Kelas : PAI 1A
NIM : 2110700044
Psikologi pendidikan
4. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme sebagai teori psikologi pendidikan mengenai filsafat
belajar pertama kali sudah terungkap dalam tulisan ahli filsafat
(Giambatista Visco, 1710) yang mengemukakan bahwa orang hanya
dapat benar-benar memahami apa yang dikonstruksikannya sendiri.
Namun, ahli psikologi yang pertama mengembangkan dan
mempopulerkan filsafat ini dalam pembelajaran adalah Jean Piaget.
Secara umum menurut teori Behaviorisme, orang yang belajar
adalah orang yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, oleh
sebab itu para pengajar harus dapat mentransfer pengetahuan kepada
orang yang belajar. Namun, dari beberapa hasil penelitian pendidikan
sains pada tahun-tahun terakhir telah mengungkapkan bahwa
pengetahuan itu dibangun dalam pikiran seseorang.
Asumsi dasar teori konstruktivisme sebagai teori psikologi
pendidikan tentang belajar adalah bahwa setiap orang pada dasarnya
sudah memiliki pengetahuan atau bekal awal tentang sesuatu yang akan
dipelajari. Pembelajaran pada intinya adalah bagaimana mengembangkan
atau mengkonstruksi (membangun) pengetahuan atau bekal awal yang
sudah dimiliki tersebut menjadi sebuah pengetahuan baru dan utuh.
Psikologi Sosial
Psikologi Pengembangan
A. Definisi Psikologi Pengembangan
Psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang berfokus pada cara
manusia berkembang dan berubah selama hidupnya. Mereka yang berspesialisasi
di bidang ini tidak hanya peduli kepada perubahan fisiologis. Perubahan pada
perkembangan emosi, kemampuan sosial, dan kognitif yang berubah seiring waktu
juga dipelajari.
2. Early Childhood
Periode dari masa bayi sampai awal anak-anak merupakan waktu saat
pertumbuhan dan perubahan terhebat terjadi. Para psikolog pertumbuhan
mengamati pertumbuhan fisik, kognitif, dan emosional yang terjadi pada masa
kritis ini. Selain menyediakan intervensi kepada potensial penghambat
perkembangan pada periode ini, para psikolog juga terfokus untuk membantu
anak-anak mencapai potensi penuh mereka. Orangtua beserta ahli kesehatan
selalu siaga untuk menjamin bahwa anak-anak berkembang dengan baik,
menerima nutrisi yang cukup, dan mencapai milestone kognitif sesuai umur
mereka.
3. Middle Childhood
Masa ini ditandai oleh kedewasaan secara fisik dan meningkatnya tingkat
kepentingan pengaruh sosial saat anak-anak melewati masa sekolah dasar.
Anak-anak mulai menandai keberadaan mereka di dunia ini melalui pertemanan,
meningkatkan kompetensi melalui tugas sekolah, dan terus menerus
membangun “sense of self” mereka. Para orangtua dapat meminta bantuan
psikolog perkembangan untuk membantu anak-anak menangani potensial
hambatan. Hambatan yang bermunculan pada periode ini berupa isu sosial,
emosi, dan kesehatan mental.
4. Adolescence
Masa remaja kadang menjadi topik yang menarik karena anak-anak
melalui berbagai macam kekacauan dan transisi yang sering menemani periode
perkembangan ini. Psikolog seperti Erik Erikson sangat tertarik untuk
mengetahui cara periode ini menuntun kepada pembentukan identitas.
5. Early Adulthood
Para anak-anak ingin menjadi remaja. Mereka yang menjadi remaja ingin
menjadi orang dewasa, tetapi begitu mereka melihat kenyataan yang pahit
banyak yang ingin lari ke masa kanak-kanak mereka.
6. Middle Adulthood
Fase ini cenderung pada mengembangkan sense terhadap tujuan dan
kontribusi terhadap lingkungan. Erikson mendeskripsikan fase ini
sebagai generativity and stagnation.Mereka di fase ini ingin terlibat di dunia,
berkontribusi kepada hal-hal yang akan bertahan setelah mereka berpulang, dan
meninggalkan jejak untuk generasi berikutnya.
7. Older Adults
Masa Lansia sering dilihat sebagai puncaknya kesehatan yang
memburuk, tetapi ada banyak lansia yang tetap aktif dan sibuk pada usia 80-90
tahun. Meningkatnya keprihatinan terhadap kesehatan menjadi penanda periode
ini, dan beberapa individu bahkan mengalami penurunan pada kemampuan
mental (lebih dikenal dengan demensia).
TOKOH PSIKOLOGI
B. F. Skinner
Lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna, Pennsylvania, U.S.
TEORI
Teori belajar Skinner didasarkan atas gagasan bahwa belajar adalah fungsi perubahan
perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai hasil
respon individu terhadap kejadian (stimulus) dari lingkungan. Penelitian yang dilakukan
Skinner dipengaruhi oleh percobaan Pavlov dan ide-ide John Watson (bapak
behaviorisme). Salah satu hasil penelitiannya yang terkenal adalah kotak Skinner
(Skinner’s Box). Ketertarikan Skinner terhadap perilaku individu terletak pada stimulus-
respon (SR) yang dihasilkan.
A. Teori Behavioristik
ANALISA
3. Mengucap salam
6. Mau mengalah
a. Pembiasaan Rutin
1) Makan Bersama
Pada saat jam istirahat ada beberapa anak yang membawa bekal
dan ada pula yang jajan di kantin sekolah namun ada pula yang tidak
membawa bekal dan uang jajan. Guru mengajarkan kepada siswa
bagaimana adab makan yaitu mencuci tangan, berdo’a sebelum makan,
menjaga kebersihan dan makan sambil duduk. Dan juga guru
mengajarkan kepada siswa untuk saling berbagi kepada temannya dan
mengucapkan terimakasih ketika kita diberi sedikit bekalnya.
2) Bermain Bebas