Anda di halaman 1dari 29

Optimalisasi Surveilans Berbasis Masyarakat,

Perubahan Perilaku Masyarakat,Vaksin Booster:


upaya siap siaga menghadapi OMICRON sebagai varian
baru COVID-19


Narasumber:
dr. Bony Wiem Lestari, MSc. PhD(c)

Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UNPAD


Sub divisi Data dan Kajian Epidemiologi Satgas COVID-19 Jawa Barat
Disajikan pada acara Sosialisasi Kewaspadaan Lonjakan Kasus COVID-19 varian Omicron oleh DINKES KOTA DEPOK
27 Januari 2022
OUTLINE:
1. Perkembangan pandemi COVID-19 di dunia, Indonesia dan
Jawa Barat

2. Analisis situasi pengendalian COVID-19 di kota Depok

3. Proyeksi perjalanan COVID-19 dan upaya mitigasinya


4. Optimalisasi surveilans berbasis masyarakat (SBM),
perubahan perilaku, dan vaksin booster di tengah ancaman
varian Omicron
Sebaran Omicron (171 negara melaporkan)
https://covid19.go.id/peta-seb
Kasus mulai
merangkak naik
aran

24 Jan : 409 kasus


25 Jan : 1238 kasus
26 Jan : 1619 kasus
PENAMBAHAN KASUS KONFIRMASI COVID-19
PERIODE MINGGUAN NOVEMBER 2021-JANUARI 2022

November Desember Januari

1. Kadar antibody menurun (waning immunity)


2. Prokes masyarakat longgar
3. Omicron : transmisi lebih cepat

Penambahan kasus mingguan terbanyak selama bulan Januari terjadi


di tanggal 16 -22 Januari 2022 yaitu sebanyak 575 kasus
Sumber : https://picodep.depok.go.id/, 22 Januari 2022
DISTRIBUSI SEBARAN KASUS COVID-19
BERDASARKAN KECAMATAN DI KOTA DEPOK

3 Kecamatan
dengan distribusi terbanyak
1. Kec. Sukmajaya (125 Kasus)
2. Kec. Cimanggis (96 Kasus)
3. Kec. Beji (95 Kasus)

Sumber : https://picodep.depok.go.id/, 22 Januari 2022


Dampak OMICRON
1. Berdasarkan data GISAID, varian Omicron merupakan varian yang terbanyak dilaporkan (89.1%)
dalam 30 hari terakhir.

2. Omicron lebih cepat menular karena replikasi virus cenderung terjadi di saluran pernafasan atas
daripada paru-paru.

3. Studi dari India dan Afrika Selatan menunjukkan bahwa kasus Omicron
cenderung menyebabkan kasus tak bergejala/gejala ringan tidak terdeteksi sumber penularan.

4. Bukti-bukti masih mendukung bahwa Omicron memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dari Delta
(secondary attack rate di Inggris 13.6% vs 10.1%, Denmark 31% vs 21%).
GISAID - Enabled by hCoV-19 data from GISAID

Varian Omicron
Dampak OMICRON
5. Walaupun kasus Omicron kebanyakan menimbulkan gejala ringan dan risiko kematian yang lebih rendah
dibandingkan varian lain, beberapa negara melaporkan peningkatan BOR karena tingkat penularan yang
sangat tinggi, sehingga membebani sistem kesehatan.

6. Studi di Inggris menunjukkan risiko reinfeksi pada Omicron 5.4 kali lipat lebih tinggi daripada Delta
(pada orang yang belum divaksinasi 6.4 kali lipat, yang sudah divaksinasi 5 kali lipat).
Studi yang lain menunjukkan bahwa orang yang memiliki Ct value tinggi pada infeksi pertama,
akan cenderung lebih tinggi risiko reinfeksinya.
WHO, COVID-19 weekly epidemiological update, edition 76, 25 January 2022
Langkah
Menghadapi
OMICRON
(sesuai rekomendasi
WHO)
Pilar pengendalian COVID-19 (WHO):
Pilar 1: Koordinasi, perencanaan, pembiayaan, dan pemantauan

Pilar 2: Komunikasi risiko, pelibatan masyarakat, dan manajemen infodemik (RCCE: Risk Communication and Community
Engagement)

Pilar 3: Surveilans, penyelidikan epidemiologi, pelacakan kontak, dan penyesuaian tindakan kesehatan masyarakat dan sosial

Pilar 4: Titik masuk, perjalanan dan transportasi internasional dan pertemuan massal

Pilar 5: Laboratorium dan diagnostik

Pilar 6: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, serta Perlindungan Tenaga Kesehatan

Pilar 7: Manajemen kasus, standar operasional klinis, dan terapi

Pilar 8: Dukungan operasional dan logistik, serta rantai pasokan

Pilar 9: Memperkuat layanan dan sistem kesehatan esensial

Pilar 10: Vaksinasi


PROSES BISNIS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN COVID-19
Strategi Penanganan Pandemi
DETEKSI TERAPI VAKSINASI
1. Konservasi TT 30-40% dari total
1. Meningkatkan tes kapasitas RS, termasuk pemenuhan
epidemiologi vs tes supply oksigen, alkes, dan SDM 1. Percepatan vaksinasi pada
skrining 2. Mempersiapkan mobilisasi tenaga kelompok rentan: lansia,
2. Meningkatkan rasio cadangan nakes: dokter internship, komorbid
kontak erat yang dilacak ko-ass, mahasiswa tingkat akhir 2. Percepatan pemberian vaksin
dengan melibatkan 3. Pengetatan syarat masuk RS: lanjutan (vaksin booster)
Babinsa/Babinkamtibmas/ saturasi <95%, sesak nafas. terutama di daerah dengan
masyarakat Pengawalan oleh nakes atau kasus tinggi
3. Penguatan surveilans relawan agar hanya kasus 3. Alokasi vaksin 50% di daerah
genomik sedang-berat-kritis yang dirawat di dengan kasus dan mobilitas tinggi
4. Penguatan surveilans di RS 4. Syarat kartu vaksinasi bagi pelaku
pintu masuk negara 4. Meningkatkan pemanfaatan isolasi perjalanan dan akses masuk ruang
terpusat publik

Protokol

Kesehatan:
Implementasi PPKM level 1-4
• Pemanfaatan teknologi digital dalam penerapan protokol kesehatan (apps PeduliLindungi)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai