Narasumber:
dr. Bony Wiem Lestari, MSc. PhD(c)
3 Kecamatan
dengan distribusi terbanyak
1. Kec. Sukmajaya (125 Kasus)
2. Kec. Cimanggis (96 Kasus)
3. Kec. Beji (95 Kasus)
2. Omicron lebih cepat menular karena replikasi virus cenderung terjadi di saluran pernafasan atas
daripada paru-paru.
3. Studi dari India dan Afrika Selatan menunjukkan bahwa kasus Omicron
cenderung menyebabkan kasus tak bergejala/gejala ringan tidak terdeteksi sumber penularan.
4. Bukti-bukti masih mendukung bahwa Omicron memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dari Delta
(secondary attack rate di Inggris 13.6% vs 10.1%, Denmark 31% vs 21%).
GISAID - Enabled by hCoV-19 data from GISAID
Varian Omicron
Dampak OMICRON
5. Walaupun kasus Omicron kebanyakan menimbulkan gejala ringan dan risiko kematian yang lebih rendah
dibandingkan varian lain, beberapa negara melaporkan peningkatan BOR karena tingkat penularan yang
sangat tinggi, sehingga membebani sistem kesehatan.
6. Studi di Inggris menunjukkan risiko reinfeksi pada Omicron 5.4 kali lipat lebih tinggi daripada Delta
(pada orang yang belum divaksinasi 6.4 kali lipat, yang sudah divaksinasi 5 kali lipat).
Studi yang lain menunjukkan bahwa orang yang memiliki Ct value tinggi pada infeksi pertama,
akan cenderung lebih tinggi risiko reinfeksinya.
WHO, COVID-19 weekly epidemiological update, edition 76, 25 January 2022
Langkah
Menghadapi
OMICRON
(sesuai rekomendasi
WHO)
Pilar pengendalian COVID-19 (WHO):
Pilar 1: Koordinasi, perencanaan, pembiayaan, dan pemantauan
Pilar 2: Komunikasi risiko, pelibatan masyarakat, dan manajemen infodemik (RCCE: Risk Communication and Community
Engagement)
Pilar 3: Surveilans, penyelidikan epidemiologi, pelacakan kontak, dan penyesuaian tindakan kesehatan masyarakat dan sosial
Pilar 4: Titik masuk, perjalanan dan transportasi internasional dan pertemuan massal
Protokol
•
Kesehatan:
Implementasi PPKM level 1-4
• Pemanfaatan teknologi digital dalam penerapan protokol kesehatan (apps PeduliLindungi)
Terima Kasih