Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

FARMASI KLINIS II
TOPIK : TYPHOID
Kasus No : 5

Kelompok A-7
Nama NRP Nilai
Dwita Saraswati 1070051
Ramadha Nita 1070078
Riris Rachmawati 1070087
Alamanda Septyadhi 1070103
Fenty Dwi Gradiyanti 1070133

Semester Gasal 2010 – 2011


Fakultas Farmasi – Univesitas Surabaya

THE PATIENT CASE PRESENTATION

1. PATIENT DATABASE
Tanggal review :-
Tanggal masuk rumah sakit : 20-02-2010
Nama : Nn ESN
No. Registrasi :-
Usia : 27 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tinggi badan :-
Berat badan :-

Past Medical History (Riwayat Penyakit Dahulu)


Maag

Family History (Riwayat Penyakit Keluarga)


- tidak ada data -

Social History (Riwayat Sosial)


- tidak ada data -

Allergic History (Riwayat Alergi)/Adverse Drug Reaction History


- tidak ada data -

Medication History (Riwayat Pengobatan)


- tidak ada data -

2. SOAP NOTES
2.1 Subjective
Panas selama 2 bulan, perut terasa nyeri sampai tembus ke pinggang kanan, ada
benjolan diperut kanan bawah, badan lemah dan cepat capek.
2.2 Objective
Physical examination
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan Nilai normal
Tgl. 20/2 Tgl. 21/2 Tgl. 22/2
12
RBC 4,8-5,5 x 10 /L 4,45
Hb 15,5±2,5 g% 12,6
HCT 37,0-50,0% 36,5
Stab 3-5% 22
Lym 25-33% 10
Bilirubin 0,2-1,0 mg/dL 1,22
total
Uric acid 3,4-7,6 mg/dL 2,7

Diagnosis: Demam Tifoid

Further Information Required:


 Apakah pasien mempunyai alergi terhadap antibiotik sebelumnya?
Bila dokter mengetahui bahwa pasien mempunyai alergi terhadap antibiotik tertentu,
maka untuk selanjutnya, dokter dapat memilih antibiotik yang lain (dimana pasien
tidak alergi terhadap antibiotik tersebut).
Jika riwayat alergi tidak diketahui, maka dapat berpotensi menimbulkan reaksi yang
tidak diinginkan.
 Mengapa dokter meresepkan Ceftazidime, yang bukan merupakan pilihan
utama terapi demam thypoid?
Karena apabila penyakit ini diberikan terapi yang tidak tepat, maka dikhawatirkan
pasien tidak lekas sembuh.

2.3 Assessment/Analysiss
1. a. Medical Problem: demam typhoid
b. Terapi: Ceftazidime injeksi iv 3x1g.
Merupakan antibiotik generasi ketiga dari Cephalosporin yang mempunyai aktifitas
yang lebih besar daripada generasi kedua dalam melawan bakteri gram negatif.
c. Target: -
d. DRP: P 1.1 Tidak ada efek dari pengobatan yang diberikan (terapi gagal).
C 1.1 Obat tidak tepat.
Ceftazidime merupakan golongan cephalosporin generasi ketiga. Namun
menurut pustaka, Ceftazidime tidak diindikasikan untuk pengobatan terhadap infeksi
Salmonella typhi.4

2.4 Plan
1. a. Rekomendasi:
Pengobatan Dosis
Ciprofloxacin 15 mg/kg BB
Chloramphenicol 50-75 mg/kg per hari
Ampicillin dan Amoxicillin 50-100 mg/kg per hari
Trimethoprim-Sulfamethoxazole (TMP- 160 mg TMP + 800 mg SMZ dua kali
SMZ) sehari
Azithromycin 500 mg (10 mg/kg)
Pada kasus ini, kelompok kami merekomendasikan pemberian golongan
floroquinolon yaitu Ciprofloxacin untuk terapi demam tifoid nya. Berdasarkam
pustaka di WHO menyebutkan bahwa floroquinolon adalah pilihan yang optimal
sebagai pengobatan demam tifoid pada orang dewasa. 1 Dosis yang diberikan adalah
500mg setiap 12 jam selama 10 hari.3

b. Monitoring Efek Samping Obat:


Ciprofloxacin: mual-muntah, dyspepsia, sakit kepala, dizziness, gangguan
tidur, 2

c. Efektifitas terapi:

Konseling :
1. menyarankan pasien untuk banyak beristirahat.
DAFTAR PUSTAKA

1. WHO

2. Martin J, Jordan B, Macfarlane CR, Ryan RSM, Wagle SMS, Akporobaro O, et al.
Editors. BNF 54: September 2007. London. BMJ Group and RPS Publishing; 2007

3. Lacy CF, Amstrong LL, Goldman MP, Lance LL. Editors. Drug Information
Handbook. 17th ed. Lexi-com Inc. Canada; 2008.
4. AHFS

Anda mungkin juga menyukai