Disusun Oleh :
1. Alisa Hildayanti
2. Detri Anggaraeni
3. Siti Rahmawati
4. Seftia Amalia
5. Syfa Mutia
Asalamu’alaikum Wr.Wb .
Wasalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. ……………………………………………… 3
B. …………………………………………………. 3
C. ………………………………………………………. 9
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………10
B. Saran …………………………………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata,fras,klausa,dan
kalimat.
Kata merupakan tataran terendah,dan kalimat adalah tataran tertinggi.kata adalah
kunci utama dalam upaya membentuk tulisan.Oleh karena itu,sejumlah kata dalam
bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik,agar ide dan poesan seseorang dapat
mudah di mengerti.Dengan demikian,kata-kata yang digunakan untukberkomunikasi
harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana.Kata sebagai unsur bahasa,tidak
dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang.Akan tetapi,kata-kata tersebut
harusdigunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk
tulisan secara terus menerus dan teratur serta mampu mengungkapkan
gambaran,maksud,gagasan,dan perasaan.Oleh karena itu,keterampilan menulis atau
mengarang membutuhkan grafologi,struktur bahasa,dan kosa-kata.Kosa-kata
merupakan bagian dari diksi Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal
yang tidak dapat diabaikankarena ketidaktepatan penggunaan diksi pastiakan
menimbulkan ketidakjelasan makna.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaiannya
secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar\pembaca secara tepat pula.Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat,pendengar\pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah,jelas dan lengkap seprti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penulis membatasi beberapa sub pokok bahasan
meliputi:
1. Apa pengertian kata sifat kata benda dan kalimat tunggal?
1
2. Mengetahui kata kerja dan prasa?
3. Jelaskan pengertian kata nomina,keterangan dan kalimat majemuk?
4. Mengetahui kata ulang,dan kata depan serta kalimat aktif dan pasif?
5. Pengertian kata majemuk dan kata efektif?
C. Tujuan
Untuk mengetahui semua permasalahan yang ada dalam rumusan masalah di atas
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Adjektiva jarak yaitu mengacu pada ruang/spasi antara dua benda atau
tempat. Contoh : jauh, dekat
Adjektiva sikap batin yaitu mengacu pada suasana hati/perasaan. Contoh :
sedih, bahagia, bangga, malu
Adjektiva cerapan yaitu mengacu pada sesuatu yang dapat dirasakan oleh
panca indera. Contoh : manis, berisik, basah, bau, terang
Kata sifat (adjektiva) tak bertaraf yang menyatakan keanggotaan dalam
suatu golongan. Contoh : abadi, bundar
b. Sintaksis (Tata/Susunan Kalimat)
Adjektiva atributif adalah kata sifat yang menjadi subjek, objek atau penjelas
subjek. Terletak di belakang/setelah kata benda. Contoh : payung hitam,
tenda biru
Adjectiva predikatif adalah kata sifat yang berkedudukan sebagai predikat.
Contoh : Istana baru itu sangat megah.
Adjektiva adverbial adalah adjektiva yang merupakan keterangan atau
pelengkap dari adjektiva utama. Adapun polanya yaitu : (dengan) + (se-) +
adjektiva+(-nya) Contoh : Bersikaplah dengan sewajarnya.
Perulangan adjektiva Contoh : Ingat baik-baik.
c. Bentuk
Adjektiva dasar (monomorfemis) yaitu kata sifat yang belum mengalami
proses afiksasi atau penambahan imbuhan. Contoh : asam, cantik, tinggi
Adjektiva turunan (polifermis) yaitu kata sifat yang sudah mengalami proses
afiksasi/penambahan imbuhan, pengulangan/reduplikasi, penyerapan, dan
pemajemukan.
Afiksasi (penambahan imbuhan) yaitu kata sifat yang sudah ditambah
imbuhan.
4
Prefiks: se- dan ter- (seperti:secantik,terbaik)
Infiks : -em- (seperti : gemetar, gemuruh)
Reduplikasi (pengulangan) yaitu kata sifat yang terbentuk dari proses
pengulangan/ reduplikasipada kata.
Contoh:Sebaik-baiknya,Sepandai-pandainya.compang camping,gelap gulita,
warna warni
Kata sifat majemuk (pemajemukan) yaitu kata sifat yang terbentuk dari
penggabungan kata yang membentuk makna baru atau makna konotasi yang
merujuk pada sifat suatu benda atau objek. – gabungan sinonim atau antonim
(seperti: cerahceria,baikburuk)
–gabungan morfem terikat (seperti:serba guna, adidaya) – gabungan morfem
bebas (seperti : baik budi, lapang dada, busung lapar)
Kata sifat serapan adalah kata sifat yang berasal dari bahasa asing dan
diserap ke dalam bahasa Indonesia
Sufiks -i, -iah, -wi. Contoh : alami, duniawi, alamiah
Sufiks -if, -al, -is. Contoh : aktif, struktural, tekni
2. KATA BENDA
Kata benda adalah kata yang mengacu pada benda,manusia,binatang,dan
konsep atau pengertian.jenis kata ini sangat penting dalam sdtruktur
kalimat.karena nomina sering digunakan sebagai subjek dalam kalimat.
Adapun ciri ciri kata benda yaitu;
6
Kalimat tunggal hanya terdiri dari satu subjek, predikat, objek, dan
keterangan. Jika dalam satu kalimat terdapat lebih dari satu struktur kalimat
maka disebut dengan kalimat majemuk.
Jenis-jenis Kalimat Tunggal dan Contohnya
Berikut ini adalah jenis kalimat tunggal beserta contohnya:
1. Kalimat Tunggal Adjectival
Kalimat adjektival merupakan jenis kalimat tunggal yang mempunyai
satu predikat yang berupa kata sifat. Contoh:
Tas adik menjadi kotor.
Bunga mawar sangat indah.
2. Kalimat Tunggal Nominal
Kalimat nominal adalah jenis kalimat tunggal yang memiliki predikat
berupa kata benda. Contoh:
Bagas adalah seorang dokter.
Saya seorang guru.
3. Kalimat Tunggal Numerial
Kalimat numerial adalah jenis kalimat tunggal yang predikatnya
berupa kata berguna. Contoh:
Harga gawai ini adalah 1 juta.
Tasya memiliki sepasang cincin.
4. Kalimat Tunggal Preposisional
Kalimat preposisional adalah jenis kalimat tunggal yang dapat
predikatnya memiliki kata depan. Contoh:
- Adi pergi ke toko alat tulis.
- Saya di pasar.
5. Kalimat tunggal Verbal
Kalimat verbal adalah jenis kalimat yang memiliki predikat berupa kata
kerja Contoh:
Ibu memasak opor.
Devano bermain sepak bola.
B. MENGETAHUI KATA KERJA DAN KATA FRASA
7
1. Pengertian Kata Kerja
Kata kerja (verba) adalah kata yang berfungsi untuk dapat
menjelaskan tentang suatu aktifitas atau suatu perbuatan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang.
Kata Kerja atau verba berasal dari bahasa Latin yaitu verbum yang
artinya kata. Sehingga kata kerja dapat disimpulkan bahwa suatu kelas kata
yang dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau
pengertian dinamis lainnya.
Pada umumnya kata kerja (verba) menjadi predikat dalam suatu frasa
atau kalimat
Pengertian Kata kerja intransitif adalah suatu kata kerja yang tidak
sama sekali memerlukan objek. Didalam kalimat berpredikat, kata kerja
intransitif tidak membutuhkan atau tidak memerlukan kata tambahan
untuk dapat mencapai kalimat yang diinginkan atau dituju. Namun, kita
tetap dapat menambahkannya sebagai suatu unsur keterangan
(pelengkap).
Pola dari kata kerja intransitif itu sendiri adalah S-P (Subjek dan
Predikat) namun dapat ditambahkan dengan keterangan / pelengkap.
8
Contoh Kata Kerja Transitif
- Mikhaila mencuci piring.
- Natusha memasak sayur.
- Andri mengerjakan PR.
Contoh Kata Kerja Intransitif
- Dina tertidur.
- Santi bermimpi
- Endang melamun.
b. Ciri-ciri Kata Kerja
Sebagai predikat
Dalam pola kalimat (S-P-O-K) kata kerja dapat di iringi oleh kata
benda, kata sifat atau kata keterangan.Contoh :
Sebuah kalimat tersusun atas beberapa satuan. Satuan itu tersusun dari
satu kata atau lebih, dan satuan pembentuk kalimat itu menempati fungsi
tertentu.
Fungsi tersebut diantaranya yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O),
Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket).
Fungsi tersebut boleh ada dan juga tidak ada didalam sebuah kalimat.
Tapi, ada fungsi yang wajib ada yaitu Subjek (S) dan Predikat (P).
Kamu harus mengetahui beberapa ciri – ciri dari frasa yang sangat
penting, diantaranya sebagai berikut ini:
10
Frasa verba merupakan frasa yang mempunyai unsur pusat berupa
kata verba dan ditandai dengan adanya afiks verba.
Frasa verba atau kerja bisa juga ditambahkan dengan imbuhan kata
“sedang” buat verba aktif dan kata “sudah” buat verba yang menyatakan
keadaan.
Frasa kerja atau verba gak bisa diberikan dengan imbuhan kata
“sangat” dan biasanya menduduki fungsi sebagai predikat pada sebuah
kalimat. Contohnya: Arsyila sejak tadi, akan menulis dengan pulpen baru.
Frasa numeralia yaitu sebuah frasa yang punya unsur pusat berupa
kata numeralia atau sebuah kata yang menyatakan bilangan atau bisa
11
dibilang jumlah tertentu. Contohnya: Tiga orang serdadu menghampirinya
ke tempat itu.
Frasa preposisi yaitu salah satu frasa yang ditandai dengan adanya
preposisi atau kata depan, yang dijadikan penunjuk atau indikator.
Contohnya: Perempuan di depan itu mengajukan pertanyaan kepada
pembicara.
2. Kata Nomina
Kata nomina atau kata benda merupakan salah satu kategori kata atau
kelas kata. Baryadi (2011) dalam bukunya yang berjudul Morfologi Dalam
Ilmu Bahasa menyebutkan bahwa kata benda atau nomina merupakan kata
yang menyatakan benda atau yang dibendakan
3. Kalimat Majemuk
kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat
atau lebih. ... Kalimat majemuk dapat juga diartikan sebagai kalimat yang
terdiri dari dua klausa. Contoh kalimat majemuk setara: Kakek pergi ke
Medan dan nenek di rumah.
- Meskipun agak sulit, soal matematika itu tetap dapat dijawab Andi.
Kalimat Majemuk Campuran
14
Kata keterangan perlawanan
Contoh kalimat:
2. Kalimat Pasif
kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya mendapatkan
perlakuan, tindakan, atau pemberian kata kerja tertentu dalam aktivitas atau
tindakannya. Dengan kata lain, kalimat pasif menunjukkan bahwa subjek
merupakan bagian yang menjadi tujuan dari adanya suatu tindakan yang
15
sedang atau telah dilakukan. Dalam struktur kalimat pasif, maka subjek
menjadi bagian yang dikenakan suatu tindakan atau aktivitas. Subjek dalam
kalimat pasif tidak berposisi sebagai pelaku, melainkan peran pelaku
dipegang oleh objek.
Pada dasarnya, kedua kalimat bertolak belakang dalam
penggunaannya. Namun, keduanya memiliki hubungan dimana kalimat aktif
dapat diubah menjadi kalimat pasif dan sebaliknya. Sebuah kalimat pasif
juga dapat diubah menjadi kalimat pasif. Baik kalimat aktif dan kalimat
pasif, keduanya sama-sama saling terhubung satu sama lain
3. Ciri-ciri Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Kalimat aktif dan kalimat pasif memiliki ciri-ciri yang berbeda untuk
beberapa penggunaannya secara tulisan atau lisan. Ciri-ciri kalimat aktif
yaitu sebagai berikut.
a. Imbuhan Me- atau Ber- pada Predikat
Imbuhan me- atau ber- dalam kalimat aktif memiliki peranan yang
penting karena dapat membedakannya dengan kalimat yang lainnya
termasuk kalimat pasif. Imbuhan ini terletak pada predikat kalimat yang
menjelaskan atau menerangkan suatu tindakan yang dilakukan oleh subjek.
Predikat dalam kalimat aktif merupakan kata kerja yang menunjukkan suatu
aktivitas yang dilakukan oleh subjek. Adanya imbuhan membuat predikat
berubah menjadi kata kerja aus. Maksud dari kata kerja aus adalah kata yang
tidak memerlukan imbuhan karena jika diberi imbuhan maka akan menjadi
ambigu dan maknanya tidak ada.
Imbuhan pada predikat juga membuat kalimat yang akan disampaikan
akan menjadi tidak jelas dan tidak sesuai dengan tujuan yang akan
disampaikan. Beberapa kata kerja diantaranya yaitu makan, tidur, mandi,
pulang, dan sebagainya. Kata-kata tersebut jika diberi imbuhan, maka
maknanya akan berbeda sangat jauh. Apabila menemukan kata aus dalam
sebuah kalimat atau dalam rangkaian kalimat, hampir bisa dipastikan itu
merupakan kalimat aktif.
b. Subjek Melakukan Tindakan Secara Langsung
Kalimat aktif menunjukkan bahwa subjek sedang atau telah
melakukan tindakan langsung yang memberikan kemudahan bagi pembaca
karena dapat memahami maksud dari penulis. Dengan hal tersebut, makna
16
yang terkadang dalam tulisan penulis dapat lebih sempurna disampaikan
kepada penerima sehingga dapat mengurangi perbedaan persepsi.
c. Memiliki Pola SPOK (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan) atau SPK
(Subjek-Predikat-Keterangan)
Pola subjek diikuti predikat dan objek ditambah dengan keterangan
mungkin tidak asing untuk dikenal karena materi ini dipelajari dalam bahasa
Indonesia. Dalam menulis atau menyampaikan kalimat aktif, tata urutan pola
tersebut harus diikuti agar dapat memberikan informasi yang jelas dan benar.
Kalimat aktif dapat berupa SPOK atau juga berupa SPK, tergantung
bagaimana cara penulis atau penyampaian ingin menyampaikan dalam
kalimat tertentu.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengidentifikasi
keberadaan kalimat pasif yaitu sebagai berikut
Imbuhan ter-, di-, ter- an, ter- ke- an pada Predikat
Kata imbuhan dalam kalimat pasif menunjukkan subjek dalam kalimat
tersebut berperan sebagai pihak yang dikenai pekerjaan atau berperan
sebagai korban. Jika imbuhan di atas dalam predikat ditemui pada suatu
kalimat, maka kalimat tersebut termasuk dalam kalimat pasif.
Subjek Tidak Melakukan Tindakan Secara Langsung
Jika dalam kalimat aktif subjek merupakan pihak yang melakukan tindakan
secara langsung, lain halnya dengan kalimat pasif. Di dalam kalimat ini,
subjeknya berubah menjadi pihak yang dikenakan suatu tindakan. Posisi
subjek dalam kalimat pasif merupakan objek dalam kalimat aktif dan
sebaliknya.
Memiliki Kata Ganti yang Dapat Menunjukkan Suatu Kepunyaan
Kata ganti yang menunjukkan kepunyaan baik itu orang pertama,
kedua, atau ketiga disebut dengan pronomina persona. Dalam pembentukan
suatu kalimat, pronomina persona bisa bergabung dengan subjek atau objek
dan predikat dengan objek. Apabila pronomina persona bergabung dengan
predikat dan objek, maka bisa dipastikan kalimat tersebut termasuk dalam
kalimat pasif. Selain itu, pada bagian objek biasanya ditandai dengan adanya
kata “oleh” atau “dengan”, namun hal ini tidak begitu berpengaruh. Sebab,
ada tidaknya kata tersebut tidak merubah makna dari kalimat pasif tersebut.
17
4. Jenis-Jenis Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Dalam susunannya, kalimat aktif dapat dibedakan menjadi empat
yaitu transitif, intransitif, semitransitif, dan dwitransitif.
Kalimat Aktif Transitif
Kalimat ini merupakan kalimat yang memerlukan objek dalam
susunan kalimatnya agar dapat melengkapi rangkaiannya. Dalam
penggunaannya, transitif dapat diubah menjadi pasif dengan cara mengubah
kata kerjanya menjadi bentuk pasif dengan imbuhan. Selain itu, untuk
mengubahnya menjadi pasif maka posisi subjek dengan objek harus ditukar
agar susunannya menjadi lebih tepat. Susunan kalimatnya menjadi subjek-
predikat-objek.
Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif merupakan kalimat yang merupakan
kebalikan dari transitif, dimana objek merupakan unsur yang tidak
diperlukan dalam susunannya. Sebagai ganti dari hilangnya peran objek,
maka kata keterangan atau kata pelengkap ditambahkan di dalamnya.
Kalimatnya dapat dirangkai menjadi subjek-predikat-keterangan atau
pelengkap. Hilangnya posisi objek membuat kalimat ini tidak dapat diubah
menjadi pasif.
Kalimat Aktif Semitransitif
Kalimat ini merupakan kalimat yang tidak memerlukan objek dalam
rangkaian kalimat dan hanya bisa diikuti oleh unsur pelengkap saja. Kalimat
aktif semitransitif tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif karena tidak
adanya objek di dalamnya.
Kalimat Aktif Dwitransitif
Kalimat aktif yang terakhir adalah dwitransitif dimana kalimat ini
terbentuk dari tambahan objek dan pelengkap dalam kalimatnya. Karena
adanya objek di dalamnya, maka dapat diubah menjadi bentuk pasif.
Kalimat pasif berdasarkan predikat dan objeknya dapat digolongkan
menjadi empat. Adapun keempat jenis kalimat tersebut adalah sebagai
berikut.
Kalimat Pasif Transitif
Kalimat pasif transitif merupakan kalimat yang tersusun dari
rangkaian antara subjek-predikat-objek diikuti oleh kata keterangan atau
18
kata pelengkap. Jika tidak diikuti oleh kata keterangan atau kata pelengkap
hal itu tidak terlalu bermasalah karena sudah bisa terangkai menjadi kalimat
utuh.
Kalimat Pasif Intransitif
Kalimat ini merupakan kalimat pasif yang tidak dilengkapi oleh objek.
Keberadaan objek digantikan oleh kata keterangan atau kata pelengkap.
Sehingga pola kalimat yang terbentuk menjadi subjek-predikat- kata
keterangan atau subjek-predikat-kata pelengkap.
Kalimat Pasif Tindakan
Kalimat pasif tindakan merupakan kalimat yang posisi predikat
berperan sebagai bentuk aktivitas atau tindakan tertentu. Imbuhan dapat
ditambahkan pada predikatnya dalam bentuk di atau dalam bentuk di-kan
tergantung konteks kalimat yang akan dirangkai.
Kalimat Pasif Keadaan
Sedangkan kalimat pasif keadaan merupakan kondisi dimana predikat
berperan dalam bentuk keadaan. Imbuhan pada predikat yang disusun dalam
sebuah rangkaian kalimat bisa berupa ke-an.
5. Perbedaan Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Kalimat aktif dan kalimat pasif dalam bahasa pada dasarnya tidak
memiliki banyak perbedaan yang mencolok dalam penggunaannya. Tetapi,
penggunaan dengan kalimat lain yang menyertai merupakan hal yang
membedakan keduanya baik itu dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan
yang lainnya. Sebagai contoh penggunaan kalimat aktif dan kalimat pasif di
bahasa Inggris harus mengikuti bentuk struktur tata bahasa Inggris yang
cukup rumit.
Bentuk keduanya harus mengikuti aturan seperti dalam bentuk simple
present tense, past tense, perfect tense, past continuous, dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, aturan penggunaan keduanya tidak
terlalu rumit seperti dalam bahasa Inggris.
Secara garis besar, kalimat aktif dan kalimat pasif memiliki 3
perbedaan yang mendasar dilihat dari struktur kalimatnya. Adapun ketiga
perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
19
Subjek dalam kalimat aktif merupakan pihak yang melakukan suatu
pekerjaan, sedangkan subjek dalam kalimat pasif merupakan pihak yang
dikenai suatu pekerjaan.
Predikat pada kalimat aktif biasanya memiliki imbuhan ber- atau me,
sementara pada kalimat pasif berupa ter-, di-, ter- an, ter- ke- an.
Kalimat aktif biasanya tidak memerlukan frasa oleh atau dengan, berbeda
dengan kalimat pasif yang biasanya memerlukan frasa oleh atau dengan.
6. Contoh Kalimat Aktif dan Pasif
Berikut ini beberapa contoh kalimat aktif menurut penggolongan
a. Kalimat Aktif Transitif
Petani Mencangkul Sawah
Petani berposisi sebagai subjek, mencangkul adalah predikat sebagai
kata kerja, sedangkan sawah adalah objek yang dicangkul oleh petani.
Monyet makan pisang
Kata monyet merupakan subjek, makan merupakan predikat dan
termasuk kata aus karena tidak memerlukan imbuhan, dan pisang merupakan
objek dalam kalimat di atas.
20
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ulang adalah
kata yang terjadi sebagai hasil reduplikasi. Kata ulang merupakan
pengulangan saruan gramatik atau suatu bentuk kata, baik seluruhnya
maupun sebagian dengan disertai variasi fenom maupun tidak. Kata ulang
biasanya ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-
unsurnya.
1. Kata ulang penuh
Kata ulang penuh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar tanda
perubahan bunyi dan tidak ditandai dengan adanya imbuhan.
Contoh kata ulang penuh:
- Kuda → kuda-kuda
- Jalan → jalan-jalan
- Hati → hati-hati
- Mata → mata-mata
- Kata → kata-kata
- Sekali → sekali-sekali
2. Kata ulang sebagian
Kata ulang sebagian merupakan pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya.
Contoh kata ulang sebagian:
- Membaca → membaca-baca
- Pertama → pertama-tama
- Bersama → bersama-sama
3. Kata ulang berimbuhan
Kata ulang berimbuhan merupakan pengulangan yang terjadi
bersama-sama dengan proses imbuhan.
F. KATA MAJEMUK
Kata majemuk adalah gabungan dua kata (morfem) dasar yang
menghasilkan kata dengan makna baru. Kata ini berbeda pula dengan frasa
sehingga harus benar-benar diperhatikan.
Apa bedanya kata majemuk dan frasa? Pada penggabungan kata
dalam bentuk frasa, kita dapat mengenali dari posisi satu kata dengan kata
lain yang berbeda. Satu kata merupakan inti, dan kata lainnya berfungsi
menjelaskan atau menerangkan kata intinya.
Salah satu ciri kata majemuk yang paling mudah ditemui adalah tiap
kata dasar yang membentuknya memiliki kedudukan sama. Tidak ada
bentuk inti atau pun yang sifatnya menjelaskan atau dijelaskan. Kata ini
menghasilkan makna baru dari gabungan dua kata dasar tersebut, yang hasil
maknanya tersebut bisa sangat berbeda dari kata dasar yang membentuknya.
Berikut ini adalah ciri-ciri kata majemuk yang perlu kamu ketahui.
22
Ciri kata majemuk yang utama adalah hasil katanya tidak bisa disisipi.
Jadi, untuk membedakannya dengan frasa, cobalah untuk membuat sisipan
di antara dua kata dasar pembentuknya dan lihat seperti apa maknanya.
Contoh:
“kacamata”
Tidak bisa disisipi menjadi “kaca pada mata”, atau “kata dari mata”,
berarti ini adalah kata majemuk.
“sakit mata”
Bisa disisipi menjadi “sakit di mata” atau “sakit pada mata”, berarti
ini adalah frasa.
Kata ini tidak bisa diperluas dengan imbuhan berupa awalan atau afiks
dan akhiran hanya di masing-masing katanya. Jika akan memberikan
imbuhan, imbuhan harus disertakan di gabungan kata tersebut sehingga
memiliki makna. Berbeda dengan frasa yang bisa diperluas dengan
penambahan afiks di satu kata saja.
Contoh:
Kata majemuk “kereta api”, kata ini tidak bisa diperluas dengan
imbuhan di satu kata saja, menjadi “perkereta api” atau “kereta apian”.
Apabila harus memakai imbuhan, imbuhan harus diletakkan di awal dan
akhir untuk mengapit kedua kata yang membentuknya, sehingga menjadi
“perkeretaapian”.
Contoh:
23
Kata majemuk “angkat kaki” bermakna ‘pergi’. Kata ini tidak bisa
ditukar menjadi “kaki angkat” karena maknanya akan berubah atau menjadi
tidak jelas.
Kalau kita ikuti konsep yang diajukan para tata bahasawan tradisional
yang melihat kata ini sebagai komposisi yang memiliki makna baru atau
memiliki satu makna, maka bedanya dengan frasa adalah bahwa frasa tidak
memiliki makna baru, melainkan makna sintaktik atau makna gramatikal.
Apabila kita ikuti konsep bahwa salah satu atau kedua komponen kata
majemuk berupa morfem dasar terikat, makanya bedanya dengan frasa
24
adalah bahwa kedua komponen frasa selalu terdiri dari bentuk bebas atau
bentuk yang benar-benar berstatus kata.
Endosentris Atributi
25