Anda di halaman 1dari 18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses berfikir, proses yang terus-menerus, yang tidak

pernah berhenti dan tidak terbatas pada sekolah. Belajar berfikir menekankan

kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara

individu dengan lingkungan. Pembelajaran dalam berfikir di sekolah tidak hanya

menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang

diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri

(self regulated).

Belajar adalah suatu proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri

seseorang. Perubahan itu dapat berupa perubahan pengetahuannya,

pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, kecakapan keterampilannya, daya

kreasinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 9

Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat

latihan dan pengalaman. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian

dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja dan dimana saja dalam

waktu yang tidak ditentukan sebelumnya. Belajar sesungguhnya adalah suatu

proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti

9
Winastwan Gora, Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2010), h. 16.

8
9

peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

keterampilan, daya pikir dan lain-lain kemanpuan.10

Belajar menurut Imam Al-Ghazali adalah suatu proses jiwa untuk

memahami makna sesuatu sebagai upaya pembentukan akhlakul karimah guna

mendekatkan diri kepada Allah demi mencapai keselamatan di dunia dan akhirat.

Belajar dalam pandangan Islam memiliki arti yang sangat penting, sehingga

hampir setiap saat manusia tidak lepas dari aktivitas belajar. Imam Al-Ghazali

menyatakan bahwa wajib hukumnya belajar (menuntut ilmu).11

Az-Zarnuji mengemukakan pengertian belajar adalah suatu perbuatan

yang dimulai dengan niat mencari ridha Allah sebagai perubahan tingkah laku

melalui pengalaman dan latihan12. Konsep belajar dalam Islam merupakan konsep

yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits.

a. Firman Allah SWT tentang belajar:

ْ ‫آن ِم ْن َق ْب ل‬ ِ ‫ و اَل َت ع ج ل بِ الْ ُق ر‬8ۗ ‫ك ا حْل ُّق‬ ِ


‫ض ٰى‬َ ‫َأن يُ ْق‬ ْ َْ ْ َ َ ُ ‫َف َت َع ا ىَل اللَّ هُ الْ َم ل‬
‫س فَ افْ َس ُح وا‬ ِ ِ‫آم نُ وا ِإ َذ ا قِ يل لَ ُك ْم َت َف َّس ُح وا يِف الْ َم َج ال‬
َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَ ا َأ يُّ َه ا ال ذ‬
َ
ِ َّ ِ ‫ِإ‬
‫آم نُ وا‬
َ ‫ين‬َ ‫يل انْ ُش ُز وا فَ انْ ُش ُز وا َي ْر فَ ِع اللَّ هُ ال ذ‬ َّ
َ ‫ َو َذ ا ق‬8ۖ ‫َي ْف َس ِح الل هُ لَ ُك ْم‬
ٍ ‫ِم ْن ُك م و الَّ ِذ ين ُأوتُ وا الْ عِ ْل م د ر ج‬
َ ُ‫ َو اللَّ هُ مِب َ ا َت ْع َم ل‬8ۚ‫ات‬
ٌ‫ون َخ بِ ري‬ َ ََ َ َ َ ْ
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan (derajat) orang-orang yang beriman diantaramudan
10
Trusnan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya
Nusantara, 2010), h. 2.
11
Asep Hermawan, “Konsep Belajar dan Pembelajaran Menurut Al-Ghazali”, Jurnal
Qathelina,Vol. 1, No. 1, Juni 2014, h. 84-98.
12
Az-Zarnuji, Ta’lim al Muta’allim, Ter. Aliy As’ad, (Kudus: Menara Kudus, 1978),
h.16.
10

orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang
kamu kerjakan”. (Al-Mujadalah: 11)13

b. Hadits tentang belajar:

‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم َو ُم ْسلِ َم ٍة‬


ِ ‫طَلَب اْلعِْلم فَ ِري‬ ))‫رواه إبن عبد الرب‬
ْ َ ُ
“Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”(HR. Ibnu Abdil
Bari)14.

 (‫مسلم‬ ‫ )رواه‬ ‫ب الْعِْل َم ِم َن الْ َم ْح ِد ِإىَل اللَّ ْهد‬


ُ ُ‫ُأطْل‬
“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat” (HR. Muslim)15

Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan belajar itu merupakan suatu

proses aktif melalui suatu latihan dan berakibat pada perubahan tingkah laku yang

menuju kepada suatu kemajuan. Belajar adalah suatu proses kegiatan yang

dilakukan secara sadar yang menyebabkan berkembangnya pendidikan dan

kemampuan diri seseorang untuk hidup sebagai hasil interaksi dengan lingkungan

dalam memenuhi kebutuhannya. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

2. Pengertian Pembelajaran
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Special for Woman, (Bandung:
13

Sygma Examedia Arkanleema, 2009), h.543.


14
Syaikh Muhammad Ahalih al-Utsaimin, Kumpulan Hadits Rujukan, (Jakarta: Embun
Litera, 2010), h. 172.
15
Ibnu Daqiqil ‘Ied, Syarahan Hadits Arba’in Imam Nawawi, (Jakarta: Fathan Prima
Media, 2013) h.114.
11

Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh

pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasikan dan

menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat

melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien dan dengan hasil yang

optimal.16 Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha sistematis yang

memungkinkan terciptanya pendidikan.17

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada siswa dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk

membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Proses Pembelajaran juga dapat

diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka

mencapai tujuannya.18 Pembelajaran mencakup pula kejadian-kejadian yang

dimuat dalam bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide

maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut.19

16
Sugihartono, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2007), h. 81.
17
Kelvin Seifert. Manajemen Pembelajarandan Instruksi Pendidikan.
(Yogjakarta: Ircisod, 2007), h. 5.
18
Suardi, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish Budi Utama, 2015), h. 7.
19
Departemen Pendidikan Nasional, Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning),
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008). h. 5
12

B. Model Context Based Learning (CBL)

Context Based Learning (CBL) merupakan suatu model pembelajaran

yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami materi ajar dan

mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari.20 Pada model pembelajaran

ini sistem pembelajarannya menggunakan metode kelompok, dimana siswa

diminta untuk saling membantu dalam proses pembelajaran dan permasalahan

belajar, CBL dapat menyajikan contoh nyata terkait dengan materi pembelajaran

yang dipelajari.21

Context Based Learning (CBL) merupakan pembelajaran yang inovatif

untuk pendidikan sains yang banyak dipilih untuk meningkatkan minat belajar

siswa dan pembelajaran, dan dapat membantu siswa dalam mengaitkan materi

yang diajarkan dengan kondisi dunia nyata, dan dapat membantu siswa dalam

memahami materi yang dapat membuat hubungan antara materi yang telah

dipelajari dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.22

20
Nurdyansyah and Eni Fariatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran ( Sidoarjo :
Nizamia Learning Center, 2016)
21
Yehudit Judy Dory an Other, Context Based Learning and Metacognitive Prompts for
Enhancing Scientivic Text Comprehension, International Journal Of Science Education, (2018)
1-23
22
Rusman, Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesional Guru, kedua
(Depok : Rajawali Press, 2018), h.189.
13

1. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Context Based Learning (CBL)

Model pembelajaran Context Based Learning (CBL) memiliki

karakteristik diantaranya adalah :23

a. Konstruktivisme

Kontruktivisme merupakan kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk

dapat membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, kontruktivisme menekankan

pada peserta didik untuk dapat mengembangkan konsep dan pengetahuan yang

dimiliki agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata, dan kemampuan

menghubungkan konsep dengan kehidupan merupakan hal yang diutamakan

dalam model pembelajaran ini.

b. Menemukan

Menemukan merupakan komponen pembelajaran yang paling penting

dalam model ini, melalui konsep menemukan akan memberi penegasan bahwa

kemampuan lain yang dimiliki tidak hanya melalui mengingat, tetapi juga melalui

proses menemukan, salah satunya adalah mengidentifikasi dan menemukan

masalah yang ada disekitar kita.

c. Bertanya

Dalam penerapan unsur bertanya harus sering diaplikasikan, kemampuan

peserta didik untuk bertanya dan kemampuan pendidik dalam menggunakan

pertanyaan yang baik akan mendorong pada peningkatan kualitas dan

produktivitas pembelajaran.

23
Rusman, Model-Model Pembelajaran :..................................................., h.193-198.
14

d. Masyarakat Belajar

Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan peserta didik untuk

dapat bekerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-taman, dalam

hal ini hasil belajar diperoleh dari hasil kerja sama dengan orang lain dengan

berbagi pengalaman.

e. Pemodelan

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan

pendidik bukan satu-satunya jalan atau sumber belajar bagi peserta didik, oleh

karena itu pembuatan model yang baik merupakan alternatif untuk

mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta didik.

f. Refleksi

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru terjadi dan apa saja yag

baru dipelajari. Artinya refleksi adalah mengaitkan suatu fenomena atau kejadian

tertentu dengan materi pembelajaran yang telah atau baru dipelajari, kemampuan

refleksi merupakan termasuk salah satu karakteristik dari model pembelajaran.

g. Penilaian sebenarnya

Pada tahap penilaian ini terjadi pengumpulan data dan informasi yang bisa

memberikan petunjuk dan gambaran yang bisa memberikan pengalaman belajar

bagi peserta didik.


15

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Context Based Learning

(CBL)

Pembelajaran berbasis konteks ini memiliki tiga tahap yaitu Film,

Simulation, Design diantaranya adalah:

a. Tahap Film

Pada tahap ini peserta didik mengidentifikasi, menganalisis,

mengumpulkan data serta mendeskripsikan secara lengkap mengenai informasi

yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah, pada tahap ini, pendidik

berperan sebagai pemimpin dalam jalannya diskusi.

b. Tahap Simulatuion

Pada tahap ini melakukan simulasi untuk adanya solusi yang mungkin,

memilih solusi yang maksimal, dan menerapkan solusi yang optimal, dalam hal

ini peserta didik dan pendidik memberikan komentar dan membantu kelompok

lain dalam mengevaluasi kelayakan solusi yang telah dipilih.

c. Tahap Design

Pada tahap ini peserta didik mengevaluasi hasil dan memperbaiki solusi

yang sudah diusulkan, pada tahap ini pendidik mengajarkan kepada peserta didik

untuk menerapkan pengetahuan yang telah didapat dan dipelajari sebelumnya.

3. Kelebihan Model Pembelajaran Context Based Learning (CBL)

Model pembelajaran Context Based Learning (CBL) memiliki kelebihan

diantaranya adalah:
16

a. Meningkatkan Motivasi belajar siswa.24

b. Membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman konsep

sains.25

c. Peserta didik dapat menghubungkan konsep sains dengan kehidupan

sehari-hari.

C. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains mengarahkan siswa untuk mengerjakan tidak

hanya memahami.26 Keterampilan proses sains atau KPS meliputi keterampilan

mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan, mengajukan

pertanyaan, mengajukan hipotesis, dan melaksanakan percobaan melalui

praktikum di sekolah, oleh karena itu diperlukan adanya penerapan suatu model

pembelajaran yang mampu meningkatkn kemampuan kognitif dan keterampilan

sains siswa.27 Penerapan model CBL dapat dijadikan solusi untuk

mengembangkan pembelajaran agar lebih bermakna, karena CBL dimulai dari

konteks dunia nyata, dan dapat memotivasi peserta didik untung menggunakan

poengetahuan awalnya, kemudian peserta didik diarahkan untuk belajar secara

berkelompok untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi

Seery (2014).

24
Sudibyo, Jatmiko, and Widodo. The Effectiveness of CBL Model to Improve Analitical
Thinking Skill The Students Of Sport Scienc, International Education Studies, Vol.9 No.4
25
Dori and Other, Context Based Learning and...................... , h.5.
26
Destisari Nurbani, Pengaruh Model Learning Cycle Terhadap Ketrampilan Proses Sains
Siswa SD Kelas IV Pada Materi Hubungan Antara Sifat Bahan dan Kegunaannya, Jurnal Pena
Ilmiah, Vol.1,No.1, 2016, h.211
27
Agnes Mega Kurniawati, Analisis Keterampilan Model Pembelajaran Problem Based
Learning dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Proses Sai9ns Pada Materi Sistem Koloid
Kelas XI SMAN 1 Batanghari, Artikel Ilmiah, juni 2018
17

Penerapan model CBL secara signifikan dapat meningkatkan keterampilan

sains siswa, hal ini terlihat dari proses pembelajaran yang lebih berpusat pada

siswa sedangkan pendidik berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa

dalam proses belajar mengajar berlangsung. Model CBL menuntut siswa untuk

aktif dalam membangun konsep secara mandiri, menghubungkan konsep dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehar-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat

Tural (2013:2) yang menyatakan bahwa model CBL terjadi hanya ketika peserta

didik memproses informasi baru atau pengetahuan sedemikian rupa sehingga

mareka dapat mengerti untuk membangun pengetahuannya sendiri, model ini

mengasumsi pikiran secara alami, mencari .makna dalam sebuah konteks yang

berkaitan dengan lingkungan sekitarnya dengan mencari hubungan yang rasional

dan terlihat manfaatnnya.

Proses belajar mengajar dengan melibatkan siswa aktif dalam

pembelajaran dan meningkatkan keterampilan proses sains para siswa.,

keterampilan proses sangat berperan dalam pengembangan konsep-konsep ilmiah

dan ketErampilan proses sains membantu membangun pengetahuan siswa. Tawil

dan Liliasari (2014:11).28

D. Materi Koloid

1. Pengertian

Koloid merupakan campuran dari dua zat atau lebih yang tersebar secara

merata dengan ukuran partikel terdispersi antara 1-1000 nm. Sedangkan sistem

28
Mulyati, Yeti, dkk. Ketrampilan Dalam Belajar Mengajar ( Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007)
18

koloid adalah bentuk campuran yang keadaanya terletak di antara larutan dan

suspensi (campuran kasar) dan memiliki sifat-sifat yang khas. Sistem koloid

merupakan suatu sistem dispersi, sistem itu merupakan campuran dari zat yang

tidak dapat bercampur, sistem ini terdiri dari dua fase yaitu, fase terdispersi dan

medium pendispersi.29

a. Suspensi

Suspensi merupakan sistem dispersi dengan ukuran relatif tersebar merata

dalam medium pendispersinya. Pada umumnya suspensi merupakan campuran

heterogen.

b. Larutan

Larutan merupakan campuran homogen karena tingkat ukuran partikelnya

adalah molekul atau ion-ion sehingga sukar dipisahkan dengan penyaringan dan

Centri fuge. Ukuran partikel zat terdispersi dan medium pendispersinya hampir

sama, maka sifat zat pendispersi dalam larutan akan terpengaruh (berubah) dengan

zat terdispersi.

c. Koloid

Koloid, merupakan campuran dari dispersi kasar dengan dispersi halus

dengan ukuran partikel-partikelnya antara 10-7 dan 10-5 cm. Dalam sistem

koloid, terdapat dua fase, yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi. Walaupun

Nampak sebagai dispersi homogen, namun koloid merupakan dispersi heterogen.

Ciri-ciri suspensi:

1) Dapat disaring

29
Heny, Ekawati Haryono, Kimia Dasar, (yogyakarta : CV Budi Utama, 2019)
19

2) Dua fase

3) Sifat antar zat tidak stabil, sehingga pasti akan memisah

4) Heterogen

5) Diameter partikel berukuran lebih dari 10-5 cm

Ciri-ciri larutan:

1) Tidak bisa disaring

2) Satu fase

3) Sifat antar zat stabil

4) Homogen

5) Diameter partikel berukuran kurang dari 10-7 cm

Ciri-ciri koloid

1) Dapat disaring, tapi dengan membran semipermeabel saja

2) Dua fase

3) Sifat antar zat stabil

4) Heterogen

5) Diameter partikel berukuran antara 10-7 s.d 10-5 cm

Ciri-ciri suspensi:

1) Dapat disaring

2) Dua fase

3) Sifat antar zat tidak stabil, sehingga pasti akan memisah

4) Heterogen

5) Diameter partikel berukuran lebih dari 10-5 cm


20

2. Jenis dan Contoh Koloid

Pada dasarnya, koloid terdiri atas dua komponen: zat terdispersi dan

medium pendispersi. Nah, dengan mengacu pada perbedaan fase terdispersi dan

medium pendispersi, terdapat 8 (delapan) jenis koloid yang ada, kedelapan jenis

koloid tersebut adalah:

Tabel 1.1 Jenis-jenis Koloid


Jenis Terdispersi Fase Contoh
Pendispersi

Aerosol Cair Gas Awan, Hair Spray, Kabut

Aerosol Padat Gas Debu di udara

Buih Gas Cair Buih sabun, whipped


cream

Emulsi Cair Cair Mayones, santan, susu

Sol Padat Cair Pasta gigi, sol emas, tinta

Buih padat Gas Padat Batu apung, karet busa,


Styrofoam

Emulsi padat Cair Padat Jelly, keju, margarin,


(gel) Mutiara

Sol padat Padat Padat Intan hitam, kaca


berwarna

3. Sifat – sifat Koloid

Koloid memiliki 8 (delapan) sifat, yaitu:


21

a. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah cahaya yang berhamburan oleh partikel koloid, di

mana partikel larutan berukuran lebih kecil dari pada partikel koloid. Oleh karena

itu, berkas cahaya dapat dihamburkan.

Gambar 2.1 Percobaan untuk menunjukkan efek tyndall oleh koloid

b. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak dari partikel koloid yang bisa dilihat

hanya lewat mikroskop ultra. Pergerakan acak tersebut disebabkan adanya

tumbukan.

Gambar 2.2 Percobaan untuk menunjukkan gerak brown oleh koloid

c. Absorpsi

Absorpsi adalah proses penyerapan, atau tepatnya penyerapan ion oleh

partikel koloid karena ukuran luas partikel koloid yang cukup besar. Dengan

begitu ion dapat menempel di permukaannya, baik ion positif maupun negatif.

Lebih jauh lagi, koloid pun dapat bermuatan sesuai muatan ion yang telah diserap.
22

Gambar 2.3 Percobaan untuk menunjukkan gerak brown oleh koloid

d. Koagulasi koloid

Koagulasi koloid merupakan penggumpalan partikel koloid karena koloid

mengandung muatan yang dinetralkan. Pada koloid bermuatan sejenis, koloid

tidak akan menggumpal karena ion saling tolak-menolak. Sedangkan koloid yang

muatannya telah dinetralkan tidak lagi tolak-menolak sehingga koloid bisa

berkelompok atau menyatu.

Gambar 2.4 Percobaan untuk menunjukkan proses koagolasi oleh koloid

e. Dialisis

Dialisis adalah pemurnian koloid agar bebas dari ion-ion pengganggu.

Contoh pengaplikasiannya adalah proses cuci darah alias hemodialisis.


23

Gambar 2.5 Percobaan untuk menunjukkan proses koagolasi oleh koloid

f. Elektroforesis

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik

karena adanya muatan yang terkandung di dalam partikel koloid tersebut. Kutub

negatifnya disebut katoda, sementara kutub positifnya disebut anoda.

Gambar 2.6 Percobaan untuk menunjukkan proses elektroforesis oleh koloid

g. Koloid liofil dan liofob

Sifat ini dapat ditemukan dalam sol, yang terbagi jadi dua jenis: liofil dan

liofob. Sol liofil merupakan partikel dengan zat terdispersi yang bisa menarik

mediumnya, sehingga ada gaya tarik-menarik antara keduanya. Sedangkan sol

liofob merupakan partikel dengan zat terdispersi yang tidak bisa menarik

mediumnya dan cenderung encer.


24

Gambar 2.7 Percobaan untuk menunjukkan proses elektroforesis oleh koloid

h. Koloid pelindung

Sol liofil pun dapat digunakan sebagai koloid pelindung dari sol liofob.

Dengan begitu, partikel sol liofil akan menjadi pelindung sol liofob dari

koagulasi.30

Gambar 2.8 Percobaan untuk menunjukkan proses elektroforesis oleh koloid

4. Peran Koloid dalam Kehidupan sehari-hari

Sistem koloid sangat banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, hal

ini disebabkan karena karakteristik koloid yang penting, koloid sangat

berpengaruh di bidang kehidupan seperti, bidang kedokteran, industri, sistem

hidup dan pertanian.31 Contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari diantaranya

adalah :

30
Wikke Yorita Agustin, Ika Febriana Syafitri, Smart Book Kimia SMA X,XI,XII,
(Jakarta :Grasindo, 2018)h. 127-128
31
A. Haris Watoni, Dini Kurniawati, (Kimia Untuk Siswa SM/MA Kelas xi,(Bandung:
Yrama Widya, 2016), h. 325
25

a. Industri kosmetik : susu pembersih muka, parfum, pasta gigi, sabun

b. Industri makanan : sirup, keju, mentega, susu, saus

c. Industri pertanian : peptisida atau obat-obatan semprot serangga dan

pupuk

d. Industri farmasi: obat-obatan

e. Industri lainnya : cat, keramik, plastik, kertas, lem, tinta, semen dan

lainnya.

Anda mungkin juga menyukai