Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu unsur yang penting untuk menjadikan sumber
daya manusia yang berkualitas dan produktif dan kesehatan bukanlah semata-mata
merupakan tanggung jawab departemen kesehatan, melainkan juga
tanggungjawab dan seluruh sektor, termasuk masyarakat dan swasta. Derajat
kesehatan masyarakat sangat di pengaruhi oleb upaya pembangunan dan kondisi
lingkungan sosial masyarakat yang kondusif bagi terciptanya status kesehatan
masyarakat. Dalam melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan,
partisipasi aktif lintas sektoral dan seluruh potensi masyarakat termasuk swasta
sangatlah diharapkan.
Menciptakan kondisi kesehatan masyarakat telah terbingkai dalam
pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Undang - undang No 23 tahun
1992, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Salah satu tujuan dan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah
upaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan yang
berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan
pemerintah maupun swasta. Dengan pelayanan bermutu ini diharapkan
masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Rumah Sakit rnenyediakan dan menawarkan beberapa bentuk pelayanan
medis sebagai bentuk pendukung dan pelayanan bermutu kapada masyarakat,
salahsatu diantaranya adalah pelayanan Radiologi. Pelayanan Radiologi
merupakan pelayanan penunjang medis yang bertujuan memberikan hasil
diagnosa. Radiologi dalam operasionalnya memanfaatkan radiasi pengion dalarn
hal ini Sinar-X , yang telah diketahui selain manfaatnya juga efek atau dampak
negative dan sinar- X perlu mendapat perhatian . Sehingga dalam pemanfaatan
sinar - X nya dapat memperhatikan kaidah -kaidah dan keselamatan pasien.
Untuk mencapai hal-hal tersebut diperlukan Standar Pelayanan Instalasi
Radiologi ini yang disusun dan berbagai buku acuan dan standar yang berlaku,

1
yang disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit Umum Mohammad Noer
Pamekasan sehingga dapat memberikan gambaran Pelayanan Unit Radiologi dan
sisi landasan hukum. Mekanisme pelayanan, sarana pendukung SDM, logistik dan
fasilitas setra peralatan. sanitasi dan K3, dan tak kalah penting pembiayaan dan
pengawasan dan pengendalian mutu. ”Buku Standar Pelayanan Unit Radiologi”
ini juga merupakan acuan bagi pelaku pelayanan dalam melaksanakan kegiatan
sehari-hari.

B. Ruang Lingkup
Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit Umum Mohammad Noer Pamekasan
mempunyai ruang lingkup Radiodiagnostik sederhana dan Ultrasonografi (USG).

C. Batasan Operasional
a. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi
pengion dan bentuk energi lainnya (nonpengion) dalam bidang diagnostik
imejing dan terapi, yang meliputi energi pengion lain dihasilkan oleh
generator dan bahan radio aktif seperti antara lain Sinar Rontgen (Sinar X),
sinar gama, pancaran partikel pengion (elektron. neutron, positron dan
proton) serta bukan energi pengion (non pengion) seperti antara lain
gelombang ultrasonik, gelombang infrared, gelombang magnetis.
gelombang mikro (microwave) dan radio frekuensi.
b. Radiodiagnostik Imaging adalah cabang dan Ilmu Radiologi dalam
bidang diagnosik yang rnenggunakan alat-alat yang memancarkan energi
radiasi pengion maupun bukan pengion (nonpengion) yang dihasilkan oleh
generator dan bahan radio aktif yang menghasilkan citra (imej) dan
morfologi tubuh manusia dan faal tubuh manusia untuk diagnosis medis
yang menggunakan sinar rontgen (sinar x), sinar inframerah, radio nuklir,
gelombang ultrasonik, gelombang magnetis dan emisi positron.
c. Pelayanan Radiologi Sederhana adalah pelayanan penunjang untuk
diagnostik dengan menggunakan peralatan radiologi sederhana yang
meliputi semua pemeriksaan foto rontgen polos non kontras.

2
d. Standar Pelayanan Radiologi adalah sumber yang berlaku sesuai dengan
tingkat atau kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya
yang menyelenggarakan pelayanan radiologi tersebut.
e. Pesawat X-Ray Sederhana adalah peralatan radiodiagostik yang paling
sederhana (radiografi)
f. Tenaga Profesional / Formal Radiologi adalah tenaga yang mencakup
Dokter Spesialis Radiologi (Radiolog), Radiografer.
g. Tenaga Penunjang Radiologi adalah tenaga yang mencakup teknisi
pesawat rontgen pesawat radiologi, dokter umum ditatar dibidang
radiologi, paramedis ditatar dibidang radiologi, petugas administrasi
radiologi, petugas kamar gelap.
h. Standar Prosedur Operasional (SOP) adalah kumpulan
instruksi/langkah-langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu.
i. Tim Monitoring Pelayanan Radiologi adalah tim yang berada di Dinas
Kesehatan yang bertugas memonitor dan membina pelayanan radiologi
yang berada diwilayahnya.
j. Foto Rontgen adalah pemeriksaan organ tubuh manusia yang
menggunakan sinar X, yaitu gelombang elektromagnetik yang
mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek (0,05A- 0,125A)
sehingga mempunyai daya tembus tinggi.
k. Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia
dengan menggunakan gelombang suara yang frekwensinya 1-10 juta Hz.
l. Apron adalah alat pelindung diri dari radiasi sinar-X.
m. Grid adalah suatu alat berbentuk lempengan berisi kisi-kisi, berfungsi
untuk menghilangkan sinar hambar yang mengenai kaset.
n. Developer dan Fixer adalah zat kimia yang berfungsi untuk memproses
film sehingga terbentuk bayangan tampak.
o. Marker adalah tanda atau kode yang terbuat dan bahan tidak tembus sinar
X yang berfungsi untuk indentifikasi pasien.
p. Kaset adalah alat yang digunakan untuk menempatkan film sehingga
terlindung dari cahaya pada saat pemeriksaan rontgen.

3
q. AP (Antero Posterior) yaitu arah sinar dan sisi pasien menuju ke sisi
belakang pasien sejajar bidang sagital.
r. Lateral yaitu arah sinar dari sisi samping pasin atau sejajar dengan bidang
coronal pasien.
s. Oblique yaitu arah sinar membentuk sudut 450 dan bidang sagital atau
coronal pasien.
t. Prosedur Mutu adalah prosedur kerja yang mengatur pekerjaan secara
umum di Unit Radiologi.
u. lnstruksi kerja adalah pedoman langkah-langkah kerja tehnis di Unit
Radiologi.

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan Pernerintah No.11 Tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja
Terhadap Radiasi
4. Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 1975 tentang Izin Pemakaian Zat
Radioakif dan atau Sumber Radiasi Lainnya
5. Peraturan Pemerintah No.780 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi
6. Buku Pedoman Peayanan Radiologi Rumah Sakit dan Sarana Pelayanan
Kesehatan Lainnya.
7. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1992 tentang Tenaga Kesehatan Surat
Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Dirjen BATAN

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Untuk menjalankan pelayanan Radiologi didukung oleh tenaga profesional


radiologi dan tenaga penunjang radiologi.

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah daftar kualifiasi SDM di Unit Radiologi. Adapun daftar
kualifikasi

No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi

1 Koor.Unit DIII Radiologi STR, SIK


Radiologi
2 Dokter Spesialis S2 Radiolog SIP
Radiologi (MoU)
4 Radiografer DIII Radiologi STR, SIK

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan tenaga kerja di Unit Radiologi Rumah Sakit Umum Mohammad
Noer Pamekasan berdasarkan non shift / shift .Tenaga kerja di Unit Radiologi saat
ini berjumlah 5 orang yang memegang tanggung jawab sebagai :
a) Koordinator Unit Radiologi 1 orang
b) Staff Radiologi (Radiografer) 5 orang
c) Dokter Spesialis Radiologi (MoU) 1 orang
d) Petugas Kamar Gelap 1 orang
Pegawai di Unit Radiologi ini bekerja setiap hari selama 24 jam

C. Pengaturan Jaga
Hari kerja di Rumah Sakit Umum Mohammad Noer Pamekasan adalah 5
(lima) hari kerja dalam seminggu dan jam kerja standar perusahaan adalah 40 jam
dalam satu minggu. Rumah Sakit Umum Mohammad Noer Pamekasan
merupakan rumah sakit yang beroperasional 24 jam sehari untuk melayani

5
masyarakat umum dan disesuaikan dengan ketentuan jam kerja standar
perusahaan..
Adapun di Unit Radiologi Rumah Sakit Umum Mohammad Noer
Pamekasan dilakukan pelayanan 24 jam. Bagi karyawan yang bekerja secara shift,
maka waktu kerja akan diatur secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan
dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu selama 40 jam dalam satu minggu
dengan 5 hari kerja.
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :
Aturan tenaga kerja di Rumah Sakit Umum Mohammad Noer Pamekasan
berdasarkan sistem shift dan non shift dapat dilihat dibawah ini :
a. Karyawan Shift
Senin – Minggu
 Shift 1 : 07.00 – 12.00 WIB
 Shift 2 : 12.00 – 21.00 WIB
 Shif 3 : 21.00 – 07.00 WIB
b. Karyawan Non Shift
 Senin – Kamis : 07.00 – 15.00 WIB
 Jum’at : 06.30 – 14.30 WIB

6
BAB III
STANDAR FASILITAS RADIOLOGI

A. Lokasi atau Denah

Denah Instalasi Radiologi

7
U

4M

9M
9M
D
B
E1
E2 C
CR 5M

5M

5M 5M

KETERANGAN :
A : Ruang Administrasi Pasien
B : Ruang Foto Rontgen 2
C : Kamar Gelap
D : Ruang Foto Rontgen 1
E1 : Pesawat E1 merk Toshiba
E2 : Pesawat E2 merk Siemens
CR: CR merek Fuji

Ukuran Ruang Radiologi Keseluruhan : 1500 cm x 900 cm x 400 cm


Bahan : Tembok Bata
Ketebalan Dinding : 25 cm + 1,5 mm Pb

B. Standar Fasilitas
Peralatan di Unit Radiologi Rumah Sakit Umum Mohammad Noer
Pamekasan, meliputi:
No Nama Peralatan Jumlah Keterangan
1 Pesawat x-ray 1 buah Merk Toshiba
8
2 Automatic Prossesing 2 buah Tidak Dipakai
3 Open pengering 1 buah Kondisi rusak
4 Kamar Gelap 1 buah
5 Safe light 1 buah
6 Tangki Developer 20 liter 4 buah Dev + fixer
7 Exhaust fan 1 buah
8 Bak air bersih 1 buah
9 Hanger 30cmx40cm 8 buah
10 Hanger 35cmx35cm 6 buah
11 Labeling / Marker 1 buah
12 Meja Stationer tanpa bucky 1 buah
13 Control table 1 buah
14 Termometer dinding dikamar gelap Tdk ada
15 Meja tulis 1 buah
16 Komputer 1 buah
17 Printer 1 buah
18 Apron 4 buah
19 TLD 4 buah
20 Bangku tunggu pasien di luar ruangan 3 buah
21 Kursi besi 5 buah
22 Kursi putar 1 buah
23 Viewer 1 buah
24 Standar Kaset 1 buah
25 Grid Lysolm uk.30 1 buah
26 Wastafel 1 buah
27 Almari / rak arsip 2 buah Arsip,obat,ATK
28 Meja Administrasi 1 buah
29 Kaset 30x40 cm 4 buah
30 Kaset 35x35 cm 2 buah
31 Kaset CR 35x43 cm 3 buah

9
32 Kaset CR 35x35 cm 2 buah
33 Kaset CR 24x18 cm 2 buah
34 Computer Radiography (CR) 1 buah
35 Mobile unit x-ray 1 buah Tidak Dipakai
36 Baju pasien 10 buah
37 Bantal pasien 1 buah
38 Selimut 3 buah

Data Ruang Radiologi dan Pesawat Sinar-X


Data ruang radiologi Keterangan
Nama ruangan : Unit Radiologi
Ukuran ruang : 4 m x 3 m x 2.8 m
Nomor izin pemanfaatan :
Data pesawat
Merk pesawat sinar-X : Toshiba
Tipe/model pesawat sinar-X : KXO 15 R
No. Seri pesawat sinar-X : 4F807
Tahun pembuatan : 2004
Tahun pemasangan : 2005
Data tabung
Merk tabung : Toshiba Rotanode
Tipe tabung : DRX-1603B
No. Seri tabung : 4G113F
Beda tegangan maksimum kV) : 150 kV
Arus (mA) maksimum : 320 mA
waktu (s) maksimum : 9.9 s

Lokasi disekitar ruang radiologi Tebal Jenis material + Pb Penguk


10
uran
paparan
dinding
(mR/ja
m)
Kanan : UGD 25 cm Bata Merah 2mm
Kiri : Ruang USG 25 cm Bata merah 2mm
Atas : Ruang KOMDIK 20 cm Beton -
Bawah : Lantai 15 cm Keramik -
Belakang : Area parkir 25 cm Bata merah 2mm
Depan : Taman, R. tunggu 25 cm Bata merah 2mm
Tanda bahaya : Lampu tanda radiasi berfungsi baik
radiasi Tanda bahaya radiasi mudah dilihat dan jelas terbaca

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pemeriksaan radiologi harus berdasarkan permintaan dari dokter. Dalam hal


ini dokter yang meminta pemeriksaan dapat terjadi kemungkinan sebagai berikut :
a) Dokter Internal Rumah Sakit Umum Mohammad Noer Pamekasan :
11
 Dokter mengirim pasien rawat inap maupun rawat jalan harus mengisi
formulir permintaan pemeriksaan radiologi disertai klinisnya sebelum
dilakukan pemeriksaan radiologi.
 Pasien rawat jalan membawa sendiri formulir permintaan pemeriksaan
radiologi dari dokter pengirim ke Unit Radiologi.
 Perawat ruangan mengantarkan pasien rawat inap untuk pemeriksaan
Radiologi ke Unit Radiologi. Apabila pemeriksaan memerlukan persiapan,
perawat cukup menghubungi radiografer untuk menjadwalkan
pemeriksaan.
b) Dokter Eksternal Rumah Sakit Umum Mohammad Noer Pamekasan:
Pasien rawat jalan dari luar yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi harus
membawa surat pengantar pemeriksaan radiologi dari dokter pengirirnnya.

A. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Umum Mohammad Noer Pamekasan


a) Pemeriksaan Rutin (Non Kontras I Tanpa Persiapan)
1. Kepala
2. Abdomen / BNO
3. Sinus Paranasal (SPN)
4. Abdomen 3 Posisi
5. Thorax AP/PA/Lateral /RLD
6. Pelvis
7. Extremitas Atas ( Humerus, Elbow, Antebrachi, Manus)
8. Columna Vertebrae (Cervical, Thoracal, Lumbal, Sacral, Cocygeus)
9. Extremitas Bawah (Hip Joint, Femur, Genu, Cruris, Ankle, Caicaneus,
Pedis)
b) Pemeriksaan Khusus (Dengan Persiapan)
 USG Abdomen
Dalam pelaksanaan persiapan pemeriksaan, persiapan pasien rawat inap
dilakukan oleh perawat, sedangkan pasien rawat jalan dilakukan oleh petugas
Radiologi.

B. Penyerahan Hasil Radiologi


 Pasien Rawat Jalan

12
Semua pemeriksaan radiologi yang telah dilakukan asistensi oleh petugas
radiologi. Pasien rawat jalan mengambil sendiri dengan menyerahkan
kuitansi pembayaran dan tanda tangan pada buku pengambilan hasil.
 Pasien Rawat Inap
Petugas ruangan atau perawat mengambil foto dan hasil pemeriksaan
setelah ditelepon dari petugas radiologi dan tanda tangan pada buku
pengambilan hasil.

C. Pembacaan Hasil Foto Rontgen Di Unit Radiologi


Semua hasil foto rontgen yang dilakukan di Unit Radiologi Rumah Sakit
Umum Mohammad Noer Pamekasan dibacakan (expetise) oleh dokter
spesialis radiologi jika ada permintaan langsung dari dokter pengirim
atau DPJP yang menangani pasien tersebut.

D. PENGELOLAAN LIMBAH
Limbah Radiologi dibagi menjadi 2 yaitu limbah medis dan limbah tidak
medis.
1. Limbah medis
a. Limbah medis cair
Limbah medis cair dibuang ke medivest
b. Limbah medis padat
Limbah medis padat dibuang pada tempat sampah medis yang sudah
disiapkan dan dibuang ke medivest
c. Limbah medis spuit
Limbah medis spuit ditutup lagi dan kemudian dibuang pada Safety
Box yang terpisah dan dibuang ke medivest

2. Limbah non medis


Limbah non medis dibuang pada tempat sampah non medis yang sudah
disediakan.

13
BAB V
LOGISTIK

A. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Perencanaan logistik

14
2. Pengadaan logistik
3. Penerimaan perbekalan
4. Penyimpanan perbekalan

B. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Perencanaan logistik
Perencanaan logistik terdiri dari 2 yaitu:
a. Perencanaan operasional yaitu rencana logistik untuk kebutuhan
rutin atau reguler dalam kurun waktu 1 bulan.
1) Kebutuhan logistik didasarkan pada jumlah kebutuhan stok yang
harus tersedia setiap bulan.
2) Petugas Logistik melakukan stock opname setiap akhir bulan.
3) Merencanakan kebutuhan logistik untuk jangka waktu 1 bulan
dan membuat pengajuan permintaan ke bagian logistik instalasi
farmasi.
b. Perencanaan taktis yaitu perencanaan dalam hal tak terduga/darurat.
1) Kebutuhan logistik didasarkan pada keadaan dimana akan
dilaksanakan medical cek up atau keadaan bencana.
2) Koordinator membuat pengajuan permintaan ke bagian logistik
farmasi.
3) Dalam hal penggantian spare part peralatan yang rusak, kepala
bagian mengajukan permintaan ke direktur disertai dengan bukti
rekomendasi dari elektro medik untuk selanjutnya didisposisi ke
bagian pengadaan.

2. Pengadaan logistik radiologi


Pengadaan logistik harus mempertimbangkan hal - hal sebagai berikut:
a. Jenis dan jumlah film maupun larutan dan bahan lain yang harus
tersedia di radiologi.
b. Tingkat persediaan

15
1) Tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan
yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
2) Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang
diperlukan untuk memenuhi kegiatan operasional normal, sampai
pengadaan berikutnya dari pembekal atau penyimpanan umum.
3) Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada
untuk bahan - bahan yang dibutuhkan atau sering terlambat
diterima dari pemasok.
c. Perkiraan jumlah kebutuhan
Dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian bahan
periode bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk
periode bulan yang akan datang. Jumlah rata - rata pemakaian bahan
untuk setiap bulan dicatat.
d. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan
diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan
yang sulit didapat.
3. Penerimaan perbekalan radiologi
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan radiologi yang telah
dipesan. Penerimaan perbekalan radiologi dari rekanan langsung ke
bagian radiologi. Yang harus dilakukan pada saat menerima perbekalan
radiologi adalah:
a. Cek kesesuaian jumlah dan jenis barang yang datang sesuai dengan
pesanan.
b. Cek masa kadaluwarsa cairan developer, fixer dan film rontgen.
c. Pastikan barang diterima dalam kondisi baik/tidak rusak.
d. Tulis tanggal penerimaan barang, di kartu stok perbekalan.
4. Penyimpanan perbekalan radiologi
Barang diambil setiap bulan, dan penyimpanan dilakukan ruang
radiologi. Kecuali obat - obatan dan media kontras disimpan di instalasi
farmasi dan bila akan menggunakan dilakukan peresepan oleh dokter
spesialis radiologi.

16
a. Suhu dan stabilitasnya
1) Udara dingin dan kering
2) Ventilasi udara cukup
3) Temperature 4-25 derajat celcius
4) Kelembapan udara maksimal 50% dalam keadaan dingin dan
kering
b. Film harus di simpan secara tegak lurus
1) Metode penyimpanan
2) First In First Out (FIFO)
Barang yang masuk terlebih dahulu, dipakai terlebih dahulu.
3) First Expire Date First Out (FEFO)
Barang yang memiliki waktu kadaluwarsa terlebih dahulu, dipakai
terlebih dahulu

c. Daftar barang reagensia


No Nama Obat / Alkes
1 Developer
2 Fixer
3 Film 30x40 cm
4 Film 35x35 cm
5 USG Paper
6 Jelly USG
7 Natrium Chlorida (NaCl)
8 Alcohol 1 liter
9 Bethadine
10 Masker
11 Handscoon S/M

C. JADWAL PELAKSANAAN
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Perencanaan logistik
a. Perencanaan operasional Setiap bulan

17
b. Perencanaan taktis Sewaktu-waktu
(incidental)
2 Pengadaan logistik Setiap bulan
3 Penerimaan perbekalan radiologi Setiap bulan
4 Penyimpanan perbekalan radiologi Setiap barang datang

D. EVALUASI
Dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program evaluasi reagensia dan alat
dan bahan habis pakai radiologi secara tertulis apakah program terlaksana
dengan baik atau mengalami kendala. Hasil evaluasi ditindaklanjuti untuk
mengupayakan peningkatan mutu dan kualitas kerja.
E. LAPORAN
Hasil kegiatan dilaporkan secara tertulis kepada manajemen setiap akhir
pelaksanaan program, untuk dievaluasi dan ditindaklanjuti lebih dalam

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN

18
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Sistem tersebut meliputi assesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang
seharusnya dilakukan.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program - program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD.

C. TATALAKSANA KESELAMATAN PASIEN


Kegiatan keselamatan pasien di RS Ananda dilakukan melalui monitoring
indikator mutu tiap unit kerja terutama yang berhubungan dengan
keselamatan pasien, tindakan preventif, pengendalian proses/produk tidak
sesuai, tindakan korektif dan audit mutu internal.

1. Monitoring Indikator Mutu Pelayanan


Merupakan kegiatan asesmen resiko. Secara rinci indikator mutu
pelayanan rumah sakit dan unit kerja dijelaskan pada pedoman mutu
pelayanan rumah sakit dan unit kerja. Bila terjadi penyimpangan atau
terjadi kejadian tidak diinginkan kepala instalasi melaporkan pada
pertemuan manejemen seperti diatur pada tindakan preventif.
2. Tindakan Preventif
Merupakan sistem yang diharapkan bisa mencegah terjadinya kejadian -
kejadian tidak diharap akibat kesalahan melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif
dilakukan melalui:

19
a. Pencegahan kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang memenuhi
standar K3.
b. Pertemuan rutin di rapat struktural.
c. Evaluasi prosedur secara berkala dan terus menerus.
d. Audit internal.
3. Tindakan korektif
Merupakan tindakan pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. Tindakan korektif merupakan tindak
lanjut dari rapat tertutup setelah ada inspeksi dan verifikasi.
4. Audit mutu internal
Dilakukan secara berkala dan terus menerus tiap 6 bulan. Sedang audit
eksternal dilakukan setiap 1 tahun. Hal ini dilakukan untuk menilai proses
dan sasaran mutu termasuk keselamatan pasien di dalamnya.
D. SASARAN KESELAMATAN PASIEN RADIOLOGI
1. Ketepatan identifikasi pasien.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif.
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai.
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
5. Pengurangan Pasien Infeksi.
6. Pengurangan resiko pasien jatuh.
7. Penggunaan dosis radiasi yang tepat.
8. Penggunaan apron bagi pasien dan keluarga pasien.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Radiasi yang digunakan di Radiologi di samping bermanfaat untuk


membantu menegakkan diagnosa, juga dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja
radiasi dan masyarakat umum yang berada disekitar sumber radiasi tersebut.
20
Besarnya bahaya radiasi ini ditentukan oleh jarak dari sumber radiasi, waktu
(lamanya penyinaran) dan perisai (shielding).
Upaya untuk melindungi pekerja radiasi serta masyarakat umum dari
ancaman bahaya radiasi dapat dilakukan dengan cara:
1. Mendesain ruangan radiasi sedemikian rupa sehingga paparan radiasi tidak
melebihi batas - batas yang dianggap aman.
2. Melengkapi setiap ruangan radiasi dengan perlengkapan proteksi radiasi yang
tepat dalam jumlah yang cukup.
3. Melengkapi setiap pekerja radiasi dan pekerja lainnya yang karena bidang
pekerjaannya harus berada di sekitar medan radiasi dengan alat monitor
radiasi.
4. Memakai pesawat radiasi yang memenuhi persyaratan keamanan radiasi.
5. Membuat dan melaksanakan prosedur bekerja dengan radiasi yang baik dan
aman.

A. PROTEKSI RADIASI
1. Pengertian
Merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah
kesehatan manusia maupun lingkungan yang berkaitan dengan pemberian
perlindungan kepada seseorang atau sekelompok orang ataupun kepada
keturunannya terhadap kemungkinan yang merugikan kesehatan akibat
paparan radiasi, sementara kegiatan yang diperlukan pada pemakaian
sumber radiasi masih tetap dapat dilakukan.
2. Tujuan Proteksi Radiasi
Mencegah terjadinya efek non stokastik dan membatasi peluang terjadinya
efek stokastik serta melindungi pekerja radiasi, pasien dan masyarakat
umum dari bahaya radiasi yang berasal dari sumber radiasi.
3. Proteksi Radiasi Bagi Pekerja Radiasi
Perlindungan bagi pekerja radiasi dari bahaya radiasi
a. Petugas menggunakan personal monitoring (Film Badge) Film Badge
akan dikirim ke LPFK tiap 1 bulan sekali guna mengetahui nilai dosis
yang diterima oleh pekerja radiasi selama 1 bulan.
b. Berada dibalik tabir/dinding yang telah memenuhi persyaratan
proteksi saat melakukan exposi.
c. Jarak antara panel kontrol dengan pesawat sinar X ditempatkan sejauh
mungkin dan diberi perisai/tabir proteksi radiasi.
21
d. Menghindari memegangi pasien selama penyinaran, kalaupun
terpaksa harus ikut memegangi pasien petugas harus mengenakan
pelindung diri (apron).
e. Petugas radiasi melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala 1
tahun sekali.

B. PROTEKSI RADIASI BAGI PETUGAS NON RADIASI


Perlindungan bagi petugas non radiasi dari bahaya radiasi yang bekerja di
lingkungan radiologi:
1. Berdiri di balik perisai timbal saat sedang dilakukan exspause/perawat
berada di luar ruang pemeriksaan rontgen.
2. Jika dibutuhkan untuk membantu memegangi pasien petugas non radiasi
harus mengenakan pelindung diri (apron).

C. PROTEKSI RADIASI KELUARGA PASIEN DAN MASYARAKAT


UMUM
Perlindungan bagi pasien dan masyarakat umum dari bahaya radiasi:
1. Pasien
a. Pemeriksaan dengan menggunakan radiasi hanya boleh
dilakukan jika ada permintaan dari dokter dengan indikasi/diagnosa
yang kuat.
b. Menggunakan faktor eksposi yang tepat (meliputi: kV,
mA, Second, dan jarak) untuk meminimalisir terjadinya pengulangan
foto.
c. Membatasi luas lapangan penyinaran hanya seluas objek
yang akan diperiksa.
d. Untuk membantu memegangi pasien anak - anak/orang
yang lemah pada saat penyinaran harus dilakukan oleh orang dewasa
sebagai keluarga dan harus dikenakan apron bagi mereka.
2. Masyarakat umum
a. Menutup pintu ruang pemeriksaan pada saat pemeriksaan dilakukan.

22
b. Memberi tanda bahaya radiasi pada pintu ruang pemeriksaan berupa
lampu merah dan lambang radiasi serta tulisan ”AWAS RADIASI”
dan ”IBU HAMIL DILARANG MASUK”.
c. Selama penyinaran orang - orang yang tidak berkepentingan tidak
diperkenankan berada diruang pemeriksaan.
d. Memberi peringatan untuk ibu hamil (sebagai pasien/pengantar
pasien) agar memberitahu petugas sebelum dirontgen.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Merupakan kegiatan pengawasan, pemeliharaan dan audit terhadap


radiologi untuk menjamin mutu dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS )
yang meliputi:
23
1. Melaksanakan prosedur yang menjamin keselamatan kerja dan lingkungan.
2. Melaksanakan prosedur yang mendukung kerja tim pengendalian bahaya
radiasi.

A. UNSUR – UNSUR YANG MEMPENGARUHI MUTU PELAYANAN


1. Input: tenaga/sumber daya manusia, sarana dan prasarana, ketersediaan
data.
2. Proses: tindakan yang dilakukan oleh seluruh staf radiologi.
3. Lingkungan: kebijakan, organisasi, manajemen.
4. Standar - standar yang digunakan (SPM yang ditetapkan oleh lembaga
yang berwenang atau institusi lain yang relevan dan dapat
dipertanggungjawabkan).

B. TAHAP PROGRAM PENGENDALIAN MUTU


1. Mendefinisikan kualitas pelayanan radiologi yang diinginkan dalam
bentuk kriteria.
2. Penilaian kualitas pelayanan radiologi yang sedang berjalan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.
3. Pendidikan personel dan peningkatan fasilitas pelayanan bila diperlukan.
4. Penilaian ulang kualitas pelayanan radiologi.
5. Update kriteria.

C. LANGKAH - LANGKAH DALAM APLIKASI PENGENDALIAN


MUTU
a. Memilih subyek dari program.
b. Mendefinisikan kriteria suatu pelayanan radiologi sesuai dengan kualitas
pelayanan yang diinginkan.
c. Mensosialisasikan kriteria pelayanan radiologi yang dikehendaki.
d. Dilakukan sebelum program dimulai dan disosialisasikan pada semua
personil serta menjalin konsensus dan komitmen bersama untuk
mencapainya.

24
e. Melakukan evaluasi terhadap mutu pelayanan yang sedang berjalan
menggunakan kriteria.
f. Bila ditemukan kekurangan memastikan penyebab dari kekurangan
tersebut.
g. Merencanakan formula untuk menghilangkan kekurangan.
h. Mengimplementasikan formula yang telah direncanakan.
i. Reevaluasi dari mutu pelayanan radiologi.

D. INDIKATOR DAN KRITERIA


Untuk mengukur pencapaian standar yang telah ditetapkan
diperlukan indikator, suatu alat/tolak ukur yang hasilnya menunjukkan pada
ukuran kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Makin sesuai yang
diukur dengan indikatornya, makin sesuai pula hasil suatu pekerjaan dengan
standarnya.
Indikator yang baik memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tujuan.
2. Informasinya mudah didapat.
3. Singkat, jelas, lengkap dan tidak menimbulkan berbagai interpretasi.
4. Rasional.
Indikator Standar pelayanan minimal bagian radiologi:
1. Pemberi pelayanan radiologi.
2. Ketersediaan fasilitas dan peralatan radiologi.
3. Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax.
4. Kerusakan foto.
5. Tidak adanya kejadian kesalahan.
6. Pelaksana expertisi hasil pemeriksaan rontgen.
7. Kepuasan pasien terhadap pelayanan radiologi

25
BAB IX
PENUTUP

Era globalisasi menuntut perkembangan pengetahuan dan tehnologi disegala


bidang, termasuk bidang kesehatan. Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum
Mohammad Noer Pamekasan sebagai bagian dan pelayanan kesehatan rumah
sakit tentunya senantiasa perlu penyesuaian mengikuti perkembangan tersebut.
Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum Mohammad Noer Pamekasan
merupakan bagian integral dan sistem pelayanan Rumah Sakit. Upaya
peningkatan mutu pelayanan radiologi berarti peningkatan mutu pelayanan numah
sakit
Upaya peningkatan mutu pelayanan memerlukan landasan hukum dan
batasan operasional, standart ketenagaan, standart fasilitas, tata laksana, logistik.
Hal tersebut diperlengkapi dengan keselamatan pasien, keselamatan kerja dan

26
proteksi radiasi agar diperoleh mutu yang optimal. Untuk mengukur mutu
pelayanan diperlukan indikator mutu pelayanan. Pengukuran indikator mutu input,
proses, output dan outcome dapat memberikan gambaran mutu Unit Radiologi.
Standart Pelayanan Unit Radiologi ini disusun untuk memberikan informasi
tentang hal-hal tersebut.
Pedoman standar Pelayanan Radiologi ini diharapkan menjadi acuan bagi
pelaksanan kegiatan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan, sehingga indikator
mutu output dapat dicapai. Bagi manajemen pedoman ini berharap dapat
bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan sumber daya sehingga indikator mutu
input dapat tercapai.
Beberapa dokumen ISO 9001 : 2000 yang relevan dan esensinya sesuai
dengan akreditasi kita coba kombinasikan agar tercapai sinergi ISO dan akreditasi.
Sinergi ini tentunya akan menghasilkan mutu yang lebih optimal. Semoga
pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan mutu pelayanan dapat
dijaga. Tidak lupa, sesuai perkembangan hendaknya buku ini secara berkala
dievaluasi dan direvisi.

27

Anda mungkin juga menyukai