Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KATA DAN KALIMAT

Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sastra Indonesia

Dosen Pengampu : Rifki Arif Nugraha M,pd

Disusun Oleh :

1. Alisa Hildayanti
2. Detri Anggaraeni
3. Siti Rahmawati
4. Seftia Amalia
5. Syfa Mutia

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


SYEKH MANSHUR PANDEGLANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum Wr.Wb .

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


kesehatan jasmani dan rohani serta atas izinnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Untuk memenuhi tugas mata kuliah “SASTRA
BAHASA INDONESIA”.Shalawat beriringkan salam semoga tetap tercurah
limpahkan pada baginda nabi Muhamad SAW. Yang telah membawa kita dari
jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah.
Selanjutnya semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
umumnya untuk pembaca.Meskipun penulis menyadari masih banyak kekurangan
dari makalah ini, karena kurangnya wawasan serta pengetahuan penulis dalam
materi ini. Mohon kritik serta saran dari pembaca untuk penulisan makalah
selanjutnya, kami ucapkan terima kasih.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb.

Pandeglang, Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………..……………………………….i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….ii

BAB I PEMBUKAAN …………………………………………………………………1

A. Latar Belakang …………………………………………………………………1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………2
C. Tujuan ….. ………………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………… 3

A. ……………………………………………… 3
B. …………………………………………………. 3
C. ………………………………………………………. 9

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………


10

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………10
B. Saran …………………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata,fras,klausa,dan
kalimat.
Kata merupakan tataran terendah,dan kalimat adalah tataran tertinggi.kata adalah
kunci utama dalam upaya membentuk tulisan.Oleh karena itu,sejumlah kata dalam
bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik,agar ide dan poesan seseorang dapat
mudah di mengerti.Dengan demikian,kata-kata yang digunakan untukberkomunikasi
harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana.Kata sebagai unsur bahasa,tidak
dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang.Akan tetapi,kata-kata tersebut
harusdigunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk
tulisan secara terus menerus dan teratur serta mampu mengungkapkan
gambaran,maksud,gagasan,dan perasaan.Oleh karena itu,keterampilan menulis atau
mengarang membutuhkan grafologi,struktur bahasa,dan kosa-kata.Kosa-kata
merupakan bagian dari diksi Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal
yang tidak dapat diabaikankarena ketidaktepatan penggunaan diksi pastiakan
menimbulkan ketidakjelasan makna.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaiannya
secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar\pembaca secara tepat pula.Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat,pendengar\pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah,jelas dan lengkap seprti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penulis membatasi beberapa sub pokok bahasan
meliputi: 
1. Apa pengertian kata sifat kata benda dan kalimat tunggal?

1
2. Mengetahui kata kerja dan prasa?
3. Jelaskan pengertian kata nomina,keterangan dan kalimat majemuk?
4. Mengetahui kata ulang,dan kata depan serta kalimat aktif dan pasif?
5. Pengertian kata majemuk dan kata efektif?

C. Tujuan
Untuk mengetahui semua permasalahan yang ada dalam rumusan masalah di atas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KATA SIFAT,KATA BENDA,DAN KATA TUNGGAL


1. Kata sifat
Kata sifat adalah kelas kata yang merubah kata benda atau kata
ganti,biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih
kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata.Contoh
kata sifat antara lain adalah keras, jauh, dan kaya.
 Fungsi kata sifat:
Memberikan keterangan terhadap nomina atau pronominal dalam sebuah
kalimat.Selain itu jenis kata ini juga menjelaskan atau memberi keterangan
kepada nomina atau pronominal,kata sifat juga dapat menduduki fungsi
predikat.
Jenis jenis kata sifat dapat dikelompokkan berdasarkan 3 kategori yaitu
(1) semantis, (2) sintaksis, dan (3) bentuk. Adapun pembahasan masing-masing
kategori tersebut, yaitu sebagai berikut
a. Semantis (Makna)
 Kata sifat (adjektiva) bertaraf yang menyatakan suatu kualitas.
 Adjektiva pemberi sifat yaitu menyatakan kualitas dan intensitas yang
bercorak fisik atau mental. Contoh : nyaman, rapi
 Adjektiva ukuran yaitu menyatakan kualitas yang dapat diukur dengan
ukuran kuantitatif. Contoh : banyak, berat
 Adjektiva warna yaitu menyatakan berbagai warna. Contoh : biru, putih,
pink
 Adjektiva waktu yaitu mengacu pada masa, proses, perbuatan/keadaan,
berada/berlangsung. Contoh : sebentar, lama, segera

3
 Adjektiva jarak yaitu mengacu pada ruang/spasi antara dua benda atau
tempat. Contoh : jauh, dekat
 Adjektiva sikap batin yaitu mengacu pada suasana hati/perasaan. Contoh :
sedih, bahagia, bangga, malu
 Adjektiva cerapan yaitu mengacu pada sesuatu yang dapat dirasakan oleh
panca indera. Contoh : manis, berisik, basah, bau, terang
Kata sifat (adjektiva) tak bertaraf yang menyatakan keanggotaan dalam
suatu golongan. Contoh : abadi, bundar
b. Sintaksis (Tata/Susunan Kalimat)
 Adjektiva atributif adalah kata sifat yang menjadi subjek, objek atau penjelas
subjek. Terletak di belakang/setelah kata benda. Contoh : payung hitam,
tenda biru
 Adjectiva predikatif adalah kata sifat yang berkedudukan sebagai predikat.
Contoh : Istana baru itu sangat megah.
 Adjektiva adverbial adalah adjektiva yang merupakan keterangan atau
pelengkap dari adjektiva utama. Adapun polanya yaitu : (dengan) + (se-) +
adjektiva+(-nya) Contoh : Bersikaplah dengan sewajarnya.
 Perulangan adjektiva Contoh : Ingat baik-baik.
c. Bentuk
 Adjektiva dasar (monomorfemis) yaitu kata sifat yang belum mengalami
proses afiksasi atau penambahan imbuhan. Contoh : asam, cantik, tinggi
 Adjektiva turunan (polifermis) yaitu kata sifat yang sudah mengalami proses
afiksasi/penambahan imbuhan, pengulangan/reduplikasi, penyerapan, dan
pemajemukan.
 Afiksasi (penambahan imbuhan) yaitu kata sifat yang sudah ditambah
imbuhan.

4
Prefiks: se- dan ter- (seperti:secantik,terbaik)
Infiks : -em- (seperti : gemetar, gemuruh)
 Reduplikasi (pengulangan) yaitu kata sifat yang terbentuk dari proses
pengulangan/ reduplikasipada kata.
Contoh:Sebaik-baiknya,Sepandai-pandainya.compang camping,gelap gulita,
warna warni
 Kata sifat majemuk (pemajemukan) yaitu kata sifat yang terbentuk dari
penggabungan kata yang membentuk makna baru atau makna konotasi yang
merujuk pada sifat suatu benda atau objek. – gabungan sinonim atau antonim
(seperti: cerahceria,baikburuk)
–gabungan morfem terikat (seperti:serba guna, adidaya) – gabungan morfem
bebas (seperti : baik budi, lapang dada, busung lapar)
 Kata sifat serapan adalah kata sifat yang berasal dari bahasa asing dan
diserap ke dalam bahasa Indonesia
 Sufiks -i, -iah, -wi. Contoh : alami, duniawi, alamiah
 Sufiks -if, -al, -is. Contoh : aktif, struktural, tekni
2. KATA BENDA
Kata benda adalah kata yang mengacu pada benda,manusia,binatang,dan
konsep atau pengertian.jenis kata ini sangat penting dalam sdtruktur
kalimat.karena nomina sering digunakan sebagai subjek dalam kalimat.
Adapun ciri ciri kata benda yaitu;

 Kata benda cenderung menduduki fungsi subjek,objek,dan perangkap


apabila predikatnya adalah kata kerja;
 Kata benda tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak,pengingkarnya adalah
kata Bukan;
 Kata benda biasanya diikuti oleh kata sipat,baik langsung maupun dengan
kata hubung yang.
5
Jenis jenis kata benda yaitu:
a. Kata benda dasar
Kata benda dasar diantaranya yaitu orang, institusi, binatang, tumbuhan,
buah-buahan, bunga-bungaan, peralatan, bahan baku, geografi, makanan dan
minuman. Kata benda dasar orang kemudian diklasifikasikan menjadi nama
diri, nama perkerabatan, nama ganti, nama jabatan, nama gelar dan pangkat.
b. Kata benda turunan
Kata benda turunan ditandai dengan afiks seperti:

1. ke- = kekasih, ketakutan (ke- + -an)


2. ter- = tersangka, terduga
3. pe- = petinju, penulis
4. per- = perawat, perkantoran (per- + -an)
5. peng- = pengadilan (pe- + -an)
6. –an = makanan, pikiran
Contoh kata benda dalam sebuah kalimat:
 Saya membeli satu kilo mangga di pasar.
 Arman memiliki kekasih yang sangat cantik dan pintar.
 Bakso berbentuk bulat, dan memiliki rasa yang sangat lezat.
Kata benda sangat mudah ditemukan di dalam kalimat karena biasanya
dia mengacu pada seseorang atau suatu hal tertentu baik dalam bentuk konkret
atau abstrak. Kata benda bisa berbentuk dasar atau turunan, tergantung apakah
dia memiliki imbuhan atau tidaK,
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang tersusun atas satu pola yaitu
subjek, predikat, objek dan dapat juga dilengkapi dengan keterangan.
Kalimat tunggal juga sering disebut dengan kalimat sederhana. Kalimat
tunggal tidak memiliki kata hubung.
Ciri-Ciri Kalimat Tunggal:
 Selalu dimulai dengan huruf kapital.
 Sebuah kalimat tunggal hanya menggambarkan satu peristiwa saja.
 Kalimat tunggal tidak memiliki kata hubung.

6
 Kalimat tunggal hanya terdiri dari satu subjek, predikat, objek, dan
keterangan. Jika dalam satu kalimat terdapat lebih dari satu struktur kalimat
maka disebut dengan kalimat majemuk.
Jenis-jenis Kalimat Tunggal dan Contohnya
Berikut ini adalah jenis kalimat tunggal beserta contohnya:
1. Kalimat Tunggal Adjectival
Kalimat adjektival merupakan jenis kalimat tunggal yang mempunyai
satu predikat yang berupa kata sifat. Contoh:
 Tas adik menjadi kotor.
 Bunga mawar sangat indah.
2. Kalimat Tunggal Nominal
Kalimat nominal adalah jenis kalimat tunggal yang memiliki predikat
berupa kata benda. Contoh:
 Bagas adalah seorang dokter.
 Saya seorang guru.
3. Kalimat Tunggal Numerial
Kalimat numerial adalah jenis kalimat tunggal yang predikatnya
berupa kata berguna. Contoh:
 Harga gawai ini adalah 1 juta.
 Tasya memiliki sepasang cincin.
4. Kalimat Tunggal Preposisional
Kalimat preposisional adalah jenis kalimat tunggal yang dapat
predikatnya memiliki kata depan. Contoh:
 - Adi pergi ke toko alat tulis.
 - Saya di pasar.
5. Kalimat tunggal Verbal
Kalimat verbal adalah jenis kalimat yang memiliki predikat berupa kata
kerja Contoh:
 Ibu memasak opor.
 Devano bermain sepak bola.
B. MENGETAHUI KATA KERJA DAN KATA FRASA

7
1. Pengertian Kata Kerja
Kata kerja (verba) adalah kata yang berfungsi untuk dapat
menjelaskan tentang suatu aktifitas atau suatu perbuatan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang.

Kata Kerja atau verba berasal dari bahasa Latin yaitu verbum yang
artinya kata. Sehingga kata kerja dapat disimpulkan bahwa suatu kelas kata
yang dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau
pengertian dinamis lainnya.

Pada umumnya kata kerja (verba) menjadi predikat dalam suatu frasa
atau kalimat

a. Jenis Kata Kerja (VERBA)


Kata kerja sendiri dapat dikategorikan menjadi dua jenis berdasarkan
obyeknya yaitu Kata Kerja Transitif dan Kata Kerja Intransitif. Berikut
adalah penjelasan dari kata kerja transitif dan kata kerja intransitif :

a. Kata Kerja Transitif


Kata kerja transitif adalah suatu kata kerja yang memerlukan atau
membutuhkan suatu objek untuk menjelaskan tentang apa yang tertera
pada predikat suatu kalimat.

Pada kata kerja transitif polanya yaitu S-P-O (Subjek, Predikat,


Obyek)

b. Kata Kerja Intransitif

Pengertian Kata kerja intransitif adalah suatu kata kerja yang tidak
sama sekali memerlukan objek. Didalam kalimat berpredikat, kata kerja
intransitif tidak membutuhkan atau tidak memerlukan kata tambahan
untuk dapat mencapai kalimat yang diinginkan atau dituju. Namun, kita
tetap dapat menambahkannya sebagai suatu unsur keterangan
(pelengkap).

Pola dari kata kerja intransitif itu sendiri adalah S-P (Subjek dan
Predikat) namun dapat ditambahkan dengan keterangan / pelengkap.

8
 Contoh Kata Kerja Transitif
- Mikhaila mencuci piring.
- Natusha memasak sayur.
- Andri mengerjakan PR.
 Contoh Kata Kerja Intransitif
- Dina tertidur.
- Santi bermimpi
- Endang melamun.
b. Ciri-ciri Kata Kerja
 Sebagai predikat

Kata kerja biasanya berposisi sebagai predikat dalam sebuah kalimat.


Contohnya:

- Kakak memasak nasi goreng untuk sarapan.


- Nenek mengangkat jemuran yang jatuh tertiup angin
 Menyatakan sebuah kegiatan

Kata kerja memiliki makna dasar menyatakan suatu perbuatan atau


kegiatan, seperti : makan, minum, duduk, membaca, menulis, berbicara,
bernyanyi dan sebagainya. Contoh :

- Ibu menyapu halaman belakang rumah.


- Ayah mencuci mobil di garasi.
 Dapat diikuti oleh kata benda,kata sifat,atau kata keterangan

Dalam pola kalimat (S-P-O-K) kata kerja dapat di iringi oleh kata
benda, kata sifat atau kata keterangan.Contoh :

- Ansara menonton berita di TV tadi siang


- Beni mengelap kaca itu hingga mengkilap
 Tidak dapat diberikan imbuhan ter-

Untuk kondisi yang menyatakan kata sifat yang bermakna paling,


maka kata kerjanya tidak dapat di awali oleh imbuhan ter-.Contoh :

- Ratna (ter) senang merajut.


- Shirley (ter) suka melukis.
 Dapat diikuti kata pengingkaran atau penyangkalan Contoh :
9
- Kami tidak dapat menyembunyikan rahasia itu dari Kepala Sekolah.
- Sejak kecelakaan itu, ia tidak bisa berbicara
2. Pengertian Frasa
Frasa yaitu satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
menduduki satu fungsi kalimat. Dan, frasa gak bisa membentuk kalimat
sempurna, karena gak mempunyai predikat.

Sebuah kalimat tersusun atas beberapa satuan. Satuan itu tersusun dari
satu kata atau lebih, dan satuan pembentuk kalimat itu menempati fungsi
tertentu.

Fungsi tersebut diantaranya yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O),
Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket).

Fungsi tersebut boleh ada dan juga tidak ada didalam sebuah kalimat.
Tapi, ada fungsi yang wajib ada yaitu Subjek (S) dan Predikat (P).

a. Ciri – Ciri Frasa

Kamu harus mengetahui beberapa ciri – ciri dari frasa yang sangat
penting, diantaranya sebagai berikut ini:

 Frasa harus mempunyai satu makna gramatikal.


 Frasa bersifat nonpredikatif.
 Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat.
 Frasa harus terdiri minimal dua kata atau lebih.
 Menduduki atau mempunyai fungsi gramatikal dalam kalimat.
b. Jenis – Jenis Frasa
 Frasa Nomina atau Frasa Benda

Frasa nomina merupakan sebuah frasa yang mempunyai unsur pusat


berupa kata nomina atau benda. Contohnya:

- Rahma menerima hadiah ulang tahun


- Rahma menerima hadiah

 Frasa Verba atau Frasa Kerja

10
Frasa verba merupakan frasa yang mempunyai unsur pusat berupa
kata verba dan ditandai dengan adanya afiks verba.

Frasa verba atau kerja bisa juga ditambahkan dengan imbuhan kata
“sedang” buat verba aktif dan kata “sudah” buat verba yang menyatakan
keadaan.

Frasa kerja atau verba gak bisa diberikan dengan imbuhan kata
“sangat” dan biasanya menduduki fungsi sebagai predikat pada sebuah
kalimat. Contohnya: Arsyila sejak tadi, akan menulis dengan pulpen baru.

 Frasa Adjektiva atau Frasa Sifat

Frasa adjektiva merupakan frasa yang mempunyai sebuah unsur pusat


berupa kata adjektiva atau sifat.. Contohnya:

- Lukisan yang dipamerkan itu emang keren-keren.


- Lukisan yang dipamerkan itu-keren-keren.
 Frasa Adverbia atau Frasa Keterangan

Frasa adverbia merupakan frasa yang distribusinya sama dengan kata


keterangan.

1. Frasa keterangan sebagai keterangan

Frasa keterangan mempunyai keleluasan berpindah, karena


fungsinya jadi keterangan. Contohnya:

- Tidak biasanya Amel pulang larut malam


- Amel tidak biasanya pulang larut malam
- Amel pulang larut malam tidak biasanya.
2. Frasa keterangan sebagai keterangan pada kata kerja
Contohnya: Saya tidak sekedar bertanya, tapi juga memberikan
solusi.
 Frasa Numeralia atau Frasa Bilangan

Frasa numeralia yaitu sebuah frasa yang punya unsur pusat berupa
kata numeralia atau sebuah kata yang menyatakan bilangan atau bisa

11
dibilang jumlah tertentu. Contohnya: Tiga orang serdadu menghampirinya
ke tempat itu.

 Frasa Preposisional atau Frasa Depan

Frasa preposisi yaitu salah satu frasa yang ditandai dengan adanya
preposisi atau kata depan, yang dijadikan penunjuk atau indikator.
Contohnya: Perempuan di depan itu mengajukan pertanyaan kepada
pembicara.

C. PENGERTIAN KATA NOMINA,KATA MAJEMUK,DAN KETERANG


1. Pengertian Kata
Kata merupakan satuan gramatikal kecil dalam tatanan kategori satuan
kebahasaan. Baryadi (2011) mendefenisikan kata ke berbagai sudut pandang

Setidaknya ada tiga sudut pandang yang digunakan untuk


mendefenisikan kata. Pertama, dari posisinya dalam satuan-satuan
gramatikal, kata dapat dimengerti sebagai satuan gramatikal yang terdiri dari
satu morfem atau lebih yang menjadi unsur langsung pembentuk frasa tau
kalimat. Kedua, dari sudut bahasa lisan, kata dapat dimengerti sebagai
deretan bunyi atau fonem yang mengandung arti yang diucapkan dalam satu
kecapan. Ketiga, dari sudut bahasa tulis, kata adalah deretan huruf yang
mengandung arti yang penulisannya dalam kalimat dibatasi oleh spasi

2. Kata Nomina
Kata nomina atau kata benda merupakan salah satu kategori kata atau
kelas kata. Baryadi (2011) dalam bukunya yang berjudul Morfologi Dalam
Ilmu Bahasa menyebutkan bahwa kata benda atau nomina merupakan kata
yang menyatakan benda atau yang dibendakan

3. Kalimat Majemuk
kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat
atau lebih. ... Kalimat majemuk dapat juga diartikan sebagai kalimat yang
terdiri dari dua klausa. Contoh kalimat majemuk setara: Kakek pergi ke
Medan dan nenek di rumah.

 Jenis Kalimat Majemuk


12
 Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang klausanya


berkedudukan sederajat. Kedua klausa itu tidak saling bergantung, tetapi
dapat dihubungkan dengan penghubung intrakalimat.

Kata yang menjadi penghubung dalam kalimat majemuk setara adalah


konjungtor koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, sedangkan, lalu, dan
kemudian.

Contoh kalimat majemuk setara

- Guru berbicara di depan kelas dan seorang murid bertanya dengan


lantang.
 Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah jenis kalimat yang memiliki anak


kalimat (kalimat yang bergantung pada kalimat lainnya) dan induk kalimat
(kalimat yang tidak bergantung pada kalimat manapun). Kalimat majemuk
bertingkat sering juga disebut kalimat kompleks.

Jenis kalimat majemuk ini biasanya menggunakan kata penghubung


tidak setara, seperti meskipun, walaupun, supaya, agar, karena, sebab,
sehingga, maka, ketika, setelah jika, apabila, bahwa, dan sebagainya.

Contoh kalimat majemuk bertingkat:

- Meskipun agak sulit, soal matematika itu tetap dapat dijawab Andi.
 Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran adalah jenis kalimat yang merupakan


gabungan dari kalimat setara dan kalimat bertingkat.Salah satu dari jenis-
jenis kalimat majemuk ini memiliki tiga klausa karena kalimat majemuk
memiliki dua klausa yang tak setara

Contoh kalimat majemuk campuran:

- Keinginan itu selalu tertunda karena Dina lebih berkonsentrasi ke


lembaga pendidikan di luar negeri, sedangkan orang tuanya memilih
pendidikan di dalam negeri.
13
 Kalimat Majemuk Rapatan

Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang terdiri


dari beberapa kalimat tunggal yang digabungkan menjadi satu, tanpa
menyebutkan kata-kata yang sama.Dalam kalimat majemuk rapatan, klausa
yang digabung dipisahkan dengan tanda baca koma (,). Konjungsi yang
biasa digunakan meliputi dan, juga, serta, dan lain-lain.

Contoh kalimat majemuk rapatan:

- Diah membeli buah. Diah membeli sayur. Diah membeli sembako.


4. Pengertian Kata Keterangan
Seperti yang sudah diketahui, kata keterangan menjadi salah satu
komponen penting dalam suatu kalimat. Kata adverbia atau kata keterangan
adalah kata yang berperan untuk memberikan keterangan kepada kata
lainnya, seperti kata kerja dan kata sifat kecuali pada kata benda.

Secara umum, pengertian kata keterangan adalah kata yang


memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif atau
kalimat. Sederhananya, kalimat ini memberikan penjelasan pada kalimat
atau bagian kalimat lain yang sifatnya tak menerangkan keadaan atau sifat.

 jenis-jenis kata keterangan


 Kata keterangan waktu
Kata keterangan waktu menjelaskan terjadinya suatu kejadian atau
peristiwa. Contoh katanya, yaitu sekarang, besok, lusa, hari ini, kemarin.
Adapun contoh kalimatnya sebagai berikut:
 Kata keterangan tempat
Kata keterangan tempat menjelaskan tempat suatu kegiatan atau
peristiwa. Contoh katanya antara lain adalah: di, ke, dari.
 Kata keterangan alat
Kata keterangan alat digunakan untuk menjelaskan alat dalam sebuah
kegiatan. Adapun contoh kata keterangan, yaitu dengan, menggunakan, atau
dengan menggunakan.
Contoh kalimat:
- Andi berangkat sekolah menggunakan sepeda motor

14
 Kata keterangan perlawanan

Kata keterangan perlawanan digunakan untuk menyatakan sebuah


pertentangan, atau pengecualian suatu kegiatan. Contohnya menggunakan
kata kecuali, selain, dan tetapi.

Contoh kalimat:

- Joko tidak boleh menonton Televisi kecuali sudah mengerjakan tugas


sekolah
D. PENGERTIAN KALIMAT AKTIF DAN PASIF
1. Kalimat Aktif
Kalimat aktif dapat diartikan sebagai kalimat yang subjeknya
melakukan aktivitas atau tindakan dan menggunakan kata kerja tertentu
dalam aktivitas atau tindaknnya tersebut. Kalimat ini sangat mudah untuk
dipahami karena sebagian besar dapat ditemukan dalam teks bacaan yang
sehari-hari dinikmati.

Keberadaannya sangat berguna mengingat kalimat ini dapat


menyampaikan pesan atau informasi dengan lebih jelas dan lebih tepat
kepada penerimanya. Disebut sebagai kalimat aktif karena subjek dalam
kalimat ini hanya dapat melakukan sesuatu terhadap objek karena adanya
sebuah perantara.

Kalimat aktif berfungsi untuk memberikan penjelasan mengenai


aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang baik sedang atau telah
melakukan sesuatu. Keberadaan subjek, predikat, dan biasanya ditambahkan
dengan keterangan menjadi hal yang ditekankan dalam penggunaannya
dalam percakapan atau dalam tulisan. Kalimat ini perlu dimaksimalkan
dalam penggunaannya terutama bagi yang sedang belajar atau mendalami
bahasa Indonesia, baik itu penulisan atau penyampaiannya.

2. Kalimat Pasif
kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya mendapatkan
perlakuan, tindakan, atau pemberian kata kerja tertentu dalam aktivitas atau
tindakannya. Dengan kata lain, kalimat pasif menunjukkan bahwa subjek
merupakan bagian yang menjadi tujuan dari adanya suatu tindakan yang
15
sedang atau telah dilakukan. Dalam struktur kalimat pasif, maka subjek
menjadi bagian yang dikenakan suatu tindakan atau aktivitas. Subjek dalam
kalimat pasif tidak berposisi sebagai pelaku, melainkan peran pelaku
dipegang oleh objek.
Pada dasarnya, kedua kalimat bertolak belakang dalam
penggunaannya. Namun, keduanya memiliki hubungan dimana kalimat aktif
dapat diubah menjadi kalimat pasif dan sebaliknya. Sebuah kalimat pasif
juga dapat diubah menjadi kalimat pasif. Baik kalimat aktif dan kalimat
pasif, keduanya sama-sama saling terhubung satu sama lain
3. Ciri-ciri Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Kalimat aktif dan kalimat pasif memiliki ciri-ciri yang berbeda untuk
beberapa penggunaannya secara tulisan atau lisan. Ciri-ciri kalimat aktif
yaitu sebagai berikut.
a. Imbuhan Me- atau Ber- pada Predikat
Imbuhan me- atau ber- dalam kalimat aktif memiliki peranan yang
penting karena dapat membedakannya dengan kalimat yang lainnya
termasuk kalimat pasif. Imbuhan ini terletak pada predikat kalimat yang
menjelaskan atau menerangkan suatu tindakan yang dilakukan oleh subjek.
Predikat dalam kalimat aktif merupakan kata kerja yang menunjukkan suatu
aktivitas yang dilakukan oleh subjek. Adanya imbuhan membuat predikat
berubah menjadi kata kerja aus. Maksud dari kata kerja aus adalah kata yang
tidak memerlukan imbuhan karena jika diberi imbuhan maka akan menjadi
ambigu dan maknanya tidak ada.
Imbuhan pada predikat juga membuat kalimat yang akan disampaikan
akan menjadi tidak jelas dan tidak sesuai dengan tujuan yang akan
disampaikan. Beberapa kata kerja diantaranya yaitu makan, tidur, mandi,
pulang, dan sebagainya. Kata-kata tersebut jika diberi imbuhan, maka
maknanya akan berbeda sangat jauh. Apabila menemukan kata aus dalam
sebuah kalimat atau dalam rangkaian kalimat, hampir bisa dipastikan itu
merupakan kalimat aktif.
b. Subjek Melakukan Tindakan Secara Langsung
Kalimat aktif menunjukkan bahwa subjek sedang atau telah
melakukan tindakan langsung yang memberikan kemudahan bagi pembaca
karena dapat memahami maksud dari penulis. Dengan hal tersebut, makna

16
yang terkadang dalam tulisan penulis dapat lebih sempurna disampaikan
kepada penerima sehingga dapat mengurangi perbedaan persepsi.
c. Memiliki Pola SPOK (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan) atau SPK
(Subjek-Predikat-Keterangan)
Pola subjek diikuti predikat dan objek ditambah dengan keterangan
mungkin tidak asing untuk dikenal karena materi ini dipelajari dalam bahasa
Indonesia. Dalam menulis atau menyampaikan kalimat aktif, tata urutan pola
tersebut harus diikuti agar dapat memberikan informasi yang jelas dan benar.
Kalimat aktif dapat berupa SPOK atau juga berupa SPK, tergantung
bagaimana cara penulis atau penyampaian ingin menyampaikan dalam
kalimat tertentu.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengidentifikasi
keberadaan kalimat pasif yaitu sebagai berikut
 Imbuhan ter-, di-, ter- an, ter- ke- an pada Predikat
Kata imbuhan dalam kalimat pasif menunjukkan subjek dalam kalimat
tersebut berperan sebagai pihak yang dikenai pekerjaan atau berperan
sebagai korban. Jika imbuhan di atas dalam predikat ditemui pada suatu
kalimat, maka kalimat tersebut termasuk dalam kalimat pasif.
 Subjek Tidak Melakukan Tindakan Secara Langsung
Jika dalam kalimat aktif subjek merupakan pihak yang melakukan tindakan
secara langsung, lain halnya dengan kalimat pasif. Di dalam kalimat ini,
subjeknya berubah menjadi pihak yang dikenakan suatu tindakan. Posisi
subjek dalam kalimat pasif merupakan objek dalam kalimat aktif dan
sebaliknya.
 Memiliki Kata Ganti yang Dapat Menunjukkan Suatu Kepunyaan
Kata ganti yang menunjukkan kepunyaan baik itu orang pertama,
kedua, atau ketiga disebut dengan pronomina persona. Dalam pembentukan
suatu kalimat, pronomina persona bisa bergabung dengan subjek atau objek
dan predikat dengan objek. Apabila pronomina persona bergabung dengan
predikat dan objek, maka bisa dipastikan kalimat tersebut termasuk dalam
kalimat pasif. Selain itu, pada bagian objek biasanya ditandai dengan adanya
kata “oleh” atau “dengan”, namun hal ini tidak begitu berpengaruh. Sebab,
ada tidaknya kata tersebut tidak merubah makna dari kalimat pasif tersebut.

17
4. Jenis-Jenis Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Dalam susunannya, kalimat aktif dapat dibedakan menjadi empat
yaitu transitif, intransitif, semitransitif, dan dwitransitif.
 Kalimat Aktif Transitif
Kalimat ini merupakan kalimat yang memerlukan objek dalam
susunan kalimatnya agar dapat melengkapi rangkaiannya. Dalam
penggunaannya, transitif dapat diubah menjadi pasif dengan cara mengubah
kata kerjanya menjadi bentuk pasif dengan imbuhan. Selain itu, untuk
mengubahnya menjadi pasif maka posisi subjek dengan objek harus ditukar
agar susunannya menjadi lebih tepat. Susunan kalimatnya menjadi subjek-
predikat-objek.
 Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif merupakan kalimat yang merupakan
kebalikan dari transitif, dimana objek merupakan unsur yang tidak
diperlukan dalam susunannya. Sebagai ganti dari hilangnya peran objek,
maka kata keterangan atau kata pelengkap ditambahkan di dalamnya.
Kalimatnya dapat dirangkai menjadi subjek-predikat-keterangan atau
pelengkap. Hilangnya posisi objek membuat kalimat ini tidak dapat diubah
menjadi pasif.
 Kalimat Aktif Semitransitif
Kalimat ini merupakan kalimat yang tidak memerlukan objek dalam
rangkaian kalimat dan hanya bisa diikuti oleh unsur pelengkap saja. Kalimat
aktif semitransitif tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif karena tidak
adanya objek di dalamnya.
 Kalimat Aktif Dwitransitif
Kalimat aktif yang terakhir adalah dwitransitif dimana kalimat ini
terbentuk dari tambahan objek dan pelengkap dalam kalimatnya. Karena
adanya objek di dalamnya, maka dapat diubah menjadi bentuk pasif.
Kalimat pasif berdasarkan predikat dan objeknya dapat digolongkan
menjadi empat. Adapun keempat jenis kalimat tersebut adalah sebagai
berikut.
 Kalimat Pasif Transitif
Kalimat pasif transitif merupakan kalimat yang tersusun dari
rangkaian antara subjek-predikat-objek diikuti oleh kata keterangan atau

18
kata pelengkap. Jika tidak diikuti oleh kata keterangan atau kata pelengkap
hal itu tidak terlalu bermasalah karena sudah bisa terangkai menjadi kalimat
utuh.
 Kalimat Pasif Intransitif
Kalimat ini merupakan kalimat pasif yang tidak dilengkapi oleh objek.
Keberadaan objek digantikan oleh kata keterangan atau kata pelengkap.
Sehingga pola kalimat yang terbentuk menjadi subjek-predikat- kata
keterangan atau subjek-predikat-kata pelengkap.
 Kalimat Pasif Tindakan
Kalimat pasif tindakan merupakan kalimat yang posisi predikat
berperan sebagai bentuk aktivitas atau tindakan tertentu. Imbuhan dapat
ditambahkan pada predikatnya dalam bentuk di atau dalam bentuk di-kan
tergantung konteks kalimat yang akan dirangkai.
 Kalimat Pasif Keadaan
Sedangkan kalimat pasif keadaan merupakan kondisi dimana predikat
berperan dalam bentuk keadaan. Imbuhan pada predikat yang disusun dalam
sebuah rangkaian kalimat bisa berupa ke-an.
5. Perbedaan Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Kalimat aktif dan kalimat pasif dalam bahasa pada dasarnya tidak
memiliki banyak perbedaan yang mencolok dalam penggunaannya. Tetapi,
penggunaan dengan kalimat lain yang menyertai merupakan hal yang
membedakan keduanya baik itu dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan
yang lainnya. Sebagai contoh penggunaan kalimat aktif dan kalimat pasif di
bahasa Inggris harus mengikuti bentuk struktur tata bahasa Inggris yang
cukup rumit.
Bentuk keduanya harus mengikuti aturan seperti dalam bentuk simple
present tense, past tense, perfect tense, past continuous, dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, aturan penggunaan keduanya tidak
terlalu rumit seperti dalam bahasa Inggris.
Secara garis besar, kalimat aktif dan kalimat pasif memiliki 3
perbedaan yang mendasar dilihat dari struktur kalimatnya. Adapun ketiga
perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

19
Subjek dalam kalimat aktif merupakan pihak yang melakukan suatu
pekerjaan, sedangkan subjek dalam kalimat pasif merupakan pihak yang
dikenai suatu pekerjaan.
 Predikat pada kalimat aktif biasanya memiliki imbuhan ber- atau me,
sementara pada kalimat pasif berupa ter-, di-, ter- an, ter- ke- an.
 Kalimat aktif biasanya tidak memerlukan frasa oleh atau dengan, berbeda
dengan kalimat pasif yang biasanya memerlukan frasa oleh atau dengan.
6. Contoh Kalimat Aktif dan Pasif
Berikut ini beberapa contoh kalimat aktif menurut penggolongan
a. Kalimat Aktif Transitif
 Petani Mencangkul Sawah
Petani berposisi sebagai subjek, mencangkul adalah predikat sebagai
kata kerja, sedangkan sawah adalah objek yang dicangkul oleh petani.
 Monyet makan pisang
Kata monyet merupakan subjek, makan merupakan predikat dan
termasuk kata aus karena tidak memerlukan imbuhan, dan pisang merupakan
objek dalam kalimat di atas.

b. Kalimat Aktif Intransitif


 Kerbau berendam di lumpur
Kerbau merupakan subjek, berendam merupakan predikat, dan di
lumpur merupakan kata keterangan yang menunjukkan letak suatu tempat.

 Atlet itu bertanding dengan semangat


Kata atlet itu merupakan subjek, bertanding merupakan kata predikat,
dan dengan semangat merupakan kata pelengkap.

c. Kalimat Aktif Semitransitif


 Anak-anak bermain dengan gembira
Kata anak-anak merupakan subjek, bermain merupakan predikat,
sedangkan dengan gembira merupakan pelengkap.

E. KATA ULANG DAN KATA DEPAN

20
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ulang adalah
kata yang terjadi sebagai hasil reduplikasi. Kata ulang merupakan
pengulangan saruan gramatik atau suatu bentuk kata, baik seluruhnya
maupun sebagian dengan disertai variasi fenom maupun tidak. Kata ulang
biasanya ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-
unsurnya.
1. Kata ulang penuh
Kata ulang penuh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar tanda
perubahan bunyi dan tidak ditandai dengan adanya imbuhan.
Contoh kata ulang penuh:
- Kuda → kuda-kuda
- Jalan → jalan-jalan
- Hati → hati-hati
- Mata → mata-mata
- Kata → kata-kata
- Sekali → sekali-sekali
2. Kata ulang sebagian
Kata ulang sebagian merupakan pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya.
Contoh kata ulang sebagian:
- Membaca → membaca-baca
- Pertama → pertama-tama
- Bersama → bersama-sama
3. Kata ulang berimbuhan
Kata ulang berimbuhan merupakan pengulangan yang terjadi
bersama-sama dengan proses imbuhan.

Contoh kata ulang berimbuhan:


- Kuda → kuda-kuda → kuda-kudaan
- Mobil → mobil-mobil → mobil-mobilan
- Putih → putih-putih → keputih-putihan
- Pandai → pandai-pandai → sepandai-pandai
4. Kata ulang perubahan bunyi
Kata ulang perubahan bunyi merupakan pengulangan yang salah satu
katanya merupakan mengalami perubahan bunyi.
Contoh kata ulang perubahan bunyi:
21
- Bolak-balik
- Mondar-mandir
- Warna-warni
5. Kata ulang dwipurwa
Kata ulang dwipurwa merupakan bentuk kata
Kata Depan
Kata depan dalam bahasa Indonesia meliputi di, ke, dan dari. Penulisannya
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh kata depan dalam kalimat:
- Murid pindahan itu berasal dari Jambi.
- Saya selalu diantar setiap berangkat ke sekolah.
- Ibu membeli sayur-mayur di pasar.
- Di mana alamat rumahmu?
- Ke mana kamu pergi setelah ini?
- Kerajinan itu terbuat dari barang bekas pakai seperti plastik.

F. KATA MAJEMUK
Kata majemuk adalah gabungan dua kata (morfem) dasar yang
menghasilkan kata dengan makna baru. Kata ini berbeda pula dengan frasa
sehingga harus benar-benar diperhatikan.
Apa bedanya kata majemuk dan frasa? Pada penggabungan kata
dalam bentuk frasa, kita dapat mengenali dari posisi satu kata dengan kata
lain yang berbeda. Satu kata merupakan inti, dan kata lainnya berfungsi
menjelaskan atau menerangkan kata intinya.

Salah satu ciri kata majemuk yang paling mudah ditemui adalah tiap
kata dasar yang membentuknya memiliki kedudukan sama. Tidak ada
bentuk inti atau pun yang sifatnya menjelaskan atau dijelaskan. Kata ini
menghasilkan makna baru dari gabungan dua kata dasar tersebut, yang hasil
maknanya tersebut bisa sangat berbeda dari kata dasar yang membentuknya.

Berikut ini adalah ciri-ciri kata majemuk yang perlu kamu ketahui.

 Tidak Bisa Disisipi

22
Ciri kata majemuk yang utama adalah hasil katanya tidak bisa disisipi.
Jadi, untuk membedakannya dengan frasa, cobalah untuk membuat sisipan
di antara dua kata dasar pembentuknya dan lihat seperti apa maknanya.

Ketika gabungan kata tadi dapat disisipi tanpa mengubah maknanya,


artinya gabungan kata tersebut adalah frasa. Akan tetapi, jika gabungan kata
tersebut berubah maknanya, berarti merupakan kata majemuk.

Contoh:

“kacamata”

Tidak bisa disisipi menjadi “kaca pada mata”, atau “kata dari mata”,
berarti ini adalah kata majemuk.

“sakit mata”

Bisa disisipi menjadi “sakit di mata” atau “sakit pada mata”, berarti
ini adalah frasa. 

 Tidak Dapat Diperluas

Kata ini tidak bisa diperluas dengan imbuhan berupa awalan atau afiks
dan akhiran hanya di masing-masing katanya. Jika akan memberikan
imbuhan, imbuhan harus disertakan di gabungan kata tersebut sehingga
memiliki makna. Berbeda dengan frasa yang bisa diperluas dengan
penambahan afiks di satu kata saja.

Contoh:

Kata majemuk “kereta api”, kata ini tidak bisa diperluas dengan
imbuhan di satu kata saja, menjadi “perkereta api” atau “kereta apian”.
Apabila harus memakai imbuhan, imbuhan harus diletakkan di awal dan
akhir untuk mengapit kedua kata yang membentuknya, sehingga menjadi
“perkeretaapian”.

Contoh:

23
Kata majemuk “angkat kaki” bermakna ‘pergi’. Kata ini tidak bisa
ditukar menjadi “kaki angkat” karena maknanya akan berubah atau menjadi
tidak jelas.

Kata “buah tangan” yang bermakna “oleh-oleh” juga tidak bisa


ditukar menjadi “tangan buah” karena maknanya jadi tidak jelas.

- Tidak Bisa Ditambah dan Dipisahkan

Unsur kata majemuk tidak dapat ditambah dan dipisahkan. Kata


makan hati tidak bisa dipisahkan menjadi makanan hati atau makan itu hati.

- Perbedaan Kata Majemuk dan Frasa

Mungkin hal yang paling sering ditanyakans soal kata majemuk


adalah apa perbedaan kata ini dengan frasa? Keduanya sama-sama sebuah
kata. Namun pertanyaan ini sebenarnya mudah dijawab apabila kita tahu
konsep mengenai kata ini dalam bahsa Indonesia (lihat pembahasan
mengenai pendapat para ahli tata bahasa tentang kata majemuk).

Kalau kita ikuti konsep yang diajukan para tata bahasawan tradisional
yang melihat kata ini sebagai komposisi yang memiliki makna baru atau
memiliki satu makna, maka bedanya dengan frasa adalah bahwa frasa tidak
memiliki makna baru, melainkan makna sintaktik atau makna gramatikal. 

Contoh bentuk meja hijau yang berarti pengadilan adalah kata


majemuk, sedangkan meja saya yang berarti ‘saya punya meja hijau’ adalah
sebuah frasa. Kalau kita ikuti konsep linguis stuktural yang menyatakan
bahwa kedua komponen kata majemuk tidak dapat disela dengan unsur lain.

Contoh bentuk mata sapi yang berarti ‘telur goreng tanpa


dihancurkan’ karena tidak bisa disela dengan unsur lain, adalah sebuah kata
majemuk. Sebaliknya, contoh mata guru yang berarti ‘mata kepunyaan
guru’, karena dapat disela, misalnya menjadi mata guru adalah sebuah frasa. 

Apabila kita ikuti konsep bahwa salah satu atau kedua komponen kata
majemuk berupa morfem dasar terikat, makanya bedanya dengan frasa

24
adalah bahwa kedua komponen frasa selalu terdiri dari bentuk bebas atau
bentuk yang benar-benar berstatus kata.

 Macam-Macam Kata Majemuk

Kata majemuk dapat diklasifikasikan berdasarkan asal-usulnya


sebagai frasa, yaitu frasa yang endosentris atributif, endosentris koordinatif
dan eksosentris.

 Endosentris Atributi

Kata majemuk endosentris atributif merupakan kata majemuk yang


disusun dengan kontruksi sama dengan salah satu atau semua unsur
pembentuknya. Selain itu salah satu unsur itu bertindak sebagai inti,
sedangkan yang lain sebagai pembatas.

Kata- kata yang termasuk endosentris atributif adalah:

 Kelompok endosentris atributif yang pertama adalah kelompok kata


majemuk yang secara umum tidak diketahui atau tidak dikenal lagi unsur
formatifnya. Contoh: balairung, singgasana, hulubalang, nusantara, dan
bumiputra.
 Kelompok idiom serta metafora yang sudah mati, misalnya: matahari, anak
mata, jantung hati, panjang tangan.
 Kelompok kata yang sudah membeku atau sedang dalam proses membeku,
misalnya: rumah makan, pasar malam, meja tulis, dan surat kabar.
 Kelompok kata majemuk yang salah satu unsurnya bersifat terikat, misalnya:
mahasiswa, lalu lalang, gelap gulita, dan tua renta.

25

Anda mungkin juga menyukai