Anda di halaman 1dari 8

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala, Dzat pemilik keutamaan


dan kebaikan, yang telah memberi nikmat kepada semesta alam,
dan yang menyeru manusia menuju Surga darussalam, kampung
keselamatan.

Shalawat dan Salam semoga senantiasa tercurah kepada


Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada
keluarganya, sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti jalan
beliau yang lurus dan yang mengajak kepada shirathal mustaqim
hingga hari kiamat.

Saudara-saudaraku yang berbahagia, bertakwalah kepada Allah


subhanahu wata’ala semaksimal kemampuan kalian, berpegang
teguhlah kalian kepada sunnah Nabi kalian, perbaikilah hubungan
di antara kalian dan jagalah persatuan di antara kalian,
sebagaimana firman-Nya,

ِ ‫ون يَا ُأولِي اَأْل ْلبَا‬


‫ب‬ ِ ُ‫َوتَ َز َّو ُدوا فَِإ َّن َخي َْر ال َّزا ِد التَّ ْق َو ٰى َواتَّق‬
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa
dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.” (QS.
Al-Baqarah: 197)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Sesungguhnya nikmat Allah subhanahu wata’ala itu tak terbilang


dan tak terhingga, baik itu nikmat lahiriah maupun nikmat
batiniah.

Nikmat lahiriyah adalah nikmat Allah yang bisa dilihat oleh panca
indera manusia seperti makanan, minuman, kendaraan, perhiasan,
keturunan, pangkat.

Nikmat bathiniyah adalah nikmat yang hanya dirasa oleh hati


seperti senang, sabar, tawakkal, qanaah.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

ُ‫ض َوَأ ْسبَ َغ َعلَ ْي ُك ْم نِ َع َمه‬


ِ ْ‫ت َو َما فِي اَأْلر‬ َ ‫َألَ ْم تَ َر ْوا َأ َّن هَّللا َ َس َّخ َر لَ ُك ْم َما فِي ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
ً‫اطنَة‬ِ َ‫ظَا ِه َرةً َوب‬
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah
menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa yang di langit dan apa
yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir
dan batin.” (QS. Luqman: 20)

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi


shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ َربَّنَا‬،ُ‫ع َواَل ُم ْستَ ْغنًى َع ْنه‬


ٍ ‫‌واَل ‌ ُم َو َّد‬ َ َ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َكثِيرًا طَيِّبًا ُمب‬
َ ‫‌ َغي َْر‌ َم ْكفِ ٍّي‬،‫ار ًكا فِي ِه‬
“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik dan
mengandung keberkahan di dalamnya, bukan pujian yang tidak
dianggap dan tidak dibutuhkan oleh Rabb kami.” (HR. Al-Bukhari
no. 5037)

Seorang Alim generasi tabi’in, Thalq bin Habib, mengomentari


hadits di atas,

،‫ص ْيهَا ْال ِعبَا ُد‬ ِ ْ‫ َوِإ َّن نِ َع َم هللاِ َأ ْكثَ ُر ِم ْن َأ ْن يُح‬،‫ق هللا َأ ْثقَ ُل ِم ْن َأ ْن يَقُ ْو َم ِب ِه ْال ِعبَا ُد‬
َّ ‫ِإ َّن َح‬
‫ َوَأ ْمس ُْوا تَاِئبِي َْن‬،‫َولَ ِك ْن َأصْ بِحُوا تَاِئبِي َْن‬
“Sesungguhnya hak Allah lebih berat dibandingkan apa yang
dikerjakan oleh para hamba, dan sesungguhnya nikmat-nikmat
Allah terlalu banyak untuk dihitung oleh para hamba, tetapi
hendaklah kalian menjadi orang-orang yang bertaubat pada pagi
dan sore hari.”

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ada tiga jenis nikmat Allah subhanahu wata’ala yang mana ketika
seorang hamba belum mendapatkannya, maka belumlah dia
dikatakan sebagai orang yang mendapatkan kedamaian dan
ketenangan hidup. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits
dengan sanad hasan, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,

ُ‫ت لَه‬ َ ‫وت يَ ْو ِم ِه فَ َكَأنَّ َما ِح‬


ْ ‫يز‬ ِ ‫َم ْن َأصْ بَ َح ِم ْن ُك ْم‌آ ِمنًا‌فِي‬
ُ ُ‫‌سرْ بِ ِه ُم َعافًى فِي َج َس ِد ِه ِع ْن َدهُ ق‬
‫ال ُّد ْنيَا‬

“Barang siapa di antara kalian di pagi hari merasakan aman di


tengah-tengah keluarganya, sehat jasmaninya, memiliki kebutuhan
pokok untuk sehari-harinya, maka seakan-akan kenikmatan dunia
ada di tangannya.” (HR. Tirmizi no. 2268)

Hadits di atas merupakan pengingat akan nikmat-nikmat Allah


yang sudah terbiasa didapatkan manusia akan tetapi kebanyakan
tidak merasakan akan kemuliaannya dan bahkan mengabaikannya.

Apa Saja Nikmat Allah yang Sering Diabaikan Oleh Hamba-Nya?

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Nikmat Pertama: Nikmat Rasa Aman

Nikmat Allah yang sering diabaikan yang pertama adalah nikmat


rasa aman.

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ‌ ‫رْ بِ ِه‬ ِ ‫‌آ ِمنًا‌فِي‬,


‫‌س‬ artinya
merasakan aman di tengah-tengah keluarganya.

Rasa aman adalah salah satu nikmat Allah subhanahu wata’ala


yang paling besar yang dikaruniakan kepada hamba-Nya setelah
nikmat Iman dan Islam. Dan tidak akan merasakan kenikmatan
hidup, orang yang kehilangan nikmat aman ini. Seperti orang-orang
yang hidup di suatu Negara yang kehilangan rasa aman di
dalamnya.

Atau seperti orang-orang yang yang hidup di tengah-tengah


peperangan yang menghancurkan harta benda dan menghilangkan
nyawa. Ia tidur di bawah gemuruh suara pesawat perang dan
dentuman meriam. Bahkan salah seorang di antara mereka
menangkupkan tangannya di atas jantungnya, menunggu kematian
yang bisa saja mendatangi mereka setiap saat.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

‫ون‬ َ ‫ين آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلبِسُوا ِإي َمانَهُ ْم بِظُ ْل ٍم ُأولَِئ‬


َ ‫ك لَهُ ُم اَأْل ْم ُن َوهُ ْم ُم ْهتَ ُد‬ َ ‫الَّ ِذ‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman
mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)
Allah subhanahu wata’ala menjanjikan keamanan bagi orang-orang
yang beriman, apabila mereka merealisasikan tauhid, memurnikan
keimanan, dan melakukan amal saleh.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

‫ف‬َ َ‫ض َك َما ا ْستَ ْخل‬ ِ ْ‫ت لَيَ ْستَ ْخلِفَنَّهُم ِفي اَألر‬ ِ ‫ين آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬ َ ‫َو َع َد هَّللا ُ الَّ ِذ‬
‫ضى لَهُ ْم َولَيُبَ ِّدلَنَّهُ ْم ِم ْن بَ ْع ِد َخ ْوفِ ِه ْم َأ ْمنًا‬
َ َ‫ين ِم ْن قَ ْبلِ ِه ْم َولَيُ َم ِّكنَ َّن لَهُ ْم ِدينَهُ ُم الَّ ِذي ارْ ت‬ َ ‫الَّ ِذ‬
َ ُ‫اسق‬
‫ون‬ ِ َ‫ك هُ ُم ْالف‬ َ ‫ك فَُأ ْولَِئ‬
َ ِ‫ون بِي َش ْيًئا َو َم ْن َكفَ َر بَ ْع َد َذل‬َ ‫يَ ْعبُ ُدونَنِي ال يُ ْش ِر ُك‬
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka
agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar
akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku
dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan
barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 55)

Nikmat Kedua: Nikmat Sehat

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Nikmat Allah yang sering diabaikan yang kedua adalah nikmat


sehat.

َ ‫( ُم َع افًى فِي َج‬sehat


Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ‫س ِد ِه‬
jasmaninya). Maksudnya adalah selamat dari sakit dan penyakit
baik secara lahir maupun batin.

Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan di dalam Musnad-nya


dari hadits Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah membaca doa:

‫ َو ِم ْن َسيِِّئ اَأْل ْسقَ ِام‬،‫ َو ْال ُج َذ ِام‬،‫ون‬


ِ ُ‫ َو ْال ُجن‬،‫ص‬ َ ِ‫اللَّهُ َّم ِإنِّي َأ ُعو ُذ ب‬
ِ ‫ك ِم َن البَ َر‬
“Ya Allah sesunguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit
belang, gila dan penyakit kusta serta dari sejelek-jeleknya
penyakit.”

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memohon kepada


Allah subhanahu wata’ala keselamatan dalam agama, dunia, jiwa,
keluarga, dan harta beliau setiap pagi dan sore.

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan para


sahabatnya untuk membacanya juga. Imam Abu Dawud
rahimahullah meriwayatkan dari hadits ‘Abdullah bin’Umar
radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:

‫ين‬
َ ‫‌و ِح‬
َ ،‫ين‌يُ ْم ِسي‬
َ ‫‌ح‬
ِ ،‫ت‬ ُ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ َد‬
ِ ‫ع هَُؤاَل ِء‌ال َّد َع َوا‬ َ ِ ‫لَ ْم يَ ُك ْن َرسُو ُل هَّللا‬
‫يُصْ بِ ُح‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tak pernah
meninggalkan doa-doa ini ketika pagi dan sore:
Ya Allah, sesungguhnya Saya memohon kepada-Mu keselamatan di
dunia dan di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya saya memohon
kepadamu ampunan dan keselamatan dalam agama dan dunia
saya, keluarga, dan harta saya.Ya Allah, tutupilah kejelekan saya
dan tentramkanlah hati saya. Ya Allah, lindungilah dari depan dan
dari belakang saya, sebelah kanan dan kiri saya dari atas kepala
saya, serta dengan keagungan-Mu aku berlindung dari upaya
makar atas saya dari bawah saya. (HR. Abu Dawud no. 4412)

Imam at-Tirmidzi di dalam Sunan-nya meriwayatkan sebuah hadits


dari Mu’adz bin Rifa’ah dari bapaknya berkata:

“Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu naik ke atas mimbar, kemudian


beliau menangis lalu berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam berdiri di atas mimbar pada tahun pertama lalu
menangis, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Mintalah kepada Allah subhanahu wata’ala ampunan dan


keselamatan, karena sesungguhnya tidaklah seseorang dikaruniai
sesuatu yang lebih baik setelah dikaruniai keyakinan (iman)
dibandingkan dengan keselamatan.” (HR. At-Tirmizi No. 3481)
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa
kebanyakan manusia melalaikan dan terpedaya dengan nikmat ini.

Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam Shahih-nya


dari hadits ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ُ ‫ الصِّ َّحةُ َوالفَ َرا‬:‫اس‬


‫غ‬ ٌ ‫ان‌ َم ْغب‬
ِ َّ‫ُون فِي ِه َما َكثِي ٌر ِم َن الن‬ ِ َ‫نِ ْع َمت‬
“Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia terpedaya dengan
keduanya; nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari no.
5933)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan bimbingan


kepada umatnya untuk memanfaatkan kesehatannya sebelum
datangnya sakit.

Imam al-Hakim rahimahullah meriwayatkan dalam Al-Mustadrak


dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

َ ‫ك قَب َْل َسقَ ِم‬


‫ك‬ ِ ،‫ َو َذ َك َر ِم ْنهَا‬..‫س‬
َ َ‫ص َّحت‬ َ ‫ا ْغتَنِ ْم‬
َ ‫‌خ ْمسًا‌قَب َْل‬
ٍ ‫‌خ ْم‬
“Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara, beliau
menyebutkan di antaranya: Sehatmu sebelum datang sakitmu…”
(HR. Hakim No. 7846)

Nikmat Ketiga: Nikmat Kecukupan Rezeki

Nikmat Allah yang sering diabaikan yang ketiga adalah nikmat


kecukupan rezeki.

ُ ُ‫ق‬
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ‫وت يَ ْو ِم ِه‬ ُ‫ ِع ْن َده‬, maknanya
memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya.

Maksudnya adalah dia memiliki makanan yang cukup untuk


dikonsumsi dan bisa menghidupinya dari makanan yang halal.
Makanan adalah salah satu nikmat Allah subhanahu wata’ala yang
sangat besar. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

ٍ ‫ُوع َوآ َمنَهُم ِّم ْن َخ ْو‬


‫ف‬ ْ ‫ت * الَّ ِذي َأ‬
ٍ ‫ط َع َمهُم ِّمن ج‬ ِ ‫فَ ْليَ ْعبُ ُدوا َربَّ هَ َذا ْالبَ ْي‬
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini
(Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.”
(QS. Quraisy: 3-4)

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa berlindung


kepada Allah subhanahu wata’ala dari kelaparan. Imam Muslim
rahimahullah meriwayatkan di dalam kitab Shahih-nya dari hadits
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam berdoa,

‫آل ُم َح َّم ٍد قُوتًا‬


ِ ‫ق‬َ ‫‌ر ْز‬
ِ ْ‫اللهم‌اجْ َعل‬
“Ya Allah, jadikanlah kecukupan rezeki pada keluarga Muhammad.”
(HR. Muslim no. 5273)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa siapa saja yang terkumpul di


dalam dirinya ketiga hal ini, maka pada hari itu seolah-olah dia
memiliki dunia seluruhnya.

Dan sebenarnya pada kebanyakan manusia telah terkumpul ketiga


hal ini dan bahkan mereka memiliki lebih banyak lagi dibandingkan
dengan yang disebutkan dalam hadits ini, namun demikian mereka
mengingkarinya dan meremehkan apa yang mereka rasakan dan
apa yang mereka dapatkan.

Maka mereka sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala


firmankan,

َ ‫ون نِ ْع َمةَ هَّللا ِ ثُ َّم يُ ْن ِكرُونَهَا َوَأ ْكثَ ُرهُ ُم ْال َكافِر‬
‫ُون‬ َ ُ‫ْرف‬
ِ ‫يَع‬
“Mereka mengetahui ni’mat Allah, kemudian mereka
mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
kafir.” (QS. An-Nahl: 83)

Allah subhanahu wata’ala juga mengingatkan,

َ ‫َأفَبِنِ ْع َم ِة هَّللا ِ يَجْ َح ُد‬


‫ون‬
“Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?” (QS. An-Nahl: 71)
Dan obat dari penyakit ini adalah dengan melihat kepada orang-
orang yang tidak mendapatkan kenikmatan ini, atau yang tidak
mendapatkan sebagian dari nikmat ini,

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Demikian materi khutbah Jumat tentang 3 nikmat Allah yang


sering diabaikan oleh kebanyakan saudara-saudara kita, atau
bahkan termasuk diri kita.

Semoga penjelasan pada khutbah Jumat siang hari ini menjadi


sebuah nasihat antar sesama kita. Saling mengingatkan, saling
menasihati dalam iman dan takwa. Hingga kita benar-benar yakin
dapat istiqamah di atas jalan-Nya, dan benar-benar sadar ketika
berada di jalan selain-Nya untuk kemudian kembali ke jalan yang
lurus hingga ajal menjemput.

ٍ ‫َأقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي هذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر ْال ُم ْسلِ ِمي َْن ِم ْن ُكلِّ َذ ْن‬
ُ‫ فَا ْستَ ْغفِر ُْوهُ ِإنَّه‬،‫ب‬
ِ ‫هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر‬.
‫َّح ْي ُم‬

Anda mungkin juga menyukai