Nikmat lahiriyah adalah nikmat Allah yang bisa dilihat oleh panca
indera manusia seperti makanan, minuman, kendaraan, perhiasan,
keturunan, pangkat.
،ص ْيهَا ْال ِعبَا ُد ِ ْ َوِإ َّن نِ َع َم هللاِ َأ ْكثَ ُر ِم ْن َأ ْن يُح،ق هللا َأ ْثقَ ُل ِم ْن َأ ْن يَقُ ْو َم ِب ِه ْال ِعبَا ُد
َّ ِإ َّن َح
َوَأ ْمس ُْوا تَاِئبِي َْن،َولَ ِك ْن َأصْ بِحُوا تَاِئبِي َْن
“Sesungguhnya hak Allah lebih berat dibandingkan apa yang
dikerjakan oleh para hamba, dan sesungguhnya nikmat-nikmat
Allah terlalu banyak untuk dihitung oleh para hamba, tetapi
hendaklah kalian menjadi orang-orang yang bertaubat pada pagi
dan sore hari.”
Ada tiga jenis nikmat Allah subhanahu wata’ala yang mana ketika
seorang hamba belum mendapatkannya, maka belumlah dia
dikatakan sebagai orang yang mendapatkan kedamaian dan
ketenangan hidup. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits
dengan sanad hasan, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
فَ َض َك َما ا ْستَ ْخل ِ ْت لَيَ ْستَ ْخلِفَنَّهُم ِفي اَألر ِ ين آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا َ َو َع َد هَّللا ُ الَّ ِذ
ضى لَهُ ْم َولَيُبَ ِّدلَنَّهُ ْم ِم ْن بَ ْع ِد َخ ْوفِ ِه ْم َأ ْمنًا
َ َين ِم ْن قَ ْبلِ ِه ْم َولَيُ َم ِّكنَ َّن لَهُ ْم ِدينَهُ ُم الَّ ِذي ارْ ت َ الَّ ِذ
َ ُاسق
ون ِ َك هُ ُم ْالف َ ك فَُأ ْولَِئ
َ ِون بِي َش ْيًئا َو َم ْن َكفَ َر بَ ْع َد َذلَ يَ ْعبُ ُدونَنِي ال يُ ْش ِر ُك
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka
agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar
akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku
dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan
barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 55)
ين
َ و ِح
َ ،ينيُ ْم ِسي
َ ح
ِ ،ت ُ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ َد
ِ ع هَُؤاَل ِءال َّد َع َوا َ ِ لَ ْم يَ ُك ْن َرسُو ُل هَّللا
يُصْ بِ ُح
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tak pernah
meninggalkan doa-doa ini ketika pagi dan sore:
Ya Allah, sesungguhnya Saya memohon kepada-Mu keselamatan di
dunia dan di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya saya memohon
kepadamu ampunan dan keselamatan dalam agama dan dunia
saya, keluarga, dan harta saya.Ya Allah, tutupilah kejelekan saya
dan tentramkanlah hati saya. Ya Allah, lindungilah dari depan dan
dari belakang saya, sebelah kanan dan kiri saya dari atas kepala
saya, serta dengan keagungan-Mu aku berlindung dari upaya
makar atas saya dari bawah saya. (HR. Abu Dawud no. 4412)
ُ ُق
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam وت يَ ْو ِم ِه ُ ِع ْن َده, maknanya
memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya.
َ ون نِ ْع َمةَ هَّللا ِ ثُ َّم يُ ْن ِكرُونَهَا َوَأ ْكثَ ُرهُ ُم ْال َكافِر
ُون َ ُْرف
ِ يَع
“Mereka mengetahui ni’mat Allah, kemudian mereka
mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
kafir.” (QS. An-Nahl: 83)
ٍ َأقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي هذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر ْال ُم ْسلِ ِمي َْن ِم ْن ُكلِّ َذ ْن
ُ فَا ْستَ ْغفِر ُْوهُ ِإنَّه،ب
ِ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر.
َّح ْي ُم