Anda di halaman 1dari 5

Nama : I Nyoman Adi Nara Kusuma

Kelas : MAH.A / 5

NIM : 19106029

Akuntansi Manajemen Hospitaliti

1. Apa asumsi yang mendasari analisis CVP?

 Asumsi dasar analisis CVP :

a. Biaya tetap dianggap tetap berdasarkan suatu periode.

b. Biaya variabel berfluktuasi secara linier dengan pendapatan berdasarkan

suatu periode tertentu.

c. Pendapatan berbanding lurus dengan volume pendapatan.

d. Biaya campuran dapat dikelompokan antara biaya tetap dengan biaya

variabelnya.

e. Semua biaya dialokasikan ke departemen yang bersangkutan.

f. Model CVP hanya memperhatikan faktor kuantitatif.

2. Apa yang diwakili oleh istilah S - V dalam persamaan CVP? Bagaimana

penggunaannya berbeda dari CMR?

 Jika dalam CVP, S-V tersebut digunakan untuk mencari unit sold atau total

unit yang terjual. Sedangkan, dalam CMR S-V digunakan untuk

menentukan rasio kontribusi margin.


3. Gambarlah grafik CVP dari operasi berikut: F= $10; S = $.1; V = $0,50. Apa

yang dimaksud dengan daerah (antara garis total pendapatan dan total biaya) di

sebelah kiri dan kanan dari 20 unit yang terjual?

Yang dimaksud dari daerah antara garis total pendapatan dengan total biaya

yaitu, dimulai dari sebelah kiri unit yang terjual adalah total unit yang terjual

tidak mencapai titik impas, sehingga hotel tidak dapat menutupi biaya

operasionalnya. Sedangkan daerah di sebelah kanan dari unit yang terjual

adalah total unit yang terjual telah melampaui titik impas, sehingga hotel

mengalami keuntungan karena titik impas penjualan telah terlampaui.


4. Berapa pendapatan sebelum pajak untuk operasi perhotelan yang tidak

menghasilkan penjualan selama suatu periode?

 Jika dalam suatu hotel tidak memiliki pendapatan dalam suatu periode,

maka pendapatan sebelum pajak dari hotel tersebut tidak ada, dikarenakan

hotel tersebut tidak memperoleh pendapatan selama periode tersebut.

5. Apa keuntungan menggunakan persamaan CVP daripada grafik CVP? untuk

mengekspresikan hubungan?

 Keuntungan menggunakan persamaan CVP daripada grafik CVP, adalah

dengan menggunakan persamaan CVP, pengguna dapat menentukan titik

impas lebih mudah dibadingkan harus menggunakan grafik CVP yang

tentunya memakan waktu lebih lama.

6. Bagaimana CMR untuk satu departemen, atau untuk penjualan perusahaan?

hanya satu produk/layanan, berbeda dari rata-rata tertimbang CMR (CMR)?

Bagaimana CMR ditentukan?

 CMR untuk satu departemen, atau untuk perusahaan yang hanya menjual

satu produk/jasa, berbeda dari rata-rata tertimbang CMR (CMRw), dimana

CMRw merupakan rata-rata dari CMR untuk semua departemen yang

dioperasikan pada hotel yang harus dihitung semua bobotnya agar dapat

mencerminkan kontribusi relatif setiap departemen terhadap kemampuan

perusahaan untuk membayar biaya tetap dan menghasilkan laba. CMRw

ditentukan dengan cara singkat dimana Total Revenue dikurang dengan

Total Varible Cost, lalu hasil dari pengurangan tersebut dibagi dengan Total

Revenue, atau secara detail yakni sebagai berikut:

R 1 ( R 1−TV 1) R 2 (R 2−TV 2)
CMRw= × + ×
TR R1 TR TR
R = Revenue for Operated Debt

TR = Total Revenue

TV = Total Variable for Cost Operated Dept

7. Bagian mana dari persamaan CVP yang digunakan untuk menentukan titik

impas yang harus diubah untuk menghasilkan jawaban dalam bentuk dolar

penjualan versus unit penjualan? Mengapa demikian?

 Bagian dari persamaan CVP yang digunakan untuk menentukan titik impas

harus diubah untuk menghasilkan jawaban dalam bentuk dolar penjualan

versus unit penjualan yaitu bagian Selling Price (S) dengan Units Sold (X).

Dimana jika mencari titik impas dalam bentuk dollar, maka rumus yang

digunakan yaitu S = (F : X) + V. Namun jika mencari titik impas dalam

bentuk unit penjualan, maka rumusnya yaitu X = F : (S-V)

8. Apa bauran penjualan? Bagaimana pengaruhnya terhadap CMR?

 Bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi relative dari berbagai

produk yang dijual perusahaan. Perubahan bauran penjualan mempengaruhi

penguragan atau penjumlahan rata-rata tertimbang dalam jumlah pendapatan

yang dibutuhkan untuk operasi untuk mencapai titik impas.

9. Mengapa biaya non-kas harus dikurangkan dalam rumus CVP yang digunakan

untuk menentukan tingkat pendapatan pada titik impas arus kas?

 Biaya non tunai harus dikurangkan dalam rumus CVP digunakan untuk

menentukan tingkat titik impas aliran karena biaya non tunai merupakan

pengeluaran kas dalam bentuk depresiasi dan amortisasi yang jumlahnya

akan mengurangi pemasukan kas (pendapatan) untuk mengetahui arus kas

positif.
10. Jika, dengan mengubah bauran penjualan operasi, CMR menurun, bagaimana

tingkat impas penjualan terpengaruh?

 Jika, dengan mengubah bauran penjualan operasi, CMRw menurun, tingkat

impas penjualan terpengaruh dimana Revenue atau Pendapatan mengalami

peningkatan. Jadi dapat dikatakan bahwa perubahan bauran penjualan

menghasilkan pengurangan rata-rata tertimbang dalam jumlah pendapatan

yang dibutuhkan untuk operasi dalam mencapai titik impas.

Anda mungkin juga menyukai