Pembagian Warna
Warna Primer atau warna tulen adalah warna-warna yang tidak bisa dibuat dengan
mencampurkan warna-warna lain. Yang termasuk warna primer adalah : merah, kuning
dan biru.
Warna Sekunder atau warna tahap kedua adalah warna-warna yang dapat dibuat
dengan mencampurkan dua warna primer. Yang termasuk warna sekunder adalah :
oranye, hijau dan ungu.
Warna Tersier atau warna tahap ketiga adalah warna yang dapat diperoleh dengan
mencampurkan warna sekunder dan warna primer yang tidak termasuk komplemen dari
warna itu. Yang termasuk warna tersier adalah : oranye kemerahan, ungu kemerahan,
hijau kekuningan dan masih banyak lagi karena warna yang dibuat dengan campuran
warna tidak ada batasnya.
Sifat-Sifat Warna
Semua warna memiliki sifat-sifat mendasar yang menentukan persepsi yang terjadi pada
kita setelah tahap penangkapan oleh mata kita. Sifat-Sifat itu antara lain :
Karakter Warna
Merah
dapat membangkitkan energi, hangat, komunikatif, aktif, optimis, antusias dan
bersemangat, memberi kesan sensual dan mewah, meningkatkan aliran darah di
dalam tubuh, dan berkaitan dengan ambisi. Terlalu banyak warna merah dapat
membangkitkan kemarahan dan agresivitas.
Gradasi yang lebih muda yaitu warna merah jambu (pink) merupakan warna yang
hangat dan emosional namun juga lembut dan menenangkan, melambangkan kasih
sayang dan perasaan cinta namun juga bisa berarti kekanak-kanakan.
Oranye
punya karakter yang mirip dengan warna merah namun lebih feminin dan
bersahabat. Melambangkan sosialisasi, penuh harapan dan percaya diri,
membangkitkan semangat, vitalitas dan kreativitas. Dapat menimbulkan perasaan
positif, senang, gembira dan optimis, penuh energi, bisa mengurangi perilaku
hiperaktif.
Kuning
adalah warna matahari, cerah, membangkitkan energi dan mood, warna yang
penuh semangat dan vitalitas, komunikatif dan mendorong ekspresi diri, memberi
inspirasi, memudahkan berfikir secara logis dan merangsang kemampuan
intekektual (cocok untuk warna atau aksen di ruang belajar). Penggunaan yang
kurang tepat akan memberikan kesan menakutkan.
Hijau
selalu dikaitkan dengan warna alam yang menyegarkan, membangkitkan energi
dan juga mampu memberi efek menenangkan, menyejukkan, menyeimbangkan
emosi. Warna yang elegan, menyembuhkan dan mendorong rasa empati terhadap
orang lain. Nuansa hijau juga dapat memberikan kesan terperangkap.
Biru
tidak bisa lepas dari elemen air dan udara, berasosiasi dengan alam,
melambangkan keharmonisan, memberikan kesan lapang. Dapat memberikan
kesan tenang dan dingin, melahirkan perasaan sejuk dan tenteram, hening dan
damai, memberi kesan nyaman dan perlindungan. Warna biru juga diasosiasikan
dengan kesan etnik, antic, country-style. Warna biru yang kuat dapat merangsang
kemampuan intuitif dan memudahkan meditasi. Tetapi biru yang terlalu banyak
dapat menimbulkan kelesuan.
Ungu
dekat dengan suasana spiritual yang magis, mistis, misterius, dan mampu menarik
perhatian. Oleh karena itu ungu banyak digunakan oleh kaum bangsawan. Ungu
juga berkesan feminin, antik, sensual, anggun dan hangat. Ungu yang gelap dapat
memancarkan kekuatan, menambah kekuatan intuisi, fantasi dan imajinasi, kreatif,
sensitif, memberi inspirasi, dan obsesif.
Coklat
merupakan warna netral dan natural, hangat, membumi dan stabil, menghadirkan
kenyamanan, memberi kesan anggun dan elegan. Coklat juga dapat memberi
keyakinan dan rasa aman, warna yang akrab (familiar) dan menenangkan, bisa
mendorong komitmen, namun juga bisa menjadi berat dan kaku bila terlalu
banyak.
Putih
melambangkan kemurnian dan kepolosan, memberikan perlindungan dan
ketentraman, kenyamanan, dan kemudahan refleksi, namun bila terlalu banyak
dapat menimbulkan perasaan dingin, steril, kaku, dan terisolir.
Hitam
adalah warna yang kuat dan penuh percaya diri, penuh perlindungan, maskulin,
elegan, megah, dramatis, dan misterius. Tapi hitam juga merupakan lambang duka
dan dapat menimbulkan perasaan tertekan.
Abu-abu
termasuk warna netral yang dapat menimbulkan kesan serius, namun juga
menenteramkan dan menciptakan perasaan damai. Kesan lainnya adalah
independen, dan stabil, menciptakan keheningan dan kesan luas, tetapi abu-abu
juga bisa berkesan dingin, kaku dan tidak komunikatif.
Tabel Korelasi Secara Umum Secara Psikologis Antara Warna dan Orang
Abu-abu Intelek, Masa Depan (kayak Warna Abu-abu adalah warna yang
Warna Millenium), paling gampang/mudah dilihat oleh
Kesederhanaan, Kesedihan mata.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa respon setiap orang dari budaya yang
berbeda akan berbeda.
Sumber referensi :
Serial Rumah Spesial Kombinasi WARNA, Ir.Harry Gon dkk, penerbit PT Gramedia.
STRATEGI
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat pengalaman yang biasa kita alami yaitu
pengalaman pribadi dan juga pengalaman dari lingkungan yang bersifat tradisi. warna
secara tak sadar memicu reaksi dan asosiasi. Kita juga mengetahui di dalam
kehidupan di dunia ini lebih banyak karakter emosi, ciri kepribadian dan persoalan
dibanding warna yang ada. Dengan kata lain, satu warna dapat diasosiasikan dengan
sejumlah makna.
Contoh lain bisa dilihat dari strategi yang dilakukan pada desainer di bidang
periklanan. Mereka mengetahui, warna mempengaruhi tiga fungsi fisik yang ada pada
tubuh manusia.
Yaitu pernafasan, tekanan darah dan denyut jantung. Ketiga fungsi fisik ini,
misalnya, menampakkan reaksi yang lebih kuat jika diharapkan pada warna merah
dibanding dengan warna biru. Yang justru mempunyai efek memperlambat kerja
ketiga fungsi itu.
Warna juga memberikan sifat tertentu pada produk yang dijual. Misalnya produsen
rokok belakangan ini gemar menggunakan bungkus berwarna putih. Soalnya warna putih
bisa menimbulkan perasaan produk yang dijualnya tak berbahaya. Produsen lain
menggunakan warna emas untuk mendapatkan kesan mahal. Kemudian kesan
”berat” dan ”ringan” diperoleh dengan menggunakan warna gelap dan terang.