Anda di halaman 1dari 26

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. PENGUMPULAN DATA KELUARGA (Tanggal: 10 November 2021)


a. Identitas keluarga
1) Identitas kepala keluarga :
 Nama : Tn. S
 Umur : 48 tahun
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Karyawan Swasta
 Alamat & Telp : Pandanwangi 7/9

2) Komposisi keluarga
No Nama Tempat/tgl lahir Jenis Hubungan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dengan KK
1. Tn. S Jakarta 24-04-1973 L Kepala SMA Karyawan
Keluarga Swasta
2. Ny. E Malang 28-08-1979 P Istri SD IRT
3. Sdr. L Malang 21-11-1999 P Anak SMA Pelajar
4. Sdr. S Malang 13-10-2002 L Anak SMP Pelajar
5. An. R Malang 02-01-2018 L Anak Belum Sekolah Belum
Sekolah

3) Genogram :

4) Tipe keluarga
Keluarga Inti

5) Latar belakang budaya / etnis


Semua anggota keluarga merupakan suku jawa. Menggunakan bahasa jawa dan indonesia dalam
kegiatan sehari-hari

6) Identifikasi religius
Semua anggota keluarga beragama islam namun tidak terlalu aktif berpartisipasi dalam kegiatan
keagamaan

7) Status kelas sosial


Jumlah Pendapatan per Bulan : ± 2-3 juta
Sumber-sumber Pendapatan per Bulan : Gaji
Jumlah Pengeluaran per Bulan : Sesuai kebutuhan, tidak menentu
b. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Semua anggota keluarga dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai dengan tahap
perkembangan saat ini. Tn. S bekerja menjadi karyawan swasta, Ny. S menjadi ibu rumah tangga
dan mengurusi segala kebutuhan di rumah, Sdr. L sebagai anak pertama sudah bekerja, Sdr. S
sebagai anak tengah menjadi pelajar, dan An. R sebagai anak bungsu belum bersekolah.

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

3) Riwayat kesehatan keluarga inti


Sdr. L sedang menderita TBC

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Tidak ada riwayat penyakit pada keluarga sebelumnya

c. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati merupakan bangunan permanen milik pribadi. Pada bagian depan terdapat
tiga kamar tidur dan ruang tamu sekaligus menjadi ruang keluarga. Didalam ruang tamu terdapat
banyak perabotan rumah tangga yang penataannya cenderung tidak rapi. Terdapat rak sepatu dan
barang tidak terpakai yang menumpuk di sisi pojok ruangan. Terdapat beberapa alat makan yang
berserakan karena Ny. E merupakan penjual mie ayam. Ventilasi rumah memadai namun langit-
langit rumah tampak sedikit kotor, serta penerangan yang cukup. Lantai rumah menggunakan
model plester dan tampak sedikit kotor karena beberapa anggota keluarga keluar masuk rumah
tanpa melepas alas kaki. Terdapat dapur dengan persediaan air bersih yang layak, sanitasi cukup,
persediaan air untuk mandi dan mencuci baik.

Denah Rumah

Kamar
Kamar mandi
1 Dapur

Kamar
2
Ruang tamu

Kamar 3
Pintu

2) Karakteristik lingkungan dan komunitasnya


Lingkungan tempat tinggal berada didalam gang sempit yang rapat hunian dan hanya cukup untuk
berpapasan 2 motor saja. Struktur jalan masih tanah sehingga saat hujan akan membuat genangan
air yang rawan membuat terpeleset. Kebersihan lingkungan cukup namun masih terdapat beberapa
sampah yang berserakan dan dibuang tidak pada tempatnya meskipun terdapat beberapa bak
sampah besar. Lingkungan tempat tinggal dekat dengan pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas
Pandanwangi dan beberapa rumah sakit yang masih mudah dijangkau oleh masyarakat.
Lingkungan tempat tinggal dekat dengan pasar dan banyak pertokoan, banyak masyarakat didalam
gang tersebut membuka toko kelontong kecil. Fasilitas untuk rekreasi mudah dijangkau karena
dekat dengan pusat kota dan sarana rekreasi, fasilitas untuk berkendara memakai kendaraan pribadi
ataupun biasanya yang sering ditemui yaitu menggunakan ojek online. Tidak terdapat masalah
keamanan pada lingkungan tempat tinggal namun terdapat beberapa orang disekitar rumah yang
juga mengidap TBC.

3) Mobilitas geografis keluarga


Semua anggota keluarga tidak pernah tinggal berpindah-pindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan komunitas


Sdr. L tidak terlalu rutin kontrol karena bekerja, ke Puskesmas hanya saat mengambil jatah obat
saja.

5) Sistem pendukung/ jaringan sosial keluarga


Fasilitias yang digunakan keluarga untuk pemeliharaan kesehatan adalah Puskesmas, yaitu
Puskesmas Pandanwangi. Anggota keluarga juga memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan yaitu
BPJS.

d. Struktur Keluarga
1) Struktur Peran
Struktur peran didalam keluarga berjalan dengan baik. Tn. S berperan sebagai kepala keluarga
sekaligus ayah untuk Sdr. L, Sdr. S, dan An. R, sedangkan Ny N. berperan sebagai ibu sekaligus
ibu rumah tangga.

2) Nilai atau Norma Agama


Nilai dan norma agama yang dianut diterapkan dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari

3) Pola komunikasi keluarga


Komunikasi antar anggota keluarga berjalan dengan baik dengan bahasa sehari-hari menggunakan
bahasa jawa dan bahasa indonesia.

4) Struktur kekuatan keluarga


Struktur kekuatan keluarga berjalan dengan baik. Tidak terdapat konflik yang berarti, dan semua
anggota keluarga memahami tentang keadaan kesehatan khususnya kesehatan Sdr. L

e. Fungsi keluarga
1) Fungsi ekonomi
Ekonomi cukup untuk kebutuhan untuk hidup sehari-hari. Dana untuk kebutuhan sehari-hari
berasal dari gaji Tn. S, sedangkan Sdr. L juga sudah bekerja sehingga sedikit banyak dana dari Sdr.
L juga membantu perekonomian keluarga.

2) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi antar keluarga cukup baik, tidak terdapat konflik yang berarti dalam anggota
keluarga. Namun dalam beberapa kali pengawasan, beberapa anggota keluarga masih banyak yang
sering tidak memakai masker dan berkerumun dengan para tetangga.

3) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan


a. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga:
Sdr. L jarang kontrol ke Puskesmas karena sedang bekerja, datang ke Puskesmas hanya saat
mengambil jatah obat. Anggota keluarga yang lain juga jarang periksa, saat Sdr. L positif
TBC semua anggota keluarga hanya akan menunggu kader TBC datang kerumah untuk tes
dahak saja.
b.Konsep dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat/sakit.
Keluarga tau jika Sdr. L sedang menderita TBC dan harus kontrol rutin untuk pengobatan,
namun karena Sdr. L sendiri bekerja dan anggota keluarga yang lain juga bekerja sehinggga
membuat Sdr. L terkadang lupa waktunya kontrol dan akan kontrol apabila saat kader TBC
datang untuk mengingatkan waktunya kontrol dan tes dahak.
c. Praktik diet keluarga:
Semua anggota keluarga berupaya untuk selalu makan makanan yang bergizi, terutama
makanan untuk Sdr, L. Peralatan makan milik Sdr. L diusahakan disendirikan untuk
meminimalisir penularan.
d.Kebiasaan tidur dan istirahat:
Tidak terdapat masalah tidur pada semua anggota keluarga.
e. Latihan dan rekreasi:
Rekreasi untuk menghindari stress yaitu dengan menonton TV.
f. Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga:
Hanya Sdr. L yang sedang dalam kondisi mengkonsumsi obat. Untuk obat lain, semua
anggota keluarga biasanya membeli dari warung saja ataupun apotik dekat rumah.
g.Peran keluarga dalam praktek perawatan diri:
Mengingatkan untuk rutin minum obat
h.Praktik lingkungan:
Tidak terdapat polusi yang cukup arah, polusi dirasakan saat keluar gang rumah karena sudah
merupakan jalan raya besar.
i. Cara-cara pencegahan penyakit:
Bertanya saat kader datang kerumah tentang perkembangan penyakit yang sedang diderita,
ataupun mencari informasi dari internet.
j. Riwayat kesehatan keluarga:
Tidak terdapat riwayat penyakit keluarga
k.Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima dan yang dimanfaatkan keluarga :
Puskesmas Pandanwangi
l. Perasaan dan persepi keluarga tantang pelayanan perawatan kesehatan:
Puas dengan pelayanan yang diberikan fasilitas layanan kesehatan yang pernah dikunjungi
m. Sumber pembiayaan
Biaya dari gaji
n. Fasilitas Transportasi
Menggunakan kendaraan pribadi

f. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor jangka pendek (< 6 bulan) yang dirasakan keluarga


Tidak ada stressor dalam keluarga
2. Stressor jangka panjang (> 6 bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga
Tidak ada stressor yang berarti sampai mengganggu proses peran keluarga
3. Cara keluarga dalam mengatasi stressor .
Membicarakan dengan baik-baik untuk mengetahui jalan keluar
4. Strategi koping yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi stressor tersebut
Mengupayakan untuk selalu mengkomunikasikan untuk mencegah terjadinya perbedaan pendapat

g. Harapan Keluarga
Semua anggota keluarga berharap agar selalu sehat, dan Sdr. L berharap agar penyakitnya segera
sembuh.

h. Pemeriksaan Fisik Masing-masing Anggota Keluarga


Tn. S

Kepala Rambut dan kulit kepala bersih, warna hitam, potongan


rambut pendek. Distribusi pertumbuhan rambut
menyebar rata.
Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis,  
kornea tidak ikhterik.

Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit


sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa
hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik (N I)

Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada


benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada
masteudeus, tidak ada serumen. Klien dapat mendengar
dengan baik

Mulut Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat


bergerak ke kiri dan kekanan (N XII), tidak pucat, lidah
dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik.

Leher dan Tenggorokan Tidak ada kesulitan menelan, pembesaran kelenjar getah
bening(-) distensi vena jugularis(-).
Dada Simetris, , RR: 20x/ menit.auskultasi :bronkhial +
Terdapat suara ronchi (-) - -
spO2 (99%) - -

Abdomen Tidak ada nyeri tekan, tidak ada keluhan


Ekstremitas Gerakan normal, mampu fleksi/ ekstensi tanpa rasa
nyeri tidak ada benjolan, bengkak (-), kemerahan (-),
kekuatan otot tidak normal tidak mampu menahan
tahanan, refleks (+) 5 5

5 5

3 5
Kulit Turgor baik, tanda radang (-), sawo matang, tekstur
halus.
Kuku Tidak ada yang panjang, terawat bersih,sianosis(-),
tanda radang (-)
Suhu tubuh 36oC
BB 63 Kg
TB 168 cm
TD 130/80 mmHg
Ny E
Kepala Rambut dan kulit kepala bersih, warna hitam, lurus,
tebal. Distribusi menyebar rata.
Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis,  
kornea tidak ikhterik.
Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa
hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik (N I)
Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada
benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada
masteudeus, tidak ada serumen. Klien dapat mendengar
dengan baik
Mulut Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan kekanan (N XII), tidak pucat, lidah
dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik.
Gigi putih.
Leher dan Tenggorokan Tidak ada kesulitan menelan, pembesaran kelenjar getah
bening(-) distensi vena jugularis(-),
Dada Simetris, , RR: 20x/ menit.ausultasi :vesikuler + spO2
(97%)
Abdomen Tidak ada nyeri tekan, tidak ada keluhan
Ekstremitas Gerakan tak terbatas, mampu fleksi/ ekstensi tanpa rasa
nyeri tidak ada benjolan, bengkak (-), kemerahan (-),
kekuatan otot normal mampu menahan tahanan, refleks
(+)

5 5

5 5
Kulit Turgor baik, tanda radang (-), sawo matang, tekstur
halus.
Kuku Tidak ada yang panjang, terawat bersih,sianosis(-),
tanda radang (-)
Suhu tubuh 36,2o C
BB 56 Kg
TB 158 cm
TD 110/70 mmHg

Sdr. L
Kepala Rambut dan kulit kepala bersih, warna hitam, lurus,
tebal. Distribusi menyebar rata.
Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis,  
kornea tidak ikhterik.
Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa
hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik (N I)
Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada
benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada
masteudeus, tidak ada serumen. Klien dapat mendengar
dengan baik
Mulut Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan kekanan (N XII), tidak pucat, lidah
dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik.
Gigi putih.
Leher dan Tenggorokan Tidak ada kesulitan menelan, pembesaran kelenjar getah
bening(-) distensi vena jugularis(-), terdapat dahak (+),
tenggorokan gatal dan perih (+)
Dada Simetris, , RR: 19x/ menit.ausultasi :vesikuler + spO2
(97%)
Abdomen Tidak ada nyeri tekan, tidak ada keluhan
Ekstremitas Gerakan tak terbatas, mampu fleksi/ ekstensi tanpa rasa
nyeri tidak ada benjolan, bengkak (-), kemerahan (-),
kekuatan otot normal mampu menahan tahanan, refleks
(+)

5 5

5 5
Kulit Turgor sedikit kering, tanda radang (-), sawo matang,
tekstur sedikit kering.
Kuku Tidak ada yang panjang, terawat bersih,sianosis(-),
tanda radang (-)
Suhu tubuh 36,7o C
BB 47 Kg
TB 160 cm
TD 100/60 mmHg

Sdr. S
Kepala Rambut dan kulit kepala bersih, warna hitam, lurus,
tebal. Distribusi menyebar rata.
Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis,  
kornea tidak ikhterik.
Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa
hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik (N I)
Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada
benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada
masteudeus, tidak ada serumen. Klien dapat mendengar
dengan baik
Mulut Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan kekanan (N XII), tidak pucat, lidah
dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik.
Gigi putih.
Leher dan Tenggorokan Tidak ada kesulitan menelan, pembesaran kelenjar getah
bening(-) distensi vena jugularis(-),
Dada Simetris, , RR: 20x/ menit.ausultasi :vesikuler + spO2
(97%)
Abdomen Tidak ada nyeri tekan, tidak ada keluhan
Ekstremitas Gerakan tak terbatas, mampu fleksi/ ekstensi tanpa rasa
nyeri tidak ada benjolan, bengkak (-), kemerahan (-),
kekuatan otot normal mampu menahan tahanan, refleks
(+)

5 5

5 5
Kulit Turgor baik, tanda radang (-), sawo matang, tekstur
halus.
Kuku Tidak ada yang panjang, terawat bersih,sianosis(-),
tanda radang (-)
Suhu tubuh 36,3o C
BB 48 Kg
TB 158 cm
TD 100/70 mmHg

Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi

No. Nama Status Nutrisi Antropometri


1. Tn. S Frekuensi makan : 3x sehari 22, 3 (Normal)
Jumlah makanan yang
dihabiskan : 1 porsi habis
Komposisi makanan: Nasi,
sayur, dan lauk
Keluhan makan: Tidak ada
2. Ny. E Frekuensi makan : 2x sehari 22,4 (Normal)
Jumlah makanan yang
dihabiskan : 1 porsi habis
Komposisi makanan: Nasi,
sayur, dan lauk
Keluhan makan: Tidak ada
3. Sdr. L Frekuensi makan : 2-3x sehari 18,4 (Kurus)
Jumlah makanan yang
dihabiskan : ½ porsi habis
kadang tidak habis
Komposisi makanan: Nasi,
sayur, dan lauk
Keluhan makan: Nafsu
makan menurun
4. Sdr. S Frekuensi makan : 3x sehari 19,2 (Normal)
Jumlah makanan yang
dihabiskan : 1 porsi habis
Komposisi makanan: Nasi,
sayur, dan lauk
Keluhan makan: Tidak ada
2. ANALISA DATA

Data Fokus Penyebab Masalah

DS: Bakteri Tuberculosis masuk Bersihan Jalan Napas


- Pasien mengatakan masih sering batuk kesaluran pernapasan Tidak Efektif
berdahak
- Pasien mengatakan tenggorokannya terkadang
terasa gatal dan perih
Terjadi peradangan dan alveoli
DO:
mengalami konsolidasi
- KU= cukup
- TD= 100/60 mmhg, N= 86x/menit, R=
20x/menit, S= 36,7℃
- R: 21x/menit Terjadi lesi pada bagian paru
- Pasien tampak sering batuk-batuk kecil
- Pasien tampak sering berdehem
Tekanan kapiler paru
meningkat

Kerusakan jaringan paru


meluas dan mengalami nekrosis

Produksi sputum meningkat

Sekret menumpuk pada saluran


pernapasan

Bersihan jalan napas tidak


efektif

DS: Selera makan yang menurun Defisit Nutrisi


- Pasien mengatakan nafsu makan sedikit
menurun
- Pasien mengatakan efek setelah minum obat
TBC membuat badannya merasa tidak enak, Berat badan menurun, tubuh
sehingga membuat malas makan tampak kurus, IMT dibawah
DO: rentang normal
- KU: cukup
- Pasien tampak lesu
- Pasien tampak kurus Asupan makan kurang dari
- Kulit tampak sedikit kering kebutuhan
- BB 47 Kg, TB 160 cm
- IMT 18,4 (Kurus)
Defisit Nutrisi

DS: Adanya masalah kesehatan Kesiapan Peningkatan


- Sdr. L mengatakan jarang kontrol ke yang muncul didalam keluarga Menejemen Kesehatan
Puskesmas karena bekerja
- Sdr. L mengatakan datang ke puskesmas saat
mengambil jatah obat saja Kurangnya pemahaman tentang
- Sdr. L mengatakan kader TBC sering datang penyakit yang sedang dialami
kerumah untuk mengingatkan jadwal kontrol, dan fasilitas layanan kesehatan
ataupun mengambil dahak untuk dilakukan
tes dahak secara berkala
- Tn. S mengatakan anaknya berangkat kerja
Harapan untuk sembuh
dari pagi hingga sore sehingga jarang ada
waktu untuk menyempatkan datang ke
puskesmas
DO: Kesiapan Peningkatan
- Beberapa anggota keluarga tampak masih Menejemen Kesehatan
tidak mengenakan masker saat keluar rumah
- Didekat rumah terdapat hunian milik saudara
yang juga berjualan mie ayam, dan tidak
tampak mengenakan masker
SKALA MENYUSUN PRIORITAS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN
SKORING

Diagnosis Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif

Penghitung Pembenaran
No Kriteria Sko Bobot an (Skor:
r skor
tertinggi ) x
bobot
1 Sifat masalah Skala: 3 Sdr. L positif TBC setelah
x 1= 1 dilakukan tes dahak dan
1. Aktual 3
3 1 sedang menjalani
2. Resiko
3. Keadaan sejahtera/diagnosis 2 pengobatan kedua (kuning)
1
sehat
2. Kemungkinan masalah 1 Sdr. L mengatakan saat
x2 = 1 awal pertama positif TBC,
dapat diubahSkala: 2
2 2 dadanyak sesak dan batuk
1. Mudah
2. Sebagian 1 tidak berhenti-berhenti
0
3. Tidak dapat
3. Potensi masalah 2 Sdr. L sedang menjalani
x 1= 0,66 pengobatan kedua (obat
untuk dicegah Skala: 3
3 1 warna kuning) dan memakai
1. Mudah
2 masker
2. Cukup
3. Rendah 1

4. Menonjolnya masalah 2 Ny. N rutin minum obat


x 1= 1 yang diresepkan untuknya
Skala: 1. Masalah dirasakan dan harus 2
segeraditangani 2 untuk mempercepat proses
2. Ada masalah tetapi tidak perlu 1 kesembuhan
ditangani 1
3. Masalah tidak dirasakan 0

Jumlah: 5
SKALA MENYUSUN PRIORITAS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN
SKORING

Diagnosis Keperawatan: Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah

Penghitung Pembenaran
No Kriteria Sko Bobot an (Skor:
r skor
tertinggi ) x
bobot
1 Sifat masalah Skala: 2 Kadar gula darah Ny. N
x 1= 0,67 yang terkadang masih naik
1. Aktual 3
3 1 turun
2. Resiko
3. Keadaan sejahtera/diagnosis 2
1
sehat
2. Kemungkinan masalah 2 Ny. N rutin minum obat
x2 = 2 yang diresepkan untuknya
dapat diubahSkala: 2
2 2 dan mengurangi tingkat
1. Mudah
2. Sebagian 1 stress untuk mencegah
0 kenaikan kadar gula darah
3. Tidak dapat
3. Potensi masalah 2 Ny. N sudah menerapkan
x 1= 4,34 pola hidup sehat, pola
untuk dicegah Skala: 3
3 1 makan yang baik, dan rajin
1. Mudah
2 minum obat
4. Cukup
5. Rendah 1

4. Menonjolnya masalah 2 Ny. N rutin kontrol ke


x 1= 1 Puskesmas untuk periksa
Skala: 1. Masalah dirasakan dan harus 2
segeraditangani 2 kesehatannya
4. Ada masalah tetapi tidak perlu 1
ditangani 1
5. Masalah tidak dirasakan 0

Jumlah: 4,34

SKALA MENYUSUN PRIORITAS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN


SKORING
Diagnosis Keperawatan: Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga

Penghitung Pembenaran
No Kriteria Sko Bobot an (Skor:
r skor
tertinggi ) x
bobot
1 Sifat masalah Skala: 1 Masalah yang timbul adalah
x 1= 0,33 masalah keadaan sejahtera
3. Aktual 3
3 1 antara keluarga, adanya
4. Resiko
3. Keadaan sejahtera/diagnosis 2 salah paham yang beberapa
1 kali muncul karena
sehat
perbedaan pendapat antara
Ny. N dan Tn. Ab dengan
Sdr. M
2. Kemungkinan masalah 2 Tidak adanya masalah yang
x2 = 2 berat antara anggota
dapat diubahSkala: 2
2 2 keluarga, hanya sekedar
1. Mudah
2. Sebagian 1 perselisihan kecil karena
0 perbedaan pendapat
3. Tidak dapat
3. Potensi masalah 3 Menggunakan teknik
x 1= 1 diskusi antara keluarga
untuk dicegah Skala: 3
3 1 untuk memperoleh jalan
1. Mudah
2 keluar dari suatu masalah
2. Cukup 1
3. Rendah
4. Menonjolnya masalah 2 Untuk menghindari adanya
x 1= 1 perselisihan lebih lanjut dan
Skala: 1. Masalah dirasakan dan harus 2
segeraditangani 2 sebagai sarana untuk
2. Ada masalah tetapi tidak perlu 1 mengungkapkan isi hati dan
ditangani 1 keinginan yang dirasakan
3. Masalah tidak dirasakan 0 untuk memperoleh
kesejahteraan keluarga

Jumlah: 4,33

a. Prioritas diagnosa keperawatan keluarga ( Perhitungan skor terlampir )


Prioritas Diagnosa keperawatan keluarga Skor

1 Ansietas 5

2 Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah 4,34

3 Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga 4,33


b. FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
D.0080 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat ansietas menurun  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Kondisi emosi dan Memburuk Cukup Sedang Cukup Menurun  Monitor tanda-tanda ansietas
pengalaman subjektif Memburu Menurun Terapeutik:
individu terhadap objek k  Ciptakan suasana teraupetik untuk
yang tidak jelas dan 1 Konsentrasi menumbuhkan kepercayaan
spesifik akibat antisipasi   1 2 3 4 5  Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
bahaya yang 2 Pola tidur jika memungkinkan
 Pahami situasi yang membuat ansietas
memungkinkan individu   1 2 3 4 5
 Dengarkan dengan penuh perhatian
melakukan tindakan Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
 Gunakan pendekatan yang tenang dan
untuk menghadapi Meningka Menurun
meyakinkan
ancaman t
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang
3 Perilaku gelisah
memicu kecemasan
  1 2 3 4 5 Edukasi
4 Verbalisasi kebingungan  Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
  1 2 3 4 5 mungkin dialami
5 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi  Informasikan secara faktual mengenai
1 2 3 4 5 diagnosis, pengobatan, dan prognosis
6 Perilaku tegang  Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
1 2 3 4 5  Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
 Latih teknik relaksasi

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan


Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Ketidakstabilan Kestabilan Kadar Glukosa Darah Manajemen Hiperglikemia
Kadar Glukosa Darah Observasi:
D.0038 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan  Identifikasi kemungkinan penyebab
kestabilan kadar glukosa darah membaik hiperglikemia
Pengertian : Kriteria Hasil:  Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
Risiko terhadap variasi kadar Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik  Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
glukosa darah dari rentang Memburuk Membaik
 Monitor intake dan output cairan
normal 1 Kadar glukosa dalam darah
 Monitor keton urine, kadar analisa gas
  1 2 3 4 5
darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik
2 Jumlah urine
  1 2 3 4 5 dan frekuensi nadi
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun Terapeutik:
Meningkat Menurun  Berikan asupan cairan oral
3 Mengantuk  Konsultasi dengan medis jika tanda
  1 2 3 4 5 dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
4 Pusing memburuk
  1 2 3 4 5 Edukasi
5 Lelah/Lesu  Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
1 2 3 4 5  Ajarkan pengelolaan diabetes
6 Keluhan Lapar Kolaborasi
1 2 3 4 5  Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
 Kolaborasi pemberian cairan IV, jika
perlu
 Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu

Manajemen Hipoglikemia
Observasi:
 Identifikasi tanda gejala hipoglikemia
 Identifikasi penyebab hipoglikemia

Terapeutik:
 Berikan karbohidrat sederhana
 Berikan glukagon, jika perlu
 Pertahankan kepatenan jalan nafas
 Pertahankan akses iv, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan membawa karbohidrat setiap
saat
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah
 Ajarkan pengelolaan hipoglikemi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dextrose, jika
perlu
 Kolaborasi pemberian glukagon

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan


Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Kesiapan Peningkatkan Status Koping Keluarga Dukungan Koping Keluarga
koping Keluarga Observasi:
D.0090 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam  Identifikasi respon emosional terhadap kondisi
perilaku anggota keluarga dalam mendukung, memberi rasa saat ini
nyaman dan memotivasi keluarga membaik  Identifikasi beban prognosis secara psikologis
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi pemahaman tentang keputusan
Pola adaptasi anggota Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
keluarga dalam Meningka Menurun perawatan setelah pulang
mengatasi situasi yang t Terapeutik:
dialami klien secara 1 Perasaan diabaikan  Dengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan
efektif dan menunjukkan   1 2 3 4 5 keluarga
keingina serta kesiapan 2 Kekhawatiran tentang anggota keluarga  Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang
untuk meniingkatkan   1 2 3 4 5
kesehatan keluarga dan tidak menghakimi
3 Kemampuan memenuhi kebutuhan anggota keluarga
klien  Diskusikan rencana medis dan perawatan
1 2 3 4 5  Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
Komitmen pada perawatan/pengobatan keterampilan dan peralatan yang diperlukan
1 2 4 5 untuk mempertahankan keputusan perawatan
Komunikasi antara anggota keluarga pasien
1 2 4 5  Hargai dan dukukng mekanisme koping adaptif
yang digunakan
Edukasi
 Informasikan kemajuan pasien secara berkala
 Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang
tersedia
Kolaborasi
 Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu

Pelibatan keluarga
Observasi:
 Identififikasi kesiapan keluarga untuk terlibat
dalam perawatan
Terapeutik:
 Batasi Jumlah Pengunjung
 Cipatakan hubungan terapetik pasien dengan
keluarga dalam perawatan
 Diskusikan cara perawatan di rumah
 Fasilitasi keluarga membuat keputusan perawatan
Edukasi
 Jelaskan kondisi pasien kepada keluarga
 Informasikan tingkat ketergantungan pasien
kepada keluarga
 Anjurkan keluarga bersikap asertif dalam
perawatan
 Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
TINDAKAN KEPERAWATAN
================================================
NO.
TGL. JAM TINDAKAN TTD
DX.
1. Memonitor tanda-tanda ansietas
- Pasien tampak resah dan sering bertanya akan
keadaannya saat ini
2. Mencipiptakan suasana teraupetik untuk
menumbuhkan kepercayaan
- Membina hubungan saling percaya kepada pasien
agar pasien merasa rileks dan tenang saat
menceritakan masalahnya
3. Mendengarkan dengan penuh perhatian
- Memberikan perhatian pada setiap masalah yang
diceritakan pasien, dan tidak menghakimi atas apa
yang pasien alami
1 November 4. Menggunakan pendekatan yang tenang dan
1. 08.30
2021 meyakinkan
- Memberikan keyakinan pada pasien untuk percaya
kepada perawat dan percaya jika perawat dapat
membantu menyelesaikan masalah yang sedang
alami
5. Melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
- Memberikan edukasi terkait teknik distraksi untuk
mengurangi kecemasan, yaitu napas dalam dan
melakukan kegiatan yang pasien sukai misalnya
menonton TV atau mengobrol dengan anggota
keluarga.

2. 1 November 09.00 1. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab


2021 hiperglikemia
- Memberikan edukasi terkait peningkatan kadar
glukosa darah, peningkatan kadar gula darah dapat
dipicu karena stress dan ketidakpatuhan asupan
makan dan obat
2. Memonitor kadar glukosa darah, jika perlu
- GDA= 120 mg/dl
3. Menganjurkan monitor kadar glukosa darah
- Menganjurkan untuk periksa gula darah setidaknya
minimal satu bulan sekali untuk mengetahui apakah
keadaan gula darah sedang baik atau tidak
4. Menganjurkan kepatuhan diet dan olahraga
- Memberikan pengertian untuk makan makanan
bergizi, mengurangi makanan dan minuman yang
terlalu manis, menghindari makanan yang terlalu
berminyak seperti gorengan dan olahraga rutin untuk
relaksasi otot.
1. Mengidentifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
- Ny. N mengatakan terkadang merasa kepikiran apabila
sedang mengalami perbedaan dengan cucunya
2. Mengidentifikasi beban prognosis secara psikologis
- Ny. N dan Tn. Ab mengatakan karena terdapat rentang usia
yang cukup jauh, menjadikan mereka beberapa kali
mengalami perbedaan pendapat dengan cucu mereka
3. Mendengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan keluarga
- Mendengarkan masalah dengan seksama dan membina
1 November hubungan saling percaya dengan pasien
3. 09.40 4. Menghargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang
2021
digunakan
- Ny. N mengatakan apabila didalam anggota keluarga
sedang dalam suasana yang tidak baik, mereka akan
membicarakan bersama untuk mencari jalan keluar
5. Menginformasikan fasilitas perawatan kesehatan yang
tersedia
- Memberikan edukasi tentang layanan kesehatan terdekat
yang dapat dijangkau karena Tn. Ab dan Sdr. M mengatakan
mereka jarang periksa ke layanan kesehatan karena mereka
merasa baik-baik saja.
TINDAKAN KEPERAWATAN
================================================
NO.
TGL. JAM TINDAKAN TTD
DX.
1. Memonitor tanda-tanda ansietas
- Pasien tampak resah dan sering bertanya akan
keadaannya saat ini
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian
- Memberikan perhatian pada setiap masalah yang
diceritakan pasien, dan tidak menghakimi atas apa
2 November yang pasien alami
1. 08.00 3. Melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
2021
ketegangan
- Memberikan edukasi terkait teknik distraksi untuk
mengurangi kecemasan, yaitu napas dalam dan
melakukan kegiatan yang pasien sukai misalnya
menonton TV atau mengobrol dengan anggota
keluarga.

1. Memonitor kadar glukosa darah, jika perlu


- GDA= 142 mg/dl
2. Menganjurkan kepatuhan diet dan olahraga
2 November - Memberikan pengertian untuk makan makanan
2. 08.00
2021 bergizi, mengurangi makanan dan minuman yang
terlalu manis, menghindari makanan yang terlalu
berminyak seperti gorengan dan olahraga rutin untuk
relaksasi otot.
1. Mendengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan
keluarga
- Mendengarkan masalah dengan seksama dan
membina hubungan saling percaya dengan pasien
2. Menghargai dan dukung mekanisme koping adaptif
yang digunakan
- Ny. N mengatakan apabila didalam anggota
2 November keluarga sedang dalam suasana yang tidak baik,
3. 09.00 mereka akan membicarakan bersama untuk mencari
2021
jalan keluar
3. Menginformasikan fasilitas perawatan kesehatan
yang tersedia
- Memberikan edukasi tentang layanan kesehatan
terdekat yang dapat dijangkau karena Tn. Ab dan
Sdr. M mengatakan mereka jarang periksa ke
layanan kesehatan karena mereka merasa baik-baik
saja.
EVALUASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

DX SOAP

Ansietas S:
1 November 2021 - Pasien mengatakan masih merasa cemas akan keadaannya
- Pasien mengatakan sudah rajin minum obat namun gula
darahnya terkadang masih naik turun
O:

- KU: baik
- TD= 146/66 mmhg, N= 89x/menit, S= 36℃, R: 20x/menit
- Pasien tampak sedikit cemas
- Pasien tampak khawatir dengan keadaan yang dialami saat
ini
- GDA: 120 mg/dl
A:
- Ansietas belum teratasi
P:
- Lanjutkan Intervensi
a) Memonitor tanda-tanda ansietas
b) Mendengarkan dengan penuh perhatian
c) Melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
Risiko Ketidakstabilan S:
Kadar Glukosa Darah - Pasien mengatakan sering kontrol tapi tidak rutin satu bulan
1 November 2021 sekali
- Pasien mengatakan cek gula darah hanya saat kontrol di
Puskesmas saja
- Pasien mengaku terkadang masih makan makanan yang
seharusnya tidak boleh dimakan
O:
- BB: 62 kg
- TB: 155 cm
- GDA: 120 mg/dl
A:
- Risiko Ketidakstabila Kadar Glukosa Darah belum teratasi
P:
- Lanjutkan Intervensi
a) Memonitor kadar glukosa darah, jika perlu
b) Menganjurkan kepatuhan diet dan olahraga
Kesiapan Peningkatan S:
Koping Keluarga - Ny. N dan Tn. Ab mengatakan sering ada perbedaan
1 November 2021 pendapat dengan cucu mereka karena perbedaan pola pikir
dengan umur yang relatif jauh
- Ny. N mengatakan bahwa suami dan cucunya jarang
memeriksakan keadaan mereka karena merasa baik-baik saja
O:
- KU: baik
- TD= 146/66 mmhg, N= 89x/menit, S= 36℃, R: 20x/menit

A:
- Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga belum teratasi
P:
- Lanjutkan Intervensi
a) Memonitor kadar glukosa darah, jika perlu
b) Menganjurkan kepatuhan diet dan olahraga
EVALUASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

DX SOAP

Ansietas S:
2 November 2021 - Pasien mengatakan cemas sudah berkurang
O:

- KU: baik
- TD= 120/70 mmhg, N= 90x/menit, S= 36℃, R: 20x/menit
- Pasien tampak rileks
- Pasien tampak mengerti dengan edukasi yang diberikan oleh
perawat
- GDA: 142 mg/dl
A:
- Ansietas teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
Risiko Ketidakstabilan S:
Kadar Glukosa Darah - Pasien mengatakan akan merutinkan jadwal kontrol
2 November 2021 - Pasien mengatakan akan berusaha menghindari makanan dan
minuman yang memicu kenaikan gula darah
O:
- GDA: 142 mg/dl
A:
- Risiko Ketidakstabila Kadar Glukosa Darah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
Kesiapan Peningkatan S:
Koping Keluarga - Semua anggota keluarga mengatakan apabila terdapat salah
2 November 2021 paham, mereka akan membicarakan secara baik-baik untuk
menghindari masalah yang berlarut
O:
- Semua anggota keluarga tampak tenang
- Semua anggota keluarga menerapkan teknik koping yaitu
berbicara satu sama lain
A:
- Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga teratasi
P:
- Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai