.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Proses kegiatan dilakukan dengan diskusi dua arah
sehingga atasan dapat memberikan arahan untuk
menunjang pembuatan SOP termasuk koordinasi
dengan pokja PONEK dan bidang peningkatan mutu
dan akreditasi rumah sakit.
Manfaat kegiatan terhadap visi, misi dan tugas
organisasi:
Pelaporan terhadap pembuatan SOP akan membantu
terbentuknya SOP untuk meningkatkan kualitas
pelayanan rumah sakit di bidang KIA.
Analisis dampak:
Dampak yang muncul jika pelaporan tidak dilakukan
adalah terhambatnya pembentukan SOP sebagai dasar
standar mutu untuk melakukan skrining kehamilan risiko
tinggi yang berdampak terhambatnya pelaksanaan
kegiatan aktualisasi.
Dokumen kegiatan:

48
Gambar 4.3 Dokumentasi foto pelaporan dengan atasan
2. Mencatat masukan Nilai dasar yang melandasi:
mengenai pembuatan Saat melakukan konsultasi dengan atasan mengenai
SOP dan prosedur pembuatan SOP penulis telah mengaktualisasikan nilai-
pembuatan SOP. nilai dasar:
a.Akuntabilitas: partisipatif dalam proses diskusi.
b.Nasionalisme : tenggang rasa dalam diskusi
dengan menghargai pendapat atasan.
c. Etika publik : jujur dengan kenyataan di lapangan.
d.Komitmen mutu : mencatat masukan yang inovatif.
e.Anti korupsi : mandiri dalam pelaksanaan tugas di
lapangan.
Teknik Aktualisasi:
Teknik aktualisasi dilakukan dengan diskusi dua arah.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
49
Penulis mengemukakan rencana pembuatan SOP
skrining kehamilan risiko tinggi sebagai acuan
pelaksanaan skrining yang bermutu. Atasan menyambut
baik rencana ini dan menyarankan untuk koordinasi
dengan pokja PONEK. Koordinasi ini akan membantu
merumuskan tahapan skrining yang bermutu.
Manfaat terhadap visi, misi dan tugas organisasi:
Hasil diskusi diharapkan mampu meningkatkan kualitas
SOP yang dihasilkan demi tercapainya peningkatan
mutu pelayanan di bidang KIA sesuai visi misi rumah
sakit.
Analisa dampak :
Dampak yang muncul jika masukan alpa tidak dicatat
akan menyebabkan kendala saat pembuatan SOP.
Dokumen kegiatan:

50
Gambar 4.4. Notulensi hasil diskusi dengan atasan
tentang pembuatan SOP

3. Mencari dasar teori Nilai dasar yang melandasi:


skrining kehamilan Saat mencari dasar teori skrining kehamilan risiko tinggi
risiko tinggi dari jurnal, penulis telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
kepustakaan terbaru a.Akuntabilitas : konsisten dalam menjalankan
yang paling efektif, tugas aktualisasi.
efisien dan aplikatif. b.Nasionalisme : mencari dasar teori terbaru
dengan kerja keras, amanah dalam tugas sehingga
SOP yang dihasilkan dapat bermutu.
c. Etika publik : cermat dalam mencari dasar teori.
d.Komitmen mutu: mencari kepustakaan terbaru
sehingga SOP yang dihasilkan lebih inovatif dan

51
terbaru.
e.Anti korupsi : disiplin menjalankan tahapan
rancangan kerja.
Teknik aktualisasi:
Teknik aktualisasi dilakukan dengan cara browsing
sumber kepustakaan dari jurnal dan e book maupun
internet.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Penulis melakukan browsing dari internet mengenai
SOP skrining kehamilan risiko tinggi sebagai bahan
pembanding pembuatan SOP baru di rumah sakit.
Pembelajaran dari sumber kepustakaan dapat
meningkatkan mutu SOP yang akan dirumuskan.
Manfaat terhadap visi, misi dan tugas organisasi:
Pembelajaran dari SOP rumah sakit atau puskesmas
yang lain akan meningkatkan kualitas pembuatan SOP
di rumah sakit sehingga apda akhirnya dapat
mewujudkan visi rumah sakit untuk meningkatkan
kualitas mutu pelayanan.
Analisa dampak:
Dampak yang muncul jika tidak melakukan browsing
sumber kepustakaan lain adalah kualitas SOP yang
dihasilkan rendah dan mungkin dibawah standar acuan
yang ada.
Dokumen kegiatan:

52
Gambar 4.5 Dokumentasi foto browsing materi
pembuatan SOP
4. Melaporkan hasil Nilai dasar yang melandasi:
SOP kepada direktur Saat melaporkan hasil rancangan SOP tentang skrining
serta penggunaan kehamilan risiko tinggi penulis telah mengaktualisasikan
kartu skor Poedji nilai-nilai dasar:
Rochjati dalam rekam a.Akuntabilitas: berintegritas dalam menjalankan
medis pasien. target rancangan.
b.Nasionalisme: pelaporan hasil SOP digunakan
untuk kepentingan pelayanan publik.
c.Etika publik : bersikap sopan, ramah saat
melaporkan hasil rancangan SOP pada atasan.
d.Komitmen mutu : SOP sebagai inovasi pelayanan

53
dibidang KIA terutama skrining kehamilan risiko
tinggi sehingga mutu kesehatan ibu hamil dapat
ditingkatkan.
e.Anti korupsi : jujur dalam melaporkan hasil
pembuatan SOP.
Teknik aktualisasi:
Teknik aktualisasi dilakukan dengan diskusi dua arah.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Setelah melakukan browsing dari kepustakaan dibuatlah
draft SOP yang kemudian diajukan kepada direktur.
Draft dipelajari oleh direktur kemudian disahkan. Setelah
disahkan oleh direktur dilakukan penomoran SOP ke
bagian mutu dan akreditasi. Adanya SOP yang disahkan
akan memudahkan bagi petugas kesehatan untuk
melakukan skrining yang terpadu dan sesuai standar
baku mutu yang telah ditetapkan.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
SOP yang baru diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan di poli KIA RSD Konawe Selatan.
Analisa dampak:
Pelaporan draft SOP ini sangat penting untuk
mendapatkan pengesahan dari direktur sebagai
pimpinan di rumah sakit sehingga dapat digunakan
secara resmi di rumah sakit dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Dokumen kegiatan :

54
Gambar 4.6 Dokumentasi notulensi pelaporan
rancangan SOP pada atasan

55
Gambar 4.7 SOP yang telah disahkan oleh atasan.

56
Judul Kegiatan no 3 Membuat media promosi tentang skrining kehamilan
risiko tinggi di RSD Konawe Selatan
Tanggal Pelaksanaan 20-23 Maret 2020
Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti A. Dokumentasi foto dengan atasan saat pelaporan
Kegiatan/Evidence rencana pembuatan media sosialisasi
B. Dokumentasi notulensi hasil diskusi
C. Dokumentasi desain banner
D. Dokumentasi hasil cetak banner
E. Dokumentasi foto banner yang telah ditempatkan di
lingkungan rumah sakit.
Tahapan kegiatan Nilai dasar yang melandasi:
1. Melakukan konsultasi Saat berkonsultasi dengan atasan terkait rencana
dengan atasan terkait pembuatan media promosi, penulis telah
rencana pembuatan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
promosi skrining a. Akuntabilitas : penulis bekerja keras untuk
kehamilan risiko mewujudkan target rancangan aktualisasi.
tinggi. b.Nasionalisme: penulis menunjukkan sikap
tenggang rasa dan menghormati masukan dari
atasan.
c. Etika publik: penulis menunjukkan sikap santun
dalam melakukan konsultasi.
d. Komitmen mutu : media promosi ini merupakan
langkah inovatif dalam mewujudkan rancangan
aktualisasi.
e.Anti korupsi : disiplin dalam melaksanakan jadwal
aktualisasi.
Teknik aktualiasi:
Kegiatan dilakukan dengan diskusi dua arah.

57
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Konsultasi dengan atasan dilakukan untuk meminta ijin
mengenai pembuatan media promosi yang akan
ditempatkan di lingkungan rumah sakit dan meminta
masukan mengenai media apa yang tepat dan menarik
sebagai alat promosi program skrining yang dilakukan.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Pelaporan ini sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas mutu pelayanan khususnya
bidang promosi kesehatan di lingkungan rumah sakit.
Analisa dampak:
Pelaksaaan kegiatan jika tidak didahului pelaporan
dikhawatirkan terjadi miskomunikasi diantara pihak di
rumah sakit.

58
Gambar 4.8 Dokumentasi foto pertemuan dengan
atasan.
2. Mencatat hasil Nilai dasar yang melandasi:
pertemuan dengan Saat mencatat hasil pertemuan dengan atasan dengan
atasan atasan terkait rencana pembuatan media promosi,
penulis telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
a.Akuntabilitas : kerja keras mewujudkan
rancangan.
b.Nasionalisme: pembuatan banner ini sebagai
bentuk kepedulian dengan sesama yang
pengetahuannya kurang.
c. Etika publik: efisien dalam menggunakan waktu.
d. Komitmen mutu : media promosi sebagai bentuk
kegiatan yang inovatif.
e.Anti korupsi : jujur dalam mencatat hasil diskusi.
Teknik aktualisasi:
Teknik aktualisasi dengan dokumentasi pada kertas.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Proses dokumentasi pada hasil pertemuan untuk
menyamakan persepsi akan diskusi yang telah berjalan.
Hasil pertemuan mneyepakati penggunaan media
banner sebagai sarana promosi.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Dokumentasi hasil kegiatan untuk mencatat poin penting
yang akan dilakukan terkait pembuatan media promosi.
Analisa dampak:
Hasil pertemuan yang tidak tercatat dikhawatirkan dapat
menurunkan kualitas kegiatan pembuatan media
promosi.

59
Dokumentasi kegiatan:

Gambar 4.9 Notulensi hasil diskusi dengan atasan.

3. Membuat desain Nilai dasar yang melandasi:


media promosi pada Saat membuat desain banner, penulis telah
banner dari mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
kepustakaan a.Akuntabilitas : kerja keras dalam mewujudkan
dengan materi yang rancangan aktualisasi.
akan dimasukkan. b.Nasionalisme: peduli dengan pengetahuan
masyarakat yang kurang sehingga perlu dibuat
media promosi.
c.Etika publik: cermat dalam mencetak media
promosi dan menuangkan informasi yang perlu
kedalam media promosi.
d.Komitmen mutu : inovatif dalam membuat desain

60
banner.
e.Anti korupsi : mandiri dalam mencetak media
promosi.
Teknik aktualisasi:
Teknik aktualisasi dengan browsing tentang desain
banner yang menarik dan membuatnya di program pdf
dan corel.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Proses pembuatan desain dilakukan dengan browsing
dari media internet untuk mencari desain yang menarik
dan informatif dengan harapan masyarakat dan tenaga
kesehatan tertarik untuk membaca. Sosialisasi
mengenai kartu skor Poedji Rochjati untuk membangun
kesadaran masyarakat tentang kehamilan berisiko
tinggi.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Pembuatan banner diharapkan dapat membuat transfer
ilmu dan memberikan edukasi sehingga pelayanan visi
misi rumah sakit dari segi preventif dan promotif dapat
tercapai.
Analisa dampak:
Desain banner yang kurang menarik menyebabkan
masyarakat enggan untuk membaca.
Dokumentasi kegiatan:

61
Gambar 4.10 Dokumentasi foto desain banner
4. Mencetak desain Nilai yang melandasi:
pada banner Saat mencetak desain banner, penulis telah
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
a. Akuntabilitas : tanggung jawab melakukan target
rancangan aktualisasi.
b.Nasionalisme: mengutamakan kepentingan
publik dalam pencetakan banner.
c.Etika publik: sopan dalam bahasa dalam media
banner.
d.Komitmen mutu : inovatif dalam penggunaan
media informasi.
e.Anti korupsi : adil, tidak diskriminatif dalam
penyampaian informasi.
62
Teknik aktualisasi:
Teknik aktualisasi dengan mencetak desain pada
banner.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Desain banner dilakukan finalisasi agar menarik dan
informatif sehingga kualitasnya dapat
dipertanggungjawabkan.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Pembuatan banner diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kehamilan risiko tinggi
dan perlunya skrining kehamilan untuk mengetahui
potensi risiko yang dihadapi.
Analisa dampak:
Adanya program baru meskipun baik jika tidak diketahui
masyarakat terutama ibu hamil dan petugas kesehatan
terutama bidan maka tidak akan berdampak banyak.
5. Penempatan Nilai dasar yang melandasi:
banner di tempat- Saat menempatkan banner, penulis telah
tempat yang mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
strategis di RSD a.Akuntabilitas : tanggung jawab melakukan
Konawe Selata rancangan aktulisasi.
b.Nasionalisme: penempatan banner di ruang
publik berarti mengutamakan kepentingan umum.
c.Etika publik: sopan dalam penggunaan media
banner.
d.Komitmen mutu : inovatif dalam penggunaan
media informasi berupa banner.
e.Anti korupsi : adil, tidak diskriminatif dalam
penyampaian informasi.

63
Teknik aktualisasi:
Teknik aktualisasi dengan penempatan banner di
tempat strategis sehingga informasi dapat diakses oleh
masyarakat maupun tenaga kesehatan lainnya.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Banner yang telah jadi ditempatkan di poliklinik KIA.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Informasi mengenai skrining kehamilan risiko tinggi
akan meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil.
Analisa dampak:
Banner berisi informasi tentang skrining kehamilan
risiko disampaikan dalam bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti dengan disertai penggunaan gambar
agar menarik.
Dokumentasi kegiatan:

64
Gambar 4.11 Dokumentasi foto banner yang telah
ditempatkan di poliklinik KIA.

65
Judul Kegiatan no 4 Melakukan sosialisasi kepada bidan-bidan di lingkup
Kabupaten Konawe Selatan mengenai program skrining
kehamilan risiko tinggi dengan kartu skor Poedji
Rochjati.
Tanggal Pelaksanaan 1-3 April 2020
Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti 1. Dokumen notulensi pelaporan pada atasan tentang
Kegiatan/Evidence rencana sosialisasi dengan bidan puskesmas.
2. Dokumen foto pembuatan materi sosialisasi.
3. Dokumen foto tentang acara sosialisasi dengan
bidan puskesmas.
4. Laporan hasil kegiatan sosialisasi dengan bidan
puskesmas.
Tahapan kegiatan Nilai dasar yang melandasi:
1. Melakukan konsultasi Saat melakukan konsultasi dengan atasan, penulis telah
dengan atasan dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
pihak terkait tentang a.Akuntabilitas: penulis bekerja keras mewujudkan
rencana sosialisasi rancangan aktualisasi.
program skrining b.Nasionalisme: melakukan musyawarah untuk
kehamilan risiko mewujudkan cara sosialisasi yang efektif.
tinggi. c.Etika publik: sopan saat menemui pimpinan.
d.Komitmen mutu : efektif dalam menggunakan
waktu sesuai matriks jadwal kegiatan.
e.Anti korupsi : konsultasi dilakukan diluar jam
pelayanan terhadap pasien.
Teknik aktualisasi:
Teknik aktulisasi dengan diskusi dua arah.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Pelaporan pada atasan mengenai kegiatan sosialisasi
terkait dengan ijin pelaksanaan kegiatan dan arahan
66
untuk berkoordinasi dengan dinas kesehatan.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Pelaporan rencana kegiatan termasuk sosialisasi ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kepada ibu hamil tidak hanya di rumah sakit namun juga
di puskesmas.
Analisa dampak:
Kegiatan yang tidak dilaporkan terlebih dulu pada
atasan mengakibatkan kendala terhambatnya kegiatan.
Dokumen kegiatan:

Gambar 4.12 Dokumentasi notulensi pertemuan dengan


atasan
2. Melakukan Nilai dasar yang melandasi:
koordinasi dengan Saat melakukan koordinasi dengan pihak Dinas
pihak Dinas Kesehatan terkait sosialisasi, penulis telah
Kesehatan terkait
67
sosialisasi bidan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
puskesmas. a.Akuntabilitas : partisipatif dalam menjalin
komunikasi.
b.Nasionalisme: menerapkan prinsip humanis,
sopan dan mau bekerja sama dengan pihak lain.
c.Etika publik: teknik sosialisasi yang berorientasi
pencapaian mutu kegiatan.
d. Komitmen mutu : efektif menggunakan waktu.
e.Anti korupsi : peduli dengan melibatkan pihak
sekitar sehingga tujuan akhir aktualisasi dapat
tercapai.
Teknik aktualisasi:
Teknik aktulisasi dengan diskusi dua arah.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Koordinasi dilakukan dengan diskusi dua arah
mengenai waktu, tempat pelaksanaan sosialisasi dan
peserta.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Koordinasi dengan pihak terkait dimaksudkan untuk
memudahkan pelaksanaan sosialisasi.
Analisis dampak:
Koordinasi yang lemah akan menghambat pelaksanaan
sosialisasi dengan bidan puskesmas sehingga kegiatan
aktualisasi tidak berjalan.
3. Membuat materi Nilai dasar yang melandasi:
sosialisasi skrining Saat membuat materi sosialisasi, penulis telah
kehamilan risiko mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
tinggi. a.Akuntabilitas : tanggung jawab melakukan
rancangan aktualisasi.
b.Nasionalisme: rela berkorban demi kepentingan
68
publik dengan terselenggaranya sosialisasi.
c.Etika publik: jujur dalam pembuatan materi
sosialisasi.
d.Komitmen mutu : inovatif dalam menggunakan
media sosialisasi dengan harapan tujuan
aktualisasi dapat tercapai.
e.Anti korupsi : disiplin menggunakan waktu sesuai
jadwal matriks kegiatan.
Teknik aktualisasi:
Pembuatan materi menggunakan power point dengan
menggunakan materi hasil browsing dari internet dan
sumber kepustakaan.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Pembuatan materi sosialisasi menggunakan power point
agar lebih menarik serta pembagian kartu skor Poedji
Rochjati sebagai alat skoring kehamilan risiko tinggi.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Sosialisasi pada bidan diharapkan akan meningkatkan
kualitas layanan masyarakat sesuai visi misi rumah
sakit.
Analisis dampak:
Materi dalam power point menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pertemuan
resmi, informatif dan mudah diterima oleh tenaga
kesehatan.
Dokumentasi kegiatan:

69
Gambar 4.13 Dokumentasi foto pembuatan materi
sosialisasi
4. Melakukan Nilai dasar yang melandasi:
sosialisasi dengan Saat melakukan sosialisasi, penulis telah
melibatkan bidan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
Puskesmas di a.Akuntabilitas : bekerja keras dalam menjalankan
kabupaten Konawe rancangan kegiatan.
Selatan b.Nasionalisme: cinta tanah air melalui kegiatan
penyuluhan sehingga tujuan sosialisasi dapat
tercapai.
c.Etika publik: berintegritas untuk mewujudkan
tahapan kegiatan aktualisasi.
d.Komitmen mutu : inovatif dalam penggunaan
70
media sosialisasi dengan power point dan gambar-
gambar sehingga tidak membosankan.
e.Anti korupsi : disiplin dalam menggunakan waktu
penyuluhan dan dilakukan tepat waktu.
Teknik aktualisasi:
Kegiatan didahului dengan presentasi materi dilanjutkan
diskusi dua arah sesi tanya jawab maupun sharing
mengenai dinamika di lapangan terkait skrining
kehamilan risiko tinggi.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Pada saat sosialisasi dilakukan diskusi tanya jawab dan
simulasi pengisian kartu skor Poedji Rochjati. Diskusi
tanya jawab untuk recall materi yang disampaikan dan
pelatihan pengisian kartu skor agar bidan terbiasa
menggunakan kartu tersebut. Sharing dari beberapa
puskesmas mengenai teknis skrining yang selama ini
diadakan di wilayah kerja mereka. Usulan dari bidan
agar kartu skoring ini dapat diperbanyak oleh Dinas
Kesehatan dan dimasukkan dalam paket buku KIA agar
lebih praktis. Harapan agar perbanyakan buku KIA
dapat dilakukan melalui dana bantuan operasional
kesehatan.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Sosialisasi pada bidan diharapkan akan meningkatkan
kualitas layanan masyarakat sesuai visi misi rumah
sakit.
Analisis dampak:
Materi yang tidak tersosialisasikan dengan baik akan
menyebabkan tidak tepat sasaran dan tujuan sosialisasi

71
tidak tercapai.

Gambar 4.14 Dokumentasi foto pelaksanaan kegiatan


sosialisasi.

72
Gambar 4.15 Dokumentasi daftar hadir peserta
sosialisasi

73
5. Membuat pelaporan Nilai dasar yang melandasi:
hasil kegiatan Saat membuat laporan hasil kegiatan, penulis telah
bimbingan skrining mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
kehamilan risiko a.Akuntabilitas : penulis membuat laporan kegiatan
tinggi. sebagai bentuk tanggung jawab dalam
melakukan tugas.
b.Nasionalisme: rela berkorban terhadap waktu
pribadi untuk membuat laporan kegiatan.
c.Etika publik: penulis jujur dalam membuat laporan
kegiatan.
d.Komitmen mutu : laporan kegiatan dibuat dengan
orientasi mutu dengan harapan dapat memberikan
masukan pada pihak terkait.
e.Anti korupsi : disiplin dalam menepati rancangan
aktualisasi.
Teknik aktualisasi:
Teknik aktualisasi dengan membuat laporan kegiatan.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Kegiatan yang telah dilaksanakan dibuat laporan
sebagai bagian dokumentasi tugas aktualisasi dan
bahan laporan terhadap atasan maupun Dinas
Kesehatan.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Laporan dibuat sebagai salah satu upaya meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit. Pada dinas kesehatan
diharapkan dapat memberikan feedback terutama Dinas
Kesehatan terutama bidang KIA untuk dapat membantu
pengadaan kartu skoring ini dimasukkan dalam buku
KIA sehingga lebih praktis.

74
Analisis dampak:
Sosialisasi dilakukan agar program skrining ini dapat
dilakukan oleh bidan ditingkat puskesmas dan mampu
mendeteksi secara dini kehamilan yang berisiko dan
melakukan rujukan terencana.
Dokumentasi kegiatan:

Gambar 4.16 Laporan kegiatan sosialisasi skrining


kehamilan risiko tinggi.

75
Judul Kegiatan no 5 Melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil risiko
tinggi dengan kartu skor Poedji Rochjati dengan
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang laboratorium jika ada indikasi.
Tanggal Pelaksanaan 27 Maret-18 April 2020
Kegiatan
Daftar Lampiran Bukti 1. Dokumentasi foto anamnesis dan pemeriksaan fisik
Kegiatan/Evidence sebagai upaya skrining kehamilan risiko tinggi di
poli KIA.
2. Dokumentasi foto pemeriksaan dengan USG
sebagai bagian ante natal pada ibu hamil.
3. Dokumentasi KSPR sebagai alat skrining di poli KIA.
Tahapan kegiatan Nilai dasar yang melandasi:
1. Melakukan pelayanan Saat melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil,
pemeriksaan ibu penulis telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
hamil risiko tinggi a. Akuntabilitas : bekerja keras dalam menjalankan
dengan kartu skor rancangan dan melaksanakan kewajiban sebagai
Poedji Rochjati dokter spesialis kandungan.
dengan melakukan b. Nasionalisme: melakukan pemeriksaan pada
anamnesis dan semua pasien dengan perlakuan yang sama,
pemeriksaan fisik tidak diskriminatif .
serta pemeriksaan c. Etika Publik : melakukan pemeriksaan pada
penunjang pasien dengan sikap hormat dan sopan.
laboratorium jika ada d. Komitmen Mutu ; melakukan tugas pekerjaan
indikasi. dengan cermat sesuai SOP yang telah ditetapkan
untuk menjamin mutu pelayanan.
e. Anti Korupsi : melakukan pemeriksaan dengan
adil, disiplin dalam memulai tugas pelayanan di
poli.

76
Teknik aktualisasi:
Teknik aktualisasi dengan wawancara pada pasien dan
pemeriksaan fisik.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Pasien dilakukan anamnesis mengenai identitas, riwayat
persalinan dahulu dan sekarang dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik ante natal sesuai data yang diperlukan
pada ceklis kartu skor.
Manfaat terhadap visi dan misi organisasi:
Kegiatan ini merupakan salah satu pelayanan yang
diberikan di poli KIA sebagai kegiatan skrining
kehamilan di rumah sakit.
Analisis dampak:
Pelayanan ante natal dan skrining dilakukan sesuai
urutan antrian, tanpa sikap diskriminatif serta dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh pasien.
Dokumentasi kegiatan:

77
78
Gambar 4.17 Dokumentasi kegiatan pelayanan skrining
79
kehamilan di poli KIA.
2. Menuliskan hasil Nilai dasar yang melandasi:
pemeriksaan ibu Saat menuliskan hasil pemeriksaan ibu hamil, penulis
hamil yang masuk telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
kategori kehamilan a. Akuntabilitas : disiplin dalam melakukan
risiko tinggi pada pengisian rekam medis.
kartu skor Poedji b. Nasionalisme: tidak diskriminatif terhadap
Rochjati dan pasien.
memberikan cap c. Etika Publik : hormat, sopan dalam melakukan
kehamilan risiko pengisian rekam medis .
tinggi pada rekam d. Komitmen Mutu ; cermat dalam pengisian
medis. rekam medis.
e. Anti Korupsi : adil dalam memberikan
pelayanan.
Teknik aktualisasi:
Teknik aktualisasi dengan dokumentasi dalam rekam
medis secara lengkap.
Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan:
Dokumentasi hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik
secara runtut dan pengisian skor dalam kartu skor.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Dokumentasi yang rapi akan memudahkan skrining dan
merumuskan manajemen selanjutnya pada pasien.
Sekaligus memberikan pelayanan prima sesuai slogan
rumah sakit.
Analisis dampak:
Dokumentasi yang tidak rapi akan memberikan informasi
yang keliru bagi dokter maupun bidan sehingga
berpotensi merugikan pasien.

80
Dokumentasi kegiatan:

Gambar 4.18 Dokumentasi foto pengisian rekam medis


dengan tambahan kartu skoring Poedji Rochjati

3. Membuat rencana Nilai dasar yang melandasi:


tindak lanjut Saat membuat rencana tindak lanjut pelayanan ante
pelayanan ante natal, penulis telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
natal lanjutan jika a Akuntabilitas : cermat dalam membuat rencana
diperlukan. tindak lanjut.
b Nasionalisme: peduli dengan kesehatan
sesama.
c Etika Publik : sopan dalam menyampaikan
rencana tindak lanjut.
d Komitmen Mutu ; berintegritas untuk
mewujudkan pelayanan seusai standar baku

81
yang ada.
e Anti Korupsi : disiplin dalam menggunakan ilmu
pengetahuan.
Teknik aktualisasi:
Rencana tindak lanjut didokumentasikan dalam rekam
medis sebagai bagian manajemen pasien.
Deskripsi proses dan kualitas hasil kegiatan:
Setelah pemberian skor dalam kartu KSPR maka dibuat
rencana tindak lanjut pada pasien mulai dari edukasi,
diet, obat dan rencana kunjungan ulangan jika
diperlukan. Jika pasien dianggap perlu untuk melakukan
kunjungan ulangan maka dibuat surat rujukan balik
kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama sebagai
bahan feedback dan dasar pembuatan rujukan
selanjutnya.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Rencana tindak lanjut adalah bagian upaya promotif dan
kuratif bagi pasien secara menyeluruh tidak hanya obat
saja namun melibatkan seluruh aspek(holistik) termasuk
diet dan edukasi pada pasien sebagai bentuk
perwujudan visi dan misi rumah sakit.
Analisis dampak:
Rencana tindak lanjut yang tidak disusun dengan baik
akan mengurangi kualitas pelayanan dan hak pasien
untuk mendapatkan pemeriksaan yang sesuai SOP
yang telah ditetapkan.
4. Memberitahukan Nilai dasar yang melandasi:
hasil pemeriksaan Saat memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu hamil,
pada ibu hamil. penulis telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar:
a. Akuntabilitas : berintegritas dalam melakukan
82
tugas termasuk edukasi.
b. Nasionalisme: peduli dengan dampak
pemeriksaan pada pasien.
c. Etika Publik : sopan dalam penyampaian hasil
pemeriksaan.
d. Komitmen Mutu ; inovatif sesuai dengan tingkat
pendidikan pasien dan keluarga pasien.
e. Anti Korupsi : jujur dalam menyampaikan
edukasi sesuai hasil pemeriksaan.
Teknik aktualisasi:
Aktualisasi dilakukan dengan metode diskusi dua arah
dan recall untuk memastikan ibu telah memahami
informasi yang disampaikan.
Deskripsi proses dan kualitas hasil kegiatan:
Setelah melakukan pemeriksaan fisik dan USG dokter
menjelaskan hasil pemeriksaan dan memberikan
edukasi selama kehamilan termasuk jadwal kunjungan
ulangan jika diperlukan. Dokter maupun bidan
menjelaskan fungsi kartu skoring tersebut.
Manfaat terhadap visi misi dan tugas organisasi:
Hasil pemeriksaan yang disampaikan pada ibu akan
membuat ibu merasa dilibatkan dalam upaya kesehatan
untuk kehamilannya sehingga akan lebih peduli dan
bersikap proaktif dengan kehamilan yang dijalani.
Analisis dampak:
Hasil pemeriksaan yang tidak disampaikan pada pasien
akan menyebabkan ibu kebingungan dan tidak tahu apa
yang harus dilakukan terhadap kehamilannya.
Dokumentasi kegiatan:

83
Gambar 4.19 Dokumentasi foto edukasi hasil
pemeriksaan pada pasien.

Kendari 18 April 2020


Peserta
(dr.Dewi Maharsita Sri Prajanta Putri,Sp.OG)
NIP 19840109 201412 2 002

84
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kegiatan aktualisasi berupa skrining kehamilan berisiko tinggi dengan Kartu


Skor Poedji Rochjati yang dilakukan sebagai upaya preventif di bidang
kesehatan ibu dan anak serta bagian terintegrasi dari layanan antenatal
bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu serta bayi di
Kabupaten Konawe Selatan.
2. Penulis sebagai peserta diklat CPNS diharapkan dapat lebih memahami nilai –
nilai dasar ASN yang tertuang dalam ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi dan terutama mampu
menerapkan nilai-nilai tersebut saat melaksanakan tugas sebagai dokter
spesialis sekaligus sebagai ASN pelayan publik.
3. Nilai dasar ANEKA diharapkan menjadi komitmen pribadi yang dapat senantiasa
dilaksanakan sehingga mampu memberikan sumbangsih terwujudnya aparat
sipil negara yang memiliki integritas, profesional, bebas dari praktek KKN, serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
4. Rencana tindak lanjut kegiatan aktualisasi ini adalah pelaksanaan skrining
kehamilan risiko tinggi dapat dilaksanakan secara konsisten baik di rumah sakit
maupun di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama baik bidan praktek
mandiri maupun puskesmas. Berikutnya koordinasi dengan Kepala Bidang
Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan mengenai pengadaan Kartu Skor Poedji
Rochjati untuk didistribusikan kepada puskemas di lingkup Kabupaten Konawe
Selatan serta perlunya agenda sosialisasi penggunaan Kartu Skor Poedji
Rochjati pada bidan-bidan puskesmas. Koordinasi dengan bidan koordinasi di
lingkungan puskesmas kabupaten Konawe Selatan mengenai pembuatan
register kehamilan risiko tinggi.

85
B. Saran

1. Organisasi
RSD Konawe Selatan diharapkan dapat mendorong terciptanya sistem untuk
membentuk individu dalam organisasi menjadi individu ASN yang mewujudkan
nilai ANEKA dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga dapat tercipta
pelayanan publik yang makin berkualitas sesuai visi dan misi rumah sakit.
Bagi Dinas Kesehatan diharapkan untuk membantu perbanyakan kartu skor
Poedji Rochjati dan terpadu dengan buku KIA(Kesehatan Ibu dan Anak) .
Dinas kesehatan diharapkan dapat mengadakan sosialisasi untuk tiap bidan di
puskesmas sehingga penggunaan kartu ini sebagai upaya skrining dapat
dimaksimalkan di setiap puskesmas di lingkup kabupaten Konawe Selatan.
2. Masyarakat
Pelaksanaan skrining kehamilan berisiko tinggi dengan kartu skor Poedji
Rochjati dapat dipergunakan oleh tenaga kesehatan baik bidan maupun
puskesmas sehingga mampu berkontribusi untuk mendeteksi kehamilan berisiko
tinggi. Data pasien yang terdokumentasi sebagai kehamilan risiko tinggi dan
sangat tinggi nantinya dapat diberikan tindak lanjut yang sesuai baik oleh bidan,
puskesmas, dokter spesialis dan Dinas Kesehatan.

86
DAFTAR PUSTAKA

Aeni, Nurul. 2013. Faktor Risiko Kematian Ibu, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,
Vol. 7, No. 10, hal. 453-454

Kementerian Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Data dan Informasi Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun. 2018
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai Dasar Profesi PNS: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas PNS: Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.

Republik Indonesia. 2003. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.


139 Tahun 2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter Dan Angka Kreditnya.

Susiana, Sali. 2019. Angka Kematian Ibu:Faktor Penyebab dan Cara Penanganannya.
Info Singkat Badan Penelitian Kajian Isu Strategis DPR .Vol 11:24.
Widarta, Danu; Sulistyono, Agus.2015.Deteksi Dini Ibu Hamil dengan kartu Poedji
Rochjati dan Pencegahan Empat Faktor Terlambat. Majalah Obstetri dan

87
Ginekologi. Vol I : Januari-April. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat.hal
28-35

88

Anda mungkin juga menyukai