Anda di halaman 1dari 28

Vol. 3 No.

1, Juni 2020
E-ISSN 2622-7606, P-ISSN 2622-7606
https://journal.iainlangsa.ac.id/index.
php/bukhari/index

KRITIK MATAN DAN URGENSINYA DALAM


PEMBELAJARAN HADIS: Studi Hadis Puasa Daud

Al-Vidatuz Zuhriah
Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Jl. Laksda Adisucipto, Papringan, Caturtunggal, Depok, Sleman, 55281
Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
Email: 19204010007@student.uin-suka.ac.id

Khusna Farida Shilviana


Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Jl. Laksda Adisucipto, Papringan, Caturtunggal, Depok, Sleman, 55281
Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
Email: 19204010010@student.uin-suka.ac.id

DOI: http:dx.doi.org/10.32505/al-bukhari.v3i1.1485
Submitted: 2020-03-26 | Revised: 2020-05-21 | Accepted: 2020-05-26

Abstract
Disputes among hadiths are a long lasting issue both for Muslims and outsiders who try
to mislead the traditionas and create catastrophe in the community.Therefore,it is
essential to understad the degree of a hadith more comprehensively, especially in hadiths
learning processes. This research is a respond toward the critique of prophetic traditions
and its urgency in learning. In this research , I will explore the matan of a hadith on the
Prophet David fasting respectively. This research is a library research based on the
textuals matan criticism found in the Islamic historical heritages. The results of this
study are notes on how the application of matan criticism that occurred in the pre and
post-codification periods as well as the validity method of matan critiques which free
from shaz and “Illat. Also some notes on the urgency of learning the method of matan
criticism.

Keywords: Matan Criticism, Hadith, Learning.

Abstrak
Kontradiksi antara beberapa hadis dengan hadis yang lainnya merupakan
permasalahan yang lama terjadi dalam pembahasan hadis, belum lagi dalam
menghadapi musuh-musuh Islam yang berusaha memalsukan hadis dengan tujuan agar
umat Islam terpecah belah, untuk itu begitu penting mengetahui derajat sebuah hadis,
lebih-lebih dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab kritik matan
hadis dan urgensi-nya dalam pembelajaran.Adapun hadis yang dijadikan objek kritik
matan adalah hadis tentang puasa Dāud. Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian
library research, yang didasarkan pada teks-teks naṣ kritik matan yang telah terjadi
dalam catatan historis. Hasil penelitian ini berupa catatan tentang bagaimana
penerapan kritik matan yang terjadi pada masa pra-kodifikasi dan pasca-kodifikasi serta
kaedah kesahihan matan yang terhindar dari syaż dan ‘illat serta pentingnya kritik matan
hadis dalam pembelajaran.

Kata Kunci: Kritik Matan, Hadis, Pembelajaran.

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 1


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

Pendahuluan untuk mengeluarkan doktrin agama


Kedudukan hadis sebagai berupa hadis-hadis palsu.2
pedoman hidup kedua setelah Al- Khazanah intelektual Umat
Qur’an berperan untuk menjelaskan Islam terkemas dalam sejumlah
pesan-pesan yang masih global kitab, yang disebut al-maṣādir al-
dalam Al-Qur’an agar mudah aṣliyah. Sebagian besar para
dipahami oleh umat Islam. Namun, orientalis berupaya menumbuhkan
dalam mengamalkan suatu hadis rasa keraguan pada umat Islam
tentunya juga harus mengetahui terhadap ajaran dasarnya. Upaya
orisinilitas dan otoritasnya sebelum pertama dilakukan melalui Al-
menjadikan hadis sebagai hujah. Qur’an, namun tidak mendapatkan
Ke-mutawatir-an hadis celah. Kemudian beralih pada hadis
berbeda dengan Al-Qur’an, ke- yang secara historis “rentan” terjadi
mutawatir-an Al-Qur’an sudah jelas manipulasi. Untuk itu, para
dan tidak terbantahkan, namun ke- orientalis mengarahkan kritiknya
mutawatir-an dalam hadis masih pada hadis yang terakumulasi dalam
diperdebatkan. Karena sebelum berbagai kitab hadis.
hadis dibukukan, hadis mengalami Dikutip oleh Umi Sumbulah,
pemalsuan karena berbagai para orientalis seperti Ignaz
kepentingan, seperti politik, fanatik Goldziher (1850-1921), A.J.
ibadah dan aliran serta lainnya.1 Wensinck (1882-1939) dan Joseph
Pasca Khalifah ‘Uṡman terbunuh, Schacht (1902-1969), mengatakan
suhu politik Islam mulai memanas bahwa dalam upaya meneliti hadis,
dan memuncak ketika Khalifah Ali para ulama hanya memperhatikan
berhadapan dengan Muawiyah kritik sanad dan mengesampingkan
dalam perang besar. Perseteruan ini kritik matan hadis. Padahal bila
mendorong para pendukung fanatik melihat komponen hadis, matan
hadis merupakan aspek yang
penting, karena selain sebagai
1 kandungan hadis matan juga sebagai
Muh. Zuhri, Telaah Matan Hadis
Sebuah Tawaran Metodologis,
2
(Yogyakarta: Lesfi, 2003), 41. Muh. Zuhri, Telaah Matan.,45.

2 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

tolok ukur untuk melihat validitas mulai dari pengertianya, sejarah,


hadis, apakah kandungannya kaedah kesahihan matan, fungsi
terdapat ‘illat dan syaẓ. Argumentasi kritik matan, aplikasi kegiatan kritik
para anti kritik matan adalah banyak matan, dan urgensinya dalam
ditemukannya hadis-hadis yang pembelajaran hadis.
semulanya diklaim sahih, namun
setelah lebih lanjut ternyata terdapat Pengertian Kritik Matan
satu atau beberapa syarat yang Dalam kritik hadis, kritik
dinilai tidak memenuhi kriteria sanad dikenal dengan istilah kritik
mereka. Hal ini memang wajar, ekstern (al-naqdu al-khāriji),
karena ilmu sendiri sifatnya sedangkan kritik matan dikenal
berkembang, tentunya perlu adanya dengan istilah kritik intern (al-
keterbukaan atas kaedah-kaedah naqdu al-dākhili). Kritik matan
baru untuk menyempurkan ilmu, tak sendiri merupakan upaya positif
terkecuali kritik matan hadis.3 dalam rangka untuk menjaga
Melihat dari persoalan di kemurnian matan hadis, disamping
atas, perlu kiranya mengetahui juga untuk mendapatkan
indikator-indikator mengenai kritik pemahaman yang lebih tepat
4
matan, karena proses formulasi terhadap hadis Rasulullah.
kritik matan sendiri mengalami Kritik matan merupakan
perkembangan sejak pra-kodifikasi sebuah upaya untuk memeriksa dan
sampai pasca kodifikasi. Sehingga meneliti teks-teks hadis, kemudian
perlu dilihat proses, rumusan dipisahkan antara yang autentik dan
kaedahnya, dan implementasi kritik tidak, antara yang sahih dan daif.5
matan sehingga relevan dengan Lebih luas, Muhammad
penerapan masa kini. Dengan Ṭāhir al-Jawābi mengatakan bahwa
melakukan studi kepustakaan dalam kritik matan terdapat dua
(library research) artikel ini akan
membahas tentang kritik matan 4
Umi Sumbulah, Kritik Hadis.,93-
94.
3 5
Umi Sumbulah, Kritik Hadis Tasbih, “Analisis Historis Sebagai
Pendekatan Historis Metodologis, (Malang: Intrumen kritik matan hadis”, Jurnal Al-
UIN Malang Press, 2008),95. Ulum, Vol. 11, No. 1 Juni (2011). 156.

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 3


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

cakupan. Pertama, kritik sebagai yakni “Seseorang itu tidak akan


upaya menentukan benar atau menanggung dosa orang lain”.7
tidaknya matan hadis. Kedua, kritik 2) Membandingkan matan hadis
matan sebagai upaya memperoleh tertulis dengan yang di lafal.
pemahaman yang benar terkait Siti Áisyah Ummu al-
kandungan matan hadis. Kedua Mukminīn, pernah menolak hadis
unsur tersebut, tidak bisa dipisahkan dari Abū Hurairah yakni “Orang
dalam studi matan, karena untuk mati tersebut disiksa karena telah di
mengungkap autentisitas matan tangisi oleh keluarganya,”.
hadis, juga harus mengungkap Kemudian Siti Áisyah menjelaskan
kandungan dari matan suatu hadis asbābu al-wurud dari hadis tersebut.
tersebut, demikian pula sebaliknya.6 Pada saat itu Rasulullah kebetulan
melintasi keluarga (Yahudi) yang
Sejarah Kritik Matan
menangisi kematian keluarganya.
a. Pra Kodifikasi
Kemudian Rasullah mengatakan
1) Membandingkan matan hadis
“Mereka menangisi orang yang
dengan Al-Qur’an yang
baru saja meninggal, sementara
berkaitan.
mayat tersebut disiksa di alam
Siti Áisyah Ummu al-
kuburnya”.8
Mukminīn pernah menolak hadis
Cerita di atas menunjukkan
dari Abū Hurairah tentang “Orang
adanya pembandingan penulisan
mati tersebut disiksa karena telah
matan hadis Abū Hurairah dengan
ditangisi oleh keluarganya,” dan
pelafalan hadis Siti Áisyah.
juga hadis yang isinya “Anak yang
3) Perbandingan periwayatan pada
diakibatkan perzinahan tidak masuk
waktu berlainan.
surga”. Menurut Siti Áisyah hadis
Metode ini pernah dilakukan
tersebut tidak sesuai dan
Siti Áisyah saat menyuruh Úrwah
bertentangan dengan ayat Al-Qur’an
ibnu Zubaīr untuk menanyakan
hadis kepada Ábdullah ibnu Ámrū
6
Suryadi, “Rekonstruksi Kritik
Sanad Dan Matan Dalam Studi Hadis”,
7
Jurnal Esensia, Vol. 16, No. 2, Oktober Muh. Zuhri, Telaah Matan., 43.
8
(2015), 101. Muh. Zuhri, Telaah Matan.

4 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

ibn al-‘Āṣ yang sedang menunaikan Masa ini kritik matan telah
ibadah haji. ‘Abdullah mulai berkembang, selain
menyampaikan hadis yang melakukan penelitian matan dengan
ditanyakannya. Pada tahun cara para sahabat. Tabiin meneliti
berikutnya, ‘Abdullah naik haji lagi. dengan cara mu’āraḍah. Ulama
Úrwah disuruh lagi oleh Áisyah hadis dengan spesialisasi
untuk menanyakan hadis yang sama pendalaman konsep doktrinal hadis
kepada ‘Abdullah. Teryata, lafaẓ memperbandingkannya dengan
hadis yang disampaikan oleh konsep kandungan sesama hadis dan
‘Abdullah sama persis dengan lafaẓ dengan Al-Qur’an.11 Suryadi dan
hadis yang telah disampaikannya Muhammad Alfatih Suryadilaga
tahun lalu. Áisyah berkata, demi Musfir Azmillah al-Damani
Allah ‘Abdullah telah hafal hadis memberikan gambaran tentang
9
Rasulullah tersebut. metode ulama muḥaddiṡīn dalam
4) Melakukan rujuk silang antar menilai matan hadis yakni, tidak
periwayat. bertentangan dengan Al-Qur’an.12
Pola ini disebut muqāranah 2) Membandingkan Antar Matan.
atau perbandingan periwayat sesama Masa kodifikasi
sahabat, artinya dalam membandingkan antar matan pernah
meriwayatkan hadis seseorang harus dilakukan pada Kuraib (murid Ibnu
mempunyai kesaksian minimal 2 Ábbās) tentang hadis pembetulan
orang yang sama-sama menerima posisi berdiri ibnu Ábbās berada di
hadis tersebut dari Rasulullah dan samping Rasulullah saat makmum
saksi tersebut membenarkannya.10 salat malam di rumah Maimunah,
b. Pasca Kodifikasi menurut Imam Muslim ibnu al-
1) Membandingkan matan hadis Hajaj dalam al-Tamyiz telah
dengan ayat Al-Qur’an. diupayakan uji kebenaran isi redaksi
matannya dengan melibatkan empat
9
M. Syuhudi Isma’il, Kaedah
Kesahihan Sanad Hadis, (Jakarta: Bintang
11
Bulan, 1995), 53. Hasyim Abbas, Kritik Matan.,36.
10 12
Hasyim Abbas, Kritik Matan Suryadi dan Muhammad Alfatih
Hadis Versus Muhaddisin dan Fuqaha, Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadits,
(Yogyakarta: Kalimedia, 2016),28. (Yogyakarta: TH-Press, 2009),146.

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 5


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

orang murid Kuraib dan Sembilan tidak mengandung idrāj (sisipan).


murid hadis Ibnu Ábbās yang satu Kedua, matan hadis mengandung
masa belajarnya dengan Kuraib. ziyādah. Ketiga, dalam matan hadis
Dari cara mu’āraḍah tersebut tidak maqlub (pergantian lafal atau
diperoleh kepastian bahwa kalimat). Keempat, matan hadis
Rasulullah memposisikan sikap tidak terdapat iḍṭirab (pertentangan
berdiri Ibnu Ábbās selaku makmum yang tidak dapat dikompromikan).
tunggal di sampig kanan badan Kelima, tidak terdapat kerancuan
Rasulullah Saw. Dengan hasil akhir lafal, penyimpangan makna yang
itu, matan yang melalui Yazid ibnu jauh, dan susunan pernyataannya
Álī Ziyād dari Kuraib dinyatakan menunjukkan ciri-ciri sabda
lemah (maqlub).13 kenabian.14
a. Tidak bertentangan dengan Al-
Kesahihan Matan Hadis Qur’an.
Dalam menentukan Hadis merupakan catatan
kesahihan matan hadis, para ulama tentang kehidupan Rasulullah, ada
menetapkan dua kriteria, yaitu kalanya hadis merupakan reaksi
terhindar-nya matan dari unsur syaż spontan, jawaban atas pertanyaan
dan ‘illat. Kaidah matan terhindar sahabat, teguran, petunjuk dan
dari syaż meliputi: Pertama, sanad contoh perilaku ibadah tertentu.
hadis tidak sendirian. Kedua, matan Oleh karenanya, ketika kita ragu
tidak bertentangan dengan Al- terhadap hadis, maka kita boleh
Qur’an. Ketiga, matan tidak bersikap bahwa kalau memang jika
bertentangan dengan matan hadis itu benar dari Rasulullah, maka
lain yang sanad-nya lebih kuat,
14
Keempat, matan tidak bertentangan Lihat Ṣalāhuddin bin Ahmad al-
Adlabi, Manhaj Naqd al-Matnu ‘Inda
dengan akal dan fakta sejarah. ‘Ulama al-Ḥadiṡ an-Nabawī, (Beirut: Dar
Al-Afaq Al-Jadidah, 1403). 238. Dan
Sedangkan kaidah matan terhindar Ahmadi Ritonga, dkk., Kontribusi
Pemikiran Salāhu ad-Din Ibn Ahmad Al-
dari ‘illat meliputi: Pertama, matan Idlibi Dalam Metode Kritik Matan Hadis:
Telaah Terhadap Manhaj Naqd Al-Matn
‘Ind Ulama Al-Ḥadiṡ An-Nabawī,”Jurnal
13
Hasyim Abbas, Kritik Matan at-Tahdis:Journal of Hadith Studies, Vol.1,
Hadis..,35-36. No.1 Januari-Juni (2017) 7.

6 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

tidak akan bertentangan dengan Al- Dua ketentuan menolak


15
Qur’an. riwayat yang marfū’ karena
Apabila menemukan hadis berlawanan dengan hadis Nabi yang
bertentangan dengan Al-Qur’an, lain, yaitu: Pertama, tidak mungkin
maka yang dilakukan adalah dikompromikan. Kalau masih bisa
meninjau dari dua segi: pertama, dikompromikan, maka tidak perlu
dari segi datangnya (wurud). menolak salah satunya.Namun,
Seluruh Al-Qur’an bersifat qaṭ’ī al- kalau ada perbedaan yang tidak
wurud (pasti valid riwayatnya), mungkin dikompromikan maka
punya akurasi kepastian yang tidak langkah yang ditempuh adalah tarjiḥ
diragukan lagi. Sedangkan hadis (pengunggulan salah satunya).
Nabi itu, ẓannī al-wurud kecuali Kedua, hadis yang dijadikan
hadis-hadis mutawatir. Maka landasan utama haruslah mutawatir
logikanya, yang ẓannīakan ditolak apabila ingin memvonis hadis yang
kalau bertentangan dengan yang bertentangan sebagai hadis yang
qaṭ’ī. Kedua, dari segi dalālah tertolak. Ibnu Hajar mengatakan ini
(makna). Al-Qur’an dan hadis, dari sebagai salah satu langkah preventif
segi teksnya terkadang bersifat untuk mencegah hadis non-
17
qaṭ’īdalālah (makna definitive), mutawatir sebagai hadis utama.
dalam konteks makna yang digali c. Tidak bertentangan dengan akal
darinya. Tetapi bisa juga bersifat sehat, panca indera (kenyataan
ẓannī dalālah (ambigu maknanya) empiris), dan fakta sejarah.
sehingga muncullah kontradiksi Akal yang dimaksud disini
antara teks Al-Qur’an dan hadis.16 adalah akal yang disinari oleh Al-
b. Tidak bertentangan dengan hadis Qur’an dan Sunah yang autentik,
yang lebih kuat. bukan akal murni. Karena akal
semata tidak punya wewenang
untuk memberikan penilaian baik
15
Muh Zuhri, Telaah Matan., 65.
16
Ṣalāhuddin bin Ahmad al- dan buruk. Terkadang sebagian
Adlabi, Menalar Sabda Nabi: Menerapkan
Metode Kritik Matan dalam Studi Hadis,
17
Terj. Ita Qonita, (Yogyakarta: Insan Ṣhalāhuddin bin Ahmad al-
Madani, 2010), 285. Adlabi, Menalar Sabda., 325-327.

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 7


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

ulama mensahihkan hadis, untuk memberikan peringatan,


sementara yang lainnya menolaknya mengungkapkan keajaiban dan
karena bertentangan dengan segala sesuatu yang tidak diterima
akalnya.18 akal sehat, baik dalam makna dan
Petunjuk Rasulullah untuk lafalnya. Kalaupun keganjilan itu
umat manusia adalah menolak ada itu merupakan ulah dari pemalsu
apasaja yang menyalahi indera. hadis yang didorong oleh dua sebab,
Akan tetapi tidak semua yang yaitu: karena dia tidak tahu dan
dibawa oleh Rasulullah selalu dapat bodoh sekali, dan karena dia
di indera manusia. Antara keduanya merupakan golongan orang Zindiq
terdapat perbedaan yaitu: Kalau yang bermaksud merendahkan
Rasulullah mengabarkan sesuatu kedudukan Rasulullah dengan
yang tidak dapat diindrakan maka menisbatkan pada beliau berkaitan
kita hanya wajib menerimanya. dengan suatu hadis.20
danjika Rasulullah mengabarkan Riwayat-riwayat yang
sesuatu yang ditolak indra, maka ini mengandung kelemahan makna,
tidak mungkin terjadi pada riwayat-riwayat yang terindikasi
Rasulullah. Kalau ada riwayat yang mengandung kelemahan dan
bertentangan dengan indra maka itu kekacauan makna itu merupakan
merupakan bukti atas bukti ketidaksahihan penisbatan
ketidakvalidan.19 kepada Rasulullah Saw. Ibnu al-
d. Susunan menunjukkan ciri-ciri Qayyim membuktikan bahwa
sabda kenabian. riwayat tersebut memang mauḍū’.
Dalam sabda Rasulullah Dan dia membuktikan dengan
tidak memuat sesuatu yang ganjil, sejumlah riwayat. Dia berkata
dan makna yang rancu. Karena bahwa riwayat-riwayat seperti ini
Rasulullah tidak pernah ditolak oleh pendengaran yang
meriwayatkan sabda yang ganjil jernih, ditolak oleh tabiat yang lurus,
serta maknanya pasti akan ditolak
18
Ṣalāhuddin bin Ahmad al-
Adlabi, Menalar Sabda., 360-361.
19 20
Ṣalāhuddin bin Ahmad al- Ṣhalāhuddin bin Ahmad al-
Adlabi, Menalar Sabda., 371-372. Adlabi, Menalar Sabda.,389-390.

8 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

oleh akal sehat. Yang dimaksud Kritik Matan Hadis Puasa Daud
dengan kelamahan di sini adalah Melakukan kritik matan,
kelemahan makna, sedangkan penulis mengambil contoh hadis
kelemahan lafaẓ tidaklah cukup tentang puasa Dāud yang
memadai untuk memvonis hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhāri
mauḍū’.21 kitab Saum No. 1980, yaitu sebagai
berikut :

‫ني الْ َو ِاس ِط ُّي‬ ِ ُ ‫َحدَّثَنَا إِ ْس َح‬


َ ‫اق بْ ُن َشاه‬
Fungsi Kritik Matan

‫َحدَّثَنَا َخالِ ُد بْ ُن َعْب ِد اللَّ ِه َع ْن َخالِ ٍد‬


Kegiatan kritik matan
penting dilakukan, karena terdapat
‫َخبَ َرِِن أَبُو‬ ِ ِ ْ
fungsi di dalamnya yaitu:Pertama, ْ ‫اْلَ َّذاء َع ْن أَِِب ق ََلبَةَ قَ َال أ‬
Sebagai langkah menghindari sikap ‫يك َعلَى َعْب ِد‬ َ ِ‫ت َم َع أَب‬ ُ ‫يح قَ َال َد َخ ْل‬ ِ ِ‫الْ َمل‬
‫ول اللَّ ِه‬ َّ ‫اللَّ ِه بْ ِن َع ْم ٍرو فَ َحدَّثَنَا أ‬
sembrono dan berlebihan dalam
meriwayatkan hadis karena adanya
َ ‫َن َر ُس‬
ukuran-ukuran tertentu dalam ‫ص ْوِمي‬ ِ ِ
َ ُ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ذُكَر لَه‬ َ
metodologi kritik matan. Kedua, ‫ت لَهُ ِو َس َاد ًة ِم ْن أ ََدٍم‬ ُ ‫فَ َد َخ َل َعلَ َّي فَأَلْ َقْي‬
Sebagai langkah alternatif
‫ض‬ ِ ‫يف فَ َجلَس َعلَى ْاْل َْر‬ ِ‫ح ْشوها ل‬
menghadapi kemungkinan adanya َ ٌ َُ َ
kesalahan pada diri para periwayat. ‫ت الْ ِو َس َادةُ بَْي ِِن َوبَْي نَهُ فَ َق َال أ ََما‬ ْ ‫ص َار‬ َ ‫َو‬
‫يك ِم ْن ُك ِّل َش ْه ٍر ثَََلثَةُ أَيَّ ٍام قَ َال‬ ِ
Ketiga, Sebagai usaha menghadapi َ ‫يَكْف‬
ِ َ ‫قُ ْلت يا رس‬
‫ت يَا‬ ُ ‫ول اللَّه قَ َال َخَْ ًسا قُ ْل‬
musuh-musuh Islam yang
َُ َ ُ
‫ول اللَّ ِه‬ ِ َ ‫رس‬
memalsukan hadis dengan
menggunakan sanad sahih.
َ ‫ت يَا َر ُس‬ ُ ‫ول اللَّه قَ َال َسْب ًعا قُ ْل‬ َُ
Keempat, Menghadapi kemungkinan ‫ول اللَّ ِه قَ َال‬ َ ‫ت يَا َر ُس‬ ِ
ُ ‫قَ َال ت ْس ًعا قُ ْل‬
ُ‫صلَّى اللَّه‬ ُّ ِ‫إِ ْح َدى َع ْشَرَة ُُثَّ قَ َال الن‬
َ ‫َِّب‬
terjadinya kontradiksi antara

‫ص ْوِم َد ُاوَد‬ ِ
beberapa riwayat.22
َ ‫ص ْوَم فَ ْو َق‬ َ ‫َعلَْيه َو َسلَّ َم ََل‬
‫ص ْم يَ ْوًما‬ ُ ‫َّه ِر‬ َ ‫الس ََلم َشطَْر الد‬ َّ ‫َعلَْي ِه‬
21
Ṣalāhuddin bin Ahmad al- ‫َوأَفْ ِط ْر يَ ْوًما‬
Adlabi, Menalar Sabda., 399-400.
22
Miftahul Asror & Imam Telah menceritakan kepada
Musbikin, Membedah Hadis Nabi, kami Ishāq ibnu Syāhin al-
(Madiun: Pustaka Pelajar, 2015), 215.

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 9


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

Wāsithy telah menceritakan berbuka sehari" (HR. al-


kepada kami Khālid ibnu Bukhārī).23
Abdial-allah dari Khālid Al-
Dalam kegiatan kritik matan
Ḥażā'iy dari Abū Qilābah
berkata, telah mengabarkan ini didasarkan pada kriteria
kepada saya Abū al-Malih
kesahihan matan hadis, yaitu:
berkata; Aku dan bapak-ku
datang menemui Abdullah bin a. Terhindar dari syaż
Amr lalu dia menceritakan
1) Sanad dalam suatu hadis tidak
kepada kami bahwa
Rasulullah saw dikabarkan sendirian
tentang puasa-ku lalu beliau
Dalam melihat apakah suatu
menemui-ku. Maka aku
berikan kepada beliau bantal sanad dalam hadis sendirian ataukah
terbuat dari kulit yang
tidak, bisa dilihat dari hasil takhrij
disamak yang isinya dari
rerumputan, lalu Beliau duduk hadis yang telah dilakukan,
di atas tanah sehingga bantal
kemudian dibuat i’tibar sanad-nya
tersebut berada di tengah
antara aku dan beliau, lalu sehingga bisa dilihat apakah sanad-
beliau berkata: "Bukankah
nya sendirian ataukah tidak yakni
cukup bagimu bila kamu
berpuasa selama tiga hari sebagai berikut :
dalam setiap bulannya?"
a) Sahih al-Bukhāri Kitab al-
'Abdullah ibnu 'Amrū berkata;
Aku katakan: "Wahai Isti’ẓan No. 6277

‫اق َحدَّثَنَا َخالِ ٌد ح و‬


Rasulullah? (bermaksud minta
tambahan) ". Beliau berkata: ُ ‫َحدَّثَنَا إِ ْس َح‬
‫َح َّدثَِِن َعْب ُد اللَّ ِه بْ ُن ُُمَ َّم ٍد َحدَّثَنَا َع ْم ُرو‬
"Silahkan kau lakukan lima
hari". Aku katakan lagi:

‫بْ ُن َع ْو ٍن َحدَّثَنَا َخالِ ٌد َع ْن َخالِ ٍد َع ْن أَِِب‬


"Wahai Rasulullah?" Beliau
berkata: " Silahkan kau

ِ ِ‫َخبَ َرِِن أَبُو الْ َمل‬ ِ


lakukan tujuh hari". Aku
katakan lagi: "Wahai ‫يح قَ َال‬ ْ ‫ق ََلبَةَ قَ َال أ‬
‫يك َزيْ ٍد َعلَى َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن‬ َ ِ‫ت َم َع أَب‬
Rasulullah?" Beliau berkata:
" Silahkan kau lakukan ُ ‫َد َخ ْل‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ َّ ِ‫َن الن‬
َ ‫َِّب‬ َّ ‫َع ْم ٍرو فَ َحدَّثَنَا أ‬
sembilan hari". Aku katakan
lagi: "Wahai Rasulullah?"
Beliau berkata: " Silahkan kau
lakukan sebelas hari". ‫ص ْوِمي فَ َد َخ َل َعلَ َّي‬ ِ
َ ُ‫َو َسلَّ َم ذُكَر لَه‬
ِ
‫يف‬ٌ ‫ت لَهُ ِو َس َادةً ِم ْن أ ََدٍم َح ْش ُوَها ل‬ ُ ‫فَأَلْ َقْي‬
Kemudian Nabi saw berkata:
"Tidak ada saum melebihi
saum-nya Nabi Daud as yang
merupakan separuh saum
23
dahr, dia berpuasa sehari dan Muhammad bin Ismā’il al-
Bukhārī, Ṣaḥiḥ al-Bukhārī, (Beirut: Dārr
Ibnu Kaṡir, 2002), 476.

10 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

ُ‫ت الْ ِو َس َادة‬ ْ ‫ص َار‬َ ‫ض َو‬ ِ ‫فَ َجلَس َعلَى ْاْل َْر‬ hari setiap bulan? ' Jawabku;
َ 'Wahai Rasulullah (aku
‫يك ِم ْن ُك ِّل‬ ِ
َ ‫بَْي ِِن َوبَْي نَهُ فَ َق َال ِِل أ ََما يَكْف‬
mampu lebih dari itu)’. beliau
bersabda: 'Kalau begitu lima
‫ول اللَّ ِه قَ َال‬َ ‫ت يَا َر ُس‬ ُ ‫َش ْه ٍر ثَََلثَةُ أَيَّ ٍام قُ ْل‬
hari (setiap bulan).' Jawabku;
'Wahai Rasulullah).' beliau
‫ول اللَّ ِه قَ َال َسْب ًعا‬ َ ‫ت يَا َر ُس‬ ُ ‫َخَْ ًسا قُ ْل‬
bersabda: 'Kalau begitu tujuh
hari (setiap bulan).' Jawabku;
ِ ِ َ ‫قُ ْلت يا رس‬
‫ت يَا‬ ُ ‫ول اللَّه قَ َال ت ْس ًعا قُ ْل‬ َُ َ ُ
'Wahai Rasulullah.' Beliau
bersabda: 'Kalau begitu
ِ َ ‫رس‬
‫ت يَا‬ ُ ‫ول اللَّه قَ َال إِ ْح َدى َع ْشَرَة قُ ْل‬ َُ
sebelas hari (setiap bulan).'
Aku berkata; 'Wahai
ِ ِ َ ‫رس‬
‫ص ْوم َد ُاوَد‬ َ ‫ص ْوَم فَ ْو َق‬ َ ‫ول اللَّه قَ َال ََل‬ َُ
Rasulullah.' Beliau bersabda:
'Tidak ada puasa lebih dari
‫َّه ِر ِصيَ ُام يَ ْوٍم َوإِفْطَ ُار يَ ْوٍم‬ْ ‫َشطَْر الد‬ puasanya (Nabi) Dāud yaitu
setengah masa, puasa sehari
Telah menceritakan kepada dan berbuka sehari)’ (HR. al-
kami Ishāq telah menceritakan Bukhārī).24
kepada kami Khālid. Dan b) Sahih Muslim Kitab as-Ṣiām No.
diriwayatkan dari jalur lain,
telah menceritakan kepadaku 2741
Ábdu
Muhammad
al-Allah Ibnu
telah ‫َخبَ َرنَا َخالِ ُد بْ ُن‬ ْ ‫وحدَّثَنَا ََْي ََي بْ ُن ََْي ََي أ‬ َ
menceritakan kepada kami
ÁmrūibnuÁun telah ‫َعْب ِد اللَّ ِه َع ْن َخالِ ٍد َع ْن أَِِب قِ ََلبَةَ قَ َال‬
menceritakan kepada kami
Khālid dari Khālid dari Abū
‫ت َم َع‬ ُ ‫يح قَ َال َد َخ ْل‬ ِ ِ‫َخبَ َرِِن أَبُو الْ َمل‬ ْ‫أ‬
Qilābah dia berkata; telah
mengabarkan kepadaku Abū
‫يك َعلَى َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن َع ْم ٍرو فَ َحدَّثَنَا‬ َ ِ‫أَب‬
al-Malih dia berkata; "Aku
bersama ayahmu Zaid pernah
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ َ ‫َن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫أ‬
ِ ‫ذُكِر لَه‬
ُ‫ت لَه‬ ُ ‫ص ْومي فَ َد َخ َل َعلَ َّي فَأَلْ َقْي‬
menemui Ábdu al-Allah
ibnuÁmru kemudian dia َ ُ َ
‫س‬ ‫ل‬
َ ‫ج‬ َ‫ف‬ ‫يف‬ ِ‫ِوسادةً ِمن أَدٍم ح ْشوها ل‬
menceritakan kepada kami
bahwa Nabi saw pernah َ َ ٌ َُ َ َ ْ َ َ
mendengar kabar tentang ‫ت الْ ِو َس َادةُ بَْي ِِن‬ ْ ‫ص َار‬ َ ‫ض َو‬ ِ ‫َعلَى ْاْل َْر‬
puasaku, lalu beliau
‫يك ِم ْن ُك ِّل َش ْه ٍر‬ ِ
menemuiku,
langsung
maka
menghamparkan
aku
َ ‫َوبَْي نَهُ فَ َق َال ِِل أ ََما يَكْف‬
bantal kulit yang dalamnya ‫ول اللَّ ِه قَ َال َخَْ ًسا‬ َ ‫ت يَا َر ُس‬ ُ ‫ثَََلثَةُ أَيَّ ٍام قُ ْل‬
terbuat dari serabut, namun
ِ َ ‫قُ ْلت يا رس‬
beliau duduk di atas tanah,
hingga bantal tersebut berada
‫ت يَا‬ ُ ‫ول اللَّه قَ َال َسْب ًعا قُ ْل‬ َُ َ ُ
antara aku dan beliau, beliau
bersabda kepadaku: 'Tidakkah 24
Muhammad bin Ismā’il al-Bukhārī,
cukup bagimu (berpuasa) tiga Ṣaḥiḥ al-Bukhārī., 1567.

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 11


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

‫ول اللَّ ِه‬


َ ‫ت يَا َر ُس‬ ِ ِ َ ‫رس‬
ُ ‫ول اللَّه قَ َال ت ْس ًعا قُ ْل‬ َُ
Rasulullah…" Akhirnya Nabi
saw bersabda: "Tidak ada
‫ول اللَّ ِه فَ َق َال‬
َ ‫ت يَا َر ُس‬ُ ‫َح َد َع َشَر قُ ْل‬ َ ‫قَ َال أ‬
puasa yang lebih uatama dari
puasa Dāud, yaitu puasa
ِ
‫ص ْوَم‬ َ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ََل‬ َ ‫َِّب‬ ُّ ِ‫الن‬
setengah masa, yakni, puasa
sehari dan berbuka sehari."
‫َّه ِر ِصيَ ُام يَ ْوٍم‬
ْ ‫ص ْوم َد ُاوَد َشطُْر الد‬
ِ ‫فَو َق‬
َ ْ
(HR. Muslim).25

‫َوإِفْطَ ُار يَ ْوٍم‬


c) Sunan an-Nasā’i kitab as-Ṣaum
No. 2723

‫ب‬ ُ ‫َخبَ َرنَا َزَك ِريَّاءُ بْ ُن ََْي ََي قَ َال َحدَّثَنَا َوْه‬ ْ‫أ‬
Dan Telah menceritakan
kepada kami Yahyāibnu Yahyā
telah mengabarkan kepada
kami Khālid ibnu Abdi al-
‫بْ ُن بَِقيَّةَ قَ َال أَنْبَأَنَا َخالِ ٌد َع ْن َخالِ ٍد َوُه َو‬
allah dari Khālid dari Abū
Qilābah ia berkata, telah
‫يح‬ِ ِ‫اْلَ َّذاءُ َع ْن أَِِب قِ ََلبَةَ َع ْن أَِِب الْ َمل‬ ْ
mengabarkan kepadaku Abū ‫يك َزيْ ٍد َعلَى َعْب ِد اللَّ ِه‬ َ ِ‫ت َم َع أَب‬ ُ ‫قَ َال َد َخ ْل‬
al-Malih ia berkata; saya
‫صلَّى‬ ِ َ ‫َن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫َّث أ‬ َ ‫بْ ِن َع ْم ٍرو فَ َحد‬
pernah menemui Abdi al-allah
ibnu Amrū bersama bapakmu,
maka ia pun menceritakan ‫ص ْوِمي فَ َد َخ َل‬ ِ ِ
َ ُ‫اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ذُكَر لَه‬
bahwasanya; Telah dituturkan
kepada Rasulullah
mengenai puasaku. Maka
saw ً‫ت لَهُ ِو َس َادةَ أ ََدٍم َربْ َعة‬ ُ ‫َعلَ َّي فَأَلْ َقْي‬
‫ض‬ ِ ‫يف فَ َجلَس َعلَى ْاْل َْر‬ ِ
beliau pun menemuiku, lalu
َ ٌ ‫َح ْش ُوَها ل‬
ِ
aku memberikan beliau bantal
dari kulit berisi sabut, namun ‫يما بَْي ِِن َوبَْي نَهُ قَ َال‬ َ ‫ت الْ ِو َس َادةُ ف‬ ْ ‫ص َار‬َ ‫َو‬
beliau duduk di atas lantai
‫يك ِم ْن ُك ِّل َش ْه ٍر ثَََلثَةُ أَيَّ ٍام‬ ِ
hingga posisi bantal itu tepat َ ‫أ ََما يَكْف‬
berada antara aku dan beliau.
ِ َ ‫قُ ْلت يا رس‬
Kemudian beliau bertanya ‫ت يَا‬ ُ ‫ول اللَّه قَ َال َخَْ ًسا قُ ْل‬ َُ َ ُ
‫ول اللَّ ِه‬ ِ َ ‫رس‬
kepadaku: "Tidakkah cukup
bagimu untuk berpuasa tiga َ ‫ت يَا َر ُس‬ ُ ‫ول اللَّه قَ َال َسْب ًعا قُ ْل‬ َُ
‫ول اللَّ ِه قَ َال‬ ِ
hari (dalam setiap
bulannya)?" saya menjawab, َ ‫ت يَا َر ُس‬ ُ ‫قَ َال ت ْس ًعا قُ ْل‬
‫ول اللَّ ِه فَ َق َال‬ ُ ‫إِ ْح َدى َع ْشَرةَ قُ ْل‬
"Wahai Rasulullah,
bagaimana kalau lima hari?" َ ‫ت يَا َر ُس‬
ِ
َ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ََل‬
saya bertanya lagi, "Wahai
Rasulullah, bagaimana kalau ‫ص ْوَم‬ َ ‫َِّب‬ ُّ ِ‫الن‬
‫َّه ِر ِصيَ ُام يَ ْوٍم‬ ِ ‫فَو َق‬
tujuh hari?" saya berkata lagi,
"Wahai Rasulullah, ْ ‫ص ْوم َد ُاوَد َشطَْر الد‬ َ ْ
‫َوفِطُْر يَ ْوٍم‬
bagaimana kalau sembilan
hari?" saya berkata lagi,
"Wahai Rasulullah,
bagaimana kalau sebelas 25
Muslim bin al-Hajjaj, Ṣaḥiḥ Muslim,
hari?" Saya berkata; "Wahai (Riyadl: Dār al-Islam, 2000), 475-476.

12 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

Telah mengabarkan kepada Kemudian dilakukan


kami Zakaria ibnu Yahyā dia
kegiatan i’tibār sanad untuk mencari
berkata; telah menceritakan
kepada kami Wahb bin titik temu antar sanad-nya.
Baqiyyah dia berkata; telah
Sebagaimana berikut:
memberitakan kepada kami
Khalid dari Khālid al-Ḥażżā’
dari Abu Qilābah dari Abū al-
Malih dia berkata; aku masuk
bersama bapakmu yaitu Zaid
menemui Ábdullah ibnu Ámrū.
Lalu ia bercerita bahwa
Rasulullah saw telah
diberitahu tentang puasaku.
Lalu beliau masuk
menemuiku, kemudian
kuberikan bantal kulit yang
berukuran sedang dan berisi
sabut. Beliau duduk di atas
tanah sedangkan bantal
tersebut berada di antara
diriku dan beliau. beliau Berdasarkan data i’tibaras-
bersabda: "Tidakkah cukup
bagimu (berpuasa) tiga hari sanad di atas, dapat diketahui
dalam sebulan?" Aku berkata; bahwa hadis puasa Daud ini
'Wahai Rasulullah!' beliau
bersabda: 'Lima hari? ' Aku diriwayatkan oleh tiga mukharij
berkata; 'Wahai Rasulullah!' hadits, yakni satu jalur dari Imam
beliau bersabda: 'Tujuh hari.'
Aku berkata; 'Wahai an-Nasa’i, satu jalur lain dari
Rasulullah!' beliau bersabda: Imam Muslim, dan dua cabang
'Sembilan.' Aku berkata;
'Wahai Rasulullah!' beliau sanad mengacu pada satu jalur
bersabda: 'Sebelas.' Aku yakni Imam al-Bukhari. Ketiga
berkata: 'Wahai Rasulullah!'
Nabi SAW bersabda: 'Tidak jalur tersebut bertemu pada
ada puasa yang kebaikannya- periwayatan Khalid bin
melebihi puasa Nabi Daud, Itu
dihitung setengah masa, Abdullah. Dapat dilihat pada
berpuasa sehari dan berbuka sanad Imam al-Bukhari bahwa
sehari.' (HR. an-Nasā’ī).26
Ishaq al-Wasithi mempunyai
corroboration (pendukung) yang
26
Ahmad bin Syu’aib an-Nasā’i, berstatus sebagai mutabi’, yaitu;
Sunan an-Nasā’ī Juz 3, (Beirut: Mu’asasah
ar-Risālah, 2001), 193-194.

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 13


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

Amr bin Aun, Wahb bin kondisinya memberatkan untuk


27
Baqiyah, dan Yahya bin Yahya. dikerjakan.
2) Tidak bertentangan dengan Uraian di atas menunjukkan
petunjuk Al-Qur’an. bahwa hadis puasa Dāud yang
Dalam QS. al-Baqārah: 183: diriwayatkan Imam al-Bukhārī tidak

‫الصيَ ُام‬ ‫ب َعلَْي ُك ُم‬ ِ ِ َّ


ِّ َ ‫يَايُّ َهاالذيْ َن َامنُ ْوا ُكت‬
bertentangan dengan Al-Qur’an.

‫قَ ْبلِ ُك ْم‬ ‫ب َعلَى الَّ ِذيْ َن ِم ْن‬ ِ 3) Tidak bertentangan dengan hadis
َ ‫َك َما ُكت‬ yang lebih kuat.
‫لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّ ُق ْو َن‬ ‫وسى َحدَّثَنَا أَبُو َع َوانَةَ َع ْن‬
Hai orang-orang yang َ ‫َحدَّثَنَا ُم‬
beriman, diwajibkan atas ‫اه ٍد َع ْن َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن َع ْم ٍرو‬ ِ ‫مغِريَة عن ُُم‬
َ َْ َ ُ
kamu berpuasa sebagaimana
ٍ ‫ات َحس‬
diwajibkan atas orang-orang ‫ب‬ َ َ ‫قَ َال أَنْ َك َح ِِن أَِِب ْامَرأًَة َذ‬
‫اه ُد َكنَّتَهُ فَيَ ْسأَ ُُلَا َع ْن بَ ْعلِ َها‬
sebelum kamu agar kamu
bertakwa (Q.S. al-Baqārah 02: َ ‫فَ َكا َن يَتَ َع‬
‫الر ُج ُل ِم ْن َر ُج ٍل َلْ يَطَأْ لَنَا‬ َّ ‫ول نِ ْع َم‬
183).
Dalam ayat tersebut, ُ ‫فَتَ ُق‬
ِ
dijelaskan bahwa esensi dari puasa ُ‫ِّش لَنَا َكنَ ًفا ُمْن ُذ أَتَْي نَاه‬ ْ ‫اشا َوَلْ يُ َفت‬ ً ‫فَر‬
‫صلَّى‬ ِ ِ َ ِ‫فَلَ َّما طَ َال َذل‬
َ ‫َِّب‬ ِّ ِ‫ك َعلَْيه ذَ َكَر للن‬
adalah untuk membentuk pribadi

ِ ِ ِ
ُ‫اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم فَ َق َال الْ َق ِِن بِه فَلَقيتُه‬
yang bertakwa. Menurut M. Quraish
Shihab bentuk puasa adalah
terhindar dari segala sanksi dan ‫وم قَ َال ُك َّل يَ ْوٍم قَ َال‬ ُ‫ص‬ ُ َ‫ف ت‬ َ ‫بَ ْع ُد فَ َق َال َكْي‬
‫ص ْم ِِف‬ ٍ ِ
ُ ‫ف ََتْت ُم قَ َال ُك َّل لَْي لَة قَ َال‬ َ ‫َوَكْي‬
dampak buruk, baik ukhrawī

‫ُك ِّل َش ْه ٍر ثَََلثَةً َواقْ َرإِ الْ ُق ْرآ َن ِِف ُك ِّل‬


maupun duniawī, artinya, selain
melaksanakan puasa sebagai
ِ
kegiatan rohani, tetaplah melihat ‫ك‬ َ ‫يق أَ ْكثَ َر ِم ْن ذَل‬ ِ ‫َشه ٍر قَ َال قُ ْل‬
ُ ‫ت أُط‬ ُ ْ
‫ت‬ ِ ْ ‫قَ َال صم ثَََلثَةَ أَيَّ ٍام ِِف‬
kondisi kesehatan jasmani. Para
ُ ‫اْلُ ُم َعة قُ ْل‬ ُْ
ِ ْ ‫ك قَ َال أَفْ ِطر يَ ْوَم‬ ِ
‫ني‬ َ ‫يق أَ ْكثَ َر ِم ْن َذل‬ ُ ‫أُط‬
ِ
Ulama juga menjelaskan bahwa
Allah sering memberi ruḥṣah dalam
ْ
pelaksanaan aturan agama apabila
‫يق أَ ْكثَ َر ِم ْن‬ ِ ‫وصم ي وما قَ َال قُ ْل‬
ُ ‫ت أُط‬ ُ ً َْ ْ ُ َ
‫ص ْوَم َد ُاوَد‬ ِ َّ ‫ذَلِك قَ َال صم أَفْضل‬
َ ‫الص ْوم‬ َ َ ُْ َ
27
M. Quraish Shihab, Tafsir al-
Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 486.

14 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

‫ِصيَ َام يَ ْوٍم َوإِفْطَ َار يَ ْوٍم َواقْ َرأْ ِِف ُك ِّل َسْب ِع‬ "Bagaimanakah
puasamu?" aku menjawab,
ibadah

‫ول اللَّ ِه‬ ِ ‫ت ر ْخصةَ رس‬


ُ َ َ ُ ُ ‫لَيَال َمَّرًة فَلَْيتَِِن قَبِْل‬
ٍ "Yaitu setiap hari." beliau
bertanya lagi, "Lalu
‫ت‬ ُ ‫َِن َكِ ِْب‬ ِّ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َوذَ َاك أ‬ َ
bagaimana dengan khataman
al-Qur`an-mu?" aku
‫ض أ َْهلِ ِه‬ ِ ‫ت فَ َكا َن يَ ْقَرأُ َعلَى بَ ْع‬ ُ ‫ضعُ ْف‬
َ ‫َو‬
menjawab, "yaitu
malam." Akhirnya beliau
setiap

ِ ِ ِ ُّ
ُ‫َّها ِر َوالَّذي يَ ْقَرُؤه‬ َ ‫السْب َع م ْن الْ ُق ْرآن بِالن‬
bersabda: "Berpuasalah tiga
hari pada setiap bulannya.
‫ف َعلَْي ِه‬ ِ ‫ي ع ِرضه ِمن الن‬
َّ ‫َخ‬َ ‫َّها ِر ليَ ُكو َن أ‬ َ ْ ُُ َْ
Dan bacalah (khatamkanlah)
al-Qur`an sekali pada setiap
‫بِاللَّْي ِل َوإِذَا أ ََر َاد أَ ْن يَتَ َق َّوى أَفْطََر أَيَّ ًاما‬ bulannya." Aku katakan, "Aku
mampu lebih dari itu." beliau
‫ص َام ِمثْ لَ ُه َّن َكَر ِاهيَةَ أَ ْن يَْت ُرَك‬ َ ‫صى َو‬ َ ‫َح‬
ْ ‫َوأ‬ bersabda: "Kalau begitu,
berpuasalah tiga hari dalam
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫َِّب‬َّ ِ‫َشْيئًا فَ َار َق الن‬ satu pekan." Aku berkata,
"Aku masih mampu lebih dari
‫ض ُه ْم ِِف‬ ِ ِ
ُ ‫َعلَْيه قَ َال أَبُو َعْبد اللَّه َوقَ َال بَ ْع‬ itu." beliau bersabda: "Kalau
ٍ ‫ثَََل‬
begitu, berbukalah sehari dan
‫س َوأَ ْكثَ ُرُه ْم َعلَى َسْب ٍع‬ ٍ َْ‫ث َوِِف َخ‬ berpuasalah sehari." Aku
katakan, "Aku masih mampu
Telah menceritakan kepada
lebih dari itu." beliau
kami Musa, telah
bersabda: "Berpuasalah
menceritakan kepada kami
dengan puasa yang paling
AbūÁwānah dari al-Mughirah
utama, yakni puasa Daud,
dari Mujahid dari Abdi al-
yaitu berpuasa sehari dan
Allah ibnu Ámr ia berkata;
berbuka sehari. Dan
Bapakku menikahkanku
khatamkanlah al-Qur`an
dengan seorang wanita yang
sekali dalam tujuh hari."
memiliki kemuliaan leluhur.
Maka sekiranya aku menerima
Lalu bapak-ku bertanya pada
keringanan yang diberikan
sang menantunya mengenai
Nabi saw, saat itu aku masih
suaminya. Maka sang
kuat, sementara sekarang
menantu pun berkata, "Dia
telah menjadi lemah. Mujahid
adalah laki-laki terbaik, ia
berkata; Lalu ia membacakan
belum pernah meniduriku dan
sepertujuh dari al-Qur`an
tidak juga memelukku mesra
kepada keluarganya pada
semenjak aku menemuinya."
siang hari, dan ayat yang ia
Maka setelah selang beberapa
baca, ia perlihatkan pada
lama, bapakku pun
siang harinya hingga pada
mengadukan hal itu pada Nabi
malam harinya ia bisa lebih
saw, akhirnya beliau
mudah membacanya. Dan bila
bersabda: "Bawalah ia
ingin memperoleh kekuatan,
kemari." Maka setelah itu, aku
maka ia akan berbuka
pun datang menemui beliau,
beberapa hari dan
dan beliau bersabda:

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 15


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

menghitungnya, lalu ia dipaksakan puasa dengan tidak


berpuasa sebanyak itu pula,
diberi makan berseling 1 hari diberi
sebab ia tak suka
meninggalkan sesuatu yang makan dan 1 hari tidak, atau sekali
menyelisihi Nabi saw. Abu
tidak diberi makan dalam 3 hari,
Abdullah berkata; Dan
sebagian mereka berkata; binatang-binatang yang dipaksa
“Tiga, atau lima, dan yang
berpuasa itu 30 sampai 50% hidup
terbanyak adalah tujuh” (HR.
al-Bukhārī).28 lebih lama dari binatang-binatang
Hadis jalur Mujāhid ini yang diberikan makan setiap hari.
semakna dengan hadis puasa Dāud Sertabinatang-binatang yang
jalur Abūal-Malih. Bahwa dalam dipuasakantidak terserang oleh
puasa Dāud memiliki keutamaan radang paru-paru, kuping atau tumor
disisi Allah swt, serta memiliki yang ganas. Diriwayatkan seorang
keutamaan sebagai puasa yang bangsawan Italia bernama Cornnaro,
seimbang karena memiliki kuantitas mencapai umur 102 tahun (1464-
ibadah dengan hitungan yang cukup 1566). Pada umur 40 tahun ia
banyak, namun tetap memberikan dinasehati oleh dokter pribadinya,
waktu bagi tubuh untuk beristirahat bila ia meneruskan kehidupannya
sebagai tanda batasan agama agar yang serba ada dan berlebih-lebihan,
tidak berlebihan dan peduli juga ia akan mati dalam waktu yang
terhadap kesehatan. singkat. Ia dinasehati untuk
4) Tidak bertentangan dengan akal berpuasa dan hasilnya ia mencapai
sehat, panca indera (kenyataan umur 102 tahun.29
empiris), dan fakta sejarah. Ahmad Syaifuddin, Dr.
CM. Mc. Cay dan kawan- Franklin Ebough, ahli bedah jantung
kawannya dalam penenlitian mereka dari Amerika Serikat, menjelaskan
terhadap binatang-binatang bahwa sikap-sikap negative seperti
percobaan seperti anjing, tikus dan marah, dendan, dan iri hati adalah
binatang-binatang lainnya, sifat-sifat yang menurunkan daya
menunjukkan hasil bahwa bila tahan tubuh dan memperburuk
29
28
Aloe Saboe, Hikmah Kesehatan
Muhammad bin Ismā’il al-Bukhārī, dalam Puasa, (Bandung: Arena Remaja
Ṣaḥiḥ al-Bukhārī., 1288-1289. Internasional, 1979),15-16.

16 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

kesehatan. Dalam ilmu kedokteran Sahih


‫ول‬
َ ‫َن َر ُس‬ َّ ‫أ‬ Rasulullah saw
Bukhārī
ِ
disebutkan bahwa kemampuan dikabarkan
pengendalian diri dalam kegiatan
‫صلَّى‬ َ ‫اللَّه‬ tentang puasaku
puasa merupakan obat paling ‫اللَّهُ َعلَْي ِه‬ lalu beliau
manjur untuk meredam berbagai ‫َو َسلَّ َم ذُكَِر‬ menemuiku
penyakit.30
‫ص ْوِمي‬ َ ُ‫لَه‬
5) Susunan pernyataannya
merupakan sabda kenabian. ‫فَ َد َخ َل‬ Maka aku
berikan kepada
Dalam hadis tentang puasa ‫َعلَ َّي‬ beliau bantal
Dāud, terdapat ciri-ciri sabda
kenabian berupa; (1) gaya bahasa ُ‫ت لَه‬ُ ‫فَأَلْ َقْي‬ terbuat dari kulit

yang digunakan tidak rancu ‫ِو َس َاد ًة ِم ْن‬ yang disamak

‫أ ََدٍم‬
yang isinya dari
pengucapannya dan
rerumputan
kalimatnyadapat diterima sebagai
‫َح ْش ُوَها‬
perkataan yang menunjukkan
‫يف‬ ِ
maksud, (2) tidak mengandung ٌ ‫ل‬
sesuatu yang ganjil, yaitu isi ‫س‬
َ َ‫فَ َجل‬
Lalu Beliau
duduk diatas
kandungan hadisnya tidak
‫َعلَى‬ tanah sehingga
bertentangan dengan syariat, akal,
‫ض‬ِ ‫ْاْل َْر‬ bantal tersebut
dan sunatullah, dan tidak terdapat
kata-kata musykil yang berlawanan ‫ت‬ْ ‫ص َار‬َ ‫َو‬
berada di tengah

ُ‫الْ ِو َس َادة‬
antara aku dan
terhadap kepribadian Nabi saw.
beliau
b. Terhindar dari ‘illat
Hal ini dilakukan dengan ُ‫بَْي ِِن َوبَْي نَه‬
cara membandingkan antara matan ‫فَ َق َال أ ََما‬ lalu beliau

‫يك‬ ِ berkata:
yang satu dengan matan yang
َ ‫يَكْف‬ "Bukankah
lainnya yang masih semakna.
‫ِم ْن ُك ِّل‬ cukup bagimu
Tabel perbandingan:
Perawi Matan Makna ُ‫َش ْه ٍر ثَََلثَة‬ bila kamu

‫أَيَّ ٍام‬
berpuasa selama
30
Ahmad Syarifuddin, Puasa tiga hari dalam
Menuju Sehat Fisik dan Psikis, (Jakarta:
Gema Insani, 2003), 107.

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 17


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

setiap bulannya? Silahkan kau

‫ت‬ُ ‫قَ َال قُ ْل‬


'Abdullah ibnu lakukan Sebelas
'Amrū berkata; hari".
‫ول‬
َ ‫يَا َر ُس‬ Aku katakan: ‫ُُثَّ قَ َال‬ Kemudian Nabi
‫اللَّ ِه قَ َال‬ saw berkata:
‫صلَّى‬
"Wahai
َ ‫َِّب‬ ُّ ِ‫الن‬
‫َخَْ ًسا‬ Rasulullah? "Tidak ada
(bermaksud ‫اللَّهُ َعلَْي ِه‬ shaum melebihi
‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬ minta tambahan) ‫َو َسلَّ َم ََل‬ shaumnya Nabi
‫ول اللَّ ِه‬َ ‫َر ُس‬ Dāud as yang
‫ص ْوَم فَ ْو َق‬
". Beliau berkata:
‫قَ َال َسْب ًعا‬ "Silahkan kau َ merupakan
lakukan Lima ‫ص ْوِم َد ُاوَد‬ َ separuh shaum
hari". Aku ‫َعلَْي ِه‬ dahr, dia

‫الس ََلم‬
katakan lagi: berpuasa sehari
َّ dan berbuka
"Wahai
Rasulullah?"
‫َشطَْر‬ sehari"
Beliau berkata: " ‫ص ْم‬ ُ ‫َّه ِر‬ َ ‫الد‬
Silahkan kau ‫يَ ْوًما َوأَفْ ِط ْر‬
lakukan Tujuh
‫يَ ْوًما‬
hari"
Sahih
َّ ِ‫َن الن‬
‫َِّب‬ َّ ‫أ‬ bahwa Nabi saw
‫ت يَا‬ ُ ‫قُ ْل‬
Aku katakan lagi:
Bukhārī pernah
‫ول اللَّ ِه‬َ ‫َر ُس‬
"Wahai
(Kitab ُ‫صلَّى اللَّه‬ َ mendengar kabar
‫َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬
Rasulullah?"
‫قَ َال تِ ْس ًعا‬ Beliau berkata: "
al- tentang puasaku,
ِ
ُ‫ذُكَر لَه‬
Isti’ḍan lalu beliau
‫ت يَا‬ ُ ‫قُ ْل‬
Silahkan kau
‫ص ْوِمي‬
) menemuiku,
‫ول اللَّ ِه‬ َ
lakukan
َ ‫َر ُس‬ Sembilan hari".
‫فَ َد َخ َل‬ maka aku
‫قَ َال‬ Aku katakan lagi: langsung
‫َعلَ َّي‬
‫إِ ْح َدى‬ "Wahai menghamparkan

‫َع ْشَرَة‬ Rasulullah?" ُ‫ت لَه‬ ُ ‫فَأَلْ َقْي‬ bantal kulit yang
Beliau berkata: " ‫ِو َس َاد ًة ِم ْن‬ dalamnya terbuat

18 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

‫أ ََدٍم‬ dari serabut


‫قَ َال َسْب ًعا‬ Jawabku; 'Wahai
Rasulullah).'
‫َح ْش ُوَها‬ beliau bersabda:
‫يف‬ ِ
ٌ ‫ل‬ 'Kalau begitu

‫س‬َ َ‫فَ َجل‬


namun beliau tujuh hari (setiap
duduk di atas bulan).'
‫َعلَى‬
‫ت يَا‬ ُ ‫قُ ْل‬
tanah, hingga Jawabku; 'Wahai
‫ض‬ِ ‫ْاْل َْر‬ bantal tersebut
‫ول اللَّ ِه‬
Rasulullah.'
‫ت‬ َ ‫َر ُس‬
ْ ‫ص َار‬َ ‫َو‬
berada antara aku Beliau bersabda:
‫قَ َال تِ ْس ًعا‬
ُ‫الْ ِو َس َادة‬
dan beliau 'Kalau begitu

‫ت يَا‬ ُ ‫قُ ْل‬


sebelas hari
ُ‫بَْي ِِن َوبَْي نَه‬
‫ول اللَّ ِه‬
(setiap bulan).
َ ‫َر ُس‬
‫فَ َق َال ِِل‬ 'Tidakkah cukup
bagimu ‫قَ َال‬
‫أ ََما‬ (berpuasa) tiga
‫إِ ْح َدى‬
hari setiap bulan?
ِ ‫َع ْشَرَة‬
‫يك‬
َ ‫يَكْف‬
‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬
Aku berkata;

‫ِم ْن ُك ِّل‬ ‫ول اللَّ ِه‬


'Wahai
َ ‫َر ُس‬ Rasulullah.'
‫قَ َال ََل‬
ُ‫َش ْه ٍر ثَََلثَة‬
Beliau bersabda:

‫ص ْوَم فَ ْو َق‬ َ
'Tidak ada puasa

‫أَيَّ ٍام‬ ‫ص ْوِم َد ُاوَد‬


lebih dari
َ puasanya (Nabi)
‫َشطَْر‬
‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬
Jawabku; 'Wahai Daud yaitu
‫َّه ِر‬
ْ ‫الد‬
‫ول اللَّ ِه‬
Rasulullah (aku setengah masa,
َ ‫َر ُس‬
‫ِصيَ ُام يَ ْوٍم‬
mampu lebih dari puasa sehari dan
‫قَ َال َخَْ ًسا‬ itu)’. beliau berbuka sehari)
‫َوإِفْطَ ُار‬
‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬
bersabda: 'Kalau
‫يَ ْوٍم‬
‫ول اللَّ ِه‬
begitu lima hari
َ ‫َر ُس‬ (setiap bulan).' Sahih
‫ول‬
َ ‫َن َر ُس‬ َّ ‫أ‬ Telah dituturkan

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 19


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

‫صلَّى‬ ِ
َ ‫اللَّه‬ ‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬
Muslim kepada saya menjawab,

‫اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ‫ول اللَّ ِه‬


Rasulullah saw "Wahai
mengenai
َ ‫َر ُس‬ Rasulullah,
‫َو َسلَّ َم ذُكَِر‬ puasaku ‫قَ َال َخَْ ًسا‬ bagaimana kalau

‫ص ْوِمي‬ َ ُ‫لَه‬
lima hari?"

‫فَ َد َخ َل‬ Maka beliau pun ‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬


saya bertanya

‫ول اللَّ ِه‬


lagi, "Wahai
َ ‫َر ُس‬
menemuiku, lalu
‫َعلَ َّي‬ aku memberikan Rasulullah,
‫قَ َال َسْب ًعا‬
ُ‫ت لَه‬ُ ‫فَأَلْ َقْي‬ beliau bantal dari bagaimana kalau

‫ِو َس َادةً ِم ْن‬ ‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬


kulit berisi sabut tujuh hari?" saya

‫ول اللَّ ِه‬


berkata lagi,
‫أ ََدٍم‬ َ ‫َر ُس‬ "Wahai
‫َح ْش ُوَها‬ ‫قَ َال تِ ْس ًعا‬ Rasulullah,

‫يف‬ ِ ‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬


ٌ ‫ل‬
bagaimana kalau

‫ول اللَّ ِه‬َ ‫َر ُس‬


sembilan hari?"
‫س‬َ َ‫فَ َجل‬
namun beliau
saya berkata lagi,
‫َعلَى‬
duduk di atas
‫َح َد‬َ ‫قَ َال أ‬ "Wahai
lantai hingga
‫ض‬ِ ‫ْاْل َْر‬ posisi bantal itu ‫َع َشَر‬ Rasulullah,
bagaimana kalau
‫ت‬ ْ ‫ص َار‬َ ‫َو‬
tepat berada
sebelas hari?"
ُ‫الْ ِو َس َادة‬
antara aku dan
beliau. ‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬
Saya berkata;

ُ‫بَْي ِِن َوبَْي نَه‬ ‫ول اللَّ ِه‬ َ ‫َر ُس‬


"Wahai
Rasulullah…"
‫فَ َق َال ِِل‬ Kemudian beliau
bertanya ُّ ِ‫فَ َق َال الن‬
‫َِّب‬ Akhirnya Nabi
‫أ ََما‬
ُ‫صلَّى اللَّه‬
saw bersabda:
ِ
kepadaku:
َ
‫يك‬َ ‫يَكْف‬ ‫َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬
"Tidakkah cukup "Tidak ada puasa

‫ِم ْن ُك ِّل‬ bagimu untuk yang lebih


‫ص ْوَم‬
َ ‫ََل‬ uatama dari
ُ‫َش ْه ٍر ثَََلثَة‬
berpuasa tiga hari
(dalam setiap ‫ص ْوِم‬ َ ‫فَ ْو َق‬ puasa Dāud,
‫أَيَّ ٍام‬
‫َد ُاوَد َشطُْر‬
bulannya)?" yaitu puasa

20 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

‫َّه ِر‬
ْ ‫الد‬
setengah masa,
‫قَ َال أ ََما‬ beliau bersabda:

‫ِصيَ ُام يَ ْوٍم‬ ِ


yakni, puasa "Tidakkah cukup
sehari dan
‫يك‬َ ‫يَكْف‬ bagimu
‫َوإِفْطَ ُار‬ berbuka sehari." ‫ِم ْن ُك ِّل‬ (berpuasa) tiga

‫يَ ْوٍم‬ ُ‫َش ْه ٍر ثَََلثَة‬ hari dalam

‫أَيَّ ٍام‬
sebulan?"
Sunan
‫ول‬
َ ‫َن َر ُس‬ َّ ‫أ‬ Rasulullah saw
An-
‫صلَّى‬ ِ telah diberitahu
َ ‫اللَّه‬ ‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬
Aku berkata;
Nasā’ī tentang puasaku
‫اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ‫ول اللَّ ِه‬
'Wahai
َ ‫َر ُس‬ Rasulullah!'
‫َو َسلَّ َم ذُكَِر‬ ‫قَ َال َخَْ ًسا‬ beliau bersabda:

‫ص ْوِمي‬ َ ُ‫لَه‬ ‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬


'Lima hari? ' Aku

‫ول اللَّ ِه‬


berkata; 'Wahai
‫فَ َد َخ َل‬ Lalu beliau
َ ‫َر ُس‬ Rasulullah!'
masuk
‫َعلَ َّي‬ menemuiku,
‫قَ َال َسْب ًعا‬ beliau bersabda:

ُ‫ت لَه‬ ُ ‫فَأَلْ َقْي‬ kemudian 'Tujuh hari.'

‫ِو َس َاد َة أ ََدٍم‬ ‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬


kuberikan bantal Aku berkata;

‫ول اللَّ ِه‬


'Wahai
َ ‫َر ُس‬
kulit yang
ً‫َربْ َعة‬ berukuran sedang Rasulullah!'
‫َح ْش ُوَها‬ dan berisi sabut ‫قَ َال تِ ْس ًعا‬ beliau bersabda:

‫يف‬ ِ ‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬


ٌ ‫ل‬
'Sembilan.' Aku

‫ول اللَّ ِه‬


berkata; 'Wahai
‫س‬ َ ‫َر ُس‬
َ َ‫فَ َجل‬
Beliau duduk di
Rasulullah!'
atas tanah
‫َعلَى‬ ‫قَ َال‬ beliau bersabda:
sedangkan bantal
‫ض‬ ِ ‫ْاْل َْر‬ tersebut berada di ‫إِ ْح َدى‬ 'Sebelas.'

‫ت‬ ْ ‫ص َار‬ َ ‫َو‬


antara diriku dan ‫َع ْشَرَة‬
ُ‫الْ ِو َس َادة‬ ‫ت يَا‬ُ ‫قُ ْل‬
beliau Aku berkata:

‫ول اللَّ ِه‬


'Wahai
‫يما بَْي ِِن‬ ِ َ ‫َر ُس‬
َ‫ف‬ Rasulullah!' Nabi

ُ‫َوبَْي نَه‬ ُّ ِ‫فَ َق َال الن‬


‫َِّب‬ SAW bersabda:
'Tidak ada puasa

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 21


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

ُ‫صلَّى اللَّه‬
yang beberapa perbedaan lafaẓ akan
َ
‫َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬
kebaikannya- tetapi perbedaan itu tidak sampai
melebihi puasa kepada merubah maknanya, hal itu
‫ص ْوَم‬
َ ‫ََل‬ Nabi Daud, Itu terjadi sebagai akibat dari adanya

‫ص ْوِم‬َ ‫فَ ْو َق‬


dihitung setengah periwayatan bi al-ma’nā, sehingga
masa, berpuasa bisa disimpulkan antara ke empat
‫َد ُاوَد َشطَْر‬
sehari dan matan-nya tidak terdapat sisipan,
‫َّه ِر‬
ْ ‫الد‬ berbuka sehari.' tidak terdapat ziyādah, tidak

‫ِصيَ ُام يَ ْوٍم‬ terdapat pertentangan yang tidak

‫َوفِطُْر يَ ْوٍم‬
bisa dikompromikan, serta tidak
terdapat kerancuan lafaẓ dan
Setelah itu, untuk melihat penyimpangan makna.
apakah suatu matan terhindar dari c. Kesimpulan Hadis
‘illat, didasarkan pada tolak ukur Berdasarkan kegiatan kritik
sebagai berikut: matan yang telah dilakukan, penulis
1) Matan hadis tidak mengandung mengambil kesimpulan bahwa:
idraj (sisipan). 1) Hadis tentang puasa Dāud yang
2) Matan hadis tidak mengandung diriwayatkan oleh tiga mukharij
ziyādah. hadis, yaitu dua cabang sanad
3) Matan hadis tidak terjadi mengacu pada satu jalur yakni
maqlub (bolak-balik lafaẓ-nya). Imam al-Bukhārī, satu jalur dari
4) Matan hadis tidak terdapat Imam Muslim, dan satu jalur lain
iḍṭirab (pertentangan yang tidak dari Imam an-Nasā’ī, dari ketiga
dapat dikompromikan). jalur tersebut hadis yang lebih
5) Matan hadis tidak terdapat maqbūl adalah hadis yang
kerancuan lafaẓ dan diriwayatkan dari jalur Imam
penyimpangan makna. Bukhārī, hal tersebut dapat
Dengan melihat dari tabel dilihat pada sanad Imam al-
perbandingan lafaẓ matan di atas, Bukhārī bahwa Ishāq al-Wasiṭī
diketahui bahwasanya dalam ke mempunyai corroboration
empat matan-nya meskipun terdapat (pendukung) yang berstatus

22 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

sebagai mutabi’, yaitu; Ámrū mengadukan perkara tersebut


ibnuÁun. pada Ámrū ibnu Áṣ selaku
2) Hadis mengenai puasa Dāud ini mertuanya. Akan tetapi Ábdullah
mengisahkan tentang seorang ibnu Ámr tetap kukuh pada
sahabat Nabi saw yang bernama pendiriannya walaupun ayahnya
Ábdu al-Allah ibnu Ámr. Dia menasehatinya, sehingga
dikenal sebagai pribadi yang peristiwa ini dilaporkan kepada
tekun dalam beribadah dan Nabi saw.
melaksanakan syariat agama, Mendengar hal yang
bahkan ia berpuasa pada siang terjadi dalam rumah tangga Ábdu
hari, mendirikan shalat pada al-Allah ibnuÁmr, Nabi
malam hari, dan mengkhatamkan menanyakan secara langsung
Al-Qur’an pada setiap harinya. kepada Ábdu al-Allah ibnuÁmr
Suatu ketika Ábdu al-Allah dan dia membenarkan hal
ibnuÁmr dinikahkan oleh tersebut. Akhirnya Nabi
ayahnya dengan seorang wanita melarangnya untuk melakukan
keturunan Quraisy yang cantik hal tersebut, karena akan
dan terhormat. Namun karena berpengaruh buruk terhadap
obsesinya akan ibadah, hubungan kesehatan fisik, hak-hak istri dan
rumah tangga tidak terjalin keluarga, serta hubungan sosial.
dengan baik, sang istri sering Sehingga Nabi menganjurkan
terabaikan, karena perhatian untuk menggantinya dengan
Ábdu al-Allah ibnuÁmr amalan ibadah yang lebih
difokuskan hanya pada seimbang, seperti mengganti
ibadahnya saja. Lebih-lebih puasa dahr dengan puasa Dāud.31
ketika dia berikrar bahwa akan 3) Dalam hadis tentang puasa Dāud
melakukan segala ibadah yang diriwayatkan oleh tiga
ekstrimnya tersebut sepanjang mukharij hadis, dengan empat
masa, termasuk puasa dahr lafaẓ hadis termasuk dalam
(puasa sepanjang masa). Hal ini 31
Ahmad bin Hanbal, Musnad al-
membuat sang istri tertekan dan Imam Ahmad bin Hanbal Juz 11, (Beirut:
Mu’asasah ar-Risālah, tth), 7-10.

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 23


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

periwayatan bi al-ma’nā, dapat dalam pembelajaran hadis.


dikatakan dengan demikian Diantaranya yaitu : Pertama, karena
karena dari keempat hadis yang salah satu peran seorang pendidik
diriwayatkan oleh tiga mukharrij, adalah sebagai fasilitator, oleh
yaitu dua hadis dari jalur Imam karenanya seorang pendidik
Bukhārī, satu hadis dari jalur diharuskan untuk mampu
Imam Muslim, dan satu hadis mengusahakan sumber belajar yang
dari jalur dari Imam Nasā’ī, yang berguna dan juga jelas, yang
setelah dibandingkan nantinya bisa digunakan untuk
(sebagaimana dalam halaman 19- menunjang tercapainya suatu tujuan
21) meskipun dalam beberapa pembelajaran yang benar-benar
redaksinya terdapat perbedaan, sesuai. Karena, apabila
namun perbedaan tersebut tidak menggunakan sumber belajar yang
sampai pada merubah makna dari tidak jelas akan mengakibatkan
hadis tersebut. Periwayatan bil pemahaman yang keliru. Misalnya
ma’na ini terjadi karena apa yang dalam modul pembelajaran Al-
disampaikan oleh Rasulullah Qur’an hadis di Madrasah, dalam
dipahami hanya maksudnya saja, suatu pembahasan materi yang di
lalu disampaikan oleh beberapa dalamnya terdapat Hadis Nabi,
sahabat yang lainnya dengan disinilah urgensi dari kritik matan
lafaẓ atau susunan redaksi yaitu agar supaya seorang pendidik
mereka sendiri. Hal ini terjadi tidak serta merta langsung pakai saja
karena beberapa sahabat tidak terhadap sumber belajar yang ada,
sama dalam hal daya ingatnya, akan tetapi seorang pendidik juga
ada yang kuat dan ada pula yang harus melakukan peninjauan ulang
lemah. terhadap sumber belajar dalam hal
ini terhadap hadis yang dijadikan
Urgensi Kritik Matan Terhadap acuan dalam suatu modul, dengan
Pembelajaran Hadis cara melakukan kegiatan kritik
Dalam kegiatan kritik matan matan. Hal tersebut menjadi penting
hadis, juga terdapat urgensinya untuk dilakukan karena berkaitan

24 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

dengan validitas dari suatu sumber belajar. Sehingga hadis tersebut


pengetahuan, karena nantinya dapat menjadi pandangan atau
pengetahuan tersebut akan di pegangan dan terhindar dari
sampaikan atau disebarluaskan perbedaan pandangan (multitafsir)
kepada peserta didik. yang membingungkan dari peserta
Kedua, dalam didik sehingga tanpa ragu dapat
substansi/materi pelajaran, mengamalkan hadis tersebut tanpa
terkadang terdapat beberapa merasa khawatir keliru.
penjelasan materi yang agak Ketiga, masih terkait dalam
berbeda, bahkan agak bertentangan bahan ajar/materi dalam
antara yang satu dengan yang pembelajaran. Bahan ajar/materi
lainnya. Hal itu jika dibiarkan saja pembelajaran harus terdapat dalam
tanpa ada tindakan dari seorang empat aspek yakni: fakta, konsep,
pendidik bisa mengakibatkan prosedur, dan prinsip. Dalam hal ini,
pemahaman yang keliru dalam diri pendidik dalam menyusun modul
peserta didik. Oleh karena itu, atau bahan ajar bagi peserta didik
peninjauan ulang dalam referensi haruslah memperhatikan ke empat
atau sumber belajar menjadi penting prinsip tersebut. Terlebih lagi
untuk dilakukan agar nantinya dapat memilih hadis yang sesuai dan tepat
diperoleh kebenaran yang telah untuk peserta didik. Misalnya,
dimaksudkan. Misalnya, dalam pendidik harus mengaitkan
sumber belajar berupa modul atau kehidupan sehari-hari hadis. Maka,
buku lainnya. Di dalamnya memuat seorang pendidik harus mampu
hadis atau intisari hadis yang untuk menemukan hadis shahih,
terkadang antara sumber belajar satu dengan cara kritik sanad dan kritik
dengan yang lainnya terdapat matan. Sehingga kritik matan di
perbedaan dalam hal penjelasannya, anggap penting untuk menjadi acuan
di sinilah urgensi dari kegiatan kritik dalam menentukan valid nya suatu
matan hadis, yakni untuk mengecek hadis.
sumber mana yang valid untuk
dijadikan rujukan dalam sumber

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 25


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

Kesimpulan hadis lain yang lebih kuat, fakta


Kritik matan adalah kegiatan sejarah dan logika. Sedangkan
untuk menyeleksi manakah matan- indikator terhindar dari ‘illat
matan hadis yang sahih, yang tidak diantaranya yaitu tidak terdapat
sahih, yang kuat, dan manakah yang idraj, ziyādah, tidak mengandung
tidak kuat. Melihat dari sejarahnya pertentangan yang tidak dapat
kegiatan kritik matan hadis sudah dikompromikan, tidak mengandung
ada sejak jaman pra-kodifikasi, yaitu kerancuan lafaẓ dan makna, dan
dengan cara membandingkannya lafadznya tidak bolak-balik.
dengan Al-Qur’an, dengan yang Kritik matan memiliki
tertulis dan dihafal, periwayat- beberapa urgensi dalam
periwayat pada waktu yang pembelajaran hadis diantaranya :
berlainan, beberapa murid dari satu karena seorang pendidik diharuskan
guru, dan melakukan rujuk silang. untuk mengusahakan sumber belajar
Sedangkan pada pasca kodifikasi yang yang berguna dan juga jelas,
dengan cara membandingkan matan yang nantinya digunakan untuk
matan hadis dengan Al-Qur’an, dan menunjang tercapainya tujuan
juga dengan matan hadis yang pembelajaran yang benar-benar
lainnya. Kegiatan kritik matan ini sesuai. Bayangkan, apabila
menjadi penting dilakukan karena menggunakan sumber belajar yang
untuk menghindari kekeliruan, tidak jelas bisa saja mengakibatkan
kesalahan atau pemalsuan hadis, dan pemahaman yang keliru. Kedua,
menyelesaikan matan-matan yang dalam materi pembelajaran,
kontradiktif. terkadang terdapat beberapa
Sedangkan kaedah kesahihan penjelasan materi yang agak
matan terdiri dari dua tolak ukur berbeda, atau bahkan agak
yaitu terhindar dari syażdan ‘illat. bertentangan antara yang satu
Indikator terhindar dari syaż dengan yang lainnya. Hal itu jika
diantaranya yaitu sanad dalam hadis dibiarkan saja tanpa ada tindakan
tidak sendirian, matannya tidak dari seorang pendidik bisa
bertentangan dengan Al-Qur’an, mengakibatkan pemahaman yang

26 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H


Al-Vidatus Zuhriah
Khusna Farida Shilviana

keliru dalam diri peserta didik. Oleh fakta, prinsip, konsep, dan prosedur.
karena itu, kroscek referensi Sehingga seorang pendidik dalam
menjadi penting agar nantinya bisa menentukan bahan ajar/materi
diperoleh kebenaran yang pembelajaran harus mampu
dimaksudkan. Ketiga, bahan menemukan hadis shahih, dengan
ajar/materi pembelajaran harus cara kritik sanad dan kritik matan.
mempunyai empat prinsip. Yaitu :

Daftar Pustaka
Abbas,Hasyim .Kritik Matan Hadis Versus Muhaddisin dan Fuqaha. Yogyakarta:
Kalimedia. 2016.
al-Adlabi,Ṣalāhuddin bin Ahmad.Menalar Sabda Nabi: Menerapkan Metode
Kritik Matan dalam Studi Hadis, Terj. Ita Qonita. Yogyakarta: Insan
Madani. 2010.
al-Adlabi,Ṣalāhuddin bin Ahmad.Manhaj Naqd al-Matnu ‘Inda ‘Ulama al-Ḥadiṡ
an-Nabawī. Beirut: Dar Al-Afaq Al-Jadidah. 1403.
al-Bukhārī, Muhammad bin Ismā’il. Ṣaḥiḥ al-Bukhārī. Beirut: Dārr Ibnu Kaṡir.
2002.
al-Hajjaj, Muslim bin. Ṣaḥiḥ Muslim. Riyadl: Dār al-Islam. 2000.
an-Nasā’i, Ahmad bin Syu’aib. Sunan an-Nasā’ī Juz 3. Beirut: Mu’asasah ar-
Risālah. 2001.
Asror, Miftahul & Imam Musbikin. Membedah Hadis Nabi. Madiun: Pustaka
Pelajar, 2015.
Hanbal, Ahmad bin.Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal Juz 11. Beirut:
Mu’asasah ar-Risālah. tth.
Isma’il, M. Syuhudi. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis. Jakarta: Bintang Bulan.
1995.
Ritonga,Ahmadi dkk., Kontribusi Pemikiran Salah Ad-Din Ibn Ahmad Al-Idlibi
Dalam Metode Kritik Matan Hadis: Telaah Terhadap Manhaj Naqd Al-
Matn ‘Ind Ulama Al-Ḥadiṡ An-Nabawī,”Jurnal at-Tahdis:Journal of
Hadith Studies, Vol.1, No.1 Januari-Juni (2017).

Al-Bukhārī: Jurnal Ilmu Hadis 27


KRITIK MATAN HADIS
DAN URGENSINYA DALAM PEMBELAJARAN HADIS

Saboe, Aloe. Hikmah Kesehatan dalam Puasa. Bandung: Arena Remaja


Internasional. 1979.
Shihab,M. Quraish.Tafsir al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Sumbulah,Umi.Kritik Hadis Pendekatan Historis Metodologis. Malang: UIN
Malang Press. 2008.
Suryadi dan Muhammad Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadits.
Yogyakarta: TH-Press. 2009.
Suryadi, “Rekonstruksi Kritik Sanad Dan Matan Dalam Studi Hadis”, Jurnal
Esensia, Vol. 16, No. 2, Oktober (2015).
Syarifuddin,Ahmad. Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis. Jakarta: Gema Insani.
2003.
Tasbih, “Analisis Historis Sebagai Intrumen kritik matan hadis”, Jurnal Al-Ulum,
Vol. 11, No. 1 Juni (2011).
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
2008.
Zuhri, Muh. Telaah Matan Hadis Sebuah Tawaran Metodologis. Yogyakarta:
Lesfi. 2003.

28 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2020 M/1441 H

Anda mungkin juga menyukai